KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 28, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 MARET 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 MARET 2014

Tema: DARI KITAB KOLOSE
          (Seri 07)

Subtema: PENGHARAPAN YANG MELABUHKAN SAMPAI KE BELAKANG TABIR

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Pada malam hari ini kita dimungkinkan untuk beribadah melayani Tuhan, semua karena kemurahan hati Tuhan bukan karena gagah, hebat, kuat kita.

Kita kembali memperhatikan surat yang dikirim Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1: 5C
(1:5) oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,

Rasul Paulus mendengar tentang sidang jemaat di Kolose, antara lain: iman dalam Kristus Yesus, tentang kasih mereka terhadap semua orang kudus, oleh pengharapan yang disediakan bagi mereka di sorga.
Pengharapan itu telah lebih dahulu mereka dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil.
Berbicara Injil, berarti; berbicara tentang kisah Yesus Kristus yang seluruhnya ditulis dalam 4 Injil, yaitu; Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
-      Injil Matius menunjukkan kewibawaan, kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-      Injil Markus menunjukkan pelayanan Yesus sebagai hamba.
-      Injil Lukas menunjukkan sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia.
-      Injil Yohanes menunjukkan keadilan, kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Kesimpulannya; 4 Injil tersebut menggambarkan 4 sifat/tabiat Yesus Kristus.

Dikaitkan dengan 4 makhluk dalam ...
Wahyu 4: 6-7
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan 4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG PERTAMA: Makhluk yang pertama sama seperti SINGA menunjukkan kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja yang berkemenangan.

Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau
menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Singa dari Yehuda itulah pribadi Yesus Kristus, tunas Daud, telah menang, ini menunjukkan kewibawaan, kemuliaan Yesus sebagai Raja penuh kuasa mengalahkan musuh.

Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Disini dikatakan; “Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan….” berarti kemuliaan dari seorang raja terletak pada kuasanya. Kalau seorang raja tidak memiliki kuasa, maka tidak terlihat wibawa dan kemuliaan seorang raja.
Namun dalam hal ini kita memiliki seorang raja yang berkuasa, Dialah Tunas Daud, singa dari Yehuda, Dia berkuasa untuk mengalahkan dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya, iblis setan (itulah roh jahat dan roh najis), dunia dengan segala arus dan pengaruhnya yang menghanyutkan yang membawa kepada kematian rohani.

Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Kemuliaan Yesus sebagai Raja (Singa dari Yehuda) terlihat dengan jelas, Ia sanggup membuka gulungan kitab dan membuka ke 7 meterainya, sehingga dapat melihat sebelah dalamnya, artinya terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan sehingga segala sesuatu yang terselubung disingkapkan. Kalau yang terselubung itu dapat disingkapkan itu tanda bahwa dosa telah dikalahkan, selanjutnya terlihat kemuliaan, kewibawaan seorang raja.

Mazmur 119: 130
(119:130) Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.

Bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, memberi dua hal yaitu:
1.    Memberi terang.
Terang itu berkuasa atas kegelapan, sedangkan kegelapan itu adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan segala dosa, pendeknya; kegelapan itu membutakan seseorang dan oleh karena kegelapan orang akan tersandung. Dalam Mazmur 119: 105 dikatakan; Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

2.    Memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Kalau orang bodoh memperoleh pengertian maka orang itu tidak lagi melakukan kesalahan – kesalahan sebagai perbuatan bodoh. Itu sebabnya dalam Mazmur 119: 104 dikatakan;Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.”

Jadi, oleh karena pembukaan rahasia firman inilah;
1.    Seseorang terlepas dari kegelapan = tidak menyembunyikan dosa dalam kegelapan,
2.    Tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.

Wahyu 5: 4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

Di sini terlihat dengan jelas, bahwa; sebelum gulungan kitab dan meterai-meterainya dibuka, maka Rasul Yohanes menangis, menunjukkan bahwa masalah-masalah dan penderitaan belum dapat diselesaikan, sebab tangisan itu terjadi oleh karena banyaknya masalah, sedangkan masalah itu timbul oleh karena dosa – dosa.
Jika terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka segala dosa telah diterangi dan memberi pengertian kepada orang yang bodoh, sehingga orang yang bodoh tidak lagi mengulangi kesalahannya sebagai perbuatan yang bodoh di hadapan Tuhan.
Pendeknya, dengan terjadinya pembukaan rahasia firman Tuhan; segala yang terselubung akan tersingkap = segala masalah terselesaikan = Tuhan menghapus air mata.

Kemuliaan Yesus, sebagai Raja, dapat kita lihat dalam ...
Matius 2: 11
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Orang-orang Majus dari Timur mempersembahkan persembahan mereka kepada Yesus Kristus, berupa emas, kemenyan dan mur, ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja yang mulia, penuh dengan kuasa.

Dalam Matius 2 ini, kehadiran Yesus sebagai Raja yang baru lahir, telah mengalahkan dosa yang disebabkan oleh raja Herodes.
Adapun dosa yang ditimbulkan raja Herodes;
1.    Ia adalah seorang pembunuh
Dalam 1 Yohanes 3: 15, membenci sesama adalah seorang pembunuh.
Membunuh, berarti; tidak memiliki kasih.
2.    Dalam Injil Lukas, Herodes disebut si Serigala.
Pekerjaan dari si Serigala adalah: menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba dalam satu kandang penggembalaan, sehingga kawanan domba menjadi liar, tidak tergembala (Yohanes 10: 12).
Bukti domba-domba liar, tidak tergembala; tidak dengar-dengaran dan tidak mengikuti gembala.

Namun kita memiliki seorang Raja, Dialah Tunas Daud, Singa dari Yehuda, Dia telah menang, Dia telah membukakan rahasia firman Tuhan, sehingga dengan demikian masalah yang terjadi oleh karena dosa-dosa manusia telah dikalahkan.
Biarlah kita senantiasa bersatu hati memohon kepada Tuhan supaya Tuhan hadir di tengah-tengah ibadah menjadi Raja yang berkemenangan, sehingga terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Dan kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan oleh karena doa permohonan kita kepada Tuhan, biarlah kita menerimanya dengan rendah hati.
Tidak menghargai pembukaan rahasia firman Tuhan, berarti; tidak memiliki Raja, tidak mengakui Singa dari Yehuda, Dialah Raja yang berkuasa, yang sanggup membuka gulungan kitab dan meterai-meterainya.

Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan 4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KEDUA: Makhluk yang kedua sama seperti ANAK LEMBU menunjukkan pelayanan Yesus sebagai seorang HAMBA yang telah mempersembahkan hidup-Nya kepada Allah Bapa.

Ibrani 10: 10-12
(10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
(10:11) Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
(10:12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

Sebagai seorang hamba, Yesus Kristus telah mempersembahkan tubuh-Nya satu kali saja sebagai korban untuk menebus dosa manusia, inilah tugas seorang hamba di tengah-tengah pelayanan-Nya di hadapan Tuhan.
Pendeknya; Yesus Kristus menjadi pendamaian atas dosa.

Matius 27: 46-50
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(27:47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."
(27:48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.
(27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Sebagai seorang hamba, Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib sebagai korban karena dosa manusia.
Yesus menjadi pendamaian; memperdamaikan dosa manusia kepada Allah Bapa, persis seperti lembu sapi yang dipersembahkan di atas mezbah sebagai korban penghapus dosa.
Kalau kita mengambil rupa sebagai hamba, berarti; ia harus sadar dan rela hati mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan, dengan kata lain menaklukkan dirinya terhadap salib Kristus = sangkal diri, pikul salibnya.
Jadi, pelayanan dari seorang hamba bukanlah untuk menonjolkan diri, melayani bukan karena adanya kepentingan-kepentingan, melainkan betul-betul menjadi pendamaian, menjadi korban.

Ibrani 5: 6-7, 10
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

Menurut peraturan Melkisedek, Yesus Kristus adalah seorang Imam Besar.
Tugas dari seorang Imam Besar; mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Allah.
Oleh karena doa dan permohonan-Nya; sanggup menyelamatkan-Nya dari maut karena sebagai seorang Imam Besar, Dia hidup dalam kesalehan, itu sebabnya doa-Nya didengar Tuhan.

Terlebih imam-imam yang telah dipercayakan suatu pelayanan/tanggung jawab di atas pundak, selain menjadi korban, tugasnya adalah senantiasa menaikkan doa dan memohonkan belas kasihan Tuhan, supaya segala doa-doa yang dia naikkan mampu menyelamatkan orang lain dari maut.
Itulah tugas dari seorang hamba Tuhan, termasuk saya; semua sidang jemaat harus saya doakan, besar kecil, tua muda, semuanya harus saya doakan, sebab itulah tugas dari seorang imam, menjadi korban, untuk menyelamatkan sidang jemaat dari maut.

Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan 4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KETIGA: Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti MUKA MANUSIA menunjukkan sengsara yang dialami oleh Yesus sebagai MANUSIA.
Kalau kita menaruh pikiran, perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, maka yang pertama-tama tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan. Ia meninggalkan sorga dan takhta-Nya, kemudian Ia mengosongkan diri, selanjutnya mengambil rupa sebagai seorang hamba. Dan sebagai seorang manusia, Ia telah merendahkan diri serendah-rendahkan, Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ketika Yesus menjadi manusia (firman menjadi manusia), dalam keadaan sebagai manusia, Yesus Anak Tunggal Bapa penuh kasih karunia dan kebenaran.

1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung merupakan kasih karunia kepada Allah.
Aniaya karena firman, menderita karena berbuat baik = kasih karunia = kebenaran yang sejati.
Sebagai seorang manusia, selain harus merendahkan diri, Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib sebagai sengsara salib, itu merupakan kasih karunia.
Kalau kita dapat berdiri menghadap takhta kasih karunia, melayani di tengah-tengah ibadah ini, itu semua oleh karena kasih karunia, bukan karena gagah hebat dan kuat kita.

Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak.
Kalau kita mampu menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung itulah yang menjadikan kita layak di hadapan Tuhan.
Berbanding terbalik dengan orang-orang di luaran sana yang tidak mengerti kebenaran yang sejati, tidak mengerti kemuliaan Allah. Dia merasa layak dan dihargai oleh karena segala sesuatu yang dia punya / oleh karena segala sesuatu yang berharga dengan ukuran manusia lahiriah, sehingga kalau saudara perhatikan orang-orang kaya, yang berpangkat tinggi, perwira, selalu duduk di tempat yang layak, tetapi di dalam Tuhan tidak seperti itu. Sesungguhnya, anak – anak Tuhan menjadi layak, itu karena kasih karunia, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Oleh sebab itu mari kita menaruh pikiran perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, jangan menaruh pikiran dan perasaan pada manusia daging.
Sekali lagi saya katakan; sebagai seorang manusia, Yesus telah merendahkan diri, supaya kita layak di hadapan Tuhan, mari kita merendahkan diri satu sama yang lain, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, gerak-gerik, semuanya selalu berada di bawah.
Kalau kita merendahkan diri, maka Tuhan yang akan meninggikan kita setinggi-tingginya dalam Kerajaan Sorga.
Tidak perlu kita meninggikan diri namun pada akhirnya direndahkan oleh Tuhan.

Di sekeliling takhta Anak Domba itu ada 4 makhluk dengan 4 sifat tabiat Yesus Kristus;
YANG KEEMPAT: Makhluk yang keempat sama seperti BURUNG NAZAR yang sedang terbang tinggi di udara menunjukkan Kebenaran dan keadilan Yesus Kristus sebagai ANAK ALLAH.

Ayub 39:32-33
(39:32) Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh matanya mengamat-amati;
(39:33) anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di situlah dia."

... di mana ada yang tewas, di situlah dia” = di mana ada kematian/mayat, di situlah burung nasar berkerumun.
Yesus Kristus berada di tempat yang maha tinggi, tetapi Dia mengamat-amati gerak-gerik, langkah-langkah manusia, yaitu mereka yang masuk dalam pengalaman kematian untuk memberi kebenaran dan keadilan.
Jadi, saya dan saudara jangan merasa rugi ketika kita masuk dalam pengalaman kematian. Yesus, Anak Allah, dari sorga turun ke bumi diutus oleh Bapa untuk memberi kebenaran dan keadilan.

Kemudian di sini kita perhatikan; “anak-anaknya menghirup darah”
Yesus Kristus, Anak Allah, peka sekali dengan mereka yang mengalami sengsara, menanggung penderitaan oleh karena kebenaran, dan pada saat itulah Dia turun ke bumi untuk menyatakan kebenaran dan keadilan.
Penciuman Yesus sangat tajam sekali untuk menghirup tanda darah. Tanda darah adalah hasil dari sengsara salib, aniaya karena firman, menderita karena kebenaran.
Justru saya merasa aneh kalau ada anak Tuhan yang memberi diri untuk digembalakan (berada dalam kandang penggembalaan) namun merasa asing dengan tanda darah, merasa asing dengan pengalaman kematian, sering bersungut-sungut, tidak terima dengan segala sesuatu yang sifatnya aniaya karena firman.
Sekali lagi saya katakan; jangan merasa rugi ketika kita mengalami kematian, jangan rugi dengan tanda darah, hasil dari sengsara salib.

Matius 24: 27-28
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."

Kedatangan Anak Manusia untuk menyatakan kebenaran dan keadilan kepada mereka yang masuk dalam pengalaman kematian, sama seperti di mana ada bangkai di situ burung nazar berkerumun.
Oleh sebab itu, sebagai makhluk yang keempat, burung nazar à kebenaran dan keadilan yang berasal dari Anak Allah.
Keadilan dan kebenaran akan kita peroleh dari Tuhan ketika kita masuk dalam pengalaman kematian.

Persamaan dari ayat ini ...
Lukas 17: 34-37
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
(17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
(17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."

Pengalaman kematian mengangkat kita hidup-hidup untuk dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kejadian ini nanti akan terjadi.
-      Ada dua orang di atas satu tempat tidur; yang seorang akan di bawa, yang lain ditinggal.
Tempat tidur à hidup dalam doa penyembahan = kasih.
-      Saat ada dua orang perempuan mengilang; satu dibawa naik, yang lain akan ditinggal.
Mengilang à hidup dalam kebenaran firman = iman.
-      Dua orang di ladang; seorang akan di bawa, seorang akan ditinggal.
Ladang à hidup dalam kuasa Roh Kudus= pengharapan.
Itu merupakan kebenaran dan keadilan Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Jadi, mereka yang masuk dalam pengalaman kematian, akan memperoleh kebenaran dan keadilan.

JIKA DIBUAT DIAGRAM, EMPAT INJIL TERSEBUT AKAN TERLIHAT GAMBAR SALIB.

Ibrani 6: 19
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

Salib Kristus memberi pengharapan kepada kita dan pengharapan itu melabuhkan kita sampai berada di ruangan maha suci, sebab pengharapan itu bagaikan sauh, jangkar kapal, yang melabuhkan kita sampai ke belakang tabir, itulah ruangan maha suci = takhta Allah / Kerajaan Sorga.

Kolose 1: 5
(1:5) oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,

Pengharapan telah disediakan dalam kerajaan Sorga, oleh karena salib Kristus yang kita terima dalam firman kebenaran, yaitu Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) dan tadi kita sudah menerima empat injil.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment