KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 24, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 21 JANUARI 2024

 


IBADAH RAYA MINGGU, 21  JANUARI 2024

KITAB WAHYU PASAL 16

(Seri: 6)

Subtema: BERGESERLAH GUNUNG-GUNUNG DAN PULA-PULAU.


Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, karena rahmat-Nya telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus, kita boleh beribadah dan melayani TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu di dalam rumah TUHAN, semua karena kemurahan TUHAN.

Biarlah kiranya TUHAN Yesus Kristus, Dia Allah yang hidup, memerintah di tengah-tengah kehidupan kita, di tengah-tengah ruangan ini, untuk selanjutnya memberi damai sejahtera.


Demikian juga, TUHAN ada di tengah-tengah saudara yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon, Indonesia, lewat live streaming; Youtube, Facebook, baik saudara yang ada di dalam negeri, maupun yang ada di luar negeri. 

Biarlah kiranya damai sejahtera dan bahagia ada dalam kehidupan kita, dalam menikmati Sabda Allah.


Sebelum kita mendengar Firman TUHAN, ada baiknya kita berdoa dalam Roh, dalam doa kita mohon kepada TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi. 


Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.

Kita masih berada pada Wahyu 16:17-21 dan pada malam hari ini kita berada pada seri ke 6.


Wahyu 16:17-21 dengan perikop: “Ketujuh malapetaka”

(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana." (16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu. (16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. (16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.


Wahyu 16:17-21, berbicara tentang: CAWAN MURKA YANG KETUJUH, disebut juga malapetaka ketujuh, yang ditumpahkan ke atas angkasa.

Angkasa adalah lapisan udara yang melingkupi bumi, kurang lebih 300 kilometer tebalnya, namun belum terhitung lapisan ozon.


Setelah cawan murka yang ketujuh ditumpahkan ke angkasa, maka terdengar suara nyaring "SUDAH TERLAKSANA", maksudnya ialah; Babel kota besar itu sudah terbelah menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:

  1. Satu bagian untuk ular,

  2. Satu bagian untuk antikris (binatang yang keluar dari dalam laut),

  3. Satu bagian untuk nabi-nabi palsu.

Jadi, Babel kota besar, adalah kota dari setan tritunggal (naga, antikris, nabi-nabi palsu).


Terkait dengan Babel yang sudah terbelah / dipecahkan, dan terbelah menjadi tiga bagian…

Matius 12:24-25

(12:24) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan." (12:25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.


Setiap kerajaan, kota, rumah tangga yang terpecah-pecah pasti binasa, dengan lain kata; tidak dapat bertahan.

Singkat kata, tanpa kesatuan, pasti mengalami keruntuhan, yang berujung kebinasaan.


Sebelum saya melanjutkan, saya harus akui, bahwa diawal pernikahan kami; memang indah, tetapi setelah masa-masa yang manis itu berlalu mulai ada selisih paham, pergesekan, kemudian akhirnya menimbulkan pertengkaran. Tetapi oleh kemurahan TUHAN, apa yang sudah terjadi itu, menjadi suatu pengalaman. Pengalaman itu kami jadikan sebagai guru dalam nikah kami. Sehingga, nikah kamipun tetap menjadi satu tidak terpisah. Itu semua karena kemurahan TUHAN.


Saya kira, tidak ada nikah yang tidak teruji. Begitu juga Yesaya dan Hotdina yang baru masuk dalam nikah. Sungguh-sungguhlah berdoa dan tetap satu dalam penggembalaan. Jangan sampai satu “kaki” di sana, satu “kaki” di sini, nanti itu akan menimbulkan perpecahan. 

Tetapi saya percaya, TUHAN kasih seorang penolong yang baik kepada Yesaya, sebab Hotdina akan tetap menempatkan Yesaya sebagai kepala, dia tubuh yang baik, tidak akan memisahkan Yesaya dari ibadahnya. Saya punya alasan mengatakan itu, karena Hotdina sudah kuliah teologia selama empat tahun. Tentu, dia sudah banyak mengerti tentang kebenaran untuk menempatkan Kristus Kepala, tubuh tidak boleh terpisah dari kepala. Sehingga, Yesaya sebagai kepala tidak sulit lagi, tinggal Yesaya menjadi contoh teladan, maka Hotdina nanti akan menempatkan Kristus sebagai kepala. Itu secara teologia.Tetapi secara hati nuranipun Hotdina pasti mengerti, bahwa Yesaya diberkati di tempat ini, punya rumah, pekerjaan, motor jelas dari TUHAN lewat penggembalaan ini, dia punya hati nurani di situ, sebagai hamba TUHAN tidak boleh lupa dengan hal-hal seperti itu.

Kalau suami jadi kepala; tidak akan terpisah, sebab kalau terpisah nanti bisa cerai. Satu kali suami bisa emosi dan berkata kepada isteri; pergi saja. Hal ini jangan sampai terjadi dalam nikah Yesaya. Ini harus diwaspadai.


Oleh sebab itu, tergembalalah dengan sungguh-sungguh, nanti, dari penggembalaan ini kita banyak mengerti tentang nikah yang suci, hidup dalam nikah yang intim. 


Saya tambahkan sedikit lagi; ada tujuh hari raya bagi Israel, hari raya yang pertama itu hari raya paskah, sedangkan hari raya yang ketujuh adalah pondok daun (hari raya Tabernakel).

Keluaran 12:46

(12:46) Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kaubawa sedikit pun dari daging itu keluar rumah; satu tulang pun tidak boleh kamu patahkan.


Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga, jadi; suami isteri harus satu rumah.

Kemudian, ini yang harus diperhatikan dalam merayakan paskah; “satu tulang pun tidak boleh kamu patahkan.” 

Kita sudah melihat, TUHAN Yesus sudah menggenapi hal ini; tidak ada satupun dari tulang-tulang Yesus dipatahkan, karena Dia sudah mati di atas kayu salib demi terwujudnya kesatuan tubuh atau pembentukan tubuh Kristus yang sempurna = tubuh dengan kepala tidak terpisah.


Lagi pula, kalau kita perhatikan…

Keluaran 2:22-24

(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Ayat ini berbicara soal pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, dari satu tulang rusuk Adam yang pertama.


Perempuan tidak dibentuk dari tanah. Tetapi binatang dibentuk dari tanah, sebab itu, Adam tidak menemukan seorang penolong yang sepadan. Bebek, tidak cocok dijadikan isteri. 

Akhirnya dari rusuk yang diambil oleh TUHAN Allah, dibangunlah seorang perempuan, lalu dibawanya kepada manusia (Adam pertama). Kristus Adam yang kedua.


Kejadian 2:23

(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Perempuan diambil dari laki-laki, bukan dibentuk dari tanah. 

Jadi, perempuan harus selalu mengikuti kepala, bukan kepala yang mengikuti perempuan, jangan dibalik-balik.

Demikian juga kita, dibentuk dari dalam Kristus oleh Firman TUHAN. TUHAN Yesus adalah Firman dan kita dibentuk dari dalam diri Yesus, Dialah Firman TUHAN.


Jadi, dalam merayakan paskah, harus dalam satu rumah. Pertahankan kesatuan nikah. Tanpa kesatuan, pasti terjadi keruntuhan yang berujung kedinasan. Itulah yang terjadi pada Babel, kota besar, kota setan tritunggal.


Wahyu 16:20-21

(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. (16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka 


Ketika Babel kota besar, kota setan tritunggal terbelah menjadi tiga bagian, lebih tepatnya; Babel sudah rubuh, maka pada saat yang sama;

  • Semua pulau / daratan hilang lenyap,

  • Tidak ditemukan lagi gunung-gunung,

  • Turunlah hujan es batu seberat 100 pon (setara dengan 50 kilogram) menimpa manusia.

Kalau kita melihat peristiwa yang dahsyat ini dari sudut pandang manusiawi kita, tentu kita akan berkata: tidak ada satu pun manusia yang terselamatkan di atas muka bumi ini


Untuk melihat kebenarannya, maka;

Ketiga perkara tersebut, dibagi menjadi 2 (dua) bagian.

BAGIAN PERTAMA: Semua pulau hilang lenyap dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

Itu berarti, selain semua pulau hilang lenyap, gunung-gunung juga hilang lenyap.


Wahyu 6:14 dengan perikop: “Keenam meterai pertama dibuka”

(6:14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.


Di sini kita melihat, pada saat Anak Domba membuka meterai yang keenam, maka yang terjadi ialah;

  • Menyusut langit bagaikan gulungan kitab yang digulung,

  • Tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

Yang pasti dikatakan: tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.


Tentang: TERGESERLAH GUNUNG-GUNUNG DARI TEMPATNYA.

Artinya; bergeser dari ibadah yang benar. Gunung-gunung 🡪 ibadah dan pelayanan.

Ibadah yang benar, ditengah-tengahnya ada korban sehari-hari, yakni; korban sembelihan dan korban santapan,

Korban Sembelihan 🡪 Ibadah dan pelayanan yang terhubung langsung dengan korban Kristus.

Itu berarti; setiap orang yang berada di tengah-tengah ibadah tersebut, pasti ditandai pengorbanan (berdarah-darah).

Jadi, kalau ibadah tanpa berdarah-darah, itu bukan ibadah yang dihubungkan dengan korban penyembelihan, itu ibadah sesuka hati.

Korban santapan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni sebagai makanan rohani.

Itu berarti; Firman Allah tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.

  • Ditambahkan.

Misalnya, seorang hamba TUHAN menyampaikan satu ayat, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, cerita-cerita nenek moyang. 

  • Dikurangkan; pengajaran salib diganti dengan:

  1. Teori kemakmuran, bicara soal berkat-keberkatan, berhasil dan keberhasilan, itu teori prosperity.

  2. Tanda-tanda heran / muljizat-mukjizat.

Akan tetapi, satu kali gunung-gunung akan bergeser dari tempatnya. 


Pertanyaan: Kapan gunung-gunung bergeser dari tempatnya?

Jawabnya…

Daniel 8:10-11 dengan perikop: “Domba jantan dan kambing jantan.”

(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. (8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. (8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.


Di sini kita melihat, antikris membesarkan diri dihadapan Panglima bala tentara; tidak lain tidak bukan, itu adalah pribadi TUHAN Yesus Kristus. 

Kemudian, dari Panglima bala tentara diambillah (disingkirkan) korban sehari-hari, yaitu; korban sembelihan dan korban santapan. 

Kemudian, ganti korban sehari-hari, dengan menjadikan KEBAKTIAN FASIK, yaitu; sibuk bicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan.

Dari sini kita dapat melihat bahwasanya; gunung-gunung telah bergeser dari tempatnya, dan hal itu terjadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia.


Oleh sebab itu, tempatkan Kristus sebagai Kepala, dan jangan bergeser dari situ. Kita sudah terima kesucian, bertahan, jangan itu bergeser dari hidupmu. Imam-imam tetaplah setia melayani, jangan bergeser dari situ lagi. Roh TUHAN sudah ada dalam dirimu, jangan itu tergeser lagi. Baik juga nikah-nikah rumah tangga, jangan terpisah, jangan bergeser dari tempatnya. Kristus kepala, kita semua tubuh Kristus; tempatkan Kristus sebagai Kepala.


Tentang: BERGESERLAH PULAU-PULAU / DARATAN DARI TEMPATNYA.

Artinya; bergeser dari pijakan / landasan yang benar.

Negara atau bangsa Indonesia yang kita cintai ini terdiri dari banyak pulau, tetapi ada lima pulau terbesar, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua, Irian, itu adalah daratan, tempat kita berpijak, dasar kita hidup.

Pulau-pulau atau daratan adalah tempat kita berdiri, dengan lain kata landasan hidup, satu kali itu akan bergeser.


Mari kita lihat, landasan / dasar / pijakan hidup.

Wahyu 12:1-2

(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Seorang perempuan;

  • Berselubungkan matahari,

  • Bulan di bawah kakinya,

  • Sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Tetapi yang pasti di sini kita melihat; bulan di bawah kaki mempelai perempuan.

Artinya; pijakan / dasar / landasan / pendirian dari mempelai perempuan adalah bulan = berdiri di atas korban Kristus.

Bulan 🡪 korban penebusan dan pendamaian yang dikerjakan oleh Yesus Anak Allah 2000 tahun yang lalu.

Matahari 🡪 kasih, gambaran dari tabiat Allah Bapa.

Bintang-bintang adalah orang bijaksana, orang yang diurapi, gambaran dari urapan Roh Kudus.

Jadi, landasan yang benar adalah korban Kristus, itu pijakan, itu pendirian yang benar, seharusnya disitulah kita berdiri.


Matius 7:24-25 dengan perikop: “Dua macam dasar” = dua macam landasan / pijakan hidup.

(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.


Jikalau rumah dibangun di atas dasar batu, maka rumah itu kuat / tidak rubuh, sekalipun harus menghadapi 3 (tiga) jenis ujian, antara lain:

  1. Turunlah hujan, 🡪 ujian yang datang dari atas, yakni; ular / naga dengan segala tipu dayanya.

  2. Datanglah banjir 🡪 ujian yang datang dari bawah, yakni; antikris yang menimbulkan dosa kenajisan percabulan.

  3. Angin melanda rumah itu 🡪 ujian yang datang dari nabi-nabi palsu dengan ajaran palsunya yang menyesatkan.

Inilah tiga ujian yang dihadapi oleh rumah (bangunan TUHAN), itulah hidup kita. 

Tetapi karena rumah itu dibangun di atas dasar yang benar, maka sekalipun menghadapi tiga ujian; ia tetap kuat, tidak rubuh, tidak hancur, tetap bertahan. 


Siapa yang mendirikan rumah di atas batu, siapa yang mendirikan rumah di atas korban Kristus? Ia adalah orang bijaksana

Hanya orang yang bijaksana menjadikan korban Kristus sebagai dasar hidupnya, pijakan hidupnya.

Batu 🡪 korban Kristus sebagai landasan yang benar. 


Satu kali, ada seorang hamba TUHAN (organisasi lain) protes, dia tidak terima bahwa batu adalah gambaran dari korban Kristus. Padahal banyak sekali ayat yang mengatakan bahwa batu adalah gambaran dari Korban Kristus. 

Salah satu contoh, dalam 1 Petrus 2:6 dikatakan; Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”

Jadi, kalau rumah dibangun di atas dasar yang benar itulah korban Kristus; tidak akan dipermalukan, rumah itu kuat, tidak rubuh. Sebaliknya kalau seseorang jatuh dalam dosa; ia pasti malu.


Kita lihat dasar yang lain…

Matius 7:26

(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.


Sebaliknya, orang bodoh mendirikan rumah di atas pasir.

Pasir 🡪 daging dengan segala keinginan-keinginannya yang jahat.

Kalau rumah dibangun di atas dasar pasir, rumah itu tidak kuat menghadapi 3 (tiga) jenis ujian, yaitu;

  1. Turunlah hujan, 🡪 ujian yang datang dari atas, yakni; ular / naga dengan segala tipu dayanya.

  2. Datanglah banjir 🡪 ujian yang datang dari bawah, yakni; antikris yang menimbulkan dosa kenajisan percabulan.

  3. Angin melanda rumah itu 🡪 ujian yang datang dari nabi-nabi palsu dengan ajaran palsunya yang menyesatkan.

Kehidupan yang dibangun di atas dasar pasir, tidak sanggup menghadapi tiga jenis ujian tersebut, karena rumah itu dibangun di atas dasar keinginan-keinginan daging yang jahat.

Akibatnya; rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.


Singkat kata, ketika rumah dibangun di atas dasar pasir, pengertiannya setara dengan; bergeserlah pulau-pulau atau daratan dari tempatnya.

Seharusnya rumah dibangun di atas dasar korban Kristus. Sebaliknya apabila rumah dibangun di atas dasar pasir itulah keinginan daging yang jahat = pulau-pulau atau daratan sudah bergeser dari tempatnya.

Kalau lempengan dasar laut bergeser, bumi pasti bergoyang (bergeser), itu secara jasmani. Tetapi pengertian rohani; yang seperti ini. 


Akan tetapi, baik gunung-gunung ataupun pulau-pulau masih ada, hanya saja bergeser dari tempatnya.
Jadi, berada pada gunung-gunung dan pulau-pulau yang bergeser dari tempatnya, merupakan penghukuman dari pembukaan meterai yang keenam, tepatnya; saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.

Nanti akan ada 21 kali penghukuman dari Allah Trinitas; 

  • 7 pembukaan materai, itu penghukuman kepada mereka yang tidak menghargai kegiatan roh.

  • 7 sangkakala yang ditiup oleh 7 malaikat, itu penghukuman bagi mereka yang tidak suka dengar Firman.

  • 7 cawan murka, itu penghukuman bagi mereka yang menolak kasih dari Allah Bapa.


Jadi, pada saat antikris menjadi raja, masih ada gunung-gunung, hanya saja sudah bergeser dari tempatnya, sebab korban sehari-hari sudah dirampas dan diganti dengan kebaktian fasik. 

Kemudian pulau-pulau / daratan sebagai pijakan juga masih ada, tetapi sudah bergeser dari tempatnya.


Ibadah pelayanan yang dibangun di atas dasar pasir, rumah tangga yang dibangun di atas dasar pasir, semua dibangun di atas dasar pasir, pengertian rohaninya setara dengan; pulau-pulau bergeser dari tempatnya. Berada pada gunung-gunung atau pulau-pulau yang tergeser merupakan penghukuman dari pembukaan meterai yang keenam.

Sebetulnya, TUHAN itu penuh kasih, hanya saja, kalau sampai seseorang berada pada gunung-gunung atau pulau-pulau yang bergeser, berada di bawah kekuasaan antikris, itu penghukuman dari pembukaan meterai yang keenam; diserahkan kepada antikris karena tidak menghargai kegiatan Roh.


Singkat kata, semua gunung-gunung dan pulau-pulau hilang lenyap tidak ditemukan lagi, itu berawal dari; gunung-gunung dan pulau-pulau digeser dari tempatnya.

Kalau tergembala, sungguh-sungguhlah tergembala, jangan bergeser. Jangan terlena hari ini, tetapi lupa dengan hari esok. Jangan sibuk memuaskan daging hari ini, tetapi lupa dengan hari esok. 

Ingat, ketika pulau-pulau dan gunung-gunung tergeser itu penghukuman dari pembukaan meterai yang keenan, dan puncaknya, kalau tidak mau berubah; gunung-gunung dan pulau-pulau hilang lenyap, itu terjadi saat cawan murka yang ketujuh ditumpahkan atas angkasa.


Pertanyaan: JIKA PULAU-PULAU GUNUNG-GUNUNG HILANG LENYAP, TIDAK DITEMUKAN LAGI, LALU DIMANA ORANG-ORANG MENCARI KESELAMATAN?

Di atas tadi sudah dikatakan; ketika cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan ke angkasa, lalu terdengarlah suara nyaring dari takhta itu; “sudah terlaksana”, maksudnya; Babel terpecah, terbelah menjadi tiga bagian, berarti sudah runtuh / rubuh. Tetapi pada saat yang sama;

  • Semua pulau / daratan hilang lenyap,

  • Tidak ditemukan lagi gunung-gunung,

  • Turunlah hujan es batu seberat 100 pon (setara dengan 50 kilogram) menimpa manusia.

Kalau kita melihat peristiwa yang dahsyat ini dari sudut pandang kita (pikiran secara manusiawi), tentu kita akan berkata: tidak ada satu pun manusia yang terselamatkan di atas muka bumi ini


Obaja 1:17 dengan periko: "Keluputan hanya di Sion."

(1:17) Tetapi di gunung Sion akan ada orang-orang yang terluput, dan gunung itu akan menjadi tempat kudus; dan kaum keturunan Yakub akan memiliki pula tanah miliknya.

Di gunung Sion ada orang-orang yang terluput (tidak semua binasa), itulah kaum keturunan Yakub yang berganti nama Israel. Walaupun kita bangsa kafir, tetapi kita Israel rohani. 

Kemudian, lebih dari pada itu, juga akan memiliki pulau tanah sebagai pijakan.


Semua gunung bisa digeser, tetapi gunung Sion satu-satunya yang tidak dapat digeser oleh apapun.

Itu sebabnya, dengan keyakinan penuh saya menyampaikan pada malam ini; kita ini sedang berada di gunung TUHAN yang kudus.


Roma 11:25 dengan perikop: "Penyelamat Israel."

(11:25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.


Kalau bangsa Israel tidak tegar tengkuk, maka bangsa kafir tidak selamat. Tetapi mereka memiliki kelebihan; mungkin hari ini mereka tegar tengkuk, belum mengakui Yesus sebagai TUHAN dan Juruselamat, tetapi, satu kali, kalau mereka mengakui Yesus sebagai Juruselamat, berkata; Ya Engkau Tuhan, mereka pasti selamat, sebab Israel adalah anak sulung, milik kepunyaan TUHAN.

Sedangkan bangsa kafir tidaklah demikian, harus melalui Pintu Gerbang, Mezbah Korban Bakaran, Kolam Pembasuhan Tembaga, Pintu Kemah dan seterusnya.

Sebab itu, jelas; keselamatan itu datang dari Yahudi, dari gunung Sion. 


Bangsa kafir itu seperti anjing yang makan remah-remah dari meja tuannya. 

Kalau bangsa Israel tidak tegar tengkuk, tentu remah-remah itu tidak akan sampai kepada bangsa kafir.

Jadi, bukan kita mensyukuri mereka tegar tengkuk, tetapi, justru karena mereka tegar tengkuk, maka Firman TUHAN sampai kepada bangsa kafir.


Roma 11:26

(11:26) Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.


Dari Sion akan datang Penebus, sehingga benarlah Firman TUHAN berkata; keselamatan datang dari orang Yahudi.

Tanda sudah ditebus: segala dosa kefasikan (kesombongan, keangkuhan, kecongkakan) telah disingkirkan.

Buktinya; kita mau merendahkan diri sehingga berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.


Yesaya 59:20-21

(59:20) Dan Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion dan untuk orang-orang Yakub yang bertobat dari pemberontakannya, demikianlah firman TUHAN. (59:21) Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.


Tanda kehidupan yang sudah mengalami penebusan berikutnya adalah: bertobat dari pemberontakan.

Saya tidak menunjuk si A atau si B (sidang jeemat), atau siapapun dari antara kita yang ada pada malam ini. Tetapi, seringkali, manakala Firman penyucian disampaikan, yang sifatnya mengoreksi dosa, pada saat dosa itu dikoreksi oleh pedang tajam, kita tidak terima, sehingga tanpa sadar seringkali kita ngomel dan bersungut-sungut, menggerutu.


Tetapi kita sudah melihat, di gunung Sion ada orang yang terluput, sebab dari Sion akan datang Penebus, sehingga bertobat dari pemberontakan.

Berarti; bilamana Firman penyucian itulah pedang tajam bermata dua menghampiri kita, menembusi sampai kedalaman hati, yang sifatnya mengoreksi dosa, dan kita rela membuka hati selebar-lebarnya untuk Firman penyucian itu, maka tidak ada lagi sungut-sungut, ngomel-ngomel dan tidak suka menggerutu lagi.

Itulah yang membuat gunung sion bertahan, sedangkan gunung-gunung lain akan digeser. 


Dulu Bapa Harun saat mendengar Firman, setiap kali ditegor jangan merokok, pasti Ibu Harun dan anak-anak ikut-ikutan menggerutu, ngomel, bersungut-sungut. Tetapi sekarang itu tidak lagi.


Kelanjutan dari pertobatan:

  1. Roh TUHAN hinggap dan berkuasa atasnya.

Roma 8:6

(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.


Orang yang hidup menurut roh pasti hanya memikirkan hal-hal yang dari Roh, bukan memikirkan daging dan keinginannya lagi = menjadi manusia rohani.

Jangan rawat tubuh untuk memuaskan hawa nafsunya. Rawatlah tubuh hanya untuk TUHAN.


  1. Firman Allah ditaruh dalam mulutnya.

Yoel 2:31

(2:31) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.

Matahari akan berubah menjadi gelap gulita, karena benda penerang sudah menjadi milik mempelai perempuan.  Kemudian, bulan menjadi darah.

Kalau hari ini kita mau berdiri di atas bulan (berdiri di atas korban), maka kita tertolong, rumah itu kuat, tidak rubuh, sekalipun menghadapi tiga jenis ujian. Tetapi, kalau hari ini tidak menghargai korban Kristus sebagai landasan hidup, nanti, bulan menjadi darah = yang menjadi korban adalah kita. Menghargai korban Kristus; selamat.


Sebetulnya TUHAN sudah menanggung dosa kita itulah bulan, tetapi, kalau tidak mau menghargai korban Kristus maka; bulan menjadi darah = kitalah yang menjadi korbannya.

Itu terjadi sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat. 


Yoel 2:32

(2:32) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas."


Barangsiapa yang beseru kepada nama TUHAN akan selamat.

Itulah pentingnya Firman TUHAN ada di mulut (memperkatakan Firman TUHAN).


Yesaya 44:5

(44:5) Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."


Firman TUHAN berkata bahwa kita adalah milik TUHAN, maka, itu juga yang tertulis di dalam hati, sehingga kalau itu yang tertulis di dalam hati, maka keluarlah pengakuan dari mulut; bahwa kita juga kepunyaan TUHAN

Kita adalah milik TUHAN, kita adalah gunung Sion; orang-orang yang terluput. 


Bersyukurlah ada di gunung Sion, jangan cari gunung-gunung yang bisa digeser yang selalu bicara soal berkat-keberkatan, berhasil keberhasilan, seolah-olah TUHAN tidak mencukupkan dan memelihara kita di gunung Sion. Tidak mungkin orang yang terluput tidak dipelihara TUHAN. 

Hanya orang bodoh yang mencari gunung-gunung yang dapat digeser. Kenapa mencari gunung yang dapat digeser hanya untuk memuaskan hawa nafsu ini? Untuk apa? Puaskan TUHAN saja lewat hubungan intim itulah penyembahan, itu namanya nikah suci, disitulah kita puaskan Kristus sebagai Kepala. 


Inilah kelanjutan dari orang yang bertobat. 

Jai, tidak cukup hanya bertobat, tetapi harus kembali kepada Sang Khalik yang menciptakan. Kalau hanya berhenti berbuat dosa, itu baru bertobat 50%. Tetapi kalau sudah kembali kepada TUHAN, itu bertobat 100%.


Hati kita hancur malam ini, karena TUHAN Yesus baik.


Maka, selaraslah dengan apa yang disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma..

Roma 10:10, 13

(10:10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (10:13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.


Rasul Paulus adalah pekabar mempelai, bicara gunung Sion.

Saya berharap kita tetap berada di gunung TUHAN, di gunung Sion, jangan cari gunung-gunung yang dapat di geser. 


Lihatlah, akhirnya gunung Sion itu membawa kabar baik dimana-mana.

Yesaya 40:9

(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"

Jangan takut berada di gunung Sion. 

Gunung sion akan menjadi kesaksian besar, sebab gunung Sion adalah pembawa kabar baik. 


Kapan gunung Sion menjadi kesaksian yang besar?

Yesaya 2:2

(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

Gunung-gunung lain akan tergeser, tetapi gunung Sion tidak akan bergeser, kedudukannya tegak berdiri dihulu guung-gunung lain, menjulang tinggi di atas bukit-bukit, mengatasi segala bukit persoalan.

Pada saat itulah bangsa-bangsa berduyun-duyun naik ke atas gunung Sion.


Yesaya 2:3

(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."


Kalau kita di atas gunung Sion, nanti TUHAN akan mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya (jalan naik ke Sorga) supaya kita menempuhnya, sebab kita tidak tahu jalan ke Sorga dan belum pernah naik ke Sorga. 

Jadi, bukan lagi soal mukjizat, berkat-berkat, terlalu kerdil rohani seperti itu.


Itu sebabnya, kalau kita ada di atas gunung TUHAN, nanti TUHAN sendiri yang mengajar tentang jalan-jalan-Nya, dan jalan yang akan kita tempuh itu akan membawa kita sampai ke Sorga. 

Kalau tidak tau Firman, maka umat TUHAN binasa (Hesea 4:6).


Gunung Sion adalah satu-satunya gunung yang tidak dapat digeser.

Jangan mau digeser; tetaplah di gunung Sion, sebab dari Sion keluar pengajaran dan Firman TUHAN dari Yerusalem.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang gr; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment