KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, June 14, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 JUNI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 JUNI 2020


KITAB RUT
(Seri: 96)

Subtema: MENYANGKAL KARENA MENGABAIKAN FIRMAN TUHAN

Shalom.
Selamat malam bagi kita semua. Salam sejahtera dan bahagia, salam kasih dalam TUHAN kita Yesus Kristus.
Mari kita mohonkan kemurahan dari hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita. Saya tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak TUHAN, hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.

Segera saja kita memeriksa firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, dari KITAB RUT. Kita akan memperhatikan Rut 2:21, namun ayat 21 ini terkait dengan ayat 20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita." Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut, menantunya itu, bahwa Boas adalah kaum kerabat atau saudara terdekat mereka; ialah salah seorang yang wajib menebus mereka, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Israel, yang ditulis dengan jelas di dalam Imamat 25:24-25.
Kemudian, nubuatan ini -- yaitu kaum kerabat atau saudara terdekat sebagai salah seorang yang wajib menebus -- telah digenapi oleh Yesus, Anak Allah, dua ribu tahun yang lalu. Hal ini ditulis dengan jelas dalam Injil Matius 20:28, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang -- terhadap orang-orang yang terjual kepada maut, seperti Rut dan Naomi --” Berarti, orang yang melayani TUHAN, mengambil bagian di tengah ibadah dan pelayanan, sudah seharusnya siap untuk mengorbankan segala-galanya, mengorbankan segala sesuatunya, dengan lain kata; hidup matinya dipersembahkan hanya untuk TUHAN saja.

Jadi, kita datang menghadap TUHAN dan berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan satu tujuan, yaitu untuk melayani TUHAN, bukan untuk dilayani. Berarti, kita melayani TUHAN dengan tidak ada kepentingan, tidak ada motivasi, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, kita akan memasuki ayat 21.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."

Setelah mendengarkan penjelasan dari Naomi, mertuanya itu, sontak saja Rut teringat kembali dengan perkataan Boas.
Jadi, Rut 2:21 sama dengan Rut 2:8.

Boas rohani, itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, di mana perkataan-Nya selalu diingat oleh murid-murid-Nya.
Contoh peristiwa:
a.       Satu kali pada Injil Matius.
b.      Dua kali pada Injil Lukas.
c.       Tiga kali pada Injil Yohanes.

Contoh peristiwa BAGIAN A: Satu kali pada Injil Matius telah diterangkan pada mingggu yang lalu, secara khusus Matius 26:75.

Sekarang kita akan melihat keterangan dari contoh peristiwa BAGIAN B: Dua kali pada Injil Lukas.
Pada Injil Lukas, ada dua kali contoh peristiwa ketika murid-murid teringat dengan perkataan Yesus, antara lain:
YANG PERTAMA.
Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya ...” Inilah hal yang pertama yang diingat oleh murid-murid Yesus, secara khusus diingat oleh Simon Petrus.
Sebetulnya, hal yang pertama pada Injil Lukas ini, telah disampaikan pada minggu yang lalu, sebab kisah ini sesuai dengan contoh peristiwa satu kali pada Injil Matius, tepatnya Matius 26:75.

Kembali kita membaca ayat 61.
Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

“Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” Inilah perkataan Yesus yang pertama pada Injil Lukas 22, yang diingat oleh murid-murid, secara khusus diingat oleh Simon Petrus.

Mari kita melihat PENYANGKALAN SIMON PETRUS sebanyak tiga kali.
Lukas 22:56-60
(22:56) Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia." (22:57) Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!" (22:58) Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!" (22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea." (22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

Simon Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan YANG PERTAMA, pada Lukas 22:57, di mana Petrus berkata: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
Penyangkalan Petrus yang pertama ini menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui bahwa ia pernah bersama-sama dengan Yesus kurang lebih 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya. Dalam kurun waktu 3.5 (tiga setengah) tahun, sebenarnya Simon Petrus telah menikmati hal-hal yang indah ketika bersama-sama dengan Yesus.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
I. Simon Petrus menikmati dan menerima pemberian.
Yohanes 1:40-43
(1:40) Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. (1:41) Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." (1:42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)." (1:43) Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"

Pada waktu perkenalan pertama, kepada Simon, Yesus memberi nama baru, yaitu Kefas, artinya; Petrus.

Wahyu 2:17B
(2:17) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya."

Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi …” Diberikan manna yang tersembunyi, artinya; TUHAN nyatakan pembukaan Firman TUHAN.
Selain itu, “ … Dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya.” TUHAN mengaruniakan batu putih kepada kita, yang di atasnya tertulis nama baru.

TUHAN terus-menerus membaharui kita dengan kuasa Firman Allah dan kuasa Roh Kudus, dan nama kita juga turut dibaharui. Mengapa demikian? Mengapa nama kita harus dibaharui? Alasannya ialah, karena sekarang ini nama kita tidak bisa dibawa ke sorga, sebab sudah banyak dosa yang kita lakukan dengan nama itu. Untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, maka nama itu harus diganti dengan “nama baru”.
Contoh: Abraham menerima nama baru dari TUHAN, di mana peristiwa (kisah) itu ditulis dalam Kejadian 17:5. Sebelum menerima janji dari Allah, nama Abraham adalah Abram. Nama “Abram” diganti dengan nama “Abraham”, di mana di tengahnya disisipkan huruf “H”. Huruf “H” menunjuk kepada “YAHWEH”, itulah nama Allah. Jadi, nama Abram di tengah-tengahnya disisipkan huruf “H”. Lalu, pemberian nama baru itu disahkan pada saat penyunatan, di mana peristiwa (kisah) itu ditulis dalam Kejadian 17:11.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, bahwa: Sekarang ini nama kita ini tidak bisa dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, karena kita sudah berdosa bersama dengan nama itu. Maka, mau tidak mau, nama itu harus diganti dengan “nama baru.”
Tetapi puji TUHAN, kepada kita telah dikaruniakan batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru. TUHAN terus menerus membaharui kita lewat Firman Allah yang berkuasa dan Roh Kudus, juga membaharui nama kita sampai kita menerima nama baru.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
II. Simon Petrus menerima kepercayaan.
Matius 4:18-20
(4:18) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, Andreas, dan saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. (4:19) Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (4:20) Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Petrus dipanggil dan dijadikan sebagai penjala manusia. Untuk menjadi pelayan-pelayan TUHAN, itu merupakan suatu kepercayaan dari TUHAN kepada seorang hamba TUHAN. Oleh sebab itu, hargailah apa yang sudah dipercayakan oleh TUHAN dengan sungguh-sungguh, jangan bermain-main.

Syarat untuk menjadi hamba TUHAN:
1.      Meninggalkan jalanya. Berarti, melepaskan segala perkara-perkara lahiriah, melepaskan segala perkara yang ada di bumi; semuanya itu ditinggalkan.
2.     Mengikut Dia atau mengikut TUHAN. Praktek mengikut TUHAN ialah menyangkal diri, memikul salib, ikut TUHAN.
-   Menyangkal diri, sama dengan; tidak bermegah, tidak sombong, sekalipun memiliki kelebihan-kelebihan.
-   Memikul salib, berarti; bertanggung jawab di tengah ibadah dan pelayanan, apapun kepercayaan TUHAN tetap bertanggung jawab.
-      Ikut TUHAN, berbicara tentang; pengalaman kematian, sama seperti benih gandum yang jatuh ke tanah dan mati. 
  Ø  Jatuh ke tanah, itu berbicara tentang; kerendahan hati.
  Ø  Mati, berarti; daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging di tengah ibadah dan pelayanan.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
III. Simon Petrus menerima dan ditetapkan sebagai Rasul.
Matius 10:1-2
(10:1) Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. (10:2) Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,

Petrus bersama dengan murid-murid Yesus yang lain diutus sebagai Rasul; dan di tengah-tengah pengutusan itu, mereka menerima kuasa dari TUHAN, sehingga berkuasa untuk mengadakan mujizat -- sehingga yang sakit sembuh, dan juga berkuasa untuk mengusir setan.
Jadi, jelas bahwa hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus adalah di mana Petrus menerima dan ditetapkan sebagai rasul dan menerima kuasa di tengah-tengah pengutusannya.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
IV. Simon Petrus menerima dan merasakan mujizat dan pertolongan TUHAN.
Matius 14:27-31
(14:27) Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (14:28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." (14:29) Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (14:30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" (14:31) Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Pada ayat 29, di sini kita melihat; Simon Petrus berjalan di atas air. Namun, pada ayat 30, Petrus tenggelam lalu berteriak minta tolong kepada Yesus. Dan pada ayat 31, Yesus segera mengulurkan tangan-Nya untuk memberi pertolongan kepada Simon Petrus. Dengan demikian, Simon Petrus menerima dan merasakan mujizat dan pertolongan TUHAN; inilah bagian yang dialami oleh Simon Petrus selama 3.5 (tiga setengah) tahun bersama-sama dengan Yesus.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
V. Simon Petrus menerima pengetahuan yang benar dari Allah.
Matius 16:15-17
(16:15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16:16) Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (16:17) Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Arti rohaninya, Simon Petrus mengenal Yesus secara lengkap, atau yang disebut juga dengan Injil Sepenuh, itulah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Mesias, Anak Allah yang hidup”, kalimat ini dibagi menjadi dua bagian:
Bagian Pertama: “Mesias”, artinya; Yang Diurapi. Di dalam Alkitab, secara khusus Perjanjian Lama, ada tiga pemimpin yang diurapi oleh TUHAN, yaitu raja, imam, nabi.
1.      Raja = Injil Matius, yang berbicara tentang; kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
2.      Imam-imam = Injil Markus, yang berbicara tentang; kebangkitan Yesus sebagai hamba.
3.      Nabi = Injil Lukas, yang berbicara tentang; sengsara Yesus sebagai manusia.
Tetapi, tiga hal di atas belum lengkap; oleh sebab itu, barulah dilengkapi (dilanjutkan) dengan kalimat pada bagian yang kedua.
Bagian Kedua: “Anak Allah yang hidup” = Injil Yohanes, yang berbicara tentang; keadilan dan kebenaran dari Allah.

Inilah Injil Sepenuh; dengan lain kata, Simon Petrus mengenal Yesus secara lengkap, atau yang disebut Injil Sepenuh. Inilah landasan hidup gereja TUHAN di dalam mengikuti TUHAN. Oleh sebab itu, jangan kita keliru di dalam hal mengikuti TUHAN, kita harus memiliki landasan yang benar. Landasan hidup dari gereja TUHAN, itulah Injil Sepenuh.

Matius 16:13-14
(16:13) Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (16:14) Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab murid-murid Yesus ialah:
-          “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis.” Berarti, pengakuan orang lain tentang Yesus adalah sebagai orang yang besar; tetapi, ini belum cukup untuk dijadikan sebagai landasan hidup gereja TUHAN di dalam hal mengikuti TUHAN.
-          “Ada juga yang mengatakan: Elia." Berarti, pengakuan orang lain tentang Yesus adalah sebagai yang memiliki kuasa, sebab Elia sanggup untuk menurunkan api dari langit ke bumi dan juga menutup langit supaya jangan turun hujan. Tetapi, ini pun belum cukup dijadikan sebagai landasan hidup dari gereja TUHAN di dalam hal mengikuti TUHAN.
-          “Ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Berarti, pengakuan orang lain tentang Yesus adalah sebagai seorang hamba TUHAN atau nabi yang bernubuat; tetapi, ini juga belum cukup dijadikan sebagai landasan hidup dari gereja TUHAN di dalam hal mengikuti TUHAN.

Sebagai orang yang besar, itu belum cukup dijadikan landasan hidup dari gereja TUHAN. Sebagai orang yang berkuasa, juga belum cukup dijadikan landasan hidup dari gereja TUHAN. Sebagai seorang yang pandai bernubuat, hal itu juga belum cukup untuk dijadikan landasan hidup dari gereja TUHAN.
Tetapi yang benar untuk dijadikan sebagai landasan hidup dari gereja TUHAN adalah Injil Sepenuh, itulah Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Dan Injil Sepenuh dapat dilihat dari ungkapan atau jawaban dari Simon Petrus kepada Yesus, yaitu: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Matius 16:17
(16:17) Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

Intinya, Simon Petrus menerima pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, yang ia peroleh dari Allah Bapa.

Biarlah kiranya kita benar-benar memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, berarti; mencapai kepada kedewasaan yang penuh. Kalau gereja TUHAN dewasa rohani, maka tandanya ialah kuat, tidak mudah goyah, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
VI. Simon Petrus melihat Yesus ketika dipermuliakan di atas gunung yang tinggi.
Kisah ketika Simon Petrus melihat Yesus dipermuliakan di atas gunung yang tinggi itu ditulis dalam Injil Matius 17:1-13.
Melihat Yesus dimuliakan, menunjukkan bahwa Simon Petrus telah melewati pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Yesus, Anak Allah, tidak mungkin dipermuliakan di tempat yang tinggi, kalau Ia tidak melewati pengalaman kematian dan kebangkitan.

Kolose 3:1-4
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. (3:4) Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Kalau kita bertekun di dalam pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, maka kita pun kelak dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Praktek tekun dalam kematian dan kebangkitan ialah mencari dan memikirkan perkara yang di atas, bukan perkara yang di bumi atau yang di bawah, itulah perkara-perkara lahiriah.
Perkara di atas à perkara rohani, yakni ibadah dan pelayanan.

Oleh sebab itu, seorang pelayan TUHAN, seorang hamba TUHAN, teramat lebih gembala sidang, pemimpin rumah TUHAN; di dalam hal melayani Tuhan tidak boleh terikat dengan perkara lahiriah, sebab itulah yang membuat kita menjadi berat untuk mencari perkara di atas dan pikiran ini berat untuk memikirkan perkara di atas. Kalau sudah terikat dengan perkara di bumi, terikat dengan perkara di bawah, terikat dengan perkara lahiriah, terikat dengan perkara yang ada ini, itulah yang membuat kita sehingga berat sekali untuk memikirkan perkara di atas, berat sekali untuk mencari perkara di atas, berat sekali memikirkan ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
VII. Simon Petrus didoakan oleh Yesus.
Kisah itu ditulis di dalam Injil Lukas 22:30-31. Hal itu tidak perlu kita baca sekarang, karena kisah itu akan kita baca nanti.

Adapun hal-hal indah yang dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus, antara lain:
VIII. Simon Petrus mengalami masa genting bersama dengan Yesus di taman Getsemani.
Peristiwa itu ditulis di dalam Injil Yohanes 18:10-11.

Itulah semua hal indah yang dialami dan dinikmati oleh Simon Petrus bersama-sama dengan Yesus selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Namun oleh karena penyangkalan Petrus yang pertama, di mana Petrus berkata: "Bukan, aku tidak kenal Dia!", menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui bahwa ia pernah bersama-sama dengan Yesus selama kurang lebih 3.5 (tiga setengah) tahun.

Simon Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan YANG KEDUA, pada Lukas 22:58, di mana Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
Lukas 22:58
(22:58) Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"

Penyangkalan Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa Simon Petrus tidak mengakui dirinya adalah sebagai salah satu bilangan dari murid-murid atau tidak mengakui dirinya sebagai salah satu bilangan dari 12 (dua belas) rasul.
Sebetulnya, penyangkalan yang kedua ini adalah suatu kekeliruan, karena hal ini merugikan dirinya sendiri.

Kita bandingkan dengan Yudas Iskariot.
Kisah Para Rasul 1:16-17
(1:16) "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. (1:17) Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."

Dahulu, Yudas termasuk bilangan dari 12 (dua belas) rasul, dan ia turut mengambil bagian di dalam pelayanan kerasulan.

Perlu untuk diketahui: Kalau kita ditetapkan sebuah jabatan, lalu mengambil bagian di tengah-tengah ibadah pelayanan sesuai karunia jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN, sesungguhnya itu adalah suatu kemurahan. Kalau kita menjadi bilangan TUHAN, itu merupakan kemurahan; sehingga dipercayakan pelayanan kepada kita semua.

Kisah Para Rasul 1:18-20
(1:18) -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. (1:19) Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --. (1:20) "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

Tetapi pada akhirnya; oleh karena kejahatannya, jabatan rasul diambil oleh orang lain, dengan lain kata; Yudas Iskariot tidak termasuk bilangan dari 12 (dua belas) rasul. Akibatnya; perkemahannya menjadi sunyi dan tidak ada penghuni di dalamnya, karena semua isi perutnya tertumpah ke luar. “Tertumpah ke luar”, berarti tidak ada penghuni di dalamnya, sama dengan; perkemahannya menjadi sunyi.

Sebagai gambaran “semua isi perutnya tertumpah ke luar”, antara lain;
Yang Pertama: Lambung dan usus dua belas jari, menunjuk; MEJA DAN 12 (DUA BELAS) KETUL ROTI SAJIAN.
Kalau kita tidak lagi memiliki firman (kehilangan firman), itulah yang membuat hidup kita, sebagai rumah TUHAN menjadi sunyi.

Yang Kedua: Isi perut yang lain ialah; Usus, ginjal, hati, limpa à KAKI DIAN EMAS.
Kalau kita tidak menjadi terang oleh pengurapan dari kuasa Roh Kudus, itulah yang membuat kehidupan dari seorang pelayan TUHAN (hamba Tuhan), kehidupan dari seorang gembala sidang, tidak terkecuali kehidupan dari gereja TUHAN menjadi sunyi.

Dua hal di atas -- yang pertama dan yang kedua -- merupakan bagian yang ada di dalam tubuh, pada rongga perut (isi perut), itulah;
1.      Lambung dan usus dua belas jari = Meja dengan 12 Roti.
2.      Usus, ginjal, hati, limpa = Pelita Emas.
Selain isi perut, juga terdapat bagian yang ada di dalam tubuh.

Yang Ketiga: Paru-paru à MEZBAH DUPA atau doa penyembahan.
Demikian juga kalau gereja Tuhan sudah kehilangan doa penyembahan, itulah yang membuat gereja Tuhan menjadi hidup dalam kesunyian.
Seorang pelayan TUHAN, imam-imam harus hidup di dalam doa penyembahan, hidup di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, untuk taat memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan; itulah yang TUHAN tuntut dan TUHAN tentukan dari seorang pelayan TUHAN, supaya dia mampu melayani TUHAN. Kita tidak mampu melayani TUHAN dengan pengertian manusia daging atau dengan apa yang kita miliki; tetapi seorang hamba TUHAN, seorang pelayan TUHAN, imam-imam harus hidup di dalam doa penyembahan, berarti hidup di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, taat melakukan kehendak Allah, taat memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau seorang hamba TUHAN melayani tanpa penyembahan, maka sama dengan melayani tanpa penyerahan diri, sehingga terbatas kemampuannya.

Jujur saja, saya ini orang yang bodoh, yang hanya memiliki pendidikan pas-pasan; saya menyadari hal itu. Karena saya menyadari bahwa kemampuan saya terbatas (ijazah pas-pasan); oleh sebab itu, saya harus segera berada di ujung kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah TUHAN selama dua sampai tiga jam untuk menantikan pembukaan firman. Jadi kalau seorang hamba TUHAN kehilangan doa penyembahan, maka perkemahannya (hidupnya) menjadi sunyi; sekalipun ia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, namun ia akan menjadi sunyi, gersang, kering-kering rohani.

Yang Keempat: “Jantung” à PETI PERJANJIAN, sebagai pusat pemerintahan Allah.
Sesuai dengan Keluaran 25:22, Allah memerintah dan berbicara kepada bangsa Israel dari atas tutup pendamaian; itulah Peti Perjanjian sebagai pusat pemerintahan. Demikian juga, darah yang disebarkan melalui urat-urat, dipompa oleh jantung sebagai pusat pemerintahan.

Hal di atas -- yang ketiga dan yang keempat -- merupakan bagian yang ada di dalam tubuh, pada rongga dada, itulah;
1.      Paru-paru à MEZBAH DUPA = Doa Penyembahan.
2.      Jantung à TABUT PERJANJIAN = Takhta Allah.

Demikianlah bagian yang ada di dalam tubuh yang terdapat pada rongga perut dan rongga dada.
“Rongga perut” à Ruangan Suci, dengan tiga macam alat di dalamnya:
1.      Meja Roti Sajian atau meja dengan dua belas ketul roti di atasnya.
2.      Pelita Emas atau kaki dian dengan tujuh pelita di atasnya.
3.      Mezbah Dupa Emas, itulah doa penyembahan.
Kemudian “Rongga dada” à Ruangan Maha Suci, di mana di dalamnya terdapat satu alat yang terutama, itulah Tabut Perjanjian, yang berbicara tentang “jantung” sebagai pusat pemerintahan.

Kalau perut terbelah, lalu semua isi perutnya tertumpah ke luar, itulah yang membuat perkemahan menjadi sunyi, karena:
1.      Tidak lagi memiliki firman (kehilangan firman).
2.      Tidak menjadi terang oleh pengurapan dari kuasa Roh Kudus.
3.      Tidak hidup di dalam penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah (kehilangan doa penyembahan).
4.      Allah tidak memerintah dalam hidupnya.
Itulah yang membuat perkemahan menjadi sunyi, sekalipun berada di tengah-tengah keramaian kota.

Kisah Para Rasul 1:21
(1:21) Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami,

Karena Yudas Iskariot sudah tidak lagi termasuk bilangan dari 12 (dua belas) rasul, maka bilangan itu harus ditambahkan supaya genap sama seperti ketika mereka bersama-sama dengan TUHAN Yesus Kristus.

Kisah Para Rasul 1:23-25
(1:23) Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. (1:24) Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, (1:25) untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."

Untuk mengisi jabatan kerasulan yang ditinggalkan oleh Yudas, maka diusulkan dua nama, antara lain:
1.      Yusuf yang disebut Barsabas.
2.      Matias.
Nama-nama inilah yang diusulkan untuk mengisi kekosongan supaya menggenapi bilangan dari kesebelas rasul yang ditinggalkan oleh Yudas.
Oleh sebab itu, mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, mereka memohon supaya TUHAN memilih satu dari antara dua nama yang diusulkan untuk mengisi (menggenapi) bilangan kesebelas rasul yang ditinggalkan oleh Yudas Iskariot. Mereka memohon dalam doa, karena mereka mengetahui bahwa TUHAN maha tahu dan melihat isi hati manusia.

Kisah Para Rasul 1:26
(1:26) Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Akhirnya, yang dipilih lewat undian ialah Matias; ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu, sehingga genaplah menjadi dua belas rasul, sama seperti ketika mereka bersama-sama dengan Yesus.
Kalau TUHAN memilih Matias, berarti TUHAN melihat hati dari Matias. TUHAN mengenal isi hati; itu sebabnya, kita ditambahkan sebagai bilangan-Nya TUHAN. Mengapa? Karena TUHAN melihat hati.

Jadi, penyangkalan Simon Petrus yang kedua tadi, sesungguhnya sangat merugikan dirinya, karena penyangkalan Simon Petrus yang kedua ini menunjukkan bahwa ia tidak mengakui dirinya sebagai salah seorang dari 12 (dua belas) rasul. Padahal untuk menjadi rasul, harus membuang undi (dipilih lewat undian); itu merupakan kasih dan kemurahan hati TUHAN.
Kalau kita dipercayakan dalam bilangan TUHAN, kemudian diberikan suatu jabatan untuk melayani pekerjaan TUHAN, itu bagaikan kita menerima undian dari TUHAN, itu adalah kemurahan dari TUHAN. Oleh sebab itu, ayo, sungguh-sungguh, sebab tidak ada artinya melayani TUHAN kalau kita kehilangan “isi perut”.

Simon Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, antara lain:
Penyangkalan YANG KETIGA, pada Lukas 22:60, di mana Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan."
Artinya, sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu; ini merupakan penyangkalan yang ketiga atau puncak dari penyangkalan -- menurut versi Injil Lukas --.

Banyak orang Kristen, bahkan hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN dengan model kerohanian yang semacam ini; dia sudah tahu apa yang harus dia perbuat, dia sudah tahu apa yang harus dia kerjakan di tengah-tengah ibadah pelayanan, tetapi dia justru pura-pura tidak tahu. Banyak model hamba TUHAN semacam ini; sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu; sebetulnya, itu merupakan puncak penyangkalan kepada TUHAN.
Saya berharap sekali, firman ini mendarah daging, sebab banyak di antara kita mengerti firman TUHAN, tetapi di dalam melayani dan berkorban pura-pura tidak tahu, padahal sudah tahu. Sebetulnya, itu sangat menyakiti hati TUHAN, sebab itu adalah puncak penyangkalan. TUHAN sudah penuhkan kita dalam banyak perkara, tetapi di saat kita seharusnya melayani TUHAN, kita justru pura-pura tidak tahu, padahal sudah tahu apa yang harus dikerjakan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; ini sangat menyakiti hati TUHAN, egois sekali.

“Sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu”, menunjukkan;
Yang Pertama:
1.      Tidak melihat = Buta rohani.
2.      Egois = Tidak peduli.
3.      Malas = Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.

“Sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu”, menunjukkan;
Yang Kedua: Simon Petrus lupa bahwa dia adalah orang Galilea.
Lukas 22:59
(22:59) Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.".

Jadi, “sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu” menunjukkan bahwa; Simon Petrus lupa atau tidak menyadari diri sebagai orang Galilea.

Mari kita lihat tentang GALILEA.
Matius 4:15-16
(4:15) "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- (4:16) bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."

Perhatikan penggenapan nubuatan dari nabi Yesaya tentang Galilea, yaitu:
-          Wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam di dalam kegelapan, namun yang telah melihat Terang yang besar.
-          Negeri yang dinaungi maut, namun telah terbit Terang.
Itulah tentang Galilea, artinya;
-          Dulu berada (diam) di dalam kegelapan, namun akhirnya melihat Terang yang besar.
-          Dulu dinaungi oleh maut, tetapi terbit Terang.
Bukankah itu adalah suatu kemurahan? Tetapi kemurahan inilah yang dilupakan oleh Simon Petrus. Mengapa Simon Petrus melupakan kemurahan dari TUHAN? Itu karena dia “sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu”. Banyak di antara kita yang juga bersikap demikian, banyak hidup orang Kristen yang semacam ini; lupa dengan kemurahan TUHAN, lupa bahwa ia dahulu berasal dari Galilea rohani.

Dulu kita ini sama seperti Naomi, yang meninggalkan (menjual) milik pusaka yang diwariskan, lalu mengambil jalannya sendiri, menuruti keinginan di hati, walaupun sesungguhnya berlawanan dengan keinginan hati TUHAN, sehingga akhirnya kehilangan harta yang terindah. Namun akhirnya, dia kembali ke Betlehem, artinya; dia boleh mengalami penebusan seperti ketentuan dan peraturan yang ditetapkan dan yang berlaku di Israel, menurut Imamat 25:24-25. Bukankah itu kemurahan TUHAN?  Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dengan kata lain menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang-orang yang terjual kepada maut, seperti Naomi dan Rut; itulah Galilea.
Tetapi seringkali kita lupakan kemurahan semacam ini. Bukankah dahulu kita berada dalam kegelapan dosa, lalu oleh kekuatan dua tangan TUHAN yang kuat, kita ditarik dan sekarang berada dalam terang. Seharusnya, kita mengucap syukur dengan luar biasa. Kita hanya bisa terharu hari ini, tetapi besok lupa; apalagi kalau sudah berbicara soal korban, lupa, semua disangkali, sampai kepada puncak penyangkalan.

Hari ini kita bisa berkata “Amin”, tetapi besok lupa = “aman”. Hari ini kita berkata “Haleluya”, tetapi besok “halelupa”. Ibadah semacam ini hanyalah ibadah keharuan, ibadah rutinitas, ibadah lahiriah, ibadah liturgis, ibadah Taurat; prakteknya, mulut memuliakan TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Tubuh manusia jasmani dipersembahkan kepada TUHAN, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada TUHAN; inilah orang yang “sudah tahu, tetapi pura-pura tidak tahu”.

Kita kembali memeriksa Injil Lukas 22.
Lukas 22:60
(22:60) Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

Kita sudah melihat penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali. Lalu, setelah Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, berkokoklah ayam.

Lukas 22:61
(22:61) Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

Setelah berkokoklah ayam, lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka, teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Yesus mengatakan hal itu tepatnya ketika percakapan waktu perjamuan malam.

Lukas 22:31-32
(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Di sini kita melihat: Iblis menuntut untuk menampi Simon Petrus seperti gandum, tetapi Yesus telah berdoa untuk Simon Petrus, supaya iman Simon Petrus jangan gugur. Dan hal itu diberitahukan dengan jelas oleh Yesus kepada Simon Petrus.
Yesus adalah Imam Besar Agung; sekarang Dia melayani di kemah yang sejati; dan Ia telah melayani kita, berdoa dan memperdamaikan dosa kita masing-masing, dengan keluhan dan ratap tangis. Tujuannya adalah supaya iman kita jangan gugur.

Lihat, reaksi dari Simon Petrus tentang hal itu.
Lukas 22:33-34
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

Jawab Petrus atas pernyataan Yesus pada ayat 31-32 adalah: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Mendengar jawab Petrus, akhirnya Yesus berkata: “Hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.

Kesimpulannya: Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN yang tertulis pada ayat 31-32; itu sebabnya, pada ayat 33 Simon Petrus berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi kenyataannya, ketika Simon Petrus menghadapi ujian, ketika Iblis menampi dia; Simon Petrus justru menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, menunjukkan bahwa; Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN.
Banyak orang Kristen mengabaikan Firman TUHAN, bahkan hamba TUHAN sendiri banyak mengabaikan Firman TUHAN, tetapi marilah kita saling mendoakan, supaya kita jangan mengabaikan nasihat Firman TUHAN, supaya jangan terjadi penyangkalan demi penyangkalan.

Amsal 8:33
(8:33) Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.

Dengarkanlah didikan, dengarlah nasihat firman, maka kita menjadi bijak; oleh sebab itu, jangan mengabaikan didikan Firman TUHAN. Dan tadi kita sudah melihat; Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN, mengabaikan nasihat Firman TUHAN.

Amsal 15:32
(15:32) Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.

Siapa yang mengabaikan didikan Firman TUHAN, ia membuang dirinya sendiri.

Bangsa Israel pernah dibuang dua kali:
1.      Di Mesir. Artinya, orang yang diperbudak dosa, tanpa hari perhentian, tanpa ibadah dan pelayanan, sama dengan; terbuang. Juga, orang yang terikat dengan pekerjaan, diperbudak dengan pekerjaan, sehingga tidak terikat dengan ibadah pelayanan, sama dengan; terbuang di hadapan TUHAN.
Dan itu sudah sangat jelas ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani, secara khusus Ibrani 10:25-27. Sudah tahu tentang kebenaran, secara khusus kebenaran tentang tiga macam ibadah pokok, tetapi dengan sengaja meninggalkan salah satu dari tiga macam ibadah pokok, dengan jelas Rasul Paulus berkata kepada orang Ibrani: “maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”, dengan kata lain; darah Yesus tidak lagi berlaku atas dia = terbuang.
2.      Di Babel. Artinya, hidup dalam dosa kenajisan, sama dengan; terbuang.
Itulah orang yang terbuang, yaitu orang yang mengabaikan didikan Firman TUHAN.

Pertanyaannya: Mengapa Simon Petrus mengabaikan Firman TUHAN?
Lukas 22:24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Murid-murid atau 12 (dua belas) rasul berusaha atau berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar. Berarti, jelas bahwa Simon Petrus ini masih mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Jadi, orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya cenderung mengabaikan Firman TUHAN, cenderung mengabaikan nasihat atau didikan Firman TUHAN.

Murid-murid berusaha untuk menjadi yang terbesar, sampai akhirnya terjadi perselisihan (pertengkaran) di antara mereka; itulah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, pasti di situ ada perselisihan dan iri hati.

1 Korintus 3:3
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Kalau ada iri hati dan perselisihan karena berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, menunjukkan bahwa Simon Petrus adalah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi, hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Mengandalkan manusia dan kekuatannya, menunjukkan Simon Petrus adalah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi; itulah sebabnya mengapa Simon Petrus mengabaikan nasihat firman.

Sebetulnya, TUHAN sudah jelas berkata: “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum”, kemudian Yesus melanjutkan perkataan-Nya: “Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.” Tetapi Simon Petrus justru dengan lantang berkata: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!
Tetapi kenyataannya, ketika Simon Petrus diperhadapkan dengan ujian dan cobaan, Simon Petrus gagal dan menyangkali Yesus 3 kali. Jadi, kemampuan dan kekuatan dari manusia daging itu sifatnya terbatas.

Lukas 22:25-26
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Melihat pertengkaran di antara 12 (dua belas) rasul, selanjutnya Yesus memberitahukan dua jenis pemimpin:
Yang Pertama: Pemimpin dunia, yaitu;
-          Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
-          Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Jadi, siapa yang terhebat, siapa yang terbesar, siapa yang terkaya, siapa yang terpintar, itulah yang disebut pemimpin menurut ukuran dunia, tetapi pemimpin di dalam TUHAN tidaklah demikian.
Yang Kedua: Pemimpin di dalam TUHAN, yaitu;
-          Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda = rendah hati.
-          Pemimpin sebagai pelayan.
Inilah pemimpin di dalam TUHAN; bukan untuk memerintah (menunjuk-nunjuk), tetapi untuk melayani TUHAN dengan segala kerendahan hati.

Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Menurut ukuran dunia, yang lebih besar adalah yang duduk makan, tetapi menurut ukuran TUHAN, seorang pemimpin adalah sebagai pelayan, sama seperti Yesus ada di tengah-tengah mereka sebagai pelayan.

Singkatnya: Simon Petrus masih manusia duniawi yang hidup secara manusiawi (menurut pikiran dan perasaan manusia daging).

Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita betul-betul menjadi pemimpin-pemimpin yang berkenan di dalam TUHAN;
-          Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.
-          Pemimpin sebagai pelayan.
Berarti, melayani TUHAN disertai dengan segala kerendahan hati.

Kita patut bersyukur, karena kita mendapat nasihat-nasihat firman pada malam hari ini. Biarlah firman itu mendarah daging, jangan diabaikan begitu saja.

1 Petrus 5:5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Oleh sebab itu, biarlah kita datang melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN dengan segala kerendahan hati.

1 Petrus 5:6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

Biarlah kita masing-masing merendahkan diri di bawah tangan TUHAN yang kuat, supaya kita ditinggikan-Nya pada waktu-Nya. Saat ini kita sedang berada di bawah tangan TUHAN yang kuat; jangan sampai kita meninggi-ninggikan diri di hadapan TUHAN, supaya jangan terjadi gejolak.
Ketika kita berada di bawah tangan TUHAN yang kuat, kita tidak akan mampu meninggikan diri, tetapi ketika memaksakan diri untuk selalu meninggikan diri, pasti di situ akan terjadi gejolak demi gejolak. Oleh sebab itu, biarlah masing-masing kita menjadi suatu kehidupan yang rendah hati, berarti mau menghargai nasihat Firman TUHAN, jangan diabaikan begitu saja.

Tadi kita sudah melihat Simon Petrus mengabaikan nasihat Firman TUHAN, dengan berkata: “Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi kenyataannya, saat Iblis menampi dia, saat dia dicobai, Simon Petrus justru menyangkali Yesus sebanyak tiga kali.
Mendengar pernyataan Petrus, Yesus berkata: “Hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.  Dan ketika perkataan Yesus tergenapi, maka teringatlah Simon Petrus akan perkataan-perkataan Yesus Kristus, artinya; Simon Petrus menyesali diri, menyesali kesalahan-kesalahannya.

Malam ini, nasihat firman telah dinyatakan oleh TUHAN; oleh sebab itu, biarlah kita terima, biarlah kita membuka hati selebar-lebarnya untuk apa yang sudah kita terima dari TUHAN. Jangan kita abaikan begitu saja, supaya jangan terjadi penyangkalan demi penyangkalan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment