KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 19, 2020

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 JUNI 2020


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 JUNI 2020

KITAB KOLOSE
(Seri: 101)

Subtema: ISTERI YANG TERLEBIH DAHULU TUNDUK

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, kita diperkenankan untuk berada dalam hadirat-Nya, yaitu lewat perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Segera kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:18
(3:18) Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.” Pada minggu yang lalu, kita sudah diberkati oleh TUHAN lewat pengertian tentang tugas dan tanggung jawab dari seorang isteri yang memang harus tunduk kepada suaminya di hadapan TUHAN. 

Sekarang, timbul pertanyaan: Mengapa TUHAN memerintahkan isteri-isteri terlebih dahulu untuk tunduk kepada suaminya?
Kita akan melihat jawaban yang pasti dari 1 Korintus 11:8-9.
1 Korintus 11:8-9
(11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. (11:9) Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.

Beberapa alasan yang TUHAN nyatakan bagi kita malam ini ialah:
ALASAN YANG PERTAMA.
-          Bagian A: “Laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki”.
-          Bagian B: “Laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki”.

Mari kita temukan pembuktiannya dalam Kejadian 2.
Kejadian 2:7
(2:7) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

TUHAN membentuk manusia, itulah Adam, dari debu tanah.

Kejadian 2:18-20
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (2:19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (2:20) Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Laki-laki tidak baik hidup seorang diri; oleh sebab itu, TUHAN Allah membentuk dari tanah:
-          Segala jenis ternak.
-          Segala jenis binatang di udara.
-          Segala jenis binatang di hutan.
Dari tanah itu segala binatang diciptakan oleh TUHAN, dengan satu tujuan; untuk dijadikan penolong bagi Adam atau manusia. Kemudian, Adam memberi nama dari tiap-tiap binatang itu. Tetapi kenyataannya, Adam tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia dari binatang yang telah dinamai tadi. Jadi, seindah apapun nama dari seekor binatang, tidak dapat dijadikan sebagai penolong yang sepadan. Oleh sebab itu, kita sebagai ciptaan yang mulia, biarlah kita melepaskan diri dari tabiat binatang.

Kejadian 2:21-22
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Karena Adam (manusia) itu tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia, akhirnya TUHAN mengadakan operasi besar-besaran -- ini bukan operasi biasa --, lalu mengambil salah satu rusuk Adam, dan dari rusuk itulah TUHAN membangun atau membentuk seorang perempuan. Sesudah dibentuk (dibangun), lalu perempuan itu dibawa kepada Adam (manusia).

Kejadian 2:23
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Lalu berkatalah Adam: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.” Dari perkataan ini, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa; laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki, sesuai dengan 1 Korintus 11:8.
Selanjutnya, Adam kembali berkata: “Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Dengan demikian, laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki, sesuai dengan 1 Korintus 11:9.

Kembali saya sampaikan: Dari tanah itu segala binatang diciptakan oleh TUHAN, dengan satu tujuan untuk menjadi penolong bagi Adam. Tetapi kenyataannya, Adam tidak menjumpai dari binatang-binatang itu untuk dijadikan penolong yang sepadan bagi Adam. Oleh sebab itu, TUHAN membuat Adam tidur nyenyak, lalu selanjutnya mengadakan operasi untuk mengambil satu rusuk dari Adam, dan dari tulang rusuk itulah dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu diserahkan kepada Adam; dan itulah yang dijadikan sebagai penolong yang sepadan bagi Adam. 
Tetapi dari perkataan Adam pada Kejadian 2:23, maka terbuktilah apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 11:8-9, bahwa;
-          Laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki”.
-          Laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki”.
Jadi, terang saja, yang menjadi penolong di sini bukan laki-laki, tetapi perempuan.

Singkatnya, TUHAN membentuk dari tanah segala jenis binatang, tetapi kenyataannya, Adam tidak menjumpai (menemukan) seorang penolong yang sepadan bagi dia, kecuali perempuan -- yang dibangun (dibentuk) Allah -- itu. Mengapa demikian? Karena perempuan dibentuk (dibangun) dari tulang rusuk Adam, bukan dari tanah, seperti binatang-binatang tadi.

Kita akan melihat PENGGENAPAN dari nubuatan ini yang sudah digenapi oleh TUHAN Yesus Kristus dua ribu tahun yang lalu di atas kayu salib.
Yohanes 19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Kaki-kaki dari dua penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus itu harus dipatah-patahkan, lalu mayat-mayatnya itu harus diturunkan segera. Tetapi prajurit-prajurit itu tidak mematahkan kaki Yesus, sebab Ia telah mati; persis seperti Adam yang pertama, sebelum ia dibedah atau dioperasi, ia tidur dengan nyenyak -- sama dengan; ia telah mati --. Sehingga satu dari antara prajurit-prajurit itu menombak lambung Yesus, maka segera mengalir keluar darah dan air. Darah dan air adalah tanda kelahiran baru.

Dalam susunan Tabernakel;
-          “Darah” terkena pada Mezbah Korban Bakaran. Sedangkan Mezbah Korban Bakaran adalah gambaran dari salib, di mana binatang yang dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran itulah gambaran dari pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan. Singkatnya, Mezbah Korban Bakaran à Pertobatan.
-           “Air” terkena pada Kolam Pembasuhan. Kolam Pembasuhan à Baptisan Kristus, artinya; satu di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, sehingga dengan demikian lahirlah atau terbentuklah gereja TUHAN.
Jadi, tanda kelahiran adalah “darah” dan “air” ketuban, sehingga dengan demikian lahirlah atau terbentuklah gereja TUHAN. Hal ini sama dengan apa yang dialami oleh Adam yang pertama, di mana Adam yang pertama dioperasi, lalu TUHAN Allah mengambil satu tulang rusuk Adam, dan dari satu rusuk itulah dibangunkan seorang perempuan untuk selanjutnya dijadikan sebagai penopang, penolong yang sepadan. Jadi, penolong yang sepadan itu bukan binatang yang dibentuk dari tanah.

Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia;
-          Mezbah Korban Bakaran terkena pada tungkai bawah kaki manusia.
-          Sedangkan Kolam Pembasuhan Tembaga terkena pada tungkai atas atau disebut juga dengan paha.
Jadi, tungkai bawah dan tungkai atas (paha), akhirnya dijadikan sebagai penopang (penolong) dari rongga perut dan rongga dada.

“Rongga perut” à  RUANGAN SUCI, dengan tiga alat di dalamnya.
1.      Meja Roti Sajian. Bila dikaitkan dengan anatomi manusia à lambung dan usus 12 (dua belas) jari.
2.      Pelita Emas. Bila dikaitkan dengan anatomi manusia à isi perut yang lain (usus, hati, limpa dan ginjal).
3.      Mezbah Dupa Emas. Bila dikaitkan dengan anatomi manusia à  paru-paru, itulah doa penyembahan. Itu sebabnya, kalau seseorang suka merokok, menghirup banyak asap, maka sudah pasti paru-parunya kotor (penuh dengan asap).
“Rongga dada” à  RUANGAN MAHA SUCI, di dalamnya terdapat satu alat yang terutama, yakni Tabut Perjanjian.

Kesimpulannya: Yang menopang Ruangan Suci (rongga perut) dan Ruangan Maha Suci (rongga dada) ialah kehidupan yang sudah dibentuk dari rusuk Adam yang kedua, yaitu Yesus Kristus, oleh darah dan air tadi.

1 Korintus 15:58
(15:58) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Pembagian dari ayat ini, antara lain:
Kalimat YANG PERTAMA: “Berdirilah teguh.” Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia terkena pada tungkai bawah kaki manusia à  Mezbah Korban Bakaran.
Kalimat YANG KEDUA: “Jangan goyah.” Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia terkena pada tungkai atas (paha) à  Kolam Pembasuhan.
Kalimat YANG KETIGA: “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!” Kalau dikaitkan dengan anatomi manusia terkena pada pintu rahim à Pintu Kemah, artinya; dipenuhkan oleh Roh Kudus. Jadi, giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN, itu sama dengan kegiatan Roh.
Kalimat YANG KEEMPAT: “Persekutuan.” Dalam pola Tabernakel terkena pada Ruangan Suci, di mana di dalamnya terdapat tiga macam alat, yaitu:
1.      Meja Roti Sajian.
2.      Pelita Emas.
3.      Mezbah Dupa Emas.
Jadi, kita dibentuk untuk menopang pekerjaan TUHAN, yakni persekutuan dengan Allah Trinitas.
-          Meja Roti Sajian à Persekutuan dengan Firman Allah = Anak Allah.
-          Pelita Emas à Persekutuan dengan Roh Kudus (Roh Allah).
-          Mezbah Dupa Emas à Persekutuan dengan Allah Bapa, dengan tabiat-Nya yaitu kasih.
Jelas bahwa perempuan (gereja TUHAN) dilahirkan (dibentuk) untuk dijadikan sebagai penopang bagi laki-laki, bagi suaminya; untuk menopang rongga perut dan rongga dada.

Praktek menjadi penolong.
1 Korintus 11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

Perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya. Artinya, wibawa dari seorang wanita adalah harus ada tanda ketundukan. Jadi, praktek untuk menjadi penolong (penopang) ialah ada di dalam tanda ketundukan.

Sekali lagi saya tandaskan: Perempuan dibentuk untuk dijadikan sebagai penolong (penopang) bagi laki-laki, dengan prakteknya; ada di dalam tanda ketundukan.
Saat ini kita berada di dalam pekerjaan TUHAN. Kalau dipercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan untuk menopang pekerjaan TUHAN, maka harus ada di dalam tanda ketundukan. Itu sebabnya, TUHAN Allah terlebih dahulu memerintahkan isteri-isteri untuk tunduk kepada suaminya (laki-laki).

1 Korintus 11:14-15
(11:14) Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, (11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.

Menurut hukum alam:
-          Adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang.” Berarti, laki-laki tidak tunduk kepada perempuan.
-          Adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang.” Artinya, kehormatan dari seorang perempuan dilihat dari ketundukannya.
Jadi, kalau kita dibentuk untuk menjadi penopang di dalam pekerjaan TUHAN, tetapi juga harus ditandai dengan ketundukannya.

1 Korintus 11:15
(11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.

Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.” Artinya: ketundukan dari seorang perempuan, justru itu merupakan perlindungan bagi dia, itu adalah penghormatan bagi seorang perempuan.

Oleh sebab itu, jangan kita memutar balik fakta, karena hukum alam saja mengatakan, bahwa:
-          Adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang.
-          Adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang.
Dan kalau kita melihat, alam ini juga tunduk kepada perintah TUHAN; baik badai tunduk kepada perintah TUHAN, juga gelombang lautan tunduk kepada perintah TUHAN; itulah hukum alam. Oleh sebab itu, apa yang sudah ditetapkan oleh TUHAN, jangan hal itu diputar balik.

1 Korintus 11:16
(11:16) Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.

Jangan membiasakan diri untuk membantah apa yang telah TUHAN tetapkan.
-          Adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang.” Berarti, laki-laki tidak tunduk kepada perempuan.
-          Adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang.” Artinya, kehormatan dari seorang perempuan dilihat dari ketundukannya.
Inilah yang sudah TUHAN tetapkan; dan apa yang sudah TUHAN tetapkan tidak boleh diputar balik. Oleh sebab itu, jangan membiasakan diri untuk membantah apa yang telah TUHAN tetapkan, apapun alasannya, dan apapun resikonya.

Hal ini dapat kita lihat lebih rinci lagi dalam 1 Timotius 2.
1 Timotius 2:9-11
(2:9) Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, (2:10) tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. (2:11) Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.

Perhiasan rohani dari seorang isteri ialah berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh, sama dengan; taat. Ketaatan ini menunjukkan bahwa seorang perempuan tunduk kepada suaminya dalam segala sesuatu; inilah sikap seorang perempuan dalam ibadah jemaat. Biarlah kiranya hal ini bisa dipahami.

1 Petrus 3:3-6
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, (3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Tunduk, berarti; taat kepada suaminya, sama seperti Sara.
Taat, artinya; siap menerima ajaran dengan patuh. Singkatnya, 1 Petrus 3:3-6 sama dengan 1 Timotius 2:9-11.

Kita kembali membaca 1 Timotius 2:11.
1 Timotius 2:11
(2:11) Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.

Berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh = taat; inilah sikap dari seorang perempuan dalam ibadah jemaat.
Berarti, pengertian yang luas dari ayat ini ialah yang menjadi imam atau pemimpin di tengah-tengah sebuah ibadah pelayanan adalah seorang laki-laki atau kepala rumah tangga, bukan perempuan.

Sebagai praktek dari seorang perempuan yang menopang pelayanan; perempuan harus mempunyai rambut panjang -- berarti tunduk = taat, artinya; patuh pada ajaran yang benar --, sebab yang menjadi imam, kepala, pemimpin dalam sebuah ibadah pelayanan adalah seorang laki-laki, kepala rumah tangga.

1 Timotius 3:1
(3:1) Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."

Seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala atau pemimpin rumah TUHAN disebut juga dengan seorang penilik, dan itu merupakan pekerjaan yang indah.

1 Timotius 3:2-4
(3:2) Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, (3:3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, (3:4) seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

Syarat-syarat bagi penilik jemaat:
1.      Tak bercacat.
2.      Suami dari satu isteri.
3.      Dapat menahan diri.
4.      Bijaksana.
5.      Sopan.
6.      Suka memberi tumpangan.
7.      Cakap mengajar orang.
8.      Bukan peminum.
9.      Bukan pemarah, tetapi peramah.
10.  Pendamai.
11.  Bukan hamba uang.
12.  Seorang kepala keluarga.
13.  Disegani dan dihormati anak-anaknya.
Jadi, syarat-syarat yang ada ini, semua jelas menunjuk kepada pribadi seorang laki-laki, bukan pribadi dari seorang perempuan.
Terkhusus dari beberapa syarat di atas, yaitu;
-          Hal kedua: suami dari satu isteri.
-          Hal kedelapan: bukan peminum.
-          Hal kedua belas: seorang kepala keluarga.
Jelas hal-hal itu menunjuk (berkaitan) kepada seorang laki-laki, bukan seorang perempuan.

1 Timotius 3:5
(3:5) Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?

Jadi, seorang penilik jemaat adalah seorang suami atau seorang kepala rumah tangga yang baik, sehingga ia layak menjadi seorang penilik jemaat.

1 Timotius 2:12-13
(2:12) Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. (2:13) Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.

Perempuan tidak diizinkan mengajar dan memerintah laki-laki di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan. Sebaliknya, seorang perempuan hendaklah berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Mengapa harus demikian? Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.

Itulah alasan yang pertama, mengapa TUHAN terlebih dahulu memerintahkan isteri-isteri tunduk kepada suaminya, yaitu karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa untuk dijadikan sebagai penopang.

Beberapa alasan yang TUHAN nyatakan bagi kita malam ini ialah:
ALASAN YANG KEDUA.
1 Timotius 2:14
(2:14) Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.

Alasan yang kedua, mengapa TUHAN terlebih dahulu memerintahkan isteri-isteri tunduk kepada suaminya, yaitu karena bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Inilah alasan yang kedua mengapa TUHAN terlebih dahulu memerintahkan isteri-isteri untuk tunduk kepada suaminya.

Untuk menguatkan 1 Timotius 2:14, mari kita perhatikan Kejadian 3.
Kejadian 3:1-6
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Dari ayat yang kita baca ini; Singkatnya, Hawa jatuh dalam dosa karena ia digoda (diperdaya) oleh ular itu. Tetapi yang pasti, selama Hawa berbicara (berdialog) dengan ular itu, tidak melibatkan Adam sama sekali, sebenarnya betapa seorang perempuan sangat membutuhkan suami, sangat membutuhkan kepala.

Lihat, selama ada pembicara antara ular dengan Hawa, selama ular menggoda perempuan itu, ia sama sekali tidak melibatkan suaminya -- hal itu bisa kita lihat dari pembacaan ayat 1-6, yang merupakan dialog (pembicaraan) antara ular dengan perempuan itu --, sampai akhirnya perempuan itu jatuh dalam dosa. Artinya, seorang isteri amat sangat membutuhkan suami.

Itu sebabnya kalau kita perhatikan dalam Matius 8
Matius 8:18-20
(8:18) Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. (8:19) Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

“Kalau tubuh tanpa kepala”, maka tubuh menjadi “liangnya serigala” dan menjadi “sarangnya burung.”
“Serigala” à roh jahat. Pekerjaan dari serigala adalah untuk menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga domba-domba menjadi liar, tidak tergembala, beredar-edar. Kalau domba-domba sudah , tidak tergembala, beredar-edar, maka ia tidak akan mendengarkan gembalanya.
“Burung” à roh najis. Pekerjaan dari roh najis adalah menghambat pembangunan tubuh Kristus.

Jadi, betapa tubuh ini sangat membutuhkan kepala, isteri sangat membutuhkan seorang suami sebagai kepala. Kalau tubuh tidak melibatkan kepala dalam segala perkara, maka tubuh menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung, sama seperti Hawa yang diperdaya oleh ular, dan akhirnya jatuh dalam dosa.
Itu sebabnya, TUHAN terlebih dahulu memerintahkan isteri-isteri untuk segera tunduk kepada suaminya. Jadi, isteri-isteri harus melibatkan suami dalam segala perkara; di situlah letak keberhasilan dari terwujudnya pembangunan tubuh Kristus.

Sehebat apapun seorang isteri, sepintar-pintarnya seorang isteri, sebesar apapun kedudukan seorang isteri di bumi ini, ia tidak akan bisa mewujudkan pembangunan tubuh Kristus tanpa melibatkan suami. Hal itu berlaku secara jasmani, maupun rohani. Ini adalah Firman TUHAN yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.
Kalau isteri merasa hebat dan suami dianggap bodoh karena tidak mempunyai penghasilan, maka ia tidak akan bisa menjadi pendamai, ia tidak bisa menjadi pemersatu, karena yang menjadi pendamai adalah Kristus, yang adalah Kepala. Yang mempersatukan anggota-anggota tubuh adalah Kristus, yang adalah Kepala, Dialah suami, bukan isteri. Dalam hal ini, gereja Tuhan harus menyadarinya. Inilah alasan sehingga TUHAN terlebih dahulu memerintahkan supaya isteri-isteri tunduk kepada suaminya dalam segala sesuatu.
Lihat, sepatah kata yang keluar dari Suami, yaitu Kristus, yang adalah Kepala, hal itu bisa memberi kesembuhan. Jadi, jangan sampai seorang isteri merasa diri hebat dengan tidak melibatkan suami, karena oleh sepatah kata pun yang sakit bisa sembuh.

Ingat: Kita dibentuk untuk menjadi penopang. Prakteknya; berdiam diri saja; taat = patuh pada ajaran. Kalau kita dipercaya oleh TUHAN, sebab kita sudah dibentuk untuk menjadi penopang dan melayani pekerjaan TUHAN, maka prakteknya adalah taat, setia, dengar-dengaran.

Kemudian, perempuan itulah yang tergoda dan jatuh dalam dosa, bukan Adam. Dan kita sudah melihat, waktu ular menggoda perempuan, perempuan itu tidak melibatkan suaminya, akhirnya ia jatuh dalam dosa. Kalau kita melihat penggenapan nubuatannya seperti yang dikatakan Yesus kepada ahli Taurat tadi; mengikut TUHAN tetapi tidak menempatkan Kristus, sebagai Kepala, maka akhirnya tubuh menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung.
Mengikut TUHAN itu, berarti diawali dengan sangkal diri dan pikul salib, sesuai dengan Injil Matius 16:24-25.
-          “Menyangkal diri”, berarti; tidak bermegah, tidak sombong.
-          “Memikul salib”, berarti; memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh TUHAN.
Barulah “mengikut TUHAN”. Kemudian, kalau berbicara “mengikut TUHAN”, itu sama seperti benih gandum yang sudah jatuh ke tanah dan mati.
-          “Jatuh ke tanah” = merendahkan diri serendah-rendahnya.
-          “Mati” = daging tidak bersuara lagi.
Itulah yang dimaksud dengan mengikut TUHAN. Tetapi kalau mengikut TUHAN, namun tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, itu adalah pengikutan yang salah.

Oleh sebab itu, mau tidak mau, kita harus menerima alasan mengapa TUHAN terlebih dahulu memerintah isteri-isteri untuk tunduk kepada suaminya. Dua alasan yang pasti sudah kita terima dan sudah kita dengar; biarlah kiranya itu menjadi berkat bagi kita, membentuk kehidupan kita, dan akhirnya nanti membawa kehidupan kita rendah di kaki salib TUHAN. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment