KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 4, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 NOVEMBER 2019




IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 02 NOVEMBER 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 172)

Subtema: GIGI BAGAIKAN KAWANAN DOMBA

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena kasih dan kemurahan-Nya kita masih diijinkan untuk mengusahakan Ibadah Kaum Muda Remaja, sebagaimana biasa.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernama Manasye.
-       Yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, mari kita menyimak arti rohani dari kedua nama anak laki-laki Yusuf, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita masih memperhatikan tentang: KESUKARAN YUSUF.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi dalam tiga fase.
-       Fase yang pertama: Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: Yusuf berada di dalam penjara (Kejadian 40).

Kita masih berada pada fase yang kedua, yaitu: “Yusuf tinggal di rumah Potifar.”
Kejadian 39:6B
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Ketentuan firman Tuhan terhadap sidang mempelai Tuhan ialah “Manis sikapnya dan elok parasnya.”
Mengapa demikian? Karena mempelai perempuan Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.

Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sidang jemaat dikuduskan sesudah dimandikan dengan air dan firman, tujuannya; untuk menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Pendeknya: supaya jemaat kudus dan tak bercela.

Saat ini kita sedang dikuduskan dan dimandikan oleh air dan firman, tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menempatkan kehidupan muda remaja di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Dengan lain kata supaya pemuda remaja kudus tidak bercela.
Berarti kita tidak rugi datang di tengah-tengah Ibadah Pemuda Remaja ini, disaat dengar firman kita disucikan di hadapan diri-Nya menjadi cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, sama dengan; kudus tidak bercela.
Tuhan mau menempatkan kehidupan kita sedemikian rupa, begitulah perhatian Tuhan kepada kehidupan pemuda remaja, sebab itu jangan anggap enteng di tengah pemberitaan firman Tuhan, tidak boleh ngantuk, tidak boleh main-main, pikiran tidak boleh melayang-layang, tidak boleh pura-pura, tidak boleh berlaku munafik.

Kolose 1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah itulah bangsa kafir, sekarang diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya. Tujuannya: untuk menempatkan kita kudus tidak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Kita bersyukur karena bahwasanya kita ini adalah kehidupan yang dahulu hidup jauh, kita ini bangsa kafir tetapi Allah telah memperdamaikan kehidupan bangsa kafir kepada-Nya di dalam tubuh Yesus lewat kematian Yesus, anak-Nya yang tunggal.

Kita bersyukur bahwa bangsa kafir turut mendapat kemurahan untuk ditempatkan di hadapan diri-Nya sebagai sidang jemaat yang tidak bercacat, kudus dan tidak bercela di hadapan-Nya.

Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Supaya kehidupan kita ini kudus dan tidak bercela tiga perkara penting harus diperhatikan:
1.     Bertekun dalam iman.
Iman itu percaya walaupun tidak melihat, itu sebabnya kita bertekun lewat Ibadah Pemuda Remaja.
2.     Tetap teguh dan tidak bergoncang, berarti tetap setia kepada Tuhan.
3.     Jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
Pengharapan Injil, menunjuk kepada; Pengajaran Mempelai yang penuh kuasa untuk melabuhkan kehidupan anak-anak Tuhan juga pemuda remaja sampai ke belakang tabir yakni Ruangan Maha Suci.

Ibrani 6:19-20
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Pengaharapan itu yaitu Pengajaran Mempelai adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, karena Pengajaran Mempelai berkuasa untuk melabuhkan kehidupan kita sampai ke belakang tabir, yakni Ruangan Maha Suci, kita dibawa menjadi mempelai Tuhan.
Ruangan Maha Suci menunjuk kepada; kota segi empat. Sebab ukuran dari Ruangan Maha Suci itu ialah panjang, lebar, dan tingginya sama, sama dengan; 10 hasta x 10 hasta x 10 hasta = 1000 hasta.
Kalau Pengajaran Mempelai ini memberi keamanan, perlindungan, maka kita tidak usah ragu.



Wahyu 21:15-16
(21:15) Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. (21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.

Kota kudus Yerusalem baru bentuknya empat persegi, persis seperti Ruangan Maha Suci.
Jadi kita bersyukur kepada Tuhan bahwa pengharapan Injil itu menunjuk kepada Pengajaran Mempelai yang melabuhkan kehidupan muda remaja sampai Ruangan Maha Suci. Dan Pengajaran Mempelai ini aman bagi jiwa kita tentunya, tidak perlu ragu lagi.

Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Jangan mau digeser dari pengharapan Injil, jangan mau digeser dari Pengajaran Mempelai yang melabuhkan kehidupan kita sampai Ruangan Maha Suci membawa kita kepada Tuhan, aman bagi jiwa kita tentunya.

Sebagai bukti:
a.     2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Ayat ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai, tidak usah ragu disitu.
Kebanyakan orang Kristen mengenal Rasul Paulus hanya sebagai seorang penginjil dan mengadakan banyak mujizat, ternyata  Rasul Paulus juga pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai.

b.     2 Korintus 12:2-4
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga disebut Firdaus, dalam susunan Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci, berarti ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Tabernakel.

Tidak usah ragu lagi, Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel penuh kuasa untuk melabuhkan kehidupan muda remaja sampai Ruangan Maha Suci menjadi mempelai Tuhan berarti aman bagi jiwa kita.
Kalau sudah tahu Pengajaran Mempelai memberi rasa aman kenapa kita ragu? Kenapa kita pusing hanya soal perkara lahiriah, pusing karena soal keuangan, takut untuk melakukan firman hanya karena soal uang. Uang tidak memberi rasa aman, yang memberi rasa aman adalah Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Potifar saja mengalami rasa aman, dia tidak perlu memikirkan keperluannya karena Yusuf adalah gambaran Pengajaran Mempelai sudah mengurusi segala sesuatu yang ada di dalam rumah Potifar, hanya satu yang perlu kita urusi yakni soal makan.
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel penuh kuasa melabuhkan kehidupan kita dan tentu memberi rasa aman, yang lain-lain tidak memberi rasa aman. Inilah kelebihan kita saat ini di gunung Tuhan, gunung Sion.
Gunung Sion itu tegak berdiri di hulu gunung-gunung, menjulang tinggi di atas bukit-bukit, ini kelebihan gunung Sion dari gunung-gunung yang lain.

Kesimpulannya, Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk membawa kehidupan muda remaja untuk masuk di dalam pembangunan tubuh Kristus menjadi mempelai Tuhan itulah kota kudus, Yerusalem baru yang turun dari sorga dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Sesuai dengan Wahyu 21:2. Sesudah langit dan bumi yang pertama ini berlalu, kota kudus Yerusalem yang baru, turun dari sorga dari Allah yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

2 Petrus 3:11-14
(3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (3:12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Sambil menantikan langit yang baru dan bumi yang baru yakni kota kudus Yerusalem baru kita harus berusaha untuk hidup suci dan saleh. Tujuannya: supaya kita kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

2 Petrus 3:15
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

Rasul Petrus mengakui Rasul Paulus sebagai pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, hal itu juga diakui oleh rasul-rasul lain.
Kalau gereja tidak mengakui Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel itu adalah gereja bodoh, sementara Rasul Petrus mengakui bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Jadi panjang sabarnya Tuhan adalah suatu kesempatan bagi kita untuk beroleh selamat.
Waktu yang tersisa ini adalah kesempatan bagi kita untuk digunakan sebaik-baiknya, sehingga kemurahan bagi kita untuk menjadi suatu kehidupan yang tidak bercacat dan tak bercela di hadapan-Nya dan juga kita kedapatan dalam keadaan berdamai dengan Dia.
Dosa yang paling dibenci oleh Tuhan adalah dosa kenajisan, mari berdamai dengan Tuhan, menyingkir dari dosa kenajisan, jangan berbuat najis diluaran sana, di dalam rumah Tuhan seperti malaikat terang, tetapi main belakang. Ayo, mari kita berdamai dengan Allah, berusaha untuk menyingkir dari dosa kenajisan, sebab dosa yang paling dibenci adalah dosa kenajisan.

Kidung Agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.

Mempelai laki-laki sorga memuji mempelai perempuan-Nya, sebab mempelai perempuan itu sungguh amat cantik.
Cantik, sama dengan; elok parasnya, berarti; tidak bercacat dan tidak bercela.
Manis sikapnya dan elok parasnya inilah ketentuan firman Tuhan kepada sidang mempelai Tuhan, mengapa? Karena mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat, tidak boleh ada celanya, tidak boleh ada noda kekafiran.

Adapun kecantikan mempelai perempuan yang menjadi perhatian dari mempelai laki-laki ialah:
1.     Mata.
2.     Rambut.
3.     Gigi.
4.     Bibir.
5.     Mulut.
6.     Pelipis.
7.     Leher.
8.     Buah dada.

Selanjutnya kita akan memperhatikan delapan perkara yang menjadi bagian dari mempelai perempuan tersebut.
Sekarang kita akan melihat tentang: GIGI.
Rupanya gigi dari pada mempelai perempuan Tuhan ini menjadi sorotan dari Mempelai Laki-Laki sorga, maka ini juga harus menjadi perhatian kita. Kiranya Tuhan membukakan firman-Nya malam ini sehingga Tuhan juga memperhatikan gigi dari setiap kehidupan muda remaja.
Di sini dikatakan; “Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa perhatian Mempelai Laki-Laki sorga terhadap mempelai perempuan-Nya sungguh besar terhadap gigi yang dimiliki mempelai perempuan.

Pertanyaannya: pada waktu bagaimanakah gigi seseorang kelihatan?
Jawabnya: pada waktu senyum atau tertawa di dalam kebahagiaan.
Tidak mungkin gigi kelihatan pada saat seseorang marah dan diam seribu bahasa, berarti pujian dari Mempelai Laki-Laki sorga terhadap mempelai perempuan-Nya terucapkan pada saat melihat mempelai perempuan-Nya tersenyum dan tertawa dalam kebahagiaan.
Kita bersyukur kalau memang gigi dari mempelai perempuan menjadi perhatian dari pada Mempelai Laki-Laki sorga dan kita akan memasuki hal ini lebih jauh lagi.

Matius 5:1-12
(5:1) Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (5:2) Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (5:3) "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (5:4) Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5:5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (5:6) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(5:7) Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (5:8) Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (5:9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (5:10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (5:11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (5:12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Kotbah Yesus di bukit mengenai kesepuluh ucapan bahagia, pendeknya; senyum dan tawa dalam kebahagiaan sumbernya adalah firman Allah yang disampaikan itulah kotbah di bukit secara khusus kepada dua belas murid.
Berarti untuk menjadi mempelai Tuhan itu adalah orang-orang pilihan, sebagaimana Yesus menyendiri bersama-sama dengan dua belas murid di atas bukit.
Maka kalau saudara saat ini duduk diam dengar Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel itu adalah kemurahan Tuhan bukan suatu kebetulan, bukan karena saudara datang mencari pekerjaan, tetapi yang benar karena  Tuhanlah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan.
Mungkin karena ketidaktahuan kita dalam kebenaran di dalam Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini  awalnya kita datang untuk mencari pekerjaan, tetapi sesudah kita memperoleh pengetahuan yang benar maka kita harus siap untuk bertekun di dalamnya, artinya; tinggalkan pengertian atau mindset yang lama itu.
Jadi sekali lagi saya katakan senyum dan tawa dalam kebahagiaan sumbernya adalah firman Allah yang disampaikan itulah kotbah Yesus di atas bukit, tentang; kesepuluh ucapan bahagia.

Kita akan melihat pengalaman raja Daud, raja yang luar biasa, seorang raja yang berkenan di hati Tuhan supaya kita juga berkenan di hati Tuhan.
Sebelum kita membaca Mazmur 51:9-10, namun pada Mazmur 51:3-8; Daud mengakui kesalahannya terkait dengan perzinahan dengan Betsyeba, isteri Uria, orang Het itu. Daud minta ampun sejadi-jadinya kepada Tuhan dihadapan nabi Natan oleh karena dosa kenajisannya.
Kalau merasa kita pernah jatuh dalam dosa kenajisan, menangis malam ini bagaikan Daud pada ayat 3 sampai ayat 8, jangan sampai sudah jatuh dalam kenajisan (perzinahan) oleh karena kelicikan dari kenajisan itu kita masih bertahan dengan kekerasan hati, tetapi mari kita belajar untuk rendah hati seperti Daud. Setelah nabi Natan menegor dosa kenajisannya, Daud segera tersungkur di kaki salib. Segala tindak tanduk atau apapun yang kita perbuat di luaran sana tetap Tuhan tahu.
Saya tahu siapa orang yang berbuat zinah di luaran sana, karena saya memiliki Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, satu gerakan saja saya tahu. Tetapi belajarlah untuk rendah hati seperti Daud pada ayat 3 sampai ayat 8 dengan rendah hati mengakui kesalahannya kepada Tuhan di hadapan nabi Natan sebagai pengganti Samuel.

Mazmur 51:9-10
(51:9) Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! (51:10) Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

Daud berbahagia dan bersukacita karena dosanya telah diampuni oleh darah salib Kristus dan selanjutnya memberi diri disucikan oleh air dan firman Allah.
Jadi orang yang diampuni dosanya oleh darah salib selanjutnya memberi diri disucikan / dimandikan oleh air dan firman, berarti tekun di dalam hal mendengar firman Allah yang memberi kebahagiaan itu, itu yang akan memberi kebahagiaan.

Lebih jauh kita melihat kebahagiaan Daud ...
“Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah.”
Bersyukur sudah terima Pengajaran Mempelai jangan main-main lagi, saudara jangan berfikir bahwa Pengajaran Mempelai ini sama dengan pengajaran yang lain, tidak. Satu kali nanti kita akan mengerti itu, mungkin hari ini sama tanpa perbedaan, tetapi suatu kali nanti akan terjadi perbedaan yang luar biasa, sesuai dengan Wahyu 21:10-11; sesudah meterai dibukakan terlihat perbedaannya yang jahat semakin jahat yang suci semakin suci.

Sekarang lihatlah kebahagiaan Daud tadi, nubuatan ini dituliskan kembali oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 4:6
(4:6) Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:

Daud menyebut berbahagia, orang yang dibenarkan Allah, mengapa Daud mengatakan hal itu? Karena itu merupakan pengalaman Daud, dia berbahagia setelah dosa yang banyak itu diampuni oleh darah Yesus tetapi tidak berhenti sampai disitu, kebahagiaan itu memuncak sesudah ia dimandikan oleh air dan firman.
Maka pada saat kita senyum dan tawa dalam penuh kebahagiaan terlihatlah gigi yang putih, dan selekasnya Mempelai Laki-Laki sorga memuji mempelai perempuan-Nya. Sesudah dosanya diampuni oleh darah salib selanjutnya Daud dikuduskan oleh air dan firman dan memberi kebahagiaan, saat itulah Mempelai Laki-Laki sorga datang memuji mempelai perempuan-Nya.

Firman Allah yang membuat kita bahagia, karena firman Allah menyucikan kehidupan kita sekaliannya. Sebaliknya yang membuat manusia menjadi dalam kegeraman, amarah, emosi yang meluap-luap dalam penderitaan hebat itu karena dosanya.
Tetapi setelah dosanya diampuni oleh darah salib (hisop yang dicelupkan darah), selanjutnya memberi diri disucikan oleh air dan firman barulah tampil kebahagiaan, dalam kebahagiaan itulah terlihat gigi Mempelai Perempuan, lalu selekasnya Mempelai Laki-Laki sorga tampil memuji mempelai perempuan-Nya.
Tuhan Yesus baik, dosa apapun bisa diampuni oleh darah salib, tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh darah salib, hanya satu dosa yang tidak bisa diampuni yaitu dosa yang tidak diakui. Tidak diakui dosanya, tidak diampuni Tuhan dan orang semacam ini tidak pernah berbahagia.
Semua dosa dapat diampuni oleh darah salib, karena darah salib berkuasa menyucikan semua dosa tetapi sesudah kita mendapat pengampunan dosa segera kita datang kepada Tuhan untuk memberi diri disucikan oleh air dan firman supaya kita boleh mengalami kebahagiaan seperti kebahagiaan yang dialami oleh raja Daud. Dan oleh kebahagiaan inilah (pengalaman ini) dia sampaikan kembali kepada umat Tuhan termasuk kepada kita melalui hambanya yang diurapi itulah Rasul Paulus, bukan hanya kepada jemaat di Roma tetapi juga keluarga Allah jemaat GPT “Betania” Serang dan Cilegon, secara khusus malam ini kepada pemuda remaja. Kita bersyukur, bergembira karena Tuhan baik.

Roma 4:7-8
(4:7) "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; (4:8) berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

a.     Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya.
b.     berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.
Inilah kehidupan yang mengalami kebahagiaan, penuh senyum dan tawa, pada saat itu nanti Tuhan sebagai Mempelai Laki-Laki sorga memuji gigi dari pada mempelai perempuan-Nya.

Roma 4:9
(4:9) Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.

Kesepuluh ucapan bahagia sebagai kotbah Yesus di bukit, secara khusus ditujukan kepada dua belas murid, berlaku kepada bangsa kafir dan juga Israel.
Pendeknya, berlaku untuk semua orang, tidak terkecuali. Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan kita semua, tidak membeda-bedakan suku, kaum, bahasa, dan bangsa, tidak melihat apakah berkedudukan tinggi atau rendah ataukah kaya atau miskin, Tuhan tidak memandang bulu, Tuhan memperhatikan semua orang.

Mazmur 1:1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, (1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Berbahagialah orang yang;
1.     Yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.
2.     Yang tidak berdiri di jalan orang berdosa.
3.     Yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
Mengapa mereka berbahagia? Sebab kesukaan mereka ialah Taurat Tuhan, firman Tuhan itu yang memberi kebahagiaan penuh dengan senyum dan tawa.
Firman Tuhan itu yang memberi kesukaan, firman Tuhan itu yang memberi kebahagiaan, sehingga kehidupan pemuda remaja penuh senyum, penuh tawa dalam kebahagiaan itu sendiri, saat itulah terjadi puji-pujian dari Mempelai Laki-Laki sorga terhadap mempelai perempuan-Nya.

Tanda apabila Taurat Tuhan sudah menjadi kesukaan, yakni: merenungkan Taurat itu siang dan malam, sama dengan; memamah biak seperti lembu sapi siang hari makan rumput, malam hari mengunyah kembali, itu yang disebut memamah biak.
Jadi firman itu dikunyah kembali, direnungkan terus kembali, siang dan malam tidak menyingkir dari firman Tuhan melainkan merenungkan siang dan malam, bukan merenungkan yang najis bukan merenungkan yang lain-lain tetapi merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Itu kesukaan, itu kebahagiaan.

Selanjutnya kita akan memperhatikan pada ...
Kidung 4:2
(4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

“Gigimu bagaikan kawanan domba.
Kawanan domba, sama dengan; sidang jemaat yang tergembala, sama dengan rumah tangga atau suami isteri.
Jadi penggembalaan yang terkecil itu dalam rumah tangga yaitu suami dan isteri.
Sebab Tuhan berkata apabila dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama Tuhan maka Tuhan ada di tengah-tengahnya, kita ini sudah lebih dari dua atau tiga orang, kita ini kawanan domba Allah itulah kehidupan yang tergembala.
Kesimpulannya, gigimu bagaikan kawanan domba jelas ini berbicara tentang kehidupan rumah tangga yang memiliki senyum mempelai, yaitu hidup dan nikah rumah tangga yang bahagia karena telah mengalami penyucian oleh air dan firman.
Tanpa  penyucian oleh air dan firman setiap anggota rumah tangga akan mengalami kesusahan oleh banyaknya penderitaan.
-       Seorang isteri dalam kedukaan apabila melihat suaminya tidak memiliki kasih.
-       Seorang suami dalam kedukaan apabila isteri tidak dalam keadaan tunduk.
-       Anak-anak dalam kedukaan apabila melihat kedua orang tuanya menyibukkan diri di luar Tuhan.
-       Kedua orang tua dalam kedukaan apabila melihat anak-anak berada dalam pergaulan bebas di luaran sana.
Namun jangan kita berputus asa walaupun sedang mengalami krisis semacam ini, Yesus Mempelai Laki-Laki sorga akan segera mengulurkan kedua tangan-Nya untuk memberi pertolongan bagi kita, maka secepatnya kita datang dengan penuh penyerahan diri kepada-Nya. Kalau Tuhan turun tangan maka kita angkat dua tangan, yakni; penyerahan diri secepatnya kepada Tuhan.

Kalau kita sudah mengalami krisis semacam ini suami dalam duka, isteri dalam duka, orang tua dalam duka, anak dalam duka tidak perlu putus asa, tidak usah patah semangat dan kecewa sebab Yesus Mempelai Laki-Laki sorga akan segera mengulurkan tangan-Nya manakala kita mengangkat kedua tangan, datang kepada Dia menyerahkan diri secepatnya kepada Tuhan, jangan berlama-lama lagi.
Kalau tidak segera datang kepada Tuhan sesudah dengar firman ini, maka ada harga yang harus dibayar, ingat apa yang saya sampaikan ini.

Kidung 4:2
(4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

Di dalam Kidung Agung 4:2 juga dikatakan “Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan.”

Sekarang kita melihat dua perkara.
Yang pertama tentang: DICUKUR.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

“Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”
Jelas ini berbicara tentang penyerahan diri sepenuh di hadapan Tuhan. Prakteknya: mulut tidak terbuka atau kelu = tidak bersungut-sungut, tidak ngomel ketika memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Inilah dicukur berbicara tentang penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka sebab itu saya katakan kalau sudah mengalami krisis dalam rumah tangga; suami dalam berduka, isteri dalam berduka, anak-anak dalam berduka, orang tua berduka, jangan putus asa Mempelai Laki-Laki sorga segera mengulurkan tangan asal kita datang secepatnya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan bagaikan angkat dua tangan.

Seperti induk domba kelu di depan orang yang menggunting bulunya itu berbicara tentang penyerahan diri sepenuh, prakteknya tidak ngomel, tidak bersungut-sungut, tidak ngedumel dengan korban-korban yang ada di tengah ibadah dan pelayanan ini, untuk apa? Supaya semua masalah selesai, supaya kita berada di dalam senyum dan tawa dalam kebahagiaan, saat itu nanti Mempelai Laki-Laki sorga memberi pujian kepada mempelai perempuan-Nya.
Oleh penyucian firman Tuhan malam ini memberi kebahagiaan ada senyum, ada tawa, penuh kebahagiaan, Tuhan Mempelai Laki-Laki sorga akan memberi pujian segera asal kita mau angkat dua tangan, penyerahan diri, prakteknya; jangan bersungut-sungut.

Yang kedua tentang: KELUAR DARI TEMPAT PEMBASUHAN.
Dalam susunan Tabernakel terkena kepada Bejana (Kolam) Pembasuhan tembaga, ini berbicara soal:
1.     Baptisan air, menunjuk kepada; pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru.
2.     Pembaharuan, berarti kehidupan yang sudah dibaharui dari hari ke sehari.
3.     Penyucian oleh mandi air dan firman Allah.
Biarlah kiranya kita sekaliannya bagaikan kawanan domba selain dicukur juga keluar dari tempat pembasuhan.
Maka krisis atau penderitaan dalam nikah rumah tangga akan Tuhan selesaikan, kita kembali dalam senyum dan tawa penuh kebahagiaan, pada saat itulah Yesus Mempelai Laki-Laki sorga tampil untuk memuji mempelai perempuan-Nya.
Mempelai Laki-Laki sorga berkata; “Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan.”

Tentang yang berikutnya; “yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada,”  jika Tuhan ijinkan kita akan melihat hal itu di minggu yang akan datang.
Tetapi malam ini mari kita terima kebenaran firman Tuhan yang memberi kebahagiaan supaya pada saat itu nanti Yesus memberi pujian kepada mempelai perempuan-Nya, gigimu bagaikan kawanan domba.
Puji Tuhan masalah sudah selesai, penuh senyum, penuh tawa dalam kebahagiaan masalah selesai oleh firman yang menyelesaikannya.
Kotban di bukit tentang sepuluh kebahagiaan khusus kepada dua belas murid, khusus kepada orang pilihan, jadi mempelai wanita Tuhan adalah orang pilihan Tuhan.
Saya tahu ada diantara kita lewat mimpi Tuhan perlihatkan, seseorang sedang melawan firman Tuhan malam ini, tetapi bagi engkau yang rendah hati, terimalah firman disertai air mata. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment