KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 17, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 AGUSTUS 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 AGUSTUS 2012

“PERJANJIAN TUHAN TERHADAP BANI LEWI”

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, terpujilah nama Tuhan.
Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita malam hari ini, sehingga ibadah kita malam ini, bukanlah ibadah yang sia-sia, bukan ibadah rutinitas.

Kembali kita memeriksa kitab Maleakhi 2.
Maleakhi 2: 4
(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.

Firman Tuhan malam hari ini kita perhatikan secara khusus dari Maleakhi 2: 4, yaitu “Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu”.

Tuhan mengirimkan perintah kepada para imam yang melayani Tuhan di Tabernakel.
Mengirimkan perintah, maksudnya adalah; Tuhan akan mengirimkan hukuman, sesuai dengan firman Tuhan yang dinyatakan kepada para imam yang melayani di Tabernakel.

Inilah hukuman yang akan diterima oleh para imam.
Maleakhi 2: 3
(2:3) Sesungguhnya, Aku akan mematahkan lenganmu dan akan melemparkan kotoran ke mukamu, yakni kotoran korban dari hari-hari rayamu, dan orang akan menyeret kamu ke kotoran itu.

Hukuman yang akan dikirimkan oleh Tuhan;
-      Tuhan akan mematahkan lengan para imam.
-      Tuhan akan melemparkan kotoran ke muka para imam yang melayani di Tabernakel.
Inilah yang dimaksud Tuhan mengirimkan perintah kepada para imam yang melayani Tuhan di Tabernakel.

Kalau Tuhan mengirimkan perintah itu kepada para imam, itu disebabkan oleh karena; para imam tidak mendengarkan dan tidak memperhatikan firman Tuhan yang disampaikan secara khusus kepada para imam yang melayani di Tabernakel, sesuai dengan Maleakhi 2: 1-2.

Ini adalah ketegasan dari Tuhan, kepada para imam yang melayani di Tabernakel.
Ini perlu kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, baik saya dan saudara yang dipercayakan pelayanan oleh Tuhan.

Tujuan Tuhan mengirimkan perintah tersebut kepara para imam.
Maleakhi 2: 4
(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.

Supaya para imam yang melayani di Tabernakel sadar dan melihat dengan jelas, bahwa; orang-orang Lewi berpegang pada perjanjian yang dibuat oleh Tuhan.

Oleh sebab itu, saya ulangi dengan tegas;
Para imam yang melayani Tuhan di tempat kudus, perhatikan firman Tuhan malam ini, jangan lewatkan begitu saja.

Bilangan 3: 11-13
(3:11) TUHAN berfirman kepada Musa:
(3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku,
(3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."

Orang Lewi menjadi anak sulung bagi Tuhan Allah, ganti anak sulung orang-orang Israel, inilah perjanjian yang telah dibuat Tuhan dengan orang Lewi, dimana orang Lewi berpegang pada perjanjian itu.

Keluaran 3: 22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

Anak sulung = hak kesulungan, yaitu ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Kalau imam-imam yang dipercayakan oleh Tuhan untuk melayani di tempat kudus, tidak sungguh-sungguh mendengar dan memperhatikan firman Tuhan, mengabaikan apa yang Tuhan percayakan, suatu saat kelak nanti Tuhan akan menunjukkan perjanjiannya kepada orang Lewi. Ini harus kita sadari.
Oleh sebab itu, jangan mengabaikan apa yang sudah Tuhan percayakan bagi kita semua.

Dampak positif menjadi anak sulung / dipercayakan ibadah pelayanan.
Bilangan 3: 12-13
(3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku,
(3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."

Dampak positifnya;
-      Menjadi kepunyaan Allah.
-      Sekaligus dikuduskan oleh Tuhan.

Kalau kita sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, kita merasakan bahwa kita adalah milik kepunyaan Allah, dengan demikian, kita belajar dan berusaha sampai segambar serupa dengan Allah, sungguh-sungguh dalam pengudusan.

Lebih rinci kita perhatikan.
Keluaran 19: 5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Milik kepunyaan Allah, bangsa yang kudus, berarti; melakukan 2 perkara:
-      Sungguh-sungguh mendengar firman Tuhan.
-      Sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian yang telah dibuat oleh Tuhan.

Sekarang, mari kita perhatikan keterangan;
SUNGGUH-SUNGGUH MENDENGAR FIRMAN TUHAN

1 Petrus 2: 7-9
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Milik kepunyaan Allah, bangsa yang kudus; taat kepada firman Allah.
Taat = dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar, ditandai dengan; ketundukan.

Berbanding terbalik dengan mereka yang tidak taat pada pemberitaan firman tentang salib Kristus; mereka tidak menghargai batu penjuru, sebab para tukang-tukang bangunan membuang batu penjuru, sama seperti para imam yang melayani di Tabernakel, tidak memperhatikan firman Tuhan.

Keterangan;
SUNGGUH-SUNGGUH BERPEGANG PADA PERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH TUHAN.

Bilangan 8: 14
(8:14) Demikianlah harus engkau mentahirkan mereka dari tengah-tengah orang Israel, supaya orang Lewi itu menjadi kepunyaan-Ku.

Orang Lewi adalah milik kepunyaan Allah, karena telah ditahirkan.
Tahir = dibersihkan dari noda dosa.

Bilangan 8: 15
(8:15) Barulah sesudah itu orang Lewi boleh masuk untuk melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Pertemuan, sesudah engkau mentahirkan mereka dan mengunjukkan mereka sebagai persembahan unjukan.

Selanjutnya, orang Lewi dikaruniakan jabatan imam, untuk melayani di Kemah Pertemuan.

Bilangan 8: 18-19
(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel,
(8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."

Dikaruniakan jabatan imam untuk melayani di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, dengan maksud; supaya orang Israel jangan kena tulah, apabila mereka mendekat ke tempat kudus = membawa damai.

Jadi, tugas seorang imam, setelah dipercaya melayani di tempat kudus, yaitu; untuk memperdamaikan dosa, memperdamaikan Israel kepada Tuhan, sehingga bangsa Israel tidak kena tulah dan apa yang dipersembahkan bangsa Israel kepada Tuhan, semuanya berkenan, ini artinya; bani Lewi membawa damai.

Jangan sampai di antara kita membawa sesuatu yang tidak damai, baik lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, dan gerak gerik sekecil apapun.
Berulang kali saya sampaikan; jika seorang utusan masuk ke dalam rumah, ia harus membawa damai ke dalam rumah itu.

Seorang imam harus membawa damai, kalau tidak membawa damai, bagaimana sidang jemaat berdamai dengan Tuhan, justru yang terjadi sidang jemaat kena tulah karena imam kurang memperhatikan firman Tuhan. Tetapi di sini kita melihat; bahwa bani Lewi betul-betul menjadi pendamaian bagi bangsa Israel.

Kita telah jauh melihat keadaan orang Lewi.
Sekarang kita memperhatikan; awal penyerahan diri orang-orang Lewi kepada Tuhan.
Keluaran 32: 25-26
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.

Bani Lewi / suku Lewi / orang-orang Lewi mengawali penyerahan diri mereka; pada saat bangsa Israel menyembah patung lembu emas tuangan.

Ketika bangsa Israel menyembah patung lembu emas tuangan, mereka menjadi buah cemooh bagi lawan mereka = menjadi bahan cerita / buah bibir yang tidak baik = menjadi perguncingan.
Sebab, ketika bangsa Israel menyembah patung lembu emas tuangan, mereka juga berzinah / makan dan minum.

Kalau bangsa Israel hanya menyembah patung lembu emas tuangan, bangsa-bangsa lain tidak akan mencemooh mereka, karena bangsa-bangsa lainpun menyembah berhala. Tetapi yang menyebabkan bangsa Israel menjadi cemooh adalah; selain menyembah berhala, bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab = dosa / makan dan minum.

Saudaraku, di dalam penyembahan berhala, terdapat roh najis, itulah yang menyebabkan bangsa Israel berzinah.
Berhala adalah; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, apapun itu bentuknya, bila itu melebihi dari Tuhan, itu adalah berhala, itulah yang menyebabkan bangsa Israel jatuh dalam perzinahan, sehingga menjadi cemooh.

Sebagai contoh.
Jika seseorang menjadi rentenir, dan seseorang sibuk dengan pekerjaan sampai meninggalkan ibadah pelayanan, itu tidak menjadi cemooh bagi orang-orang dunia, tetapi kalau penyembahan berhala disertai dengan perzinahan, itulah yang menjadi cemooh bagi orang-orang dunia.

Selanjutnya; bangsa Israel digambarkan seperti kuda lepas kandang = liar, tidak terkendali.

Saya tidak menginginkan sidang jemaat menjadi bahan cemooh. Saya bertanggung jawab atas domba-domba yang Tuhan percayakan. Kalau sidang jemaat menjadi bahan cemooh, gembala terlibat di dalamnya, sebaliknya, kalau gembala menjadi cemooh, secara tidak langsung, sidang jemaat pun menjadi cemooh.
Segala sesuatu yang terjadi dalam kandang penggembalaan, gembala sidanglah yang menanggung beban itu, bukan yang lain.

Keluaran 32: 26
(32:26) maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.

Pada saat itu, semua bani Lewi / suku Lewi / orang-orang Lewi, berpihak kepada Tuhan.
Ini adalah awal pertama sekali mereka menyerahkan diri kepada Tuhan.

Hanya satu suku ini saja yang berpihak kepada Tuhan, berarti 11 suku yang lain tidak berpihak kepada Tuhan.
Yesus berasal dari keturunan suku Yehuda, tetapi meskipun demikian, Tuhan tidak berpihak kepada suku Yehuda, sebab mereka bersalah di hadapan Tuhan.

Kesempatan yang baik bagi kita malam hari ini, untuk lebih menyerahkan diri kepada Tuhan.
Kalau hari-hari lalu kita sudah menyerahkan diri kepada Tuhan, malam ini harus lebih lagi menyerahkan diri kepada Tuhan.

Tanda kalau lebih taat menyerahkan diri kepada Tuhan.
Keluaran 32: 27
(32:27) Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

Tandanya; mengikat pedang pada pinggang mereka / menyandang pedang, artinya; berikatpinggangkan kebenaran.
Pedang -> firman Tuhan, sebagai kebenaran.
Orang yang berpihak kepada Tuhan, pertama-tama berikatpinggangkan kebenaran.

Efesus 6: 14
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
Berikatpinggangkan kebenaran, inilah perlengkapan rohani yang pertama.
Itu sebabnya saya katakan tadi, tanda penyerahan pertama-tama dilihat dari; mengikatkan pedang pada pinggang.

Saya beri sedikit ilustrasi.
Kalau tidak ada ikat pinggang, nanti terlihat ketelanjangan. Tetapi kalau berikatpinggangkan kebenaran, tidak nampak ketelanjangan, karena terikat dengan kebenaran.

Efesus 6: 17
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Setelah berikatpinggangkan kebenaran, selanjutnya, memiliki perlengkapan rohani yang terakhir adalah; pedang Roh, yaitu firman Allah.

Keluaran 32: 27
(32:27) Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

Pedang itu digunakan untuk membunuh saudaranya, temannya, dan tetangganya.
Artinya; melepaskan diri dari ikatan-ikatan / perbuatan-perbuatan daging atau mematikan perbuatan-perbuatan daging.

Saudara, teman, tetangga, itu adalah saudara sedarah sedaging.
Kita mengetahui, dalam kitab Galatia ada 15 perbuatan daging, berarti; membunuh saudaranya, temannya, tetangganya dengan pedang = dilepaskan dari 15 perbuatan daging, itulah kegunaan dari pedang Roh, firman Allah.

Para imam, anak-anak Tuhan yang dikaruniakan jabatan imam, sebaiknya jangan terikat dengan daging, jangan terikat dengan kegiatan-kegiatan / perbuatan-perbuatan daging, sebab itu merupakan hawa nafsu dari daging itu sendiri.
Sebaliknya, biarlah firman itu mendarah daging dalam kehidupan kita semua, itulah yang disebut membunuh saudara, teman, tetangga dibunuh oleh pedang = firman Tuhan medarah daging.

Saya mau tambahkan sedikit.
Kalau para imam, anak-anak Tuhan hidup menurut keinginan-keinginan / perbuatan-perbutan daging itu sendiri, saya tidak yakin, ia mampu melakukan firman dengan sungguh-sungguh.
Biarlah kita berusaha untuk meminimalisir dosa, dengan cara tetap tinggal di kemah, tinggal di rumah Tuhan, seperti Yakub. Berbanding terbalik dengan Esau, ia suka tinggal di padang dan seorang yang pandai berburu daging.

Para imam harus tetap tinggal di dalam rumah Tuhan. Jangan beri kesempatan untuk daging.
Jika saudara berada dalam rumah Tuhan, itu berarti saudara berusaha untuk meminimalisir dosa. Ini adalah kemurahan Tuhan, dan kesempatan ini tidak dimiliki oleh banyak orang. Kita harus bersyukur, semua ini karena kasih karunia Tuhan tentunya.

Keluaran 32: 28-29
(32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.
(32:29) Kemudian berkatalah Musa: "Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini."

Mulai dari sejak itu, bani Lewi membaktikan dirinya kepada Tuhan, dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya, supaya diberi berkat oleh Tuhan.

Selanjutnya mari kita lihat; kesetiaan / konsistensi orang Lewi di tengah-tengah pelayanan.
Bilangan 25: 10-11
(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa:
(25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.

Imam Harun dan anak-anaknya, yaitu Pinehas dan Eleazar, serta suku Lewi yang lain, membela kehormatan Tuhan.
Mereka tidak turut berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, dan juga tidak membaktikan diri kepada Baal-Peor, Baal orang Moab, ini merupakan dosa kekerasan hati bangsa Israel.

Tetapi Musa, Harun dan kedua anaknya, serta suku Lewi yang lain, mereka semua menjaga kehormatan Tuhan, tidak turut berzinah dengan perempuan-perempuan Moab, tidak membaktikan diri pada dewa keaiban, itulah Baal-Peor.
Satu kali suku Lewi menyerahkan diri, seterusnya melayani dengan setia, tidak terpengaruh dengan hal-hal yang menimbulkan dosa. Ini adalah konsistensi yang luar biasa.

Ketika Musa, Harun dan kedua anaknya serta suku Lewi yang lain menjaga kehormatan Tuhan, Tuhan menyurutkan niat-Nya untuk membinasakan bangsa Israel = suku Lewi menjadi pendamaian bagi bangsa Israel. Ini adalah tugas yang mulia.
Andai saja mereka tidak menjaga kehormatan Tuhan, sudah tentu Tuhan membinasakan bangsa Israel, tanpa terkecuali, pada hari itu juga.

Hai para imam, apakah kita sudah sadar, apakah kita sudah melihat dengan jelas perjanjian yang dibuat Tuhan dengan Lewi, dimana orang Lewi itu sendiri berpegang terhadap perjanjian yang dibuat oleh Tuhan.
Saya bersyukur, sebab firman ini pertama-tama ditujukan kepada saya, sebagai gembala sidang, selanjutnya kepada sidang jemaat.

Dampak positif bila konsisten melayani Tuhan:
Bilangan 25: 11-12
(25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
(25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku

Bani Lewi dipercaya, dikaruniakan jabatan imam untuk melayani Tuhan di tempat yang kudus, untuk selama-lamanya = menjadi imamat yang rajani secara permanen, kekal sampai selama-lamanya, sampai masuk ke dalam kerajaan 1000 tahun damai. 
Bani Lewi menjadi pendamaian bagi bangsa Israel, betul-betul mereka berpihak kepada Tuhan dan menjaga kehormatan Tuhan.
Ini = perjanjian Allah kepada orang Lewi adalah perjanjian keselamatan.

Kalau dikaruniakan jabatan imam, maksudnya supaya Tuhan memberi keselamatan, ini bukanlah akal-akalannya Tuhan, bukan juga akal-akalan gembala sidang.
Tuhan tidak pernah membodoh-bodohi saya dan saudara, kalau Tuhan mengaruniakan jabatan imam untuk melayani di tempat yang kudus; TUHAN MEMBERIKAN JANJI KESELAMATAN, BUKAN JANJI SEMU. Sebab yang memberikan keselamatan adalah firman Tuhan. Janji Tuhan ya dan amin, tidak perlu diragukan.

Hati-hati, iblis setan banyak memberikan janji semu;
-      Iblis setan menjanjikan roti makanan.
Sedangkan manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah / firman Tuhan.

-      Iblis setan menjanjikan suatu kedudukan yang sangat tinggi.
Tetapi saudaraku, jangan salah, kedudukan yang sangat tinggi bukanlah suatu jaminan untuk memberi keselamatan.

-   Iblis setan menjanjikan kerajaan dunia, kemegahan dunia serta kemewahan yang ada di dalamnya.
Inipun tidak memberi jaminan untuk keselamatan jiwa manusia.

Namun semua itu sifatnya semu, tidak mengandung keselamatan jiwa.

Hasil jika konsisten melayani Tuhan, seperi bani Lewi.
HASIL PERTAMA
Ulangan 12: 18-19
(12:18) Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, karena segala usahamu.
(12:19) Hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di tanahmu.

Tuhan tidak pernah melupakan orang Lewi, seperti bangsa Israel tidak melalaikan suku Lewi dalam segala sesuatu.

Saya mau tambahkan sedikit:
Kalau saudara sudah menikmati makanan dan minuman di rumah Tuhan, kemudian bersukacita karena berkat-berkat Tuhan, jangan lupa terhadap orang Lewi, sebagai pendamaian bagi jiwa kita.
Saya sebagai gembala sidang, menghargai apa yang diperbuat oleh sidang jemaat, itu merupakan perhatian Tuhan bagi saya.

JADILAH LEWI di tempat bekerja, di rumah, di tempat menuntut ilmu, di mana saja; sebab Tuhan tidak akan melupakan kita. Kalau di situ ada Lewi, Tuhan tidak akan pernah lupakan.

Asal saja kita konsisten melayani Tuhan, membela kehormatan Tuhan, tidak menjadi cemooh, tidak mengeraskan hati seperti bangsa Israel, sekecil apapun yang menjadi kebutuhan kita, itu tidak luput dari pandangan Tuhan. Tetapi persoalannya, APAKAH MATA ROHANI SUDAH TERCELIK DAN SADAR?

HASIL KEDUA.
Ulangan 18: 1-2
(18:1) "Imam-imam orang Lewi, seluruh suku Lewi, janganlah mendapat bagian milik pusaka bersama-sama orang Israel; dari korban api-apian kepada TUHAN dan apa yang menjadi milik-Nya harus mereka mendapat rezeki.
(18:2) Janganlah ia mempunyai milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya; TUHANlah milik pusakanya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadanya.

Tuhanlah yang menjadi milik pusaka bagi orang Lewi.
Barangkali kita tidak memiliki apa-apa di dunia ini, tetapi saya himbau, biarlah kiranya Tuhan menjadi milik pusaka kita semua. Itu jauh lebih baik, sebab Tuhan lebih dari segala-galanya.

Ulangan 18: 6-8
(18:6) Apabila seorang Lewi datang dari tempat mana pun di Israel, di mana ia tinggal sebagai pendatang, dan dengan sepenuh hati masuk ke tempat yang akan dipilih TUHAN,
(18:7) dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,
(18:8) maka haruslah mereka mendapat rezeki yang sama, dengan tidak terhitung apa yang ia peroleh dengan menjual harta nenek moyangnya."

Selanjutnya, kalau orang Lewi melayani kebaktian di mana saja dan kapan saja, biarlah orang Lewi mendapatkan berkat-berkat lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Jika milik pusaka kita hanyalah Tuhan, di mana saja kita melayani, di situlah Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi saya dan saudara.
Kalau pekerjaan, kita jadikan suatu pelayanan, di situlah kita menikmati berkat-berkat Tuhan. Oleh sebab itu, saya himbau, jangan jadikan pekerjaan menjadi beban, sebab nanti jauh dari berkat, secara lahiriah, maupun secara rohani.
Janganlah saudara jadikan pekerjaan itu suatu beban, nanti saudara akan mengalami stress, tetapi jadikanlah pekerjaan itu suatu pelayanan kepada Tuhan. Biarlah kita mengerti firman Tuhan malam ini = mengerti maksud dan rencana Tuhan.

Bilangan 1: 47-50
(1:47) Tetapi mereka yang menurut suku bapa leluhurnya termasuk orang Lewi, tidak turut dicatat bersama-sama dengan mereka itu.
(1:48) Sebab TUHAN telah berfirman kepada Musa:
(1:49) "Hanya suku Lewi janganlah kaucatat dan janganlah kauhitung jumlahnya bersama-sama dengan orang Israel,
(1:50) tetapi tugaskanlah mereka untuk mengawasi Kemah Suci, tempat hukum Allah dengan segala perabotan dan perlengkapannya; mereka harus mengangkat Kemah Suci dengan segala perabotannya; mereka harus mengurusnya dan harus berkemah di sekelilingnya.

Kesimpulannya; orang Lewi bertugas untuk mengawasi kemah suci, serta peralatan yang ada di dalamnya.
Kalau kita merawat dan memelihara / memperhatikan peralatan yang ada di kemah suci, seperti itulah Tuhan merawat memelihara, memperhatikan kita, di tengah-tengah pelayanan yang Tuhan percayakan.

-   Kalau kita memperhatikan TEMPAT HUKUM ALLAH (tabut), maka hubungan kita dengan Tuhan terpelihara dengan baik.
Tabut -> hubungan antara tubuh dengan kepala / gereja Tuhan dengan Kristus, sebagai kepala, dari tiap-tiap gereja.
-      Kalau kita memelihara / memperhatikan PELITA EMAS; kita menjadi terang dunia.
-      Kalau kita memelihara MEJA ROTI SAJIAN, maka kita akan disucikan oleh firman Tuhan, dan firman Tuhan memperoleh tempat di dalam hati.
-   Kalau kita merawat MEZBAH DUPA, maka kita hidup dalam doa penyembahan, sampai kita hanyut tenggelam dalam kasih Allah Bapa.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment