KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, November 10, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 NOVEMBER 2016


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 02 NOVEMBER 2016

“KITAB KOLOSE”
(SERI: 99 )

Subtema: KATA-KATA ELIHU; MEMBANGUN, MENASIHATI, MENGHIBUR.

Shalom saudaraku!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.

Sebelum kita tersungkur di bawah kaki Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah”, ini menunjuk kepada :
-         Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-         Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah di dalam hati dan pikiran mereka dan itu nyata dari setiap perbuatan-perbuatan jahat mereka.
Pendeknya, setiap orang yang berbuat jahat menunjukkan bahwa dia masih hidup jauh dari Allah sekalipun ia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.

Lebih jauh kita melihat orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah; banyak melakukan pelanggaran juga banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
1.     Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat untuk mempengaruhi dan menghanyutkan anak-anak Tuhan sampai mengalami kematian rohani, itulah yang disebut ilah zaman.
2.     Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya: Siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa?
Jawabnya: mereka adalah orang-orang yang dikuasai roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = melawan/pemberontakan kepada Tuhan.
3.     Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui:
-         Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti; tidak memikirkan hal-hal yang dari roh, itulah perkara di atas, perkara rohani, yaitu ibadah dan pelayanan.
-         Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; “mata ganti mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya ialah kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
Orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak kenal belas kasih/jauh dari kasih karunia, kemurahan hati Tuhan.
Orang yang masih berada di bawah hukum Taurat, menjalankan ibadahnya hanya secara lahiriah, yaitu;  mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Inilah ibadah yang sia-sia, ibadah yang tidak mengandung janji, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti: “tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada kematian yang kekal. Itulah keadaan orang yang dahulu hidup jauh dari Allah (bangsa kafir dan orang fasik).

Keterangan: TANPA PENGHARAPAN.
Tanpa pengharapan berarti: putus asa -> orang yang mudah goyah, tidak memiliki pendirian yang kuat, sampai akhirnya berubah menjadi tidak setia di hadapan Tuhan.

Dikaitkan dengan pribadi Ayub, sampai akhirnya nanti Ayub mengaku hidup tanpa pengharapan sebanyak tujuh kali.

Apa yang menyebabkan Ayub hidup tanpa pengharapan?
Ayub 42:7-8
(42:7) Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
(42:8) Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

Tiga sahabat Ayub menasihati Ayub, tetapi tidak berkata benar tentang Allah, tidak jujur tentang kebenaran,  berarti disebut dengan kebenaran palsu.

2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
(2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

Kedatangan si pendurhaka (kaki tangan Iblis/Setan) disertai dengan; rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda, mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa. Karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan jiwa mereka.
Si pendurhaka, menunjuk: nabi-nabi palsu dan antikris.

Sejenak kita melihat si pendurhaka itu...
Binatang yang keluar dari dalam laut.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Seekor binatang yang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala sepuluh -> antikris, yaitu: orang yang tidak menerima dan mengasihi kebenaran, sebab kebenaran yang sejati datang dari Kristus yang disalibkan.

Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Binatang yang keluar dari dalam laut serupa dengan macan tutul, kakinya seperti beruang, dan mulutnya seperti mulut singa, dan kemudian naga memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Jadi betul-betul antikris adalah kaki tangan daripada Iblis/setan. Antikris juga salah satu si pendurhaka: menyatakan kebenaran yang palsu bagi mereka yang tidak memiliki dan mengasihi kebenaran.

Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikuti binatang itu.
Orang yang heran -> orang-orang yang tidak memiliki dan mengasihi kebenaran.

Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Pengikut-pengikut antikris itu akhirnya:
-         Menyembah naga itu, karena naga itu memberi kekuasaannya kepada binatang yang pertama.
-         Mereka menyembah binatang itu (antikris), sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Akhirnya penduduk bumi menjadi sesat, oleh karena kedatangan si pendurhaka sebagai kaki tangan dari pada Iblis/Setan.

Sekarang kita akan melihat binatang yang keluar dari dalam bumi.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Binatang yang keluar dari dalam bumi bertanduk dua sama seperti anak domba tetapi apabila ia berbicara  sama seperti seekor naga -> nabi-nabi palsu, dengan segala perkataan palsu oleh karena rupa-rupa kelicikan mereka.

Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.

Kuasa binatang yang pertama (antikris) dijalankan oleh binatang yang keluar dari dalam bumi (nabi-nabi palsu), sehingga penduduk bumi menyembah binatang yang pertama (antikris).

Wahyu 13:13-14
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
(13:14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

Nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Tujuannya: untuk menyesatkan penduduk bumi dengan cara mendirikan patung sebagai tanda penghormatan kepada antikris. Mendirikan patung = berhala.
Kesimpulannya, kesesatan terjadi oleh karena si pendurhaka (kaki tangan Iblis/setan), yaitu:
1.     Antikris = anti kebenaran. Sebab kebenaran berasal dari salib Kristus.
2.     Nabi-nabi palsu.

Sejenak kita melihat nabi-nabi palsu.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu yang datang dengan menyamar seperti domba, berarti serigala berbulu domba, itulah nabi-nabi palsu.

Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Nya: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Allah Bapa di sorga, berati rela menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di tengah ibadah dan pelayanan itulah sengsara salib, aniaya karena firman.

Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Mereka berseru-seru dan bernubuat demi nama Tuhan dan mengusir Setan demi nama Tuhan, dan mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Nabi-nabi palsu melakukan tiga perkara tersebut demi nama Tuhan, tetapi sekalipun demikian, Tuhan dengan tegas berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!selanjutnya diikuti dengan kalimat  “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Melayani tanpa memikul salib, tanpa melakukan kehendak Allah Bapa, (tanpa menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung) itu adalah perbuatan kejahatan, apapun yang kita perbuat di tengah ibadah dan pelayanan ini kalau menolak salib itu adalah perbuatan jahat, dan kemunafikan.
Memikul salib, menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung, itulah kehendak Allah Bapa.
Oleh sebab itu jangan sampai kita berkata, kamu yang melakukan, dan saya yang menanggungnya, karena itu adalah perbuatan yang jahat.

Tuhan berterus terang dan berkata, kepada orang yang berbuat jahat yaitu:
1.     Aku tidak pernah mengenal kamu!” = tidak pernah dikenal.
2.     Enyahlah dari pada-Ku = tidak diakui.
Jadi ukuran kita melayani Tuhan, bukan karena perbuatan baik, bukan karena karunia dan jabatan yang kita miliki, tetapi ukurannya adalah salib, berarti melakukan kehendak Allah Bapa.

Kolose 2:8
(2:8) Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,  tetapi tidak menurut Kristus.

Hati-hati, jangan terikat dengan, antara lain: “filsafat-filsafat manusia yang kosong dan palsu”, yaitu menurut ajaran turun temurun, menurut roh-roh dunia, tetapi tidak menuruti ajaran salib Kristus.
Kalau hanya kata-kata indah tanpa memikul salib = filsafat-filsafat kosong,  tidak ada artinya.
Firman disampaikan dengan segala hikmat duniawi yang begitu indah dan rapi tersusun, tapi tidak memikul salib = filsafat kosong dan tidak ada artinya.
Pendeknya, oleh karena kebenaran palsu dari tiga sahabat Ayub, terjadi banyak kekeliruan.

Ayub 1-2 : kesalehan Ayub diuji.
Ayub 3 : keluh kesah Ayub (mengutuki hari kelahirannya, sampai menginginkan kematian).
Ayub 4-31 : percakapan antara Ayub dengan ketiga sahabat-sahabatnya.

Secara khusus, Ayub 4-5; Elifas menegur Ayub, setelah mendengar keluh kesah Ayub (Ayub 3).
Ayub 4:1-7
(4:1) Maka berbicaralah Elifas, orang Téman:
(4:2) "Kesalkah engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap menutup mulutnya?
(4:3) Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan;
(4:4) orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan;
(4:5) tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut.
(4:6) Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?
(4:7 )Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan?

Teguran-teguran Elifas terhadap Ayub, yang sifatnya melemahkan:
Yang pertama: "Kesalkah engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap menutup mulutnya? (Ayat 2).

Yang kedua: Engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut.” (Ayat 3-5).

Yang ketiga: “Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu? Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? (Ayub 6-7).

Tiga kali teguran Elifas terhadap Ayub, tetapi tidak membangun dan menghibur, sebaliknya melemahkan Ayub.
Kalau seseorang lemah tak berdaya bukan untuk diinjak-injak tetapi harus dibangun, dinasihati, dan dihibur untuk mendapatkan keadilan dan kebenaran.
Dikala orang di dalam kesusahan, seharusnya kita mendekat, membangun, menasihati dan menghibur.

Kesimpulannya, Elifas menegur untuk melemahkan Ayub, itu sebabnya Tuhan berkata sebanyak dua kali: Engkau tidak berkata benar tentang Aku kepada hamba-Ku, Ayub”... Ayub 42:7-8.

Ayub 6: Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya, karena Elifas menegur untuk melemahkan, bukan untuk memberi jalan keluar dan bukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Akhirnya Ayub berkata dan mengaku hidup tanpa pengharapan sebanyak tujuh kali, di mulai dari Ayub 7:6.
Semuanya itu dia katakan, antara Ayub 7- Ayub 27.

Tujuh kali Ayub mengaku “tanpa pengharapan”, yaitu:
1.     Ayub 7:6 : Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.
2.     Ayub 13:15 : Lihatlah, Ia hendak membunuh aku, tak ada harapan bagiku, namun aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya.
3.     Ayub 14:19 : Seperti batu-batu dikikis air, dan bumi dihanyutkan tanahnya oleh hujan lebat, demikianlah Kauhancurkan harapan manusia.
4.     Ayub 17:15a : maka di manakah harapanku? Siapakah yang melihat adanya harapan bagiku?
5.     Ayub 17:15b : maka di manakah harapanku? Siapakah yang melihat adanya harapan bagiku?
6.     Ayub 19:10 : Ia membongkar aku di semua tempat, sehingga aku lenyap, dan seperti pohon harapanku dicabut-Nya.
7.     Ayub 27:8 : Karena apakah harapan orang durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?

BANDINGKAN DENGAN FIRMAN NUBUATAN.
1 Korintus 14:3
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

Firman nubuatan itu sifatnya: “membangun, menasihati dan menghibur”.
-         Membangun berarti; berdiri suatu kebenaran, dasarnya adalah salib Kristus (korban Kristus), dan atapnya adalah Kristus.
-         Menasihati berarti; Mendidik dengan ajaran salib.
-         Menghibur berarti; dapat memberi jalan keluar sebagai penghiburan.
Pergumulan, seperti benang kusut, tidak tahu lagi dari mana ujung pangkalnya untuk menyelesaikan masalah itu, tetapi kalau kita mau mendengar firman Tuhan, maka firman Tuhan dapat menjawab kekusutan persoalan yang kita alami, dan itu adalah penghiburan bagi kita semua.

Ayub 32-37: Kata-kata Elihu” yang sifatnya membangun, menasihati, menghibur.

Kata-kata MEMBANGUN dari Elihu.
Ayub 32:4-8
(32:4) Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia.
(32:5 )Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia.
(32:6) Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu.
(32:7) Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat.
(32:8) Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian.

Hikmat, akal budi dan pengertian itu sumbernya dari firman Kristus, bukan dilihat dari usia seseorang.
Dalam hal ini, Elihu berbicara kepada tiga sahabat Ayub dengan menyampaikan hikmat, akal budi dan pengertian yang dari sorga disertai dengan kerendahan hati, sebab Elihu tidak mau mendahului, dia menunggu terlebih dahulu ketiga sahabat Ayub dan Ayub berdiam, lalu dia berbicara. Itulah firman Kristus penuh hikmat, akal budi dan pengertian dari sorga disertai kerendahan hati.

Jika hikmat disampaikan kepada orang yang bebal tidak ada artinya, dia akan tetap menyanggah dan marah, tetapi Elihu menunggu sampai sahabat-sahabat Ayub berdiam. Berarti, dibutuhkan kerendahan hati, kesabaran untuk menyampaikan hikmat Allah. Itulah firman yang berkuasa.

Ayub 32:2-3
(32:2) Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
(32:3) dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.

Elihu marah terhadap Ayub karena menganggap dirinya lebih benar dari Allah, juga Elihu marah kepada ketiga sahabat Ayub, karena mereka mempersalahkan Ayub.
Membenarkan yang benar dan mempersalahkan yang salah itu tidak benar, sebab Tuhanlah hakim yang adil.

Ayub 32:9-14
(32:9) Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
(32:10) Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, aku pun akan mengemukakan pendapatku.
(32:11) Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku telah memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat.
(32:12) Kepadamulah kupusatkan perhatianku, tetapi sesungguhnya, tiada seorang pun yang mengecam Ayub, tiada seorang pun di antara kamu menyanggah perkataannya.
(32:13) Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat; hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia.
(32:14)Perkataannya tidak tertuju kepadaku, dan aku tidak akan menjawabnya dengan perkataanmu.

Jadi, tiga sahabat Ayub ini mencoba menegur Ayub dengan segala hikmat yang mereka punya.
Elihu berkata kepada sahabat-sahabat Ayub: hanya Allah yang dapat mengalahkan Ayub, bukan manusia. Bukan teguran-teguran yang sifatnya melemahkan.

Sekarang Ayub 33.
Ayub 33:8-11
(33:8) Tetapi engkau telah berbicara dekat telingaku, dan ucapan-ucapanmu telah kudengar:
(33:9) Aku bersih, aku tidak melakukan pelanggaran, aku suci, aku tidak ada kesalahan.
(33:10) Tetapi Ia mendapat alasan terhadap aku, Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya.
(33:11) Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung, Ia mengawasi segala jalanku.

Adapun pengakuan Ayub kepada Elihu adalah:
-         Ayub tidak melakukan pelanggaran, dia suci, dan tidak ada kesalahan.
-         Ia menganggap aku sebagai musuh-Nya.
-         Ia memasukkan kakiku ke dalam pasung.
-         Ia mengawasi segala jalannya.

Ayub 33:12-13
(33:12) Sesungguhnya, dalam hal itu engkau tidak benar, demikian sanggahanku kepadamu, karena Allah itu lebih dari pada manusia.
(33:13) Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu?

Ayub salah, karena menuduh Allah tidak mengindahkan keluhan manusia. Allah itu lebih daripada manusia, artinya: lebih dari apa yang dipikirkan dan diinginkan manusia.

Ayub 33:14
(33:14) Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.

Justru Allah berfirman dengan berbagai-bagai cara dan berulang-ulang kali, tetapi manusia seringkali tidak memperhatikannya dan tidak mengindahkannya.

Ayub 33:15-16
(33:15) Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,
(33:16) maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran.

Sesungguhnya, Allah berfirman dalam mimpi dalam penglihatan waktu malam, tujuannya yaitu:
-         Untuk membuka telinga manusia = dengar-dengaran.
-         Untuk mengejutkan mereka dengan teguran-teguran, supaya sadar diri.

Ayub 33:17-18
(33:17) untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang,
(33:18) untuk menahan nyawanya dari pada liang kubur, dan hidupnya dari pada maut oleh lembing.

Tujuan dari teguran-teguran Tuhan, yaitu:
1.     Untuk menghalangi manusia dari kesombongan.
2.     Untuk menahan nyawa manusia dari kematian/maut.
Inilah kuasa salib. Tetapi seringkali orang-orang tidak memperhatikan teguran salib. Pendeknya, Allah itu lebih daripada manusia.

Ayub 33, dimulai dari ayat 14-18, ini adalah kata-kata membangun.

Ayub 36, MENASIHATI.
Ayub 36:17-21
(36:17) Tetapi engkau sudah mendapat hukuman orang fasik sepenuhnya, engkau dicengkeram hukuman dan keadilan;
(36:18) janganlah panas hati membujuk engkau berolok-olok, janganlah besarnya tebusan menyesatkan engkau.
(36:19) Dapatkah teriakanmu meluputkan engkau dari kesesakan, ataukah seluruh kekuatan jerih payahmu?
(36:20) Janganlah merindukan malam hari, waktu bangsa-bangsa pergi dari tempatnya.
(36:21) Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara.

Nasihat Elihu kepada Ayub, yaitu:
1.     Jangan panas hati untuk berolok-olok kepada Tuhan.
2.     Janganlah kiranya teguran menyesatkan engkau.
3.     Jangan merindukan malam hari.
4.     Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan.
Nasihat Elihu bersifat teguran.

Ayub 37, ELIHU MENGHIBUR.
Ayub 37:14
(37:14) Berilah telinga kepada semuanya itu, hai Ayub, diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.

Berilah telinga kepada semua teguran-teguran Tuhan, berdiam dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.
Keajaiban Allah  yang terbesar adalah salib di Golgota, Dia sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
-         Berilah telinga kepada semua teguran-teguran Tuhan.
-         Berdiam diri.
Bukan berarti tidak ada aktivitas, tetapi ijinkan Tuhan mengerjakan hidup kita sampai prosesnya menghasilkan buah yang baik. Jangan lagi mengandalkan kekuatan sendiri.
-         Perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah.

Ayub 37:15-16
(37:15) Tahukah engkau, bagaimana Allah memberi tugas kepadanya, dan menyinarkan cahaya dari awan-Nya?
(37:16) Tahukah engkau tentang melayangnya awan-awan, tentang keajaiban-keajaiban dari Yang Mahatahu,

Tentang keajaiban-keajaiban Allah, antaralain:
-         Menyinarkan cahaya dari awan-Nya.
Tidak seorangpun yang dapat tahu ketika hal ini terjadi.
-         Tentang melayangnya awan-Nya.
Juga tidak seorang pun yang tahu ketika hal ini terjadi.

Saat kapan awan melayang-layang menaungi seseorang, tidak ada yang tahu.
Saat kapan kita mendapat perteduhan di dalam naungan, saat kapan kita disinarkan cahaya terang, kita tidak tahu karena hanya Tuhan yang tahu, kapan awan digerakkan dan kapan awan berhenti.

Ayub tidak tahu itu, yang dia tahu adalah...
Ayub 37:17
(37:17) hai engkau, yang pakaiannya menjadi panas, jika bumi terdiam karena panasnya angin selatan?

Ayub hanya bisa panas hati kalau  mendapat sesuatu yang tidak diinginkannya. Ayub tidak memahami betapa dalamnya hikmat Tuhan, tidak dapat diselami oleh akal dan pikiran manusia yang dikerjakan oleh salib Kristus.
Jadi Elihu menyampaikan segala hikmat, yang di luar pemikiran Ayub, itulah penghiburan.
Itulah kekayaan sorgawi yang disampaikan, itulah penghiburan, untuk menghibur Ayub.

Ayub 32-37 -> Elihu, membangun, menghibur, dan menasihati.
Sementara tujuh kali Ayub mengaku hidup tanpa pengharapan, sesungguhnya terjadi pada Ayub pasal 4-31, karena perkataan yang tidak benar yang diucapkan oleh tiga sahabat Ayub. Tetapi akhirnya segala sesuatunya dipulihkan oleh Tuhan.

Pemulihan Ayub.
Ayub 42:7-8
(42:7) Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
(42:8) Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

Akhirnya, supaya murka Tuhan tidak berlangsung kepada sahabat-sahabat Ayub, maka mereka membawa korban kepada Tuhan. Tetapi yang menyampaikannya adalah Ayub. Sebab hanya doa Ayub yang didengarkan oleh Tuhan.

Ayub 1:4-5
(1:4) Anak-anaknya yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama mereka.
(1:5) Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.

Ayub seorang imam, dia seorang yang bertanggungjawab. Ayub biasa membawa korban bakaran untuk dipersembahkan kepada Tuhan, inilah tugas Ayub, habitat Ayub.
Ayub sangat memperhatikan anak-anaknya, sehingga ia membawa korban persembahan kepada Tuhan sebanyak jumlah anaknya, siapa tahu ada kesalahan-kesalahan. Itu tugas seorang imam yang bertanggungjawab. Dan itu diingat Tuhan (Ayub 42).
Mari kita menjadi pendamaian, barangkali kita sudah melayani Tuhan tetapi masih panas hati, oleh karena banyak teguran atas seijin Tuhan, jengkel hati, berkeluh kesah dan menginginkan kegelapan, kejahatan dan lain sebagainya.
Saatnya kembali kepada habitat sebagai imam, membawa korban dan persembahan, oleh karena kesalahan-kesalahan. Bukan hanya kesalahan kita tetapi juga kesalahan orang lain, kita harus bertanggungjawab, karena itu adalah  tugas dari seorang imam, yaitu memperdamaikan dosa. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment