KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 13, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 JANUARI 2024



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 JANUARI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

(Seri:2 )

Subtema: TAKUT DAN GENTAR KEPADA TUHAN SAJA

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, karena kemurahan-Nya telah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon lewat online, live streaming; Youtube, Facebook, baik anak TUHAN di dalam negeri maupun di luar negeri, dimanapun berada. Kita siapkan hati kita untuk diisi oleh Firman Allah dan kita boleh mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan tahbisan yang TUHAN percayakan kepada kita masing-masing.


Namun, sebelum kita mendengarkan Firman Allah, terlebih dahulu kita berdoa dalam Roh, di dalam doa kita mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing. Dengan lain kata; Firman Allah memberi kepastian atas hidup kita masing-masing. Kiranya damai sejahtera, bahagia dari Sorga dalam mendengar Sabda Allah malam ini.


Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai perjamuan suci. Kita masih berada pada MALEAKHI 2.

Maleakhi 2:5

(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.


Perjanjian TUHAN dengan Lewi pada satu pihak atau yang disebut sebagai PIHAK PERTAMA, yaitu: Kehidupan dan sejahtera.


Apabila para imam atau hamba-hamba TUHAN melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, maka dari pihak TUHAN yang membuat perjanjian tersebut akan memberi; kehidupan dan sejahtera bagi para imam.


Menjadi hamba TUHAN, imam-imam, tidaklah rugi, karena sebagaimana TUHAN berjanji kepada Lewi, demikian juga janji TUHAN kepada para imam; memberi kehidupan dan sejahtera. Tidak ada ruginya kita melayani TUHAN dalam pertemuan-pertemuan ibadah.

Memang, kalau tidak mengerti rencana TUHAN, ibadah dianggap kerugian, habis waktu kalau datang beribadah kepada TUHAN. Tetapi bagi kita, korban-korban yang dipersembahkan adalah jaminan supaya kita boleh menerima janji TUHAN, seperti TUHAN memberi janji kepada suku Lewi yaitu; kehidupan dan sejahtera. Sekalipun banyak pergumulan, tetap sejahtera. Dan sejahtera semacam ini tidak dimiliki oleh dunia.


Pada pihak lain, atau disebut sebagai PIHAK KEDUA (pihak dari suku Lewi) adalah: Ketakutan.

Itu berarti; suku Lewi  harus dikuasai roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN

Demikianlah kiranya kita hidup di dalam TUHAN, teristimewa para imam, hamba-hamba TUHAN yang mengambil bagian dalam pelayanan dihadapan TUHAN.


Kita akan melihat seorang hamba TUHAN besar, ia adalah nabi TUHAN kenamaan, HIDUP DI DALAM TAKUT AKAN TUHAN DAN GENTAR TERHADAP NAMA TUHAN.


Daniel 6:7-10 dengan perikop: “Gua singa”

(6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. (6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." (6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.


Semua pejabat tinggi di dalam kerajaan Media dan Persia, yaitu:

  • Semua penguasa dan wakil raja,

  • Para menteri dan bupati, 

bermufakat atau seiya-sekata, supaya raja Darius menetapkan suatu larangan, yaitu; setiap orang dilarang untuk beribadah (berbakti) kepada allahnya (baik dewa, manusia), kecuali kepada raja Darius.

Larangan ini berlaku selama 30 hari (1 bulan). Setiap orang yang melanggarnya akan dilemparkan ke dalam gua singa.


Daniel 6:10, 7

(6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. (6:7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!


Akhirnya, Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. Sebab orang-orang yang bermufakat itu mendesak dan berkata kepada raja Darius:  "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku."

Makna yang terkandung dalam perkataan ini adalah; orang-orang yang bermufakat tersebut seolah-olah memberi jaminan kepada Darius terkait dengan kekekalan yakni; kedudukan sebagai raja untuk selama-lamanya. Apakah ini benar? Atau hanya akal-akalan saja? mari kita ikuti penjelasan selanjutnya.


Daniel 6:2-3

(6:2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; (6:3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan.


Di sini kita melihat, Darius mengangkat 120 wakil-wakil raja atas seluruh kerajaannya. 

Kemudian, Darius mengangkat 3 (tiga) pejabat tinggi, salah satu diantaranya adalah Daniel.

Adapun tugas dari 3 (tiga) pejabat tinggi: mengawasi kinerja dari 120 wakil raja, supaya raja Darius jangan dirugikan.

Kalau di negara kita ada KPK, supaya negara kita ini tidak mengalami kerugian.


Daniel 6:4

(6:4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.


Daniel melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja, sebab:

  • Daniel memiliki roh yang luar biasa,

Biarlah kiranya kita juga memiliki roh yang luar biasa di tengah-tengah pengikutan kita kepada TUHAN, di tengah-tengah ibadah-ibadah dan pelayanan kita dihadapan TUHAN di hari-hari terakhir ini.

  • Bahkan raja Darius bermaksud menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Berarti, kepercayaan Darius kepada Daniel; terlalu besar. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan, pemantik, sehingga orang lain iri hati. Tetapi di dalam TUHAN, tidak boleh iri hati. Kalau orang lain maju, biarkan saja, kita adakan kompetisi yang sehat dan murni dihadapan TUHAN; saling melengkapi, jangan bermasabodo, tetapi jangan juga merasa dibutuhkan.


Daniel 6:5-6

(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. (6:6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"


Para pejabat tinggi dan 120 wakil raja akhirnya berusaha mencari kesalahan Daniel, dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak menemukannya. Mengapa demikian? Karena Daniel; setia.

Kelebihan dari orang setia adalah tidak lalai mengerjakan pekerjaannya. Kalau seseorang tidak setia, pada akhirnya akan lalai.


Mereka tahu Daniel setia, tidak melalaikan apapun tugas-tugas yang dipercayakan oleh Darius terkait dengan pemerintahan. Akhirnya, mereka bermufakat dan berusaha mencari kesalahan Daniel dalam hal ibadahnya kepada TUHAN.


Singkat kata, kalau para pejabat tinggi, wakli raja, para menteri dan bupati bermufakat supaya Darius membuat suatu perintah larangan, itu sama sekali  tidak ada kaitannya dengan jaminan, yaitu; kekekalan, terkait kedudukan Darius sebagai raja untuk selama-lamanya, melainkan karena mereka iri hati kepada kedudukan Daniel. 

Perkataan mereka: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku", hanya akal-akalan saja, yang menunjukkan bahwa hati mereka sangatlah licik.


Beribadah dan melayani  TUHAN  jangan dengan iri hati, tulus saja.


Terkait dengan hati licik…

Mazmur 83:3

(83:3) Sebab sesungguhnya musuh-musuh-Mu ribut, orang-orang yang membenci Engkau meninggikan kepala.


Musuh-musuh TUHAN ribut, lebih tepatnya; kasat-kusut, sibuk tidak karu-karuan seperti pejabat tinggi dan wakil-wakil raja pada pemerintahan raja Darius, sebab mereka berusaha meninggikan kepala /  menjadi pemimpin yang lebih tinggi dari Daniel. Ini adalah musuh TUHAN, orang-orang yang sangat dibenci oleh TUHAN.


Hati-hati dengan iri hati, kehidupan semacam ini adalah musuh TUHAN. Orang yang kasat-kusut karena iri hati; musuh TUHAN. Ingat, jangan lupa, supaya jangan salah dalam melayani TUHAN.

Jangan sampai kita datang beribadah dan melayani TUHAN tetapi menjadi musuh TUHAN, sia-sialah segala sesuatunya nanti. 


Mazmur 83:4

(83:4) Mereka mengadakan permufakatan licik melawan umat-Mu, dan mereka berunding untuk melawan orang-orang yang Kaulindungi.


Orang yang iri hati mengadakan permufakatan karena hati mereka licik. Kalau tidak licik tidak mungkin ada permufakatan; mencari orang lain untuk bersekongkol melawan penggembalaan.

Kalau ada persoalan, tanya (konsultasi) kepada TUHAN, jangan kepada yang tidak mengerti apa-apa, supaya jangan ada kekeliruan di kemudian hari. Ada wakil TUHAN di bumi ini itulah gembala sidang. 

Jadi, kita harus melihat dari sisi TUHAN, jangan hanya melihat dari sisi kita terus.


Jangan beribadah dan melayani tetapi menjadi musuh TUHAN, rugi sendiri. Satu sisi kita merasa benar karena ibadah, tetapi kasat-kusut karena iri hati. Jangan pakai logika dan perasaan dalam mengikuti TUHAN, sebab itu banyak bertanya kepada TUHAN, supaya hidup, ibadah dan pelayanan, nikah rumah tangga, buah nikah diberkati TUHAN.

Kalau kita berpihak kepada TUHAN, maka TUHAN juga berpihak kepada kita, berkatnya juga berpihak. Tetapi, kalau kita mengajak orang lain untuk bermufakat melawan pemerintahan, melawan penggembalaan, berkat apa yang didapat di situ? Tidak ada, justru menjadi musuh TUHAN. Biarlah TUHAN berpihak, berkat TUHAN berpihak.


Yeremia 17:9

(17:9) Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?


Kelicikan di hati ternyata lebih licik dari segala sesuatu.

Tanda hati licik: hatinya membatu = keras hati = sukar berubah.

Tetesan pengajaran bagaikan renai, kiranya mengikis hati kita yang membatu.


Orang licik hati berkata: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Yeremia 17:10

(17:10) Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."


TUHAN tahu hati yang licik, TUHAN sendiri yang menguji batin manusia, walaupun mata manusia tidak melihat hati yang di dalamnya ada kelicikan. Oleh karena kelicikan, TUHAN membalas sesuai dengan kelicikan hatinya. 

Jadi, sejauh kelicikan, sejauh itulah pembalasan yang datang dari TUHAN, karena TUHAN yang tahu segala isi hati manusia.


Jadi, setelah kita melihat rangkaian ayat demi ayat Firman Allah, ternyata Daniel 6:7 hanyalah akal-akalan, karena pada dasarnya, mereka iri hati. Orang yang iri hati, ujung-ujungnya berlaku licik. Orang yang licik tanda hatinya membatu, begitu keras, sukar berubah. 

Tetapi, doa saya, kiranya Firman pengajaran menetes bagaikan renai, bagaikan hujan mengikis kekerasan di hati kita masing-masing.


Kembali kita memperhatikan…

Daniel 6:11

(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.


Sekalipun perintah larangan atau undang-undang telah dikeluarkan, di sini kita melihat: Daniel tetap pergi ke rumahnya, untuk beribadah atau berbakti kepada Allah Israel.

Singkat kata, sekalipun orang lain berlaku jahat, karena memang hati mereka licik, tetapi Daniel tetap beribadah kepada Allah yang hidup dengan tekun. 

Itu artinya: Daniel dikuasai roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, ia tidak takut dan gentar kepada kejahatan-kejahatan dan kelicikan-kelicikan di bumi ini. Mari kita miliki sikap seperti ini.


Jangan sampai orang lain berlaku jahat karena hati mereka licik; kita terganggu, tidak mau datang beribadah. Biarkan saja. Kalaupun orang lain jahat karena hatinya licik, hati kita tetap beribadah kepada TUHAN. Kelicikan-kelicikan yang ada di dunia ini tidak bisa menghalangi kita untuk tekun beribadah, di tengah-tengahnya kita mengambil bagian dalam pelayanan; melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya sampai TUHAN datang. 


Suami doakan istri supaya isteri sungguh-sungguh beribadah kepada TUHAN dengan setia dan tekun, begitu juga sebaliknya; isteri doakan suami. Orang tua yang melihat anaknya tidak sungguh-sungguh; saling mendoakan, jangan putus harap, karena mata manusia tidak bisa melihat hati, hanya TUHAN yang dapat melihat hati.


Inilah dari PIHAK LAIN, pihak Lewi (pihak kedua); ketakutan. Berarti, dikuasai oleh roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN. Itu ada pada Daniel, dan sudah terbukti.


Matius 10:16-18 dengan perikop: “Penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus”

(10:16) "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. (10:17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (10:18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.


Keadaan orang Kristen di dalam hal mengikuti TUHAN: seperti domba di tengah-tengah serigala.

Prakteknya:

  • Diserahkan kepada majelis agama,

  • Disesah di rumah ibadatnya karena nama TUHAN,

  • Digiring kepada penguasa-penguasa dan raja-raja, lalu dipertontonkan sebagai orang yang bersalah.

Itulah keadaan dari orang-orang yang mengikut TUHAN, apalagi dimasa yang akan datang, akan lebih terasa. 

Jadi, kalau tidak dari sejak sekarang kita tidak sungguh-sungguh, bagaimana masa depan kita, masa depan anak-anak kita?

Mari kita sungguh-sungguh, walaupun keadaan kita seperti domba di tengah-tengah serigala.


Matius 10:19-20

(10:19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (10:20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.


Sekalipun keadaan kita seperti domba di tengah serigala, jangan kita menjadi kuatir, takut dan gentar terhadap manusia dan kelicikannya. Sebab Roh TUHAN, Roh Allah yang suci akan terus memimpin kehidupan dari anak-anak TUHAN. 

Janji TUHAN kepada murid-murid dan kepada kita: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu” (Yohanes 14:18).


Matius 10:28

(10:28) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.


Singkat kata, jangan takut dan gentar terhadap manusia dan kelicikannya, walaupun mereka dapat membunuh tubuh, tetapi ingat; ia tidak berkuasa membunuh jiwa, karena jiwa kita adalah milik TUHAN.


“Mereka hanya dapat membunuh tubuh, tetapi tidak dapat membuhuh jiwa”

Ayat referensinya:

  • Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.


Satu kali nanti, antikris menjadi raja atas seantero dunia. Mereka memerintah dengan tangan besi, kemudian menjalankan kuasanya dengan keras (otoriter).


  • Matius 24:15, 21

(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- (24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.


Ada satu aniaya yang sangat besar akan terjadi nanti, kesukaran yang sangat besar, disebut dengan puncak kesukaran.


  •  Wahyu 11:2

(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."


Antikris menginjak-injak kota suci selama 42 bulan = 3 ½ tahun. 

Pendeknya, beribadah tetapi masuk dalam aniaya besar, sebab; ibadahnya tidak sampai pada puncak ibadah, yaitu;  doa penyembahan.

Jadi, kalau ibadah tidak sampai pada puncak ibadah, nanti diserahkan kepada antikris. Siapa yang diserahkan? Pelataran Bait Suci sebelah luar (Halaman); hanya percaya, bertobat, lahir baru, hanya sampai di situ saja, ibadahnya tidak memuncak sampai puncak ibadah. 

Kebanyakan orang Kristen setia Ibadah Raya Minggu, tetapi tidak sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Inilah yang diserahkan kepada antikris selama 42 bulan = 3 ½ tahun = 1 masa + 2 masa + ½ masa =1260 hari lamanya.


  • Wahyu 6:9

(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.


Orang-orang yang melayani TUHAN (Mezbah TUHAN), mati terbunuh (tubuhnya) karena Firman Allah dan kesaksian Roh. Itu berarti; ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan. Sebab, kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel;

  1. Mati terbunuh karena Firman Allah, terkena kepada Meja Roti sajian.

  2. Mati terbunuh karena kesaksian Roh, terkena kepada  Pelita Emas.

Itu berarti, ibadahnya tidak sampai pada puncak ibadah itulah Mezbah Dupa. 

Ini yang tidak diketahui banyak orang Kristen. Oleh sebab itu, kalau kita tergembala dalam Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itu suatu kemurahan. 

Tabernakel adalah pola yang akurat, membawa kita sampai ke Sorga; bukan amal soleh, bukan perbuatan baik, tetapi dengan menggunakan Tabernakel  tahu jalan-jalan TUHAN. 

Yesus adalah Tabernakel sejati, sebab itu Yesus berkata: “Akulah jalan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6)

Kita harus menggunakan pola Tabernakel. Tabernakel artinya; rumah TUHAN, Yesuslah rumah Allah sejati. Kita juga adalah rumah TUHAN.


Kita bandingkan dengan; kehidupan gereja TUHAN, yang ibadahnya sudah memuncak sampai doa penyembahan.

Wahyu 12:1 dengan perikop: “Perempuan dan naga”

(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Seorang perempuan 🡪 mempelai wanita TUHAN.

  1. Berselubungkan matahari, itu tabiat dari Allah Bapa; kasih.

  2. Bulan di bawah kakinya, ini adalah pendirian dari gereja TUHAN yaitu; berdiri di atas korban Kristus.

  3. Bermahkotakan dua belas bintang di atas kepala, ini adalah kehidupan yang diurapi.

Jadi, benda-benda penerang di cakrawala sudah menjadi milik kepunyaan mempelai perempuan, sehingga pada saat itu dunia menjadi gelap. Pendeknya puncak gelap malam adalah saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.


Lalu, bagaimana sikap antikris terhadap mempelai wanita TUHAN, kepada gereja dimana ibadahnya sudah memuncak sampai doa penyembahan, dan  menjaga kesucian nikahnya dihadapan TUHAN?

Wahyu 12:13 dengan perikip: “Naga memburu mempelai perempuan itu”

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. 


Anak laki-laki ini bukan “pribadi” TUHAN Yesus, melainkan anak-anak TUHAN yang hidup dalam doa penyembahan pada Wahyu 12:5; “…Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah..”

Hanya asap dupa kemenyan yang dapat merampas kita naik ke hadirat TUHAN, itulah doa penyembahan.

Semua benda kalau dilempar ke atas, pada akhirnya akan jatuh ke bawah, karena daya tarik bumi. Hanya satu perkara yang dapat lepas dari daya tarik bumi, itulah asap dupa kemenyan; doa penyembahan. 


Jadi, mempelai perempuan sudah melahirkan Anak laki-laki 🡪 gereja TUHAN yang ibadahnya sudah sampai kepada doa penyembahan. Otomatis, mempelai perempuan ini juga sudah hidup dalam doa penyembahan; hubungannya sudah intim dengan Mempelai Laki-Laki, sehingga mengandung Anak laki-laki. 

Kalau hubungan kita intim dengan TUHAN, disebut juga dengan nikah suci, pasti mengandung benih dari Mempelai Laki-Laki, itulah benih; Firman, Roh Allah dan kasih Allah.


Kita kembali kepada mempelai perempuan, apakah ibadahnya sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan….

Wahyu 12:14

(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.


Kepada mempelai perempuan TUHAN diberikan kedua sayap burung nasar yang besar, supaya ia diterbangkan ke padang gurun / padang belantara. Dengan lain kata; jauh dari mata ular. Dan itu akan terjadi selama 3½ tahun = 42 bulan = 1260 hari lamanya.

Intinya, selama antikris berkuasa menjadi raja atas seantero dunia, mempelai perempuan TUHAN; sudah dipelihara TUHAN, karena kepadanya sudah diberikan kedua sayap burung nasar yang besar.

Memang, satu sisi kedua sayap burung nasa yang besar 🡪 Firman Allah dan Roh Allah. Tetapi, di sini sudah menjadi naungan / perlindungan berarti; ibadahnya sudah memuncak sampai doa penyembahan.


Kalau ibadah hanya sebatas memiliki Firman Allah, penuh Roh Kudus, tetapi tidak sampai kepada doa penyembahan (penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah), ini akan menjadi sasaran ular (antikris). 


Kita sudah mendapat pengertian yang indah, bersyukurlah, menangislah di kaki salib. Karena pengertian ini, jiwa kita dan keluarga kita tertolong.


Wahyu 12:17

(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.


Banyak orang Kristen merasa, kalau sudah melayani; masuk Sorga. Yang menentukan seseorang masuk Sorga adalah penyembahannya, penyerahan dirinya kepada TUHAN. 

Kalau belum sampai kepada penyembahan (hanya penuh dengan Firman dan kesaksian Roh), tetap menjadi sasaran amarah, amukan dari mata ular (antikris).


Maka marahlah naga, pelampiasan amarahnya adalah; keturunan yang lain, itulah yang penuh dengan Firman Allah dan kesaksian Roh, tetapi tidak penuh dengan Doa penyembahan (Wahyu 12:17)


Inilah ayat-ayat referensi, bahwasanya orang jahat, berlaku licik karena iri hati dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa.


Wahyu 6:9-11

(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. (6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" (6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.


Di sisa waktu yang sedikit ini, gunakan leher untuk menundukkan kepala di bawah kaki salib, itulah doa penyembahan. Kalau hari ini kita hanya memiliki Firman dan Roh, tetapi leher tidak digunakan menundukkan kepala di bawah kaki salib, itulah doa penyembahan, maka yang menjadi taruhannya adalah; leher juga digorok oleh pedang antikris  . Tetapi, kalau saat itu kita tetap mengakui TUHAN sebagai yang Kudus dan Yang Benar, itu yang disebut mati martir, mati syahid. 

Jadi, sudah sangat benar, antikris hanya bisa membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. 


Matius 10:28B

(10:28) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.


Hiduplah di dalam roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN saja. Sebab; TUHAN berkuasa membinasakan bukan hanya tubuh, tetapi jiwa manusia di dalam api neraka.


Orangtua yang melihat anaknya takut kepada atasannya (pimpinannya di tempat bekerja), saya berpesan; katakanlah kepada anakmu; jangan takut! takutklah kepada TUHAN, karena TUHAN berkuasa membinasakan bukan hanya tubuhmu, tetapi juga berkuasa membinaskan jiwamu di dalam api neraka. Orangtua harus bijaksana. Ini pesan rohani dari Sorga, jadi jangan tersinggung.


Saya tambahkan sedikit lagi: semua perkara di muka bumi ini dapat kita tanggung, kalau mengarahkan pandangan ke pada salib. Diinjak, diludahi bisa, tergantung hati. Hanya satu perkara yang tidak dapat kita tanggung, itulah api neraka. Jangankan manusia, setan juga tidak sanggup menahan panasnya api neraka.


Jadi, kalau malu mendengar Firman, tidak mau rendah hati saat mendengar Firman, hati-hati. Hati ini perlu diperbaiki, dibereskan, supaya ibadah memuncak sampai doa penyembahan; penyerahan diri sepenuh untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja, tidak kepada yang lain lagi. Izinkanlah hati ini menjadi Meja Roti Sajian; tempatnya Firman Allah.


Daniel 6:11

(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.


Di sini kita melihat 3 (tiga) kali sehari Daniel:

  • Berlutut = merendahkan diri.

  • Berdoa, serta memuji Allahnya 🡪  ibadah sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan.

Hal ini dilakukan setiap hari, menunjukkan bahwa; Daniel memiliki roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, sekalipun konsekuensinya dilemparkan ke dalam gua singa.


Inilah yang TUHAN mau dari pihak Lewi, para imam, hamba TUHAN yang melayani TUHAN; ada ketakutan, maksudnya, dikuasai oleh roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.


Kalimat terakhir pada ayat 11; “SEPERTI YANG BIASA DILAKUKANNYA”, menunjukkan:

  1. Ibadah sudah mendarah daging.

Jangan sampai sudah melayani, tetapi ibadah tidak mendarah daging, masih sempat memikirkan perkara-perkara lahirah.

Ibadah tidak mendarah daging = bagaiakan aksesoris yang akan dilemparkan ke dalam api neraka. 

Banyak akesoris ditubuh ini; emas, perak, baju-baju yang indah, padahal yang TUHAN mau adalah perhiasan manusia batiniah, sebab perhiasan dunia akan dilemparkan ke dalam api neraka, itu milik antikris.

Polos-polos saja, asal ada makanan, minuman, pakaian cukuplah.

  1. Ibadah sudah menjadi kebutuhan pokok.

Dengan lain kata, kalau tidak beribadah ada yang kurang (gelisah hati ini).

  1. Ibadah adalah kehidupan atau nafas hidup.


CIRI-CIRI ADA IRI HATI DARI ORANG YANG LICIK

Daniel 6:12, 16

(6:12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. (6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"


Pada kedua ayat ini kita menemukan kata: bergegas-gegas.

Pada ayat 12, bergegas-gegas untuk melihat Daniel salah.

Pada ayat 16; bergegas-gegas untuk memberitahukan kesalahan Daniel kepada Darius.

Singkat kata, orang yang iri hati berharap orang lain cepat-cepat salah dan cepat-cepat dihukum. Ia senang melihat orang lain salah dan cepat dihukum


Kalau malam ini isi hati TUHAN diuraikan kepada kita, TUHAN bermaksud supaya jangan ada lagi iri hati antara satu dengan lain. Kalau anggapanmu engkau terzolimi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, bersabar saja, waktu yang akan menjawab semua. 


Daniel 6:17

(6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"


Akhirnya Danielpun dijatuhi hukuman yaitu; dilemparkan ke dalam gua singa. Pendeknya, orang yang licik karena iri hati sudah mencapai rencana jahat mereka.

Perlu untuk diketahui satu kali, dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini.


Suasana ketika dunia berubah menjadi gua singa.

Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.


Saat antikris menjadi raja atas dunia ini;

  • Pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi,

  • Pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.


Lukas 22:25

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.


Saat antikris menjadi raja atas dunia ini;

  • Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka

  • Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Jadi, seolah-olah mereka tampil sabagai raja dan sebagai allah, dan hanya mereka yang sanggup melindungi.


Singkat kata, keadaan gua singa: menyeramkan dan menakutkan sekali; ada tangan besi, ada kekerasan, patung berjalan dijadikan allah.

Oleh sebab itu, jangan pikirkan kesenangan saat ini saja, pikirkan suasana gua singa nanti, sebab TUHAN tidak lama lagi akan datang. Jangan sibuk dengan perkara-perkara di bawah.


Lukas 22:38,31

(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,


Kepada murid-murid Yesus berkata: Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.

Singkat kata, saat mengalami pencobaan, seharusnya kita bersama dengan TUHAN. Jangan karena pencobaan, kita meninggalkan TUHAN.


Puncak pencobaan terjadi saat antikris menjadi raja atas dunia ini. Peristiwa tersebut disebut HARI PENAMPIAN YANG BESAR terhadap gereja TUHAN, dalam sepanjang sejarah dunia ini ada.


Sebetulnya, gereja TUHAN sudah tertampi, pada saat “gempa bumi” mengguncang seantero dunia bukan hanya di Indonesia (pada tahun 2020 tepatnya bulan Maret) tetapi di seluruh dunia. Dan ternyata, pada saat ada pencobaan sudah tertampi. Pada saat itu banyak orang takut pada penyakit / wabah yang melanda seantero dunia. Kalau wabah itu hanya di Indonesia, itu namanya bukan “gempa bumi.” Karena sudah bersifat dunia, sudah pasti kaitannya dengan antikris. Dan peristiwa ini adalah hari penampian. Kenapa demikian? Karena baru saja wabah itu terjadi dan menakut-nakuti manusia, banyak yang meninggalkan darah salib di Golgota, semua orang saat itu sibuk dengan “jus racikan.” Padahal, kita mengetahui dari CNN beberapa waktu lalu; “jus racikan” itu justru melemahkan imun seseorang. Begitu ada “jus racikan” banyak hamba TUHAN di bumi ini sibuk dengan “jus racikan” tetapi lupa dengan darah salib, lupa dengan pekerjaan TUHAN. 


37 triliun sel-sel darah dalam tubuh manusia, semua ditutup bungkus (dilumuri) dengan darah supaya sel-sel dalam tubuh hidup. Kalau sel-sel tubuh tidak ada darah, maka sel-sel akan mati. Kita semua adalah tubuh Kristus; anggota-anggota tubuh / sel-sel tubuh, kita hidup hanya karena ditutup bungkus oleh darah salib, lalu kenapa sibuk dengan “jus racikan”?

Untuk apa beribadah kalau sibuk dengan “jus racikan”, untuk apa Yesus mati di kayu salib, darah-Nya tercurah, kalau sibuk dengan “jus racikan”?

Berkali-kali saya sampaikan; bukan soal kegerakan rohani (mukjizat kesembuhan), tetapi ukurannya adalah darah salib di Golgota. Menerima “jus racikan” tetapi menolak darah salib, menolak ibadah di tengah-tengahnya kita menyangkal diri dan pikul salib, untuk apa. Tubuhmu hidup, tetapi jiwamu sudah kena rampas.


Sekarang ini, muncul lagi wabah baru, lewat nyamuk atau lalat, disebarkan dan sudah sampai ke Singapore dan Malaysia. Di Indonesia juga sudah ada, tetapi pemerintah diam, lalu akan dibuat lagi “jus racikan”  yang baru. Padahal, semakin menikmati “jus racikan”, akan semakin merusak imun dalam tubuh.


Inilah hari penampian, yaitu; saat pencobaan terjadi. Tetapi ini belum puncaknya, ini baru simulasi. Sebab itu, kalau tidak mempunyai pengertian, pasti binasa, walaupun nampaknya melayani dengan sungguh-sungguh. 


Lukas 22:31-34

(22:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (22:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." (22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."


Di atas tadi saya sudah katakan; yang terpenting adalah sangkal diri dan pikul salib = berdarah-darah, menjadi korban.

Orang lain berbuat salah, tetapi kita yang dipersalahkan = disembelih, berdarah-darah, ini yang TUHAN mau, ini jaminan. 


Tetapi, sebelum menghadapi puncak pencobaan atau gelap malam sebagai hari penampian besar, di sini kita melihat; Petrus menganggap diri kuat dan hebat, bahkan sekalipun TUHAN sudah memberitahukan bahwa ia akan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok. Tetapi Petrus tetap menyangkal dan berkata; aku siap dipenjara dan mati bersama dengan Engkau. Perkataan siapa yang benar, Petrus atau Yesus? Yang benar adalah Firman Allah yang keluar dari mulut Allah.


Saya heran, baru saja ada pencobaan untuk menampi anak-anak TUHAN seperti Petrus, banyak orang langsung pergi kepada “jus racikan.” Kenapa tidak bersekutu dengan darah salib? 

TUHAN Yesus sudah berkata:“engkaulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku.” Saat kita mengalami penyembelihan; benar dipersalahkan, itu namanya tinggal bersama dengan TUHAN, itulah jaminan, bukan “jus racikan.”

TUHAN sekarang di Sorga, sementara kita ada di bumi. Kita tinggal bersama TUHAN, yakni apabila kita bersekutu dengan korban Kristus.


1 Korintus 10:12-13

(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.


Jangan menganggap diri kuat, supaya jangan jatuh dalam pencobaan.

Memang, tidak dipungkiri, selama hidup di bumi ini, kita tidak lepas dari pencobaan-pencobaan. Pencobaan yang satu belum selesai, muncul pencobaan berikutnya, terus silih berganti. Nanti pencobaan itu akan memuncak, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.

Pendeknya, aniaya antikris merupakan puncak cobaan, puncak gelap malam. Semakin besar dosa, semakin dunia ini gelap. 


Siapa yang dapat melepaskan diri dari puncak gelap malam, puncak pencobaan?

Daniel 6:15

(6:15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.


Tidak ada seorangpun yang sanggup melepaskan dirinya dari aniaya yang besar. Pejabat tinggi di bumi inipun tidak akan bisa lepas dari aniaya yang besar. Bahkan, Dariuspun berusaha menolong Daniel sampai matahari terbenam: tidak ada jalan  keluar.


Tetapi, kalau tinggal di dalam TUHAN; ada jalan keluar. Itu sebabnya Yesus berkata; “kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku, saat mengahadapi puncak pencobaan.” 

Oleh sebab itu, kita hanya hidup di dalam roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.


Daniel 6:23

(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan." (6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!


Di atas tadi, orang yang iri hati berkata: "Ya raja, kekallah hidupmu!” tetapi itu hanya akal-akalan saja. Tetapi perkatan Daniel: "Ya raja, kekallah hidupmu! Bukan akal-akalan. 


Kemudian, di sini kita melihat, ada pembelaan TUHAN kepada Daniel, karena TUHAN mengutus malaikat-Nya.

Jadi, hanya malaikat TUHAN yang dapat menutup mulut singa, yang lain tidak.

Malaikat sidang jemaat adalah gembala sidang (Wahyu 1:20).

Singkat kata, mulut singa akan tertutup, bila domba-domba tergembala; TUHAN pelihara. 

Jadi harus tergembala, bukan hanya sekedar Ibadah Raya Minggu. Di situlah domba dipelihara sekalipun ada di tengah serigala. Kalau tidak tergembala, siapa yang dapat memelihara kawanan domba yang begitu lemah?


Banyak orang tidak paham soal penggembalaan, hanya tahu beribadah. Kalau beribadah semua orang bisa beribadah ke gereja A, B, C tetapi itu bukan tergembala, itu namanya mengembara. Yang TUHAN mau adalah tergembala. Ini kunci rahasianya.


Jadi jangan sampai tidak tergembala, jangan sampai tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebab di situlah TUHAN memelihara kawanan domba. Pejabat tinggi, pemimpin seperti Darius juga tidak dapat menolong. Kedudukan, pangkat, jabatan yang tinggi tidak dapat menolong orang dari puncak pencobaan.


Singkat kata: JALAN KELUARNYA adalah DOMBA-DOMBA TERGEMBALA; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan ibadah itu harus memuncak sampai kepada penyerahan diri hanya kepada TUHAN.

Ada banyak suami-suami sibuk memperhatikan isterinya, begitu juga isteri hanya sibuk memperhatikan suaminya, tetapi tidak mau menyerahkan dirinya kepada TUHAN, itu bukan penyembahan, walaupun dia berlutut menyembah. Itu namanya penyembahan tubuh (fisik), tetapi yang TUHAN tunggu ialah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah.


Ciri-ciri takut akan TUHAN: Tidak berani melakukan kesalahan kepada TUHAN = tidak melalaikan ibadah dan pelayanannya. Itu sebabnya Daniel berkata: “..aku tidak melakukan kejahatan..”


Banyak orang benar dilihat mata, tetapi dibelakang banyak kelicikan karena iri hati. Tetapi, orang yang takut TUHAN, bukan hanya di depan manusia, di hadapan TUHAN ia tetap takut TUHAN, artinya; sekalipun orang lain tidak melihat ia tidak mau berbuat salah, tidak berani main belakang. Perkataan orang semacam ini pasti benar, tidak akal-akalan.


Singkat kata; orang yang takut akan TUHAN; perkataannya sesuai dengan isi hatinya.

Jangan sampai dengar-dengaran hanya di mulut tetapi hatinya jauh (memberontak), menganggap kecil gembalanya, walaupun terlihat ramah-ramah

Buktikan bahwa kita tergembala; taat, setia dan dengar-dengaran, tidak berlaku jahat.


Daniel 6:26-27

(6:26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! (6:27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.


Dampak positif dari sisi kehidupan Nabi Daniel; berkotbah bukan dengan mulut tetapi dari perbuatan hidup. Dan kotbahnya menjangkau seantero dunia dengan perantaraan dari surat yang dikirim oleh raja Darius, supaya  pada akhirnya nanti seisi dunia hendaklah memiliki roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.

Inilah kotbah yang terbesar disepanjang sejarah setelah kotbah TUHAN Yesus.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment