KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 31, 2012

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 AGUSTUS 2012


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 AGUSTUS 2012


subtema: PENGAJARAN YANG BENAR MEMBAWA GEREJA TUHAN DALAM SUASANA KEBANGKITAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah malam hari ini. Kita merindukan sabda Allah malam ini, supaya firman / sabda Allah itu sendiri, memberi jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi, menolong dan memulihkan kita semua.

Kembali kita memeriksa Maleakhi 2, tiba saatnya kita memeriksa ayat 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Saudaraku, terlebih dahulu saya mengingatkan saudara, bahwa;
-       pada ayat 1 dan 2:
para imam yang melayani di Tabernakel, tidak mendengar, tidak memperhatikan firman Tuhan yang ditujukan kepada mereka,

-       sehingga, pada ayat 3:
Allah berfirman “Aku akan mematahkan lenganmu dan melemparkan kotoran ke muka para imam”,

-       selanjutnya, pada ayat 4-5:
Tuhan memberitahukan kepada para imam, perjanjian yang dibuat Tuhan kepada orang Lewi.

Kemudian, pada ayat 6 ini, Tuhan memberitahukan keberadaan orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, bahwasanya, 3 hal kelebihan dari orang Lewi;
1.    Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
2.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
3.    Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang Lewi mengikuti Tuhan.

3 perkara ini ada pada diri orang Lewi, dan selanjutnya diberitahukan Tuhan kepada para imam.

Kalau kita perhatikan dalam 2 Tawarikh 29, para imam yang melayani di Tabernakel tidak sanggup menguliti semua korban bakaran sehingga orang-orang Lewi mengambil alih pekerjaan itu sampai selesai dan sampai para imam selesai menguduskan diri mereka.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa orang Lewi;
-       lebih sungguh-sungguh menguduskan diri kepada Tuhan,
-       lebih sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan,
-       sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.

Mari kita memperhatikan keterangan pertama;
PENGAJARAN YANG BENAR ADA DI DALAM MULUTNYA
Berkaitan dengan itu, mari saya akan mengajak saudara, untuk melihat ketika Yesus menyatakan pengajaran-Nya kepada orang-orang banyak dan orang Saduki secara khusus.

Mari kita perhatikan Matius 22: 23-33, namun kita hanya membaca ayat 33.
(22:33) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

Yesus menyampaikan pengajaran-Nya kepada orang banyak dan kepada orang-orang Saduki yang ada di situ, setelah mendengar pengajaran itu, takjublah mereka semua.
Berarti, di mulut Yesus ada pengajaran yang benar.

Saudaraku, Yesus menyampaikan pengajaran yang benar, ada kaitannya dengan pendapat orang Saduki.
Mari kita lihat pendapat orang Saduki.
Matius 22: 23
(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:

Orang-orang Saduki berpendapat bahwa; tidak ada kebangkitan.
Itu sebabnya, Yesus menyatakan pengajaran-Nya kepada orang Saduki dan kepada orang banyak.

1 Korintus 15: 12-13
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.

Kalau orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan dari kematian.
Oleh sebab itu, kalau orang mengatakan tidak ada kebangkitan, itu adalah hal yang bodoh, termasuk saksi Yehuwe. Ini adalah ajaran sesat yang diadopsi saksi Yehuwe sampai saat ini; tidak ada kebangkitan, karena memang mereka tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Kalau Yesus tidak dibangkitkan, apa arti hidup ini?
1 Korintus 15: 14, 17
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.

Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka yang terjadi adalah;
-      Sia-sialah pemberitaan firman Tuhan yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
Demikian juga halnya, andaikata tidak ada kebangkitan diantara orang mati, sia-sialah kita beribadah malam ini, sia-sia jugalah saya menyampaikan firman malam ini = semua menjadi kesia-siaan.
Oleh sebab itu, setiap kali kita beribadah, biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya ibadah ini tidak menjadi rutinitas / ibadah yang lahiriah / ibadah yang sia-sia, namun ibadah ini mengandung janji, baik janji di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang.

-      Sia-sialah kepercayaan kita kepada Kristus.
Kalau tidak percaya pada kebangkitan Kristus, orang yang berdosa, tetap tinggal dalam dosa = berujung kepada kebinasaan, sebab upah dosa adalah maut.

1 Korintus 15: 18
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Orang-orang yang dalam Kristus, mereka semua mati / binasa = hidup tanpa berarti.
Apa yang kita perjuangkan selama ini, semuanya sia-sia.

Kita bersyukur, Tuhan menyatakan pengajaran-Nya dengan benar kepada orang banyak dan kepada orang Saduki, sehingga lewat peristiwa itu, kita bisa mengerti apa yang Tuhan maksud, apa yang menjadi rencana Tuhan bagi kita.

1 Korintus 15: 19
(15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

Kalau hidup hanya satu kali saja, kemudian menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang yang paling bodoh, orang yang paling malang dari kota Malang (yang ada di Jawa Timur).

Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja, memberi arti;
-      hidup hanya satu kali, tanpa kebangkitan = mempertahankan hidup yang lama.
-      Tidak ada pengharapan = putus asa dan menjadi kecewa.
-      Tidak ada Yerusalem yang baru = tidak memiliki kerajaan sorga.

Sedikit kesaksian.
Suatu hari, setelah saya menikah, saya dan isteri mengunjungi saudara-saudara yang tidak bisa hadir mengikuti penikahan kami di Semarang.
Ketika kami berbincang-bincang dengan saudara (ada satu keluarga), tentang firman Tuhan, tiba-tiba saya dikagetkan dengan pernyataan keluarga ini, dia mengatakan bahwa; “sorga itu hanya ada di dalam hati. jadi, tidak perlu kita susah-susah untuk mencari kerajaan sorga.”
Saya kaget sekali dengan pernyataan itu, padahal dia disebut seorang yang rohaniawan di dalam suatu gereja.

Ibrani 6: 18-19
(6:18) supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Kalau sauh itu dilabuhkan, keadaan bahtera itu kuat dan aman, sekalipun ada angin ribut menghempaskan bahtera itu, sekalipun ada gelombang laut yang bergelora, bahtera itu tetap kuat dan aman.
Sauh = jangkar kapal.

Kalau kita perhatikan di sini, sauh itu dilabuhkan sampai ke belakang tabir, sampai ke Ruangan Maha Suci, sesungguhnya, itu yang benar.
Berati, kalau Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati; hidup hanya satu kali, tanpa pengharapan, tidak memilki kerajaan sorga, kemudian jiwa kita tidak kuat dan aman.
Ruangan Maha Suci itulah gambaran dari Yerusalem yang baru, kota empat persegi = Kerajaan Sorga.
Ruangan Maha Suci, panjang dan lebar sama = empat persegi.

Kita perhatikan Roma 6: 4
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Oleh karena kemuliaan Allah Bapa, Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Kuasa kebangkian Kristus; menjadikan saya dan saudara, hidup dalam hidup yang baru = yang lama sudah berlalu.

Jadi, suasana kebangkitan itu adalah suasana pembaharuan = hidup baru.
Puncak pembaharuan itu sendiri adalah Yerusalem yang baru.

Kembali saya katakan, betapa malangnya seseorang kalau hidup hanya satu kali saja, kemudian menaruh harap pada Kristus.

Ciri-ciri bila tidak percaya adanya kebangkitan.
Matius 22: 24, 28
(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
(22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."

Ciri-cirinya; hanya memikirkan soal kawin dan mengawinkan.
Kalau tidak percaya adanya kebangkitan, yang dipikirkan hanyalah soal kawin dan mengawinkan = dikuasai roh najis = daging ditunggangi roh najis.
Berbeda dengan seseorang yang bersuasana kebangkitan, dia hidup oleh Roh Allah, daging tidak ditunggangi oleh roh najis = tidak memikirkan soal kawin dan mengawinkan.

Wahyu 17: 3-5
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

Perempuan Babel duduk di atas seekor binatang = daging ditunggangi oleh roh najis.
-      Binatang -> manusia tanpa Roh Allah.
-      Perempuan Babel -> ibu dari segala wanita-wanita pelacur.

Saudaraku, kalau kita perhatikan di sini, di tangan perempuan Babel itu ada suatu cawan emas, penuh dengan kenajisan.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, cawan emas itu ada di atas mezbah, di dalamnya ada dupa yang dipersembahkan kepada Tuhan, sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan Tuhan.
Tetapi yang kita perhatikan di sini, di tangan perempuan Babel itu ada sebuah cawan emas, isinya penuh dengan kenajisan.

Jadi, kalau seseorang tidak percaya adanya kebangkitan, daging ditunggangi oleh roh najis, seperi orang Saduki.
Itu sebabnya saya katakan, kalau beribadah namun ibadahnya rutinitas / lahiriah, itu sama seperti orang yang tidak percaya adanya kebangkitan = tidak bersuasanakan kebangkitan; tetap mempertahankan hidup yang lama, sehingga ibadah tidak mengandung janji dan tidak ada kuasa dalam ibadah pelayanan = sia-sia.

Wahyu 17: 4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Kalau kita perhatikan, cawan yang di tangan perempuan Babel tersebut, penuh dengan kenajisan dan kekejian.
Kalau daging ditunggangi oleh roh najis, maka perbuatannya adalah kekejian di hadapan Tuhan, itu sudah pasti.

Mari kita lihat kekejian.
1.    Amsal 28: 9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Memalingkan telinga untuk tidak mendengarkan firman Tuhan, doanya adalah kekejian.
Doa merupakan persembahan, namun doa menjadi kekejian, jika seseorang memalingkan telinganya, tidak mau mendengar firman Tuhan, ini adalah perbuatan kekejian di hadapan Tuhan.
Hati-hati, jangan selalu menaikkan doa tetapi memalingkan telinga dari firman Tuhan.

2.    Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."

Mempersembahkan korban persembahan kepada Tuhan dari binatang yang cacat dan buruk, itu juga kekejian di hadapan Tuhan.

Mari kita lihat lebih rinci mengenai binatang yang cacat.
Ulangan 15: 21
(15:21) Tetapi apabila ada cacatnya, jika timpang atau buta, bahkan cacat apa pun yang buruk, maka janganlah engkau menyembelihnya bagi TUHAN, Allahmu.

Binatang yang cacat itulah;
a.    Binatang yang timpang
Timpang artinya;
-      Tidak memiliki pendirian yang benar, seperti kaki yang satu lebih pendek, yang lain lebih panjang.
-      Bercabang hati / mendua hati, seperti apa yang dikatakan oleh nabi Elia kepada nabi-nabi dan bangsa Israel yang mengikuti Izebel (1 Raja-Raja 18: 20-21).

b.    Binatang yang buta
Buta arti rohaninya; tinggal dalam kegelapan dosa = tidak mempunyai mata.
Dalam Matius 6: 22, mata adalah pelita, sedangkan dalam Mazmur 119: 105, firman adalah pelita.
Berarti kalau buta; tidak berjalan dalam terang, melainkan tinggal dalam kegelapan dosa.
Kalau binatang yang buta dipersembahkan, itu merupakan kekejian bagi Tuhan.

Banyak orang berlaku keji di hadapan Tuhan, meskipun ia tahu kebenaran, namun ia tetap berlaku keji, dan orang yang seperti ini, lebih terlihat rohani, sesungguhnya yang benar: orang Yahudi sejati, yang tidak nampak keyahudiaannya (Roma 2: 29).
Sama halnya seperti nabi Mikha, ketika ia menyatakan kebenaran, justru raja Ahab lebih mendengarkan para nabinya, karena para nabi tersebut, terlihat lebih dipakai Tuhan untuk mendengarkan suara Tuhan.

Akibat tidak percaya adanya kebangkitan Kristus.
Matius 22: 29
(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

Akibatnya; menjadi sesat, sesuai dengan pernyataan Yesus Kristus kepada orang-orang Saduki.
Apalagi di hari-hari terakhir ini, marak sekali ajaran sesat.

Kemudian saya mau beritahu sedikit, orang yang menerima ajaran yang sesat, orang semacam ini, paling sukar untuk diluruskan karena mereka yang menganut ajaran sesat, merasa lebih benar, lebih mengerti kebenaran firman Tuhan. Lebih mudah membawa seorang penjahat bertobat dari pada seseorang yang sudah terlanjur menerima ajaran yang sesat.

Mari kita lihat; sesat.
Bagian pertama.
Matius 18: 12-13
(18:12) "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
(18:13) Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Mempunyai 100 ekor domba, seekor diantaranya sesat.

Matius 18: 14
(18:14) Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang."

Pengertian sesat adalah hilang = anak-anak Tuhan yang terhilang.
Kalau kita memperhatikan kisah mengenai anak yang bungsu, ketika ia terhilang, yang terjadi adalah;
-      ia memboroskan uangnya, hanya untuk kawin dan mengawinkan = jatuh dalam dosa perzinahan. (Lukas 15: 13, 30)
-      Setelah jatuh dalam dosa perzinahan, ia menjadi hamba atas seseorang. (Lukas 15: 15)
Ia menjadi hamba atas seseorang, berarti ia bukan menjadi hamba Tuhan = menjadi hamba dosa.
Ketika anak yang terhilang menjadi hamba dosa, ia makan dari apa yang dimakan oleh babi (Lukas 15: 16), berarti; kalau seseorang menjadi hamba dosa, ia sama dengan babi.

Sesungguhnya, Tuhan tidak menghendaki ini terjadi, sesuai dengan apa yang Yesus nyatakan kepada orang-orang di situ.

Bagian kedua.
Ibrani 3: 9-10
(3:9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
(3:10) Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,

Sesat hati berarti tidak mengenal jalan Tuhan.

Apa jalan Tuhan??
Mari kita lihat; jalan Tuhan.
Yohanes 14: 4-5
(14:4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
(14:5) Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"

Tomas tidak tahu jalan Tuhan, karena ia memiliki iman yang salah, yaitu; melihat dulu baru percaya. Sehingga dengan demikian, kalau kita perhatikan di sini, ia tidak tahu jalan Tuhan.

Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

-      Jalan Tuhan adalah jalan kebenaran, itulah firman Tuhan yang menguduskan saya dan saudara.
-      Jalan Tuhan adalah jalan hidup = memberi diri dipimpin Roh-El Kudus, sebab daging itu mati, rohlah yang memberi hidup.
Jadi, jalan Tuhan itu adalah firman Tuhan dan Roh Kudus, bagaikan 2 kaki Tuhan yang sedang melangkah menuju rumah Bapa di sorga.

Dampak negatif bila seseorang sesat.
Matius 22: 29
(22:29) Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!

Orang yang sesat; tidak mengerti kitab Suci maupun kuasa Allah.
-      Kitab Suci, di dalamnya tertulis firman Tuhan, itulah pedang Roh, senjata untuk mengalahkan tipu daya iblis setan.
-      Kuasa Allah, kalau kita perhatikan dalam 1 Korintus 1: 20-25, itulah pemberitaan firman tentang salib Kristus. Pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Kekuatan Allah dan hikmat Allah = kuasa Allah.

Dalam kitab Hosea 4: 6,
Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena menolak pengajaran yang benar.
Sesungguhnya, takjub kepada pengajaran untuk mengenal Allah, sehingga terlepas dari kebinasaan.

Jalan keluar supaya bersuasanakan kebangkitan.
Matius 22: 30
(22:30) Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.

Jalan keluarnya; pada waktu kebangkitan, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
Berarti, supaya bersuasanakan kebangkitan, hidup seperti malaikat di sorga.
Malaikat di sorga, tidak memiliki tubuh dan darah, artinya; tidak lagi menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging.
Jika tidak menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging, maka daging tidak lagi ditunggangi oleh roh najis = tidak memikirkan soal kawin dan mengawinkan.

Matius 22: 31-32
(22:31) Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda:
(22:32) Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Dialah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Jadi, kalau kita berbicara Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, itu berbicara Allah orang hidup.
Allah orang hidup memberi arti; bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati, oleh kemuliaan Allah Bapa.

Allah orang hidup memberi; iman, harap dan kasih.
-      Allah Abraham -> Allah Bapa, sifat tabiat-Nya; kasih.
-      Allah Ishak -> Allah Anak, sifat tabiatnya; hidup benar sesuai firman Tuhan.
-      Allah Yakub -> Allah Roh-El Kudus, sifat tabiatnya; menghibur, memimpin, menopang sekaligus menguatkan = parakletos.

Kalau Allah orang mati, tidak memberi iman, tidak memberi pengharapan tidak memberi kasih, itulah barang yang fana, emas dan perak, dan saya tambahkan lagi; harta, kekayaan, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, jangan beriman, jangan menaruh harap, jangan mengasihi, kepada barang yang fana, yaitu; emas dan perak, termasuk harta kekayaan, karena semuanya itu bersifat sementara, tidak kekal = tidak hidup / mati.

Matius 22: 33
(22:33) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

Kita sudah mendengarkan pengajaran yang benar keluar dari mulut Yesus, biarlah kita takjub pada pengajaran yang benar.
Takjub pada pengajaran yang benar, artinya;
-      Kagum, berarti; terkagum-kagum terhadap pengajaran yang benar.
-      Heran, berarti; terheran-heran terhadap pengajaran yang benar.

SAYA MENGHIMBAU KEPADA SAUDARA/I YANG SAYA KASIHI, BUKAN HANYA SIDANG JEMAAT YANG SAYA LAYANI DI DALAM KANDANG PENGGEMBALAAN, TETAPI JUGA BAGI ANAK-ANAK TUHAN YANG SETIA MENGIKUTI BULI-BULI EMAS BERISI MANNA, BAIK ANAK-ANAK TUHAN YANG DI DALAM NEGERI, MAUPUN DI LUAR NEGERI, TAKJUBLAH KEPADA PENGAJARAN YANG BENAR, ITULAH PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL, YANG MENDEWASAKAN KITA SAMPAI DIBAWA MASUK DALAM PESTA NIKAH ANAK DOMBA, MENJADI MEMPELAI PEREMPUAN, YAITU PERAWAN SUCI, YANG TIDAK BERNODA DAN TIDAK BERCACAT CELA DI HADAPAN-NYA, CEMERLANG TANPA KERUT, ATAU YANG SERUPA ITU, SEHINGGA IBADAH DAN PELAYANAN TIDAK MENJADI SIA-SIA, PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN JUGA TIDAK SIA-SIA, BAHKAN SEGALA SESUATU YANG KITA PERSEMBAHKAN TIDAK MENJADI SIA-SIA, BAIK WAKTU, TENAGA, PIKIRAN, UANG, PERASAAN, JERIH LELAH, SEMUANYA TIDAK MENJADI SIA-SIA, KARENA SUATU SAAT NANTI, TUHAN GANTI RATAP TANGIS, DUKA CITA DENGAN SUKACITA, ITULAH SUKACITA MEMPELAI DI DALAM KERAJAAN SORGA, HIDUP DI DALAM KEKEKALAN. AMIN.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment