KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 5, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 02 MARET 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 02 MARET 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 06)

Subtema: TIDAK MENCEMARKAN PAKAIAN ADALAH PERAWAN SUCI

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan kita.
Karena pada malam hari ini Tuhan masih memungkinkan kita untuk beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban di tempat yang Tuhan pilih, di rumah Allah Yakub, itulah gunung Sion, dari sana keluar pengajaran.
Kiranya oleh karena belas kasihan Tuhan, kita diberkati untuk pembukaan rahasia firman Tuhan. Kiranya juga saudara turut berdoa dalam roh supaya terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.

Segera kita memperhatikan SIDANG JEMAAT DI SARDIS dari Wahyu 3: 1-6, namun malam hari ini kita akan memperhatikan ayat 3-4.
Wahyu 3: 3-4
(3:3) Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Sesungguhnya, untuk malam ini, yang harus kita terima adalah secara khusus ayat 4, namun hati saya terdorong kembali untuk menyampaikan ayat 3.
Pada ayat 3 ini dikatakan: “Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Saudaraku, kedatangan Tuhan untuk kali yang kedua bagi mereka yang tidak berjaga-jaga di dalam doa adalah SEPERTI PENCURI DI MALAM HARI, di mana kedatangan-Nya itu tiba-tiba menimpa mereka.

Sekarang pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA YANG TIDAK BERJAGA-JAGA DAN BERDOA ITU?
1 Tesalonika 5: 1-2
(5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.

Hari kedatangan Tuhan pada kali yang kedua itu seperti pencuri pada malam hari, sehingga bagi mereka yang tidak berjaga-jaga dan berdoa, kedatangan Tuhan tiba-tiba bagi mereka.
Sedangkan mereka yang berjaga-jaga dan berdoa, tentang zaman dan masa/waktu kedatangan Tuhan tidak perlu dituliskan, entah hari ini, besok atau lusa, kedatangan Tuhan bagi mereka sama saja, karena mereka telah siap sedia (berjaga-jaga dan berdoa).
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita senantiasa berjaga-jaga di dalam doa.

Jadi, kalau pengikutan kita hanya sebatas pengakuan sebatas orang Kristen, namun tidak berjaga-jaga dalam doa, maka kedatangan Tuhan bagi mereka seperti pencuri di malam hari.
Oleh sebab itu, saya selalu menghimbau supaya kita sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan, sebab kekristenan tidak dapat menyelamatkan jiwa seseorang, yang Tuhan mau adalah supaya tetap berjaga-jaga dalam doa. Juga biarlah roh tetap bernyala-nyala, jangan biarkan kerajinan itu menjadi kendor.

Saudaraku, pada akhirnya nanti, dalam Wahyu 6, Tuhan membuka meterai pertama sampai dengan meterai keenam.
Pada saat Tuhan membuka meterai yang keenam itu sebagai murka Tuhan atas seluruh bumi; besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, bahkan para pembesar, perwira, pejabat, penguasa yang berkuasa juga ditimpa oleh hukuman yang akan datang nanti.
Jadi, jangan dikira karena kita semua bebas melakukan dosa, lalu tidak ada konsekuensi hukuman yang kita terima.
Mungkin hari ini manusia bebas melakukan dosa, tetapi konsekuensinya, hukuman yang akan diterima tidak dapat dielakkan.
Oleh sebab itu, dalam Wahyu 6: 15-16 dikatakan, mereka meminta; supaya mereka ditimpa gunung batu itu lalu mati dan supaya mereka dapat menyembunyikan diri dari murka-Nya yang hebat itu, dari murka Anak Domba Allah.
Tetapi apakah ada yang bisa menyembunyikan diri dari murka Allah yang hebat? Ditambah lagi kalau saudara malas beribadah, apakah kita akan selamat?

Tuhan telah memberi ibadah ini sebagaimana Tuhan melepaskan bangsa Israel dari Mesir untuk dibawa ke tanah Kanaan, dengan satu tujuan yaitu supaya beribadah dan diselamatkan.
Ibadah ini menyelamatkan, itu sebabnya ibadah itu mengandung janji dan kuasa baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Di masa sekarang hidup kita dipelihara, di masa yang akan datang bahagia bersama dengan Dia di dalam hidup yang kekal (Kerajaan Sorga).
Kalau saudara hanya memikiirkan hidup yang sementara, tidak memikirkan hidup yang kekal, lalu apa artinya beribadah?

Kiranya pada saat kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, di mana Dia tampil sebagai Raja dan bersanding dengan mempelai perempuan yang sempurna.
Yesus Kristus tidak akan menjadi Raja dan tidak akan bertakhta di tempat yang belum sempurna.
Itu sebabnya, ketika orang banyak melihat Yesus melakukan mujizat dan memberi kesembuhan kepada orang sakit, mereka memaksakan Yesus menjadi raja atas mereka, tetapi Yesus menyingkir, Yesus tidak akan pernah mau menjadi Raja, tidak mau bertakhta kepada jiwa-jiwa yang ibadahnya hanya sebatas mujizat, mengusir setan.
Tuhan mau menjadi Raja dan bertakhta kepada mereka yang setia, yaitu mereka yang taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, itulah mereka yang setia menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus yang menyucikan dosa manusia sampai sempurna dan sama mulia dengan Dia.
Setelah mengadakan penyucian atas dosa di atas kayu salib, Dia naik dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
Apa yang telah dikerjakan oleh Yesus, biarlah itu juga yang kita kerjakan, mengikuti contoh dan teladan-Nya.

1 Tesalonika 5: 3
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.

Mereka yang tidak berjaga-jaga dalam doa, berkata: “Semuanya damai dan aman
Sama seperti orang luaran sana yang tidak mengenal Tuhan, mereka merasa damai dan mereka merasa aman dengan uang, harta, kedudukan, jabatan yang mereka miliki, tetapi mereka tidak tahu kalau pada akhirnya mereka akan ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin

Ditimpa oleh kebinasaan digambarkan seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin.
Pada saat hamil/mengandung saja begitu menderita, dan setelah itu ia akan ditimpa oleh sakit bersalin, sakit saat melahirkan.
Tidak ada perempuan yang berkata: “enak” saat bersalin/melahirkan, ia pasti akan merasakan kesakitan.
Demikian juga orang yang tidak berjaga-jaga dalam doa, suatu saat nanti akan ditimpa oleh kebinasaan karena kedatangan Tuhan seperti pencuri di malam hari, kedatangan-Nya tiba-tiba, dan mengejutkan mereka yang tidak berjaga-jaga dan berdoa.

MENGAPA DITIMPA OLEH KEBINASAAN digambarkan seperti SEORANG PEREMPUAN YANG HAMIL DITIMPA OLEH SAKIT BERSALIN?
Orang yang hamil ditimpa sakit bersalin dengan dua tanda;
1.    Tanda darah à pengorbanan, seperti Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, dari sanalah darah mengalir.
2.    Tanda air à baptisan Kristus, baptisan dalam kematian Yesus Kristus untuk mengubur hidup yang lama.

Pengalaman kematian adalah pengalaman yang sangat menyakitkan sekali.
Demikian halnya orang yang mati; ketika dipersalahkan, dihakimi, dihina, dikecilkan, mulut tetap tidak bersuara, apalagi mau menendang musuh, itu tidak mungkin terjadi.
Kalau seandainya kita mengalami tanda darah karena menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung dan satu dalam baptisan Kristus, itu adalah kemurahan Tuhan.

1 Timotius 2: 15
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Seorang perempuan pada akhirnya akan diselamatkan karena melahirkan anak, namun dengan syarat; ia BERTEKUN DALAM IMAN, KASIH dan PENGUDUSAN dalam segala kesederhanaan.

Sekarang kita fokus memperhatikan ayat 4.
Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, berarti; masih ada di antara mereka yang memperhatikan pakaiannya supaya tetap putih berkilau-kilauan.
Kalau pakaian dicemarkan, berarti keadaan pakaian sudah ternodai/kotor, tetapi di sini kita perhatikan di Sardis masih ada beberapa orang yang memperhatikan pakaiannya, di mana pakaian itu tetap terjaga, putih berkilau-kilauan, tidak ternodai.

Yudas 1: 23
(1:23) selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Pakaian menjadi cemar, ternodai itu karena KEINGINAN-KEINGINAN terhadap DOSA.
Anak yang terhilang karena dosa, ia menjadi telanjang dan kalau dosa itu tidak segera diakui, ujung-ujungnya seseorang akan terhilang.
Saya ulangi kembali; kalau seseorang tidak segera mengakui dosa, selain telanjang, ujung-ujungnya akan terhilang.
Demikian halnya dari sejak semula, begitu Hawa dan Adam jatuh di dalam dosa, mereka menjadi TELANJANG. Sebelum mereka jatuh dalam dosa, mereka tidak merasa telanjang, walaupun mereka tidak berpakaian.
Dosalah yang menyebabkan seseorang tidak berpakaian, menjadi telanjang di hadapan Tuhan.
Jadi, yang mencemarkan pakaian itu adalah karena ada keinginan-keinginan untuk melakukan dosa.

Terkadang kita mengetahui mana yang baik, mana yang tidak baik, tetapi sekalipun kita mengetahui hal itu, kita justru sengaja melakukan dosa dan akhirnya pakaian itu pun menjadi cemar.
Benar atau tidak, mau mengakui atau tidak, tetapi saya katakan itu adalah kebenaran.
Coba kita kembali mengingat hari-hari yang kita lalui; kita sudah mengetahui yang baik dan yang tidak baik, tetapi justru dengan sengaja melakukan yang tidak baik, melakukan dosa, sehingga akhirnya pakaian itu menjadi cemar.

Wahyu 14: 1, 4
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

144000 orang berdiri di bukit Sion, mereka tidak mencemarkan dirinya, sehingga mereka sama seperti PERAWAN.
Perawan à pribadi-pribadi yang tidak terjamah, tidak tersentuh oleh dosa.

Itu sebabnya dalam kitab Korintus, Rasul Paulus dengan jelas mengatakan kepada sidang jemaat di Korintus ...
2 Korintus 11: 2
(11: 2) “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”

Rasul Paulus berupaya mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada mempelai laki-laki sorga sebagai perawan suci.
Perawan suci, artinya; pribadi-pribadi/anak-anak Tuhan yang tidak terjamah, tidak tersentuh oleh dosa, yang senantiasa mempertahankan kesucian.
Jadi cukup beralasan sekali kalau Rasul Paulus cemburu ilahi karena Rasul Paulus berusaha mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, yaitu Yesus Kristus, Dialah mempelai laki-laki sorga.

Di hari-hari terakhir ini adalah masa-masa di mana Tuhan berupaya untuk mempertunangkan gereja/sidang jemaatnya kepada Kristus, sebab ini adalah hari-hari terakhir dan hal ini harus diperhatikan sekali, oleh sebab itu, berusahalah untuk memperhatikan pakaian (tidak mencemarkan pakaiannya), seperti PERAWAN SUCI.

Mari kita memperhatikan ...
Kelebihan-kelebihan perawan suci.
YANG PERTAMA.
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Mereka yang tidak mencemarkan diri, di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Nama Yesus Kristus adalah nama yang besar, ditulis di dahi mereka. Berarti, di dahi mereka ada hurut T.
-      Pengertian T adalah nama Tuhan = Theo.
-      Pengertian T adalah salib dari Kristus, anak Allah.
Berarti di dahi, di dalam pikiran mereka hanya ingat nama Tuhan, ingat salib Kristus, tidak ingat yang lain.

Tetapi bagi manusia duniawi, di dahi/pikiran mereka hanya ada; bagaimana supaya memiliki harta dan uang, kekayaan, dan lain sebagainya.
Percaya dengan apa yang saya sampaikan; kalau di dahi seseorang tidak tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya (tidak tertulis huruf T), orang yang semacam ini pasti mudah putus asa, kecewa, dan orang itu pasti mudah sekali stress, sebab apa yang ada, yang tertulis di dahi/dalam ingatannya tidak terpenuhi.
Mengapa manusia duniawi (orang-orang yang di luar Tuhan) mudah sekali goyah, mudah putus asa, kecewa, stress? itu karena ada huruf lain tertulis di dahi mereka.

Wahyu 7: 1-3
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"

Bumi, laut, pohon-pohonan tidak akan dirusak sebelum 144000 orang yang berdiri di bukit Sion menerima meterai keselamatan di dahi mereka.
Berarti, jikalau di dahi seseorang tertulis nama lain, misalnya; harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, semua itu tidak bisa menyelamatkan. Saudaraku, hanya nama Yesus yang menyelamatkan.

Kemudian, setelah di dahi mereka dituliskan jaminan keselamatan, barulah bumi, laut, pohon-pohonan segera dirusakkan, itu bisa kita lihat di dalam Wahyu 6, Anak Domba itu membuka keenam metarai, dimulai dari meterai pertama sampai meterai ketujuh, di situ terlihat penghukuman-penghukuman atas bumi.
Perlahan-lahan Tuhan mencelikkan mata rohani kita mengenai kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Biarlah kita terus berdoa untuk pembukaan rahasia firman Tuhan, secara khusus mengenai wahyu yang diterima oleh Rasul Yohanes di pulau Patmos yang selanjutnya dituliskan kepada tujuh malaikat sidang jemaat di Asia kecil, dan malam hari ini kita telah menerimanya.

Kelebihan-kelebihan perawan suci.
YANG KEDUA.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Selain di dahi 144000 orang tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, juga MEREKA MURNI.
Dalam 1 Korintus 5: 7-8, murni berarti; tidak terkhamiri dengan ragi, itulah dosa kejahatan dan keburukan, dengan kata lain tidak ada campuran-campuran dosa yang mengotori.

SECARA KHUSUS ADA 3 JENIS RAGI;
-      Ragi orang Farisi, yaitu; kemunafikan.
Artinya; di luar dan di dalam tidak sama. Di luar terlihat baik, sedangkan di dalam penuh kejahatan.
-      Ragi orang Saduki, yaitu; tidak percaya dengan kebangkitan Yesus Kristus.
Berarti, tetap mempertahankan hidup yang lama, sebab kuasa kebangkitan Yesus Kristus adalah hidup dalam hidup yang baru.
Sesungguhnya jikalau seseorang hidup dalam hidup yang baru, maka yang lama pasti berlalu.
-      Ragi Herodes, yaitu; membunuh.
Artinya; membenci sesama (1 Yohanes 3: 15).
Jikalau seseorang membenci sesamanya itu menunjukkan bahwa ia tidak memiliki kasih Allah.

Perlu untuk diketahui; sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.
Berarti, kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan seseorang akan mempengaruhi orang lain/orang-orang yang di sekitar, sehingga mengganggu pertumbuhan rohani diri sendiri maupun orang lain, berdampak negatif terhadap kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan.

Kemurnian dan kebenaran, yaitu; roti yang tidak beragi, itulah Kristus Anak Domba Paskah yang disembelih, tidak terdapat dosa kejahatan dan keburukan di dalam diri-Nya, terbukti ketika Yesus diadili di hadapan Pilatus tidak satu pun ditemukan kesalahan di dalam diri Yesus, dan di mulut Yesus tidak ada tipu daya, tidak terdapat dusta seperti 144000 orang (Wahyu 14: 5).

Kelebihan-kelebihan perawan suci.
YANG KETIGA.
Wahyu 14: 4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi
Pengikutan yang benar adalah seperti 144000 orang yang berdiri di bukit Sion, mengikuti ke mana saja Anak Domba itu pergi.
Kalau mengikuti ke mana saja Anak Domba itu pergi, berarti pengikutan tidak salah, tidak ke kiri, tidak ke kanan, tidak sesat. Sementara jejak yang ditinggalkan oleh Anak Domba itu telah dilumuri oleh darah, itu sebabnya kalau kita mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi, pengikutan kita tidak akan salah dan tidak sesat.
Itulah kelebihan dari 144000 orang, sehingga di sini kita melihat; mereka tidak mencemarkan pakaian mereka.
Yang membuat kita sesat dan menjadi salah, itu karena kita tidak mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Yesus.

Memang, kalau kita mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Yesus adalah BERAT, setiap langkah demi langkah ditandai dengan darah. Tetapi sekalipun demikian, jika kita melihat 144000 orang itu mereka tetap setia mengikuti.
Biarlah kita tetap setia mengikuti geraknya firman pengajaran mempelai yang membawa kita pada pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Jangan ikuti jejak-jejak yang lain, apalagi kalau kita melangkah di padang gurun yang tidak jelas arah tujuannya, itulah manusia duniawi.
Kalau tergembala, senantiasa berada di bukit Sion, maka ia akan selalu mengikuti gembala.

Saya mengingatkan kembali; jika seseorang melakukan pekerjaannya tetapi tidak mengikuti cara gembala, berarti ia sedang sesat, sekalipun pekerjaan yang dia kerjakan banyak.
Coba kita review; sebelum saya dan saudara tergembala, berarti belum mengikuti Gembala Agung ke mana saja Ia pergi, begitu banyak kesalahan-kesalahan, perbuatan-perbuatan yang bodoh, yaitu kejahatan dan kenajisan yang terjadi.
Kalau kita setia mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Gembala Agung, di mana jejak itu penuh dengan lumuran darah, berarti ditandai dengan pengorbanan, saya berpesan; teruslah mengikuti firman penggembalaan untuk membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, walaupun susah, sakit dan berat, namun PAKAIAN TIDAK CEMAR.

Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Mengikuti Gembala ke mana saja Gembala itu pergi à kawanan domba yang tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, tidak liar.
Selain domba-domba mengikuti Gembala, selanjutnya domba-domba mendengar suara gembala.
Dengar suara gembala = dengar-dengaran = patuh pada ajaran yang benar.

Yohanes 10: 5
(10:5) Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

Kalau domba-domba tergembala dengan baik, maka domba-domba tidak mengikuti gembala asing (orang-orang asing) karena tidak mengenal suara asing.

Kesimpulannya; bagi 144000 orang yang berdiri di bukit Sion bersama dengan Anak Domba:
-      di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, berarti; ada huruf T di dahi mereka,
-      mereka murni, seperti roti yang tidak beragi = tidak khamir dengan dosa kejahatan dan keburukan,
-      mengikuti ke mana saja Gembala pergi, dan sekaligus mendengar suara Gembala.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment