KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 18, 2013

IBADAH RAYA MINGGU (DADAP-TANGERANG), 17 MARET 2013


IBADAH RAYA MINGGU (DADAP-TANGERANG), 17 MARET 2013

Tema:  JEMAAT EFESUS
            (Seri 02)

Subtema: JANGAN MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur sebab Tuhan memungkinkan kita pada malam hari ini, untuk beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban = menikmati dua gomer.

Kita kembali menikmati firman penggembalaan dalam Ibadah Raya Minggu (Dadap-Tangerang), dari Wahyu 2: 1-7, namun terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi sidang jemaat di Efesus.
Gereja Tuhan memang sangat membutuhkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, firman Allah yang keras, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa, sehingga segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap.
Sebagaimana Yesus mengoreksi sidang jemaat di Efesus, malam hari ini Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam juga mengoreksi saya dan saudara.

Ada dua hal yang harus diperhatikan, ketika Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi keadaan sidang jemaat di Efesus:
1.    YESUS MEMEGANG TUJUH BINTANG DI TANGAN KANAN-NYA.
Tujuh bintang -> tujuh malaikat sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.
Berarti, tujuh sidang jemaat ini, masing-masing memiliki satu malaikat sidang jemaat / gembala sidang, untuk menggembalakan tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil.
Malaikat sidang jemaat -> gembala sidang.
2.    YESUS KRISTUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS.
Kaki dian emas -> ketujuh sidang jemaat di Asia kecil.
Setelah aib mereka diambil, mereka menjadi tujuh kaki dian emas.
Dalam Wahyu 1: 12 dikatakan; ketika Rasul Yohanes berpaling kepada suara itu, maka tampaklah ketujuh kaki dian emas, artinya adalah Tuhan sudah meneguhkan bahwa ketujuh sidang jemaat yang di Asia kecil menjadi kaki dian emas, menjadi kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, setelah Tuhan mengambil aib-aib dari ketujuh sidang jemaat .

Pada minggu yang lalu, saya telah menyampaikannya dengan jelas, semoga firman yang telah kita terima pada minggu yang lalu, meneguhkan kita sekaliannya, sehingga kita semakin mantap di dalam Tuhan, karena tergembala dengan baik di dalam satu kandang, satu gembala, sampai akhirnya kita menjadi terang / menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini, karena Tuhan telah mengambil segala aib kita.

SEKARANG, TIBA SAATNYA BAGI KITA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT 2 - 3.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Setelah dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka nyatalah keadaan sidang jemaat di Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di hadapan Tuhan.

Adapun kelebihan-kelebihan sidang jemaat di Efesus, antara lain;
1.    PENUH DENGAN JERIH PAYAH DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN.
Jerih payah = kerja keras = usaha yang dilakukan dengan susah payah.
2.    PENUH DENGAN KETEKUNAN / BERTEKUN DI HADAPAN TUHAN.
Tekun = kuat hati dan sungguh-sungguh / rajin.
3.    SABAR DI HADAPAN TUHAN.
Sabar = tahan menghadapi cobaan / ujian, tidak lekas mengambil suatu keputusan yang negatif.
4.    MEDERITA OLEH KARENA NAMA TUHAN
= menderita oleh karena firman = aniaya firman = sengsara salib = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
5.    TIDAK MENGENAL LELAH
= tidak mudah mengeluh, tidak mudah menyerah dalam keadaan / situasi apapun.

Kalau kita perhatikan di sini, kita patut angkat jempol untuk apa yang dilakukan oleh sidang jemaat Efesus di hadapan Tuhan, sebab lima perkara ini adalah perkara yang luar biasa.

Setelah kita memperhatikan ayat 2-3, sekarang kita memperhatikan ayat yang ke-4.
Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Namun Tuhan Yesus Kristus tetap MENCELA sidang jemaat di Efesus.
Kalau Yesus Kristus mencela sidang jemaat di Efesus, berarti masih terdapat cacat cela pada sidang jemaat di Efesus.
Cacat cela yang dimaksud di sini adalah, bahwa; SIDANG JEMAAT DI EFESUS MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KASIH YANG SEMULA?
Kita terlebih dahulu melihat ...
Efesus 1: 4
(1:4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Saudaraku, perlu kita ketahui, bahwa; Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (sebelum langit bumi dan segala isinya dijadikan).
Sebelum ada nyawa dari setiap pribadi, Tuhan sudah memilih saya dan saudara, dan Tuhan tahu siapa yang harus dipilih.

Efesus 1: 5
(1:5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

DALAM KASIH, Yesus Kristus telah menentukan kita DARI SEMULA untuk menjadi anak-anak-Nya.
Kita ditentukan oleh Yesus Kristus dari semula dalam kasih, bukan dalam hal yang lain-lain, bukan dalam hal keinginan daging.

Saya dipercaya melayani saudara, sebagai gembala sidang, itu sudah ditentukan oleh Yesus Kristus DARI SEMULA, DALAM KASIH. Saudara dipercaya dalam melayani Tuhan, itu sudah ditentukan oleh Yesus Kristus DARI SEMULA, DALAM KASIH, bukan dalam yang lain-lain.

Lebih jauh kita perhatikan ...
2 Yohanes 1: 5-6
(1:5) Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi.
(1:6) Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.

Tadi, saya sudah katakan; Tuhan menentukan kita untuk menjadi anak-anak Kristus dari mulanya dalam kasih, bukan dalam yang lain.
Rasul Yohanes kembali menuliskan kitabnya / menuliskan perintah, itu bukan karena suatu perintah yang baru, tetapi perintah itu sudah ada, sebab DARI SEMULA TUHAN INGINKAN KITA SALING MENGASIHI SATU DENGAN YANG LAIN.

Dari mulanya, bahwa manusia itu harus saling mengasihi, sebab dari semula kita juga ditentukan untuk menjadi anak-anak Kristus dalam kasih, bukan dalam yang lain.

1 Yohanes 3: 11

(3:11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
Kembali dikatakan: dari mulanya, firman itu sudah disampaikan / diperdengarkan supaya saling mengasihi satu dengan yang lain (mengasihi sesama), berarti tidak saling menyakiti hati, pikiran, perasaan sesama.

DARI PEMBACAAN TIGA AYAT DI ATAS, KITA TELAH DITEGUHKAN, SEHINGGA KITA DAPAT MENARIK SUATU KESIMPULAN, BAHWA:
Meninggalkan kasih yang semula, arti rohaninya adalah TIDAK MENGASIHI SESAMA.
Begitu luar biasanya pengorbanan dari sidang jemaat di Efesus di tengah-tengah ibadah pelayanan, tetapi terdapat cacat cela dalam diri mereka, yaitu meninggalkan kasih yang semua, itu sebabnya Yesus Kristus mencela mereka.
Bukankah, dari semula Tuhan menyampaikan perintah-Nya untuk hendak saling mengasihi satu dengan yang lain, dan kita sendiri dari semula telah ditentukan menjadi anak-anak Kristus dalam kasih, bukan dalam yang lain?

Sekalipun melakukan hal yang luar biasa, sekalipun pengorbanan sidang jemaat di tengah-tengah ibadah pelayanan begitu luar biasa, tetapi kalau meninggalkan kasih yang semula, semua itu tidak berarti di hadapan Tuhan.
Alangkah malangnya sidang jemaat di Efesus ini, betapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan, tetapi Tuhan tetap mencela mereka, namun banyak juga gereja Tuhan yang tidak menyadari hal semacam ini.

Sekarang kita melihat; PRIBADI YANG TELAH KEHILANGAN KASIH SEMULA
1 Yohanes 3: 12
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

Pribadi yang telah meninggalkan kasih yang semula, itu adalah pribadi Kain, ia telah membunuh Habel, adiknya, ia telah berlaku jahat di mata Tuhan.
Kain tidak mengasihi Habel, sebab kalau Kain mengasihi adiknya (Habel), ia tidak akan berlaku jahat terhadap sesama, termasuk kepada adiknya.

Mari kita perhatikan; KETIKA KAIN MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Setiap orang yang membenci sesamanya = pembunuh, seperti Kain.
Apabila seseorang telah kehilangan kasih yang semula, ia tidak memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Bukankah kita mencari hidup yang kekal, yaitu Kerajaan Sorga? Tetapi kalau seseorang kehilangan kasih yang semula, maka ia tidak memiliki hidup yang kekal.

1 Yohanes 3: 14
(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

Saudara harus menyadari hal ini; bukan karena pengorbanan, bukan karena kekayaan, bukan karena berada di dalam gereja yang mewah, seseorang masuk ke dalam Kerajaan Sorga!
Kalau meninggalkan kasih yang semula, selain tidak memperoleh hidup yang kekal dalam dirinya, juga IA TETAP DI DALAM MAUT.

Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Meninggalkan kasih yang semula adalah kejatuhan yang amat sangat dalam.
Itu sebabnya, apabila seseorang telah meninggalkan kasih yang semula, maka ia tidak memperoleh hidup yang kekal dalam dirinya = tetap berada di dalam maut.
Hal ini tidak boleh dianggap main-main, jangan dianggap enteng.

Sepintas kita melihat, sidang jemaat Efesus ini melakukan hal / perbuatan yang luar biasa, tetapi hati-hati saudaraku, kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula, tidak ada hal yang luar biasa di dalam dirinya.

Ternyata rumah yang tersapu bersih dan rapi tersusun, bisa saja dipenuhi roh jahat; banyak pengorbanan di tengah-tengah ibadah pelayanan, ternyata juga bisa mengalami kejatuhan yang amat dalam. Oleh sebab itu, biarlah kita menikmati firman ini, jangan mengabaikan firman Tuhan begitu saja.

Ciri-ciri bila seseorang meninggalkan kasih yang semula.
1 Yohanes 3: 12
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

Semua yang diperbuat Kain adalah jahat.
Walaupun di mata manusia terlihat baik, tetapi di mata Tuhan, semua yang diperbuatnya jahat.
Oleh sebab itu, bukan yang dilihat manusia, yang dilihat Allah, manusia melihat dari luar, tetapi Tuhan melihat sampai ke dalaman hati, Tuhan menguji setiap batin.

Ingat saudaraku; kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula, apa saja yang diperbuatnya, pasti tujuannya jahat, tidak ada tujuan yang baik dan mulia.
Saya tidak merasa paling jujur, tetapi saya selalu tekankan; biarlah saya dan saudara tampil apa adanya, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, sekecil apapun biarlah kita tampil apa adanya, kalau tidak, maka semua yang dilakukan arahnya jahat.

Kita buktikan; KEJAHATAN KAIN.
Kejadian 4: 2
(4:2) Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

Habel menjadi gembala kambing domba, sedangkan Kain menjadi seorang petani.

Kemudian ...
Kejadian 4: 3
(4:3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;

Setelah tanah itu menghasilkan, Kain mempersembahkan SEBAGIAN dari hasil tanah itu kepada Tuhan, sebagai korban persembahan.
Sebagian, artinya; tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan, ini adalah kejahatan, sebab hatinya hanya sebagian mengasihi Tuhan = separuh hati mengasihi Tuhan, separuh hati lagi tidak mengasihi Tuhan.
Tanah -> hati.

Kita bandingkan SEBAGIAN dengan 10 HUKUM ALLAH, dalam Keluaran 20: 1-17 / Ulangan 5.
Sepuluh hukum Allah dibagi menjadi dua bagian;
-      Hukum yang pertama sampai hukum yang keempat, tertulis pada loh batu yang pertama.
Artinya; kasih kepada Tuhan, karena seluruh hukum itu hanya berkaitan kepada Tuhan.
-      Hukum yang kelima sampai hukum yang kesepuluh, tertulis pada loh batu yang kedua.
Artinya; mengasihi sesama, karena hukum yang kelima sampai hukum kesepuluh berkaitan dengan sesama.

Kesimpulannya:
-      Loh batu yang pertama = KASIH KEPADA TUHAN.
-      Loh batu yang kedua = KASIH KEPADA SESAMA.
Kalau sebagian, berarti; hanya kasih kepada Tuhan saja / yang berlaku hanya loh batu yang pertama, dan apabila meninggalkan kasih yang semula, berarti; loh batu yang kedua tidak berlaku, karena tidak mengasihi sesama, ini adalah kejahatan.
Itulah kejahatan Kain; dia hanya mengasihi Tuhan, seperti jemaat Efesus, tetapi dia meninggalkan kasih yang semula, karena ia tidak mengasihi sesama (membunuh Habel) = mempersembahkan sebagian dari hasil tanah (tidak mengasihi Tuhan sepenuhnya).

Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Mengembalikan sepersepuluh adalah bukti bahwa seseorang mengasihi Tuhan, tetap tidak cukup hanya mengasihi Tuhan, melainkan harus mengasihi sesama, buktinya apa; penuh dengan KEADILAN, penuh dengan BELAS KASIH, penuh dengan KESETIAAN.

Memang, jikalau anak-anak Tuhan tergembala dengan baik di dalam satu kandang, satu gembala, terlebih para imam, harus mengembalikan sepersepuluh sebagai miliknya Tuhan, namun tidak cukup hanya mengasihi Tuhan, tetapi juga harus mengasihi sesama = yang satu dilakukan yang lain tidak boleh diabaikan.

Akibat meninggalkan kasih yang semula.
Kejadian 4: 5
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Akibatnya; TUHAN TIDAK MENGINDAHKAN KAIN DAN KORBAN PERSEMBAHANNYA.
Apa saja yang dipersembahkan Kain, tidak diindahkan oleh Tuhan; mulai dari pelayanannya, pengorbanannya, termasuk doa-doanya, pendeknya segala sesuatunya tidak diindahkan oleh Tuhan.

Coba saudara perhatikan; begitu banyak hal yang kita perjuangkan dan korbankan dalam ibadah pelayanan, tetapi jika Tuhan tidak mengindahkan saya dan saudara (apa yang sudah kita kerjakan, jerih lelah, ketekunan tidak dikenan oleh Tuhan), maka alangkah malangnya hidup ini.
Perhatikan saudaraku; yang beribadah saja tidak dikenan oleh Tuhan, apalagi kalau saudara malas-malas beribadah. Bagaimana sidang jemaat memiliki kasih yang semula kalau sidang jemaat malas-malas beribadah, dari manakah sidang jemaat akan memperoleh kasih itu?

Ibrani 10: 5, 7
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Seberapa banyak korban dan persembahan yang saudara berikan / lakukan, tetapi kalau saudara meninggalkan kasih yang semula, itu semua tidak ada artinya, sebab Tuhan tidak menghendaki korban dan persembahan, yang Tuhan mau adalah supaya MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.

Matius 26: 39, 42
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus harus meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib, itulah kehendak Allah.
Cawan Allah -> sengsara salib.

Saudaraku, untuk melakukan kehendak Allah memang tidak mudah (berat), oleh sebab itu, Yesus memohon dan berkata: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”.
Kemudian, untuk yang kedua kalinya Yesus berkata: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!”, dan begitu juga dengan doa yang ketiga.

Saudaraku, ketika Yesus disalibkan, di situlah kasih itu mula-mula ditampilkan / pertama kali ditampilkan di atas muka bumi, karena kasih-Nya kepada manusia.
Itu sebabnya dalam nas firman Tuhan berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3: 16)

Jadi, bukan persembahan yang banyak itu yang berkenan di hadapan Tuhan, melainkan apabila kita melakukan kehendak Allah, satu dengan pengorbanan Yesus Kristus, itulah yang berkenan di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu itu, biarlah kita melakukan kehendak Allah Bapa / minum cawan Allah, itulah sengsara salib.

Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di atas kayu salib.
Yesus mengasihi manusia / mengasihi sesama-Nya, dengan bukti; sebagai manusia, Ia telah mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, untuk menanggung dosa manusia.
Hal yang tidak boleh dilupakan saat mengasihi sesama, yaitu; merendahkan diri satu dengan yang lain, seperti Yesus Kristus, sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya.

Keadaan setelah Kain meninggalkan kasih yang semula.
Kejadian 4: 5
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Ketika Tuhan tidak mengindahkan Kain dan korban persembahannya, HATI KAIN MULAI PANAS dan MUKANYA MURAM.
Kalau hati panas, pasti mudah disulut dengan satu perkara yang kecil saja. Itu sebabnya, orang yang hatinya panas, pasti mukanya muram, seperti cabe keriting. Tidak ada orang yang hatinya panas, namun mukanya penuh dengan sukacita, atau muka yang penuh dengan kemuliaan Allah.

Adalah suatu kerugian yang besar kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula; hari-harinya hatinya selalu panas = dibakar api neraka kecil, sebelum dibakar oleh api neraka yang besar (api neraka yang kekal).
Oleh sebab itu, biarlah saya dan saudara kembali kepada kasih yang semula itu, jangan sebagian hati mengasihi Tuhan, tetapi kita harus; penuh dengan keadilan, penuh dengan belas kasih, penuh dengan kesetiaan, sebagai bukti bahwa kita telah kembali kepada kasih yang semula itu. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment