KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 15, 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 MARET 2014

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 14 MARET 2014

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema:  MEMPERSEMBAHKAN KORBAN YANG BENAR

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh berada dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.

Kita kembali memperhatikan kitab Maleakhi.
Maleakhi 3: 2-3
(3:3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

Setelah Tuhan memurnikan bangsa Israel, selanjutnya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.
Jadi, memang terlebih dahulu mengalami pemurnian, sehingga apabila kehidupan seseorang telah dimurnikan, maka hidupnyapun menjadi murni di hadapan Tuhan, mulai dari perkataannya murni, segala korban yang dipersembahkan juga murni kepada Tuhan, tidak ada kepentingan-kepentingan di dalamnya.
Pada ayat 3 ini, Yesus duduk sebagai Orang yang memurnikan dan mentahirkan perak, sehingga sanga itu terlepas dari perak, itulah segala kekotoran-kekotoran dan kenajisan orang Israel.

Sebagai persamaan KETIKA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN YANG BENAR KEPADA TUHAN.
Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah, inilah persembahan korban yang benar kepada Tuhan.

Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang terdapat dalam ayat ini;
YANG PERTAMA: persembahan yang HIDUP.
Kisah Para Rasul 15: 20, 29
(15:20) tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.
(15:29) kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."

Kita harus menjauhkan diri dari beberapa hal, salah satunya adalah menjauhkan diri dari binatang yang mati dicekik, sebab binatang yang mati dicekik tidak berkenan apalagi untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Tanda persembahan yang hidup adalah ada pengorbanan. Pengorbanan = tanda darah.
Kalau binatang mati kemudian dipersembahkan kepada Tuhan, itu bukanlah persembahan yang hidup, sebab persembahan yang hidup itu ada tandanya yaitu ada pengorbanan = tanda darah.

Yesus Kristus telah mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan yang hidup kepada Allah, Dia mempersembahkan tubuh-Nya, dengan tanda; darah-Nya tercurah di atas kayu salib.
Kalau beribadah melayani tanpa tanda darah, sebagai tanda pengorbanan, itu adalah persembahan yang mati, bukan persembahan yang hidup.

Ulangan 12: 7
(12:7) Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

Dengan adanya tanda darah pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada rumah-rumah umat Israel, maka mereka terbebas dari kebinasaan.
Jadi, dengan adanya tanda darah pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu, berarti; ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh, sehingga bangsa Israel memperoleh keselamatan, tidak mengalami kebinasaan.
Berbeda dengan bangsa Mesir; seluruh anak sulung bangsa Mesir sampai kepada anak sulung dari seluruh binatang bangsa Mesir mengalami kematian.

Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang terdapat dalam ayat ini;
YANG KEDUA: persembahan yang KUDUS.
Adalah persembahan yang tidak bercacat cela.

Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."

Mempersembahkan lembu/domba yang cacat atau sesuatu yang buruk adalah kekejian bagi Tuhan Allah.

Ulangan 15: 21
(15:21) Tetapi apabila ada cacatnya, jika timpang atau buta, bahkan cacat apa pun yang buruk, maka janganlah engkau menyembelihnya bagi TUHAN, Allahmu.

Jangan mempersembahkan binatang yang cacat, yaitu binatang timpang dan buta.
-      Timpang = pendirian yang tidak baik di hadapan Tuhan.
-      Buta, berarti; berada dalam kegelapan dosa.
Persembahan yang demikian merupakan kekejian kepada Tuhan.
Memang sebaiknya seorang pelayan Tuhan harus memiliki pendirian yang teguh, tidak mendua hati, tidak mudah bimbang.

Terlebih dahulu kita melihat tiga kata yang terdapat dalam ayat ini;
YANG KETIGA: persembahan yang BERKENAN.
1 Korintus 10: 25
(10:25) Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Segala sesuatu yang dijual di pasar daging boleh dimakan, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
Tanpa keberatan-keberatan hati nurani = berkenan.
Jadi, kalau tidak ada keberatan – keberatan pada hati nurani, daging apa saja yang di jual di pasar bebas untuk dimakan.

Lebih jauh kita baca ...
1 Korintus 10: 27-28
(10:27) Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
(10:28) Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Makanan-makanan yang tidak berkenan adalah persembahan berhala, termasuk keberatan-keberatan hati nurani. Janganlah itu dimakan, itu bukanlah persembahan yang berkenan kepada Tuhan.

Saya banyak memperhatikan anak-anak Tuhan mempersembahkan persembahannya, termasuk persembahan sepersepuluhnya dari hasil kejahatan, misalnya; dari hasil menjual rokok, hasil menjual minuman keras, hasil berjudi (togel), itu merupakan persembahan berhala, tidak berkenan kepada Tuhan.

Kita telah mengikuti tentang korban persembahan yang benar kepada Tuhan.
Namun supaya kita mampu mempersembahkan korban dan persembahan yang benar, yaitu persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan, segera kita memperhatikan ...
Roma 12: 2-3
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(12:3) Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

Supaya mampu mempersembahkan persembahan yang benar, ada dua larangan yang harus diperhatikan (dikerjakan);
YANG PERTAMA: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini
1 Yohanes 2: 15-16
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Ada tiga hal yang menyebabkan seseorang menjadi serupa dengan dunia;
1.    Keinginan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya
2.    Keinginan mata
3.    Keangkuhan hidup
Orang yang angkuh identik dengan dosa kesombongan.

Sebagai contoh;
1 Korintus 3: 3-4
(3:3) Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

Kalau seseorang menempatkan dirinya di dalam satu golongan, itu menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi.
Disini kita melihat manusia duniawi penuh dengan IRI HATI dan PERSELISIHAN, berarti suka membuat suatu perbedaan karena merasa lebih baik, lebih benar dari orang lain. Kemudian manusia duniawi hidup secara manusiawi; segala sesuatu dijalankan secara manusiawi, ibadah pelayanan dijalankan secara manusiawi, bukan dijalankan menurut caranya Tuhan, sehingga ibadah pelayanan identik dengan logika dan ilmiah manusia = menjalankan ibadah secara lahiriah, dengan cara, hal-hal yang lahiriah dirohanikan, sehingga seorang artis mengambil alih tugas seorang gembala dalam pemberitaan firman dan masih banyak lagi hal lahiriah dirohanikan.
Kalau menjalankan hidup secara manusiawi / manusia lahiriah; maka nantinya akan dikuasai oleh roh yang lain.

1 Yohanes 4: 2-5
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.

Antikris itu berasal dari dunia, sehingga mereka itu fasih sekali berbicara tentang hal-hal dunia, dan manusia duniawi suka mendengar tentang hal-hal dunia dari pada pemberitaan firman tentang salib Kristus, inilah roh antikris.
Kita patut bersyukur, karena di dalam kandang penggembalaan ini, kita bersama-sama digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = firman para nabi, firman nubuatan yang sifatnya mengoreksi, menyelidiki sampai menyucikan dosa untuk menjadikan seseorang murni.
Sesungguhnya, ketika seorang gembala sidang menyampaikan firman pengajaran mempelai, tidak ada kesempatan untuk memberitakan tentang hal-hal yang berasal dari dunia (tidak fasih berbicara tentang hal – hal duniawi), itu menunjukkan bahwa hamba Tuhan tersebut tidak dikuasai oleh roh antikris, sebab antikris itu berasal dari dunia, bukan dari Tuhan.
Kemudian, perlu untuk diketahui; jikalau seorang hamba Tuhan fasih berbicara tentang hal-hal duniawi, dalam pemberitaan firman lebih banyak berbicara tentang hal-hal duniawi dan berpikir secara manusiawi, saya tidak segan – segan untuk mengatakannya, bahwa ia adalah nabi-nabi palsu.

Sekarang kita melihat ...
Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Supaya kita mampu menghargai larangan yang pertama; janganlah menjadi serupa dengan dunia ini, maka yang harus kita perhatikan adalah MENGALAMI KEUBAHAN oleh karena pembaharuan budi.

Ibrani 10: 15-16
(10:15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,
(10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,

Setelah hukum Tuhan ditaruh/ditulis di dalam hati dan menuliskannya di dalam akal budi, maka Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka, sebab ketika firman Tuhan mendapat tempat dalam hati dan berkuasa atas akal budi, itu menunjukkan bahwa perjanian yang pertama telah dibatalkan, sebab perjanjian yang pertama telah dinajiskan oleh bangsa Israel, sehingga dengan demikian, Tuhan mengadakan perjanjian yang baru, Ia telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib untuk saya dan saudara.
Tanda ketika perjanjian yang baru telah dibuat; hukum itu ditulis di dalam hati dan pikiran, sehingga Tuhan tidak lagi mengingat dosa-dosa yang kita perbuat.

Ibrani 10: 17-18
(10:17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
(10:18) Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

Karena Tuhan telah mengadakan pendamaian dan dosa kita diampuni, maka tidak perlu lagi dipersembahkan korban kepada Tuhan oleh karena dosa, dengan kata lain tidak perlu mempersembahkan binatang (lembu, kambing domba) sebagai korban bakaran, korban sembelihan, korban penghapus dosa, dan untuk korban yang lain.

Yeremia 31: 33-34
(31:33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
(31:34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Dengan ditulisnya hukum di dalam hati dan di dalam batin (akal budi), maka seseorang tidak perlu lagi diajar untuk mengenali Allah, sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Tuhan, dengan kata lain dapat membedakan mana yang baik dan yang berkenan untuk Tuhan karena kita memiliki akal yang sehat, di mana akal itu telah dikuasai oleh hukum Tuhan/firman Tuhan.

Roma 12: 2
(12:2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Setelah mengetahui hukum Allah ditulis di dalam hati dan di dalam akal budi, maka seseorang dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, apa yang berkenan kepada Allah dan apa yang sempurna kepada Allah.
Kiranya, kalau kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, maka kita dapat mempersembahkan apa yang baik, berkenan dan sempurna kepada Allah.

Supaya mampu mempersembahkan persembahan yang benar, ada dua larangan yang harus diperhatikan;
YANG KEDUA: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan”
Jangan memikirkan yang di luar jangkauan manusia, berpikirlah sederhana, sedemikian rupa, sebagai orang-orang yang dipanggil dalam Tuhan.

SEDIKIT KESAKSIAN;
Sebelum saya terpanggil sebagai seorang hamba Tuhan, saya jauh dari kebenaran, tidak mengerti maksud Tuhan, jalan-jalan Tuhan di dalam hidup saya. Saya seringkali memikirkan apa yang tidak patut dipikirkan oleh manusia, sehingga menjadi penghayal-penghayal.
Dahulu saya mempunyai pemikiran; saya akan bekerja keras sekalipun tidak beribadah melayani, dengan kata lain jauh dari Tuhan. Dengan hasil dari kerja keras ini saya akan membangun hidupku, pertama-tama saya akan membeli sebidang tanah dan membangun rumah di atasnya, kemudian saya akan memperlengkapi diri dengan kendaraan motor, mobil dan mencukupkan diri dengan segala sesuatunya.
Tetapi sekarang, setelah terpanggil sebagai seorang hamba Tuhan, bahkan menerima jabatan sebagai gembala dalam kandang penggembalaan ini, pemikiran saya sederhana saja, saya hanya memikirkan ibadah dan pelayanan, tidak lebih, tidak kurang.
Justru sekarang, saya fokus memikirkan kemajuan ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan, itu saja, dengan kata lain memikirkan perkara-perkara rohani, perkara-perkara yang di atas, yang berasal dari sorga, supaya kita jangan dibuat bingung oleh karena pemikiran-pemikiran yang tidak wajar, kita dapat menjalankan hidup ini dengan santai bersama dengan Tuhan.
Jangan ambisi, jangan ngotot memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan!

Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Pikirkanlah perkara-perkara di atas, perkara-perkara sorgawi, bukan perkara-perkara di bawah/di bumi.
Pemikiran ini jangan didominasi oleh perkara-perkara lahiriah, yang di bawah, di bumi ini, tetapi biarlah kiranya kita menjadi satu dengan pemikiran Kristus Yesus. Setelah mengadakan penyucian dosa, Dia naik dan duduk di sebelah kanan Allah.

Matius 6: 33-34
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya = memikirkan perkara-perkara yang di atas.
Kalau kita mendahului itu, maka Tuhan akan menambahkan segala sesuatunya kepada saya dan saudara.
Oleh sebab itu, jangan kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan hari ini saja belum diselesaikan, lalu untuk apa kita memikirkan kesusahan hari esok, bukankah itu akan menambah beban semakin berat yang membuat seseorang semakin bingung/linglung, dan akhirnya kita tidak sanggup mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan, tidak fokus beribadah melayani kepada Tuhan.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Arti lain; Kalau kita sudah berada di hari esok, kesusahan kemarin (kesalahan kemarin) tidak perlu diingat dan jangan terulang lagi, sebab itu akan mempersulit diri sendiri.

Mari kita lihat suatu kisah yang menarik.
Lukas 13: 10-11, 16
(13:10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
(13:16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Seorang perempuan mengalami sakit bungkuk selama 18 tahun karena dirasuki roh, dan iapun berada di dalam Bait Allah.
Banyak orang mengalami seperti perempuan ini, berada dalam Bait Allah, beribadah dan melayani namun mengalami kebungkukan.
Jadi, kalau perempuan itu bungkuk selama 18 tahun, itu karena ada roh yang merasuki.
Pengertian bungkuk secara rohani adalah memandang/memikirkan perkara-perkara yang di bawah, tidak mampu memikirkan perkara-perkara yang di atas.

Amsal 12: 25
(12:25) Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.

Perlu untuk diketahui; “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang.”
Jadi, roh kuatir inilah yang merasuki sehingga perempuan itu bungkuk selama 18 tahun.
Kalau kita dipanggil di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan memberikan ibadah dan pelayanan, saya kira roh kekuatiran itu harus dilepaskan, untuk memikirkan perkara di atas.

2 Timotius 3: 1-4
(3:1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
(3:2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
(3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
(3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

18 macam dosa akhir zaman membungkukkan manusia, sehingga disebutlah masa yang sukar.
1
Mencintai dirinya sendiri
7
Tidak tahu berterima kasih
13
Garang
2
Menjadi hamba uang
8
Tidak mempedulikan agama
14
Tidak suka yang baik
3
Membual
9
Tidak tahu mengasihi
15
Suka mengkhianat
4
Menyombongkan diri
10
Tidak mau berdamai
16
Tidak berpikir panjang
5
Pemfitnah
11
Suka menjelekkan orang
17
Berlagak tahu
6
Berontak terhadap orang tua
12
Tidak dapat mengekang diri
18
Lebih menuruti hawa nafsu

2 Timotius 3: 5
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadahnya, tetapi sesungguhnya mereka dikuasai roh bungkuk, roh kekuatiran, dan firman Tuhan berkata: jauhilah roh bungkuk, tetapi saksikan kebenaran kepada orang yang dikuasai roh bungkuk, orang yang penuh dengan kekuatiran.

Saya tambahkan; kalau 18 dibagi 3 à tiga angka 6 = 666.
Jadi, suatu saat nanti orang yang penuh kekuatiran akan dikuasai / diinjak oleh antikris, sebab roh antikiris itu berbicara tentang perkara-perkara duniawi, yaitu roh jual beli.

Matius 6: 31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Di sini kita dihimbau supaya kita jangan kuatir soal makan, minum dan pakaian, sebab semua itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = bangsa-bangsa asing, bangsa lain.

Wahyu 11: 1-2
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Orang yang dikuasai roh bungkuk, roh kekuatiran, akan diinjak-injak oleh antikris selama 3,5 tahun (42 bulan), sebab orang yang dikuasai roh kekuatiran, tidak memikirkan perkara-perkara di atas, antara lain; Bait Suci Allah, mezbah, dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Sedangkan, kalau kita memikirkan perkara-perakara di atas, pasti kita memikirkan;
-      Bait Suci Allah, berarti; menjadi rumah Tuhan di dalam roh dan kesucian.
-      Mezbah à doa penyembahan.
-      Mereka yang beribadah di dalamnya = tekun dalam tiga macam ibadah utama.

Cara melepaskan diri dari roh yang menimbulkan kebungkukan/kekuatiran.
Lukas 13: 11-13
(13:11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
(13:12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
(13:13) Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.

Tuhan mengulurkan dua tangan-Nya kepada perempuan yang bungkuk selama 18 tahun, artinya; perempuan bungkuk tersebut menerima uluran dua tangan Tuhan sebagai tanda belas kasihan Tuhan.
Dua tangan Tuhan telah membentuk langit bumi dan segala isinya (alam semesta), dua tangan Tuhan mengangkat keterpurukan seperti Simon Petrus diangkat sehingga ia tidak tenggelam ke dasar keterpurukan.
Kemudian, dalam Yohanes 8 dikatakan; Tuhan membungkuk dua kali dan menulis dengan ujung jari-Nya ke tanah sebanyak dua kali.
Ketika Yesus membungkuk dan menulis di tanah dengan ujung jari-Nya sebanyak dua kali, itu adalah tanda kasih Tuhan kepada perempuan yang kedapatan berzinah di waktu pagi, sebab dengan membungkuknya Yesus maka perempuan yang kedapatan berzinah itu terlepas dari kematian karena hukum Taurat.
Itu sebabnya tadi saya katakan; dua tangan Tuhan adalah tanda belas kasihan Tuhan.

Yohanes 8: 5-8
(8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
(8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
(8:8) Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

Dua kali Tuhan membungkuk dan menulis di tanah dengan ujung jari-Nya untuk menolong perempuan yang kedapatan berzinah, untuk melepaskan perempuan itu dari kebinasaan.
Tuhan telah menanggung kebungkukan kita, supaya kita terlepas dari roh bungkuk, roh kekuatiran yang menguasai saya dan saudara, yang membuat kita tidak ada damai sejahtera dalam ibadah, tidak indah di hadapan Tuhan, tidak ada sukacita, bahkan tidak mampu mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan.

Setelah perempuan itu disembuhkan dari kebungkukkan ia berdiri tegak serta memuliakan Tuhan.
Sesungguhnya, kalau seseorang mengalami sakit bungkuk (dikuasai roh bunguk), tidak akan mampu mencapai dan menggapai apa-apa, tidak mendapatkan apa-apa. Oleh sebab itu ada peribahasa yang mengatakan; bagaikan si bungkuk merindukan bulan.

Tanda dibebaskan dari roh bungkuk/roh kekuatiran yang senantiasa memperhatikan perkara-perkara di bawah.
YANG PERTAMA.
Matius 6: 25-26
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Orang yang tidak kuatir soal makanan dan pakaian, mereka memandang burung-burung di udara.
Jangan lagi memandang perkara-perkara di bawah, perkara-perkara lahiriah yang tidak mampu menyelamatkan.
Burung di udara terbang tinggi di langit, berarti; terlepas dari daya tarik bumi, dengan kata lain bumi dengan segala perkara-perkara yang ada di dalamnya tidak lagi memiliki daya tarik.

Saya kutip perkataan Bpk. Pdt. Pong Dongalemba: jika kapal/pesawat terbang naik semakin tinggi, maka melihat ke bawah/perkara-perkara di bawah semuanya terlihat kecil.
Sebaliknya, kalau kita berada di bawah/selalu memandang perkara di bawah, yang di atas/perkara-perkara rohani menjadi kecil = tidak memikirkan perkara-perkara di atas di mana Yesus duduk di sebelah kanan Allah yang maha besar.

Perhatikanlah; kalau seseorang terlepas dari daya tarik bumi, sama seperti burung yang tidak menabur, tidak mengumpulkan makanannya di dalam lumbung, karena Tuhan memelihara burung-burung di udara.
Percayalah, kalau saya dan saudara terlepas dari daya tarik bumi, maka Tuhan yang memelihara saya dan saudara = hidup oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Memang, ketika kita memikul salib di tengah-tengah ibadah pelayanan, bagi orang dunia adalah suatu kebodohan, tetapi bagi kita, itu adalah hikmat dan kekuatan yang berasal dari Allah.

Kalau kita memandang burung di udara, itu menandakan bahwa hidup (nyawa) jauh lebih berarti dari pada soal makan dan minum = memikirkan keselamatan hidup.
Itu sebabnya pada ayat 27 dikatakan: “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Sehasta = ±45 cm.
Jadi, tidak seorangpun oleh karena kekuatiran dapat menambahkan sehasta jalan hidupnya, apalagi untuk memperoleh hidup yang kekal, berada dalam Kerajaan Sorga.
Yesuslah Jalan, Kebenaran dan hidup, percayalah!
Justru kalau kita di luar Tuhan, Daud berkata: maut itu selangkah dengan kita.

Awalnya, saya masuk sekolah Alkitab hanya untuk bertobat saja, tetapi setelah 3-4 bulan diproses, semuanya berubah, saya bulatkan tekat; harus menjadi hamba Tuhan, sebab saya tahu di luar Tuhan saya tidak dapat berbuat apa-apa.

Tanda dibebaskan dari roh bungkuk/roh kekuatiran yang senantiasa memperhatikan perkara-perkara di bawah.
YANG KEDUA.
Matius 6: 28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Memperhatikan bunga bakung di ladang.
Biarlah kita senantiasa memperhatikan ladang Tuhan sebab kita tumbuh dan hidup di ladang Tuhan.
Dahulu, sebelum terpanggil / di dalam Tuhan, kita hanya memperhatikan ladang dunia serta kemegahannya, sementara kalau kita sadar, itu merupakan tawaran dari iblis setan, sebab dunia ini berada di bawah kuasa si jahat, oleh sebab itu, jangan mudah tergoda dengan segala yang ditawarkan oleh iblis setan.
Tuhan tidak memperhatikan ladang dunia ini, dalam injil Matius 4, Yesus mampu mengalahkan iblis setan soal makanan, termasuk dua tawaran berikutnya, yaitu berada di tempat yang tinggi menunjukkan kedudukan, jabatan yang tinggi, kemudian iblis menawarkan kerajaan dunia, serta kemegahan-kemegahan yang ada di dalamnya. Namun Yesus menepis segala yang ditawarkan oleh iblis setan.

Jauh lebih baik kita memperhatikan ladang Tuhan yang disebut juga kebun anggur Tuhuan; sebab kebun/ladang anggur Tuhan itu dalam Yesaya 5, dicangkuli dan batu-batunya dibuang.
-    Dicangkuli = digarap dan dikerjakan supaya menjadi tanah yang subur, tanah yang baik, dan apabila benih ditaburkan di atas tanah yang baik, maka benih itu akan tumbah dan menghasilkan buah 30, 60, 100 kali lipat.
-      Batu-batunya dibuang, artinya; terlepas dari kekerasan hati = terlepas dari penyembahan berhala, sebab kekerasan hati adalah penyembahan berhala.

Sebetulnya, kalau kita berada di kebun/ladang Tuhan, kita sama seperti pohon ara yang berada di kebun anggur Tuhan; hidup dalam kemurahan Tuhan, sebab pohon ara yang berada di kebun anggur Tuhan mendapat kesempatan untuk menghasilkan buah, oleh sebab itu biarlah kita memperhatikan ladang Tuhan, bekerja, melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, menghargai kesempatan yang Tuhan berikan.

Bunga bakung di ladang; ia tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Sehelai kain adalah hasil pekerjaan dari orang-orang yang memintal, tetapi di sini kita perhatikan; bunga bakung di ladang tumbuh tanpa bekerja, tanpa memintal, sehingga kita perhatikan bunga bakung di ladang begitu indah, bahkan pakaian dari raja Salomo tidak seindah bunga bakung di ladang.
Kalau hidup tanpa bekerja dan tidak memintal, berarti hidup dalam kemurahan Tuhan karena kita memperhatikan ladang Tuhan, berarti; beribadah, bekerja, melayani  diladang Tuhan.

Kalau kita memperhatikan bunga bakung di ladang, itu menunjukkan bahwa tubuh lebih penting dari pada pakaian.
Saudaraku, jikalau tubuh lebih penting dari pakaian, secara otomatis kita akan mengingat Roma 12: 1, yang mengatakan; persembahkanlah tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.

Matius 6: 30
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Kalau Tuhan saja mendandani bunga bakung di ladang, lebih lagi saya dan saudara akan dipelihara, didandani oleh Tuhan.
Apa maksud semua ini?

Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Inilah yang kita idam-idamkan; menjadi mempelai wanita Tuhan, yang digambarkan seperti Yerusalem yang baru, kota yang kudus, yang turun dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Karena kita merindukan suatu kota, itulah kota yang kudus, Yerusalem baru, maka persembahan yang kita persembahkan adalah korban yang benar kepada Tuhan.
Kalau kita tidak punya tujuan hidup, maka kita tidak akan pernah bisa mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan, sehingga mau tidak mau Yesus harus hidup sebagai tukang pemurni untuk memurnikan bangsa Israel.
Dan akhirnya kita melihat; Yehuda dan Yerusalem mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan (Maleakhi 3:3).
Yerusalem adalah tempat kita beribadah melayani, sedangkan Yehuda à raja-raja = imamat rajani.
Berbicara raja itu berbicara imam-imam. Kita semua telah dipanggil dari kegelapan dan berada di dalam terangnya yang ajaib, untuk memberitakan perbuatan – perbuatan yang besar dari Allah, berarti menjadi  imamat rajani untuk mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Kalau Tuhan mengangkat kita setinggi-tingginya menjadi suatu kerajaan imam di atas muka bumi, itu adalah kemurahan Tuhan. Amen.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment