KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, January 4, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 4 JANUARI 2024



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 4 JANUARI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2


Subtema: TAKUT DAN GENTAR TERHADAP NAMA TUHAN.

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya membawa kita ke atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, semua karena kemurahan TUHAN. Dan biarlah kiranya damai sejahtera memerintah di hati kita, dan bahagia setiap kali kita menikmati pemberitaan Firman Allah, ayat demi ayat yang diterangkan.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang terkasih, di dalam maupun di luar negeri yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” Serang & Cilegon lewat live steraming; Youtube, maupun Facebook, atau media sosial lainnya, dimanapun anda berada; kiranya TUHAN juga ada di sana sebagai Imam Besar Agung; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa kita malam ini.


Sebelum kita memperhatikan Firman Allah, dalam Roh kita berdoa kepada TUHAN, supaya kiranya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.


Mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, disertai perjamuan suci dari MALEAKHI PASAL 2.

Maleakhi 2:5

(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.


Perjanjian TUHAN dengan Lewi pada satu pihak (itulah pihak TUHAN) atau yang disebut sebagai PIHAK PERTAMA, yaitu: Kehidupan dan sejahtera.

Apabila para imam atau hamba-hamba TUHAN sebagai pelayan-pelayan TUHAN, dengan sungguh-sungguh berpegang teguh pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, maka dari pihak TUHAN yang membuat janji; memberi kehidupan dan sejahtera bagi para imam.


Bilangan 8:18-19

(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."


Suku Lewi diangkat menjadi anak sulung (milik kepunyaan TUHAN).

Adapun tugas suku Lewi sebagai anak sulung adalah:

  1. Melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

  2. Untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel.


Itu berarti, suku Lewi harus memiliki kerelaan untuk:

  • Merendahkan dirinya,

  • Bahkan rela menjadi korban pendamaian.

Sehingga Israel, sebagai umat ketebusan TUHAN; tidak binasa, manakala mereka datang beribadah kepada TUHAN.


Jadi, kalau kita datang beribadah kepada TUHAN, mendekat kepada TUHAN, lewat ketekunan ibadah dan pelayanan, tetapi tanpa pendamaian; tidak ada artinya; tetap akan binasa. Tetapi TUHAN kita, dengan kasih-Nya yang begitu besar, mengangkat suku Lewi menjadi anak sulung, milik kepunyaan-Nya, untuk mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, umat ketebusan-Nya, sehigga umat Israel tidak binasa, saat menghadap TUHAN, datang beribadah kepada TUHAN.

Berarti; ibadah tetapi tidak mau berdamai (tidak ada tanda pendamaian) dengan Allah; ibadah itu sia-sia.


Sebab itu, sebelum kita beribadah kepada TUHAN; berdamai dulu! Tidak ada artinya melayani tanpa korban pendamaian.


Jadi, apabila para imam atau hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, janji TUHAN; akan memberikan kehidupan dan sejahtera.

Itulah yang tentunya kita harapkan; kehidupan dan sejahtera di dalam kerajaan Sorga.


Bilangan 25:10-11

(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa: (25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.


Semula TUHAN akan menghabisi (membunuh habis) orang Israel di Sitim, sebab Isarel telah membuat TUHAN dalam cemburu yang amat sangat besar. 

Sebab pada ayat 1; Israel berzinah dengan perempuan-perempuan di Sitim. (Berzinah = berhubungan kepada orang yang bukan pasangannya). 

Kemudian, pada ayat 2; Israel menyembah Baal-Peor Allah orang Moab.

Dengan sikap seperti ini, TUHAN cemburu dalam cemburu yang sangat besar. Akan tetapi, Pinehas tampil untuk menyurutkan / menghentikan niat TUHAN untuk membunuh habis orang Israel.


Bilangan 25:12-13

(25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku (25:13) untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."

Pinehas tampil sebagai seorang imam yang berpegang pada perjanjian TUHAN dengan orang Lewi, sebab ia giat membela kehormatan TUHAN, dan ia mengadakan pendamaian bagi umat Israel kepada TUHAN. Dengan korban pendamaian yang dipersembahkan oleh Pinehas dihadapan TUHAN, maka TUHAN membatalkan rencana-Nya untuk membunuh habis bangsa Israel.


Jadi, beribadah dan melayani TUHAN, harus ada tanda pendamaian, supaya jangan binasa. Kalau tidak ada tanda pendamaian, pasti binasa.


Maleakhi 2:5

(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.


Dari pihak lain, yakni; pihak dari suku Lewi sebagai PIHAK KEDUA adalah: Ketakutan. Dengan lain kata; suku Lewi  harus dikuasai roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN.


Amsal 8:13

(8:13) Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.


Takut akan TUHAN ialah; membenci kejahatan, secara khusus BENCI terhadap:

  1. Kesombongan,

  2. Kecongkakan,

  3. Tingkah laku yang jahat,

  4. Mulut penuh tipu muslihat = perkataan dusta

Sadar atau tidak sadar, sering kali orang Kristen mulutnya diisi penuh oleh kata-kata dusta.

Contohnya;

  • Membela diri dengan cara mempersalahkan orang lain, berarti; tidak mengakui kebenaran = Dusta

  • Ngomel, bersungut-sungut, marah terhadap penyucian Firman, yakni; dosa dikoreksi = Dusta

Gelagat semacam ini, menunjukkan bahwa mulutnya penuh dengan tipu muslihat (dusta). 

Percayalah kepada Firman, jangan percaya atau iba terhadap aura-aura dan wajah-wajah yang memelas, disertai dengan cerita-cerita pilu dari hati seseorang yang menceritakan penderitaannya. Jangan mau tertipu oleh tiupan iblis setan. 

Pendeknya orang yang melayani harus bijaksana, tidak boleh iba terhadap daging yang memelas-memelas.


1 Yohanes 1:8-9

(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. (1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.



Jika kita tidak mengaku dosa, dengan lain kata; menjadi pendusta dihadapan TUHAN, tanpa sadar:

  • Menipu diri sendiri,

  • Hidup tanpa kebenaran,

Inilah upah dari pendusta.


Sebaliknya, jika kita dengan tulus mengaku dosa kita atau menepis segala dusta, maka; “Ia adalah setia dan adil.” Buktinya, Ia akan:

  • Mengampuni segala dosa kita,

  • Menyucikan kita dari segala dosa kita

Camkanlah dengan baik, apa yang TUHAN mau.


Singkat kata, jika para imam atau hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN, sungguh-sungguh berpegang teguh pada perjanjian TUHAN terhadap orang Lewi, maka para imam; hidup dalam ketakutan, dengan kata lain; takut kepada TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN. Kehidupan semacam ini;

  • Tidak sembarangan menjalankan ibadah dan pelayanannya dihadapan TUHAN.

  • Tidak sembarangan menjalankan roda hidup rohaninya dihadapan TUHAN.

Kalau roda hidup rohani tidak punya rem, dengan kata lain berjalan dengan sembarangan, maka; tabrak sana - tabrak sini. Tetapi anehnya, ketika tabrak sana - tabrak sini, tidak pernah merasa bersalah dan saat dikoreksi; bersungut-sungut, ngomel, seolah-olah TUHAN tidak melihat kesalahan yang disembunyikan.

Demikianlah suku Lewi hidup dihadapan TUHAN, di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya.


Kita akan melihat seorang hamba TUHAN yang besar, seorang nabi TUHAN, dikuasai oleh roh takut akan TUHAN, kemudian gentar terhadap nama TUHAN, memiliki kenamaan besar.

Daniel 6:7-10

(6:7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! (6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. (6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." (6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.


Pada pemerintahan raja Darius, orang Media, pada saat itu semua pejabat tinggi, penguasa dan wakil raja, para menteri, bupati, bermufakat supaya raja Darius menetapkan suatu larangan, yaitu; semua orang dalam kerajaan Media dan Persia, dilarang untuk memuja Allah, berbakti kepada Allah yang hidup, kecuali kepada raja Darius. Larangan ini berlaku selama 30 hari berarti; sebulan penuh.  Kemudian, setiap orang yang melanggarnya, konsekuensinya ialah; akan dilemparkan ke dalam gua singa.


Kalau kita menggunakan logika, tentu larangan semacam ini membuat kita takut dan gentar, dan hal itu telah terbukti. Baru saja gempa bumi terjadi, melanda seantero dunia, itulah covid-19, secara khusus melanda Indonesia pada bulan 3 (Maret) tahun 2020. Saat itu banyak orang yang mati, politik dalam suatu pemerintahan diguncang, ekonomi diguncang, tidak sampai di situ, nikah-nikah juga diguncang, mereka rela bercerai hanya karena ekonomi mereka telah merosot, makan dan minum mereka tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan keluarga setiap hari. Mereka sudah dikuasai oleh roh takut dan gentar. Saat covid-19 melanda, tidak sedikit penduduk bumi; takut dan gentar terhadap situasi dan keadaan yang ada, bukan takut dan gentar kepada TUHAN dan terhadap nama TUHAN.


Orang yang tidak sungguh-sungguh beribadah, takut dan gentar kepada situasi kondisi covid-19, akhirnya menerima “jus racikan”. Padahal sekarang, telah muncul lagi covid baru, lalu dibuat lagi obat baru; habislah dunia ini dipermain-mainkan oleh pemerintahan yang datang dari setan. Kita juga sudah mendengar berita terbaru dari CNN (berita yang terpercaya), bahwa; “jus racikan” (“justru merusak sistim imun”)  dalam diri seseorang. 

Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah tergembala. Kalau dunia dengan sikap duniawinya tidak mau tergembala, kita jangan ikuti! Jangan merubah sikap. 


Pesan untuk pemuda dan pemudi: jangan merubah sikapmu hanya karena laki-laki; menggunakan lipstik dan berdandan menor hanya untuk laki-laki, padahal laki-laki tersebut tidak tergembala. Sebab itu, orangtua juga harus berperan di sini, dan orangtua harus mau dikoreksi, tidak boleh panas hati.


Sekarang, bagaimana dengan pribadi Daniel? Apakah ia juga takut dan gentar terhadap keputusan raja Darius yang begitu ketat sekali?

Daniel 6:11

(6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.


Daniel sudah mendengar surat keputusan dari raja Darius. 

Sikap Daniel terhadap surat keputusan tersebut: Tidak menjadi takut dan gentar hati

Dengan bukti; ia pergi ke rumahnya, di situ ia tiga kali sehari; berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya, berarti; ibadah dan pelayanan itu sudah mendarah daging.

  • Berlutut = merendahkan diri dihadapan Allah.

  • Berdoa serta memuji Allah = beribadah, sampai tingkat ibadah yang tertinggi itulah puncak ibadah, yakni; doa penyembahan.


Di hari-hari terakhir, ibadah dan pelayanan ini sudah seharusanya mendarah daging. Apalagi hari-hari ini jahat sekali, hidup sudah semakin sukar. Jadi, mau tidak mau ibadah dan pelayanan ini sudah harus mendarah daging, berarti; ibadah dan pelayanan ini adalah kehidupan kita, yang lain bukan kehidupan kita. Kalau ibadah sudah mendarah daging, maka TUHAN akan taruh roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, tidak takut dan gentar kepada yang lain.


Kalau kita mengacu pada Yeremia 23:40, TUHANlah yang menaruh roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN dalam hati Daniel.

Pendeknya, Daniel dikuasai oleh roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN saja, tidak kepada yang lain. Ia tidak takut dan tidak gentar terhadap surat keputusan yang isinya melarang ia beribadah, yang apabila di langgar, konsekuensinya; dilemparkan ke dalam gua singa.


Saat menghadap kepada TUHAN, janganlah lagi mengandalkan manusia dan kekuatannya, jangan lagi mencari puji-pujian dan hormat untuk diri sendiri, jangan hanya untuk mencari kepentingan diri sendiri, itu semua sia-sia.  


Kalau hancur hati mendengar Firman malam ini, janganlah hanya malam ini saja. Kemudian, bergirang mendengar Firman malam ini, namun girang itu jangan hanya malam ini saja, tetapi besoknya mulai dihantui rasa malas, bosan, mulai dikuasai rasa gelisah melihat kondisi yang ada. 

Apapun yang terjadi, kita harus terus bangkit dan tidak boleh malas, kita harus hadapi apapun yang terjadi. Sekalipun ada keputusan-keputusan dari dunia, keputusan-keputusan dari pemerintah yang menghalangi kita datang kepada TUHAN, kita harus bangkit. Roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN harus bergelora dalam diri ini. Tidak ada lagi waktu untuk melayani kepentingan diri sendiri. Tidak ada lagi waktu untuk mencari puji-pujian dan hormat yang sia-sia. Sekarang waktunya untuk mempertahankan apa yang sudah TUHAN karuniakan dalam hati ini, yakni; roh takut akan TUHAN dan gentar hanya kepada nama TUHAN, seperti Daniel.


Daniel 6:14, 16-17

(6:14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya." (6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!" (6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"


Orang-orang yang antipati, sentimentil terhadap Daniel, akhirnya menghadap raja dan memberitahukan bahwa Daniel tidak mengindahkan larangan yang telah ditetapkan oleh raja Darius, terkait dengan ibadah yang sudah mendarah daging pada Daniel. Akhirnya, seperti yang ditetapkan dalam undang-undang, Daniel menerima ganjaran, yaitu; dilemparkan ke dalam gua singa.


Memang ganjaran dari ibadah ada, dan kita harus siap menerima resiko apapun, seperti Daniel yang dilemparkan ke dalam gua singa. Bagaimana dengan kita?

Itu sebabnya, kembali saya ingatkan; pertahankan dan peliharalah roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, yang sudah TUHAN taruh di dalam hati kita. Ibadah dan pelayanan ini harus mendarah daging. Ibadah dan pelayanan ini adalah kehidupan kita. Jangan takut dan gentar terhadap keputusan dunia. 


Perlu untuk diketahui:

Satu kali nanti dunia ini akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini.

Sebagai bukti; peristiwa Daniel dilemparkan dalam gua singa, yang terkait dengan ibadah sudah mendarah daging, terdapat pada Daniel pasal 6. Tetapi, satu kali nanti dunia akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat antikris berkuasa atas seantero dunia ini, dan hal itu dituliskan pada Daniel pasal 7

Inilah hebatnya TUHAN, melalui Daniel; menuliskan, merangkai, peristiwa-peristiwa sebagai nubuatan besar yang akan terjadi dihari-hari terakhir ini. Rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut akan kita hadapi sesuai nubuatan Daniel.


Daniel 7:1, dengan perikop: “Keempat binatang dan anak manusia”

(7:1) Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan inilah garis besarnya:


Bermimpilah Daniel, dengan lain kata; ia mendapat penglihatan-penglihatan dari TUHAN, lalu semua itu dituliskan dengan rapi tersusun dan berurut dalam kitab Daniel dan kita sudah membacanya pada malam ini.

Sebetulnya mimpi ini sebelum Darius menjadi raja atas Media dan Persia, itu berarti sebelum peristiwa Gua Singa.


Daniel 7:2

(7:2) Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, (7:3) dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. 


Satu kali 4 (empat) penjuru bumi; Timur, Barat, Utara dan Selatan akan diguncang. Setelah bumi diguncangkan, lalu munculah 4 (empat) binatang besar dari dalam laut; yang satu berbeda dengan yang lain.


Kita akan melihat 4 (empat) binatang itu, namun kita akan melihat terlebih dahulu 3 (tiga) binatang, yaitu:

YANG PERTAMA: Rupanya seperti seekor singa

YANG KEDUA: Rupanya seperti beruang.

YANG KETIGA: Rupanya seperti macan tutul.


Wahyu 13:1 dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut.”

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Seekor binatang keluar dari dalam laut 🡪 ANTIKRIS.


Pada Daniel 7:2, setelah lautan dunia yang besar ini diguncangkan; keluarlah 4 (empat) jenis binatang; singa, beruang, macan tutul, demikian juga ayat ini. Berarti; antikris keluar dari dalam laut setelah guncangan terjadi. Dengan kata lain, setelah guncangan terjadi, keluarlah antikris. Jadi, antikris itu datangnya dari lautan dunia bukan datang dari Sorga.


Dunia ini sudah mengalami guncangan, yang pertama terjadi pada tahun 2020 itulah covid-19. Saat itu seantero dunia diguncang. Kalau covid-19 itu mengguncang atau terjadi hanya di negara Indonesia, itu belum disebut guncangan dunia. Tetapi lihatlah, covid-19 melanda dunia, berarti ini adalah gempa bumi yang sudah mengguncang dunia. Jadi, apapun yang terkait dengan guncangan ini, terhubung langsung dengan antikris, tidak perlu ragu untuk memahami hal itu.


Wahyu 13:2

(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.


Adapun binatang yang keluar dari dalam laut adalah kombinasi dari 3 (tiga) jenis binatang, yaitu:

  1. Macan tutul, menunjukkan bahwa antikris memiliki kecepatan tinggi.
    Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN tidak boleh lagi berlambat-lambat, tidak boleh lagi bermasabodo dengan ibadah dan pelayanan, tidak boleh lagi acuh tak acuh dan malas-malasan.

  2. Kakinya seperti kaki beruang, menunjukkan bahwa antikris memiliki pukulan hebat yang tidak bisa ditahan oleh kekuatan apapun.

Tanda lain antikris memiliki kekuatan yang hebat; tentaranya seperti belalang, yang banyak jumlahnya, tidak bisa ditembusi oleh apapun, termasuk pengetahuan manusia. Antikris ini mencengkram anak-anak TUHAN dalam tangannya dan tidak akan dilepaskan lagi. 

Itu sebabnya, jangan sampai kita muak dengan ibadah, bermasabodo dengan ibadah, kalau tidak, nanti bisa keluar dari anggota tubuh Kristus dan ada di dalam cengkraman antikris dan tidak akan dilepaskan lagi. 

  1. Mulutnya seperti mulut singa, berarti akan menelan orang-orang yang lemah, sebab orang yang lemah adalah orang-orang yang dapat ditelan, sebagaimana dalam 1 Petrus 5:8.

Siapa orang yang dapat ditelan antikris? Itulah orang yang tidak berjaga-jaga, dengan lain kata; yang ibadahnya tidak sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan.



Selanjutnya, kita akan melihat binatang YANG KEEMPAT.

Daniel 7:7

(7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.


Binatang yang keempat ini sangat menakutkan dan mendahsyatkan, sebab: giginya terbuat dari besi, yang akan melahap dan meremukkan orang-orang yang dapat dilahap dan diremukkan, lalu sisa-sisa dari lahapan itu; diinjak-injak dengan kakinya.

Ini harus menjadi suatu perhatian bagi kita saat ini, jangan main-main lagi. Ibadah ini sudah harus mendarah daging. Ibadah itu harus sampai kepada sumber kebutuhan. Jangan lagi bermasabodo, peliharalah roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN, supaya kita tidak perlu takut apabila tidak makan dan minum, tidak punya pakaian, tidak punya ini dan itu, serta tidak gentar terhadap segala yang terjadi ini.


Wahyu 11:1

(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

Tongkat pengukur akan mengukur, antara lain:

  1. Bait suci Allah

Kalau dikaitkan denga pola Tabernakel, dimulai dari; Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci

Setelah diukur didapatilah; panjang 30 hasta, lebar 10 hasta dan tinggi 10 hasta. 

Panjang x lebar x tinggi = 1000 hasta, jelas ini adalah hari perhentian kekal, hari ketujuh, hari sabat, kerajaan 1000 tahun damai

Dengan kata lain, menunjuk orang yang menyangkal diri dan memikul salib = mati syahid, bagi merekalah diperuntukan kerajaan 1000 tahun damai.

  1. Mezbah.

Di sini memang tidak dikatakan bahwa itu adalah Mezbah Korban Bakaran, juga tidak dikatakan bahwa itu adalah Mezbah Dupa. Di sini hanya disebut Mezbah.

Tetapi, manakalah itu Mezbah Korban Bakaran, berarti; marilah kita membawa korban dan persembahan, selanjutnya mempersembahkannya di atas Mezbah Korban Bakaran, baik itu korban sembelihan; jiwa hancur dan hati yang patah remuk, maupun itu korban bakaran; tanda kita mengasihi TUHAN (seluruh korban bakaran; hangus, adalah tanda kita mengasihi TUHAN dan tanda penyerahan diri sepenuh untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja). 

Kemudian, kalau itu Mezbah Dupa, maka ibadah itu harus sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan. 

  1. Mereka yang beribadah di dalamnya.

Dalam pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Suci, di dalamnya terdapat 3 (tiga) macam alat, yaitu;

  • Meja Roti Sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = domba-domba diberi makan (iman). 

  • Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam  Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = domba-domba diberi minum (harap).

  • Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah = domba diberi nafas hidup (kasih).


Inilah yang diukur oleh tongkat pengukur. Jadi, pengertian ini tidak boleh dipandang sebelah mata, tidak boleh dianggap enteng. Sebab, kalau kita memperhatikannya, berarti ada kerinduan untuk masuk dan diukur oleh tongkat pengukur; inilah orang-orang yang diselamatkan. 


Kemudian lihat, selebihnya  = sisanya (di luar dari orang-orang yang diselamatkan)…

Wahyu 11:2

(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Sebaliknya, apabila ibadah tidak sampai pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, akhirnya diserahkan kepada antikris. Kehidupan yang tidak masuk dalam ukuran tongkat pengukur akan diserahkan kepada antikris, lalu antikris; menginjak-injak.


Tadi kita sudah melihat, binatang yang keempat itu sangat menakutkan dan mendahsyatkan, sebab giginya terbuat dari besi dan ia akan meremukkan dan melahap, lalu sisanya (itulah pelataran Bait Suci sebelah luar), akan diinjak-injak oleh antikris. Jadi nanti ada yang diremukkan (dilahap) maksudnya ada nanti yang mati syahid / mati martir oleh gigi besi, lalu sisanya; masuk dalam aniaya besar (disiksa, diinjak-injak) = binasa, tidak selamat. 

Oleh sebab itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh! Kalau tidak dari sekarang kita gunakan leher untuk menundukkan kepala di kaki salib, tersungkur dihadapan takhta Allah, sujud menyembah Dia, satu kali leher ini akan digorok oleh gigi besi, pedang besi dari antikris. 

Perhatikanlah isi hati TUHAN yang telah dicurahkan kepada kita. Begitu tulusnya Dia mencintai kita. 


Gigi besi juga ada pada….

Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.


Ini adalah antikris; memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasanya dengan kekerasan. Ada yang diremukkan, dan sisanya diinjak-injak.

Pada Matius 24:15, 21; satu kali nanti ada aniaya besar menakutkan dan mendahsayatkan, karena giginya terbuat dari gigi besi; melumat, meremukkan dan melahap, sisanya diinjak-injak, yaitu mereka yang masuk dalam aniaya yang besar, mereka tidak selamat. Tetapi, ada yang mati martir, karena diremukkan oleh gigi besi / pedang besi.


Oleh sebab itu, saya berpesan; kepada yang sudah “terlanjur-terlanjur” minum “jus racikan”, berjuanglah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, bawalah lehermu dan gunakan untuk menundukkan kepala, tersungkurlah di kaki salib, sujudlah menyembah Dia apapun yang terjadi. Yang penting; tidak masuk dalam aniaya yang besar, tertindas lalu diinjak-injak.


Kita kembali memperhatikan….

Daniel 6:18

(6:18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.


Batu diletakkan pada mulut gua Singa, berarti; Daniel tidak bisa keluar lagi dari gua Singa.
Kemudian, batu itu sudah dimeteraikan oleh cincin meterai raja Darius dan para pembesar-pembesar, sehingga peraturan yang dibuat tidak dapat diganggu gugat lagi, selama yang memakai cincin meterai itu masih hidup.


Jadi, yang akan terjadi ke depan sudah pasti berat sekali dan itu harus terjadi, kalau kita mengacu pada ayat 18 ini. 

Dunia ini satu kali nanti akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia ini. Hal itu akan terjadi, dan orang yang masuk dalam perangkan gua singa tidak mungkin keluar lagi dari sana.


Wahyu 13:16-17 dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”

(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

Semua kalangan, semua lapisan masyarakat dunia ini, suatu kali nanti akan menerima CAP METERAI di tangan kanan atau di dahi mereka.


Pertanyaannya: Cap meterai ini dari siapa?

Wahyu 13:18

(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.


Bilangan manusia adalah 6 (enam), menurut Kejadian 1:31; …manusia diciptakan pada hari keenam…..

Tetapi manusia terdiri dari; tubuh, jiwa dan roh. Karena manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, maka bilangan itu ialah 666 atau tepatnya: 3 kali angka 6, maksudnya; antikris ini benar-benar dikuasai sifat daging.

  • Tubuhnya dikuasai sifat daging (enam yang pertama),

  • Jiwanya dikuasai sifat daging (enam yang kedua),

  • Rohnya dikuasai sifat daging (enam yang ketiga).

Inilah cap meterai dari antikris yang akan diterima oleh semua orang, sebagai tanda di dahi ataupun di tangan kanan.


Kegunaan dari cap meterai (Wahyu 13:7): 

“Bebas untuk MENJUAL dan MEMBELI.”

Itulah yang dimaksud roh antikris. Jadi, roh antikris adalah roh jual-beli.

Orang yang sudah menerima tanda / cap dari antikris, pasti binasa.


Itulah sebabnya, kita harus berjaga-jaga, artinya; ibadah ini harus sampai pada tingkat ibadah yang tetinggi, puncak ibadah itulah doa penyembahan. Kalau kita sudah sampai pada puncak ibadah; jiwa kita aman.

Penyembahanlah yang membuat kita aman, bukan emas, harta. 


Ibadah ini harus mendarah daging. Ibadah inilah kehidupan kita, tidak ada lagi yang lain; pasti jiwa tenang, hidup tidak merasa gelisah dan tidak gentar lagi soal makan, minum, ekonomi dan lain sebagainya. 


Daniel 6:15-17b

(6:15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya. (6:16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!" (6:17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"


Dari sini kita dapat melihat, seperti apapun tingginya kedudukan raja Darius, ia tidak dapat menolong Daniel dari gua singa.

Jadi, setinggi apapun jabatan, kedudukan, gelar seseorang di muka bumi ini, itu tidak akan bisa melepaskan seseorang dari aniaya antikris yang akan terjadi nanti.


Oleh sebab itu, jangan bodoh dalam bertindak! Ibadah ini sudah harus menjadi kehidupan kita. Ibadah sudah harus mendarah daging. Mau tidak mau, ibadah harus memuncak sampai doa penyembahan.


Daniel 6:21

(6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" (6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! 


Ketika raja Darius bertanya kepada Daniel; "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" Daniel menjawab; "Ya raja, kekallah hidupmu! Daniel menjawab dengan pasti dan yakin, ia tidak takut dan gentar, dia hanya takut dan gentar terhadap nama TUHAN. Ada kepastian dalam hidup Daniel.


Bilamana ibadah sudah sampai pada puncak ibadah (doa penyembahan); ada kepastian, tidak ragu menghadapi gua singa (aniaya antikris) yang akan terjadi nanti.


Daniel 6:23

(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."


Kalau kita tetap tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sampai berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, sekalipun nanti ada larangan dari antikris untuk beribadah; kita tidak bersalah kepada pemerintahan kita ini, apalagi kepada TUHAN Yesus Kristus, Allah yang hidup.


Tetaplah tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sampai berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan. 


Ayub 39:29-31

(39:29) Oleh pengertianmukah burung elang terbang, mengembangkan sayapnya menuju ke selatan? (39:30) Atas perintahmukah rajawali terbang membubung, dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? (39:31) Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi.


Puncak ibadah itulah doa penyembahan, sangat sulit di datangi oleh mata ular (antikris).

Jadi, kalau kita dapat mengatasi segala perkara di atas muka bumi ini, kita lepas dari masa aniaya antikris, bukan semata-mata karena kekuatan kita, bukan karena pengertian kita, bukan karena kita memiliki pengetahuan yang tinggi, tetapi karena kemurahan TUHAN. 

Tidak ada kekuatan yang dapat melepaskan dirinya dari aniaya antikris, selain doa penyembahan.


Daniel 6:24-25

(6:24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. (6:25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka


Raja Darius bersukacita karena ternyata Daniel selamat dari gua singa. Tetapi, orang-orang yang menuduh Daniel dilemparkan ke dalam gua singa; belum sampai ke dasar gua, singa-singa telah menerkam dan meremukkan tulang-tulang mereka. 

Kalau tulang-tulang remuk / patah (antara tulang dengan tulang patah), kemudian antara daging dengan daging terpisah, jelas menunjukkan bahwa mereka benar-benar dikuasai oleh roh antikris. 

Antikris itu datang dari anak-anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh; terpisah dari daging TUHAN, terpisah dari tulangnya TUHAN.


Daniel 6:26-27

(6:26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! (6:27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.


Akhirnya, raja Darius menulis perintah dalam sebuah surat; bahwa semua orang dalam kekuasan raja Darius, harus memiliki, merawat, menghargai roh takut akan TUHAN di dalam hati dan harus gentar terhadap nama TUHAN, tidak ada lagi yang lain; karena pemerintahan-Nya kekal untuk selama-lamanya.


Raja Darius sadar, bahwa pemerintahannya hanya untuk sementara, tetapi pemerintahan dari kerajaan Sorga sifatnya kekal.


Inilah Daniel; seorang hamba TUHAN yang perpegang teguh pada perjanjian TUHAN dengan Lewi. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment