KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, November 16, 2016

IBADAH PEMUDAH REMAJA, 12 NOVEMBER 2016


IBADAH PEMUDA REMAJA, 12 NOVEMBER 2016
STUDY YUSUF
(SERI: 106)

Subtema: DITINGGAL UNTUK SESAAT LAMANYA.
           
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya.
Kita akan memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari study Yusuf dari kitab Kejadian 41. Sekarang kita akan memperhatikan ayat yang pertama, biarlah kehidupan muda remaja turut berdoa supaya Tuhan tolong kita dalam pembukaan rahasia firman Tuhan di mulai dari ayat satu dan seterusnya, ayat demi ayat, supaya kehidupan kita semakin hari semakin sama mulia dengan Dia.

Kita perhatikan Kejadian 41: 1.
Kejadian 41: 1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Setelah lewat dua tahun lamanya”, yaitu peristiwa Yusuf menceritakan mimpi juru minuman itu, berarti dua tahun juga Yusuf dilupakan oleh juru minuman itu.
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.(Kejadian 40: 23).

Sekarang kita akan memperhatikan sejenak tentang DILUPAKAN;
YANG PERTAMA: BANGSA ISRAEL PERNAH DILUPAKAN ATAU PERNAH DITINGGALKAN UNTUK SESAAT LAMANYA.
Keluaran 2: 23-25
(2:23) Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
(2:24) Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
(2:25) Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.

Untuk beberapa waktu lamanya, bangsa Israel dibiarkan di Mesir, mereka diperbudak dengan kerja paksa, sampai memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak dosa, tanpa hari perhentian, maka ia akan tertindas sampai memahitkan hatinya. Oleh sebab itu, kita yang sudah dipanggil dan sekarang berada dalam terang-Nya yang ajaib, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, di dalam kegiatan Roh Kudus, itu adalah kemurahan Tuhan, kita patut bersyukur.

Bisa dibayangkan kalau kehidupan muda remaja jauh dari Tuhan, berada dalam kegelapan dosa, diperbudak oleh dosa, maka dia akan tertindas sampai memahitkan hatinya.
Saya masih ingat ketika saya masih jauh dari Tuhan, tinggal dalam kegelapan dosa, daging menghabisi hidup rohani saya, kekuatan saya tidak mampu menghadapi musuh abadi, itulah daging dengan segala hawa nafsunya juga Iblis/Setan dengan tipu muslihatnya, itulah roh jahat dan roh najis.
Saya bersyukur sekarang, Tuhan memanggil saya, dan sekarang berada dalam terang-Nya yang ajaib, menjadi seorang hamba Tuhan dan menerima jabatan gembala untuk membawa kabar pendamaian.

Sekarang kita akan memperhatikan sejenak tentang DILUPAKAN;
YANG KEDUA: YEHUDA PERNAH JUGA DITINGGALKAN UNTUK BEBERAPA LAMA WAKTUNYA.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Yerusalem digambarkan seperti seorang jandalah ia, dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.
Ini menunjukkan bahwa untuk sementara waktu, mereka ditinggalkan atau dilupakan oleh Tuhan.

Ratapan 1: 2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.

Pada malam hari, tersedu-sedu ia menangis, air mata tidak bisa lagi dibendung karena begitu banyak masalah yang harus dihadapi.
Itulah keadaan Yerusalem ketika ditinggalkan atau dilupakan oleh Tuhan; laksana jandalah ia.
Seorang janda yang tidak bersuami, setiap malam pasti menangis tersedu-sedu, air mata tidak bisa dibendung.
Itu sebabnya di dalam nats firman yang lain dengan jelas dikatakan bahwa ibadah yang murni adalah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda, Tuhan sangat memperhatikan janda-janda, Tuhan sangat memperhatikan yatim piatu.
Janda -> tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Yatim piatu -> belum tergembala dengan  baik, tidak mempunyai gembala sidang (bapa/ibu rohani).

Ratapan 1: 3
(1:3) Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.

Tinggal/berada di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketentraman karena sengsara dan karena perbudakan yang berat. Sampai pada akhirnya siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.
Berarti kondisi Yehuda saat ditinggalkan oleh Tuhan, sangat lemah, rapuh, tidak berdaya, tidak ada kekuatan untuk menghadapi musuh.
Maka kalau saya renungkan, andaikata saya masih di luar Tuhan, maka hidup rohani saya akan dihabisi oleh daging, dihabisi oleh roh jahat, dihabisi oleh roh najis. Saya tahu persis kekuatan saya tidak seberapa, untung saya ada di dalam Tuhan, kalau tidak, maka habislah saya.
Kalau kita jauh dari Tuhan, ditinggalkan oleh Tuhan, keadaan kita sangat lemah, rapuh dan tak berdaya.

Ratapan 1: 4
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.

Selanjutnya, “”jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita,” pendeknya;
1.     Karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada = tidak ada orang yang beribadah dan melayani Tuhan.
Sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya.” = tanpa kesaksian, sebab tidak ada lagi yang menceritakan perbuatan Allah yang ajaib…Mazmur 9:15.
2.     Akibat dua hal di atas adalah:
-       Berkeluh kesahlah imam-imamnya.” Karena tidak ada lagi yang membawa korban dan persembahan.
-       Bersedih pedih dara-daranya dan dia sendiri pilu hatinya.”
Kesedihan hati dan kepedihan hati, bahkan hati pilu akan dialami oleh gereja-gereja Tuhan yang belum dewasa rohani, bila tiada/tanpa ibadah dan pelayanan.

Ratapan 1: 5
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Tuhan membuat mereka merana karena banyak pelanggarannya, kemudian yang sangat memilukan hati adalah anak-anak mereka berjalan di depan lawan tetapi sebagai tawanan.

Ratapan 1: 6
(1:6) Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.

Pendeknya; "Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya," tandanya dapat dilihat; “pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput.
Kalau gembala sidang tidak mendapatkan padang rumput, tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman untuk disajikan kepada sidang jemaat, otomatis lenyaplah dari mereka itu segala kemuliaannya = tidak terlihat kemuliaan dari puteri Sion.
Jadi, kemuliaan Allah nyata di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di dalam suatu kandang penggembalaan, jika terjadi pembukaan rahasia firman.
Tidak mungkin Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di dalam suatu kandang penggembalaan, tanpa pembukaan rahasia firman, itu mustahil.
Jadi, kemuliaan itu dinyatakan saat gembala sidang dipercayakan oleh Tuhan di dalam pembukaan rahasia firman Tuhan.
Oleh sebab itu, kaum muda remaja berdoa sungguh-sungguh, supaya Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
"...Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya Anak tunggal Bapa"... Yohanes 1:14.

Yesus Kristus adalah Anak tunggal Bapa, penuh dengan kemuliaan.
Kalau firman Allah mendarah daging (menjadi manusia), pasti Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya sehingga bercahaya di antara bangsa-bangsa, seperti permata yaspis, permata yang paling indah.
"...Permata yaspis jernih seperti kristal..." Wahyu 21:10-11. 
kristal, berarti: transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi, terbuka, tampil apa adanya, luar dalam sama -> orang jujur, polos. 

Ratapan 1: 7
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya.

Di sini kita melihat, terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya.
Pada saat dia tertekan, pada saat dia mengalami penderitaan itu, barulah ia menyadari bahwa segala harta kekayaan rohaninya telah dirampas oleh musuh.
Jangan sampai karena niat jahat, kita lebih menginginkan kulit khatan, itulah perbuatan daging, dari pada perhiasan rohani.
Tuhan sangat memperhatikan sekali gereja Tuhan yang memiliki perhiasan rohani.
Yesus tidak mau tampil menjadi raja kepada mereka yang pengikutannya hanya karena mujizat-mujizat, karena kelak Yesus akan tampil sebagai Raja (berkuasa) dan Mempelai Pria hanya kepada pengantin perempuan mempelai-Nya.

Penyebab Yehuda ditinggalkan untuk sesaat.
Ratapan 1: 8-9
(1:8) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"

"Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya." Pendeknya, Yerusalem jatuh dalam dosa kenajisan.

Jadi, kalau seseorang jatuh dalam dosa kenajisan, itu adalah kejatuhan yang sangat dalam.
Tuhan sangat membenci dosa kenajisan. Jangan sampai kita dibenci oleh Tuhan karena kita menyukai dosa kenajisan…Wahyu 18:2.
Kemudian, "kenajisan melekat pada ujung kainnya." ujung kain, berarti ujung jubah, sementara pada ujung jubah seorang imam besar tergantung, giring-giring, dan buah delima, berselang seling.
kesimpulannya; di tengah-tengah persekutuan mereka dari Tuhan, ditandai dengan dosa kenajisan.
Pendeknya, kita melihat di sini bahwa Yehuda menyadari kesalahan mereka.
Karena kesalahan mereka sangat dalam, yaitu karena dosa kenajisan, sampai akhirnya mereka menjadi lemah, tidak berdaya menghadapi musuh-musuh mereka.

Sikap Tuhan terhadap orang yang menyadari kesalahannya…
Mazmur 30: 6
(30:6) Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati, kalau kita mau kembali kepada Tuhan dan segera menyadari diri. Ia akan mengampuni, oleh karena kemurahan-Nya.
Saat kita jauh dari Tuhan, maka sepanjang malam ada tangisan, laksana seorang janda, tetapi menjelang pagi terdengar sorak-sorai kalau kita mau kembali kepada Tuhan dan menyadari diri atas dosa.
Sepanjang malam -> kepedihan hati yang dialami oleh orang yang tertindas karena dosa  kejahatan dan kenajisan.

Yesaya 54: 4
(54:4) Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.

Kalau kita menyadari diri sebagai orang yang berdosa, menyadari diri bahwa dosa telah memperbudak kehidupan kita, maka Tuhan meyakinkan kita malam ini dengan dua pernyataan untuk memberi kekuatan baru kepada kita, yaitu:
1.     Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu.”
Remaja, berarti belum dewasa, dimana masih banyak kesalahan, pelanggaran.
Kesalahan pada masa remaja seperti yang diperbuat oleh Yehuda.
2.     Tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.”
Itulah kesalahan yang diperbuat oleh bangsa Israel; yang sempat ditinggalkan di Mesir, tetapi akhirnya dibawa kembali oleh Tuhan, mengingat perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak, Yakub.

Jadi, Tuhan menghibur kita malam ini, asal kita mau kembali dan menyadari diri sebagai orang berdosa.

Yesaya 54: 5-6
(54:5) Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
(54:6) Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.

Seperti isteri yang ditinggalkan dan bersusah hati, Tuhan memanggil Yehuda dan Israel kembali, Dia ingat kembali perjanjian-Nya kepada Abraham, Ishak, Yakub.
Kemudian, kalimat berikutnya: “masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak?” kalimat ini menunjukkan kalau kita kembali kepada Tuhan, (menyadari diri dosa), maka Tuhan akan menerima kita kembali, dijadikan isteri, berarti mempelai perempuan dan Dialah mempelai Laki-laki sorga.
Tuhan tidak pernah menolak kita, Tuhan tidak pernah melupakan kita, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, asal kita mau kembali kepada Tuhan dan menyadari diri sebagai seorang yang berdosa, bahkan kita dijadikan mempelai perempuan-Nya, sebab Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga, Dialah yang sudah menebus dosa kita sampai dijadikan mempelai perempuan-Nya.
Jadi, pekerjaan Tuhan tidak hanya sebatas menebus, tetapi selanjutnya menjadikan kita mempelai perempuan, sebab Dia yang menciptakan kita akan menjadi suami, akan menjadi Mempelai Laki-Laki sorga. Terpujilah nama Tuhan, kemurahan-Nya besar bagi kita sekaliannya.

Jadi, kalau juru minuman itu meninggalkan Yusuf, itu terjadi atas seijin Tuhan, sebab tidak untuk selamanya kita dilupakan. Jadi kalau itu terjadi, atas seijin Tuhan sebab Tuhan punya rencana yang indah terhadap Yusuf, juga kepada kehidupan muda remaja.

Yesaya 54: 7-8
(54:7) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.
(54:8) Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

Jadi, hanya sesaat lamanya Tuhan meninggalkan Yehuda dan Israel, tetapi oleh karena kasih sayang-Nya dan kasih setia-Nya, Tuhan mengambil mereka kembali. Tidak selamanya mereka ditinggalkan, tidak selamanya mereka dilupakan. Kasih sayang dan kasih setia-Nya besar.

Jadi, alasan Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, yaitu:
1.     Kasih sayang-Nya besar ->berkat dan pertolonganTuhan, yang bersifat lahiriah.
2.     Kasih setia-Nya untuk selama-lamanya bagi kita -> pengampunan Tuhan tidak berkesudahan.

Yesaya 62: 1
(62:1) Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.

Oleh karena Sion, Ia tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem, Ia tidak akan tinggal tenang.
Inilah bagian dari kasih sayang dan kasih setia Tuhan.
Wujud dari kasih sayang dan kasih setia Tuhan: “sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluhartinya: menjadi terang dunia, menjadi kesaksian itulah keadaan Sion dan Yerusalem saat dipulihkan.

Yesaya 62: 2-3
(62:2) Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
(62:3) Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.

Setelah Sion dipulihkan, di sini kita akan melihat dua hal terjadi, yaitu:
1.     Bangsa-bangsa akan melihat kebenaran.”
2.     Semua raja-raja akan melihat kemuliaan-Nya.
Sebelum Sion dan Yerusalem dipulihkan, Tuhan tidak berdiam diri, itu adalah bagian dari kasih sayang dan kasih setia Tuhan.
Bahkan, Sion dan Yerusalem menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allah= menjadi alat kemuliaan bagi Allah.

Yesaya 62: 4
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Kalau Tuhan memulihkan Sion, maka Tuhan memberikan nama baru kepada mereka, yaitu :
1.     Yang berkenan= menjadi alat pendamaian…Kolose 3:19-20.
2.     Yang bersuami” = menempatkan Kristus sebagai Kepala = tunduk dan taat.

Yesaya 62: 5
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Sampai akhirnya Tuhan bergirang melihat keadaan dari pada Sion.
Gambaran dari kegirangan Tuhan di sini adalah seperti seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Tuhan akan girang hatinya atas Sion dan Yerusalem.

Matius 27: 45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Seruan Yesus di atas kayu salib: “Eli, Eli, lama sabakhtani?Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Untuk sesaat lamanya, Yesus ditinggalkan seorang diri.
Berarti Yesus turut merasakan apa yang pernah dirasakan oleh Israel dan Yehuda saat mereka jauh dari Tuhan, saat mereka ditinggalkan untuk sesaat lamanya.
Ketika Yehuda ditinggalkan, laksana jandalah ia, setiap malam ia menangis dengan tersedu-sedu. Ketika Israel diperbudak oleh Mesir, mereka tertindas sampai memahitkan hatinya.
Apa yang dirasakan oleh Yehuda dan Israel, Yesus telah tanggung dan rasakan di atas kayu salib.
Kita bersyukur, Tuhan merasakan kelemahan kita, merasakan apa yang kita rasakan.

Yesaya 49: 14-15
(49:14) Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
(49:15) Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah melupakan kita.
Memang saat kita dalam kesesakan, dalam penderitaan, dalam keadaan terpuruk, tertindas hebat, di situ kita merasa bahwa kita seperti seorang diri saja, tidak ada orang yang mau mengerti, tidak ada orang yang mau tahu dengan keberadaan kita, tetapi percaya, Tuhan tidak pernah melupakan kita.
Kalau saja ada seorang ibu yang bisa melupakan anaknya, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Tuhan selalu ada dalam keadaan susah, dalam keadaan senang, Tuhan tetap ada bersama dengan kita, Dia tidak akan meninggalkan kita.

Yesaya 49: 16
(49:16) Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

Bukti bahwa Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita.
1.    Ia telah melukiskan kita di telapak tangan-Nya.
Tentu kita masih teringat dengan dua telapak tangan Tuhan yang terpaku, di situlah seluruh kehidupan kita dilukiskan.
Jadi, gambaran hidup kita, termasuk gambaran dari masa depan kita, semuanya sudah terlukis di kedua tangan Tuhan yang terpaku itu. Jadi, Salib adalah jaminan hidup kita semua.
Dalam ayat lain mengatakan; di tangan kanan Tuhan ada umur panjang, di tangan kiri Tuhan ada kekayaan dan kehormatan, itulah lukisan yang Tuhan berikan kepada kita semua.
2.    Tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Kalau kita tetap percaya, menaruh harap kepada Dia, maka kita semua mejadi biji mata Tuhan.
Tembok = perisai -> iman percaya kita kepada Tuhan, dengan demikian kita berada di dalam ruang mata Tuhan = menjadi biji mata Tuhan.

Semakin lama kita digembalakan oleh Tuhan, semakin kita mengenal isi hati Tuhan yang paling dalam, dan kita juga melihat apa yang telah diperbuat oleh Allah di dalam Kristus Yesus, itulah salib di Golgota, semua perkara itu juga bisa kita lihat.
Semakin lama kita digembalakan oleh Tuhan, semakin kita merasakan kasih-Nya, kebaikan-Nya, kemurahan hati-Nya, sampai berkat-berkat-Nya kita rasakan.
Jadi, jangan cepat mengambil keputusan yang salah saat dalam keadaan tertindas, saat dalam keadaan menanggung penderitaan. Memang pada saat itu, kita merasa sepertinya orang tidak mau tahu, tidak mau peduli, sepertinya Tuhan meninggalkan kita, tetapi semua itu terjadi atas seijin Tuhan, sebab Tuhan mau menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan kita masing-masing.
Tentu kita sudah merasakan itu masing-masing. Semakin lama kita digembalakan oleh Tuhan, hidup akan semakin terasa indah. Betul-betul kita ada di dalam ruang mata Tuhan karena kita memiliki iman kepada Dia.

Kita bersyukur tentunya. Jadi, bukan berarti Tuhan melupakan Yusuf begitu saja. Tuhan punya maksud, Tuhan punya rencana yang indah terhadap Yusuf. Tuhan ijinkan itu semua terjadi, sesaat dia dilupakan, sesaat dia ditinggalkan.

Kejadian 41: 1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

Kalimat: “bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.
Mimpi ini terjadi, bukanlah terjadi begitu saja, mimpi Firaun ini terjadi bukan karena tanpa alasan, tetapi Firaun bermimpi itu terjadi atas seijin Tuhan.
Perlu untuk diketahui: seorang nabi ditolong dan dipakai oleh Tuhan, juga sesuai dengan karunia dan jabatan yang diperoleh seorang nabi.
Anak Tuhan juga mendapat pertolongan, sesuai dengan apa yang dia perbuat. Kalau dia beribadah dan melayani Tuhan, pertolongan itu datang dari ibadah dan pelayanannya kepada Tuhan.
Juga Yusuf, dia seorang nabi, maka lewat karunia jabatan itu nanti, Tuhan menolong Yusuf. 
Yusuf adalah seorang nabi, dialah yang dapat mengartikan mimpi. Maka bukan suatu kebetulan Firaun bermimpi, melainkan atas seijin Tuhan.
Juru minuman bisa melupakan Yusuf, tetapi Tuhan tidak akan melupakan Yusuf, juga saya dan kehidupan muda remaja. Orang bisa melupakan kita, tetapi percayalah, Tuhan tidak akan meninggalkan kita.
Barangkali dalam kesesakan kita berkata Tuhan meninggalkan aku, Tuhan melupakan aku, tetapi sekalipun seorang ibu dapat melupakan anak yang dilahirkannya, tetapi Tuhan tidak.
Jadi, kalau Tuhan sudah percayakan karunia jabatan, jangan dilepaskan, apapun yang sedang kita alami, apapun yang sedang terjadi, jangan lepaskan.
Untuk yang kesekian kali saya sampaikan, biarpun dunia ini diberikan kepada saya, dengan syarat meninggalkan pelayanan dan jabatan gembala, saya tidak akan mau menerimanya, karena tidak ada jaminan di situ. Jaminan kita adalah di dalam dua tangan Tuhan yang terpaku dan kita sudah ada di ruang mata-Nya.
Jadi, jangan pernah berpikir untuk meninggalkan atau melepaskan, karunia-karunia dan jabatan yang Tuhan percayakan, sama seperti juru minuman yang dikembalikan kepada jabatan semula, jangan tinggalkan, itulah yang menolong, menjaga dan memelihara hidup kita semua.
Kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang akan menjadi bagian kita.Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
                     Pemberita firman:
       Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment