KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 24, 2020

IBADAH RAYA MINGGU, 22 JUNI 2020



IBADAH RAYA MINGGU, 22 JUNI 2020


WAHYU PASAL 12
(Seri: 10)

Subtema: ANAK LAKI-LAKI NAMANYA: “YANG SETIA DAN YANG BENAR”

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga; yang telah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan ibadah atau kebaktian minggu pada malam ini. Juga sidang jemaat yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN di tiap-tiap sektor menurut pembagiannya; di Serang, di Cilegon. Biarlah kiranya damai dan kasih Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dimana pun anda berada. Kiranya TUHAN memberkati saudara.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita, dan kalau TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita itu adalah tanda bahwa TUHAN mengasihi kita sekaliannya.

Segera kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU PASAL 12.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki …”, pendeknya; gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai perempuan TUHAN melahirkan seorang Anak laki-laki. Sebab, hubungannya yang sangat intim dengan Allah Tritunggal sebagai suaminya -- sebagai mana ditulis pada ayat 1 --, dengan 3 (tiga) tanda:
1.      Matahari benih dari Allah Bapa, yaitu; kasih, sebagai ayat referensi: 1 Yohanes 4:7-8.
2.      Bulan benih dari Anak Allah, yaitu; firman Allah, sebagai ayat referensi: 1 Petrus 1:23-25.
3.      Bintang-bintang benih dari Allah Roh Kudus, sebagai ayat referensi: Yohanes 3:8.

Selanjutnya, kita akan melihat gambaran dari hubungan intim atau nikah suci antara; gereja TUHAN yang sempurna dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Kita akan temukan di dalam Wahyu 14.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Sudah jelas, seratus empat puluh empat ribu orang ini menunjukkan bahwa mereka adalah inti mempelai atau milik kepunyaan Allah -- kehidupan yang dimeteraikan --, sebab; di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya

Wahyu 14:3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Seratus empat puluh empat ribu orang yang merupakan inti mempelai perempuan menyanyikan suatu nyanyian baru dan tidak ada seorang pun yang dapat mempelajari nyayian baru itu. Jelas, hal ini menunjuk kepada suatu hubungan yang intim atau puncak kasih. Sebab, di sini dikatakan: “tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu -- nyanyian baru -- selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi.”

Tidak ada seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian baru itu, berarti; tidak dapat dicemari oleh dosa apapun. Inilah yang disebut dengan hubungan intim; hubungan dalam nikah yang suci.
Jadi, kalau hubungan kita intim dengan TUHAN, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat mencemari kehidupan kita masing-masing. Itulah tanda dari nyanyian baru.

Yesaya 28:11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini (28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Logat ganjil atau berbahasa asing -- disebut juga berbahasa roh atau bahasa lidah dalam penyembahan, itu merupakan hari perhentian atau hubungan intim dengan TUHAN. Sebenarnya, hubungan intim atau hubungan dalam nikah yang suci ini memuncak pada saat pembukaan meterai yang ketujuh.

Mari kita melihat; pembukaan meterai yang ketujuh.
Wahyu 8:1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Ketika meterai yang terakhir atau meterai yang ketujuh dibuka, maka sunyi senyaplah di sorga setengah jam lamanya, artinya: hubungan intim atau hubungan dalam nikah yang suci ini sangat dihormati Allah dan seluruh isi sorga, sehingga segala aktifitas di sorga berhenti total selama setengah jam.

Kemudian, sejak peristiwa ini terjadi -- yaitu; hubungan nikah yang suci atau hubungan intim -- gereja TUHAN mulai merasakan suatu gerakan dalam tubuhnya yaitu; suatu gerakan yang mengikuti irama dari tujuh sangkakala yang ditiup oleh ketujuh malaikat -- itulah ayat 2 --. Selanjutnya, gerakan dari gereja TUHAN sudah mulai berdiam dan tenang, sebab; aktifitasnya tercurah sepenuhnya dalam penyembahan, sesuai dengan ayat 3 sampai dengan ayat 4.
Pendeknya; gereja TUHAN berada dalam puncak kasih -- berada di dalam hubungan yang intim atau hubungan dalam nikah yang suci -- antara tubuh dengan Kepala, sehingga tidak terlihat lagi gerakan tubuh yang menurut perintah daging. Biarlah kiranya kita mengikuti gerakan atau irama sesuai dengan komando atau perintah dari firman Allah yang kita dengar pada malam ini dan seterusnya. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Suasana dalam hubungan intim di sorga; begitu tenang, sunyi senyap selama setengah jam. Namun, berbanding terbalik dengan suasana di bumi, sebab; di bumi ada ledakan-ledakan. Berarti, ada suatu goncangan yang hebat di bumi, baik dalam; ekonomi, politik, dan dalam pemerintahan pada suatu bangsa. Pendeknya; dunia dihantam dengan hukuman dari ketujuh sangkakala.

Jadi intinya, masa kandungan selama sembilan bulan itu terjadi dari Wahyu 8 sampai dengan Wahyu 12:1-5. Sampai pada akhirnya nanti, gereja TUHAN yang sempurna itu akan melahirkan seorang anak laki-laki, -- Wahyu 12:5 --.

Demikianlah kita sudah memperhatikan sejenak tentang hubungan intim, sehingga; perempuan itu mengandung dan melahirkan anak laki-laki. Karena, tidaklah mungkin perempuan bisa mengandung dan melahirkan kalau tanpa hubungan dalam nikah suci -- hubungan intim --, puncak kasih. Sebagaimana gereja TUHAN dalam hubungan intimnya -- pada Wahyu 12:1 --, dengan tiga tanda; matahari, bulan, dan bintang.

Pertanyaanya: SIAPAKAH ANAK LAKI-LAKI YANG DILAHIRKAN ITU??
Kita kembali membaca Wahyu 12.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Yang pasti, Anak laki-laki pada ayat 5 ini bukanlah pribadi dari Yesus Kristus, dengan dua alasan yang pasti, antara lain, YANG PERTAMA: Anak laki-laki itu dikatakan; “… yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi …”
Sementara, Yesus Kristus sudah ditetapkan sebagai Gembala Agung bagi kita dari sejak semula; sesuai dengan gubahan atau nyanyian Daud yang sangat menginspiratif kehidupan kita masing-masing berdasarkan pengalaman hidupnya lalu dituangkan atau dituliskan di dalam Mazmur 23.
Pada Mazmur 23:1, Daud berkata; “… TUHAN adalah gembalaku …”, dari pernyataan ini, berarti; Yesus Kristus telah ditetapkan bagi kita sebagai Gembala Agung dari sejak semula. Selanjutnya, Daud berakata; “ … takkan kekurangan aku”, baik secara jasmani maupun secara rohani.
-          Secara jasmani: TUHAN mencukupkan segala sesuatunya; yakni soal apa yang dimakan, diminum, dan dipakai.
-          Secara rohani: sebagai Anak Domba yang telah disembelih, Dia telah mengambil aib kita; dengan kata lain segala dosa, segala kejahatan, segala pelanggaran-pelanggaran kita atau segala kekurangan kita telah ditutupi oleh darah Anak Domba yang telah disembelih. Jadi, hubungan antara gembala dnegan domba itu sangat kuat sekali.

Mari kita membaca dahulu Mazmur 23.
Mazmur 23:1-2
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Perikop pada ayat ini: “TUHAN, gembalaku yang baik”, ini adalah pernyataan Daud.
Jadi, Yesus Kristus sudah ditetapkan sebagai Gembala Agung bagi kita dari sejak semula, sementara Anak laki-laki yang dilahirkan oleh gereja TUHAN yang sempurna atau mempelai TUHAN -- pada Wahyu 12:5 -- nanti akan menggembalakan dengan gada besi. Kalimat “akan menggembalakan”, berarti; belum menggembalakan sementara waktu sekarang ini.

“ … takkan kekurangan aku …”, hal ini telah diterangkan; kalau kita tergembala pasti kita tidak akan kekurangan baik secara jasmani maupun secara rohani, hal itu sudah pasti karena saya sendiri sudah  mengalaminya. Tergembalalah dengan sungguh-sungguh.
Beribadah dengan menjalankan ibadah liturgis atau ibadah Taurat, itu belum tentu disebut tergembala, tetapi kalau kita betul-betul mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dan dengar-dengaran kepada Pengajaran Mempelai; seperti yang ditulis di dalam Injil Yohanes 10:2-4, itu yang disebut tergembala. Namun, kalau beribadah tidak dengar-dengaran, beribadah tetapi tidak mengikuti geraknya Firman penggembalaan dalam sebuah penggembalaan, itu bukan tergembala.
Singkatnya kalau kita tergembala lahir batin maka kita tidak akan kekurangan baik jasmani maupun rohani.

Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya pada ayat 2; domba-domba yang tergembala itu dibaringkan di padang rumput yang hijau dan dibimbing ke air yang tenang. Artinya:
-          Firman penggembalaan akan mencukupkan segala sesuatu, sehingga kita sebagai kawanan domba Allah tidak perlu sibuk = dibaringkan.
Kalau sudah tergembala pasti dibaringkan di padang berumput hijau, sehingga tidak perlu sibuk; karena manusia hidup bukan dari makanan (roti) tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
-          Kemudian, dibimbing oleh Roh TUHAN sehingga kita sebagai kawanan domba Allah tidak perlu gelisah = tenang. Biarlah kiranya kita semua berada di dalam kegiatan Roh, berarti; berada dalam pimpinan Roh, sehingga tidak perlu gelisah = tenang.

Sedikit tambahan, kita akan melihat keadaan seseorang apabila tergembala dengan baik, di dalam Yesaya 30.
Yesaya 30:15-16
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, (30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

Gambaran dari suasana tergembala -- pada ayat 15 -- :
-          Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan.
-          Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.

Jadi, singakatnya:
-          Ayat 15, ini gambaran dari suasana tergembala.
-          Sedangkan ayat 16, gambaran dari suasana daging atau menolak untuk tergembala.

Kalau mengandalkan kemampuan (kekuatan) manusia daging pasti orang semacam ini menolak untuk tergembala. Tanda orang yang mengandalkan manusia daging atau menolak untuk tergembala:
a.       Mereka yang mengandalkan manusia daging, dan berkata: “Kami mau naik kuda dan lari cepat”, maka kamu akan lari dan lenyap. Jadi, ingin cepat-cepat tetapi ujungnya lenyap (binasa), itulah orang yang mengandalkan manusia daging. Tidak sedikit orang Kristen ingin cepat-cepat tetapi tidak mau tergembala, melainkan mengandalkan kekuatan dari manusia daging. Memang hal itu bisa saja terwujud, namun lihat saja; cepat-cepat tetapi berujung lenyap (binasa).
b.      Mereka yang mengandalkan manusia daging, berkata:  "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi. Artinya: di atas daging masih ada daging, di atas kekayaan masih ada yang lebih kaya. Berarti, kita tidak bisa mengandalkan daging, tidak mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia daging.

Jadi, intinya di sini adalah: Yesus Kristus dari sejak semula telah ditentukan sebagai Gembala Agung bagi kita, sehingga kita dapat bertahan sampai pada saat ini. Kalau kita bisa bertahan sampai pada saat ini, itu adalah tanda bahwa kita telah digembalakan oleh TUHAN sampai pada saat ini.
Entah apa jadinya kalau kita hidup di luar penggembalaan -- tidak tergembala --, pasti kehidupan kita ini menjadi domba yang liar, tidak terkendali, beredar-edar; menuruti kehendak sendiri dan menuruti keinginan daging (hati sendiri), sekalipun itu bertolak belakang dengan keinginan hati TUHAN. Itulah domba yang tidak tergembala (liar), mengikuti jalannya sendiri; tidak menuruti keinginan hati TUHAN, melainkan menuruti keinginan hati sendiri.

Tetapi puji TUHAN, kita bisa bertahan sampai saat ini; dipelihara, dibela, dilindungi oleh Gembala Agung. Belajar untuk tidak mengandalkan manusia daging dengan dua alasan di atas tadi:
-          Ingin cepat-cepat ternyata cepat binasa.
-          Kemudian, ingin mengendarai kuda tangkas tetapi pengejarnya lebih tangkas, artinya: di atas daging masih ada daging, di atas kekayaan masih ada yang lebih kaya. Sehingga dapat kita ketahui, bahwa; kita tidak bisa andalkan kekuatan daging. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

Kembali kita membaca Wahyu 12.
Wahyu 12:5
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Pada ayat ini dikatakan: Anak laki-laki yang dilahirkan “akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.” Berarti, baru akan menggembalakan semua bangsa bila waktunya sudah tiba.
Dengan demikian, hal ini sangat cocok dan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh TUHAN kepada sidang jemaat di Tiatira.

Kita lihat, jemaat di Tiatira.
Wahyu 2:25-27
(2:25) Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. (2:26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; (2:27) dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku --

Janji TUHAN kepada sidang jemaat di Tiatira ialah: TUHAN karuniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi. 
Di sini dikatakan: “ia akan memerintah”, berarti belum memerintah namun akan memerintah bila waktunya telah tiba. Itulah janji TUHAN kepada jemaat di Tiatira.

Timbul suatu pertanyaan: Siapakah dari antara sidang jemaat di Tiatira ini yang akan memerintah atau menggembalakan bangsa-bangsa dengan tongkat besi??
Jawaban dari pertanyaan di atas ada dua.
1.      Orang-orang yang menang.
2.      Orang-orang yang melakukan pekerjaan TUHAN sampai kesudahannya.

Kita akan melihat dan memeriksa dua perkara ini, di mulai tentang: ORANG-ORANG YANG MENANG.
Orang-orang yang menang, menunjuk kepada: orang-orang yang tidak mau kalah secara khusus terhadap ajaran Izebel.

Wahyu 2:20
(2:20) Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

Izebel menyebut dirinya nabiah, sehingga ia merasa layak mengajar dan menyesatkan hamba-hamba TUHAN. Izebel ini merupakan satu dari dua perempuan yang luar biasa, yang berusaha untuk merusak tatanan yang sudah TUHAN tentukan; seperti tatanan di dalam 1 Korintus 11.
-          Kepala dari perempuan adalah laki-laki.
-          Kepala dari laki-laki adalah Kristus.
-          Sedangkan, kepada dari Kristus adalah Allah.
Tatanan inilah yang mau dirusak oleh Izebel.
Sedangkan, perempuan satu lagi -- perempuan yang lain -- itulah Babel besar; ibu dari semua wanita-wanita pelacur. Babel besar ini berusaha merusak gereja TUHAN, berusaha menggagalkan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Pendeknya: ajaran Izebel ini berusaha untuk memutar balik pengajaran firman Allah yang benar dan murni, sehingga yang menjadi sasaran dari ajaran Izebel adalah hamba-hamba TUHAN. Kalau hamba-hamba TUHAN dikacaukan oleh ajaran Izebel, maka umat TUHAN yang dilayani juga akan mengalami suatu pengertian yang kacau.

Sebagaimana kita akan melihat di dalam 1 Raja-Raja 18.
1 Raja-Raja 18:18-19
(18:18) Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal. (18:19) Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."

450 (empat ratus lima puluh) nabi-nabi Baal dan 400 (empat ratus) nabi-nabi Asyera, mendapat makan dari meja istana Izebel.
Mengapa hamba-hamba TUHAN mau diajar dan disesatkan oleh Izebel?? Karena Izebel mengaku dirinya sebagai nabiah, sampai pada akhirnya 950 (sembilan ratus lima puluh) nabi-nabi meninggalkan pengajaran firman Allah yang benar dan murni.

Kita akan melihat, kondisi umat TUHAN apabila hamba-hamba TUHAN disesatkan.
1 Raja-Raja 18:21-22
(18:21) Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun. (18:22) Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.

Ketika hamba-hamba TUHAN disesatkan oleh ajaran Izebel; seluruh umat Israel “berlaku timpang” dan “bercabang hati.”
-          “Berlaku timpang”, artinya: tidak mempunyai pendirian yang benar di hadapan TUHAN.
-          Kemudian, “bercabang hati”, artinya: mendua hati.
Perlu untuk diketahui; orang yang mendua hati tidak akan mendapat apa-apa, itu sebabnya nabi Elia berkata: “Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia."
Dalam keadaan timpang dan bercabang hati mereka (umat Israel) berdiam diri; tidak mau menjawab Elia, artinya: mereka tidak mau berubah.

Jadi, kesimpulannya: ajaran Izebel ini tidak membawa gereja TUHAN sampai kepada puncak rohani (dewasa rohani), dengan lain kata; tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala. Jadi, yang benar adalah biarlah kiranya kita makan dari meja TUHAN, bukan dari meja istana Izebel.
“Makan dari meja TUHAN”, dalam Pengajaran Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN, artinya: persekutuan yang mendalam dengan Yesus Anak Allah lewat firman-Nya dan perjamuan suci.

Mari kita lihat itu, di dalam Imamat.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

Dua belas ketul roti di atas meja diatur menjadi dua susun; masing-masing terdiri dari enam ketul roti. Jika, dua susun ini disatukan = 66 (enam puluh enam) à jumlah seluruh kitab suci yang ditulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; seluruhnya berbicara tentang nikah. Kalau berbicara tentang nikah, berarti:
-          Sudah pasti Kristus adalah Kepala dari tubuh-Nya -- Dialah Mempelai Pria Sorga --.
-          Sedangkan, sidang jemaat adalah tubuh-Nya -- mempelai perempuan-Nya --.
Inilah yang disebut dengan hubungan nikah suci.

Jadi, kalau makan dari meja istana Izebel pengajaran firman Allah yang benar diputar balik; tubuh jadi kepala dan kepala jadi tubuh, akhirnya umat Israel menjadi kacau -- berlaku timpang dan bercabang hati --, sehingga tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala. Tetapi, kalau malam ini kita makan dari meja TUHAN itu supaya gereja TUHAN menempatkan Kristus sebagai Kepala.

Bayangkan apabila tubuh tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, berarti;
-          Tubuh menjadi liangnya serigala.
-          Dan sarangnya burung.
-          Dikuasai oleh roh jahat dan roh najis.
Serigala à roh jahat, pekerjaannya adalah menerkam dan mencerai beraikan kawanan domba; merusak kawanan domba sehingga domba-domba tidak tergembala -- menjadi liar, penuh dengan kejahatan --.
Burung à roh najis, pekerjaan dari roh najis adalah menghambat pembangunan tubuh Kristus; sebagaimana Babel besar -- ditulis di dalam Wahyu 17 dan Wahyu 18 -- menghambat rencana pembangunan tubuh Kristus di dalam Wahyu 19:6-9.

Puji TUHAN, malam ini kita makan dari meja TUHAN; di atasnya terdapat dua belas ketul roti yang dibagi menjadi dua susun, tiap-tiap susun masing-masing terdiri dari enam ketul roti. Kalau dua susun disatukan sama dengan 66 (enam puluh enam) à jumlah seluruh kitab suci dan seluruhnya berbicara tentang nikah.
-          Diawali dengan nikah Adam pada kitab Kejadian,
-          Kemudian, diakhiri dengan nikah yang rohani pada kitab Wahyu 19:6-9.
Jadi, jelas seluruh kitab suci baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, semuanya berbicara tentang hubungan intim dengan TUHAN, hubungan dalam nikah suci dengan TUHAN, hubungan antara tubuh dengan Kepala menyatu.
Kesimpulannya: pengajaran yang benar dan murni adalah membawa gereja TUHAN masuk dalam tubuh Kristus yang sempurna menjadi mempelai wanita TUHAN dan akhirnya gereja TUHAN atau mempelai TUHAN -- dalam Wahyu 12:5 -- melahirkan seorang anak laki-laki.

Imamat 24:7
(24:7) Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Suatu perintah; harus membubuhkan kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun, artinya: pengajaran firman Allah yang benar dan murni -- tanpa ragi --, akan membawa hidup rohani gereja TUHAN sampai berada pada puncaknya yaitu doa penyembahan.
Jadi, doa penyembahan merupakan puncak kasih, arti doa penyembahan adalah: mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama seperti diri sendiri; kalau orang lain susah maka kita juga susah, orang lain bersuka kita juga bersuka, jadi merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Penyembahan itu merupakan suatu kedudukan yang sangat indah sekali di hadapan TUHAN.

Kita kembali membaca Wahyu 2.
Wahyu 2:26
(2:26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;

Siapakah dari antara sidang jemaat di Tiatira ini yang akan memerintah atau menggembalakan bangsa-bangsa dengan tongkat besi?? Jawaban yang kedua ialah: orang-orang yang melakukan pekerjaan Tuhan sampai  kesudahannya.

Sekarang kita akan melihat tentang: ORANG-ORANG YANG MELAKUKAN PEKERJAAN TUHAN SAMPAI KESUDAHANNYA.
Melakukan pekerjaan TUHAN sampai kesudahannya, jelas itu menunjuk kepada: orang-orang yang setia. Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya? Orang baik banyak, tetapi orang yang setia susah ditemukan.
Biarlah kita semua adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan TUHAN sampai kesudahannya, tidak berhenti di tengah jalan di dalam hal mengikuti TUHAN.

Mari kita melihat, suatu contoh yang mulia dan suci dari pribadi Yesus Anak Allah.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

“Taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib” = setia. Berarti: Melakukan pekerjaan TUHAN sampai kesudahannya (sampai tuntas) = setia.

Jadi, pekerjaan TUHAN yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah selama di bumi ini; kalau kita kaitkan dengan Injil Yohanes 6:
-          Tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat kesembuhan -- ayat 2-3 --.
-          Kemudian, tidak berhenti hanya sebatas memberi makan 5000 orang laki-laki dengan lima roti dan dua ikan, tidak berhenti dengan mujizat itu… Ayat 10-14.
-          Tetapi, pekerjaan Allah yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah selama tiga tahun setengah bersama dengan murid-murid adalah “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” = setia.

Perlu juga saya tambahkan sedikit, supaya gereja TUHAN sampai berada pada suatu kedudukan yang luar biasa itulah setia. Kita pelajari hal ini pada ayat 6 dan ayat 7.
Filipi 2:6-7
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan:
Yang Pertama: Mengosongkan diri-Nya sendiri = berada pada titik nol (titik terendah).
Titik nol (titik terendah) à sengsara salib. Kalau titik nol atau mengosongkan diri menjadi ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan, maka tentu seorang hamba TUHAN tidak akan lupa dengan ruang lingkupnya yaitu melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sampai kesudahan. Kalau betul-betul dia adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati, pasti dia akan ingat melayani TUHAN, ingat untuk melayani pekerjaan TUHAN sampai kesudahan.
Yang Kedua: Mengambil rupa seorang hamba, berarti; tidak mengambil rupa seorang tuan yang hanya bisa memerintah, selain hanya untuk menjadi hamba.
Kalau mengambil rupa seorang tuan berarti dia hanya bisa memerintah, tetapi kalau kita mengambil rupa sebagai seorang hamba, maka kita datang beribadah hanya untuk melayani TUHAN, sebab; pemimpin sebagai pelayan TUHAN. Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani sampai mengorbankan titik darah penghabisan.

Kita perhatikan Injil Lukas 17.
Lukas 17:7-8
(17:7) "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan (17:8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 

Kalau mengambil rupa sebagai seorang hamba: selain berikat pinggang, juga melayani tuannya sampai selesai, sampai tuntas, sampai kesudahannya.

Lukas 17:9
(17:9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Seorang hamba tidak menunggu atau tidak mengharapkan ucapan terima kasih (melayani tanpa pamrih) dari tuannya.

Lukas 17:10
(17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Jadi jelas, dari pernyataan pada ayat 10: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan", menunjukkan bahwa seorang hamba:
-          Tidak memiliki hak sedikitpun untuk dirinya untuk membela diri,
-          Tidak memiliki hak untuk mengharapkan pamrih atau ucapan terima kasih dari tuannya,
-          Selain melakukan apa yang harus dilakukan kepada tuannya.

Inilah rupa hamba; “tetap berikat pinggang”, kemudian melayani TUHAN sampai kesudahannya (sampai selesai), tidak berhenti di tengah jalan. Kalau kita melayani TUHAN kemudian berhenti di tengah jalan, maka kita akan mengalami suatu kerugian yang besar -- bukan kerugian yang sedikit --.

Inilah awal untuk sampai kepada setia; diawali dari tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan:
1.      Mengosongkan diri = berada di titik nol. Berarti, tidak lupa pada pekerjaan TUHAN jikalau memang titik nol merupakan ruang lingkup dari seorang hamba TUHAN.
2.      Mengambil rupa sebagai seorang hamba.
Biarlah kita mengadopsi apa yang dikatakan oleh hamba ini kepada tuannya: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Berarti, seorang hamba:
-          Tidak ada hak untuk dirinya sendiri selain tuannya kepada dia.
-          Kemudian, tidak berharap untuk diucap terima kasih (melayani tanpa pamrih). Jadi, kalau kita melayani jangan menunggu ucapan terima kasih, jangan menunggu balasan, jangan menunggu upah dari manusia.
Tetaplah berikat pinggang dan kerjakanlah pekerjaan sampai kesudahannya.

Mari kita melihat kehidupan yang setia; apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos, dia tuliskan kembali suatu pernyataan yang begitu indah dan mulia, kita akan melihat di dalam Wahyu 19.
Wahyu 19:11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Penunggang kuda putih bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Wahyu 19:14
(19:14) Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.

Semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia, mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Sudah jelas ini adalah orang-orang pilihan TUHAN (milik kepunyaan Allah) = hamba-hamba Tuhan.

Wahyu 19:15
(19:15) Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.

“Yang Benar dan Yang Setia” ini akan menggembalakan mereka dengan gada besi. Inilah Anak laki-laki yang dilahirkan itu sebagai gambaran dan  bayangan secara rohani, sehingga kita bisa mengartikan seperti apa Anak laki-laki yang dilahirkan itu, tetapi yang pasti itu bukanlah pribadi Yesus Kristus.
Mungkin dalam kesempatan ini saya tidak dapat mengungkapkan Anak laki-laki itu secara detail tetapi sebagai gambaran dan bayangannya secara rohani kita sudah temukan Anak laki-laki yang dilahirkan itu, dialah namanya “Yang Setia dan Yang Benar” dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada atau tongkat besi.

“ … Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.” Jelas, “Yang Setia dan Yang Benar” ini mengadakan penghukuman (pembalasan), yaitu; kegeraman murka Allah.
Jadi, Anak laki-laki yang dilahirkan ini akan memerintah dan menggembalakan dengan gada atau tongkat besi, untuk menghukum bangsa-bangsa yang melawan kepada TUHAN. Anak laki-laki yang dilahirkan ini dipakai sebagai alat TUHAN untuk membalas penghukuman sebagai murka Allah.
Memang masuk akal yang menjadi imam dan yang diangkat menjadi pemimpin di dalam rumah Tuhan harus laki-laki (Anak laki-laki). Sebab itu, saya katakan sekali lagi dengan tandas: tolak pengajaran yang menyesatkan itulah ajaran Izebel.

Wahyu 19 ini merupakan penggenapan nubuatan dari nabi yang heran dan luar biasa, itulah nabi Yesaya dan nabi Mikha.

Mari kita lihat, nubuatan dari nabi Yesaya.
Yesaya 66:6-9
(66:6) Dengar, bunyi kegemparan dari kota, dengar, datangnya dari Bait Suci! Dengar, TUHAN melakukan pembalasan kepada musuh-musuh-Nya! (66:7) Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki. (66:8) Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya. (66:9) Masakan Aku membukakan rahim orang, dan tidak membuatnya melahirkan? firman TUHAN. Atau masakan Aku membuat orang melahirkan, dan menutup rahimnya pula? firman Allahmu.

TUHAN melakukan pembalasan kepada musuh-musuh-Nya -- terhadap si seteru --, yakni:
1.      Daging dengan segala keinginannya.
2.      Iblis atau setan; roh jahat dan roh najis.
3.      Termasuk dunia dengan arusnya yang menghanyurkan kerohanian dari anak-anak TUHAN.

Singkatnya, gereja TUHAN yang sempurna melahirkan sebuah bangsa itulah Anak laki-laki yang akan menjadi anak TUHAN untuk membalaskan murka Allah atas iblis atau setan dan bangsa-bangsa yang melawan TUHAN. Itulah tugas Anak laki-laki: memerintah dan menggembalakan bangsa-bangsa dengan tongkat atau gada besi yang merupakan sebagai penghukuman, sebagai pembalasan murka Allah atas iblis dan bangsa-bangsa yang melawan TUHAN.

Jadi, Anak laki-laki ini akan dilahirkan sekejap hanya satu hari saja. Satu hari bagi TUHAN = seribu tahun bagi manusia. Kelak akan ada kerajaan seribu tahun damai yang memerintah adalah orang-orang pilihan TUHAN.
Kita bersyukur, dengan pengertian Anak laki-laki yang dilahirkan ini TUHAN mendengarkan doa permohonan yang dinaikkan kepada TUHAN, sehingga keluarlah firman TUHAN yang indah dan suci bagi kita, TUHAN bukakan firman-Nya malam ini bagi kita. Anak laki-laki namanya “Yang Setia dan Yang Benar.”

Kita bersyukur gereja yang sempurna melahirkan Anak laki-laki, namanya: “Yang Setia dan Yang Benar”, Dia akan memerintah dan menggembalakan bangsa-bangsa dengan tongkat besi sebagai alat untuk menghukum iblis atau setan dan bangsa-bangsa yang melawan TUHAN.

Lebih jauh, kita melihat nubuatan nabi Mikha.
Mikha 4:9-13
(4:9) Maka sekarang, mengapa engkau berteriak dengan keras? Tiadakah raja di tengah-tengahmu? Atau sudah binasakah penasihatmu, sehingga engkau disergap kesakitan seperti perempuan yang melahirkan? (4:10) Menggeliatlah dan mengaduhlah, hai puteri Sion, seperti perempuan yang melahirkan! Sebab sekarang terpaksa engkau keluar dari kota dan tinggal di padang, terpaksa engkau berjalan sampai Babel; di sanalah engkau akan dilepaskan, di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu. (4:11) Sekarang banyak bangsa berkumpul melawan engkau, dengan berkata: "Biarlah dia dicemarkan, biarlah mata kita puas memandangi Sion!" (4:12) Tetapi mereka itu tidak mengetahui rancangan TUHAN; mereka tidak mengerti keputusan-Nya, bahwa Ia akan menghimpunkan mereka seperti berkas gandum ke tempat pengirikan. (4:13) Bangkitlah dan iriklah, hai puteri Sion, sebab tandukmu akan Kubuat seperti besi, dan kukumu akan Kubuat seperti tembaga, sehingga engkau menumbuk hancur banyak bangsa; engkau akan mengkhususkan rampasan mereka bagi TUHAN dan kekayaan mereka bagi Tuhan seluruh bumi.

Jadi sudah sangat jelas, puteri Sion -- menunjuk kepada: gereja TUHAN yang sempurna -- akan melahirkan Anak laki-laki dan menggembalakan bangsa-bangsa dengan murka Allah terhadap:
-          Babel kejahatan dan kenajisan.
-          Orang-orang yang mau mencemarkan gereja TUHAN dengan berbagai perkara.
Jadi, jelas sekali Anak laki-laku yang dilahirkan ini dipakai TUHAN untuk menghukum bangsa-bangsa dengan tongkat besi atau gada besi.
Pada ayat 13 dikatakan: “… tandukmu akan Kubuat seperti besi, dan kukumu akan Kubuat seperti tembaga …”
Artinya; tembaga, menunjuk kepada: penghukuman lewat tongkat besi.

Jadi, biarlah pada saat ini kita datang dengan rendah hati untuk menerima pengajaran firman Allah yang benar dan murni, membentuk kehidupan kita sekaliannya. Lebih baik kita mengalami penghukuman terhadap daging lewat tongkat besi hari ini, dari pada nanti mendapat penghukuman dari tongkat besi tetapi berujung kepada kebinasaan.

Segera kita memperhatikan sebagai JALAN KELUARNYA.
Wahyu 2:26
(2:26) Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;

“… dikaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa”, kita tidak akan berkuasa atas bangsa-bangsa kalau bukan TUHAN yang mengaruniakannya.

Wahyu 2:27
(2:27) dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku --

Lihat;
-          Anak laki-laki memerintah mereka dengan tongkat besi,
-          Kemudian bangsa-bangsa akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk.
Biarlah kiranya tongkat besi, yakni; ketegasan dari pengajaran firman Allah yang benar, betul-betul datang untuk mengubahkan kehidupan kita, seperti tongkat besi meremukkan tembikar tukang periuk. Tembikar, menunjuk kepada: manusia daging, memang harus diremukkan dan dihancurkan, jangan sesekali menuruti tembikar daging.

Biarlah kiranya kita datang dengan rela hati supaya segala tabiat daging ini dihancurkan lewat pengajaran firman Allah yang benar dan murni, tanpa ragi.
Jangan kita menuruti tembikar itu, itulah manusia daging dengan segala keinginan-keinginannya, biarlah itu dihancurkan sebagai penghukuman dari kuasa pembukaan firman terhadap daging supaya kehidupan kita diubahkan oleh TUHAN.

Wahyu 2:28
(2:28) dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.

“Kepadanya akan dikaruniakan bintang timur.” Bintang timur itulah bintang yang gilang gemilang, menunjuk kepada: pribadi Yesus Kristus.
Bintang timur itu akan menjadi petunjuk kepada kehidupan kita masing-masing, bagaikan gapura-gapura menunjukkan jalan yang benar sampai kepada keselamatan yang benar; sama seperti orang Majus mereka sampai di tempat tujuan, lalu membawa korban dan persembahan.

Kalau bintang timur itu terbit bersinar di dalam hati kita; dia akan menuntun, mengarahkan kita, dia akan memberi suatu petunjuk yang baik, yang benar, yang suci, yang mulia, sehingga pada saat kita tiba di tempat tujuan kita akan datang membawa korban dan persembahan, mempersembahkan segenap kehidupan kita kepada TUHAN, seperti orang-orang Majus. Selama bintang timur itu tidak terbit di dalam hati kita, kita tidak akan tahu tujuan hidup kita masing-masing; kita akan kehilangan haluan, kehilangan arah tujuan hidup. Sebab itu, malam ini kita harus membuka hati dengan lebar-lebar, kiranya tongkat besi (pembukaan firman) betul-betul meremukkan tembikar tukang periuk, meremukkan manusia dengan tabiat dagingnya.
Jangan kita senantiasa menuruti tabiat daging, sampai pada akhirnya dikaruniakan bintang timur terbit bersinar di dalam hati, untuk menjadi petunjuk serta mengarahkan kita kepada yang benar, yang suci, yang mulia, sampai selamat. Tiadalah mungkin kita selamat kalau bintang timur tidak dikaruniakan dan tidak terbit bersinar di dalam hati kita.

Kita bersyukur TUHAN sangat memperhatikan kehidupan kita sekaliannya. Kalau kita benar-benar setia sampai kepada kesudahannya akan dikaruniakan: bangsa-bangsa dan memerintah (menggembalakan) dengan tongkat besi. Tetapi, mulai dari sekarang bukalah hati lebar-lebar untuk pembukaan firman meremukkan tembikar tukang periuk. Manusia daging itulah tembikar yang harus diubah. Jangan sesekali hidup menurut keinginan-keinginan dari tembikar itu sendiri. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment