KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 26, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 23 MARET 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 23 MARET 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 09)

Subtema: BARANGSIAPA MENANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita patut bersyukur untuk malam hari ini karena Tuhan masih memungkinkan kita untuk beribadah melayani sekaligus mempersembahkan segala korban di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, rumah Allah Yakub, dari Sion keluar pengajaran, dari Yerusalem keluar firman Tuhan, menjadi guru-guru kebenaran, dan di hari-hari terakhir nanti banyak orang akan berduyun-duyun untuk mencari pengajaran.
Biarlah kita bertahan di dalam firman pengajaran, jangan segera putus asa dan kecewa, sebab Tuhan sedang menyediakan kemuliaan-Nya atas kita. Ketika kita masuk dalam pengalaman kematian, tidak ada maksud yang tidak baik, tetapi di balik itu Tuhan sedang menyediakan kemuliaan-Nya bagi kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita malam ini lewat pembukaan rahasia firman Tuhan dari sidang jemaat di Sardis dari Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya memperhatikan ayat 5 saja.
Sebelum memperhatikan ayat 5, terlebih dahulu kita memperhatikan ayat 4;
Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, berarti; memperhatikan pakaiannya sehingga tidak cemar oleh karena keinginan-keinginan terhadap dosa, dan mereka yang memperhatikan pakaiannya akan berjalan bersama dengan Dia (Anak Domba) karena mereka layak untuk itu.
Kalau kita berjalan dengan orang yang terpandang, orang yang disegani, kita merasa terpandang dan terhormat juga. Lebih lagi kalau kita berjalan bersama dengan Tuhan,sebab Dia adalah Raja di atas segala Raja, Dia begitu sempurna, Dia penuh wibawa. Dia tidak pernah mempermalukan saya dan saudara, Dia tidak pernah mencelakakan saya dan saudara.
Oleh sebab itu, kalau berjalan bersama dengan Dia, kita tentu akan lebih percaya diri, karena Dia adalah Tuhan yang berkuasa.
Tetapi di sini kita lihat, itu berlaku bagi mereka yang tetap mempertahankan pakaiannya putih bersih berkilau-kilauan, tidak tercemar dosa.

Pada Minggu yang lalu kita telah memperhatikan kitab Amsal 30:18-19; hanya urapan Roh Kudus dan pembukaan rahasia firman Tuhan yang memberi kita pengertian dan pemahaman-pemahaman sehingga kita diyakinkan untuk berjalan bersama dengan Dia, sampai perjalanan yang terakhir laki-laki berjalan dengan perempuan.
Yesus Kristus adalah Mempelai laki-laki sorga, saya dan saudara adalah mempelai wanita sorga, jika memang pakaian putih itu dikaruniakan kepada kita.
Itu sebabnya, tidak ada keraguan sedikitpun untuk menerima firman pengajaran mempelai, karena firman pengajaran mempelai membawa kita masuk ke dalam pembentukkan tubuh Kristus, untuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Kalau seseorang masih mempertahankan dosanya, dia akan menjadi bodoh, dia tidak akan bisa melihat cahaya Injil kemuliaan yaitu; firman pengajaran mempelai, karena selaput daging menutupi mata.
Kalau pemberitaan firman itu tertutup, maka akan tertutup juga kepada orang yang ditentukan untuk binasa.
Menerima cahaya Injil kemuliaan adalah tanda yang pertama bahwa saya dan saudara sedang melangkah menuju kerajaan sorga.
Saya percaya jika kita tetap setia berpegang pada firman pengajaran mempelai, maka segala sesuatu mampu kita lewati, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Biarlah kiranya pedang itu kita sandang dan diikat pada pinggang kita semua, dengan kata lain tidak menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan itu.

Sekarang tiba saatnya untuk memperhatikan:
Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Terlebih dahulu kita memperhatikan: “BARANGSIAPA MENANG
Kemenangan terjadi karena ada yang harus dikalahkan.
Bagi anak-anak Tuhan, yang harus dikalahkan adalah dosa, sehingga disebutlah orang-orang yang menang di dalam Tuhan.

Kita akan melihat suatu peristiwa, ketika Yosua menyampaikan kepada Musa tentang apa yang ia dengar dari perkemahan bangsa Israel.
Keluaran 32: 15-17
(32:15) Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
(32:16) Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."

Yosua berkata kepada Musa: “Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan.
Jadi, apa yang didengar Yosua, itulah yang disampaikan kepada Musa.

Sekarang kita lihat jawaban Musa sebagai seorang gembala yang berpengalaman.
Keluaran 32: 18
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Jawab Musa: “Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan”, itulah yang didengar oleh Musa.
Berbalas-balasan, berarti; tidak kalah, tidak menang, sedangkan prajurit yang sedang berjuang di medan perang, akan mengalami dua hal yaitu; menang atau kalah.
Saya dan saudara adalah laskar Kristus, tentara Tuhan yang senantiasa berjuang di medan perang, ketika kita berjuang, dua hal yang sama juga akan terjadi, menang atau kalah terhadap musuh yang menimbulkan dosa.
Kerinduan Tuhan kepada saya dan saudara sebagai laskar Kristus / tentara Tuhan supaya kita berkemenangan terhadap musuh, namun, seandainya hari kemarin atau bahkan hari ini kita masih mengalami kekalahan, jangan putus asa, tetaplah setia di dalam Tuhan, cepat atau lambat kita akan berkemenangan, karena Dia adalah pembela bagi kita, Ia segera bertindak berperang ganti kita.

Pendeknya yang di dengar oleh Musa, bukan bunyi nyanyian kemenangan juga bukan bunyi nyanyian kekalahan, melainkan bunyi nyanyian berbalas-balasan.
Tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang = tidak panas, tidak dingin.

Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Setelah sidang jemaat di Laodikia dikoreksi oleh Tuhan, Tuhan mengatakan: “engkau tidak dingin dan tidak panas
Karena sidang jemaat di Laodikia tidak dingin, tidak panas, dengan kata lain suam-suam kuku, maka sidang jemaat di Laodikia dimuntahkan dari mulut Tuhan.
Sesungguhnya, apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskan seseorang. Jadi karena sidang jemaat di Laodikia tidak panas dan tidak dingin, mereka menjadi najis di hadapan Tuhan, pengikutan mereka tidak sungguh-sungguh / tidak sepenuh hati.

Saudaraku, hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, hari-hari di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Jadi, kalau kerohanian masih suam-suam, maka dengan otomatis seseorang tetap dalam dosa kenajisan, dan ini mengandung resiko karena berujung pada kebinasaan kalau tidak segera menang terhadap musuh yang menimbulkan dosa.
Jadi, yang Tuhan mau adalah; dingin atau panas, maksudnya, dingin benar – benar dingin, panas benar – benar panas, tidak suam – suam, jadi tidak ada istilah bunyi nyanyian berbalas – balasan, tidak ada istilah suam – suam di dalam pengikutan kita terhadap Tuhan, oleh sebab itu, dalam kitab Wahyu 22:11 dikatakan; Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!", jangan sampai di muntahkan dari mulut Tuhan, istilah dimuntahkan berarti keluar dari anggota tubuh Kristus. Kemudian Wahyu 22:15 dikatakan: “Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.”

Sekarang kita lihat penyebab terjadinya bunyi nyanyian berbalas balasan.
Keluaran 32: 4-5
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
(32:5) Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!"

Bangsa Israel menyembah anak lembu emas tuangan = menyembah berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau segala perkara yang ada di atas muka bumi ini lebih dari Tuhan, itulah yang disebut berhala, misalnya; bisa saja itu pekerjaan, karier, cita-cita, uang, harta dan apa saja yang melebihi dari Tuhan, itu merupakan berhala.

Selanjutnya, ketika mereka menyembah berhala ...
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Bangsa Israel mempersembahkan dua hal;
-      Mempersembahkan korban bakaran.
Artinya; lebih mengasihi berhala dari pada mengasihi Tuhan.
-      Mempersembahkan korban keselamatan.
Artinya; seolah-olah berhala itu mampu memberi keselamatan, memberi jaminan.
Harta, uang, kekayaan, kedudukan, jabatan, pekerjaan, tidak sanggup memberi keselamatan, tidak memberi jaminan hidup.
Pada Wahyu 6: 15-16 dikatakan: “Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu"”, intinya; tidak ada yang sanggup berdiri tegak menghadapi hari kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Jadi, tidak ada artinya kita menyembah berhala, tidak ada artinya kita mempertahankan kekerasan hati yang adalah bagian dari berhala.

Pengalaman yang seperti ini sering terjadi dengan anak-anak Tuhan, lebih banyak berkorban dan berjuang kepada berhala dari pada untuk Tuhan.
Coba saudara bayangkan; separuh dari apa yang saudara perjuangkan dan korbankan kepada berhala dipersembahkan kepada Tuhan, itu sangat menyenangkan hati Tuhan.
Terkadang, untuk sesuatu yang nikmat bagi daging, banyak orang berjuang untuk itu, kita banyak luangkan waktu untuk hal-hal yang tidak penting, berjuang untuk perkara-perkara lahiriah, dan sebagainya.
Percayalah; berhala tidak memberi keselamatan. Setinggi apapun kedudukan jabatan seseorang, sebanyak apapun harta yang dia miliki, tetapi itu tidak memberi keselamatan.

Setelah mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, terlihatlah dengan jelas; kekalahan dari bangsa Israel terhadap dosa.
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
“ ... sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum ...”
Bangsa Israel jatuh dalam dosa makan dan minum, ini merupakan kekalahan.
Oleh sebab itu benarlah perkataan Musa: “Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar.

Kita lihat kelanjutan dosa makan dan minum.
Matius 24: 37-38
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Dosa makan minum itu diikuti dengan dosa kawin mengawinkan.
-      Dosa makan minum adalah dosa merokok, sabu-sabu, narkoba, minum-minuman keras.
-      Sedangkan dosa kawin mengawinkan adalah dosa seks bebas, dosa perzinahan.
Berarti dalam hal ini bangsa Israel mengalami kekalahan.
Bukan bunyi peperangan yang didengar oleh Musa, melainkan bunyi nyanyian berbalas-balasan.
Kalau kita berjuang sebagai laskar Kristus di dalam Tuhan, kita pasti berkemenangan.

Saudaraku, perhatikanlah hal ini; tidak seorangpun sanggup melepaskan dirinya dari dosa makan minum dan dari dosa kawin mengawinkan jikalau ia masih hidup dalam penyembahan berhala, percayalah!
Tetapi kalau kita menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran, maka seseorang hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Selain mengalami kekalahan ...
Keluaran 32: 8
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."
Bangsa Israel menjadi BODOH, tidak sadar, lupa ingatan.
Bukankah darah Anak Domba paskah yang telah disembelih pada waktu senja membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan oleh karena darah Anak Domba yang disapukan pada kedua tiang dan dua ambang pintu kemah – kemah, bangsa Israel, sehingga mereka luput dari kematian. Dan oleh karena darah Anak Domba, mereka menjadi anak-anak sulung.

Kesimpulannya; kalau seseorang kalah terhadap dosa kejahatan dan dosa kenajisan, di situlah seseorang menjadi bodoh, lupa ingatan, tidak sadar.
Orang yang tidak sadar; berarti tidak mati dan tidak hidup.
Dan ini sedang terjadi menimpa banyak anak-anak Tuhan karena masih bermusyawarah terhadap daging dengan segala kelemahan - kelemahannya, sehingga menjadi bodoh, lupa ingatan, tidak sadar, lupa terhadap kuasa darah salib Kristus, lupa terhadap darah Anak Domba Paskah yang berkuasa untuk membebaskan.
Kita dibebaskan bukan dengan barang yang fana, bukan dengan emas dan perak, bukan dengan harta kekayaan, melainkan dengan darah Anak Domba, darah yang suci dan yang berharga, itulah yang membebaskan saya dan saudara. Jangan lupakan itu, jangan menjadi bodoh! Sadarlah!
Dan oleh karena darah Anak Domba kita diberikan ibadah, diberi kesempatan untuk melayani dan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Entah berapa banyak kebodohan yang terjadi, tetapi kiranya jangan terulang lagi kebodohan-kebodohan yang sama.

Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.

Oleh karena kesalahan yang diperbuat bangsa Israel, mereka mendapat julukan sebagai bangsa yang tegar tengkuk.
Bangsa Israel terus mengulangi dosa, tetap berada dalam kebodohan, sehingga disebutlah bangsa yang tegar tengkuk.
Orang yang tegar tengkuk sukar sekali untuk menundukkan kepala, membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan, sukar untuk merendahkan diri.
Semoga julukan ini tidak kita terima dan tidak kita alami.

Lebih jauh kita lihat keberadaan bangsa Israel ...
Keluaran 32: 23
(32:23) Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.

Bangsa Israel tidak memperdulikan Musa yang menggembalakan mereka, sesuai dengan pernyataan mereka; “kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia
Yesus Kristus adalah gembala Agung, Dia gembala yang baik, yang memelihara jiwa saya dan saudara.
Tidak memperdulikan gembala = tidak memperdulikan ibadah pelayanan dan kemajuan – kemajuan di dalam kandang penggembalaan.
Kalau saudara perduli dengan gembala, pasti saudara perduli dengan kegiatan – kegiatan di dalam penggembalaan ini. Namun, kalau saudara perduli dengan penggembalaan, tetapi tidak perduli terhadap gembala berarti ia adalah orang munafik, beribadah dan melayani karena ada kepentingan - kepentingan di dalamnya.

Keluaran 32: 24-25
(32:24) Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka –

Kalau daging dibiarkan/dilepaskan = kuda lepas dari kandangnya, tidak terkendali.
Andaikata kuda dilepaskan dari kandang namun penunggangnya ada di atasnya, kuda itu tetap terkendali, sama seperti 4 kuda yang tertulis dalam wahyu 6, semuanya dalam keadaan terkendali.
Sekali lagi saya katakan; kalau daging dibiarkan/dilepaskan, persis seperti kuda yang lepas dari kandangnya; tidak terkendali = tidak memberi diri dipimpin dalam kuasa Roh Kudus.
Kalau saya dan saudara sungguh-sungguh tergembala dalam satu kandang, satu gembala, maka disebutlah kawanan domba dalam kandang penggembalaan; tidak liar, mendengar dan mengikuti suara gembala.
Saya himbau kepada yang masih muda remaja; tergembalalah dengan sungguh-sungguh, apapun harga yang harus dibayar. Kalau tidak, persis seperti kuda yang lepas dari kandang, tidak tergembala, liar.
Coba perhatikan mereka yang tidak tergembala dengan baik; sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik tidak terkendali, jadi sangat mengerikan jika tidak tergembala.

Keluaran 32: 25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka

Akhirnya, bangsa Israel menjadi buah cemooh bagi lawan mereka. Kalau seseorang lepas kendali, membiarkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, pasti menjadi buah cemooh bagi orang-orang yang disekitarnya.
Berusahalah menghindari kata-kata cemooh!

Jalan keluarnya supaya terjadi kemenangan, sebagaimana dalam Wahyu 3: 5; “barang siapa menang”…..
Keluaran 32: 11, 13-14
(32:11) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
(32:13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."
(32:14) Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.

Musa berusaha melunakkan hati Tuhan Allah, sehingga Tuhan kembali mengingat tanah Kanaan yang dijanjikan-Nya kepada Abraham, Ishak dan Isreal  (Yakub).
Memang sebaiknya anak – anak Tuhan berusaha untuk melunakkan hati Tuhan, jangan mengeraskan hati.

Praktek melunakkan hati Tuhan
1 Korintus 15: 52, 54
(15:52) dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Disini kita melihat bahwa; Maut telah ditelan dalam kemenangan oleh kuasa kebangkitan Yesus Kristus, berarti; mengubur hidup yang lama lewat kuasa kematian Yesus Kristus.

Roma 6: 3-5
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Kalau kita satu dalam kematian Yesus Kristus, maka kita juga satu dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Kematian kita adalah kematian terhadap dosa, supaya kita hidup benar bagi Allah, sebab kematian Yesus adalah untuk mengubur hidup yang lama.
Kalau kita satu dalam kematian Yesus, otomatis kita satu dalam kebangkitan-Nya, yang lama telah berlalu.

Berarti, untuk melunakkan hati Tuhan; satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, hidup dalam hidup yang baru, yang lama telah berlalu.
Kematian kita adalah kematian terhadap dosa, supaya kita hidup dalam kebenaran.

1 Korintus 15: 55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

-      Sengat maut adalah dosa
Jadi, sekalipun sengat itu tidak berbisa, tetapi jika seluruh anggota tubuh disengat oleh maut (dosa), maka akan mengalami kematian, sebab upah dosa adalah maut.
-      Kuasa dosa adalah hukum Taurat
Kuasa dosa membawa seseorang tepat berada di bawah hukum Taurat.
Jadi, kalau seseorang hidup dalam dosa, mempertahankan dosanya, pasti ia hidup di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Setiap orang yang berada di bawah hukum Taurat, ia menjalankan ibadahnya secara lahiriah, sebagaimana pada zaman hukum Taurat; setiap orang yang berbuat dosa, maka wajib hukumnya mempersembahkan korban dari lembu sapi / kambing domba sebagai korban penghapus dosa.
Dan orang yang menjalankan ibadahnya secara lahiriah/rutinitas, hanya akan menambah dosa kenajisan.

Tetapi syukur bagi Tuhan, ketika kita melunakkan hati Tuhan, dengan praktek satu di dalam kebangkitan Yesus Kristus, kita berkemenangan.
Maut  telah ditelan oleh kemenangan, oleh kuasa kebangkitan Yesus Kristus, sehingga pada malam hari ini, pada saat kita melunakkan hati Tuhan, dengan tegas kita dapat berkata: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
Kebangkitan Yesus lebih berkuasa terhadap sengat maut, berkuasa terhadap kuasa dosa.
Cobalah untuk melunakkan hati Tuhan selagi kita masih bisa menaikkan doa-doa kepada Tuhan, dengan cacatan; berada dalam kuasa kebangkitan.
Apakah selama ini kita berusaha untuk mencoba melunakkan hati Tuhan? Kalau kita berusaha untuk melunakkan hati Tuhan, tentu kita satu di dalam kuasa kebangkitan Yesus Kristus, niscaya; maut telah ditelan oleh kemenangan.

Tanda/ciri-ciri orang yang berkemenangan.
Roma 8: 35-37
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Tidak terpisah dari kasih Kristus, sekalipun harus mengalami tujuh perkara, yaitu; penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang.
Yesus Kristus yang telah mati, bahkan bangkit, bahkan dipermuliakan, Ia menjadi Pembela bagi saya dan saudara karena kita menjadi pemenang lebih dari orang-orang yang menang.
Kalau Tuhan di pihak kita, siapakah yang menjadi lawan kita? tentu tidak ada.

Roma 8: 38-39
(8:38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
(8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Pemerintah-pemerintah, penghulu-penghulu yang gelap yang terorganisir dengan segala tipu dayanya tidak akan sanggup memisahkan saya dan saudara dari kasih Kristus, sebab Dia menjadi Pembela atas kita, dengan demikian kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Saya telah merasakan Pembelaan dari Yesus Kristus; kalau saya bisa berdiri di atas mimbar ini melayani saudara itu tidak terlepas dari pembelaan Tuhan.
Tidak sedikit saya harus menghadapi ujian, tetapi Tuhan menjadi Pembela. Kalau kita bertahan sampai saat ini, tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, itu karena pembelaan Tuhan, kasih Kristus tidak terlepas dari kita.

Wahyu 3: 5
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Tuhan menyatakan dua hal oleh karena kemenangan;
1.    Ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian
Maksudnya; pakaian putih bersih berkilau-kilauan yang dipakai sebagian orang pada sidang jemaat di Sardis (ayat 4)
2.    Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan
Tuhan menulis nama kita di dalam kitab kehidupan, tidak akan pernah dihapus, melainkan Anak Domba mengaku nama kita di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat-Nya. Bukan orang lain yang mereferensikan mereka yang berkemenangan, melainkan Anak Domba itu sendiri yang mengakui kita di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat.
Kalau keberadaan kita diakui itu merupakan suatu kebanggaan dan penghormatan.
Dahulu kita adalah orang pinggiran, orang buangan, orang tertindas yang tidak mendapat kebenaran keadilan, sekarang kita diakui oleh Anak Domba di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat, bukankah ini suatu kebanggaan bagi orang yang hina bagaikan debu tanah karena dosa? Ini adalah suatu kebanggaan bagi saya dan saudara.
Ketika saudara tidak mendapat keadilan, saudara tertindas. Ketika saudara tidak memperoleh keputusan yang jujur, saudara tetap dalam kelemahan, tetapi malam hari ini Anak Domba sendiri mengakui saya dan saudara di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya, kita menjadi berarti di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya.

Pada minggu yang akan datang jika Tuhan ijinkan, saya akan menyampaikan dua hal di atas (perkataan Tuhan), yaitu; Ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian dan Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan.
Ingat  kita menjadi berarti berharga di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya, karena Anak Domba mengakui kita di hadapan Allah Bapa dan para Malaikat-Nya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment