KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, November 12, 2019

IBADAH KAUM MUDA, 09 NOVEMBER 2019


IBADAH KAUM MUDA, 09 NOVEMBER 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 173)

Subtema: GIGI BAGAIKAN KAWANAN DOMBA YANG BERANAK KEMBAR SEMUANYA DAN TIDAK MANDUL

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh kemurahan Tuhan kita diijinkan untuk mengusahan Ibadah Pemuda Remaja, sebagaimana biasanya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita lewat lawatan firman-Nya pada malam ini.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernama: Manasye.
-       Yang kedua bernama: Efraim.

Selanjutnya marilah kita menyimak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase:
-       Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya.” (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: “Ketika Yuauf berada di dalam penjara” (Kejadian 40)

Sekarang ini posisi kita masih berada di dalam FASE YANG KEDUA:  KETIKA YUSUF BERADA DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Saudara ketentuan firman Allah terhadap sidang mempelai Tuhan adalah manis sikapnya dan elok parasnya, mengapa demikian? Karena mempelai perempuan Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.

Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sidang jemaat dikuduskan oleh Tuhan sesudah dimandikan oleh air dan firman Allah.
Tujuannya ialah untuk memnempatkan sidang jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu.
Pendeknya, jemaat kudus dan tidak bercela.

Lebih jauh kita melihat tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang serupa itu.
Kolose 1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah yakni bangsa kafir telah diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya. Tujuannya: untuk menempatkan sidang jemaat kudus dan tidak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Jadi sengsara salib dan pengalaman kematian ini merupakan ketentuan Tuhan bagi sidang jemaat, kaum muda remaja, supaya kehidupan kita ini tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan Tuhan.

Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Supaya hal di atas nyata di dalam kehidupan kita, ada tiga perkara penting untuk diperhatikan:
1.     Bertekun dalam iman.
2.     Tetap teguh dan tidak bergoncang.
3.     Jangan mau digeser dari pengaharapan Injil.
Pengaharapan Injil, menunjuk kepada; Pengajaran Mempelai yang penuh kuasa untuk melabuhkan anak-anak Tuhan sampai ke belakang tabir yakni Ruangan Maha Suci menjadi mempelai Tuhan.

Ibrani 6:19-20
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Pengharapan itu yakni Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah merupakan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Mengapa demikian? Sebab Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk melabuhkan kehidupan muda remaja sampai ke belakang tabir yakni Ruangan Maha Suci dengan lain kata menjadi mempelai Tuhan.

Kita kembali membaca ...
Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Singkatnya, Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Jadi saya mau sampaikan sekali lagi dengan tandas, kita tidak perlu ragu dengan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel sebab kedua pengajaran tersebut berkuasa untuk melabuhkan kehidupan kita ini sampai kepada Ruangan Maha Suci, dengan lain kata menjadi mempelai Tuhan dan Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Sebagai bukti:
a.     2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai.
Mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki dan membawa mereka sebagai perawan suci kepada Kristus, jelas bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai.

b.     2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Tabernekel.
Diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga dalam susunan Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci, itu sebabnya saya dapat mengambil kesimpulan bahwa ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Tabernakel.

Lebih rinci ...
Ibrani 9:2-4
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

Tanda bahwa Rasul Paulus telah diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, ia dapat menunjukkan keadaan dari pada:
-       Ruangan Suci dengan dua alat di dalamnya, yakni:
1.     Meja Roti Sajian.
2.     Pelita Emas.
-       Ruangan Maha Suci dengan dua alat di dalamnya, yakni:
1.     Mezbah Pembakaran Ukupan Emas, jelas ini berbicara tentang doa penyembahan disertai dengan penyerahan diri sepenuh.
2.     Tabut Perjanjian, arti rohaninya:
1)    Takhta Allah, menunjuk kepada; ibadah dan pelayanan, sebab apabila ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan maka Tuhan ada di tengah-tengah kita.
2)    Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki sorga degan sidang jemaat sebagai Mempelai Perempuan-Nya berdasarkan kasih.

Jadi sudah sangat jelas bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Kesimpulannya, Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa untuk membawa gereja Tuhan masuk ke dalam rencana Allah yang besar yakni menjadi mempelai Tuhan yang tak bercacat tak bercela, kudus tak bercela.

2 Petrus 3:12-13
(3:12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Saat ini kita sedang menantikan langit yang baru dan bumi yang baru itulah kota kudus Yerusalem yang baru yang turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantian perempuan yang berdandan untuk suaminya, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama akan berlalu bahkan lautpun tidak akan ada lagi.

Jadi jelas saat in kita sedang menantikan langit yang baru, bumi yang baru, kota kudus Yerusalem baru itulah  mempelai Tuhan, kota idam-idaman.

2 Petrus 3:11, 14
(3:11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Sambil menantikan semuanya ini maksudnya, langit yang baru dan bumi yang baru atau kota kudus Yerusalem yang baru, kita harus berusaha, kita harus berjuang supaya kedapatan tak bercacat dan tak bercela di hadapan-Nya, bahkan dalam perdamaian dengan Dia.
Yang belum berdamai dengan Tuhan segeralah berdamai dengan Dia, berarti bertobat, tidak mengulangi kesalahan yang sama, kemudian kelanjutan dari pada pertobatan ialah; lahir baru berarti; masuk di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya, dan selanjutnya beralih kepada perkembangan-Nya yang penuh, yakni; hidup suci dan saleh.

Pendeknya, betapa suci dan salehnya kita harus hidup, tidak boleh bermain-main beribadah dan melayani pekerjaan Tuhan. Sebab jikalau tidak demikian maka tidak tertutup kemungkinan akan binasa, sebab segala sesuatu ini akan hancur secara demikian.

Berkaitan dengan itu ...
Kidung Agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.

Oleh karena kecantikan dari mempelai perempuan maka Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan-Nya dengan luar biasa.
Biarlah kiranya kita mendapat pujian yang sama dari Mempelai Laki-Laki sorgawi, yakni; Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, dan Mempelai Pria Sorga.
Cantik, sama dengan; elok parasnya, berarti tidak bercacat dan tidak bercela. Inilah yang menjadi ketentuan firman Tuhan terhadap mempelai perempuan Tuhan.

Adapun pujian Mempelai Laki-Laki terhadap mempelai perempuan-Nya, ialah:
1.     Mata.
2.     Rambut.
3.     Gigi.
4.     Bibir atau mulut.
5.     Pelipis.
6.     Leher.
7.     Buah dada.

Kita akan melihat tujuh perkara tersebut yang menjadi kelebihan dari mempelai perempuan tersebut. Kita masih melihat tentang: GIGI (seri 2).
Kidung Agung 4:2
(4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

Di sini dikatakan: “Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur...” Jelas ini berbicara tentang kebahagiaan dari mempelai wanita Tuhan, sebab ketika mempelai perempuan tersenyum dan tertawa dalam kebahagiaan maka gigi dari mempelai perempuan akan nampak.
Gigi tidak mungkin nampak jika seseorang dalam keadaan sedih, dalam keadaan amarah.

Kemudian kebahagiaan ini terjadi karena menerima penyucian oleh air dan firman Allah. Pada minggu yang lalu hal itu telah diterangkan kepada kita. Terkhusus tentang pribadi Daud dia merasakan kebahagiaan oleh karena pengampunan yang ia peroleh dari Tuhan dan selanjutnya Daud memberi diri disucikan oleh air dan firman, itu merupakan kebahagiaan.
Sebaliknya tanpa penyucian firman Allah nikah dan rumah tangga itu akan berduka;
-       Seorang suami akan berduka bilamana seorang isteri tidak tunduk.
-       Seorang isteri akan berduka bilamana seorang suami tidak mengasihi isteri.
-       Orang tua akan berduka bilamana anak-anak jauh dari Tuhan, dengan lain kata hidup dalam pergaulan bebas.
-       Anak-anak akan berduka bilamana orang tua sibuk dengan segala kesibukan-kesibukan duniawi.
Pendeknya, gigi tidak akan nampak bilamana seseorang berduka, jadi dalam keadaan marah dan sedih gigi tidak akan nampak.

Kesimpulannya, dalam susunan Tabernakel Kidung Agung 4:2 terkena pada Meja Roti Sajian (firman Allah), artinya: tanpa persekutuan dengan firman Allah tidak ada penyucian, dan tanpa penyucian firman tidak ada kebahagiaan.
Maka dalam setiap pertemuan ibadah puncaknya adalah mendengarkan firman Tuhan, memberi diri disucikan oleh firman Tuhan supaya kita boleh mengalami kebahagiaan, dengan demikian firman Tuhan tergenapi dan berkata gigimu bagaikan kawanan domba.

Kita lihat mengenai Meja Roti Sajian.
Imamat 24:5-7
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN. (24:7) Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Di atas Meja Roti Sajian terdapat dua susun roti masing-masing pada tiap-tiap susunnya terdiri dari enam ketul roti dan dibubuhi kemenyan tulen di tiap-tiap susunnya, artinya: selain senyum dan tawa dalam kebahagiaan, mempelai perempuan Tuhan juga hidup di dalam penyembahan oleh kuasa dan kebesaran firman Allah.
Sehingga kehidupan muda remaja semakin hari semakin ditandai kesukaan yang besar.

Jadi kuasa firman itu selain membuat kita tersenyum dan tertawa dalam kebahagiaan juga membawa kehidupan kita dalam penyembahan yang besar di hadapan Tuhan, sehingga kehidupan kita semakin hari semakin ditandai dengan suasana sorga, hidup di dalam kesukaan yang besar.

Sekarang kita kembali membawa ...
Kidung Agung 4:2c
(4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

Sekarang kita fokus memperhatikan kalimat yang mengatakan; “YANG BERANAK KEMBAR SEMUANYA, YANG TAK BERANAK TAK ADA.”
Jadi sebelum kita melihat arti rohani dari bagian c ini, terlebih dahulu pujian Mempelai Laki-Laki kepada mempelai perempuan diawali dengan: “Gigimu bagaikan kawanan domba.” Selanjutnya dilanjutkan dengan tiga perkara;
a.     Yang baru saja dicukur, jelas ini berbicara tentang penyerahan diri sepenuh di hadapan Allah, minggu lalu sudah saya sampaikan hal itu.
Prakteknya: kelu atau mulut tidak terbuka, dengan lain kata tidak bersungut-sungut, tidak ngomel di dalam memikul salibnya, sesuai dengan Yesaya 53:7, dan pada minggu lalu itu sudah diterangkan dengan jelas.
b.     Yang keluar dari tempat pembasuhan, jelas ini berbicara tentang:
1.     Baptisan air, menununjuk kepada; pengalaman Yesus di dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya.
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup lama.
Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu.
2.     Pembaharuan, biarlah kiranya kita mengalami pembaharuan akal budi dan juga manusia batiniah kita dibaharui dari hari ke sehari.
3.     Penyucian oleh mandi air dan firman Tuhan, itu berbicara tentang pembasuhan.
c.     Yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

Sekarang kita akan memasuki bagian c: YANG BERANAK KEMBAR SEMUANYA, YANG TAK BERANAK TAK ADA.
Mari kita berdoa kiranya Tuhan membukakan firman-Nya, selanjutnya memberkati kehidupan pemuda remaja, memulihkan kehidupan muda remaja, mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Beranak, berarti menghasilkan buah dengan lain kata berbuah oleh karena perbuatan baik.
Kalau seorang ibu mempunyai anak, maka anak yang dilahirkan itu disebut buah dari kandungan. Berarti beranak, sama dengan; menghasilkan buah atau berbuah.

Terlebih dahulu kita melihat ...
Yohanes 15:1-5
(15:1) "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. (15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. (15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Tinggal di dalam Tuhan disebut juga dengan persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar maka dia akan berbuah banyak, sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, tidak menghasilkan buah.
Pokok anggur, menunjuk kepada; Yesus Anak Allah. Sedangkan ranting-ranting, menunjuk kepada; anak-anak Tuhan, dengan lain kata kehidupan pemuda remaja.

Yohanes 15:2-3
(15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. (15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Syarat untuk berbuah banyak; senantiasa memberi diri dibersihkan oleh firman Tuhan, sebab hanya firman Allah yang sanggup dan berkuasa untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat di dalam diri kita masing-masing (benalu rohani). Tidak ada seorangpun manusia yang sanggup membersihkan diri-Nya dari noda, dari kotoran, dari dosa kejahatan dan kenajisannya, siapapun dia sekalipun dia memiliki pendidikan yang tinggi.

Saudara ingat diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, di luar Tuhan tidak menghasilkan buah, kita tidak dapat berbuat sesuatu yang baik kepada Tuhan. Tetapi jika kita di dalam Tuhan, dengan lain kata, dengan  ada persekutuan yang indah dengan Tuhan, seperti ranting yang melekat pada pokok anggur maka ranting itu akan berbuah banyak, dapat berbuat sesuatu yang baik inilah buah yang dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan.
Sebaliknya, di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, maksudnya buahnya tidak dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan.

Sekarang kita bandingkan dengan POHON ARA YANG TIDAK BERBUAH.
Markus 11:9-14
(11:9) Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, (11:10) diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!" (11:11) Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. (11:12) Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. (11:13) Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. (11:14) Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

Di dalam perjalanan Yesus ke bait Allah yang di Yerusalem, Ia merasa lapar dan Ia melihat pohon ara yang berdaun sangat hijau dan lebat, tetapi ketika Ia mendekat Ia tidak mendapat apa-apa selain daun hijau, sebab pohon ara itu tidak berbuah, akhirnya Yesus pun mengutuk pohon ara itu. Inilah situasi yang ada dalam perjalanan Yesus ke bait Allah yang di Yerusalem.
Banyak gambaran orang Kristen yang seperti ini, terlihat hijau rimbun, terlihat luar biasa di dalam melayani pekerjaan Tuhan, tetapi tidak berbuah, akhirnya Tuhan pun mengutuk pohon ara itu.
Daun hijau rimbun, berarti; terlihat rohani tetapi tidak berbuah, dengan lain kata, tidak dapat berbuat baik di hadapan Tuhan.

Markus 11:15
(11:15) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

Kemudian setibanya di bait Allah Yesus melihat orang-orang:
1.     Berjual beli, menunjuk kepada: roh antikris, terikat dengan cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.
2.     Meja-meja penukar uang, seharusnya di atas meja terdapat dua susun roti masing-masing terdiri dari enam ketul roti. Tetapi kenyataannya di sini didapati-Nyalah meja-meja penukar uang, cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.
3.     Bangku-bangku pedagang merpati, berarti di dalam bait Allah penuh dengan keakuan, ada kepentingan diri atau roh egosentris, itu yang terlihat di dalam bait suci Allah.

Apa arti kedua kisah ini bagi kita semua??
Markus 11:16-17
(11:16) dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. (11:17) Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

Arti rohani kedua peristiwa ini adalah jika hidup muda remaja tidak berbuah maka hati orang itu akan menjadi sarang penyamun bukan lagi rumah doa.
Menjadi sarang penyamun berarti:
-       Ada roh jual beli, menunjuk kepada; roh antikris.
Roh antikris itu berarti tubuh jiwa dan roh dikuasai oleh daging, itulah cap 666 di dahi maupun di tangan kanan.
-       Kemudian ada meja-meja penukar uang, menunjuk kepada; cinta akan uang, cinta kepada mamon.
-       Kemudian yang ketiga bangku-bangku pedagang merpati, itu menunjuk kepada; keakuan dan roh egosentris. Keakuannya tinggi, egosentrisnya tinggi.  Sehingga Allah tidak bertakhta di dalamnya, itulah sarang penyamun.

Bukankah saat ini kita sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem yang baru? Kota kudus, itulah mempelai Tuhan, bukankah itu sasaran perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini? Tetapi kalau tidak berbuah maka hati orang itu akan menjadi sarang penyamun, ini tidak bisa dipungkiri.
Apa sarang penyamun? Disitu ada roh jual beli; roh antikris, disitu ada meja-meja penukar uang; cinta uang/mamon akar dari segala kejahatan, disitu ada bangku-bangku pedagang merpati itu jelas menunjuk keakuan, egosentris, kalau bukan aku tidak bisa. Di dalam diri orang yang semacam ini Allah tidak bertakhta dan  menjadi sarang penyamun.

Tetapi di atas tadi kita sudah melihat bahwa Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan-Nya oleh karena kecantikan dari pada mempelai perempuan itu, salah satu pujian dari Mempelai laki-laki terhadap Mempelai Perempuan, yaitu: gigimu bagaikan kawanan domba, yang selanjutnya disitu dikatakan yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.

Jadi saudara ini harus kita perhatikan dengan baik, perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru harus diperhatikan jangan sampai kehidupan kita ini tidak berbuah, karena tidak ada persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Kehidupan semacam ini tidak berbuah dan akhirnya menjadi sarang penyamun.
Tanda sarang penyamun:
1.     Ada roh jual beli.
2.     Meja-meja penukar uang, hati cinta uang.
3.     Bangku-bangku pedagang merpati, jelas ini menunjuk keakuan, egosentris yang begitu tinggi sekali.
Tandanya: orang yang semacam ini selalu merasa kalau tidak ada saya, tidak bisa. Ibadah pelayanan yang kita usahakan ini adalah; pekerjaan Tuhan, anak-anak ku (pemuda remaja) semua ini pekerjaan Tuhan, ini bukan pekerjaan manusia.
Pekerjaan Tuhan akan berjalan terus sampai kita semua tiba di kota Yerusalem baru dan tidak ada satupun yang dapat menggagalkan rencana Allah ini karena rencana ini besar sekali.
Tidak boleh ada yang berpikir kalau tidak ada saya disitu tidak bisa berjalan, engkau salah berpikir, ini pekerjaan Tuhan.

Ini pekerjaan Tuhan, ini bukan pekerjaan manusia. Perjalanan menuju Yerusalem harus terlaksana, tidak bisa tidak, tidak boleh ada yang menggagalkan, siapapun.
Kalau tidak ada yang mau melayani Tuhan, batu-batu bisa Tuhan ubah menjadi anak-anak Abraham. Tidak boleh ada yang bermegah.

Supaya kehidupan kita betul-betul berbuah banyak, beranak kembar semuanya yang tidak beranak tidak ada, mari kita lihat JALAN KELUARNYA.
Markus 11:7-8
(11:7) Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. (11:8) Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. (11:9) Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,

Saudara di atas tadi sudah saya sampaikan perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini akan berakhir pada pesta nikah Anak Domba, menjadi mempelai Tuhan itulah yang disebut Yerusalem baru yang turun dari sorga dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya, ini akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Tetapi di dalam perjalanan rohani ini kita harus mengerti, bagaimana caranya supaya kita juga turut untuk dibawa masuk di dalam rencana Allah yang besar ini.
Mari kita lihat tiga perbuatan mereka:
1.     yebarkan ranting-ranting hijau.Mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya.
Biarlah kehidupan kita ini menjadi alasnya Tuhan untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru. Menjadi alas tempat duduknya Tuhan, mengapa? Karena kita mau melayani pekerjaan Tuhan, kita mau ditunggangi Tuhan sampai dibawa masuk Yerusalem yang baru, jangan berhenti di tengah jalan.
Ini perbuatan yang benar, menjadi alas tempat duduk Tuhan dengan lain kata ditunggangi oleh Tuhan karena kita mau melayani pekerjaan Tuhan untuk selanjutnya dibawa ke kota Yerusalem baru.bibiabiarlah kehidupan kita ini menjadi alasnya biar
2.     Menghamparkan pakaiannya di jalan.
Tidak sedikit orang Kristen mau menyerahkan segala sesuatunya, berbuat segala sesuatu hanya untuk Tuhan. Tetapi kalau hanya dihamparkan di tengah jalan, maka apabila Yesus melewatinya, semuanya sudah berlalu, maka pakaian itu diambil kembali (dipakai) untuk kepentingan dirinya. Ini kesalahan di dalam mengikuti Tuhan.
Banyak orang Kristen semacam ini, dia buka bajunya lalu dia hamparkan di jalan yang akan dilalui oleh Yesus tetapi sesudah berlalu dia ambil lagi pakaiannya untuk kepentingan dirinya. Ini tidak akan sampai kepada sasaran akhir perjalanan rohani, yakni; Yerusalem yang baru.
3.     Menyebarkan ranting-ranting hijau di jalan.
Ranting-ranting tidak akan lama bertahan sekalipun itu dilalui, sekalipun itu dihamparkan di jalan, sebab ranting-ranting kelak akan menjadi kering. Inilah ibadah tanpa persekutuan, melayani tanpa persekutuan yang indah dengan Tuhan, tidak akan bertahan lama.
Banyak orang Kristern melayani tetapi tidak ada persekutuan yang indah dengan Tuhan, tidak bertahan lama, lama-lama ranting akan menjadi kering.
Yang benar adalah keledai yang ditunggangi oleh Tuhan Yesus Kristus mengalasinya dengan pakaian mereka kemudian Yesus naik ke atasnya, itu yang benar, menjadi alas tempat duduk Tuhan karena kita mau melayani pekerjaan Tuhan dengan lain kata kita ditunggangi terus untuk dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru.
Mengalasi pakaiannya di atas keledai tadi, berarti ditunggagi oleh Tuhan karena kita mau melayani Tuhan.

Yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan disini adalah dalam Kidung Agung 4:2, disitu dikatakan bahwa, “YANG BERANAK KEMBAR SEMUANYA, YANG TAK BERANAK TAK ADA.” Jadi beranak kembar semuanya, berarti berbuah double, dengan lain kata; buahnya dua kali lipat.
Kalau awalnya kita dalam mengikut Tuhan tidak terlihat buah yang manis untuk dicicipi Tuhan, ayo belajar dari apa yang kita terima malam ini supaya kehidupan kita berbuah dua kali lipat (double). Kemudian, dikatakan di sini; dan yang tak beranak tak ada, berarti; semua menghasilkan buah, bahkan buah itu double (dua kali lipat), tidak mandul rohani karena kita menghasilkan buah double di hari-hari terakhir ini.

Kenikmatan di dunia ini sifatnya sementara saja tidak kekal, hal itulah yang membuat kita rugi lahir baik lahir maupun  batin, tapi kalau segala yang kita miliki itu diberkati oleh Tuhan bagaikan lima roti dua ikan sisa dua belas bakul.
Lima roti ini seakan-akan tidak sanggup untuk memberkati lima ribu orang tetapi kenyataannya setelah lima roti diberkati, lima ribu laki-laki makan sampai kenyang bahkan sisa dua belas bakul.
Inilah yang dimaksud yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada, tidak ada lagi kemandulan rohani, semua menghasilkan buah yang manis yang dapat dicicipi oleh Tuhan, setiap perbuatan baik itu buah manis yang dapat dicicpi oleh Tuhan bahkan berbuah double.
Tidak puas rasanya perbuatan baik hari ini kalau tidak kita ulangi lagi sampai double (dua kali lipat), karena cinta kita kepada Mempelai Laki-Laki adalah cinta mati, air yang banyak tidak akan dapat memadamkan cinta kepada Tuhan.

Biarlah buah itu dua kali lipat (double), bukan hanya berbuah tetapi juga double dan tidak ada lagi yang mandul rohani, semuanya berbuah sehingga buah itu dapat dicicipi dan dinikmati.
Yang sudah melayani  Tuhan sebagai seorang pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolektan, pemain musik, guru sekolah minggu, multimedia, bahkan pengetikan dan pengeditan kotbah, sangkor, semuanya itu merupakan buah yang manis yang dapat dicicipi oleh Tuhan. Bahkan di hari-hari terakhir ini buah itu menjadi buah yang double, tidak ada lagi yang mandul. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment