KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, June 29, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 JUNI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 JUNI 2020


KITAB RUT
(Seri: 98)

Subtema: BAIT ALLAH DIKUDUSKAN OLEH CAMBUK TALI TIGA LEMBAR

Shalom.
Puji TUHAN … Selamat malam, salam sejatehtera bagi kita sekaliannya.
Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita diizinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Dan ini adalah ibadah pertama di gedung gereja ini sejak wabah Corona (Covid-19) melanda seluruh antero dunia; tetapi, oleh karena kemurahan TUHAN, kita kembali diberi kesempatan untuk bersekutu dengan TUHAN, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lagi kata Naomi kepada Rut, menantunya: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.
Singkatnya, Naomi menjelaskan kepada Rut, menantunya itu, bahwa Boas adalah kaum kerabat (saudara) terdekat mereka dan salah seorang yang wajib menebus mereka.

Apa yang telah dijelaskan oleh Naomi kepada Rut, menantunya, itu sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Israel; hal itu ditulis dengan jelas di dalam Imamat 25:24-25. Kemudian, penggenapan dari Imamat 25:24-25 -- itulah hal peraturan dan ketentuan di Israel tentang apabila ada orang yang jatuh miskin dan menjual harta bendanya, maka harus ada seorang yang wajib menebusnya, yaitu kerabat (saudara) terdekat -- telah dikerjakan oleh pribadi Yesus, Anak Allah, dua ribu tahun yang lalu di atas kayu salib; perkara ini diakui dan ditulis pada Injil Matius 20:28, “… Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang -- terhadap orang-orang yang terjual kepada maut, seperti Naomi dan Rut, menantunya”.

Sekarang, kita akan memperhatikan ayat 21.
Rut 2:21
(2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."

Setelah mendengarkan penjelasan dari Naomi, mertuanya itu, sontak saja Rut teringat kembali kepada perkataan Boas di dalam Rut 2:8, “Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan”.

Boas rohani, itulah pribadi dari TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, di mana perkataan-Nya selalu diingat oleh murid-murid-Nya.
Contoh peristiwa:
-          Satu kali pada Injil Matius.
-          Dua kali pada Injil Lukas.
-          Tiga kali pada Injil Yohanes.

Contoh peristiwa “satu kali pada Injil Matius” telah kita terima pemaparannya beberapa minggu yang lalu. Kemudian, contoh peristiwa “dua kali pada Injil Lukas” juga telah kita terima pemaparannya, yang terakhir pada minggu yang lalu.

Sekarang, kita akan melihat contoh peristiwa: TIGA KALI PADA INJIL YOHANES, antara lain, Yang Pertama:
Yohanes 2:17
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."

Murid-murid teringat dengan Firman Allah yang mengatakan: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.

Sekarang pertanyaannya: Apa yang melatarbelakangi sehingga murid-murid teringat kembali dengan bunyi Firman Allah tersebut?
Yohanes 2:14-16
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. (2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Intinya di sini ialah; Yesus mengadakan penyucian terhadap Bait Allah. Dan pada saat TUHAN Yesus menyucikan Bait Allah, sontak pada saat itu juga murid-murid teringat kembali dengan Firman Allah yang bunyinya: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku”, yang mana ditulis oleh nabi Daud pada Mazmur 69:10.

Perlu untuk kita ketahui: Setiap pribadi dari kehidupan orang-orang Kristen merupakan Bait Suci Allah; oleh sebab itulah, TUHAN menuntut supaya tiap-tiap orang hidup di dalam kesucian di hadapan TUHAN. Jadi, Bait Allah itu harus hidup di dalam kesucian di hadapan TUHAN, sebab TUHAN menuntut hal itu dari kehidupan kita masing-masing.

1 Petrus 1:14-15
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, (1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,

Kita dipanggil untuk menjadi kudus di dalam seluruh hidup kita masing-masing; sama seperti Dia adalah kudus.

1 Petrus 1:16
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

“Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Sudah sangat jelas, bahwa TUHAN menuntut dan mendambakan supaya kehidupan tiap-tiap orang hidup dalam kekudusannya di hadapan TUHAN Allah.

Tetapi, untuk menjadi kudus di dalam seluruh hidup, pada ayat 14 -- tadi sudah kita baca -- ada dua tuntutan yang lain, yakni:
YANG PERTAMA: Hiduplah sebagai anak-anak yang taat.
Taat, berarti mau dan dengan rela hati mematuhi Firman Allah.
YANG KEDUA: Jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.
Jangan turuti hawa nafsu seperti pada waktu kebodohan. Apa itu “pada waktu kebodohan?” Pada waktu kebodohan, artinya; pada waktu belum terpanggil sebagai anak-anak Allah, berarti; masih hidup seperti manusia duniawi.
Apa itu “manusia duniawi?” Manusia duniawi, berarti hidup secara manusiawi, artinya; segala sesuatu yang diperbuat, segala sesuatu yang dikerjakan, ditentukan oleh pikiran dan perasaan manusia daging, sama dengan; hidup dengan pengertian sendiri, tanpa memiliki pengertian yang benar dari Allah. Itulah manusia duniawi yang hidup secara manusiawi, di mana ia melakukan segala sesuatunya menurut pikiran dan perasaan manusia daging, tanpa memiliki pengertian yang benar dari Allah, dengan lain kata; hidup sesuka hati, tanpa aturan -- itulah orang dunia --. Oleh sebab itu, jangan menuruti hawa nafsu sama seperti pada waktu kebodohan.

Itulah dua tuntutan lain, selain tuntutan utama, yaitu supaya kita semua, yang adalah Bait Suci Allah, hidup di dalam kekudusan-Nya.

Roma 12:2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini; oleh sebab itu, kita harus betul-betul mengalami pembaharuan akal budi. Berarti, mindset atau cara berpikir yang lama atau sudut pandang yang lama harus benar-benar berubah, sehingga kita tidak sama dengan manusia duniawi.

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kita dipanggil untuk hidup di dalam kekudusan, sebab kita adalah Bait Allah; oleh sebab itu, jangan kita menjadi serupa dengan dunia ini. Oleh karena itulah, maka kita harus mengalami pembaharuan akal budi; berarti, mindset atau cara berpikir yang lama atau sudut pandang yang lama harus berubah, sehingga kita tidak sama dengan manusia duniawi.
Kalau kita melepaskan (merubah) cara berpikir (sudut pandang) yang lama, tujuannya adalah supaya kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yakni:
-          Apa yang baik kepada Allah.
-          Apa yang berkenan kepada Allah.
-          Apa yang sempurna kepada Allah.
Itu saja yang kita pikirkan.

Setelah kita dapat membedakan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna, maka puncaknya ialah kita dapat menguasai diri menurut ukuran atau takaran iman, dengan tanda; berpikir secara sederhana saja.
Berpikir secara sederhana, maksudnya ialah tidak berpikir muluk-muluk, tidak memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kita pikirkan, dengan kata lain; tidak perlu berkhayal.
Jangan suka berkhayal, mengapa? Sebab sekarang ini kita sedang berada di dunia nyata; lewat ibadah pelayanan ini, kita sedang mencari Kerajaan Sorga yang nyata. Oleh sebab itu, biarlah kita berpikir sederhana saja menurut takaran iman; berarti, jangan memikirkan hal yang lebih tinggi dari hal yang patut kita pikirkan.

2 Korintus 4:18
(4:18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Rasul Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, yakni Kerajaan Sorga. Jadi, perhatian Rasul Paulus tertuju kepada Kerajaan Sorga, itulah dunia nyata yang akan datang.
Mengapa demikian? Sebab yang kelihatan adalah bersifat sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal, itulah Kerajaan Sorga, dunia baru yang akan datang. Jadi, kalau seseorang mendambakan segala sesuatu melebihi dari takaran iman, itu menunjukkan bahwa dia sedang berkhayal.

Kerajaan Sorga itu bukanlah dongeng-dongeng yang hanya sebatas khayalan, tetapi Kerajaan Sorga adalah dunia baru yang akan datang, yang nyata. Itu sebabnya, di tengah pemberitaan Firman TUHAN, saya tidak menyampaikan satu dua ayat Firman TUHAN lalu ditambahkan dongeng nenek tua, tidak ditambahkan cerita-cerita isapan jempol, karena Kerajaan Sorga merupakan dunia baru yang akan datang, yang sangat nyata sekali.
Tetapi kalau kita memikirkan melebihi dari takaran iman, itu menunjukkan bahwa kita sedang berkhayal. Tidak usah berkhayal; oleh sebab itu, cara berpikir yang lama, sudut pandang yang lama, mindset yang lama itu harus berubah.

Saudara yang dari daerah lalu dikirim ke tempat ini, puji TUHAN; oleh sebab itu, lepaskan cara berpikir yang lama. Kita ini ada di kota kudus, yakni; Yerusalem Baru, bukan di “kampung” Yerusalem; oleh sebab itu, lepaskan cara berpikir yang lama.
Biarlah kiranya kita semua dapat mengikuti pemberitaan firman ini dengan baik dan memahami hal itu dengan baik.

Sekarang, kita akan memperhatikan: HAL-HAL APA SAJA YANG DISUCIKAN DARI BAIT ALLAH.
Yohanes 2:14-15
(2:14) Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. (2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Yang harus disucikan dari Bait Allah ialah:
1.      Pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati.
2.      Meja-meja penukar uang.
3.      Tempat duduk.
Tiga hal inilah yang harus disucikan dari Bait Allah, itulah kehidupan kita masing-masing. Setiap kita yang hadir pada malam hari ini, merupakan Bait Suci Allah; dan kita dipanggil supaya hidup di dalam kekudusan, itu yang dituntut oleh TUHAN dari Bait Allah, sesuai 1 Petrus 1:15-16.

Selanjutnya, kita akan melihat tiga perkara di atas.
Tentang: “Pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati.
Pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati à Orang-orang (kehidupan) yang menjual korban Kristus, sebab lembu, kambing domba, dan merpati adalah tiga jenis binatang yang dijadikan sebagai korban bakaran untuk menghapus dosa dalam Perjanjian Lama -- atau pada masa Taurat --.

Namun, tidak sedikit anak-anak TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN dengan berani menjual korban Kristus.
-          Jikalau hamba TUHAN melayani karena ada motivasi yang lain, karena ada kepentingan-kepentingan yang lain (kepentingan pribadi) -- yaitu melayani karena uang atau karena perut --, itu sama dengan; menjual korban Kristus.
-          Demikian juga dengan sidang jemaat (anak-anak TUHAN), jika dengan rela dan dengan berani meninggalkan jam-jam ibadah hanya karena kepentingan diri, karena kesibukan-kesibukan di dunia ini, karena terikat dengan perkara lahiriah, atau bahkan karena kepentingan-kepentingan dagingnya, itu sama dengan; menjual korban Kristus.

Untuk apa kita datang di tempat ini; mau menjual korban Kristus atau mau beribadah? Untuk apa kita hidup di muka bumi ini? Kita harus tahu tujuan hidup; yang pasti, kita dipanggil untuk menjadi Bait Allah yang suci. Itu sebabnya dalam Yohanes 2:14 dan seterusnya, di situ TUHAN mengadakan penyucian terhadap Bait Allah.
Ingat; upah dosa adalah maut. Jadi, mau tidak mau, kita harus mengalami penyucian terhadap dosa.

Sekali lagi saya tandaskan:
-          Kalau hamba TUHAN melayani karena kepentingan, karena uang, karena perut, itu sama dengan; menjual korban Kristus.
-          Demikian juga kalau sidang TUHAN, anak-anak TUHAN, umat TUHAN, orang Kristen nekat (berani) meninggalkan jam-jam ibadah hanya karena kepentingan diri, hanya karena ikatan pekerjaan dan perkara lahiriah, itu sama dengan; menjual korban Kristus.
Pendeknya: Menyangkal Yesus dan salib-Nya = Menjual korban Kristus.

Contoh: Yudas menjual TUHAN Yesus Kristus kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua, sebesar 30 (tiga puluh) keping uang perak; itu ditulis dengan jelas di dalam Injil Matius 27:3-4.

Kisah Para Rasul 1:17-18
(1:17) Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." (1:18) -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

Dari hasil kejahatannya -- dengan menjual TUHAN Yesus Kristus sebesar 30 (tiga puluh) keping uang perak kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua --, Yudas menggunakannya untuk membeli sebidang tanah. Tetapi oleh upah kejahatannya, Yudas jatuh tertelungkup; perutnya pecah dan semua isi perutnya tertumpah ke luar.

Sekarang, kita akan melihat tentang “semua isi perutnya tertumpah ke luar”.
-          Lambung dan usus 12 (dua belas) jari, dalam pola (pengajaran) Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN, yang ada di dalam Ruangan Suci.
Meja Roti Sajian à Ketekunan pada Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, atau sama dengan; persekutuan dengan Yesus, Anak Allah, lewat Firman Allah dan perjamuan suci.
-          Usus, hati, limpa, ginjal, dalam pola (pengajaran) Tabernakel terkena pada PELITA EMAS. Pelita Emas à Ketekunan pada Ibadah (Kebaktian) Minggu, disertai dengan kesaksian, atau sama dengan; persekutuan dengan Allah Roh Kudus. Dalam Ibadah (Kebaktian) Minggu itu, semua karunia-karunia Roh Kudus (Roh Pengasihan), serta jabatan-jabatan -- seberapa besar talenta yang dipercayakan kepada pelayan-pelayan TUHAN -- dipertajam, dengan lain kata; persekutuan dengan Roh Kudus mempertajam karunia-karunia Roh Kudus.
-          Paru-paru, dalam pola (pengajaran) Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA. Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, yang merupakan puncak ibadah kita masing-masing.
Ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini akan memimpin kita sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan. Jadi, jangan lewatkan ibadah yang lain; tidak berhenti hanya pada ibadah doa penyembahan, tetapi juga perlu Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, perlu juga Ibadah (Kebaktian) Raya Minggu disertai kesaksian. Dengan ibadah-ibadah itu semua, maka akan memimpin kehidupan kita sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
Tiga hal di atas ada (terletak) pada “rongga perut”, yang dalam susunan Tabernakel terkena pada RUANGAN SUCI.

Kemudian, bagian dalam tubuh yang lain adalah jantung, dalam pola (pengajaran) Tabernakel terkena pada TABUT PERJANJIAN. Tabut perjanjian berbicara tentang:
1.      Takhta Allah = Ibadah dan pelayanan.
2.      Nikah suci antara Mempelai Laki-Laki Sorga dengan mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih.
Sementara jantung ini ada (terletak) pada “rongga dada”, yang dalam susunan Tabernakel terkena pada RUANGAN MAHA SUCI -- berarti; sempurna, segambar serupa dengan Allah.

Kesimpulannya: Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci disebutlah itu Bait Suci Allah; tetapi itulah yang ke luar tertumpah dari perut Yudas, sebab tadi kita sudah melihat bahwa semua isi perut dari pada Yudas itu tertumpah ke luar.
Intinya: Meninggalkan tiga macam ibadah pokok demi segala perkara yang ada di dunia ini, itu sama dengan; menjual korban Kristus. Cara hidup orang-orang yang semacam ini harus disucikan dari setiap kita masing-masing, pribadi lepas pribadi.

Tentang: “Meja-meja penukar uang.
Meja-meja penukar uang à Orang yang cinta akan uang; kehidupan yang semacam ini juga harus disucikan, supaya tidak cinta akan uang, tidak terikat akan uang. Kalau seseorang tidak terikat dengan uang, maka ia akan melepaskan cintanya dari TUHAN; tetapi kalau dia terikat dengan cintanya akan TUHAN (cinta Agape), maka ia akan melepaskan hatinya dari uang.
Tanda cinta uang adalah hatinya dijadikan sebagai tempatnya uang. Seharusnya, menurut Amsal 3 dan 7, hati ini adalah Meja Roti Sajian, tempatnya Firman Allah disusun; dari ayat per ayat, pasal per pasal, semuanya di susun di hati ini masing-masing. Kalau hati ini disucikan, maka seluruh (segenap) hati kita juga pasti suci, sebab hati ini adalah cerminan hidup seseorang; apa yang keluar, semuanya berasal dari hati. Oleh sebab itulah, orang yang hatinya dijadikan sebagai tempatnya uang, kehidupan semacam ini harus disucikan.

1 Timotius 6:10
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Akar dari segala kejahatan ialah “cinta uang”.

Akibat cinta uang, YANG PERTAMA: “Menyimpang dari iman.”
Kita dibenarkan oleh Allah karena iman, oleh karena darah salib Kristus. Jadi, jangan sampai kita datang beribadah dan melayani TUHAN, tetapi menyimpang dari iman; itu sebabnya, setiap orang yang mau hidup beribadah harus menyangkal diri dan memikul salib.

Biarlah kita semua sungguh-sungguh memperhatikan Firman TUHAN ini. Oleh sebab itu, ada baiknya bila kita mempersiapkan diri untuk beribadah, maksudnya; sebelum ibadah, biarlah kita gunakan waktu dengan baik, contohnya; jika ada waktu untuk istirahat, gunakan waktu untuk istirahat, jangan gunakan waktu untuk berburu daging sampai larut malam, sampai larut pagi. Persiapkan diri untuk beribadah kalau memang kita menghargai ibadah; itulah praktek menjunjung tinggi korban Kristus di dalam diri masing-masing.
Dan setiap kita masing-masing harus mempunyai kepribadian; kalau melihat saudaramu tidak benar -- maksudnya, tidak mempersiapkan diri untuk beribadah --, biarlah kita menegurnya, sebab dalam Ibrani 10:24 mengatakan: “marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”. Jangan biarkan saudara (sesama) yang dalam kesalahan karena perasaan. Sudah melihat sesama (saudara) tidak mempersiapkan diri untuk beribadah, namun kita tidak menegur dia, itu menunjukkan bahwa kita tidak memiliki kepribadian. Jangan sampai kita datang beribadah, tetapi justru menyangkal salib Kristus.

Sekali lagi saya sampaikan: Kita ini dibenarkan oleh Allah, karena iman, oleh darah salib Kristus; dan itu semua karena kasih karunia. Dibenarkan oleh darah salib, itu adalah kasih karunia, itu adalah kemurahan TUHAN.

Akibat cinta uang, YANG KEDUA: “Menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.”
Kita akan melihat tentang “menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka”.
Mazmur 127:1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

“ … Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” TUHAN memberikan yang dicintai-Nya pada waktu tidur. TUHAN memberkati orang-orang yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
“Tidur” à Pengalaman kematian Yesus Kristus. Mati, berarti; daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat. Kehidupan yang semacam ini diberkati.

Berbeda dengan orang yang tidak mau masuk dalam pengalaman kematian; ia jauh dari berkat TUHAN, jauh dari pemeliharaan TUHAN, jauh dari perhatian TUHAN, jauh dari kemurahan TUHAN; akhirnya, dia harus mengandalkan kekuatannya. Bayangkan; duduk-duduk sampai jauh malam, tetapi apapun yang diperolehnya itu juga sia-sia, tidak ada artinya.
Biarlah hal ini harus menjadi perhatian kita malam ini dan seterusnya. Nasihat-nasihat yang baik, jangan kita abaikan, sebab tadi kita sudah memperhatikan apabila seseorang cinta akan uang, maka mengakibatkan seseorang menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.

Lihat saja, pada ayat 1:
-          Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” Kita ini adalah rumah TUHAN. Seperti apapun jerih payah manusia, seperti apapun upaya manusia untuk memperbaiki kelakuannya, itu semua adalah sia-sia. Hanya TUHAN yang dapat membangun kehidupan manusia menjadi benar.
-          Jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Sehebat apapun seorang bodyguard, sehebat apapun seorang yang mengawal kota, itu semua tidak akan sama dengan cara TUHAN memelihara, menjaga, melindungi, membela kita sampai hari ini, sebagaimana TUHAN memelihara kita dari virus Corona; itu harus dicermati dengan baik. Seperti apapun ketatnya para medis untuk menjaga dirinya, tetapi kalau bukan TUHAN oleh karena darah-Nya yang menjaga, maka semua sia-sia. Biarlah TUHAN yang menjaga kota kudus, hidup kita ini.
Jadi, jelas bahwa; karena cinta akan uang -- yang adalah akar dari segala kejahatan -- menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.

1 Timotius 6:6-9
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Ingat: Ibadah kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar; maka, asal ada makanan, asal ada pakaian, cukuplah.
“Makanan” à Firman Allah, sebagai kebutuhan pokok rohani kita masing-masing. Jika dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita ini TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita, itu sudah lebih dari pada cukup. Sebab, kalau terjadi pembukaan firman, maka segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka, apa yang tidak mungkin bagi manusia, segalanya mungkin bagi Allah. Firman Allah yang dibukakan berkuasa mengadakan yang tidak ada menjadi ada; langit, bumi, dan segala isinya diciptakan oleh pembukaan Firman Allah; itulah yang terutama, itulah yang nomor satu.
“Pakaian” à Kasih dari Allah Bapa, di mana kegunaannya adalah;
1.      Menutupi banyak sekali dosa, sesuai dengan 1 Petrus 4:7.
2.      Berguna sebagai pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan kehidupan kita masing-masing … Kolose 3:14-15.
Jadi, asal ada “makanan” dan “pakaian”, cukuplah.

Jika seseorang memiliki banyak uang, memiliki harta, kekayaan, tetapi tidak mempunyai kasih sebagai pakaian, maka dosa kejahatan (ketelanjangan) yang memalukan itu terlihat (terpapar) dengan jelas, bukankah itu memalukan? Oleh sebab itu, asal ada makanan, asal ada pakaian, cukuplah.
Dan perlu untuk diketahui: Kita datang ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, persis seperti anak yang baru lahir. Tidak pernah anak yang baru lahir langsung membawa harta dan kekayaan, atau langsung mempunyai predikat di dunia ini, atau langsung memiliki kedudukan dan jabatan, tidak. Jadi, kita semua datang ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, persis seperti anak yang baru lahir; kemudian, kembali kepada TUHAN dengan tidak membawa apa-apa. Kalau pengertian kita sudah mencapai hal ini, maka asal ada makanan dan pakaian, cukuplah, karena ibadah kalau disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan yang besar, itulah keuntungan yang benar.
Memiliki harta kekayaan, namun telanjang, itu bukanlah keuntungan yang besar dan bukanlah keuntungan yang benar; tetapi kalau kita memiliki kasih, walaupun kita tidak memiliki harta, itu adalah keuntungan yang benar.

Tentang: “Tempat Duduk.
Tempat duduk à Orang-orang yang masih mempertahankan harga diri, keakuannya masih dipertahankan.
Prakteknya ialah: egois, mementingkan diri sendiri, dan mempertahankan kebenaran diri sendiri. Dosa semacam ini juga harus disucikan dari Bait Allah; tempat duduk atau kedudukan atau keakuan harus disucikan dari Bait Allah, dari kehidupan kita masing-masing.

Filipi 2:1-2
(2:1) Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

Ada lima hal di dalam Kristus:
1.      Ada nasihat.
2.      Ada penghiburan kasih.
3.      Ada persekutuan Roh.
4.      Ada kasih mesra.
5.      Ada belas kasihan.
Inilah lima hal yang terdapat di dalam Kristus Yesus, TUHAN kita.

Juga ada lima hal di dalam hidup gereja TUHAN, antara lain:
1.      Sehati.
2.      Sepikir.
3.      Satu kasih, itulah kasih Agape.
4.      Satu jiwa.
5.      Satu tujuan.
Lima perkara ini harus ada di dalam hidup gereja TUHAN; itu sebabnya, Rasul Paulus berkata: “Sempurnakanlah sukacitaku dengan ini -- itulah lima perkara di atas --”, karena itulah juga yang didambakan oleh TUHAN, sebab Rasul Paulus tahu apa yang menjadi mau-Nya TUHAN.

Kalau tadi ada lima perkara -- dalam ayat 1 -- di dalam pribadi Yesus Kristus, TUHAN kita, maka di dalam hidup gereja TUHAN, lima perkara -- dalam ayat 2 -- itu juga harus ada. Apabila lima perkara -- dalam ayat 2 --  itu ada, maka sudah jelas dan sudah pasti bahwa Rasul Paulus berada dalam sukacita yang sempurna.
Saya kira, tidak ada seorang pun hamba TUHAN, tidak ada seorang pun pemimpin rumah TUHAN yang tidak mengalami sukacita jikalau lima perkara -- dalam ayat 2 -- ini ada di dalam hidup gereja TUHAN (sidang jemaat) yang dia layani; demikian halnya juga dengan saya. Oleh sebab itu, biarlah kiranya lima perkara -- dalam ayat 2 -- ini ada dalam kehidupan kita masing-masing.

Filipi 2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

TUHAN tidak menghendaki kedudukan (tempat duduk) di dalam Bait Suci Allah;
-          TUHAN tidak menghendaki kepentingan diri sendiri.
-          TUHAN tidak menghendaki mencari pujian yang sia-sia untuk diri sendiri.
Janganlah kita hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi biarlah kiranya kita semua memperhatikan kepentingan orang lain juga.
Jadi, kedudukan (tempat duduk) di dalam Bait Suci Allah harus disucikan. Tidak boleh egois, sebab itu adalah praktek “aku” di dalam diri masing-masing.

Itulah “tiga perkara” yang disucikan oleh TUHAN Yesus Kristus di dalam Bait Suci Allah, karena kita semua dipanggil supaya hidup dalam kekudusan, sama seperti TUHAN yang kudus adanya. TUHAN menuntut, TUHAN mendambakan supaya setiap kita pribadi lepas pribadi hidup dalam kekudusan.
Biarlah kiranya hal ini dipahami, sehingga dengan demikian, kita berusaha dan berjuang untuk memenuhi tuntutan mengenai panggilan TUHAN untuk hidup di dalam kekudusan -- sebagai tuntutan yang utama --. Biarlah kiranya tuntutan utama ini kita penuhi, tetapi kita juga perlu memperhatikan tuntutan lain untuk menggenapi tuntutan yang utama, yaitu;
1.      Taat.
2.      Jangan menuruti hawa nafsu seperti manusia duniawi.
Dan biarlah kiranya kita juga memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengenai tiga hal yang disucikan dari Bait Allah, yang sudah kita perhatikan tadi.

Sekarang, kita akan memperhatikan: APA ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYUCIAN TERHADAP BAIT ALLAH?
Yohanes 2:15
(2:15) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Ia membuat cambuk dari tali, lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci.
Cambuk dari tali, itu sama dengan; cemeti. Inilah alat yang digunakan untuk menyucikan Bait Allah, supaya kehidupan kita menjadi Bait Allah yang suci di hadapan TUHAN.

Doa saya adalah supaya sidang jemaat semakin hari semakin dewasa; tahu membedakan apa yang baik, apa yang benar, apa yang sempurna bagi Allah; jangan lagi berpikir secara manusia duniawi. Kalau kita dewasa, akal budi dibaharui, maka cara berpikir manusia duniawi akan ditinggalkannya, dengan bukti (tanda); ibadah dipersiapkan dengan baik, pribadinya dipersiapkan untuk beribadah dan melayani TUHAN dengan baik, karena ibadah ini seharga dengan setetes darah salib Kristus.

1 Korintus 3:16-17
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

Malam ini, ketegasan dari Firman Allah dinyatakan lewat perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia, bukankah ini adalah ketegasan dari Allah? Dan Firman Allah juga dinyatakan dengan tegas malam ini, bagaikan cambuk, itulah cemeti tadi, untuk menyucikan Bait Allah.

Ketegasan firman ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, kita perhatikan dengan baik. Karena, masih saja ada sidang jemaat yang berkata: Begitu kerasnya salib Kristus, dan itu saya dengar sendiri. Kemudian, ada juga yang berkata: Begitu beratnya tuntutan firman. Sesungguhnya, yang berat dan yang keras itu adalah hati manusia. Kalau saja kita betul-betul bertekun di dalamnya, maka ia akan menyadari bahwa sesungguhnya salib Kristus itu indah.
Siapa yang bisa mematikan dosa? Adakah orang yang bisa membangun dirinya menjadi sempurna, kecuali sengsara salib, sebagai sarana untuk masuk dalam pengalaman kematian, sehingga mematikan dosa dan kita hidup untuk Allah. Tetapi kalau tidak ada “salib”, bagaimana kita hidup bagi Allah?
Maka, kalau seseorang datang beribadah tanpa pengertian, dia tidak akan bisa mengerti untuk menyenangkan hati TUHAN; saya sangat sedih sekali akan hal ini. Dan yang anehnya lagi, ada saja di antara sidang jemaat yang masih menggunakan perasaan daging untuk membela yang salah; ini menunjukkan tidak ada ketegasan di dalam dirinya. Andaikata saja dia adalah seorang yang tegas di dalam rumah TUHAN, maka pasti di luaran sana, dia adalah seorang kepala di dalam dirinya, bukan ekor.
Inilah yang sedang saya doakan, supaya semua sidang jemaat ini menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat dan diberkati, baik lahir maupun batin. Pemimpin itu mengambil keputusan yang baik, tidak menggunakan perasaan daging.
Itu sebabnya, kalau saya melihat seseorang melayani dengan lambat, saya akan tegur dia dengan halus, dengan pelan, dengan candaan, dan lain sebagainya. Biarlah kiranya hal ini diperhatikan dengan baik.

Amsal 26:3
(26:3) Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal.

“Cemeti adalah untuk kuda.” Orang yang bebas melakukan dosa, ia sama seperti kuda lepas kandang; liar.
“Kekang untuk keledai.” Keledai itu lemah tak berdaya, bodoh, dungu.
“Pentung untuk punggung orang bebal.” Orang yang bebal adalah orang yang tidak mau diubahkan. Orang yang bebal sama seperti Nabal. Seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya; tidak bisa diberi pengertian; tidak mau menerima nasihat-nasihat yang baik, yang indah dan manis; tidak mau menghargai pembukaan firman yang indah-indah supaya hidupnya indah. Dan untuk kehidupan yang semacam ini diperlukan cemeti; orang bebal butuh cemeti.

Yesaya 10:26-27
(10:26) TUHAN semesta alam akan mencambuk mereka dengan cemeti, seperti Ia menghajar Midian di gunung batu Oreb, dan mengayunkan tongkat-Nya ke atas laut Teberau dan mengangkatnya seperti di Mesir dahulu. (10:27) Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap."

Kalau kita mengalami penyucian oleh ketegasan firman yang digambarkan seperti “cambuk” -- yang merupakan cemeti --, itulah yang membuat kita lepas dari segala persoalan, itu yang membuat kita lepas dari segala pergumulan, itu yang melepaskan kita dari segala beban hidup.
Tidak ada orang yang mengalami kelepasan, tidak ada orang yang mengalami kebahagiaan, manakala dosa berkuasa atas dirinya; itu tidak mungkin. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita bersyukur kepada TUHAN, sebab Ia menyatakan ketegasan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, lewat pembukaan Firman TUHAN, supaya kita bebas dari dosa, baik itu dosa kejahatan, kenajisan, perbuatan dosa oleh karena keinginan-keinginan daging, maupun pelanggaran yang lain, yang merupakan beban.
Tetapi “cemeti”, itu merupakan cambuk yang melepaskan dan menyucikan kehidupan kita, sehingga kita boleh merasakan suatu kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan yang luar biasa, itu merupakan tanda kelepasan, tanda kebebasan, tanda bahwa dosa sudah disucikan, sebab tidak ada orang yang berbuat dosa, namun ia hidup dalam kebahagiaan dan kesukaan.

Pengkotbah 4:12B
(4:12) Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Dua atau tiga tali yang dijalin, itulah yang disebut cemeti, dan di ayat 12 ini dikatakan: “Tali tiga lembar tidak mudah diputuskan.” Artinya, betapa hebat ayat-ayat Firman TUHAN dengan ketegasannya untuk memutuskan kita dari dosa. Firman TUHAN tidak pernah putus, tetapi dosalah yang diputuskan oleh cemeti, oleh pembukaan ayat-ayat firman.

Yesaya 28:17
(28:17) Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."

Yang pasti; tiga lembar tali yang dijalin menjadi satu, itulah cemeti yang menyucikan Bait Allah. Biarlah kiranya tali tiga lembar yang dijalin menjadi satu;
-          Menjadi tali pengukur, yaitu keadilan.
-          Menjadi kebenaran, itulah tali sipat.
Jadi, penyucian dari cemeti ini merupakan keadilan dan kebenaran yang datang dari Allah.

-          Bukan berarti kalau kita mengalami penyucian, dicambuk dengan cemeti, lantas kita berkata: Tuntutan firman terlalu keras.
-          Bukan berarti kalau di tengah ibadah kita menyangkal diri dan memikul salib, lantas kita berkata: Salib Kristus terlalu keras.
Itu adalah pemahaman dunia yang belum mengerti tentang kebenaran, sehingga kecenderungan hatinya hanya tercurah kepada dunia saja, tidak sedikit pun hatinya kepada TUHAN.

Kita bersyukur, sampai hari ini, tidak ada satu pun dari antara kita yang disentuh oleh virus Corona. Corona ini adalah cambuk, adalah teguran kepada semua orang di muka bumi ini. Tidak ada satu orang pun yang tidak mengalami teguran oleh virus Corona. Tetapi sekalipun virus Corona ini adalah cambuk, tidak boleh kita gunakan virus Corona ini menjadi suatu alasan untuk kita tidak datang beribadah; karena cambuk tali tiga lembar, itu lebih berkuasa untuk memutuskan dosa dan menghentikan virus Corona. Biarlah kiranya kita tanggapi hal ini dengan semakin bijaksana, dengan semakin dewasa, dengan semakin rendah hati dan lemah lembut dalam menerima firman TUHAN, supaya kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah; itulah tingkat kedewasaan penuh, supaya akhirnya layak menjadi mempelai TUHAN. Sedangkan kanak-kanak tidak layak untuk masuk dalam pesta nikah, sebab anak-anak itu;
-          Saat ditegur, ia mudah menangis.
-          Saat ada sesuatu yang disukai, ia akan tertawa.
Demikianlah anak-anak; sebentar menangis, sebentar tertawa, sebentar suka, sebentar benci, dengan lain kata; tidak mempunyai pendirian, menunjukkan bahwa ia belum dewasa. Tetapi kita bersyukur, cambuk tali tiga lembar tidak akan putus.

Sekali lagi saya sampaikan:
-          Tali pengukur, itu adalah keadilan TUHAN.
-          Tali sipat, itu adalah kebenaran.
Singkatnya; kalau kita mengalami penyucian oleh cambuk tali tiga lembar, itu merupakan keadilan dan kebenaran dari Firman Allah.
Kemudian di sini kita juga melihat: “hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian.” Jangan sampai kita mengalami dua hal ini. Kalau saat ini kita memberi diri disucikan oleh cemeti, berarti kita dilepaskan dari kebinasaan, sebab;
-          Hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong. Untuk apa kita berlindung dibalik kebohongan; untuk apa kita berdusta demi kebaikan?
-          Kemudian, air lebat akan menghanyutkan persembunyian.
Jadi, sudah sangat jelas; cambuk tali tiga lembar, itu merupakan keadilan dan kebenaran dari Allah, supaya kita jangan binasa.

Kalau kita mengalami penyucian di Bait Allah, lewat cambuk tali tiga lembar, itulah ayat-ayat firman yang ditulis dalam setiap lembaran-lembaran kitab suci ini, itu merupakan keadilan dan kebenaran dari Allah, supaya kita jangan binasa.
Sebetulnya, TUHAN itu baik, TUHAN itu sedang memperhatikan kehidupan kita. Kalau pun Bait Allah disucikan dengan cambuk, yaitu cemeti, itulah ayat-ayat Firman Allah yang hidup dan berkuasa, yang tidak putus-putusnya menyucikan dosa, sesungguhnya itu merupakan keadilan dan kebenaran dari TUHAN supaya kita jangan binasa.

Bayangkan, betapa hebat dosa kejahatan yang terjadi di Bait Allah tadi:
1.      Terdapat pedagang-pedagang lembu, kambing domba, merpati, itu sama artinya; menjual korban Kristus. Bukankah “menjual korban Kristus” adalah suatu kejahatan yang luar biasa?
-          Kalau hamba TUHAN melayani karena uang, itu sama dengan; menjual korban Kristus.

-          Kalau sidang jemaat (anak TUHAN) meninggalkan ibadah karena perkara lahiriah, karena kepentingan daging, karena terikat bisnis, usaha, pekerjaan dan kesibukan lain, itu sama dengan; menjual korban Kristus.

Kejahatan semacam ini harus disucikan, supaya kita berpadanan sesuai dengan panggilan TUHAN, supaya kita bisa memenuhi tuntutan TUHAN untuk kudus sama seperti Dia kudus adanya.
2.      Meja-meja penukar uang. Kehidupan gereja TUHAN juga harus disucikan dari dosa cinta akan uang. Bayangkan, akar dari segala kejahatan adalah cinta uang; dan oleh karena berburu uanglah banyak orang jatuh dalam berbagai-bagai dosa, banyak orang menyimpang dari iman. Bukankah itu harus disucikan?
3.      Tempat duduk di dalam Bait Allah juga harus disucikan; keakuan harus disucikan. Praktek keakuan adalah kebenaran diri sendiri, egois, kepentingan diri sendiri, mau hidup sendiri; itu semua harus disucikan.

Kita bersyukur, sebab sampai hari ini tali tiga lembar dijadikan sebagai cambuk, itulah cemeti, untuk menyucikan kehidupan kita. Kita harus berpikir dengan bijaksana dan membuka hati dengan lapang, bahwa sebenarnya cambuk tali tiga lembar adalah “tali sipat” dan “tali pengukur”, dengan kata lain; itu adalah “kebenaran” dan “keadilan” TUHAN, supaya kita jangan binasa.
Oleh sebab itu, bijaksanalah, sebelum TUHAN ambil kebijaksanaan itu. Jangan lagi kita menuruti hawa nafsu seperti pada masa kebodohan.

Sekali lagi saya tandaskan: Cambuk tali tiga lembar itu bertujuan supaya kita lepas dari ikatan-ikatan yang tidak mungkin dapat dilepaskan oleh kekuatan, yang tidak mungkin dapat dilepaskan oleh kemampuan manusia daging.
Biarlah kiranya firman itu mendarah daging dalam kehidupan kita masing-masing, dimeteraikan di dalam daging, ditukik di dalam hati kita, menjadi surat Kristus, surat pujian.
Cambuk tali tiga lembar, yang merupakan cemeti, itu merupakan penyucian yang tidak pernah putus, sebagai “tali sipat” dan “tali pengukur”, sebagai “kebenaran” dan “keadilan” TUHAN, dengan maksud supaya kita jangan binasa. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment