KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, November 6, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 04 NOVEMBER 2012




Tema: SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA
           (Seri 05)

Subtema: TERPIMPIN DAN TERATUR SEPERTI BELALANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, mempersembahkan korban.

Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian, kegunaannya untuk mempertajam karunia jabatan, karena dalam pola tabernakel, Ibadah Raya Minggu terkena pada pelita emas, salah satu alat yang ada dalam ruangan suci.
Pelita emas -> urapan Roh-El Kudus.
Biarlah kiranya, kita sekalian beroleh pengurapan yang penuh dari Allah, sehingga oleh pengurapan itu memimpin kita dalam seluruh kebenaran firman Tuhan, sehingga saya dan saudara tidak perlu diajar oleh orang lain.

Nantikanlah Roh Kudus, berilah diri dipimpin Roh Kudus, karena kita hidup oleh roh.
Bukti kita hidup oleh roh, adalah; malam ini kita datang kepada Tuhan, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan .
Kita datang dari berbagai tempat masing-masing, disatukan dalam rumah Tuhan, kita beribadah melayani Tuhan, itu artinya kita hidup oleh roh, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, selanjutnya kita harus memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus.

Saya mau sampaikan;
-      Kalau karunia jabatan hendak dipertajam; setialah dalam IBADAH RAYA MINGGU (Ibadah Raya Minggu adalah tempat untuk mempertajam karunia jabatan).
-      Untuk menjadi seorang yang rendah hati; setialah dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
-      Kalau ingin bertambah dewasa rohani; setialah dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB (Bible Study).

Sekarang, kita kembali memperhatikan Matius 18: 1-5, namun kita hanya membaca ayat 1-3.
Matius 18: 1-3
(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
(18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
(18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pada ayat 1; murid-murid bertanya kepada Yesus, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?".
Kemudian, pada ayat 2; Yesus tidak menjawab pertanyaan dari 12 murid, juga tidak menunjuk orang-orang yang menjadi terbesar di dalam Kerajaan Sorga, tetapi Yesus memanggil anak kecil dan menempatkannya di antara mereka.
Dari ayat 2 ini, kita dapat menyimpulkan, bahwa; murid-murid bertanya mengenai "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?", tetapi dengan cara-cara manusiawi, dengan cara-cara duniawi = ingin menjadi yang terbesar tetapi dengan cara-cara manusiawi / duniawi.

Sudah berulang kali saya sampaikan; jangan menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi.
Sebab, tidak ada artinya menjadi yang terbesar di bumi namun tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga (menjadi yang terkecil dalam Kerajaan Sorga), inilah yang tidak disadari oleh kebanyakan orang, sehingga seseorang seringkali membuat nilai / mempertahankan harga diri.
Kalau saya, sebagai gembala sidang, meminta tolong kepada saudara untuk mengerjakan pekerjaan di dalam kandang penggembalaan (setia melayani Tuhan), itu bukan berarti harga diri saudara diinjak-injak, lalu saudara mempertahankan harga diri.

Kita perhatikan...
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Saudaraku, kalau menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, maka di situ terjadi pertengkaran, di situ terjadi perselisihan antara satu dengan yang lain.
Barangkali tidak terjadi pertengkaran / perselisihan dengan adu mulut ataupun pertengkaran / perselisihan dengan adu fisik, tetapi ketika seseorang menginginkan yang terbesar dengan cara-cara manusiawi / duniawi, di situ sedang terjadi perselisihan / pertengkaran satu dengan yang lain, itu dapat dilihat dari suasana / keadaan yang ada; tidak tenang, tidak kondusif, keadaan menjadi serba tegang, sehingga semua menjadi serba salah, bahkan berbicara saja tidak teratur lagi.
Kalau saudara menginginkan yang terbesar di dalam dunia, silahkan saja, tetapi konsekuensinya; menjadi yang terkecil dalam Kerajaan Sorga (tidak masuk dalam Kerajaan Sorga), mana yang saudara pilih??

Mari kita perhatikan; menjadi yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

-      Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
Berarti, yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi adalah raja-raja atau pemerintah-pemerintah dalam satu kerajaan atau dalam satu negara.
-      Orang-orang yang menjalankan kuasa disebut pelindung-pelindung.
Jadi, yang menjalankan kuasa, itulah yang disebut pelindung-pelindung = yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Orang yang menjalankan kuasa disebut pelindung-pelindung, disebut yang terbesar, kalau itu yang saudara inginkan, saudara tidak perlu datang beribadah melayani Tuhan, tidak perlu datang menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan; tinggal pergi saja ke atas gunung Kawi, maka saudara disebut pelindung, itulah yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.

Saya tidak bermaksud untuk meninggikan / memuji diri saya sendiri, tetapi sejak saya menyerahkan hidupku sepenuhnya kepada Tuhan, ketika melihat yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi, saya tidak minder sedikitpun, namun saya tetap hormat kepada pemimpin di dunia ini, sebab semua pemimpin berasal dari Tuhan.

Sekarang bandingkan; yang terbesar menurut ukuran Kerajaan Sorga.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

YANG PERTAMA:
YANG TERBESAR DI ANTARA KAMU HENDAKLAH MENJADI SEBAGAI YANG PALING MUDA.
Yang terbesar menjadi yang paling muda, itu adalah ukuran yang terbesar menurut Kerajaan Sorga. Berarti; yang terbesar, hendaklah menjadi yang paling muda.

Apa tandanya hendaklah menjadi yang paling muda?
1.    Orang muda selalu memberi hormat kepada yang tua.
Sehingga sekalipun usia tua, tidak gila hormat.

2.    Senantiasa mau diajar.
Karena, orang muda selalu digambarkan minim pengalaman / masih sedikit makan asam garam; orang yang seperti ini perlu diajar dan butuh untuk diajar.

Sedikit kesaksian.
Ketika saya masuk sekolah Alkitab di Lempin-El, saya datang betul-betul dengan keadaan kosong, dengan kata lain, tidak memiliki pengertian tentang ibadah pelayanan.
Oleh sebab itu, ketika mengikuti pendidikan di Lempin-El, saya sungguh-sungguh di dalam penyerahan, bahkan mau diajar oleh rekan-rekan yang satu angkatan dengan saya, karena saya merasa bahwa mereka lebih mengerti tentang ibadah pelayanan (lebih rohani). Jadi, selain diajar oleh guru-guru, juga saya mau diajar oleh rekan-rekan yang juga bersama-sama dengan saya mengikuti pendidikan Alkitab di Lempin-El, karena saya merasa minim pengalaman (muda), belum dewasa rohani, terlebih dalam ibadah pelayanan.

3.    Memiliki hiasan.
Hiasan seorang muda terletak pada kekuatannya, dengan kekuatan itu pula orang muda mampu mengerjakan pekerjaannya, bahkan pekerjaan berat sekalipun dapat ia kerjakan.
Biarlah kiranya, dengan kekuatan itu pula, kita mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan di tengah-tengah ibadah pelayanan, dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.

Kalau saudara merasa sebagai orang muda, pasti memiliki hiasan, yaitu kekuatan; kekuatan yang ada digunakan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Kerahkanlah segenap kekuatan untuk melayani Tuhan, tetapi kalau tidak memiliki kekuatan, tidak mungkin dapat mengerahkan segenap kekuatannya untuk melayani Tuhan.
Semakin orang muda memiliki kekuatan / power, semakin dia mampu mengerjakan pekerjaan yang Tuhan percayakan, sehingga indah dan baik dipandang mata. Tetapi kalau orang muda malas, tidak ada perhiasannya dan itu tidak baik dipandang mata.

YANG KEDUA:
PEMIMPIN SEBAGAI PELAYAN.
Berarti; seorang pemimpin, hendaknya melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tentu saudara menginginkan untuk menjadi seorang pemimpin, oleh sebab itu, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, di situlah letak keberhasilan seorang pemimpin.
Tanda seorang pemimpin yang berhasil; ia tidak bermain-main dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Oleh sebab itu, saya harus sungguh-sungguh beribadah melayani Tuhan, begitu juga dengan saudara.
Seseorang keliru jika menginginkan untuk menjadi seorang pemimpin yang besar, namun tidak melayani Tuhan, sebab untuk ukuran Kerajaan Sorga, pemimpin harus melayani Tuhan, dengan sungguh-sungguh.

Sebagai contoh.
Lukas 22: 27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Yang duduk makan adalah yang terbesar, menurut ukuran manusawi / duniawi, tetapi Yesus ada di tengah-tengah 12 murid sebagai pelayan, memberi makan 12 murid.
Ini adalah contoh teladan yang baik; Yesus adalah pemimpin, tetapi memberi makan 12 murid.
Biarlah kiranya kita semua menjadi pemimpin, berarti; melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, percayalah; pelayanan adalah tugas yang mulia.

Lukas 22: 28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.

Oleh sebab itu, biarlah kita tetap tinggal bersama-sama dengan Yesus di dalam segala pencobaan yang dialami Yesus Kristus = satu dalam penderitaan Kristus.
Tetap bersama-sama dengan Kristus di dalam penderitaan-Nya = tidak berubah, tidak menjadi lemah, tidak mundur, tetap kuat sekalipun dalam pencobaan bersama-sama dengan Tuhan.
Itulah pesan Yesus Kristus kepada 12 murid, karena Yesus menginginkan 12 murid menjadi yang terbesar menurut ukuran Kerajaan Sorga, bukan menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Biarlah kita tetap tinggal bersama-sama dengan Yesus Kristus; satu di dalam penderitaan-Nya, tidak menjadi lemah dan tidak putus asa.

Ada 4 binatang yang terkecil di bumi namun cekatan.
Amsal 30: 24-28
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:
(30:25) semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
(30:26) pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,
(30:28) cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.

Adapun keempat binatang yang terkecil di bumi namun yang sangat cekatan;
1.    Semut.
Semut bangsa yang tidak kuat, itu sebabnya semut disebut binatang yang terkecil.
Namun semut cekatan, karena semut menyediakan makanannya di musim panas.
2.    Pelanduk (kancil).
Pelanduk bangsa yang lemah, itu sebabnya pelanduk disebut salah satu binatang yang terkecil.
Namun pelanduk cekatan, karena pelanduk membuat rumahnya di bukit batu.
3.    Belalang.
Belalang yang tidak mempunyai raja, itu sebabnya belalang disebut binatang yang terkecil.
Namun belalang cekatan, karena semuanya (belalang) berbaris dengan teratur.
4.    Cicak.
Cicak dapat (mudah) ditangkap dengan tangan, itulah sebab cicak disebut binatang yang terkecil.
Namun cicak cekatan, karena cicak ada di istana-istana raja.

Kalau menurut ukurannya, 4 binatang tersebut bukanlah binatang yang terkecil, masih ada binatang dengan ukuran yang lebih kecil lagi, misalnya; kutu, bakteri, dan sebagainya.

Dua minggu yang lalu, saya sudah menyampaikan mengenai semut, yang disebut bangsa yang tidak kuat, tetapi semut cekatan, sebab pada musim panas, semut menyediakan makanannya untuk sepanjang musim dingin.
Kemudian, minggu lalu saya sudah menyampaikan mengenai pelanduk, disebut bangsa yang tidak kuat tetapi yang membuat rumahnya di atas bukit batu = mendirikan rumahnya di atas batu.

Tiba saatnya kita memperhatikan keterangan yang ketiga.
Keterangan: BELALANG
Disebut binatang yang terkecil karena tidak mempunyai raja.

Amsal 11: 14A
(11:14) Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.

Jika tidak ada pemimpin, maka bangsa-bangsa akan jatuh, bangsa-bangsa akan runtuh.
-      Jatuh, berarti; tergeletak karena tidak mempunyai kekuatan, tidak mempunyai daya.
-      Jatuh, berarti; jatuh dalam berbagai-bagai macam dosa.

Kembali kita perhatikan Amsal 30.
Amsal 30: 27
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,

Namun kalau kita perhatikan, justru semuanya (belalang) berbaris dengan teratur, sekalipun belalang tidak mempunyai raja.
Bukankah ini sesuatu yang luar biasa, saudaraku?

1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Berarti, kalau di dalam diri seseorang tetap ada pengurapan yang telah diterima dari Allah / tetap ada di dalam pengurapan Roh Kudus, maka ia tidak perlu diajar / dipimpin oleh orang lain, sebab ia sendiri akan terpimpin, teratur dalam segala hal.

Sesungguhnya, kalau tidak ada pemimpin, bangsa-bangsa akan jatuh, tetapi justru di sini kita perhatikan; belalang berbaris dengan teratur, itu artinya; hidup di dalam pengurapan Roh-El Kudus.
Kita berdoa, memohon kepada Tuhan, supaya tetap ada pengurapan Allah, sehingga dengan demikian, tanpa diajar, tanpa dipimpin orang lain, kita tetap terpimpin, tetap teratur, bukan hanya saat beribadah tetapi juga di luar ibadah tetap terpimpin, teratur, baik dalam perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak gerik sekecil apapun, dalam segala sesuatunya tetap taratur dan terpimpin, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di manapun berada.
Sebaliknya, kalau seseorang tidak tetap dalam pengurapan Allah, maka ia akan terjatuh, tergeletak dalam berbagai macam dosa, itu dapat dilihat dari sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak geriknya yang tidak terpimpin, tidak teratur.

Saya selalu memohonkan pengurapan yang penuh, sebab tanpa pengurapan Allah, saya tidak bisa menyampaikan firman Tuhan dengan baik, dengan teratur, tersusun dengan rapi, oleh sebab itu, sidang jemaat juga berdoa, supaya kiranya Tuhan tetap mengurapi saya dalam segala sesuatunya, terlebih di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan.

Di dalam perjanjian lama, ada 3 hal yang harus diurapi.
1.    Seorang imam.
Seorang imam yang hendak diangkat menjadi pelayan, dia harus terlebih dahulu diurapi.
Oleh sebab itu, saya selalu menghimbau kepada seluruh sidang jemaat, terlebih imam-imam yang mengambil bagian dalam pelayanan, harus tekun dalam 3 macam ibadah utama. Saya menyampaikan ini, bukan karena saya otoriter, tetapi ini adalah kebenaran dari firman Tuhan; seorang imam tidak boleh keluar dari tempat suci, sebab pengurapan Allah ada di atas kepalanya, itu menandakan bahwa dia dikhususkan bagi Allah (Imamat 21: 12).

2.    Nabi.
Seorang nabi harus memperoleh pengurapan dari Allah.
Tugas seorang nabi adalah membangun, menghibur, menasihati (1 Korintus 14: 3).
Seorang nabi mutlak memperoleh pengurapan Allah yang penuh, sehingga dengan Roh itu, ia dapat membangun, ia dapat menghibur, ia dapat menasihati.
Kalau seorang nabi berkata-kata dengan kekuatan / kemampuannya sendiri, saya kira tidak ada kuasanya, selain itu, ia tidak akan sanggup melayani Tuhan, terlebih dalam pemberitaan firman Tuhan.
Bayangkan saja; Alkitab dimulai dari perjanjian lama sampai perjanjian baru, siapa yang dapat menyampaikannya kalau bukan oleh karena pengurapan Roh Kudus (kemurahan Tuhan).
Kalau Tuhan tidak mengurapi saya, saya tidak mampu melayani Tuhan dalam pemberitaan firman Tuhan, sebab saya tidak mungkin dapat mengingat semua isi Alkitab.

3.    Seorang raja.
Seorang raja harus terlebih dahulu diurapi oleh Roh-El Kudus.

Mazmur 45: 7-8
(45:7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.
(45:8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.

Seorang raja harus terlebih dahulu diurapi oleh Roh Kudus, terlebih dahulu mengalami pengurapan Allah yang penuh.
Selanjutnya, kalau kita perhatikan di sini, seorang raja yang diurapi;
-      Tongkat seorang raja adalah tongkat kebenaran.
Artinya; seorang raja hidup di dalam kebenaran / berpegang kepada hukum-hukum.
Itu sebabnya, seorang raja memiliki etika, memiliki kesopanan yang sangat tinggi sekali, karena dia menuruti hukum-hukum / aturan-aturan yang ada. Raja memiliki takhta, tempat dia duduk, di situlah wibawanya.
Kalau seorang raja tidak menurut hukum-hukum yang berlaku di kerajaan, dia akan berlaku seenaknya, dan sudah pasti tidak ada orang yang meminta petunjuk kepada raja yang tidak memililki etika, tidak memiliki tongkat kebenaran.
-      Seorang raja yang diurapi mencintai keadilan.
Kalau raja mencintai keadilan, maka yang kecil, yang lemah tidak tertindas, sebaliknya kalau raja tidak mencintai keadilan, yang lemah tertindas, yang kecil tertindas = tidak memperoleh keadailan.
Oleh sebab itu, perhatikan saja orang yang terbesar menurut ukuran duniawi / manusiawi, dia tidak memperhatikan yang kecil; yang kecil tetap kecil, yang lemah tetap lemah = tertindas.
Tuhan kita adalah Raja Mulia, memegang tongkat kebenaran, cinta keadilan, sehingga kita yang kecil dan lemah ini tidak tertindas.
-      Seorang raja yang diurapi membenci kefasikan.
= membenci dosa kesombongan, dosa keangkuhan, dosa kecongkakan.

Kalau pengurapan itu tetap ada; maka seorang raja berpegang pada tongkat kebenaran, mencintai keadilan dan membenci kefasikan, maka takhta kerajaan itu tetap untuk selama-lamanya.
Kalau berada di dalam pengurapan, takhta kerajaan tetap selama-lamanya, tetap menjadi raja / tetap menjadi pemimpin untuk selama-lamanya.
Saya harapkan kita menjadi raja-raja yang diurapi Tuhan dan takhta kerajaan itu tetap untuk selama-lamanya, tetap teratur dan terpimpin, seperti belalang, sekalipun tidak mempunyai pemimpin / raja.
Oleh sebab itu, jangan membentengi diri dengan nilai / harga diri (mempertahankan harga diri), supaya pengurapan itu tetap ada.

Saya bersyukur dengan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu, yang sedang kita terima saat ini, yaitu mengenai; “Siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga?”, berarti; merendahkan diri serendah-rendahnya dan menjadi sama seperti anak kecil.
Sebelumnya, kita telah menerima dan menikmati firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu tentang; seseorang yang diutus, berarti; setelah kita memberi diri diutus, hendaklah menjadi sama seperti anak kecil, merendahkan diri serendah-rendahnya di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, untuk menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.
Saya kira, apa yang Tuhan nyatakan ini, bukan suatu kebetulan; karena setelah kita diutus, hendaklah kita menjadi kecil dalam pengutusan. Di sini kita dapat melihat, betapa luar biasanya Tuhan; apa yang tidak kita pikirkan itu yang Tuhan berikan, apa yang tidak timbul dalam hati, itu yang Tuhan sediakan, apa yang tidak didengar, Tuhan berikan, bagi yang mengasihi Dia.

Galatia 5: 18
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Kalau memberi diri dipimpin Roh Kudus, maka seseorang terlepas dari hukum taurat.
Hukum taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
Tetapi, kalau kita hidup dalam pimpinan Roh-El Kudus, terlepas dari hukum taurat, sebab Roh itu mematikan seluruh perbuatan-perbuatan daging.

Galatia 5: 25
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Saudaraku, jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Bukankah kita hidup oleh Roh Kudus? Apa buktinya? Malam hari ini kita beribadah melayani Tuhan, itu adalah salah satu bukti bahwa kita hidup oleh Roh.
Namun tidak sampai di situ, kalau hidup oleh Roh, selanjutnya; beri diri dipimpin oleh Roh Kudus.

Syaratnya:
SYARAT PERTAMA.

Galatia 5: 26
(5:26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.

Syaratnya ada 3, yaitu:
1.    Janganlah kita gila hormat.
Dimulai dari saya, kemudian seluruh sidang jemaat, jangan gila hormat,
Kalau saudara menghormati gembala sidang karena memberi pengajaran, itu wajar, tetapi jangan sampai  seorang hamba Tuhan gila hormat, misalnya; di manapun dia berada selalu ingin dihormati, jangan seperti itu.
2.    Janganlah kita saling menantang.
Tanpa sadar kita menantang karena ingin menjadi yang terbesar menurut ukuran manusiawi / duniawi.
Oleh sebab itu, jangan dikuasasi roh menantang, itu tidak perlu, terlebih para imam-imam, karena itu adalah suara daging, dan itu merugikan kerohanian saya dan saudara.
Di antara kita jangan saling menantang supaya tidak merugikan pribadi lepas pribadi, tetapi posisikanlah diri sesuai dengan otoritas Tuhan, supaya jangan saling menantang satu dengan yang lain.
3.    Janganlah saling mendengki.
= janganlah saling membenci = janganlah saling iri-irian.

3 hal di atas adalah syarat mutlak supaya tetap ada pengurapan yang penuh dari Allah, sehingga oleh pengurapan ini, kita semakin giat melayani Tuhan.

Roma 12: 11
(12:11) Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Saudaraku, kalau kita melayani Tuhan dengan bernyala-nyala, berapi-api itu adalah penglihatan yang hebat, seperti apa yang dilihat oleh Musa, pada saat menggembalakan kambing domba di gunung Sinai; Musa melihat semak yang bernyala-nyala tetapi tidak terbakar, tidak menjadi hangus.
Berarti, kalau kita bernyala-nyala melayani Tuhan dan kerajinan tidak kendor, itu adalah penglihatan yang hebat.
Kemudian, oleh karena pelayanan, kita tidak hidup menurut hawa nafsu daging, seperti semak yang bernyala-nyala tetapi tidak terbakar / tidak hangus, tidak berubah menjadi debu.
Debu = hina karena dosa.
Biarlah kita terus menyala-nyala untuk melayani Tuhan.

Syaratnya:
SYARAT KEDUA.

Matius 23: 10
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

Hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias.

Mari kita lihat mengenai; Mesias.
Yohanes 1: 33, 41
(1:33) Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
(1:41) Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."

Jadi, hanya satu Pemimpin, yaitu; Mesias. Mesias, artinya; Kristus = Yang diurapi.
Biarlah kita senantiasa hidup oleh Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, berarti; tidak ada pemimpin yang lain, selain Mesias.

Hasilnya.
Lukas 22: 29
(22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku,
(22:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Hasilnya;
1.    Makan dan minum semeja dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam Kerajaan-Nya.
Saudaraku, sesungguhnya malam ini, kita bagaikan berada dalam Kerajaan Sorga; satu meja dengan Allah, makan dan minum.
-      Kita menikmati firman Allah, sebagai makanan rohani.
-      Kita menikmati Roh Kudus, sebagai air minuman.
Ini bagaikan berada dalam Kerajaan Sorga, berada dalam keramaian kota, tidak sunyi sepi.
Berarti, kalau kita beribadah melayani, itu bagaikan berada dalam Kerajaan Sorga.
Jadi, kalau kita makan dan minum semeja dengan Allah, itu adalah hasil yang kita terima oleh karena kemurahan Tuhan.
Coba lihat, berapa banyak orang di luar sana yang menghindari diri / menjauhkan diri dari ibadah = tidak memperoleh kasih karunia / kemurahan Tuhan.
2.    Akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Saudaraku, kalau duduk di atas takhta menghakimi 12 suku Israel berarti kita mewakili / digambarkan sebagai 12 rasul hujan akhir.
12 rasul hujan awal itulah 12 murid, 12 rasul hujan akhir, itulah gereja Tuhan hujan akhir.
Kalau Yesus Kristus datang kelak dalam kemuliaan-Nya maka kitapun akan bersama-sama dengan Dia dalam kemuliaan-Nya, duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.
Oleh sebab itu, biarlah kita setia beribadah melayani Tuhan dari sejak sekarang sampai Tuhan datang untuk yang kedua kalinya dalam kemuliaan-Nya.

Jadi, kalau pada malam ini kita dapat beribadah; menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani dan menikmati urapan Roh Kudus sebagai minuman rohani, itu adalah kemurahan Tuhan, terlebih jika kelak nanti kita duduk di atas 12 takhta untuk menghakimi 12 suku Israel.

Oleh sebab itu, tetaplah dalam Dia dalam segala pencobaan, katakanlah; “Tuhan, kami rindu menjadi kecil”.
Ijinkan diri saudara kecil, jangan gunakan trik-trik, jangan membentengi diri dengan harga diri, tampillah apa adanya; jujur, polos, tulus, seperti anak kecil, sehingga menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Sorga.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment