KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, January 18, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 JANUARI 2024



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 16 JANUARI 2024

SURAT YUDAS.

(Seri: 03 )

Subtema: KUASA KERENDAHAN HATI.


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmatNya telah menghimpunkan kita untuk berada di atas gunung TUHAN yang Kudus, beribadah, melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan, dan sekaligus nanti kita akan membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah yang hidup, Dialah Allah yang benar.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming, atau online, YouTube, Facebook atau media sosial apapun. Kiranya TUHAN juga hadir disana, memberi damai sejahtera, sekaligus menjadi Imam Besar; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita, supaya ibadah ini tidak menjadi percuma.


Mari kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari Surat Yudas.

Namun baiknya kita berdoa, dalam Roh dalam doa kita mohon kepada TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Surat Yudas adalah salah satu dari surat-surat yang terpendek dalam perjanjian baru.  Tetapi sekalipun surat Yudas ini pendek, tapi benar-benar padat dan penuh dengan makna yang begitu serius dan dalam. 


Pertanyaanya: SIAPAKAH YUDAS INI?

Untuk kita bisa mengenal pribadi Yudas, maka tentu saja kita akan membaca Yudas 1:1.

Yudas 1:1 Perikop: “Salam”

(1:1) Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.


Yudas  ternyata adalah salah seorang dari saudara Yakobus.


Lebih rinci sebagai ayat referensinya dapat kita temukan dalam Markus 6:3.

Markus 6:3

(6:3) Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.


Kita lihat persamaan dari Markus 6:3 ada pada injil Matius 13:55.

Matius 13:55

(13:55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?


Yesus adalah saudara Yakobus, Yusuf (Yoses), Yudas, Simon, lahir dari rahim Maria.

Intinya; Yudas adalah saudara kandung Yesus – lahir dari kandungan yang sama –. Namun dalam Yudas 1:1: Yudas menyatakan dirinya sebagai hamba Yesus Kristus, ia tidak mau memperkenalkan dirinya sebagai saudara kandung Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa Yudas adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati, sederhana, tanpa penonjolan diri. Hamba Tuhan seperti ini adalah hamba Tuhan yang berusaha meninggikan Yesus.


Kalau seorang hamba TUHAN sederhana dan rendah hati, maka tentu ia tidak akan menonjolkan kelebihan-kelebihan yang ia punya, selain hanya meninggikan pribadi Yesus setinggi-tingginya di bumi ini.

Biarlah kiranya kita saling mendoakan, supaya kita tidak menonjolkan kelebihan yang kita punya; lahir batin, selain hanya untuk meninggikan pribadi Yesus saja setinggi-tingginya.


Kalau punya kelebihan harta, puji TUHAN, tapi biar TUHAN saja yang kita tonjolkan. Kalau kita punya kelebihan secara pengetahuan, kedudukan, jabatan, gelar, pangkat, puji TUHAN, tapi biarlah kiranya yang kita tonjolkan TUHAN Yesus saja (berusaha untuk meninggikan Yesus setinggi-tingginya) di atas muka bumi ini.

TUHAN Yesus tidak mungkin ditinggikan kalau kita tidak mau merendahkan diri


Lebih rinci tentang: MENINGGIKAN YESUS KRISTUS.

Yohanes 3:30 Perikop: “Kesaksian Yohanes tentang Yesus”

(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.


Kalau Yesus menjadi satu Pribadi Yang Besar, maka kita harus mau menjadi kecil.  Kalau Yesus mau ditinggikan, berarti kita harus mau merendahkan diri.

Yesus tidak mungkin menjadi suatu pribadi yang ditinggikan kalau kita tidak membawa diri kita di tempat yang paling rendah.  Yesus tidak mungkin menjadi suatu pribadi yang besar, kalau kita tidak mau menjadi kecil. Sehingga benarlah yang dikatakan Nabi Yohanes pembaptis: Dia harus semakin besar, tetapi kita semua harus semakin kecil ; Yesus harus ditinggikan, tetapi kita harus berada di tempat yang rendah. Oleh sebab itu, biarlah Yesus semakin bertambah-tambah dan kita juga harus semakin berkurang-kurang.

Singkat kata:  Yohanes  pembaptis adalah seorang hamba Tuhan yang rendah hati.

Hanya dengan kerendahan hati, maka Yohanes pembaptis dapat meninggikan Yesus setinggi-tingginya di bumi ini, tidak ada jalan lain, tidak ada cara lain. 


Mengapa Yohanes pembaptis ini merendahkan diri di hadapan TUHAN? dan apa bukti ia merendah diri di hadapan TUHAN? 

Kerendahan hati dari Yohanes pembaptis ini dapat kita lihat dalam Yohanes 3:22-24.

Yohanes 3:23-24

(3:22) Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (3:23) Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, (3:24) sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.



Sebelum dimasukkan ke dalam penjara, Yohanes pembaptis sibuk membaptis sejumlah orang di Ainon, itu berarti Yohanes tidak lalai di dalam hal menunaikan tugasnya.

Kita pun – secara khusus imam-imam – jangan lalai menunaikan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing di hadapan TUHAN. 


Yohanes pembaptis membaptis sejumlah orang di Ainon, sementara dalam kesempatan yang lain Yesus dan murid-murid juga membaptis banyak orang di tanah Yudea, di seberang sungai Yordan.


Yohanes 3:25-26

(3:25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (3:26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."


Singkat kata; Hal penyucian (baptisan air) yang sedang terjadi ternyata menimbulkan perselisihan antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi, karena mempertanyakan dua baptisan yang sedang terjadi:

  1. Yohanes membaptis di Ainon.

  2. Yesus membaptis di Yudea.

Bahkan murid-murid Yohanes pembaptis ini cenderung tidak bisa menerima kenyataan terkait dengan baptisan yang dikerjakan oleh Yesus dan murid-muridNya di Yudea.


Untuk memahami dua baptisan ini memang diperlukan hikmat dan akal budi dari TUHAN, supaya kita sampai kepada kebenaran yang TUHAN mau. 

Diperlukan hikmat, akal budi, kebijaksanaan dari Sorga untuk kita bisa mengerti dan memahami rencana TUHAN, hingga akhirnya kita sampai kepada kebenaran yang datang dari Sorga. 


Matius 3:1-2 Perikop: “Yohanes Pembaptis”

(3:1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (3:2) "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" 


“Bertobatlah” kaitannya dengan kerajaan Sorga. 

Jadi TUHAN tidak menghendaki kebinasaan orang fasik, melainkan menghendaki pertobatan orang Fasikkaitan kerajaan Sorga –.

Kaitan pertobatan itu kerajaan Sorga, bukan supaya kita terlihat lebih rohani dari orang lain. 


Lebih jelas lagi di ayat 11:

Yohanes 3:11

(3:11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.


Di sini kita melihat:

  • Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan

  • sedangkan Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan api

Sebenarnya baik baptisan Yohanes, maupun baptisan Yesus sama-sama mengadakan penyucian. Yohanes pembaptis membaptis (menyucikan)  dengan air, sedangkan Yesus membaptis (menyucikan) dengan Roh Kudus dan api. 


Kalau kita sampai hangus oleh api sengsara (penderitaan/sangkal diri, pikul salib) itu yang disebut api penyucian. Demikian juga Yesus sudah dihanguskan oleh api derita sengsara di atas kayu salib, itu penyucian oleh Roh Kudus dan api.

Penyucian oleh Roh Kudus dan api nanti akan membawa kita sampai sepasang. Yohanes pembaptis tidak layak membuka tali kasut, tetapi Yesus layak untuk membawa kita menjadi mempelai TUHAN (sepasang). 


Jadi baptisan yang dilakukan Yohanes dan Yesus sama-sama mengadakan penyucian.

Tetapi kalau orang melihat ini tanpa hikmat, memandang tanpa akal budi dan kebijaksanaan yang datang dari sorga akan menimbulkan pertanyaan dan terjadi perselisihan.

Tetapi kita bersyukur untuk rahmat TUHAN, sebab kita tidak mungkin mengerti jalan-jalan  ke Sorga kalau TUHAN tidak merangkaikan hatiNya kepada hati kita. 

TUHAN sudah merangkai ayat-ayat firman ALLAH, sebagai isi hatinya untuk menyatu dengan hati kita, supaya kita tau jalan-jalan ke Sorga. 

Masuk ke Sorga bukan karena hasil usaha, bukan karena kental dengan kebenaran diri sendiri, kental dengan logika


Jadi Yohanes pembaptis dan Yesus sama-sama membaptis (mengadakan penyucian) tetapi berbeda kebutuhannya, yakni:

  • Penyucian yang diadakan Yohanes pembaptis untuk pertobatan,

  • sedangkan penyucian yang dikerjakan Yesus untuk membawa kita sepasang dengan Dia. 


Roma 8:11

(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.


Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan , tetapi Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan api. Disini kita melihat Roh Kudus (Roh Allah) membangkitkan Yesus dari antara orang mati.


1 Korintus 15:20

(15:20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (15:21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.


Jadi pertanyaan soal dua baptisan sudah terjawab secara garis besarnya, yaitu: Kita dibaptis bukan hanya untuk bertobat, tetapi dibangkitkan untuk memperoleh hidup kekal, dengan lain kata menjadi mempelai Tuhan, sepasang dengan mempelai laki-laki Sorga. Sebab kata "yang sulung" kaitannya; “milik kepunyaan Tuhan”. Milik kepunyaan Tuhan adalah mempelai perempuan TUHAN.


Penyucian oleh baptisan air datang dari Yohanes pembaptis sebagai tanda pertobatan, tapi Yesus juga mengadakan baptisan di Yudea (di seberang sungai Yordan). Rupanya setelah diteliti, baptisan itu memang ada, tetapi baptisan dari Yesus baptisan oleh Roh Allah (Roh Kudus) dan api.


Kalau kita melihat dari sisi api: Sifatnya menghanguskan, sebagaimana Yesus Kristus dihanguskan oleh api sengsara di atas kayu salib, hal itu merupakan penyucian. 

Jadi setiap kali kita menanggung sengsara derita, berarti TUHAN mau sucikan kita. 

Oleh sebab itu  saudara jangan bertanya-tanya apabila kita menanggung penderitaan tanpa salah, tidak usa bertanya-tanya salah saya apa. TUHAN punya maksud, supaya kita terus mengalami penyucian. 

Tapi Yesus juga membaptis kita dengan Roh Kudus El-Kudus, itulah yang membangkitkan Yesus dari antara orang mati, supaya kita hidup di dalam kehidupan kekal, menjadi sepasang. 

Disini kita melihat bahwa: Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung. Kaitan dari “sebagai yang sulung” adalah “sebagai milik kepunyaan TUHAN” itulah Mempelai perempuan TUHAN. 

Jadi singkat kata: Pertanyaan soal dua baptisan di atas tadi sudah terjawab, walaupun secara garis besar. Saya katakan secara garis besar karena tidak terlalu detail dengan banyak ayat-ayat. 

Yang sulung kaitannya adalah milik kepunyaan TUHAN, sedangkan laki-laki itu kaitanya adalah imam-imam.


Yohanes 3:25-28

(3:25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (3:26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."


Disini kita melihat timbul perselisihan karena adanya pertanyaan soal dua baptisan. 

Sekarang bagaimana jawaban Yohanes pembaptis untuk meluruskan dua baptisan ini. Bagaimana cara Yohanes pembaptis menceritakan segala sesuatunya terkait dengan rencana Tuhan yang hanya bisa dipahami oleh hikmat akal budi yang datang dari Sorgawi? Bagaimana Yohanes meluruskan ini semua, supaya gereja TUHAN (anak-anak TUHAN) bisa menerimanya?


Yohanes 3:27

(3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.(3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh


Sebagai tambahan sebelum penjelasan dari ayat ini, kalau kita disucikan sebagai tanda pertobatan, hal  itu akan membawa kita pada satu sukacita. Tetapi kalau hanya bertobat saja belum masuk sorga, (belum menjadi sepasang dengan mempelai laki-laki), dengan lain kata belum terikat dengan kasih Mempelai, sukacita itu belum penuh, sekali waktu sukacita bisa sirna. 


Jawaban Yohanes kepada murid-murid Yesus sebagai tanda kerendahan dihati:

YANG PERTAMA (ayat 27); "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.

Menerima sesuai karunia TUHAN, karunia dari Sorga saja, jangan memaksa kehendak sendiri.

Ayat 27 ini kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada HALAMAN, di dalamnya terdapat Mezbah korban bakaran.

Mezbah Korban Bakaran adalah bayangan dari salib di Golgota.

Yesus telah memecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib, itu berarti Yesus telah memberikan segala sesuatu di atas kayu salib.

Jadi Mezbah korban bakaran ini adalah bayangan dari salib di Golgota. Disitulah janji-janji TUHAN digenapi. 



Dahulu, sebelum menikah saya pernah berkata kepada salah seorang pemuda, sekarang dia sudah menjadi seorang suami: Jangan paksakan diri, nanti TUHAN pasti kasih yang terbaik, tercantik, terindah bagi dirimu, jangan paksakan ya. Namun ia memaksakan diri, akhirnya ada ada kesalahan yang mempermalukan diri sendiri. Kalau datang dari Sorga TUHAN tidak pernah permalukan kita, sebab itu banyak belajar dengar-dengaran. 

Dalam acara apa saja jangan paksakan diri. Kalau paksakan diri pasti ada kaitanya dengan daging, bukan dari Sorga. Lebih baik dengar-dengaran. Kalau tidak dengar-dengaran, suatu kali kesalahan itu mempermalukan diri kita. Biar kita menerima sesuai karunia TUHAN saja. 


Jadi Nabi Yohanes ini betul-betul hamba TUHAN yang rendah hati, dia tidak tonjolkan kepentinganya, tetapi Dia tonjolkan kepentingan Yesus seperti Yudas.

Yudas adalah saudara kandung Yesus, tetapi terhadap Yakobus dia berkata saudaraku, tetapi kaitanya dengan Yesus dia selalu menempatkan diri sebagai hamba, budak (doulos)


YANG KEDUA (ayat 28); Yohanes diutus dan bersaksi untuk mempersiapkan jalan bagi Raja.

Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya mempersiapkan jalan bagi raja.

Jadi kesaksian kita di bumi ini untuk mempersiapkan jalan Raja. Jadi jangan putuskan jalan Raja bagi sesamamu di bumi ini, karena TUHAN juga mau jadi Raja atas kehidupannya. Persiapkan jalan bagi TUHAN. 

Ayat 28 kalau dikaitkan dengan pola tabernakel terkena kepada PELITA EMAS, kedudukannya ada di 

RUANGAN SUCI.


YANG KETIGA (ayat 29); Hidup di dalam sukacita mempelai.

Ayat 29 kalau dikaitkan dengan pola tabernakel terkena kepada TABUT PERJANJIAN yang ada dalam Ruangan Maha Suci. Kedudukan sukacita mempelai ada di Ruangan Maha Suci. 


Dikaruniakan apa saja di bumi ini memang datangnya dari Sorga, sukacita kita belum penuh. Menjadi kesaksian pun di bumi sukacita belum penuh. Nanti sukacita kita penuh bilamana kita sudah menjadi mempelai TUHAN, kedudukannya ada pada RUANGAN MAHA SUCI.

Jadi betapa hebatnya, betapa berkuasanya manakala seorang imam, seorang hamba TUHAN melayani TUHAN dalam keadaan rendah hati dan sederhana.

Jadi kalau ada kepentingan, singkirkan dulu kepentingan, kalau ada kelebihan, singkirkan dulu kelebihan, kalau kita mempunyai pengetahuan singkirkan dulu pengetahuan itu. 

Yudas mengakui Yakobus sebagai saudara, tetapi terhadap Yesus dia menempatkan dirinya sebagai hamba yang rendah hati,  hamba yang sederhana, tetapi berkuasa untuk menggiring pengertian (opini) seseorang sampai kepada sukacita penuh

Biarlah kita berlomba-lomba menjadi seorang yang rendah hati, supaya Yesus berada di tempat tinggi. Berlomba-lomba lah menjadi kecil supaya Yesus menjadi yang terbesar


Jadi ada kemiripan yang besar antara Yohanes pembaptis dengan Yudas (saudara Yakobus.) Itu sebabnya, surat Yudas adalah salah satu surat-surat  terpendek, tetapi begitu padat dan penuh dengan makna yang dalam.


Jadi kalau orang bisa digiring sampai kepada sukacita yang penuh apa salahnya kita turun sedikit untuk merendahkan diri.

Kalau memang dengan jalan kita merendahkan diri supaya orang lain bisa dibawa (digiring) sampai pada sukacita penuh, kenapa kita tidak mau merendahkan diri saja?


Yohanes 5:31-35 Perikop: “Kesaksian Yesus tentang diriNya”

(5:31) Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; (5:32) ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. (5:33) Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; (5:34) tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. (5:35) Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.


Yohanes pembaptis memang dipakai Tuhan sebagai terang; saksi; pelita yang bercahaya, namun bersifat manusia, berarti sementara = kesaksian di bumi (dari bawah).

Kita juga harus mengakui dan berani berkata; seorang hamba TUHAN dipakai oleh TUHAN, kalau sekiranya pemakaian TUHAN nyata atas dia, itu tidak salah. 

Tetapi disini Yesus berkata: Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus mengadakan baptisan di Yudea.


Kesaksian manusia sifatnya sementara, karena sifatnya sementara Yesus pun turut mengadakan baptisan di Yudea, sekalipun Yohanes mengadakan pembaptisan di Ainon, supaya kita tidak melihat manusia, tetapi melihat sumber kebenaran yaitu pribadi Yesus, Dialah pengantin Laki-laki untuk pengantin perempuanNya. 


Jadi memang dalam setiap pertemuan ibadah kita harus berdoa, supaya TUHAN membukakan rahasia firmannya. Dari pembukaan ini kita memiliki pengertian yang dari Sorga. Oleh pengertian ini kita menjadi suatu kehidupan yang berhikmat. Apabila hikmat itu sudah menyatu dengan akal budi, menjadikan seseorang bijaksana. Dengan hikmat akal budi kebijaksanaan barulah kita mengerti baptisan yang dikerjakan Yohanes pembaptis dan baptisan yang dikerjakan murid-murid Yesus di Yudea

Dengan hikmat kita memahaminya, sehingga tidak akan terjadi perselisihan dan tidak menimbulkan pertanyaan.

Jadi saudara jangan berhenti berdoa untuk saya dalam hal pembukaan rahasia firman, kita butuh itu.


Yohanes 3:31

(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (3:31) Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.


Kesaksian Yesus menjadikan kita mempelai perempuanNya, itu lebih dari yang ada ini = kesaksian dari atas.

Sebab itu jangan puas dengan kesaksian di bumi ini, yaitu; soal berkat-berkat.

Kalau jemaat hanya puas dengan berkat-berkat; khotbah hanya berbicara tentang kegerakan-kegerakan  rohani, itu hanya di bumi saja, tetapi Yang datang dari Sorga adalah di atas semuanya. Singkat kata: Menjadi mempelai perempuan TUHAN adalah lebih dari semuanya, itulah sasaran ibadah kita


Efesus 1:22

(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.


Gereja TUHAN adalah kepenuhan Kristus, berarti kita adalah wadah yang sah dari berkat-berkat  rohani (sorgawi) yang akan dicurahkan. Tidak ada yang mustahil, seburuk apapun rupa dari hidup rohanimu, kelakuan buruk bisa TUHAN perbaiki, asal kita mau menerima kesaksian dari Yohanes pembaptis sampai kepada kesaksian baptisan yang dikerjakan Yesus (baptisan oleh Roh Kudus dan dengan api) dengan rendah hati.


Wahyu 19:6-10

(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." (19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."



Kesaksian Yesus adalah Roh nubuat, itu berarti; Gereja harus masuk dalam kesaksian Yesus – yang berdiri sebagai Mempelai Laki-laki Sorga – sehingga di akhir zaman ini Gereja TUHAN dibawa masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, yakni menjadi mempelai perempuan Tuhan.

Saudara, menjadi mempelai perempuan TUHAN adalah sasaran dari perjalanan rohani (muara ibadah-ibadah) di muka bumi ini, sehingga sukacita kita penuh.

Kemudian pada akhir ayat 10, kita melihat kaitan dari Mempelai perempuan ini adalah: “Sembahlah Allah”; Ada penyembahannya. Jadi yang memiliki Roh Mempelai, dia akan menikmati doa penyembahan, menikmati jam-jam doa penyembahan.


Kalau Roh Mempelai belum ada di dalam diri orang itu, tidak akan menikmati jam-jam doa penyembahannya.

Ada banyak pelayan TUHAN hanya mau melayani TUHAN, hanya mau berada di tempat yang enak, tetapi tidak mau menikmati jam-jam doa penyembahannya.

Tetapi lihatlah kesaksian Yesus adalah roh nubuat, dimana Dia berdiri (tampil sebagai Raja dan Imam/mempelai laki-laki Sorga). kaitan dari mempelai “sembahlah Allah” 

Jadi Roh Mempelai bila ada di dalam diri seseorang niscaya dia pasti menikmati jam-jam doa penyembahan.

Jadi tidak ada artinya melayani kalau Roh Mempelai tidak menguasai diri seseorang. 


Biarlah kiranya mulai detik, jam ini kita senantiasa menikmati jam-jam dalam persekutuan yang intim dengan TUHAN, itulah Doa Penyembahan. 

Sekarang kita akan membangun hubungan dengan TUHAN di kaki salib lewat doa penyembahan di malam ini. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment