KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 13, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 MARET 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 MARET 2014

Tema: DARI KITAB KOLOSE
          (Seri 04)

Subtema: KASIH TERHADAP SEMUA ORANG KUDUS

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh karena kebaikan dan kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk beribadah melayani kepada Tuhan pada malam hari ini, dan kita masing-masing akan membawa diri kita rendah di bawah kaki Tuhan, sujud menyembah Tuhan.

Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 3-5
(1:3) Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
(1:4) karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
(1:5) oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,

Rasul Paulus mengucap syukur kepada Tuhan karena ia telah  mendengar tentang sidang jemaat di Kolose, mendengar kemajuan-kemajuan rohani sidang jemaat di Kolose.
Biasanya seseorang mengucap syukur setelah ia menerima berkat-berkat, tetapi Rasul Paulus mengucap syukur bukan karena kelebihan-kelebihan yang dia miliki, bukan karena jabatan yang dia terima dari Tuhan, bukan karena karunia karunia yang luar biasa yang dia terima dari Tuhan, melainkan mengucap syukur atas kelebihan-kelebihan/kemajuan-kemajuan dari sidang jemaat di Kolose.

Adapun tiga hal yang dia dengar dari sidang jemaat di Kolose, antara lain;
YANG KEDUA: TENTANG “KASIH” MEREKA (SIDANG JEMAAT DI KOLOSE) TERHADAP SEMUA ORANG KUDUS
= kasih kepada sesama = kasih persaudaraan.

Roma 13: 9-10
(13:9) Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
(13:10) Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri karena  kasih itu tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, kasih adalah kegenapan dari hukum Taurat.

Kalau hidup di bawah hukum Taurat; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat jahat tidak luput dari hukuman.
10 hukum Taurat tertulis di dalam 2 loh batu;
-      Hukum 1-4 tertulis pada loh batu yang pertama, intinya; KASIH kepada Tuhan.
-      Hukum 5-10 tertulis pada loh batu yang kedua, intinya; KASIH kepada sesama.

Kalau kita mengasihi sesama, berarti 6 hukum yang tertulis dalam loh batu yang kedua dapat dilakukan/tergenapi, secara khusus diwakili oleh 4 hukum (Roma 13: 9);
1.    Jangan berzinah
Matius 5: 27-28
(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
(5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

Memandang perempuan dan menginginkannya di dalam hati, berarti; sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Berzinah, berarti; menduakan Tuhan di dalam hati.
Sesungguhnya, kalau kita perhatikan pola Tabernakel, di atas meja pertunjukkan terdapat dua susun roti masing-masing terdiri dari 6 ketul roti; 6 ketul roti di sebelah kanan, 6 ketul roti di sebelah kiri. Kalau disatukan, berarti 66, itulah jumlah seluruh kitab yang tertulis dalam alkitab.
Sedangkan meja à hati.
Jadi, meja / hati kita adalah tempatnya firman yang adalah kebenaran, yang menguduskan seseorang.

Kalau seseorang memandang perempuan dan menginginkannya di dalam hati, berarti dia sudah berzinah dalam hatinya = menduakan Tuhan, dengan kata lain tidak menempatkan firman dalam hatinya, dan tidak ada kebenaran di dalam dirinya.
Perhatikanlah firman ini, sesungguhnya, kalau seseorang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, pasti tidak ada perzinahan.

2.    Jangan membunuh
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Ada kalanya kita merasa ngeri melihat seorang pembunuh, apalagi ia membunuh dengan cara yang sadis (memutilasi).
Perlu untuk diketahui; membenci sesama adalah seorang pembunuh.
Seharusnya kita juga ngeri melihat kondisi kita, ketika kita membenci sesama, sebab seorang pencuri seharga dengan seorang pembunuh, sebab dosa membenci seharga / setara dengan dosa membunuh.

Berkaitan dengan itu ...
1 Yohanes 3: 16-18
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
(3:17) Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
(3:18) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Biarlah kiranya kita saling mengasihi satu dengan yang lain, tetapi bukan hanya dengan perkataan, bukan dengan lidah, melainkan dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Jadi sekali lagi saya katakan; seseorang yang mengasihi tidak cukup dari perkataan, tidak cukup dengan lidah yang ada di dalam mulut ini, tetapi harus ditunjukkan dengan perbuatan dan dalam kebenaran, itulah yang benar, sampai benar – benar terlepas dari roh kebencian (pembunuh).
Saya pesankan; jangan gengsi untuk berbuat baik. Kalau kita memang harus mengasihi Tuhan, biarlah kita mengasihi, tidak perlu malu.
Gengsi indetik dengan harga diri. seseorang yang masih mempertahankan harga diri, pasti gengsinya juga tinggi.
Kalau hanya dari mulut kita memuji Tuhan dan berkata: “Aku mengasihi Engkau, Tuhan”, tetapi tidak ada tindakan, itu bukanlah suatu kebenaran, itu bukan kasih.

Perlu kita ketahui, tindakan kasih terhadap sesama adalah;
-      tidak menutup pintu hati terhadap saudara-saudara kita di dalam kekurangan mereka,
-      rela berkorban, seperti Yesus Kristus menyerahkan nyawa-Nya untuk saya dan saudara.

3.    Jangan mencuri
Efesus 4: 27-28
(4:27) dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
(4:28) Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri, dengan jalan; bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
Jadi, orang yang suka membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan adalah orang yang mau bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik, inilah orang yang tidak mencuri.
Sebab dalam ayat 27 dikatakan: “janganlah beri kesempatan kepada Iblis”, dengan cara; bekerja keras dan melakukan pekerjaan itu dengan baik, sehingga dengan demikian selanjutnya dapat membagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, itulah kasih.

4.    Jangan mengingini
Ulangan 5: 21
(5:21) Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.
Hal-hal yang jangan diingini antara lain;
·         jangan mengingini isteri sesamamu,
·         jangan menghasratkan rumahnya,
·         jangan mengingini ladangnya,
·         jangan mengingini hambanya laki-laki, hambanya perempuan,
·         jangan mengingini lembunya / keledainya.

Mengasihi sesama adalah kegenapan dari 4 hukum yang mewakili 6 hukum, yang  tertulis di dalam loh batu yang kedua.

Galatia 5: 13-15
(5:13) Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
(5:14) Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
(5:15) Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

Kasih adalah kegenapan dari hukum Taurat, oleh sebab itu, marilah kita saling mengasihi seperti  mengasihi diri sendiri, seperti yang telah saya sampaikan di atas tadim, selanjutnya melayani seorang akan yang lain karena kasih.
Kalau saling mengasihi, maka tidak saling menyakiti maksudnya; tidak saling menggigit dan tidak saling menelan.
Kemudian kalau saling menyakiti seorang dengan yang lain, menandakan tidak hidup dalam kasih = saling membinasakan.
Jadi, sekali lagi saya katakan; dasar kita melayani adalah kasih kepada Tuhan dan sesama.

PERLU UNTUK DIKETAHUI;
Amsal 10: 12
(10:12) Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Kebencian itu menimbulkan pertengkaran, menimbulkan perselisihan, menimbulkan persoalan dengan orang lain, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran, semua dosa yang diperbuat orang lain.

Amsal 17: 9
(17:9) Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
kasih menutupi segala pelanggaran, dan siapa menutupi pelanggaran, berarti ia sedang mengejar kasih itu.
kejarlah kasih itu, berusahalah menutupi pelanggaran-pelanggaran, kalau tidak, satu dengan yang lain akan terpisah, tidak ada kesatuan.

Lebih jauh kita melihat mengenai KASIH.
Amsal 17: 17
(17:17) Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Di sini kita dapat melihat; kasih menjadikan seseorang sebagai sahabat dan saudara terhadap sesamanya.
Percayalah, sekalipun satu marga, satu bahasa, satu bangsa, tetapi kalau seseorang tidak memiliki kasih, maka persaudaraan itu akan tercerai berai, akan terpisah, bahkan antara adik dan kaka, juga suami isteri akan berpisah.
Sebaliknya sekalipun kita tidak mengenal satu dengan yang lain, tetapi jika kita memiliki kasih, melayani dengan kasih, akan menjadi sahabat bagi orang lain, menjadi saudara bagi orang lain.

-      Bukti sebagai sahabat:menaruh kasih setiap waktu.”
Jadi, waktu yang dimiliki tidak terbatas. Ada kalanya untuk mengasihi sesama, waktunya terbatas, tergantung situasi dan kondisi, kalau ada kepentingan-kepentingan saja, orang-orang semacam ini adalah orang yang hidup di luar Tuhan.

-      Bukti sebagai saudara:membantu orang lain dalam kesukaran.”
Efesus 4: 2
(4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Tunjukkanlah kasih dalam hal saling membantu.
Jadi, kalau seseorang membantu orang lain dalam kesukaran, itu adalah kasih, bukti bahwa kita adalah saudara bagi orang lain.

Efesus 5: 1-2
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Akhirnya, kita dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa; kasih itu merupakan persembahan dan korban yang harum bagi Allah, sebab kasih itu adalah pengorbanan, bukan untuk mencari keuntungan, sebagaimana Kristus Yesus telah mengasihi saya dan saudara, Ia telah menyerahkan nyawa-Nya
Kalau saya dan saudara mengasihi sesama dengan baik, itu adalah persembahan dan korban yang berbau harum.
Sebaliknya, kalau seseorang tidak memiliki kasih, ia menjadi bau di hadapan Tuhan.

APA YANG MEMBUAT SESEORANG BAU (TIDAK MEMILIKI KASIH)?
Efesus 5: 3-4
(5:3) Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
(5:4) Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

-      Percabulan = sikap, perbuatan yang tidak baik/tidak sopan
-      Rupa-rupa kecemaran = segala jenis dosa
-      Keserakahan = tamak = cinta akan uang, berarti; cintanya lebih besar kepada uang dari pada cinta kepada Tuhan
-      Perkataan kotor = perkataan kosong, tidak berarti di hadapan Tuhan.
Hal-hal inilah yang membuat seseorang menjadi bau dan tidak pantas / tidak layak di hadapan Tuhan.

Kembali saya katakan; kasih adalah persembahan dan korban yang harum kepada Allah.
Bandingkan dengan pernyataan Rasul Paulus dalam ...
1 Korintus 13: 1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

-      Sekalipun dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia, termasuk bahasa malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih = gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing, berarti tidak mempunyai nada dan irama untuk mengasihi Tuhan, dengan kata lain menjalankan hidupnya dengan seenaknya saja / menjalankan hidupnya tanpa aturan.
Nada = tinggi, rendahnya suatu lagu.
Irama = ketukan, tinggi rendahnya suatu lagu.

-      Sekalipun mempunyai kelebihan, antara lain;
·         karunia untuk bernubuat,
·         mengetahui segala rahasia,
·         memiliki pengetahuan,
·         memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,
tetapi jikalau seseorang tidak memiliki kasih, ia sama sekali tidak berguna, sebab yang menjadikan saya dan saudara berguna di hadapan Tuhan adalah kasih, bukan karunia-karunia atau pengetahuan, bukan karena mengetahui segala rahasia, justru ada hamba Tuhan karena dipakai Tuhan dalam pembukaan rahasia firman Tuhan, dia tidak mau bergaul dengan orang berdosa.
Perlu untuk diketahui; seburuk apapun orang lain, mereka adalah anggota tubuh.
Tentu kita mengucap syukur kalau kita mempunyai pengetahuan tentang kebenaran, dan menerima karunia-karunia dan jabatan dari Tuhan, tetapi yang membuat kita berguna di hadapan Tuhan adalah kasih.

Oleh sebab itu, kalau kita perhatikan ayat 8-9 ...
1 Korintus 13: 8-9
(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
(13:9) Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

Sekalipun seseorang dipakai dalam bernubuat dan ia memiliki pengetahuan,  namun jikalau tidak memiliki kasih seseorang  tidak berguna, sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna, sedangkan kasih, tidak berkesudahan, abadi di dalam kerajaan yang kekal.
Jika seseorang dipakai dalam bernubuat dan memperoleh pengetahuan, belum tentu ia sempurna, namun bukan berarti salah.
Ingatlah; pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

-      Sekalipun memiliki kelebihan-kelebihan, antara lain;
·         Membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
·         Menyerahkan tubuh untuk dibakar
Banyak di antara kita berjuang untuk misi pelayanan, bahkan tidak sedikit membagi-bagikan miliknya, namun sesungguhnya jikalau seseorang tidak memiliki kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya.

Jadi, kasih itulah yang membuat kita berfaedah, berguna, berarti di hadapan Tuhan.
Itu sebabnya tadi saya katakan; kasih merupakan persembahan dan korban yang berbau harum di hadapan Allah.

Kolose 3: 13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi saya dan saudara, biarlah kita saling mengasihi dan saling mengampuni, tanpa melihat perbedaan. Jika perlu, kita doakan mereka dalam kekurangan-kekurangan mereka, jangan membesarkan suatu masalah.
Biarlah kita mengenakan kasih, sebab kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan saya dan saudara.

Jadi, fungsi kasih itu adalah;
-      MEMPERSATUKAN setiap anggota-anggota tubuh,
Berarti, tidak dikuasai oleh roh egosentris, tidak ada kepentingan diri sendiri, melainkan saling memperhatikan satu dengan yang lain.
-      dan MENYEMPURNAKAN setiap anggota-anggota tubuh.
Berarti, menjadi mempelai wanita Tuhan yang akan bersanding dengan mempelai Pria Sorga.

Efesus 3: 17-18
(3:17) sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
(3:18) Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,

Akhirnya saya dan saudara bersama-sama mengetahui dan memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus itu, karena BERAKAR dan BERDASAR dalam kasih.
-      Betapa lebarnya kasih Kristus, lebih lebar dari samudera,
-      Betapa  panjangnya kasih kristus lebih dari ukuran manusia,
-      Betapa tingginya kasih Kristus lebih tinggi dari langit biru,
-      Betapa dalamnya kasih Kristus lebih dalam dari lautan.

Oleh sebab itu, biarlah kita semua BERAKAR dan BERDASAR di dalam kasih, sehingga melayani seorang dengan yang lain di dalam kasih, di manapun kita berada, terlebih di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, seperti sidang jemaat di Filadelfia.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang 

No comments:

Post a Comment