KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 16, 2014

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 MARET 2014

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 MARET 2014

Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 70)                                         

Subtema: MENGAMBIL BAGIAN YANG TERBAIK YANG TIDAK AKAN DIAMBIL DARI PADANYA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kita bersyukur, karena kita beribadah di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, rumah Allah Yakub, dan di hari-hari terakhir nanti orang akan berduyun-duyun menuju ke gunung Sion.

Kita kembali memperhatikan PRIBADI YUSUF dari kitab Kejadian 37, secara khusus malam ini kita memperhatikan ayat 33-35.
Kejadian 37: 33-35
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."
(37:34) Dan Yakub mengoyakkan jubahnya, lalu mengenakan kain kabung pada pinggangnya dan berkabunglah ia berhari-hari lamanya karena anaknya itu.
(37:35) Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.

YAKUB BERKABUNG setelah ia memeriksa jubah Yusuf, jubah yang maha indah, di mana jubah Yusuf itu telah dicelup dalam darah.
Kemudian, oleh karena perkabungan itu, YAKUB MENGOYAKKAN JUBAHNYA.

Kita lihat sejenak mengenai; JUBAH.
Keluaran 28: 1-4
(28:1) "Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku -- Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:3) Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagi-Ku.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Jubah adalah pakaian dari seseorang yang memegang jabatan imam.
Jubah adalah pakaian kudus, disebut juga perhiasan kemuliaan.

Jadi, seorang imam akan berwibawa kalau ia memakai/mengenakan jubah. Oleh sebab itu, biarlah anak-anak Tuhan, terlebih yang mengambil bagian dalam pelayanan tetap setia beribadah dan melayani Tuhan, sebab itu merupakan pakaian kudus, dan juga perhiasan kemuliaan bagi Tuhan.
Kalau kita bandingkan dengan pemuda remaja yang ada di luaran sana, yang tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, sikap hidup mereka tidak karuan, tidak berwibawa di hadapan Tuhan, hidup tidak ada aturan, tidak punya sopan santun, tidak ada etika di hadapan Tuhan.

Jadi, oleh karena perkabungan Yusuf, ia pun MENGOYAKKAN JUBAHNYA.
Jubah yang koyak telah saya sampaikan beberapa waktu yang lalu, yang dikaitkan dengan raja Saul; ketika ia memegang punca jubah nabi Samuel, dan terkoyak. Pada saat itu juga, nabi Samuel berkata: “TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu
Berbicara raja à imam-imam = imamat rajani. Jadi memang, seperti yang telah saya sampaikan tadi; kalau jubah itu terkoyak, maka kehidupan seseorang tidak akan menarik, tidak akan berwibawa di hadapan Tuhan, dan kalau kita perhatikan akhir dari pada perjalanan hidup raja Saul terpisah dari Tuhan dan akhirnya ia binasa.

Kita kembali melihat ...
Kejadian 37: 35
(37:35) Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: "Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!" Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.

Ketika Yakub berkabung, ia tidak mau dihibur oleh semua anak-anaknya, demikianlah YAKUB MENANGISI YUSUF.

Kejadian 37: 3
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.

Jelas sekali di sini terlihat, bahwa Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sehingga ketika Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya, Yakub menangisi Yusuf, ia merasa kehilangan atas anak yang paling dikasihinya.

Bandingkan ketika YESUS MENANGIS.
Yohanes 11: 33-36
(11:33) Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata:
(11:34) "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
(11:35) Maka menangislah Yesus.
(11:36) Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"

Ketika Yesus melihat Maria menangis, maka masygullah hati Yesus, artinya; Yesus sangat terharu.
Yesus menangis melihat Maria bukan karena perkara-perkara lahiriah, bukan karena yang lain, melainkan Yesus menangis karena Yesus sangat mengasihi Maria dan saudara-saudaranya, tepat seperti yang dikatakan orang-orang banyak di situ: “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!

Lebih rinci kita melihat; KASIH YESUS KEPADA TIGA BERSAUDARA TERSEBUT.
Yohanes 11: 5
(11:5) Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

Yesus memang mengasihi Marta, Maria dan Lazarus.
Perkataan “memang”  menunjukkan bahwa kasih Yesus atas tiga bersaudara ini tidak diragukan lagi.

Mari kita perhatikan; ALASAN YESUS MENGASIHI MARTA, MARIA DAN LAZARUS.
YANG KEDUA.
Alasan Yesus mengasihi Maria.
Yohanes 11: 32
(11:32) Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

Setibanya Maria di tempat Yesus berada, tersungkurlah Maria di depan kaki Yesus.
Setelah ia tersungkur, selanjutnya Maria berkata kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”, artinya; ketika Maria berbicara kepada Yesus itu merupakan perkataan permohonan dan pengaduan, bukan suatu tuntutan, sebab ketika ia berbicara, terlebih dahulu ia mengambil sikap rendah di bawah kaki Tuhan.

Sebaiknya memang, kalau kehidupan muda remaja berbicara terlebih dahulu dengan sikap merendahkan diri.
Kalau seandainya Maria langsung berbicara kepada Yesus, tanpa terlebih dahulu merendahkan diri, maka perkataan itu merupakan tuntutan.
Saudaraku, malam hari ini kita harus memusatkan perhatian kita kepada sikap Maria ini, supaya kita juga mengikuti telandannya, sehingga perkataan-perkataan yang keluar dari mulut selalu berada di bawah.

Sekarang, kita bandingkan dengan Marta.
Yohanes 11: 20-21
(11:20) Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah.
(11:21) Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya, selanjutnya kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”, sama seperti apa yang dikatakan oleh Maria, namun yang menjadi perbedaannya;
-      sebelum Maria mengungkapkan isi hatinya, terlebih dahulu ia tersungkur di depan kaki Yesus, merendahkan diri serendah-rendahnya,
-      sedangkan Marta langsung mengungkapkan isi hatinya tanpa didahului dengan merendahkan dirinya di bawah kaki Yesus.
Perkataan/pernyataan dari Marta kepada Yesus itu merupakan tuntutan, Marta menuntut Yesus atas kematian Lazarus.
Seandainya ia terlebih dahulu merendahkan diri di depan kaki Yesus dan selanjutnya ia berbicara kepada Yesus, itu merupakan permohonan, tetapi di sini kita tidak melihat bahwa Marta merendahkan diri di bawah kaki Yesus, melainkan ia langsung berbicara ketika ia menemui Yesus.
Memang orang yang tidak mau merendahkan diri seringkali, bahkan suka menuntut.

Kita lihat PERISTIWA LAIN antara MARIA dan MARTA.
Lukas 10: 38-39
(10:38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

Ketika Yesus berada di kampung Betania, kampung Marta, Maria dan Lazarus, Maria langsung duduk dekat kaki Tuhan, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, dan selanjutnya ia terus mendengarkan perkataan-perkataan Yesus.
Kelebihan orang yang mau merendahkan diri; mampu untuk mendengarkan firman Tuhan = dengar-dengaran.
Jadi, untuk mendengarkan firman Tuhan, pertama-tama kita harus merendahkan diri serendah-rendahnya, supaya kita dapat memahami maksud/rencana Tuhan. kalau kita beribadah namun tidak membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan, maka ibadah itu akan sia-sia, tidak mengandung kuasa dan janji.

Kembali saya katakan; orang yang mendengar firman Tuhan, harus terlebih dahulu mengambil sikap rendah di bawah kaki Tuhan, itulah sikap yang baik saat mendengar firman Tuhan.

Yesaya 55: 11
(55:11) demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Yesus adalah firman Tuhan, sedangkan firman Tuhan yang didengar oleh Maria tidak pernah gagal.
-      Firman itu akan melaksanakan apa saja yang dikehendaki oleh Tuhan
-      Firman itu akan berhasil dalam apa saja yang disuruhkan oleh Tuhan.
Jadi, firman itu tidak pernah gagal, melainkan terlaksana dan berhasil.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya firman Tuhan yang kita terima pada malam hari ini sampai mendarah daging karena kita mau menghargai firman Tuhan dengan cara mengambil sikap rendah di kaki Tuhan.

Kelebihan orang yang merendahkan diri.
Matius 24: 32
(24:32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.

Kerendahan hati itu merupakan bagian dari kelemah-lembutan.
Jadi, ketika seseorang merendahkan diri saat mendengar firman Tuhan, dia mudah sekali dibentuk oleh firman Tuhan, sama seperti ranting-ranting yang lembut mudah sekali dibentuk.

Ranting-ranting yang melembut itulah pribadi Yesus Kristus, yang disebut juga Tunas Daud, Dia adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Berbeda dengan pokok; ia susah sekali dibentuk, karena begitu kerasnya.
Kemudian, mereka yang mudah dibentuk oleh kuasa firman, Kerajaan Sorga dekat sekali dengan mereka, dengan kata lain Allah bertakhta di hati orang yang lemah lembut dan rendah hati, dan itu merupakan kasih Allah, kasih karunia.
Sebab di sini dikatakan; “Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Musim panas à kehangatan kasih Allah/takhta Allah.

Kalau kita dibentuk oleh kuasa firman Tuhan, maka firman itu berhasil dan terlaksana dalam kehidupan saya dan saudara.
Dalam Roma 4: 17 dikatakan; firman Tuhan berkuasa menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali.
Kalau orang kaya mengadakan yang tidak ada menjadi ada, itu bukanlah keheranan, karena bisa saja ia mengadakannya dengan uangnya. Berbanding terbalik jika firman Tuhan berkuasa atas anak-anak Tuhan; firmanlah yang berkuasa menciptakan segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Sekarang kita bandingkan dari sisi Marta.
Lukas 10: 40
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

MARTA SIBUK SEKALI MELAYANI, lebih menyibukkan diri dengan perkara-perkara lahiriah, dari pada membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan untuk mendengar firman Tuhan.
Padahal yang menyongsong kedatangan Yesus dan murid-murid-Nya ketika tiba di kampung Betania adalah Marta, bukan Maria, tetapi justru yang merendahkan diri di bawah kaki Yesus adalah Maria, sedangkan Marta sibuk sekali melayani, sibuk dengan perkara-perkara lahiriah, perkara-perkara yang ada di atas muka bumi ini.
Tidak ada artinya kita seolah-olah menyongsong kedatangan Tuhan, tetapi sibuk dengan segala perkara-perkara lahiriah dan tidak mengambil sikap rendah di bawah kaki Tuhan untuk mendengarkan firman Tuhan, mendengar apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Sebetulnya ini adalah sikap yang keliru menjelang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, yang tidak lama lagi akan datang sebagai Raja dan mempelai Pria Sorga.

Selanjutnya, Marta menuntut Yesus, itu sebabnya ketika ia mendekati Yesus, ia berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.
Kalau tidak mau merendahkan diri untuk mendengar firman Tuhan, maka orang yang semacam ini suka menuntut, selanjutnya mempersalahkan Tuhan dan sesama, bahkan mengajari Yesus.

Namun, mari kita lihat JAWAB YESUS KEPADA MARTA.
Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Jawab Yesus: “Marta, Marta, engkau KUATIR dan menyusahkan diri dengan banyak perkara
Jadi, kalau seseorang menyibukkan diri dengan perkara-perkara lahiriah, itu menandakan bahwa ia penuh dengan kekuatiran.

Mari kita lihat; KEKUATIRAN.
Matius 6: 31-33
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Orang yang penuh dengan kekuatiran hanya memikirkan perkara-perkara lahiriah, yaitu soal makan, minum dan pakaian = soal penghidupan-penghidupan semata, hanya itu saja, tidak lebih tidak kurang.
Orang yang semacam ini digambarkan seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = bangsa-bangsa lain, yaitu antikris.

Wahyu 13: 16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Roh antikris adalah roh jual beli, sehingga mereka yang menerima cap meterai dari antikris, yaitu 666, di dahi atau di tangan kanan, mereka itulah yang berhak bebas untuk membeli dan menjual.
Jadi, kesimpulannya; kalau hanya memikirkan perkara-perkara lahiriah, berarti ia sedang dikuasai roh antikris, yaitu roh jual beli.
Roh antikris ini tidak akan menguasai kita, asal saja tidak sibuk dengan segala perkara-perkara lahiriah.

Matius 6: 33-34
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Oleh sebab itu, terlebih dahulu MENCARI KERAJAAN ALLAH dan KEBENARANNYA, seperti Maria merendahkan diri di bawah kaki Tuhan dan terus mendengarkan firman Tuhan, maka semuanya akan ditambahkan oleh Tuhan.
Ditambahkan, berarti; menutupi segala kekurangan-kekurangan, baik kekurangan jasmani maupun kekurangan secara rohani, sesuai dengan firman Tuhan: “janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari

Pada ayat 25-28, Tuhan menghendaki supaya kita belajar terhadap 2 hal;
1.    Memandang burung-burung di udara
Burung-burung yang terbang tinggi di langit, itu menunjukkan bahwa ia terlepas dari daya tarik bumi, segala perkara lahiriah tidak lagi menarik bagi mereka.
2.    Memperhatikan bunga bakung di ladang
Berarti, memperhatikan ladang Tuhan, berada di ladang Tuhan, beribadah melayani Tuhan, bekerja di ladang Tuhan, itulah yang dimaksud dengan memperhatikan bunga bakung di ladang.

Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Orang yang menyibukkan diri dengan segala perkara lahiriah adalah orang yang menyusahkan diri dengan banyak perkara.
Seharusnya, seperti yang tertulis dalam Matius 6: 34, “kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri”

Selanjutnya Tuhan berkata kepada Marta ...
Lukas 10: 42
(10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Hanya satu saja yang perlu; DUDUK DEKAT KAKI TUHAN dan TERUS MENDENGAR FIRMAN TUHAN, itulah bagian yang terbaik yang tidak akan diambil dari padanya.

Ketika Yesus selesai mengadakan penyucian dosa, Ia naik dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Allah Maha Besar, di dalam kerajaan yang kekal, posisi yang sifatnya kekal, yang tidak bisa diganggung gugat oleh siapapun.
Itu sebabnya berulang kali saya katakan; dengar-dengaran dan mengikuti gembala itu jauh lebih baik dari pada melakukan banyak pekerjaan namun tidak mendengar dan tidak mengikuti gembala.
Sayang sekali apabila kita mengerahkan tenaga, pikiran, uang namun tidak berarti di hadapan Tuhan, hanya karena tidak dengar-dengaran, oleh sebab itu, belajarlah untuk mengambil posisi/bagian yang terbaik, seperti Maria.

Kesimpulannya;
-      Dari sisi MARIA.
Maria memiliki kelebihan, antara lain;
1.    Memiliki roh seorang murid, berarti; dengar-dengaran.
2.    Memiliki roh sebagai hamba yang mau merendahkan diri serendah-rendahnya.
Kedua roh ini penting untuk kita miliki menjelang kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Sekali lagi saya katakan; jadilah Maria Maria di akhir zaman yang memiliki kelebihan yang luar biasa.

-      Dari sisi MARTA.
Marta tidak memiliki kelebihan-kelebihan seperti kelebihan yang dimiliki oleh Maria, dia hanya terlihat sibuk melayani tetapi sebetulnya dia bukanlah pelayan-pelayan roh; kelihatannya hidup padahal mati, itulah Marta, karena Marta lebih mengutamakan perkara-perkara lahiriah dari pada perkara-perkara rohani.
Sesungguhnya kalau kita menjalankan ibadah secara lahiriah itu menunjukkan bahwa seseorang masih berada di bawah hukum Taurat, tidak hidup di dalam kasih karunia karena persembahannya bersifat lahiriah.
Kalau seseorang terus menerus menjalankan ibadah secara lahiriah maka menambah dosa kenajisan (Matius 11).
Jadi, jangan heran kalau seseorang melayani Tuhan namun masih tetap dikuasai oleh roh kenajisan karena ia masih menjalankan ibadah secara lahiriah/liturgis.

Setelah kita mengambil kesimpulan antara Maria dan Marta, kita kembali memperhatikan ...
Ciri-ciri orang yang tidak mau merendahkan diri saat mendengarkan firman Tuhan.
Yohanes 11: 22-23
(11:22) Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
(11:23) Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."

Marta berkata: “ ... AKU TAHU, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya”, selanjutnya kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit
Yesus mengatakan ini untuk meyakinkan Marta bahwa Lazarus tidak mati, ia akan bangkit dari kematian pada saat itu juga.

Kita akan mengutip dua kata dari Marta, yaitu: “AKU TAHU”, menunjukkan bahwa Marta sok tahu/berlagak tahu.
Orang yang sok tahu/berlagak tahu sebetulnya tidak tahu apa-apa, ini adalah ciri-ciri orang yang tidak mau merendahkan diri saat mendengarkan firman.
Orang yang berlagak tahu lebih banyak mengajar, mengajar dan mengajar, berbeda dengan orang yang mau merendahkan diri, ia lebih banyak berdiam diri mendengar firman Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan menempatkan hidup kita masing-masing sesuai dengan tatanan yang sudah Tuhan tentukan, oleh sebab itu biarlah kita menempatkan diri sesuai dengan tatanan yang sudah Tuhan tentukan, biarlah kita belajar untuk mendengar bukan mengajar.

Kalau kita banyak mendengar, maka kita akan banyak diberkati, sebab firman itu berkuasa, tidak pernah gagal, berhasil dan terlaksana, menciptakan yang tidak ada menjadi ada, karena kebenaran iman itu adalah; apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibrani 11: 3)
Tetapi di sini kita melihat Marta berlagak tahu karena ia tidak mau merendahkan diri dan tidak mau mendengarkan firman Tuhan, tidak mau merendahkan diri sesuai dengan tatanan yang Tuhan tentukan.

Mari kita lihat ORANG YANG BERLAGAK TAHU.
2 Timotius 3: 4
(3:4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Sok tahu/berlagak tahu adalah salah satu dari 18 dosa akhir zaman.
Berlagak tahu diawali dari “tidak berpikir panjang”, dan diakhiri dengan “lebih menuruti suara daging dari pada mendengarkan firman Tuhan”, inilah ciri-ciri orang yang tidak mau merendahkan diri saat mendengar firman Tuhan.

Yohanes 11: 24-25
(11:24) Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
(11:25) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Untuk yang kedua kalinya Marta berkata: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman”, tetapi jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati
Di sini kita melihat, pengertian dari pada Marta terhadap pernyataan Yesus tidaklah sama.
Pengertian Marta adalah bahwa Lazarus bangkit pada waktu kebangkitan yang kedua, tetapi maksud Yesus adalah barangsiapa percaya kepadanya ia akan hidup saat itu juga.
Berarti orang yang berlagak tahu tidak memahami kuasa Tuhan dan sesungguhnya dia tidak percaya kepada kuasa Tuhan.
Saudaraku, adalah suatu kerugian yang besar kalau kita tidak mau merendahkan diri saat mendengar firman, suatu kerugian kalau kita berlagak tahu, lebih banyak mengajar dari pada mendengar.

Yohanes 11: 26-27
(11:26) dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
(11:27) Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Selanjutnya Yesus berkata: setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Nya tidak akan mati selama-lamanya, kemudian Yesus bertanya kepada Marta: “Percayakah engkau akan hal ini?
Tetapi Marta kembali berbicara tentang kedatangan Tuhan, sedangkan Yesus berbicara tentang hari itu, jadi jelas sekali bahwa Marta tidak memiliki kebenaran iman.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang tidak kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11: 1)

Yohanes 11: 38-40
(11:38) Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
(11:39) Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
(11:40) Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Selanjutnya, pada waktu Yesus berkata: “Angkat batu itu!”, Marta berkata kepada Yesus: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati”, itu menunjukkan bahwa ia tidak percaya kepada kuasa kebangkitan Yesus Kristus, ini disebabkan karena lebih menyibukkan diri dengan segala perkara-perkara lahiriah, Marta penuh dengan kekuatiran.
Berarti, perkataan Marta, yaitu: “aku tahu”, hanya ada di dalam mulut saja, tidak berada di dalam hati. Sesungguhnya, itulah yang menajiskan seseorang.
Bagaimana dengan kebenaran yang kita miliki, apakah hanya di mulut saja atau sampai di hati?

KESIMPULANNYA;
Ibadah laihiriah menyebabkan Marta tidak memiliki kebenaran iman dan tidak mengalami kuasa kebangkitan Yesus Kristus.
Kita telah dipercayakan ibadah dan pelayanan tanda dari kuasa kebangkitan Yesus, tetapi apakah kebangkitan Yesus itu berkuasa atas kita?

Marta tidak melihat kemuliaan Allah. andai saja Marta percaya atas kuasa kebangkitan Yesus Kristus dan andai saja Marta tidak menyibukkan diri dengan perkara lahiriah, ia pasti melihat kemuliaan Allah.
Inilah pelajaran yang tidak boleh dilupakan; mengikuti teladan dari Maria.
Percayalah, berlagak tahu itu tidak ada artinya.

Yohanes 11: 40-44
(11:40) Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
(11:41) Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
(11:42) Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
(11:43) Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
(11:44) Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

Akhirnya Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus berdoa kepada Tuhan di hadapan orang-orang banyak termasuk di hadapan Marta.
Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku”, dan Yesus melakukan itu supaya mereka percaya bahwa Tuhanlah yang mengutus Yesus ke dunia ini.
Di dalam Dia ada kebangkitan, bagi yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.

Kesimpulannya; firman Allah berkuasa menghidupkan orang yang mati dan mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, iman bukan hanya di dalam mulut, kemudian ibadah tidak boleh dijalankan secara lahiriah, dan tidak menyibukkan diri dengan segala perkara-perkara lahiriah, percayalah terhadap apa yang dikerjakan Yesus Kristus, jangan terlalu mempercayakan diri dengan perkara-perkara yang lahiriah.

Kembali saya mengatakan; firman Tuhan mengadakan yang tidak ada menjadi ada dan membangkitkan orang yang mati, seperti Yesus membangkitkan Lazarus, selanjutnya pada saat Lazarus dibangkitkan;
-      kain kapan yang mengikat tangan dan kakinya terlepas, tanda adanya kebebasan untuk melayani Tuhan.
-      kain peluh yang ada di wajahnya juga dibuka, tanda bahwa tidak ada lagi kesusahan.
Kalau kita terbebas dari segala ikatan, terbebas dari belenggu, terbebas dari segala kesusahan, maka Tuhan biarkan kita melangkah untuk melayani Tuhan.

Tuhan mengasihi Maria oleh karena perbuatannya yang luar biasa, bukan karena pekerjaan, bukan karena menyibukkan diri dengan perkara lahiriah, melainkan karena mengambil bagian yang terbaik; duduk merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, dan terus mendengarkan firman Tuhan = dengar-dengaran lebih baik dari korban persembahan.
Jika Tuhan ijinkan, di minggu yang akan datang kita akan melihat kelebihan Marta dibalik kekurangannya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment