KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 25, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 16 MARET 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 16 MARET 2014

Tema:  JEMAAT DI SARDIS (dari Wahyu 3: 1-6)
            (Seri 08)

Subtema: MEMPELAI WANITA BERJALAN DENGAN MEMPELAI PRIA SURGA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diperkenankan untuk beribadah melayani Tuhan sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan. kiranya Tuhan mengindahkan saya dan saudara sekaligus korban yang kita persembahkan kepada Tuhan.

Setelah Yesus tampil duduk sebagai tukang pemurni untuk memurnikan bangsa Israel, maka Yerusalem dan Yehuda mempersembahkan korban dengan benar.
Memang sebaiknya kehidupan dari anak-anak Tuhan harus terlebih dahulu dimurnikan dari sanga perak supaya segala sesuatunya menjadi murni, mulai dari perkataan, sikap, sampai pelayanan murni di hadapan Tuhan, itulah yang menyenangkan hati Tuhan, sehingga apa yang kita persembahkan semua tidak menjadi sia-sia.
Seringkali ketika kita mengikuti kata hati, kita merasa apa yang kita persembahkan berkenan, tetapi sesungguhnya itu merupakan kesia-siaan.

Tiba saatnya untuk memperhatikan sidang jemaat di Sardis dari Wahyu 3: 1-6, namun kita hanya membaca ayat 4 saja.
Wahyu 3: 4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Ternyata di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, berarti mereka memperhatikan pakaian putih itu tetap bersih berkilau-kilauan, tidak ternodai, tidak tercemari.
Pakaian putih menjadi cemar, itu disebabkan oleh keinginan-keinginan terhadap dosa kejahatan dan dosa kenajisan, tetapi di Sardis, rupa-rupanya ada beberapa orang dari mereka yang tidak mecemarkan pakaian mereka, supaya tetap putih bersih berkilau-kilauan.
Di hari-hari terakhir ini tidak ada lagi kesempatan bagi kita hanya untuk mencari mujizat-mujizat semata, sebab Yesus tidak akan tampil sebagai raja kepada mereka, jikalau hanya menantikan mujizat-mujizat semata. Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga kepada hati yang telah disucikan, Ia akan bertakhta di hati yang suci.
Tanda – tanda heran /  mujizat - mujizat tidak akan membuat hati seseorang menjadi suci, tetapi kuasa firman membuat hati saya dan saudara menjadi suci.

Selanjutnya di sini dikatakan: “... mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih
Jadi, mereka yang tetap mempertahankan pakaiannya putih bersih berkilau-kilauan akan berjalan dengan Tuhan karena mereka layak untuk itu.

Pertanyaannya; SIAPAKAH MEREKA YANG LAYAK BERJALAN BERSAMA DENGAN TUHAN?
1 Petrus 2: 19-24
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Mereka adalah;
-      Mereka yang mengikuti jalan salib/perjalanan yang disertai dengan sengsara salib.
Yesus telah meninggalkan teladan bagi kita semua, untuk itulah saya dan saudara dipanggil supaya kita mengikuti jejak-Nya. Jejak yang ditinggalkan oleh Yesus dilumuri dengan darah.
Sengsara salib; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung adalah jalan yang harus kita tempuh = via dolorosa.
Kalau kita mengikuti jejak Kristus, maka tidak ada kesalahan yang didapati dalam diri kita, dan tidak sesat ke kiri atau ke kanan.
Oleh sebab itu, tidak boleh mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, ikuti saja tapak-tapak yang ditandai dengan darah supaya keadaan kita menjadi benar, seperti domba – domba yang tergembala, mendengar dan mengikuti gembala.

-      Mereka yang masuk dalam pengalaman kematian.
Pengalaman kematian itu tandanya;
1.    Tidak berbuat dosa
2.    Tipu tidak ada dalam mulut-Nya
3.    Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki = kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan.
4.    ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam melainkan menyerahkannya kepada Bapa.

Selanjutnya di sini dikatakan; “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran
setelah kita masuk dalam pengalaman kematian, maka kita hidup dalam kebenaran, sebab orang mati tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci, yang tidak baik, yang tidak benar, inilah orang yang layak berjalan bersama dengan Tuhan.

Kalau masuk dalam pengalaman kematian; daging tidak bersuara lagi, oleh sebab itu, jangan kompromi dengan suara daging yang adalah musuh dalam selimut.

1 Petrus 2: 25
(2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Setelah kita mengikuti jalan salib dan selanjutnya masuk dalam pengalaman kematian, di sini jelas sekali dikatakan: “... sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.” Yesus Kristus adalah Gembala Agung, Dialah Pemelihara jiwa.
Dahulu, sebelum mengikuti jejak Kristus disebut sebagai domba yang sesat, yang mengambil jalan masing-masing, mengikuti kata hati saja, tetapi setelah mengikuti jalan salib dan masuk dalam kematian, sekarang kita telah kembali kepada Gembala dan Pemelihara jiwa, yaitu Yesus Kristus, Gembala Agung.

Berbicara mengenai sengsara salib, memang tidak semudah membalikkan telapk tangan; mau menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dianiaya karena kebenaran, tetapi itu adalah jejak yang harus kita ikuti.
Kemudian, kalau berbicara mengenai pengalaman kematian; pengalaman kematian adalah pengalaman yang penuh dengan misteri, penuh liku-liku, unik dan tidak bisa diselami oleh manusia.
Oleh sebab itu, banyak orang yang tidak mau masuk dalam pengalaman kematian, padahal pengalaman kematian tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya tiga hari. Yang membuat seseorang sukar masuk dalam pengalaman kematian adalah pikiran dan perasaan daging, sehingga kalau seseorang mengikuti pikiran dan perasaan daging, di situlah terdapat banyak kesalahan, terlihat kelemahan-kelemahan daging.
Di dalam daging bertakhta harga diri, di dalam daging terdapat 15 macam dosa. Roh penurut tetapi daging itu lemah.
Oleh sebab itu, tadi saya katakan; untuk masuk dalam pengalaman kematian sebetulnya tidak lama, tetapi yang membuat sukar adalah pikiran dan perasaan daging.

Filipi 2: 5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Kalau kita menaruh pikiran dan perasaan di dalam Kristus Yesus, ujung-ujungnya kita taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Yesus datang ke bumi, melayani di bumi tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat, tetapi Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Di dalam kesetiaan inilah terlihat keberadaan Yesus, sebagai Anak, ia taat, dengar-dengaran, patuh pada ajaran yang benar.
Kalau Yesus melayani hanya sebatas mengadakan mujizat tetapi tidak taat sampai mati, berarti Ia tidak setia, tetapi di sini kita perhatikan; Ia taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.

Untuk menaruh pikiran dan perasaan di dalam Kristus Yesus, diawali dengan;
-      tidak mempertahankan milik sebagai hak yang harus dipertahankan
Seringkali kita mempertahankan milik yang bukan hak kita, tetapi di sini kita melihat Dia melepaskan segala sesuatunya, meninggalkan sorga dan takhta-Nya.

-      mengosongkan diri-Nya sendiri
berarti, tidak merasa diri bisa, tidak merasa hebat, tidak merasa mampu = tidak bermegah atas diri sendiri.
Kalau masih ada angka 1 di dalam diri seseorang, sekalipun itu nilainya kecil, tetapi dia masih bermegah walaupun sedikit. Tetapi kalau kosong, sama sekali tidak ada hal yang harus dibesar-besarkan, tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri hebat, dan sebagainya.

-      mengambil rupa seorang hamba
kalau kita mengambil rupa seorang hamba, pasti kita giat bekerja melayani Tuhan, giat beribadah, setia melayani Tuhan dan sebagainya, sebaliknya jikalau mengambil rupa sebagai seorang tuan, hanya bisa memerintah, bukan untuk diperintah seperti seorang hamba.
Jadi, kalau beribadah jangan hanya datang duduk lalu pulang. Kalau saudara mengambil rupa sebagai seorang hamba, selain setia beribadah tetapi juga setia melayani, apa yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah.

Dalam bahasa Yunani hamba = doulos, artinya; tidak ada hak atas diri sendiri, dia bekerja bukan untuk mencari untung, bukan untuk dilihat oleh orang lain, tanpa kepentingan – kepentingan pribadi.
Biarlah kita belajar untuk melayani Tuhan, mengambil rupa sebagai seorang hamba.

-      dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
Biarlah kita saling merendahkan diri satu dengan yang lain di bawah tangan Tuhan yang kuat.
Ketika seseorang berada di bawah tangan Tuhan yang kuat tidak akan bisa meninggikan diri, oleh sebab itu biarlah kita pasrah saja di bawah tangan Tuhan yang kuat.
Merendahkan diri berarti dimulai dari perkataannya selalu di bawah, sikapnya selalu menunjukkan rendah, tingkah laku, cara berpikir selalu di bawah, semuanya tidak dibuat-buat melainkan murni.
Kalau kita berada di dalam Tuhan, berarti berada di bawah tangan Tuhan yang kuat, sehingga kalau ada keinginan mencoba-coba untuk meninggikan diri, itu akan menyusahi diri sendiri, sebab ketika seseorang berusaha melawan dua tangan Tuhan yang kuat, akan terjadi gejolak yang hebat.

Pertanyaannya; apakah saya dan saudara mau menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus?
Biarlah kiranya kita memperhatikan firman ini dengan baik.

Amsal 30: 18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:
(30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

Ketika kita berjalan bersama dengan Tuhan, akan membuat kita terheran-heran dan banyak hal yang tidak dapat kita pahami, sebagaimana Raja Salomo tidak memahami banyak hal, sehingga ia berkata: Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti
Memang, ketika kita mengikuti / berjalan bersama dengan Tuhan, mengikuti jejak yang ditandai dengan darah, banyak hal yang tidak kita pahami, sebab ini semua bukan pengalaman manusia, ini merupakan pengalaman Yesus yang ditinggalkan bagi kita, sehingga ketika kita berjalan bersama dengan Tuhan, unik dan tidak terselami oleh akal manusia.

Sedikit kesaksian.
Yang dialami oleh orang tua kami pada minggu yang lalu, dimana rumahnya di tabrak oleh sepeda motor sehingga rolling door dan semua bagian dalamnya hancur berantakan. Hal ini terjadi atas seizin Tuhan sebagai sengsara salib dalam pengalaman kematian. Secara logika ini tidak masuk akal. Tetapi ternyata Tuhan punya maksud dan rencana yang baik, sebab di balik itu semua ada sesuatu yang Tuhan nyatakan, sebab lewat kejadian itu seorang ibu datang dan langsung berbincang – bincang dengan orang tua kami dan waktu itu saya ada disana. Ternyata ibu tersebut adalah orang tua angkat dari yang menabrak rumah orang tua kami. Kemudian, pada kesempatan itu ia memberikan kaset VCD berisi kesaksian seorang anak Tuhan dari Amerika latin dan kesaksian itu mejadi berkat buat saya dan sidang jemaat tentunya.

Pengalaman kematian memang sangat unik, tidak terselami oleh akal pikiran manusia. Sebab penuh dengan misteri. Sungguh mengherankan dan betul - betul tak terpahami.

Banyak perkara yang tak dapat dimengerti, hanya Roh Kudus  dan pembukaan rahasia firman Tuhan yang mampu memberi pengertian-pengertian yang tidak dapat diselami oleh manusia.
Seperti yang dialami oleh Salomo, itu sebabnya ia berkata: “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti”, dan itu juga merupakan jalan Yesus dengan 4  sifat-Nya, antara lain;
1.    JALAN RAJAWALI DI UDARA
Rajawali à Yesus Kristus sebagai seorang RAJA.
Rajawali adalah gambaran dari kekuatan seorang raja, seorang pemimpin yang bisa diteladani.

Yesaya 40: 31
(40:29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
(40:30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
(40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Yesus Kristus, Dia adalah Raja di atas segala raja, Dia raja yang berkuasa dan memberi kekuatan kepada saya dan saudara, untuk tetap setia menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua sebagai raja dan Mempelai Pria surga, di dalam kemuliaan-Nya.
Dalam pengikutan kita, biarlah semakin hari semakin kuat di dalam Tuhan, tidak mudah putus asa dan kecewa seperti teruna-teruna dan anak-anak dara,  sebagai gambaran dari kerohanian yang masih anak – anak, belum dewasa secara rohani, tidak mempunyai kekuatan, mereka menjadi lelah dan lesu, mereka akan tersandung.
Kalau semakin hari kita semakin didewasakan oleh firman Tuhan, otomatis pengikutan kita semakin kuat untuk menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua. Kalau tidak, setan yang disebut dengan ular naga merah padam, berusaha menjatuhkan mereka yang belum dewasa rohani.
Dalam kitab Kejadian setan sebutannya hanya sebatas ular, sedangkan di dalam kitab Wahyu (kitab terakhir)  disebut ular naga merah padam, artinya; iblis setan semakin kuat dan semakin mengerti untuk menjatuhkan anak – anak Tuhan dalam berbagai – bagai dosa.
Ini adalah hari-hari terakhir, jadi janganlah saudara merasa aman dan damai.

Kalau di hari-hari terakhir ini kita hanya menerima pemberitaan firman tentang berkat saja, atau ibadah hanya menantikan mujizat saja, apakah itu mampu menyelamatkan saya dan saudara?
Dalam Wahyu 6:15 dikatakan, “Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
Kalau bukan pemberitaan firman tentang salib, apa yang akan membuat saudara kuat menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Oleh sebab itu, berikan diri didewasakan oleh firman pengajaran mempelai, supaya kita menjadi kuat dalam menantikan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Terimalah setiap firman, setiap ayat, setiap pasal, untuk membawa kita dekat dengan Tuhan, dengan segala kerendahan hati, seperti Maria mengambil posisi yang terbaik, duduk di bawah kaki Tuhan untuk mendengarkan firman Tuhan.

2.    JALAN ULAR DI ATAS CADAS
Berjalan di atas cadas/batu-batuan yang keras, artinya; perjalanan salib, perjalanan yang ditandai dengan aniaya karena firman = menderita bukan karena pukulan, bukan karena kesalahan.
Perjalanan Yesus sebagai manusia dengan sengsara salib-Nya digambarkan seperti ular berjalan di atas cadas.

Saudara bisa bayangkan; kalau ular berjalan di jalan raya, maka ia akan habis remuk karena terlindas, itu sebabnya ia berjalan di atas cadas, demikian juga dengan saya dan saudara, biarlah kita berjalan di atas korban Kristus, maka itu akan membuat kita kuat.

Filipi 1: 29-30
(1:29) Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
(1:30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

Perjalanan salib bersama dengan Yesus ada wujud dan kenyataan yang dapat dilihat dan didengar.
Jadi, tidak cukup hanya sebatas percaya.

Kalau saya mendengar seorang anak Tuhan dengan kemajuan rohani yang dia capai, sebagai seorang gembala saya berbangga, oleh sebab itu, sebagai seorang Kristen harus berjuang, harus ada wujud yang dapat dilihat mata dan dapat didengar.
Saya tidak bisa memantau sidang jemaat setiap hari, tetapi sekali waktu, jika ada seorang jemaat yang berjuang memikul salibnya, wujudnya dapat dilihat dan didengar.

Namun ada tantangan ketika kita berjuang untuk tetap memikul salib Kristus, yaitu; AJARAN-AJARAN YANG MAU MENYINGKIRKAN SALIB KRISTUS.
Matius 16: 21-22
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Mampu menerima dan mendengar pemberitaan firman tentang salib Kristus merupakan syarat-syarat mutlak untuk menjadi pengikut Kristus, tetapi Simon Petrus menggunakan logika; ketika Yesus memberitakan pemberitaan tentang salib, Simon Petrus menarik Yesus dan berkata: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” = menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus adalah ajaran setan.
Jadi kalau di tengah-tengah ibadah hanya berorientasi pada mujizat-mujizat, itu adalah ajaran setan.

Orang yang menikmati pemberitaan firman tentang salib Kristus; dia menikmati setiap tegoran, menikmati setiap firman yang menyucikan hati nurani yang jahat.
Berarti menolak pemberitaan firman tentang salib = menolak penyucian atas dosa, itu sebabnya dengan tegas Yesus berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis.

Perlu untuk diketahui, kalau menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus menjadi batu sandungan, sebab ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.
Saudaraku, bagi orang Yahudi pemberitaan firman tentang salib adalah batu sandungan, karena mereka tidak hidup di dalamnya. Bagi orang Yunani pemberitaan firman tetang salib adalah suatu kebodohan karena mereka beribadah hanya untuk mencari hikmat.
Lihat saja, orang yang tidak mau dosanya disucikan, pasti menjadi batu sandungan dalam pembangunan tubuh Kristus, menjadi penghalang, dia hanya memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia.

Banyak perkara yang tidak dapat dimengerti oleh manusia, hanya Roh Kudus dan pembukaan rahasia firman yang memberi kemampuan dan pengertian pada saya dan saudara.
Padahal kita mengenal Salomo, yang memiliki hikmat begitu dalam, tetapi tetap saja dia berkata: “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti.
Oleh sebab itu, setia saja, maka Roh Kudus dan pembukaan rahasia firman akan menyingkapkan segala sesuatunya.
Jangan tolak ketika saudara mengalami penyucian dosa malam hari ini, dan jangan bangga hanya menerima pemberitaan firman tentang berkat dan hanya mujizat - mujizat.

3.    JALAN KAPAL DI TENGAH-TENGAH LAUT
Perjalanan Yesus sebagai seorang hamba seperti kapal di tengah-tengah lautan yang berlayar mengarungi lautan.
Ketika kapal mengarungi lautan, maka kapal harus menghadapi angin ribut dan gelombang laut, tetapi sebagai seorang hamba, itu harus dilalui.
Sebagai seorang hamba yang digambarkan seperti kapal yang sedang berlayar di tengah lautan, harus menggunakan petunjuk-petunjuk sorgawi, sebab di lautan tidak terdapat petunjuk-petunjuk jalan, tidak terdapat nama-nama jalan.
Oleh sebab itu, kapal yang sedang berlayar di tengah lautan harus mengikuti petunjuk sorgawi, demikianlah Tuhan Yesus, sebagai seorang hamba yang turun dari sorga, bagaikan kapal yang berlayar yang membawa muatan-muatan sorgawi, penuh dengan harta sorgawi untuk mencari pelabuhan hati.
Dan pada saat tiba di pelabuhan hati, Ia akan membongkar muatan yang ada untuk ditaruh pada pelabuhan hati, itulah firman Allah. Jadilah pelabuhan hati yang terbuka untuk harta sorgawi, yaitu firman Allah.
Buka hati selebar-lebarnya untuk muatan sorgawi, yaitu firman Allah, jadilah pelabuhan hati / syahbandar yang baik untuk muatan sorgawi, yaitu firman Allah, supaya kita kaya karena diperkaya oleh harta rohani, supaya tidak kikir untuk pekerjaan Tuhan, tidak kikir untuk mempersembahkan apa saja yang dapat dipersembahkan kepada Tuhan.

4.    JALAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN SEORANG GADIS
Dari sejak semula, hal itu telah terjadi. Setelah Tuhan membentuk Adam dari debu tanah, selanjutnya Tuhan melihat bahwa Adam seorang diri, maka Allah Tritunggal berbicara; marilah kita membangun seorang penolong kepada Adam.
Awalnya Adam memanggil semua binatang dan memberikan nama satu per satu, namun dari antara semua jenis binatang, tidak ada yang layak untuk menjadi penolong, mendampingi Adam.
Adam tidak dapat berjalan dengan seekor binatang, demikian juga Yesus Kristus sebagai mempelai Pria Sorga tidak layak berjalan dengan seekor binatang.
Manusia tanpa roh = binatang. Juga manusia yang tidak memiliki akal budi disebut binatang, itulah nabi-nabi palsu.
Kalau hukum itu ditulis dalam hati / batin, dan akal budi, pasti ia memiliki akal yang sehat, sehingga terjadi pembaharuan budi; ia tahu mana yang baik dan tahu apa yang berkenan dan yang sempurna bagi Tuhan

Kesimpulannya;
Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga, berjalan bersama dengan mempelai perempuan-Nya, yang di awali;
-      Jalan rajawali di udara menunjuk kepada Yesus adalah Raja yang memiliki kekuatan
-      Jalan ular di atas cadas menunjuk kepada sengsara Yesus sebagai manusia
-      Jalan kapal di tengah – tengah laut menunjuk kepada Yesus sebagai hamba ditengah – tengah pelayanan-Nya

Mari kita lihat; MEMPELAI PEREMPUAN
2 Korintus 11: 2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Mempelai wanita Tuhan disebut perawan suci, seperti pernyataan rasul paulus.
Berbicara perawan berbicara kehidupan yang suci. Berarti perawan suci; suci di atas suci.
Dengan orang yang seperti inilah Yesus tampil sebagai mempelai laki-laki sorga yang akan berjalan bersama-sama dengan mempelai wanita-Nya, yang disebut perawan suci.

Salomo telah menuliskannya kepada kita semua. Begitu dalamnya hikmat dan wahyu yang Tuhan berikan malam hari ini. Kita harus memberi penghargaan setinggi - tingginya atas pernyataan - pernyataan Tuhan bagi kita, Dia begitu mulia dan sempurna, sedangkan kita hina dan rendah, namun Ia menghampiri dan menjamah setiap kita malam ini, untuk memulihkan segala sesuatunya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment