KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, June 16, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 JUNI 2020



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 13 JUNI 2020

STUDY YUSUF
(Seri: 195)

Subtema: MENGHARGAI KARUNIA PEMBUKAAN FIRMAN ALLAH

Shalom.
Selamat malam dan bahagia kiranya menguasai setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN, terkhusus pemuda remaja, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, untuk mendapatkan pertolongan dari dua tangan kasih TUHAN.

Segera saja kita memperhatikan STUDY YUSUF, sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki:
-      Yang sulung bernama Manasye.
-      Yang kedua bernama Efraim.

Selanjutnya, kita akan melihat arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya; Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.       Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.       Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Kita masih memperhatikan KESUKARAN YUSUF yang dibagi dalam tiga fase.
-      Fase yang pertama: “Yusuf tinggal bersama saudara-saudaranya”Kejadian 37. -- Hal ini sudah disampaikan beberapa tahun yang lalu --.
-      Fase yang kedua: “Yusuf di rumah Potifar”Kejadian 39. -- Kita sudah melalui ini dan berakhir pada dua minggu yang lalu --.
-      Fase yang ketiga: “Yusuf berada di dalam penjara” Kejadian 40.

Kita sudah memasuki FASE YANG KETIGA, yaitu “Yusuf berada di dalam penjara”.
Untuk fase yang ketiga ini sudah diawali pada akhir dari Kejadian 39, yaitu Kejadian 39:20-23. Namun satu hal yang harus kita ketahui adalah sekalipun terpenjara, tetapi Yusuf hampir-hampir tidak merasakan kesusahan dan kesulitan-kesulitan yang berarti, sekalipun ia berada pada penjara yang paling dalam, yang disebut dengan liang tutupan.

Dunia ini sendiri merupakan penjara yang sangat besar bagi gereja TUHAN, bagi kehidupan muda remaja tanpa terkecuali. Namun Yesus, Anak Allah, telah membebaskan tawanan-tawanan, sesuai dengan Efesus 4:8, "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan." Kemudian pada Efesus 4:9 dikatakan: "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah." Bumi yang paling bawah, itulah bumi yang terdalam, lembah yang terdalam.  Dengan demikian, terjadi kelepasan dosa atau terbebas dari rongrongan dosa dunia ini.
Pendeknya, keberhasilan dari gereja TUHAN terletak pada pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, yang juga merupakan pengalaman dari Yusuf sendiri di dalam penjara -- sebagai gambaran dari sengsara dan pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus --. Jadi, sekalipun Yusuf berada di dalam penjara, namun hampir-hampir dia tidak mengalami kesusahan, hampir-hampir dia tidak mengalami kesulitan yang sangat berarti, sebab pengalaman kematian itu menawan penjara sehingga terbebas dari belenggu dosa dunia ini.

Sekarang kita akan memasuki pasal dan ayat yang baru.
Kejadian 40:1-4
(40:1) Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, (40:2) maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti itu. (40:3) Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung. (40:4) Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.

Sementara Yusuf berada dalam penjara, masuk pulalah dua orang tawanan lain dalam penjara tempat Yusuf dikurung. Adapun kedua orang itu ialah kedua pegawai istana raja Firaun; keduanya dimasukkan ke dalam penjara, karena dituduh berbuat makar terhadap Firaun.
Juru apapun kita di tengah ibadah pelayanan ini, -- dengan lain kata -- apapun karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, jangan sesekali kita mengadakan makar, memberontak di tengah ibadah dan pelayanan ini di hadapan TUHAN, apapun yang terjadi.

Adapun kedua pegawai istana raja Firaun itu adalah:
-      Yang pertama ialah kepala juru minuman raja.
-      Yang kedua ialah kepala juru roti (makanan) raja.

Namun, dibalik semua peristiwa ini, tentu akan mengandung makna yang sangat dalam, sekaligus memberi suatu pengertian yang indah dan manis; dibalik sengsara akan menyusul kemuliaan yang dari sorga, dan di situ kita akan menikmati segala keindahan-keindahannya. Memang, pengalaman kematian ini sangat unik, tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia.

Adapun kepala juru minuman dan kepala juru roti (makanan) itu merupakan bayangan dari pribadi TUHAN Yesus Kristus dalam korban-Nya di Golgota. Dalam hal ini, Yesus sendiri sudah terlebih dahulu mengatakannya kepada orang-orang Yahudi dalam Injil Yohanes 6, sebelum Ia menggenapi nubuatan dari Kejadian 40 ini -- yaitu nubuatan dari pada mimpi kepala juru minuman dan mimpi dari kepala juru roti (makanan) --.

Biarlah kiranya kita semua berdoa, supaya TUHAN terus bukakan firman-Nya di tengah-tengah penggembalaan kaum muda remaja, yaitu firman penggembalaan dari Study Yusuf.

2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya (pribadi Allah) menjadi dosa karena kita (orang berdosa).

Roma 8:2
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.

Singkatnya, tidak ada penghukuman bagi mereka yang hidup dalam Kristus Yesus. Dia telah naik, berarti Ia telah turun ke dunia orang mati (lembah yang terdalam) untuk membebaskan tawanan; jadi siapa yang hidup dalam Kristus Yesus, maka mereka dimerdekakan dari dosa.

Roma 8:3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Allah telah melakukan pembebasan terhadap dosa dunia dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal; Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging. Berarti, penghukuman atas dosa telah ditanggung oleh Yesus sendiri di atas kayu salib. Singkatnya, sesuai dengan nubuatan Yesaya 53:3-4, di atas kayu salib;
-      Yesus mencurahkan darah-Nya = anggur à kepala juru minuman.
-      Kemudian, Ia memberikan tubuh-Nya atau memecah-mecahkan segenap hidup-Nya = roti (makanan) à kepala juru roti (makanan).

Sebelum Ia menggenapi nubuatan dari mimpi kedua pegawai istana di dalam penjara, Yesus sudah mengatakannya kepada orang-orang Yahudi. Mari kita segera memperhatikan perkara itu di dalam Injil Yohanes 6.
Yohanes 6:51-56
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Yesus sendiri telah mengakui nubuatan dari nabi Yesaya 53:3-4, juga menggenapi nubuatan dari mimpi kedua pegawai istana raja Firaun, dan berkata kepada orang-orang Yahudi:
-      Daging-Ku adalah benar-benar makanan.
-      Darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Jadi;
-      Daging Yesus adalah bayangan dari juru roti (makanan).
-      Darah Yesus adalah bayangan dari juru minuman (anggur).
Firaun adalah bangsa kafir, demikian juga kita adalah bangsa kafir, namun malam ini kita boleh menikmati tubuh dan darah Yesus lewat Ibadah Kaum Muda Remaja, walaupun kita adalah bangsa kafir.

1 Korintus 1:23-24
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Yang pasti, salib Kristus maupun salib di Golgota -- yang merupakan tubuh dan darah Yesus Kristus -- adalah kekuatan Allah dan juga merupakan hikmat Allah.

Perlu untuk diketahui: Kekuatan yang dari Allah sifatnya kekal atau selama-lamanya, demikian juga dengan hikmat Allah sifatnya permanen, bukan semi permanen. Intinya di sini adalah salib di Golgota itu mendatangkan hikmat dan mendatangkan kekuatan.
Tiada seorang pun akan memperoleh hikmat, kalau salib Kristus asing bagi dia; tiada seorang pun memperoleh kekuatan, apabila salib Kristus asing bagi dia. Semakin kita tertindas, kekuatan akan semakin berkembang; semakin kita tertindas, hikmat Allah pun akan semakin bertambah-tambah. Oleh sebab itu, bagi kita, salib di Golgota bukanlah sesuatu yang asing. Biarlah kita, baik saya, maupun kehidupan muda remaja, anak-anak saya secara rohani, sama-sama belajar untuk berkorban di hadapan TUHAN, supaya kita memiliki sesuatu yang sangat indah dan berarti, itulah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Demikian juga dengan kita, bila kita rela masuk di jalan salib, maka TUHAN ingin memberikan karunia-karunia yang permanen itu; sebagaimana dengan Yusuf memiliki karunia-karunia oleh karena pengalaman salib, oleh karena pengalaman kematian, dan oleh karena karunia-karunia itulah Yusuf menjadi kaya, dan pada akhirnya menjadi seorang yang terhormat.
Yusuf dengan sadar sesadar-sadarnya, ia telah mengikuti (menempuh) jalur salib; dan itu sudah disampaikan beberapa minggu yang lalu.
-      Sekalipun Yusuf dilemparkan ke dalam sumur, ia tetap berdiam diri. Dan dalam kesempatan itu, jubah yang maha indah miliknya diambil.
-      Kemudian, Yusuf juga difitnah oleh isteri Potifar, namun ia juga tetap berdiam diri, dan ia menyerahkan pakaian kebenaran. Sekalipun pakaian kebenaran itu diputar balik; yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar, namun dalam hal itu pun ia tetap berdiam diri.
Itu merupakan jalan salib yang ditempuh oleh Yusuf, maka terang saja jika Yusuf memperoleh hikmat dan kekuatan dari Allah, sehingga oleh karena hikmat itu Yusuf menjadi kaya dan menjadi seorang yang terhormat kelak.

Sedikit, sebagai tambahan yang harus kita pahami tentang karunia:
Hal tentang sembilan karunia ditulis dalam 1 Korintus 12. Namun dari sembilan karunia itu, ada tiga karunia yang merupakan karunia pembukaan Firman Allah, yaitu:
1.       Karunia hikmat à Rasul.
2.       Karunia pengetahuan à Guru.
3.       Karunia menimbang roh à Gembala.
Kalau gereja TUHAN atau kehidupan pemuda remaja mau memperhatikannya dengan benar, maka kehidupan muda remaja akan bertahan dan kuat karena tekanan-tekanan oleh karena beratnya pergumulan yang kita alami di atas muka bumi ini. Oleh sebab itu;
1.       Anak-anak TUHAN harus dapat menghargai pelayanan dengan jabatan guru, supaya pengetahuan dan pengertian dinyatakan.
2.       Anak-anak TUHAN harus dapat menghargai pelayanan dengan jabatan kerasulan, supaya hikmat dinyatakan.
3.       Anak-anak TUHAN harus mencari kesempatan untuk tergembala dalam satu tempat penggembalaan yang baik dan benar, supaya kehidupan rohani kita terpelihara, termasuk karunia-karunia dan jabatan yang dipercayakan di dalam penggembalaan-penggembalaan atau di dalam rumah-rumah TUHAN.
Namun, bukan berarti karunia-karunia yang lain tidak penting -- saya tidak katakan demikian --, yaitu tiga karunia kuasa dan tiga karunia penyembahan; memang, itu semua penting. Namun mengingat begitu beratnya tekanan yang kita alami selama mendiami kemah tubuh ini, selama kita tinggal di bumi ini, maka;
-      Dibutuhkan karunia hikmat, dengan menghargai pelayanan kerasulan.
-      Dibutuhkan karunia pengetahuan, manakala kita menghargai jabatan guru.
-      Dibutuhkan karunia menimbang roh, manakala kita betul-betul tergembala dalam satu penggembalaan yang baik dan benar, sehingga semuanya terpelihara, baik karunia-karunia maupun jabatan-jabatan yang dipercayakan dalam penggembalaan di dalam rumah-rumah TUHAN.
Jadi, tiga karunia pembukaan Firman Allah itu sangat penting, mengingat begitu beratnya tekanan karena banyaknya pergumulan-pergumulan selama kita mendiami kemah tubuh ini, selama kita tinggal di bumi ini.

2 Korintus 5:2-4
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:3) sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. (5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.

Selama kita masih diam di dalam kemah tubuh ini, yang pasti kita mengeluh karena banyaknya tekanan, dengan demikian kita tidak mungkin dapat menerima kenyataan pahit semacam ini, jikalau kita tidak memiliki tiga karunia yang telah saya sampaikan di muka tadi, itulah karunia pembukaan, antara lain;
1.       Hikmat, sebagai hasil dari pelayanan kerasulan.
2.       Pengetahuan, sebagai hasil dari pelayanan seorang guru.
3.       Menimbang roh, sebagai hasil dari pelayanan seorang gembala.
Oleh sebab itu, kita harus menghargainya dengan baik, kita harus menghargainya dengan sungguh-sungguh.

2 Korintus 5:7-8
(5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat -- (5:8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

Di dalam tekanan yang berat, Rasul Paulus dapat bertahan, sebab dalam pengakuannya itu ia berkata: “Hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat, tetapi hati kami tabah.
Tidak ada seorang pun yang dapat tabah manakala mendapat tekanan oleh karena beratnya pergumulan selama hidup di atas muka bumi ini, selama mendiami kemah tubuh ini. Namun untuk menjadi orang yang percaya dan menjadi orang yang tabah, tentunya dibutuhkan karunia hikmat, karunia pengetahuan, serta karunia dapat menimbang roh -- atau dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik --.

2 Korintus 5:10
(5:10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Oleh sebab itu, semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidup ini, baik ataupun jahat. Singkatnya, setiap orang akan menghadapi takhta penghakiman, dan dia akan dihakimi pada hari TUHAN sesuai dengan perbuatannya. Maka, untuk mempersiapkan diri di dalam hal menghadapi takhta penghakiman, jelas;
-      Dibutuhkan karunia hikmat, sebagai hasil pelayanan dari kerasulan.
-      Dibutuhkan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, sebagai hasil pelayanan dari jabatan guru.
-      Dibutuhkan karunia menimbang roh, sebagai hasil manakala kita menghargai penggembalaan.
Jadi, untuk mempersiapkan diri manakala kita harus menghadapi hari TUHAN, menghadapi takhta penghakiman, maka dibutuhkan tiga karunia ini, dan itu sangat penting sekali. Tiadalah mungkin kita dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, kalau kita tidak memiliki karunia menimbang roh; oleh sebab itu, hargailah jabatan gembala demi masa depan yang indah.

Kita kembali membaca Kejadian 40.
Kejadian 40:5-8
(40:5) Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya -- baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu -- masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri. (40:6) Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. (40:7) Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?" (40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."

Pada suatu kali, bermimpilah kepala juru minuman dan kepala juru roti pada malam yang sama. Namun mereka tidak memahami arti mimpi masing-masing, yang sebenarnya mengandung arti rohani. Akibatnya, keduanya bermuka muram, sebab keduanya bersusah hati -- apa yang ada di dalam hati, itu terpancar pada raut wajah --.

Kita tentu sangat membutuhkan pembukaan Firman TUHAN, sebab apabila terjadi pembukaan Firman TUHAN, maka segala pintu yang tertutup akan terbuka, dengan lain kata; segala persoalan selesai, masalah selesai, sebab tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh pembukaan rahasia Firman TUHAN. Berbeda dengan orang yang mengalami pergumulan tanpa penyelesaian masalah, mengalami pergumulan yang berat tanpa solusi, tanpa ada jalan keluar; inilah yang membuat seseorang susah hati dan bermuka muram, berarti lahir batin menderita, lahir batin mengalami kesusahan.

Tetapi perhatikanlah kembali ayat 8B.
Kejadian 40:8B
(40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."

Yusuf berkata kepada keduanya: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Artinya, TUHAN sanggup membukakan rahasia firman, dengan kata lain, sanggup menyelesaikan segala pergumulan-pergumulan dan persoalan yang sangat menghimpit sekali. Oleh sebab itu, Yusuf kembali berkata kepada kedua pegawai raja Firaun: “Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.” Dengan demikian, Yusuf memberi suatu harapan, lewat pengertian dan hikmat Allah yang dia miliki.
Jadi, jelas bahwa kita sangat membutuhkan pembukaan Firman Allah. Oleh sebab itu, bantu doa, supaya kita boleh terus menikmati pembukaan Firman Allah dalam setiap ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan, secara khusus kaum muda remaja.

Selanjutnya, kita akan melihat tentang “Allah dapat menerangkan arti mimpi.”
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Pembagian kalimat dari ayat ini, ialah:
-      Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu.
-      Nabi yang beroleh Firman TUHAN, biarlah menceritakan Firman TUHAN itu dengan benar.
Artinya, pembukaan Firman Allah akan menjelaskan segala sesuatu dengan benar.
Yesus sendiri akan menggenapinya sesuai dengan pernyataan Yusuf, di mana Yusuf berkata: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Berarti, Yesus sendiri akan menggenapi supaya terjadi pembukaan rahasia Firman TUHAN.

Yohanes 10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Yesus berkata: “Akulah pintu.” Artinya, Yesus berkuasa menyingkapkan rahasia Kerajaan Sorga. Yesus adalah pintu, menunjukkan bahwa Yesus sanggup mengadakan pembukaan firman, lewat hamba-hamba yang dipercayakan oleh TUHAN dalam setiap pemberitaan Firman TUHAN.

Selanjutnya, Yesus berkata: “Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat.” Jikalau terjadi pembukaan rahasia firman, maka kita akan dibawa masuk lebih dalam, bahkan sampai kita berada di dalam suasana Kerajaan Sorga. Pada saat kita berada dalam suasana Kerajaan Sorga, di situlah kita bisa melihat keindahan-keindahan yang ada di dalamnya, dan tentu kita akan melihat kemuliaan Allah yang begitu luar biasa dan heran. Oleh sebab itu, pembukaan Firman TUHAN memberi jaminan keselamatan.

Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, maka akan dibawa masuk lebih dalam sampai kita berada dalam suasana Kerajaan Sorga untuk melihat betapa mulia-Nya TUHAN, melihat betapa indahnya suasana sorga. Berbeda dengan suasana di bumi; berapa banyak harta yang dia miliki, berapa tinggi jabatan, berapa besar kekuasaan seseorang di atas muka bumi ini, namun keindahannya tidak akan melebihi keindahan dari suasana sorga. Habis segala sesuatunya, maka habislah keindahannya, sebab yang ada ini sama seperti rumput, tetapi apabila rumput kering, maka bunga pun pasti gugur.

“Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat.” Yang pasti, selain menyelesaikan masalah -- segala pintu yang tertutup menjadi terbuka, sebab masalah terselesaikan --, pembukaan Firman Allah juga memberi jaminan keselamatan. Yang ada ini, perkara lahiriah, kedudukan, bahkan jabatan yang tinggi, tidak memberi jaminan keselamatan; harta, kekayaan, uang yang banyak tidak memberi jaminan keselamatan. Maka, kita mengambil kesimpulan: Pembukaan firman melebihi segala-galanya.
Bukankah di atas tadi sudah saya sampaikan, bahwa oleh karena hikmat, kelak Yusuf menjadi orang yang kaya dan yang terhormat. Jadi, pembukaan firman melebihi dari segala-galanya, sementara kedudukan, jabatan, harta, kekayaan, uang yang banyak tidak memberi keselamatan jiwa.

Ciri-ciri kehidupan yang diselamatkan: “ia akan masuk dan keluar.
Sampai sejauh itu TUHAN membawa kehidupan muda remaja, sampai sejauh itu TUHAN membawa kehidupan kita masing-masing, yaitu ia akan masuk dan keluar.

Tentang: “Masuk.”
Masuk, berarti; ada di dalam. Berarti, hanyut dan tenggelam dalam doa penyembahan.
Kita harus menghargai ibadah yang TUHAN percayakan, dan biarlah kiranya ibadah ini membawa kita sampai kepada puncak ibadah, berarti masuk lebih dalam untuk berada dalam doa penyembahan.
Puncak ibadah adalah doa penyembahan. Berikan diri kita masing-masing dipimpin dalam setiap ibadah-ibadah ini, supaya nanti dipimpin dalam penyembahan yang benar, sebagai puncak ibadah.

Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Kalau kita lihat tabiat dan pekerjaan-Nya, “seorang malaikat lain” yang dimaksud di sini itu menunjuk kepada pribadi TUHAN Yesus Kristus. Kemudian, di sini juga kita dapat temukan pribadi Yesus, Dialah malaikat yang kuat dan juga Imam Besar yang memimpin penyembahan dari orang-orang kudus untuk lanjut dibawa masuk dalam hadirat TUHAN, hanyut dan tenggelam dalam doa penyembahan.

Kita mempunyai seorang Imam Besar yang senantiasa mengadakan pendamaian terhadap dosa kita, dan Dia juga telah mendoakan kita dalam segala ratap tangis dan keluhan-keluhan, dan oleh karena kesalehan-Nya, doa-doa-Nya didengar oleh Bapa. 
Dia mendoakan Simon Petrus, pada saat Simon Petrus menghadapi ujian, pada saat Iblis menuntut Simon Petrus untuk menampi dia sebagai gandum, maka Simon Petrus tertolong, dan Yesus sendiri yang berkata: “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Dia adalah pendoa syafaat yang luar biasa, dan Dia juga seorang Imam Besar yang memimpin penyembahan kita untuk terus dibawa masuk dalam hadirat-Nya.

Oleh sebab itu, sekali lagi saya sampaikan: Biarlah kiranya kita selalu menghargai ibadah-ibadah, menghormati kemurahan TUHAN. Mengapa? Karena ibadah ini akan memimpin kita sampai kepada penyembahan yang benar; ibadah ini akan membawa kita sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Orang yang menjalankan ibadah tanpa pengertian, menjalankan ibadah tanpa hikmat, menjalankan ibadah tanpa menimbang roh; itu adalah suatu kesia-siaan, dia tidak akan tahu apa yang dia perbuat di tengah ibadah dan pelayanan ini, dia tidak akan tahu apa yang akan dia kerjakan di tengah ibadah pelayanan ini. Oleh sebab itu, jadilah Yusuf Yusuf yang menghargai hikmat serta karunia-karunia yang bersifat permanen, bukan semi permanen. Semi permanen itu sewaktu-waktu bisa dibongkar, contohnya; kalau lagi mood, kalau lagi ada keinginan, maka dia akan mengerjakannya, tetapi jika sudah tidak ada keinginan, maka dia lupakan ibadah dan pelayanan.

Itulah tentang “masuk”, di mana Yesus, sebagai Imam Besar, Dia telah memimpin kita untuk dibawa masuk dalam hadirat TUHAN, dengan lain kata; hanyut dan tenggelam dalam doa penyembahan.

Tentang: “Keluar.”
Tidak susah untuk mengerti tentang perkara “keluar” ini. Kalau tadi kita di dalam, namun akhirnya diijinkan TUHAN untuk keluar. Pengertian “keluar” di sini bukan berarti terhilang, tetapi “keluar” di sini memberi arti, yakni; menjadi suatu kesaksian yang heran.
Kalau kita berada di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, maka saat kita keluar akan menjadi suatu kesaksian yang heran; itulah ketujuh mata Allah, itulah Roh Allah, itulah kaki dian emas, itulah kesaksian yang heran, menjadi terang dunia di mana pun kita diutus. Jadilah terang dunia, jadilah kesaksian, jadilah ketujuh mata Allah, jadilah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Itulah arti “keluar”.

Wahyu 4:5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

“Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu”, ini merupakan suatu daya dan bobot yang besar di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita. Kemudian, “tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah”.

Namun, lebih terang lagi dalam Wahyu 5:6.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

“Bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.” Jelas, ini menunjuk kepada hamba-hamba TUHAN yang diutus menjadi terang, menjadi kaki dian emas, menjadi kesaksian yang besar dan heran.

Jadi, berbicara tentang “keluar” itu berbicara tentang pengutusan; dan di tengah-tengah pengutusan itu seorang hamba Tuhan  menjadi kesaksian yang besar, menjadi kaki dian yang besar dengan 7 obor menyala di atasnya, pendeknya menjadi terang dunia ini. 

Yesus telah menggenapi pembukaan firman, sebab Yesus telah menggenapi perkataan dari pada Yusuf kepada kedua pegawai raja Firaun, itulah juru minuman dan juru roti, di mana Yusuf berkata: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi?” Artinya, Allah sendiri yang menerangkan segala sesuatu.
Tetapi, di sisi lain, hamba TUHAN yang sudah menerima karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan di tengah ibadah pelayanan, juga harus memahami. Apa yang dimaksud “memahami” ?

Yohanes 10:2
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

Siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.” Berarti, seorang gembala juga harus masuk melalui pintu. Artinya, seorang gembala sidang harus memiliki pembukaan Firman TUHAN, itulah roh hikmat, roh menimbang, dan juga pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Alangkah malangnya manakala seorang gembala tidak memiliki pembukaan Firman TUHAN, sebab yang dirugikan di sini adalah domba-domba yang dilayani. Sebaliknya, domba-domba akan sangat diuntungkan kalau seorang gembala betul-betul masuk melalui pintu, dengan lain kata memiliki pembukaan Firman, itulah roh hikmat dan wahyu.
Oleh sebab itu, sidang jemaat doakan terus gembala sidang supaya TUHAN nyatakan karunia hikmat, pengetahuan dan menimbang roh, itulah pembukaan firman.

Yohanes 10:3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Di sini dikatakan: Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya, mendengarkan pembukaan Firman Allah dari seorang gembala sidang. Selanjutnya, gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya, berarti oleh karena pembukaan Firman TUHAN, membawa kita sampai dikenal oleh TUHAN. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, juga menuntunnya ke luar. Pertanyaannya: Mengapa domba-domba dituntun ke luar?

Yohanes 10:14-16
(10:14) Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku (10:15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (10:16) Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Tujuan domba-domba dituntun ke luar adalah untuk menjadi satu kawanan dengan satu gembala, dengan kata lain; terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, di mana bangsa kafir bersatu dengan bangsa Israel.
Pengajaran Mempelai yang sudah kita terima ini akan menuntun kita keluar supaya kita menyatu dengan kawanan domba yang lain, sampai akhirnya memuncak, yaitu kafir dan Israel menjadi satu.

Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Di sini kita dapat melihat dengan jelas, bahwa; mempelai TUHAN menjadi terang yang besar.
Orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, bagaikan kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Berarti, jelas bahwa mempelai TUHAN menjadi suatu kesaksian yang besar, menjadi terang yang ajaib; itulah saat “keluar”.

Wahyu 21: 11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Terang yang ajaib itu sama seperti permata yang paling indah, itulah permata yaspis, jernih seperti kristal. Kristal, berarti; transparan, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, berarti; luar dan dalam sama; itulah yang disebut cahaya kemuliaan Allah. Sehingga pada saat “keluar”, inilah yang disebut terang yang ajaib, menjadi suatu kesaksian yang ajaib, sampai akhirnya bangsa kafir menyatu dengan bangsa Israel, menjadi satu kawanan dalam pesta nikah Anak Domba.
Inilah akhir dari perjalanan rohani kita, di mana kita dituntun sampai kepada penggembalaan yang sempurna, yaitu pesta nikah Anak Domba; kafir dan Israel menyatu, itulah kota kudus, Yerusalem yang baru.

Malam ini kita sudah melihat penampilan pribadi Yesus Kristus, Dialah Mempelai Pria Sorga, lewat kisah dari pada Yusuf yang berada di dalam penjara. Namun, itu adalah jalan salib, sehingga dengan demikian Yusuf memiliki hikmat Allah dan kekuatan Allah. Hikmat, itu merupakan karunia dari Allah yang bersifat permanen, bukan semi permanen, sehingga kelak Yusuf menjadi pribadi yang kaya dan yang terhormat. Biar bagaimana pun seseorang memiliki title atau ijazah yang tinggi, dia tidak akan bisa terhormat dengan cara TUHAN yang ajaib.
Tetapi di sini kita melihat, Yusuf adalah suatu kehidupan yang sangat luar biasa. Yusuf harus menempuh jalan salib, itu sebabnya dia rela masuk dalam penjara, liang tutupan, itulah pengalaman kematian (lembah yang terdalam). Dan kita telah melihat, di dalam penjara atau di dalam pengalaman kematian, begitu luar biasa hikmat yang telah terjadi, sehingga banyak perkara yang luar biasa terjadi atas Yusuf selama dia berada di dalam penjara, antara lain;
-      Yang pertama; kepada Yusuf dipercayakan untuk mengurus semua tawanan dan dia berhasil (sukses).
-      Yang kedua; Yusuf memberi suatu harapan lewat pengertian, itulah pembukaan firman kepada dua pegawai yang bermimpi dalam satu malam, namun mereka tidak mengerti arti mimpi itu, sehingga membuat mereka resah, lahir batin mengalami kesusahan.

Tetapi malam ini, sungguh heran TUHAN kita, Dia sangat memperhatikan kehidupan muda remaja. Sekalipun kita ini bukan siapa-siapa, kita ini bukanlah keturunan bangsawan, mayoritas di antara kita bukan keturunan pejabat, singkatnya; kita ini adalah orang yang papah, tersingkirkan di bumi ini. Tetapi orang yang tidak diperhitungkan oleh dunia, sangat diperhitungkan oleh TUHAN Yesus, karena kita membutuhkan karunia hikmat, pengertian dan menimbang roh.
-      Hargailah pelayanan kerasulan, supaya kita memperoleh hikmat.
-      Hargailah pelayanan jabatan guru, supaya kita memperoleh pengetahuan.
-      Hargailah penggembalaan ini, supaya segala sesuatunya terpelihara dengan baik.
Sampai akhirnya, nama TUHAN dipermuliakan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment