KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 20, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 MARET 2013



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 MARET 2013

Tema:  HAL BERDOA
            (Seri 36)

Subtema: MENGHARGAI FIRMAN NUBUATAN BERARTI MEMILIKI PANDANGAN NUBUATAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Segera kita menikmati firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita cukup membaca ayat 12 saja.
Matius 6: 12
(6:12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Salah satu pokok doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan, ialah: “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
Artinya; mengampuni sesama (orang lain) karena terlebih dahulu diampuni oleh Tuhan = mengampuni karena diampuni.
Berarti, pengampunan itu bukan karena keterpaksaan, bukan karena kepentingan-kepentingan, bukan karena unsur-unsur yang lain, tetapi karena Tuhan telah mengampuni.

Mari kita lihat tentang; PENGAMPUNAN.
Matius 18: 21
(18:21) Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Menurut Simon Petrus, pengampunan itu hanya sebatas tujuh kali, artinya; pengampunan yang terbatas.
Sebab;
-      Tujuh kali = tujuh masa = tujuh tahun.
Kalau seseorang hanya mengampuni selama tujuh tahun = pengampunan yang terbatas.
-      Tujuh kali -> tujuh hari = satu minggu.
Kalau mengampuni sesama hanya sebatas satu minggu = pengampunan yang terbatas.

Pengampunan yang terbatas, misalnya;
-      Mengampuni karena ada kepentingan-kepentingan di dalamnya.
-      Mengampuni kalau ada maunya.
-      Mengampuni karena memandang muka.

Namun, mari kita perhatikan pengampunan yang sesungguhnya.
Matius 18: 22
(18:22) Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Pengampunan yang benar adalah TUJUH PULUH KALI TUJUH KALI, artinya; pengampunan yang tiada batas / pengampunan yang tidak ada habis-habisnya.

Kalau kita lihat dalam kisah ini di ayat berikutnya; di mana raja itu mengampuni salah seorang dari pada hambanya yang berhutang 10000 talenta oleh karena belas kasih. Sesungguhnya, hambanya itu tidak sanggup lagi membayar hutangnya yang besar itu, namun supaya lunas, hamba itu harus menjual dirinya, isterinya, dan segala miliknya, tetapi oleh karena belas kasih, raja itu menghapuskan hutang yang besar dari seorang hambanya itu.

Mari kita lihat; PENGAMPUNAN YANG TERJADI BAGI SEORANG PEREMPUAN YANG BERDOSA
Lukas 7: 37, 44
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.

Yesus memberi pengampunan terhadap seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang yang berdosa.
Banyak orang berdosa, tetapi belum tentu terkenal karena dosa yang diperbuatnya. Kalau perempuan yang berdosa ini terkenal sebagai orang yang berdosa, berarti betapa luar biasa dosanya itu, sehingga karena dosanya itu, ia terkenal. Namun sekalipun demikian, Yesus mengampuni dosanya yang besar itu.

Semoga kita memperhatikan apa yang diperbuat oleh Yesus Kristus, supaya kita juga dengan mudah memberi pengampunan kepada orang lain, sebab kalau tidak mengampuni sesama, maka Tuhan tidak mengampuni, kalau dosa tidak diampuni, maka orang itu tetap dalam dosanya, sedangkan orang yang berdosa tidak mungkin masuk ke dalam Kerajaan Sorga (Matius 6: 14).

Saya teringat di waktu masih kecil; semua orang yang mengenal keluarga saya, dimulai dari saudara-saudara yang dekat maupun yang jauh, memberi pengertian kepada saya, supaya nanti apabila saya besar, saya harus membalaskan kejahatan dari ayah saya, karena ia tidak memperhatikan saya, ibu saya dan adik saya.
Dari kecil, saya banyak menerima masukan-masukan yang demikian, tetapi setelah saya terpanggil sebagai hamba Tuhan, semua itu berubah, saya tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan, saya berusaha untuk mengampuni ayah saya, sebab kalau saya tidak mengampuni ayah saya, maka Tuhan pun tidak memberi pengampunan kepada saya. Oleh sebab itu, saya mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengampuni ayah saya selama ia masih hidup, dan saat ini ia sudah tiada (dipanggil Tuhan).

Yesus memberi pengampunan terhadap perempuan yang terkenal sebagai orang yang berdosa, tetapi di sisi lain, ADA YANG KEBERATAN.
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Simon orang Farisi keberatan ketika Yesus mengampuni perempuan tersebut.
Saudaraku, hati-hati dengan HATI dan PIKIRAN, juga PERASAAN. Di sini kita diajar untuk memilih sisi mana yang harus kita pilih, oleh sebab itu, jangan gunakan hati, pikiran dan perasaan. Kalau kita menggunakan hati, pikiran dan perasaan, maka kita akan berada di sisi Simon orang Farisi; keberatan ketika Yesus memberi pengampunan.

Sekarang pertanyaannya; MENGAPA SIMON KEBERATAN (TIDAK MEMBERI PENGAMPUNAN)?
Terlebih dahulu kita melihat; LATAR BELAKANG DARI SIMON.
Lukas 7: 36
(7:36) Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.

Latar belakang dari Simon adalah ORANG FARISI.

Markus 8: 15
(8:15) Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Saudaraku, orang Farisi ini penuh dengan ragi.

Lebih jauh lagi kita melihat; RAGI ORANG FARISI.
Lukas 12: 1
(12:1) Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Ragi orang Farisi adalah kemunafikan.
Inilah latar belakang dari pada Simon, sehingga ia sangat berat untuk memberi pengampunan terhadap sesamanya.
Jadi, latar belakang itu, ternyata cukup menentukan seseorang, tetapi latar belakang juga bisa kita tinggalkan kalau kita mau.

Oleh sebab itu, perhatikan saja; kalau orang yang cerdas (secara lahiriah), ketika melihat orang lain, pertama-tama terlebih dahulu ia melihat dari latar belakangnya, sehingga ketika terdapat kesalahan, ia segera melihat latar belakang orang itu, demikian juga kalau berhasil, latar belakangnya juga pasti dilihat.
Itu sebabnya tadi saya katakan; latar belakang itu cukup menentukan karakter seseorang.
Jadi, kemunafikanlah yang melatarbelakangi Simon sehingga ia berat untuk memberikan pengampunan.

CONTOH KEMUNAFIKAN.
Matius 23: 27-28
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
(23:28) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Munafik, artinya; di luar dan di dalam tidak sama = di luar tampak kelihatan bersih, sedangkan di dalamnya penuh dengan kedurjanaan, penuh dengan pelbagai kotoran dan kejahatan, sehingga orang munafik ini sangat berat sekali untuk memberi pengampunan.

MARI KITA LIHAT SISI YANG LAIN DARI SIMON ORANG FARISI.
Matius 26: 6
(26:6) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,

Simon orang Farisi, disebut juga SIMON SI KUSTA.
Jadi, Simon (orang Farisi itu) menderita penyakit kusta.

Keluaran 4: 6
(4:6) Lagi firman TUHAN kepadanya: "Masukkanlah tanganmu ke dalam bajumu." Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti salju.

Penyakit kusta itu; seluruh badannya / kulitnya putih seperti salju, tetapi ini adalah penyakit.

Sekarang kita bandingkan; PUTIH SEPERTI SALJU DARI TUHAN.
Yesaya 1: 18
(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

Setelah seseorang menerima pengampunan dari Tuhan, sekalipun dosa merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Ini adalah kebenaran yang berasal dari firman Tuhan.
Kalau kita memperoleh kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, maka firman Tuhan itu akan membasuh kita, sekalipun dosa itu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju.

Berarti, penyakit kusta, arti rohaninya adalah kebenaran yang berasal dari diri sendiri; putih seperti salju, tetapi penyakit.
Kalau seseorang merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain, ini adalah penyakit.
Biar bagaimana pun ia tidak akan pernah memberi pengampunan kepada sesamanya, jangankan dosa besar, dosa kecil saja tidak akan ia ampuni.

Kembali kita perhatikan ...
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Ketika Simon berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini”, menunjukkan bahwa Simon orang Farisi (juga yang disebut Simon si kusta) merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain.

Jadi, jangan pernah merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain.
Jangankan mulut yang berucap, jika hati saja berbicara, itu menunjukkan bahwa ia menderita penyakit kusta. Oleh sebab itu, hati-hati terhadap dosa yang demikian.

Saya tidak tahu hati saudara, tetapi kalau Tuhan sudah menyinggung hati, saya kira, kita lekas memperhatikannya.
Berapa banyak saya perhatikan sidang jemaat / orang Kristen, ketika dia berbuat banyak, dia merasa diri lebih rohani dari orang lain, ini adalah kesalahan yang besar; jangankan diucap, berbicara dalam hati saja, itu menunjukkan bahwa ia sedang menderita sakit kusta.

Ciri-ciri apabila merasa lebih benar.
Lukas 7: 39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Cirinya; TIDAK MENGHARGAI KARUNIA NABI, sedangkan tugas dari pada seorang nabi adalah;
-      Membangun, menghibur, menasihati (1 Korintus 14: 3).
-      Menyampaikan firman nubuatan, itulah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Berarti, kalau tidak menghargai nabi, artinya; tidak mau dikoreksi, tidak mau disucikan dosanya, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Orang yang semacam ini, tidak memiliki pandangan nubuatan, artinya; tidak memandang jauh ke depan, di mana Yesus dengan kuasa firman nubuatan memberi keselamatan yang kekal.
Kalau seseorang mau dikoreksi oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, pasti ia memiliki pandangan nubuatan, sebab cepat atau lambat, firman nubuatan itu akan tergenapi.

Jadi, apa yang membuat Simon keberatan untuk memberi pengampunan adalah;
-      Bahwa latar belakangnya adalah ORANG FARISI.
-      Dia menderita PENYAKIT KUSTA.

Bandingkan kalau SESEORANG MEMILIKI PANDANGAN NUBUATAN / MENGHARGAI FIRMAN NUBUATAN.
Wahyu 1: 3
(1:3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

Orang yang menghargai firman nubuatan akan berbahagia karena;
-      membacakan,
-      mendengar,
-      menurutinya.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini; waktunya sudah dekat, maksudnya Tuhan tidak lama lagi datang sebagai Mempelai Pria Sorga, oleh sebab itu, biarlah kita menghargai nabi = menghargai firman nubuatan.

Jadi, orang yang menghargai nabi bisa dilihat, ketika seseorang mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan. Kalau seseorang meresponi dengan segala kerendahan hati, pasti ia menghargai nabi.
Kalau ia tidak mau diajar, berarti ia tidak akan pernah menghargai seorang nabi sampai Tuhan datang, dengan kata lain ia tidak memiliki pandangan nubuatan = cara berpikirnya sempit / pendek, tidak panjang melihat jauh ke depan.

Wahyu 22: 7
(22:7) "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"

Berbahagialah orang yang menuruti firman nubuatan, sebab orang yang semacam inilah yang menyongsong kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, di mana kita tahu bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Biarlah di minggu yang akan datang kita kembali menerima firman ini supaya kasih Tuhan nyata dalam kehidupan kita. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment