KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 9, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 07 JANUARI 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 07 JANUARI 2024

KITAB WAHYU PASAL 16

(Seri: 4)

Subtema: BABEL PERUSAK TUBUH KRISTUS

Shalom, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus, yang sudah menghimpunkan kita berada di atas gunung TUHAN, di dalam rumah TUHAN, sehingga kita diberi kesempatan untuk membawa korban dan persembahan,dan mempersembahkannya di atas mezbah. 


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang senantiasa setia tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang & Cilegon lewat live sreaming, Youtube, Facebook, dimanapun berada.

Kita berdoa, supaya Firman yang dibukakan meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Kita sudah mendengarkan kesaksian secara khusus dari keluarga Bapa Harun (isteri dan anak). Saya rasa, apa yang sudah disaksikan betul-betul merupakan pernyataan kasih meraka kepada TUHAN, yang sudah tergembala sepanjang tahun 2023. Terlalu banyak suka duka yang dilalui, tetapi, bukan hanya keluarga Bapa Harun, kita sekaliannya juga mengalami banyak suka, duka. Namun lebih dari pada itu, biarlah kiranya TUHAN terus tolong kita.


Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh dari WAHYU PASAL 16.

Wahyu 16:17 dengan perikop: “Ketujuh malapetaka”

(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana.”


Wahyu 16:17-21, itu berbicara tentang  CAWAN MURKA ALLAH YANG KETUJUH, disebut juga malapetaka yang ketujuh yang ditumpahkan ke angkasa.

Angkasa adalah lapisan udara yang melingkupi bumi, kurang lebih 300 KM tebalnya, namun masih ada lapisan berikutnya, itulah lapisan ozon. 

Sebetulnya, itu adalah tudung perlindungan. Tetapi, tudung perlindungan yang abadi adalah tudung perlindungan yang datang dari TUHAN. Sebab satu kali nanti, lapisan udara ini termasuk ozon, akan berlalu dan rusak begitu saja. Tetapi selagi masih ada kesempatan, kita semua ada dalam lingkupan atau perlindungan TUHAN, kita tetap bersyukur. 

TUHAN beri kesempatan beribadah dan melayani TUHAN dalam penggembalaan yang TUHAN percayakan ini, itu juga tanda bahwa TUHAN tudung perlindungan bagi kita sekaliannya. Tetapi, tidak selamanya tudung perlindungan itu ada di udara.


Terkait dengan cawan murka yang ketujuh…

Wahyu 16:19

(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.


Cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka Allah, artinya: dihukum karena menolak kasih Allah.
Anggur bicara tentang kasih Allah yang sempurna itulah kasih Agape / kasih sejati.


Kita akan melihat persamaan dengan hal ini…

Wahyu 6:12 dengan perikop: “Keenam meterai pertama dibuka”

(6:12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.

Inti dari ayat ini; pada saat Anak Domba membuka metetari yang keenam, saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat, sehingga:

  • Matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut, artinya: masalah / persoalan yang terjadi di atas muka bumi ini tidak dapat diselesaikan, diuraikan, sebab masalah tersebut begitu rumit, pelik, runyam bagaikan karung rambut; tidak tahu lagi mana ujung pangkalnya.

Penyebabnya: karena matahari menjadi hitam = hidup tanpa kasih, karena begitu gelapnya perbuatan-perbuatan dosa. 

Jadi, semakin hidup di dalam gelapnya perbuatan dosa, pasti semakin mengabaikan kasih. Singkat kata, semakin hidupnya gelap, semakin masalah itu tidak terselesaikan.


  • Bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah, artinya; binasa karena tidak menghargai pekerjaan penebusan dan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.

Bulan gambaran dari korban Kristus.

Jadi, kalau seseorang mengabaikan korban Kristus, maka; bulan yang menjadi darah, dialah yang menjadi korban karena dosanya. Selagai masih ada kesempatan, kita gunakan / manfaatkan korban Kristus untuk secepatnya bertobat. 


Jadi, suasana dalam Wahyu 16:12 persis / sama seperti pada Wahyu 16:19.


Wahyu 16:17

(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."


Setelah cawan murka ketujuh ditumpahkan ke angkasa, maka terdengarlah suara nyaring dari takhta Allah yaitu: “SUDAH TERLAKSANA”

Kata “sudah terlaksana”, merupakan gema / pantulan suara nyaring yang datang dari salib di Golgota.


Sebagai bukti…

Yohanes 19:28-30 dengan perikop: “Yesus mati”

(19:28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!" (19:29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. (19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.


Di sini kita melihat, sesudah Yesus meminum anggur asam, berkatalah Yesus: “sudah selesai.”

Artinya: TUHAN sudah selesai mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian karena dosa dunia, dengan kata lain; TUHAN sudah menanggung semua dosa manusia, baik dosa kecil maupun dosa yang besar.

Jadi, dosa yang begitu asam seperti cuka, dan dosa yang begitu pahit seperti empedu, sudah TUHAN tanggung dan alami dengan setulus-tulusnya, bukan dengan terpaksa.


Anak laki-laki terlebih anak sulung adalah milik kepunyaan TUHAN, sebab itu anak sulung harus diserahkan untuk dikuduskan untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN yakni; sepasang burung tekukur, berarti;

  • Melayani TUHAN sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.

  • Menjadi korban pendamaian.

Mempersembahkan korban semacam ini, bukan dengan terpaksa atau karena sesuatu, tetapi harus tulus.

Sepintas, kalau kita kerjakan hal ini dengan tulus, kita merasa seperti anak tiri di dalam rumah. Tetapi sebetulnya tidaklah demikian; anak laki-laki, anak sulung, memang harus diserahkan untuk dikuduskan, untuk selanjutnya dipakai TUHAN.

Jadi, kalau melayani dengan tulus, tidak perlu berkecil hati, justru berbesar hati saja, karena kita dipakai TUHAN untuk menjadi korban pendamaian; kita korban, orang lain berdamai dengan TUHAN.


Kita tidak pernah di anak tirikan dihadapan TUHAN, justru dijadikan sahabat, buktinya; banyak perkara yang tunjukkan kepada kita orang kecil, tetapi kepada orang yang pandai di dunia ini semua tertutup (Matius 11:25)

 

Kemudian, tidak berhenti sampai di situ; TUHAN juga telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.

Itu berarti; TUHAN sudah menghukum iblis setan sebagai pembalasan karena pekerjaan-pekerjaannya yang menyesatkan seantero dunia. Sedangkan cawan murka yang ketujuh ditumpahkan; itu merupakan penghukuman atas Babel besar.


Wahyu 16:19

(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.


Pada saat cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan, Babel kota besar; PECAH, sehingga terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu;

  • Satu bagian untuk ular,

  • Satu bagian untuk antikris,

  • Satu bagian untuk nab-nabi palsu.


Terkait dengan pecahnya Babel kota besar tempat setan tritunggal memerintah, kita hubungkan dengan…

Matius 12:22 dengan perikop: “Yesus dan Beelzebul”

(12:22) Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.


Di sini kita melihat, ada orang yang kerasukan setan, sehingga orang itu buta dan bisu. Tetapi Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan itu sehingga sembuh (Si bisu dapat berkata-kata dan dapat melihat)


Matius 12:23-24

(12:23) Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini agaknya Anak Daud." (12:24) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan."


Banyak orang takjub melihat Yesus mengusir setan, lalu orang yang takjub itu mengakui bahwa Yesus adalah Anak Daud. Hal ini menunjukkan bahwa, orang banyak yang takjub tersebut tahu tentang silsilah Yesus. Kalau mereka tahu silsilah Yesus, maka tentu saja; mereka tahu bahwa Yesus adalah TUHAN dan Raja di atas segala raja, yang berkuasa atas langit dan bumi.

Demikian juga, kita tahu bahwa Yesus adalah TUHAN dan Raja di atas segala raja, itu sebabnya, setiap kali kita melihat pekerjaan TUHAN, kita takjub. Kita tidak akan pernah takjub, kalau kita tidak mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN, Yesus adalah Raja di atas segala raja.


Akan tetapi orang Farisi berkata: : "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan."

Kenapa orang Farisi berkata demikian?


Matius 16:6, 21

(16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (16:12) Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Ragi Farisi adalah KEMUNAFIKAN. Dan TUHAN berkata: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." Munafik berarti di luar tidak sama dengan bagian dalam hidup. 


Kemunafikan orang Farisi seperti adonan yang dikasih / dicampur dengan ragi; akan berkembang dan besar, tetapi dalamnya kosong / banyak rongga-rongga yang kosong. Dengan lain kata, nampak terlihat baik di luar, tetapi dalamnya kosong. Kehidupan semacam ini, harus diwaspadai.


Jangan datang melayani TUHAN dengan kemunafikan supaya jangan menjadi batu sandungan kepada orang yang takjub kepada Yesus TUHAN dan Raja. Percayakanlah hidup ini kepada TUHAN, jangan mengeraskan hati. Angkat dua tangan sebagai tanda penyerahan diri. Lembaran lama (2023) tutup saja, sekarang kita ada di tahun yang baru (2024), bagaikan lembaran yang baru, goresilah lembaran yang baru itu dengan tinta, itulah hidup rohani sebagai kesaksian-kesaksian hidup, menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca, dikenal oleh setiap orang, baik perkataan maupun perbuatan.


Matius 12:24-25

(12:24) Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan." (12:25) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.


Karena Yesus tahu jalan pikiran orang-orang Farisi (tahu kemunafikan mereka), Yesus berkata kepada mereka:

  • Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa,

  • Setiap kota yang tepecah-pecah pasti tidak dapat bertahan,

  • Setiap rumah tangga yang terpecah-pecah juga tidak dapat bertahan.

Jadi, suami isteri, jangan berpikir untuk berpisah apapun yang terjadi, baik itu karena pekerjaan, study, cita-cita, bisnis dan lain sebagainya, karena, rumah tangga yang terpisah-pisah pasti tidak dapat bertahan.

Seorang isteri karena menuntun ilmu, harus pergi ke tempat yang jauh, lalu berpisah, rumah tangga semacam ini pasti tidak akan bertahan, biar bagaimanapun itu katanya, sebab kekuatan manusia terbatas. 


Tetapi, bukan hanya nikah jasmani, nikah kita kepada TUHAN juga tidak boleh terpecah-pecah, tidak boleh terpisah apapun alasannya. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah secara rohani. Jadi, jangan pernah jauh dari ibadah, pelayanan dan dari penggembalaan. Cepat atau lambat, kehidupan yang terpisah pasti tidak dapat bertahan.


Dari sini kita melihat; Babel kota besar sudah pecah, tidak dapat bertahan lagi. Dengan lain kata, kerajaan dari setan tritunggal sudah rubuh, hancur dan lenyap, tidak ada lagi di atas muka bumi ini.


Wahyu 17:1-2

(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."


Babel disebut TUHAN sebagai PELACUR BESAR.

Babel duduk di tempat yang banyak airnya, berarti; berkuasa atas penduduk bumi, sebab air yang banyak 🡪 lautan dunia. Kemudian, oleh karena Babel:

  • Raja-raja di bumi telah berbuat cabul,

  • Penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.


Wahyu 18:2 dengan perikop: “Jatuhnya Babel”

(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Babel adalah tempat bersembunyi segala burung yang najis yang sangat dibenci oleh TUHAN.

Jadi, apa yang dibenci TUHAN, seharusnya turut kita benci. Kalau kita menyukai apa yang dibenci TUHAN, maka kita turut dibenci oleh TUHAN.


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Semua bangsa, raja-raja termasuk pedagang-pedagang di bumi, telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.

Menjadi kaya karena kelimpahan hawa nafsu, itulah yang disebut: KENAJISAN PERCABULAN.


Sebetulnya, menjadi kaya tidak salah, diberkati dengan berkat yang berlimpah-limpah dari Allah; tidak salah. Mencapai cita-cita dan berhasil; tidak salah, itu juga kerinduan TUHAN. Tetapi, berhasil dan menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu, itu yang disebut dengan kenajisan percabulan, sehingga banyak orang hidup dalam kenjisan percabulan.


Yang TUHAN mau, bahwasanya, supaya kita tetap dalam rencana-rencananya TUHAN saja. Apapun keadaan kita, entahkan berhasil, setengah berhasil, atau banyak menderita, tetaplah di dalam TUHAN, tetaplah dalam recana TUHAN. Kalau diberkati puji TUHAN, asal dalam recana TUHAN. Jangan tinggalkan TUHAN, jangan tinggalkan kasih-Nya di Golgota, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan yang terhubung dengan salib di Golgota. Itu jalur keselamatan, jangan keluar dari koridor itu.


Wahyu 18:4

(18:4) Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

TUHAN tidak mau kita ditimpa kebinasaan. Jadi, umat ketebusan TUHAN, mau tidak mau, harus meninggalkan dosa, yakni; kenajisan percabulan, supaya jangan turut dibinasakan seperti Babel kota besar yang diluluhlantahkan dan dihancurkan menjadi tiga bagian. 

Keluarlah dari kenajisan percabulan, jangan di situ, nanti turut ditimpa kebinasaan; jangan menjamah apa yang najis. Sebab itu, tetaplah dalam rencana TUHAN. Meninggalkan TUHAN demi bisnis = menjamah apa yang najis, keluar dari sana, supaya jangan turut ditimpakan.


Ingat, ini adalah hari-hari terakhir, kita sudah berada pada pukul 6, dan sudah dalam kegelapan, tetapi puncak kegelapaan belum terjadi. Sebab itu, perhatikanlah apa yang menjadi nasihat TUHAN malam ini.


Wahyu 17:3

(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

Perempuan Babel menunggangi binatang MERAH UNGU dan binatang itu mempunyai 7 (tujuh) kepala dan 10 (sepuluh) tanduk
Sesungguhnya, jauh lebih baik TUHANlah yang menunggangi kehidupan kita, ibadah dan pelayanan  dan rumah tangga kita, selanjutnya membawa kita sampai kepada Yerusalem Baru (Markus 11:1-11)

Persamaannya…

Wahyu 13:1

(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang keluar dari dalam laut 🡪  antikris, wujudnya;

- Bertanduk 10 (sepuluh) dengan 10 (sepuluh) mahkota di atas tanduk-tanduk,

- Berkepala 7 (tujuh), tetapi pada kepala-kepala tertulis nama hujat.

Mengapa demikian? Karena binatang ini sudah ditunggangi oleh perempuan Babel.


Jadi, binatang yang ditunggangi oleh perempuan Babel warnanya; MERAH UNGU.

  • MERAH, terkait dengan pengorbanan, dan itu seolah-olah terjadi di tengah ibadah dan pelayanan, nampaknya seperti itu.

  • UNGU terkait dengan kemuliaan, seolah-olah itu nyata di tengah ibadah dan pelayanannya dihadapan TUHAN.

Sehingga, banyak anak TUHAN, gereja TUHAN, orang Kristen terkecoh dengan warna dari binatang ini.


Itu sebabnya, dengan kasih TUHAN berkata; keluar dari sana! Jangan sampai terlihat diberkati dan limpah tetapi karena hawa nafsu. Tetaplah dalam recana TUHAN baik susah maupun senang.


Daniel 8:11-12

(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. (8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.

Di sini kita melihat; Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. Tetapi, sesungguhnya ini adalah kenajisan percabulan, walaupun nampaknya; MERAH dan UNGU, itu hanya warnana saja, jangan terkecoh.

Walaupun gereja kita sederhana, tetapi kalau di situ ada jejak TUHAN, ikuti saja. 


KORBAN SEHARI-HARI, yakni:

  • KORBAN SEMBELIHAN 🡪 Ibadah dan pelayanan dihubungkan dengan salib.

  • KORBAN SANTAPAN 🡪 Firman Allah yang benar dan murni.

Keduanya adalah korban sehari hari, tetapi itu sudah ditiadakan. 


Memang mereka menjalankan kebaktian, tetapi kebaktian itu dijalankan secara fasik; mereka hanya bercerita tentang berhasil dan keberhasilan, berkat dan keberkatan, itu saja, sedangkan korban sehari-hari disingkirkan begitu saja. Harus waspada dengan kebaktian semacam ini. Jangan karena putus asa tinggalkan TUHAN dan mencari warna merah dan ungu, tetapi bukan datang dari Sorga. 

Bertahan saja, apalagi, kalau dikaitkan dengan waktu, kita sudah berada di menit-menit terakhir, menjelang kedatangan TUHAN. 


Intisarinya: Binatang itu memang warna MERAH UNGU, tetapi, justru binatang itu memisahkan banyak orang, bahkan lautan dunia berusaha dipisahkan dari korban sehari-hari = pemecah belah tubuh Kristus.

Jadi, sudah jelas, roh antikris adalah roh pemecah belah. Bahkan kebenaran yang bersumber dari salib dihempaskan, diinjak-injak, tidak dihargai, dientengkan.

Sudah jelas, warna merah ungu ini hanya sebuah warna, bukan datang dari Sorga, itu hanya sebuah daya tarik saja, sehingga lautan dunia menjadi terkecoh.


Jangan ada diantara kita roh pemecah belah, terlalu besar nanti hukuman yang akan diterima dari TUHAN.


Kita lihat: Latar belakang (riwayat) antikris menjadi pemecah belah.

1 Yohanes 2:18-19

(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.


Pemerintahan antikris; tunggal, tetapi tubuhnya banyak, dan sekarang telah banyak tampil tubuh antikris.

Jadi, jangan heran, kalau anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir tidak lagi menghargai jam-jam ibadah, dengan lain kata; berani tinggalkan TUHAN dan ibadahnya, itu tanda bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dan itu adalah roh antikris.


Antikris berasal dari anggota tubuh Kristus, tetapi pada akhirnya terpisah / terpecah dari anggota tubuh Kristus karena: TIDAK SUNGGUH-SUNGGUH bersatu pada bagian dari tubuh Kristus, dengan lain kata, tidak sungguh-sungguh menjalankan ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN, tidak sungguh-sungguh memperhatikan pekerjaan TUHAN

Andaikata ia sungguh-sungguh mempertahankan kesatuan dari tubuh Kristus, kalau itu yang ada dalam pemikirannya, otomatis, yang dipikirkan adalah jam-jam ibadah, pekerjaan-pekerjaan TUHAN, korban sembelihan dan korban santapan yang harus kita persembahkan di atas mezbah. Tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh, akhirnya, PECAH, keluar dari anggota tubuh. Mereka masuk dalam golongan: tubuh antikris / ada dalam golongan atau wilayah dari antikris.


Mula-mula saya sampaikan bahwa saya harus sungguh-sungguh memperhatikan ibadah dan pelayanan ini, sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan sidang jemaat; makan dan minum, dan lain sebagainya, lewat ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. 

Semoga, para imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang melayani TUHAN, juga sama-sama memperhatikan pekerjaan TUHAN, sama-sama memperhatikan keutuhan dari tubuh Kristus. Sungguh-sungguhlah memperhatikan ibadah dan pelayanan ini. Tidak ada lagi waktu bagi kita untuk menunda-nunda pekerjaan TUHAN. Jangan berpikir lain dari rencana TUHAN ini. 


1 Yohanes 2:20

(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.


Ayat ini menasihati kita untuk belajar merawat pengurapan yang berasal dari TUHAN. Tanpa Roh TUHAN, kita tidak tahu apa yang akan kita kerjakan dan perbuat. Tetapi oleh roh TUHAN, kita akan bekerja sesuai dengan geraknya Roh Kudus, bukan lagi bekerja karena dorongan ini dan itu, apalagi dorongan daging dan setan.


Jadi pengurapan itu penting. Kalau seseorang putus asa, minder, menciut; tidak ada urapan di situ. Saat menderita tetapi tetap bertahan; urapan kuat terjadi di situ. Kalau memang merasa butuh pengurapan supaya nyata pemakaian TUHAN, dengan pemikiran yang jernih; bertahan saja, apapun yang terjadi.

Minyak urapan itu diambil dari pohon zaitun tumbuk. Jadi kalaupun terjadi penumbukkan karena salib, bertahan saja. Pohon zaitun yang sudah ditumbuk, kalau diperas hasilnya; minyak urapan. 


Kita harus bergerak sesuai dengan pimpinan Roh, bukan lagi dari gerak dunia, arus dunia, termasuk roh antirkis, karena dunia ini, air yang banyak ini sudah di duduki oleh perempuan Babel. Tetapi, kita bergerak sesuai dengan rencana TUHAN, pimpinan TUHAN.


1 Yohanes 2:20-21

(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.


Antikris adalah pendusta, karena ia menjalankan suatu kebaktian secara fasik. 

Jadi, dengan pengurapan dan pimpinan Roh TUHAN, kita tahu siapa pendusta, karena pada dasarnya pendusta itu adalah antirkis; menjalankan kebaktaian tetapi salib diabaikan, menjalankan kebaktian tetapi menyingkirkan korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan), kemudian sibuk bicara berkat keberkatan, berhasil keberhasilan. 


Imam-imam, kalau melayani tetapi menolak salib / menyangkal salib / menyangkal Yesus = pendusta. Ini yang menjadi pemecah tubuh Kristus. 


Kalau melayani tanpa salib, untuk apa Yesus datang ke dunia lalu mati di kayu salib? Cukup dengan “tiupan angin”, terjadi kegerakan rohani; tanda-tanda heran terjadi; yang sakit sembuh, buta melihat, lumpuh berjalan, cukup begitu saja. Pelayanan Yesus di bumi ini tidak perlu diakhiri dengan mati di kayu salib.  Tetapi apa artinya, berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan tetapi tanpa salib? Tidak ada artinya, itu dusta.


Kalau saya melihat perjalanan rohani kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan GPT “Betania” Serang & Cilegon, kita sudah berada pada jalur yang benar. Awalnya, melihat korban sehari-hari sangat menakutkan, menyeramkan, tetapi begitu kita tangkap itu “tongkat”, ternyata “tongkat” itu yang menuntun, menolong dan mengerjakan hidup, ibadah dan pelayanan kita, sampai Yerusalem baru, tanah perjanjian.


Sekarang kita melihat, kepada mereka yang memecah-belah tubuh Kristus, TUHAN berkata apa….

Matius 12:30

(12:30) Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.

Oleh salib di Golgota; tubuh dan kepala bersatu. Tetapi, menyangkali salib di Golgota =  mencerai-beraikan tubuh Kristus = memecah belah tubuh Kristus.

Jangan sangkali salib di Golgota, hanya salib yang mampu mempersatukan anggota-anggota tubuh Kristus, bahkan yang jauh menjadi dekat; oleh darah salib (Efesus 2:13). 


Jadi, yang melawan TUHAN, mencerai-beraikan tubuh Kristus adalah antirkis, karena dia pendusta, nampaknya warna merah ungu, tetapi sesungguhnya palsu, karena tidak datang dari Sorga.


Matius 12:31

(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. 


Antikris sudah menghujat Roh Allah yang kudus, dan tidak ada lagi pengampunan terhadap orang yang telah melawan TUHAN, kepada orang yang mencerai-beraikan tubuh Kristus.

Tuluslah kita datang beribadah kepada TUHAN, walaupun nampak jelek (tidak semarak), tidak hebat, tidak mewah.


Matius 12:32

(12:32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.


Sebaiknya, kita masing-masing harus bersatu, jangan mencerai-beraikan / merusak kesatuan dari anggota tubuh Kristus.

Berarti, setiap hari harusnya berdamai.

Terpisah jauh, tetapi tidak ada perdamaian itu bahaya, hukumannya berat. Antikris tidak diampuni TUHAN. 


Jadi selama masih menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus, sungguh-sungguhlah beribadah dan melayani, supaya tetap nyata wujud dari anggota tubuh Kristus dihadapan TUHAN, dan kita menjadi anggota dari tubuh Kristus itu sendiri.


Kesimpulan dari apa yang saya sampaikan; begitu cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan ke atas angkasa sebagai penghukuman terhadap Babel kota besar, barulah terdengar suara dari takhta Allah; “Sudah terlaksana”, artinya; TUHAN menuntut keutuhan dari nikah yang suci (keutuhan dari tubuh Kristus yang sempurna) dan juga menuntut penyembahan dari bumi ini, sebab selama Izebel, kota besar itu, masih ada, maka kesatuan tubuh Kristus tidak akan pernah terwujud.


Sampai disini berita Firman tentang CAWAN MURKA ALLAH YANG KETUJUH sebagai seri keempat. Namun, nampaknya, masih lanjut pada seri yang kelima, jika TUHAN kehendaki.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment