KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 11, 2013

IBADAH RAYA MINGGU (DADAP-TANGERANG), 10 MARET 2013


IBADAH RAYA MINGGU (DADAP-TANGERANG), 10 MARET 2013

Tema:  JEMAAT EFESUS
            (Seri 1)

Subtema: TUJUH BINTANG DAN TUJUH KAKI DIAN EMAS

Shalom.
Salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya besar, kita boleh mengadakan ibadah perdana pada pagi hari ini, semua karena kemurahan Tuhan.

Segera kita menikmati firman penggembalaan dari kitab Wahyu, mengenai TUJUH SIDANG JEMAAT.
Kita awali dari Wahyu 2: 1-7, namun pada kesempatan pagi hari ini, kita hanya memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi sidang jemaat di Efesus.
Firman Allah yang tajam bermanfaat untuk mengoreksi keadaan sidang jemaat, sehingga dengan firman Allah yang tajam ini, keadaan sidang jemaat terkoreksi, tidak ada yang tertutupi di hadapan Tuhan.

Ketika Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam, ada dua hal yang harus kita perhatikan.
YANG PERTAMA: YESUS MEMEGANG KETUJUH BINTANG DI TANGAN KANANNYA.

Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Ketujuh bintang yang di tangan kanan Yesus Kristus adalah ketujuh malaikat sidang jemaat.
Berarti, tujuh sidang jemaat yang ada di Asia Kecil (yang sekarang disebut Turki), masing-masing memiliki satu malaikat sidang jemaat.
Malaikat sidang jemaat = gembala sidang.

Berarti, satu kandang penggembalaan harus digembalakan oleh satu gembala sidang, tidak boleh dua gembala =  tidak boleh lebih dari satu malaikat sidang jemaat dalam satu kandang penggembalaan.
Kalau gembala konsekuen menggembalakan satu kandang penggembalaan, maka sebaliknya sidang jemaat juga harus konsekuan, artinya; sidang jemaat juga harus tergembala dalam satu kandang satu gembala, tidak boleh dua kandang, dua gembala, sama seperti tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil, masing-masing memiliki satu malaikat sidang jemaat / gembala sidang.

Hanya satu Gembala Agung, tidak dua. Kalau ada dua, itu adalah pekerjaan Lucifer, yang mendirikan takhtanya di sebelah utara, itulah dosa kesombongan.
Biarlah sidang jemaat memiliki sikap yang sesuai dengan tatanan yang Tuhan tentukan, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, jangan selalu ingin mengajar, lebih baik dengar-dengaran, itu adalah kriteria untuk menjadi domba-domba yang tergembala di hadapan Tuhan.
Dalam kitab Yakobus dikatakan: jangan ingin menjadi guru, sebab seorang guru akan dihakimi menurut perkataannya (ajarannya).

Saya beri contoh; sidang jemaat si A pintar, si B pintar, si C pintar, masing-masing berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya, tetapi ketika sidang jemaat berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya, justru di situlah letak kegagalannya dan ia tidak akan pernah berhasil, sebab yang Tuhan inginkan domba-domba harus dengar-dengaran, sekalipun gembalanya terlihat bodoh secara lahiriah.
Saya sampaikan hal ini, supaya kita semua menjadi pribadi yang berhasil, sebab segala sesuatu bisa Tuhan ubahkan, asal kita dengar-dengaran saja.
Kalau dengar-dengaran, berarti; ada keinginan untuk menyebarkan pengajaran dari timur sampai ke barat, tetapi kalau mengambil jalannya masing-masing, itu menunjukkan bahwa tidak ada keinginan untuk menyebar luaskan pengajaran dari timur sampai ke barat.

Ada dua macam keberhasilan;
-      KEBERHASILAN YANG DATANG DARI TUHAN.
Berarti; jadilah pribadi yang dengar-dengaran, namun terlebih dahulu melepaskan harga diri untuk menjadi domba-domba yang dengar-dengaran, maka firman pengajaran itu akan membawa / menggiring kawanan domba ke jalan yang benar.
-      KEBERHASILAN YANG DATANG DARI USAHA MANUSIA.
Saudara bisa saja berhasil dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran, kemampuan saudara sendiri (manusia), tetapi itu akan membuat seseorang jauh dari Tuhan, hal ini sangat mengandung resiko tentunya.

Kita lihat; KETIKA DOMBA-DOMBA DIGEMBALAKAN.
Mazmur 23: 1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Kalau domba-domba tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, maka domba-domba TIDAK MENGALAMI KEKURANGAN, sama seperti pengalaman dari raja Daud.
-      Secara jasmani; segala sesuatu dicukupkan.
-      Secara rohani; segala aib / cacat cela Tuhan ambil, Tuhan hapus.
Sebab cacat cela = kelemahan, kekurangan.

Biarlah pengalaman raja Daud ini, juga menjadi pengalaman kita masing-masing, tidak kekurangan karena tergembala dengan baik.

Selanjutnya ...
Mazmur 23: 2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Di sini kita melihat; ada 4 kali perkataan “Ia”.
Ia -> Gembala yang baik, melakukan sesuatu yang baik kepada kawanan domba.

Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG PERTAMA: IA MEMBARINGKAN AKU DI PADANG YANG BERUMPUT HIJAU.
Artinya; gembala yang baik memberi makan domba-dombanya.
Rumput yang hijau adalah makanan domba-domba, sedangkan makanan rohani kita adalah firman Allah, sebagai kebenaran yang menguduskan saya dan saudara.

Keadaan domba-domba bila diberi makan: DIBARINGKAN.
Arti rohaninya; tidak pusing dengan segala perkara-perkara dunia / lahiriah, tidak memusingkan diri dengan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini, sama seperti orang yang sedang berbaring / tertidur, tidak mengerti apa-apa, dan tidak menyadari apapun yang terjadi.

Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KEDUA: IA MEMBIMBING AKU KE AIR YANG TENANG.
Berarti, gembala yang baik memberi air minum kepada domba-dombanya.
Setelah domba-domba diberi makan, selanjutnya kawanan domba itu diberi air minum, kalau tidak diberi air minuman maka domba-domba itu akan cegukan.
Istilah cegukan di sini adalah; saling menuduh, saling menghakimi, saling mempersalahkan satu dengan yang lain.
Oleh sebab itu, supaya tidak cegukan, domba-domba harus diberi minum, artinya; MEMBERI DIRI DIPIMPIN OLEH ROH-EL KUDUS, sebab air -> Roh-El Kudus.

Keadaan domba-domba diberi air minum: DOMBA-DOMBA MENJADI TENANG.
Mari kita lihat; kelebihan-kelebihan orang yang tenang.
-      Yesaya 30: 15b
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Dengan tenang dan percaya kepada Tuhan, di situlah letak kekuatan kita, saya dan saudara, sebagai kawanan domba.
Oleh sebab itu, tenang saja, tidak perlu gelisah dalam segala perkara, sebab yang terpenting adalah terlebih dahulu memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus.
Kuat, berarti; tidak goyah oleh pengaruh yang tidak suci = tidak mudah terpikat dengan roh jahat dan roh najis.

-      1 Petrus 4: 7
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

Menguasi diri dan jadilah tenang, supaya dapat berdoa.

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, tanda-tanda kedatangan Tuhan untuk yang kedua kalinya sudah nyata, oleh sebab itu, harus menguasai diri dan jadilah tenang, sehingga dengan demikian kita dapat melangsungkan doa-doa kepada Tuhan, mulai dari doa permohonan, doa ucapan syukur, doa syafaat, dan doa penyembahan.

Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KETIGA: IA MENYEGARKAN JIWAKU.
Jiwa = batin manusia yang terdiri dari pikiran, perasaan dan angan-angan manusia.
Berarti, kalau jiwa disegarkan = jiwa yang sehat. Tetapi kalau stress, depresi, itu adalah jiwa yang tidak segar, tidak sehat = sedang sakit jiwa.

Kita lihat; JIWA YANG DISEGARKAN.
Bilangan 14: 23-24
(14:23) pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.
(14:24) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.

Tuhan memberikan tanah yang dijanjikan kepada Kaleb dan keturunannya, karena lain jiwa yang ada padanya.
Lain jiwanya -> jiwanya disegarkan, sehingga Tuhan pun memberikan tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan sebagai milik pusaka, maka Kaleb dan keturunannya menjadi ahli waris.

Bilangan 13: 30
(13:30) Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Jiwa Kaleb lain / berbeda dengan jiwa 10 pengintai yang lain.
Kaleb memiliki jiwa yang disegarkan, sehingga kabar yang dia bawa adalah berita yang menyegarkan jiwa bangsa Israel. Mengapa dia mampu menyegarkan jiwa bangsa Israel? Karena jiwanya terlebih dahulu disegarkan. Kalau jiwa seseorang tidak segar, maka tidak mampu menyegarkan jiwa orang lain.

Bilangan 13: 31-32
(13:31) Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."
(13:32) Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.

Berbeda dengan sepuluh pengintai yang lain, sebab mereka membawa kabar busuk karena jiwa mereka busuk.
Kalau jiwanya busuk, tidak mungkin dapat membawa kabar yang menyegarkan jiwa, melainkan membawa kabar / berita yang busuk.

Kalau membawa kabar busuk, berarti seseorang memiliki jiwa yang busuk, tidak bisa menyegarkan jiwa orang lain. Jangan membawa berita yang membesar-besarkan masalah, di manapun kita berada, tetapi biarlah kita membawa berita yang menyegarkan jiwa orang lain.

Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KEEMPAT: IA MENUNTUN AKU DI JALAN YANG BENAR
Jalan yang benar = jalan yang lurus, jalan yang tidak menyesatkan.
Oleh sebab itu, tergembalalah dengan baik, supaya kita, sebagai kawanan domba Allah, dituntun di jalan yang benar.
Yesus adalah Gembala yang baik; kalau Ia berjalan di jalan yang benar untuk menuntun kita di jalan yang benar, maka kita pasti berada di jalur yang benar.

Tetapi kalau kita tidak mengikuti jalan yang benar, maka kita sama seperti satu dari seratus domba yang terhilang karena tersesat di padang gurun. Seandainya satu domba ini mengikuti gembala yang menuntun domba-domba di jalan yang benar, dia pasti tidak terhilang, tetapi karena dia membawa jalan sendiri, akhirnya tersesat dan terhilang di padang gurun.
Meskipun demikian, Gembala yang baik, Gembala Agung menghampiri satu domba yang terhilang untuk dibawa kembali ke dalam kandang penggembalaan, dengan cara; Gembala Agung menaruh / meletakkan satu domba itu di atas pundak-Nya, artinya; memikul segala kekurangan-kekurangan sampai nanti akhirnya berada dalam kandang penggembalaan.

Mazmur 23: 4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Karena domba-domba tergembala dengan baik, ia tidak memiliki rasa takut, sekalipun berjalan di lembah kekelaman.
Orang yang penakut tidak setia, tidak sempurna dalam kasih, sedangkan orang yang tidak sempurna dalam kasih sedang mengandung hukuman.

Mazmur 23: 6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kalau domba-domba tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, maka; KEBAJIKAN (segala kebaikan dari Tuhan) dan KEMURAHAN AKAN SELALU MENGIKUTI.
Bukan kita yang mengikuti kebajikan dan kemurahan, tetapi kebajikan dan kemurahan yang mengikuti kita. Oleh sebab itu, tidak perlu mencari orang yang berpangkat atau yang berkedudukan, tetapi carilah dahulu kerajaan sorga, maka semuanya akan ditambahkan sebagai kemurahan = kebajikan dan kemurahan selalu mengikuti.
Saudaraku, jangan pakai logika, jangan pakai kekuatan, jangan pakai kepintaran dan lain sebagainya, sebab semua itu sifatnya terbatas.

Selain kebajikan dan kemurahan mengikuti ...
Mazmur 23: 6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Selanjutnya, DIAM DI DALAM RUMAH TUHAN / KEMAH ALLAH SEPANJANG MASA, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun.
-      Yosua berkata saya dan seisi rumahku akan beribadah kepada Tuhan.
-      Yakub adalah seorang yang tenang dan suka tinggal dalam kemah.

Kembali kita perhatikan; Yesus memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya.
Mari kita lihat; TANGAN KANAN TUHAN.
Mazmur 139: 10
(139:10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku

Tangan kanan Tuhan sifatnya menuntun, sifatnya memegang = menopang, menolong dan memberi kekuatan.

Lebih jauh kita perhatikan ...
Wahyu 1: 17
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Yesus meletakkan tangan kanan-Nya atas Yohanes, sehingga Yohanes kembali memiliki kekuatan, Dialah Alpha dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, kasih-Nya tidak berakhir, tidak berkesudahan.

Ketika Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam, ada dua hal yang harus kita perhatikan.
YANG KEDUA: YESUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS.

Mari kita lihat; KETUJUH KAKI DIAN EMAS.
Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Tujuh kaki dian emas -> tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil (yang sekarang disebut Turki).

Adapun tujuh sidang jemaat di Asia kecil itu antara lain ...
Wahyu 1: 11
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Inilah ketujuh sidang jemaat;
1.    Efesus                    5. Sardis
2.    Smirna                   6. Filadelfia
3.    Pergamus              7. Laodikia
4.    Tiatira

Wahyu 1: 12
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Ketika Rasul Yohanes berpaling kepada suara itu, maka tampaklah ketujuh kaki dian emas.
Artinya; Tuhan sudah meneguhkan bahwa ketujuh sidang jemaat menjadi kaki dian emas, menjadi kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, setelah Tuhan mengambil aib-aib dari ketujuh sidang jemaat .

Biarlah kiranya kita tetap tergembala dan memberi diri dikoreksi sampai akhirnya kita menjadi kaki dian emas, menjadi pelita, menjadi kesaksian, menjadi terang, di tengah-tengah dunia ini, dimulai dari nikah rumah tangga.

Dalam Wahyu 2: 1, terdapat pernyataan: “berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Mari kita lihat; PERSAMAAN YESUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS
Wahyu 1: 13
(1:13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Anak Manusia ada di antara kaki dian emas, kemudian berpakaian jubah yang panjang.
Arti rohaninya; Yesus tampil sebagai Imam Besar untuk melayani tujuh sidang jemaat di Asia kecil, yang adalah tujuh kaki dian emas.
Sebab jubah adalah pakaian dari Imam Besar, sedangkan imam = pelayan.

Ibrani 5: 6-10
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

Menurut peraturan Melkisedek, Yesus adalah Imam Besar, melayani tujuh sidang jemaat, memperdamaikan dosa tujuh sidang jemaat di atas kayu salib.
Pada saat itu, Yesus mempersembahkan tubuh-Nya dengan menaikkan doa dan ratap tangis, disertai dengan keluhan yang amat sangat kepada Allah Bapa, sehingga oleh karena kesalehan-Nya, Allah Bapa mendengarkan doa-Nya, dan tujuh sidang jemaat diperdamaikan kepada Allah Bapa.

Biarlah kiranya di tengah-tengah ibadah ini, Yesus selalu tampil menjadi Imam Besar, melayani ibadah kita seterusnya sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, untuk memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, disertai dengan doa-doa dan keluhan-keluhan dan ratap tangis yang amat sangat kepada Allah Bapa, sehingga doa-Nya didengar.
Salah satu contoh; seandainya saja Yesus tidak menaikkan doa kepada Simon Petrus, maka iman dari Simon Petrus akan gugur.
Itu sebabnya kita membutuhkan doa Imam Besar dalam setiap ibadah yang Tuhan percayakan, supaya iman kita tidak gugur, tetapi terlebih dahulu memberi diri diperdamaikan kepada Allah Bapa, jangan sampai ada ganjalan satu dengan yang lain. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment