KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, August 6, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 05 AGUSTUS 2012



IBADAH RAYA MINGGU, 05 AGUSTUS 2012

Tema:  BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
            (seri 10)

Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh bersama-sama beribadah pada malam hari ini.
Biarlah Tuhan membukakan rahasia firman-Nya, sehingga kita diberkati dan segala sesuatu dipulihkan oleh Tuhan.

Kembali kita memeriksa Matius 9: 35-38, namun kita hanya membaca ayat 37 saja.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit.
Kalau pekerja lebih sedikit dari tuaian / tuaian lebih banyak dari pekerja, ini menunjukkan keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil dari pekerjaan dari pekerja-pekerja itu, nantinya tidak akan maksimal. Dengan demikian, keadaan tidak menjadi lebih baik, keadaan tidak menjadi kondusif.

2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Korban bakaran yang dipersembahkan jemaat kepada Tuhan;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah 3970 ekor. Ini adalah jumlah yang sangat banyak, dan tentunya diperlukan tenaga kerja yang sangat banyak.
Untuk memotong 1 ekor lembu sapi, membutuhkan tenaga kerja 3-4 orang, berarti untuk memotong 3970 ekor, dibutuhkan kurang lebih 12.000 tenaga kerja.

2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Tetapi kalau kita perhatikan di sini, jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran.
Inilah yang saya maksud tadi; kalau tuaian lebih banyak dari pekerja-pekerja, hasil pekerjaan tidak maksimal.

Tetapi untungnya, ada suku Lewi yang membantu pekerjaan itu sampai selesai dikerjakan, bahkan sampai para imam selesai menguduskan dirinya.
Ini tentu cukup memalukan para imam, sebab suku Lewi telah mengambil alih pekerjaan mereka.

Jumlah yang sedikit memberi arti rohani;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.
-      Tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan dari daging korban bakaran itu, dipersembahkan kepada Tuhan, di atas Mezbah Korban Bakaran. Berarti, kalau korban bakaran tidak dikuliti, tidak mungkin dipersembahkan kepada Tuhan.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi dosa ketelanjangan Adam dan isterinya.
Berarti, kalau tidak sanggup menguliti korban bakaran karena pekerja-pekerja lebih sedikit, maka apa yang menjadi kerinduan / visi-misi Tuhan, tidak tercapai.
Kerinduan dari Tuhan adalah dosa ketelanjangan tertutupi.

Oleh sebab itu, mari kita membuka hati untuk firman Tuhan, supaya kerinduan Tuhan tercapai.

Sekarang, mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Matius 9: 38
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian.
Tuan yang empunya tuaian, adalah Tuhan Yesus Kristus.

Mintalah maka akan diberikan. Karena yang kita minta adalah untuk mendatangkan hormat dan kemuliaan bagi Tuhan, maka saya percaya, apa yang kita minta, akan diberikan oleh Tuhan. (Matius 7: 7)

Mari kita perhatikan persamaan ayat ini dalam injil Lukas 10: 2-3
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu adalah; memberi diri diutus seperti Yesus Kristus mengutus 70 murid yang lain.
Jadi meminta pekerja kepada tuan yang empunya tuaian, tidak sama seperti meminta sesuatu hal kepada sesama.

Sudahkan saudara siap untuk diutus?
Kalau saudara siap, sungguh-sungguhlah beribadah melayani Tuhan, sungguh-sungguh menguduskan diri, sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.

TINDAKAN DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN (Bagian II).

Minggu lalu saya sudah sampaikan, tindakan yang pertama; tinggallah dalam rumah itu, janganlah berpindah-pindah rumah, seperti musafir.
Sekarang, kita perhatikan tindakan yang kedua di tengah-tengah pengutusan.

TINDAKAN KEDUA.
Lukas 10: 8
(10:8) Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
Tindakan kedua; masuk ke dalam suatu kota.

Sebagai contoh.
Kisah Para Rasul 8: 4-5, 8
(8:4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
(8:5) Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
(8:8) Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.

Kalau seorang utusan memasuki sebuah kota, kota itu akan melihat dan merasakan besarnya sukacita, yang akan mereka rasakan.
Ini harus kita sadari. Kita doakan kota kita, tempat dimana kita berada / tinggal. Yang tinggal di kota Serang, doakan kota Serang, dan yang tinggal di kota Cilegon, doakanlah kota Cilegon. Jika perlu, doakanlah secara spesifik.
Kita semua harus mendoakan kota kita, karena kita adalah utusan, supaya kota itu merasakan sukacita yang besar.

Lebih jauh kita melihat; kegiatan seorang utusan di tengah-tengah kota.
Kisah Para Rasul 8: 4-5
(8:4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
(8:5) Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.

Kegiatan seorang utusan di tengah-tengah kota: memberitakan injil dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
-      Memberitakan injil, berarti; memberitakan firman iman, yaitu percaya walaupun tidak melihat = firman yang disampaikan oleh para nabi.
-      Memberitakan Mesias, berarti; memberitakan firman yang diurapi = firman yang disampaikan oleh para rasul.

Efesus 2: 20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi dan firman Tuhan yang disampaikan oleh para rasul, itu merupakan dasar dari setiap bangunan, kemudian Yesus Kristus menjadi batu penjurunya.

Kuasa firman Tuhan yang disampaikan oleh para nabi dan para rasul, yaitu;
1.    Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan.
-      Berbicara tumbuh, bila dikaitkan dengan pohon, maka ia berakar, sedangkan kegunaan dari akar; menyerap segala nutrisi-nutrisi yang terkandung di dalam tanah, dan memberi kekuatan pada pohon yang tumbuh.
-      Berbicara tumbuh, bila dikaitkan dengan pohon, berarti; ia akan menghasilkan buah yang baik, yaitu buah yang manis, yang dapat dicicipi Tuhan dan sesama.

2.    Rapi tersusun.
Berarti; sikapnya rapi tersusun, cara berbicara, cara berjalan, cara berfikir, sudut pandang, cara duduk, semuanya rapi tersusun.

3.    Menjadi Bait Allah yang kudus.
Bait Allah yang kudus = hidup suci, berarti; tergembala dengan baik dan tekun dalam 3 macam ibadah.

4.    Menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh.

Kisah Para Rasul 8: 6
(8:6) Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.

Pemberitaan injil yang benar, diterima dengan bulat hati = firman Tuhan yang disampaikan oleh Filipus, diterima dengan sepenuhnya oleh orang-orang kota.

Dampak positifnya bila menerima pemberitaan firman Tuhan dengan bulat, yang pertama;
2 Korintus 3: 2-3, 6
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Mereka semua menjadi surat Kristus, surat pujian yang bisa dibaca, dikenal setiap orang = menjadi kesaksian.
Firman itu bukan ditulis dengan tinta / oleh huruf yang mati, melainkan dimateraikan / dituliskan oleh kuasa Roh Kudus pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Oleh sebab itu, seorang utusan di tengah-tengah pengutusan harus disertai dengan kuasa.

Dampak positifnya bila menerima pemberitaan firman Tuhan dengan bulat, yang kedua;
Kisah Para rasul 8: 6
(8:6) Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.

Saat orang-orang kota menerima pemberitaan firman Tuhan dengan bulat hati, mereka dapat melihat tanda-tanda yang diadakan oleh Filipus = mujizat terjadi.

Ada 2 tanda-tanda bagi mereka yang menerima firman Tuhan dengan bulat hati.
Kisah Para Rasul 8: 7
(8:7) Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.

TANDA PERTAMA:
Mengusir roh jahat.

Matius 8: 28-29, 31-32
(8:28) Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu.
(8:29) Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
(8:31) Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu."
(8:32) Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.

Yesus mengusir setan dari 2 orang yang dirasuki setan, yang berasal dari Gadara.
Mengusir setan berarti; mengusir roh jahat dan roh najis.

Yesus memindahkan setan itu ke dalam kawanan babi yang ada di situ.
Artinya; mengusir setan, tidak memperhitungkan untung atau rugi, karena jiwa manusia lebih berharga dari pada kawanan babi tersebut.

Demikian juga seorang utusan di tengah-tengah kota yang ia masuki; tidak boleh memperhitungkan untung atau rugi, ketika melayani orang-orang yang dikuasai oleh roh jahat dan roh najis, sebab jika seorang utusan memperhitungkan untung atau rugi, di mata Tuhan, ia sama dengan kawanan babi tersebut.

Ciri-ciri orang yang kerasukan setan.
Matius 8: 28-29
(8:28) Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu.
(8:29) Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"

Ciri-cirinya;
-      Berbahaya.
Berarti; dapat membahayakan jiwa orang lain.

Roh jahat dan roh najis memang sangat berbahaya, karena dapat membahayakan jiwa orang lain.
Akibatnya; menghambat perjalanan rohani orang lain.

-      Berteriak.
Berarti; membuat keributan = keadaan menjadi tidak kondusif, tidak tenang, tidak tertib, sebab setan, yaitu roh jahat dan roh najis tidak mau berurusan dengan Tuhan = bertolak belakang dengan kebenaran.

Namun tadi kita perhatikan, saat Yesus mengusir setan dari kedua orang itu, Tuhan tidak memikirkan untung rugi, sebab bagi Tuhan, jiwa manusia lebih berharga dari pada binatang yang tidak berakal budi.
Bayangkan saja sejumlah besar babi yang ada di situ tidak diperhitungkan oleh Tuhan, tetapi yang penting; jiwa orang yang kerasukan setan diselamatkan, sehingga tidak membahayakan orang lain.

Kalau Yesus memperhitungkan untung-rugi / lebih memikirkan hal-hal yang lahiriah, orang yang kerasukan setan, tidak akan tertolong. Demikian juga, seorang utusan kalau mencari untung dalam ibadah pelayanan, maka orang yang kerasukan setan / dikuasai roh jahat dan roh najis, tidak mendapat pertolongan.

Bagi kaum muda remaja yang sudah kerja, jangan hitung-hitungan untuk ibadah pelayanan, jangan bersungut-sungut.

TANDA KEDUA:
a.    menyembuhkan orang lumpuh.
Lumpuh, berarti tidak dapat berjalan = berhenti di tempat, arti rohaninya; tidak dapat mengikuti jejak Kristus.

Matius 19: 20-22
(19:20) Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
(19:22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Orang kaya yang muda mengalami kelumpuhan rohani.
Karena ia terikat dengan harta kekayaan, sebab untuk menjadi pengikut Kristus, harus menjual seluruh harta kekayaannya.

Ciri-ciri orang lumpuh:
Merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain.
Itu terbukti, ketika ia mengatakan kepada Yesus bahwa hukum yang kelima sampai hukum yang kesepuluh, semua telah dituruti.

Mari kita lihat pertolongan Tuhan kepada orang yang lumpuh.
Matius 19: 23-24, 26
(19:23) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
(19:24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
(19:26) Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."

Pertolongan Tuhan bagi orang lumpuh; dengan cara memperhatikan pernyataan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Pernyataan Yesus; lebih mudah seekor unta masuk ke lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan sorga.

Katakanlah tinggi unta adalah 2 meter, kemudian lobang yang harus dia masuki sebesar lobang jarum.
Jika kita menggunakan akal sehat, ini tidak mungkin terjadi, tetapi bagi Allah segalanya mungkin.
Berarti, kita harus benar-benar mempelajari sifat seekor unta.

Pelajaran YANG PERTAMA dari seekor unta:
Seekor unta yang tinggi dan besar, untuk menerima beban di atas punggungnya, ia harus merendahkan diri dengan cara MELIPAT KAKINYA / BERTEKUK LUTUT.

Mazmur 95: 6-7
(95:6) Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
(95:7) Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

Berlutut / melipat kaki -> doa penyembahan / sujud menyembah.

Biarlah kita hidup di dalam doa penyembahan, karena kita adalah kawanan domba tuntunan tangan Tuhan yang kuat. Kalau kita hidup dalam doa penyembahan, disitulah kita dapat melihat dan merasakan bahwa kita kecil di hadapan Tuhan; lebih kecil dari binatang yang terkecil, sampai akhirnya dapat memasuki lobang jarum.

Jangan gunakan logika untuk hal ini, sebab logika tidak sinkron / tidak berhubungan dengan kebenaran firman Tuhan. Untuk mengerti hal ini kita hanya perlu menuntut ilmu di UKT, Universitas Di Bawah Kaki Tuhan, artinya; merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan, lewat doa penyembahan, sampai kita menjadi kecil.
Tetapi kalau seorang utusan / hamba Tuhan menuntut ilmu di tempat lain, ia tidak memiliki kuasa dalam ibadah pelayanannya.
Sebagai contoh; memikat sidang jemaat dengan pemberitaan firman Tuhan yang disertai dengan lelucon, guyonan = tanpa pemberitaan firman yang benar dan murni.

Matius 11: 11
(11:11) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Yohanes Pembaptis merendahkan diri serendah-rendahnya bahkan lebih kecil dari yang kecil.
Siapa yang terkecil di dunia, dialah yang terbesar dalam kerajaan sorga.

Yohanes 3: 27, 30
(3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
(3:30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Pernyataan Yohanes Pembaptis; Ia harus semakin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Perkataan Yohanes Pembaptis menunjukkan bahwa, ia adalah pribadi yang mau menjadi kecil, supaya Tuhan semakin besar, semakin nyata dalam dirinya.

Roma 14: 11
(14:11) Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."

Semua orang akan bertekuk lutut di hadapan Tuhan dan semua orang akan memuliakan Allah.
Artinya; setiap orang yang hidup di dalam doa penyembahan; ia memuliakan Allah.

Pelajaran YANG KEDUA dari seekor unta:
Seekor unta yang tinggi dan besar, untuk MENERIMA BEBAN DI ATAS PUNGGUNGNYA, ia harus merendahkan diri dengan cara melipat kakinya / bertekuk lutut.

Beban di atas punggung -> salib Kristus = memikul salib / kuk.

Matius 11: 28-29
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Memikul kuk = memikul salib = memikul beban = menanggung penderitaan = aniaya firman.

Syarat untuk memikul kuk / pikul salib.
Syaratnya; belajarlah kepada Yesus Kristus, karena Dia lemah lembut dan rendah hati, sehingga dengan demikian memperoleh kelegaan dan jiwapun akan mendapat ketenangan.
Oleh sebab itu, bagi yang letih lesu dan berbeban berat, biarlah kiranya datang kepada Yesus dan mau belajar kepada Yesus.

2 Korintus 5: 20-21
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Definisi salib:
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, mampu menolong orang yang berdosa, menolong orang yang jauh dari kebenaran = menanggung beban.

b.    Orang timpang disembuhkan
Timpang berarti tidak memiliki pendirian yang benar; kaki yang satu lebih pendek dari kaki yang normal.
Timpang arti rohaninya;
1.    mendua hati.
sama seperti bangsa Israel dan 450 nabi yang makan dari meja Izebel, mereka semua berlaku timpang di hadapan Tuhan (1 Raja-Raja 18: 19-22).

2.    yang satu dilakukan, yang lain diabaikan.
sama seperti ahli Taurat dan orang Farisi mereka mengembalikan sepersepuluh tetapi mengabaikan keadilan, kesetiaan dan belas kasihan (Matius 23: 23).

Hasil menerima firman Tuhan dengan bulat hati
Kisah Para Rasul 8: 8
(8:8) Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.

Maka sangat besarlah sukacita dalam kota itu dan biarlah sukacita itu memuncak sampai ke kota Yerusalem baru, itulah sukacita sorga.
Yerusalem baru adalah gambaran dari kota mempelai.
Jadi kesimpulannya; seorang utusan bertanggung jawab atas kota yang ia masuki di hadapan Tuhan.
Biarlah itu terjadi dalam kehidupan kita semua, sama seperti Filipus masuk ke dalam salah satu kota di Samaria.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment