KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, November 24, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 NOVEMBER 2016


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 NOVEMBER 2016
“KITAB MALEAKHI”

Subtema: AKIBAT MENAMBAHKAN DAN MENGURANGKAN NUBUAT-NUBUAT.

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan-Nya, kita dapat kembali melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4.

Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang”, ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya di bumi, dimana Ia akan tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi seluruh bangsa = hari penghakiman.
Gambaran dari hari penghakiman: “menyala seperti perapian,” maka yang akan terbakar adalah jerami.
Jerami adalah batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering, tidak berbuah, tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak ada persekutuan yang indah dengan Tuhan/jauh dari Tuhan.

Pertanyaannya: siapakah yang digambarkan seperti jerami?
Yaitu; “Semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik adalah seperti jerami.”

Keterangan: ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
Bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga”, inilah paham yang dianut oleh orang fasik, yaitu suka mencobai Tuhan.
Saat dalam keadaan terjepit, saat dalam kesesakan, orang sering kali mempersalahkan Tuhan dan berkata: Tuhan tidak ada, Tuhan tidak peduli. Itu juga disebut mencobai Tuhan.
Kemudian, mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya jauh dari Tuhan, itu juga mencobai Tuhan. Inilah paham yang dianut oleh orang fasik.

Lebih jauh kita melihat orang fasik.
Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pemikiran dari orang-orang fasik, sehingga mereka tidak segan-segan mencobai Allah, tidak takut untuk berbuat jahat, tidak takut untuk berbuat fasik.
Kemudian, ketika mereka berkata: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, disertai dengan batang hidungnya ke atas -> kecongkakan, kesombongan orang fasik.

Kefasikan dikaitkan dengan pribadi Saul.
1 Samuel 24: 12-14
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Bagian dari perkataan Daud kepada Saul: “Walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Pendeknya; Saul berusaha untuk membunuh Daud.
Kemudian, Daud berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul kefasikan,” menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Sepandai-pandainya seseorang menutup-nutupi dosanya, sekali waktu dosa itu akan muncul ke permukaan kalau dia tidak bertobat dari kefasikannya, sebab kefasikan timbul dari orang fasik, kebenaran datang dari salib, sebaliknya dusta tidak datang dari salib, dan kebenaran tidak datang dari dusta.

Bukti-bukti kefasikan Saul: (Seri kefasikan Saul keempat bagian B)
1 Samuel 18: 6-8
(18:6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
(18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."

Saul benci kepada Daud setelah mendengar nyanyian perempuan yang menari-nari.
Adapun bunyi nyanyian perempuan yang menari itu: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”Berlaksa-laksa = berjuta-juta.
Dan itu terbukti, oleh karena keberanian Daud, dia mampu mengalahkan Goliat dan seluruh orang Filistin. Karena itu sudah menjadi persyaratan; satu prajurit mewakili bangsanya, dari orang Filistin majulah Goliat, dari bangsa Israel majulah Daud. Jadi siapa yang kalah, dia dan  bangsanya akan menjadi hamba terhadap yang mengalahkan musuhnya.
Jadi, benarlah nyanyian perempuan-perempuan itu: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.

1 Samuel 18: 9
(18:9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Sejak mendengar nyanyian perempuan yang menari-nari itu, Saul selalu mendengki Daud.
Dengki artinya menaruh perasaan marah, menaruh perasaan benci karena iri hati melihat keberhasilan orang lain.
Tetapi kembali saya ingatkan: Saul benci kepada Daud, itu adalah seri kefasikan Saul yang keempat, malam ini bagian B.

Lebih jauh kita lihat ...
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia.
Pendeknya; dosa membenci setara dengan dosa membunuh.

Itu sebabnya kita lihat ...
1 Samuel 18: 10-11
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

Pada saat Saul kerasukan Setan atau dikuasai roh jahat, di situ dia melemparkan tombaknya kepada Daud. Pendeknya, Saul berusaha untuk membunuh Daud, karena berawal dari kebencian. Maka jelas sekali dosa membenci setara dengan dosa membunuh.

Seringkali kita menghakimi seorang pembunuh, apalagi bila ia membunuh dengan keji, memotong-motong tubuh korban, kita mempersalahkan pembunuh itu, kita jengkel, kita mengatakan dia keji, padahal kita sama dengan dia kalau kita membenci sesama.
Jadi, kalau berani jengkel terhadap seorang pembunuh, mulai sekarang jengkellah terhadap dosa kebencian.

Sejenak kita melihat tentang membunuh...
Yohanes 8: 37-38
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus Kristus karena mereka adalah anak-anak Iblis atau yang menjadi bapa mereka adalah Iblis. Berarti, mereka itu adalah keturunan Abraham yang bukan berasal dari Allah.
Namun sekalipun demikian, mereka membenarkan diri, mereka tidak mau menerima perkataan Yesus, mereka membela diri sebanyak dua kali.

Kita lihat pembelaan itu...
Yohanes 8: 39-42
(8:39) Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
(8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
(8:41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
(8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Dua kali orang-orang Yahudi membela dirinya atau membenarkan dirinya dengan berkata:
YANG PERTAMA: BAPA KAMI IALAH ABRAHAM.
Tetapi pada saat Yesus mendengar pengakuan ini, Yesus berkata: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
Untuk mengetahui pekerjaan Abraham, itu bisa kita lihat dalam Roma 6:17 dan seterusnya, dimana Allah telah menetapkan Abraham menjadi bapa bagi banyak bangsa, menjadi bapa orang beriman.
Sebetulnya, tidak ada dasar untuk berharap, untuk menjadi bapa bagi banyak bangsa, tetapi dia tetap berharap dan percaya kepada janji Tuhan, sebab pada waktu Tuhan menyatakan janji-Nya;
1.    Abraham telah berumur 100 tahun, berarti sudah tua, badannya sudah lemah. Dalam ayat lain dikatakan sudah mati pucuk, dalam bahasa sehari-hari disebut lemah syahwat; tidak mungkin menghasilkan keturunan.
2.     Isterinya, Sara, sudah mandul, itu pun tidak mungkin memberi keturunan lagi.
Tetapi sekalipun demikian, dia tetap percaya. Sekali Tuhan tetapkan dia menjadi bapa segala bangsa, dia tetap percaya. Inilah yang harus kita kerjakan.

Banyak orang Kristen sudah melihat dan merasakan kemurahan Tuhan, misalnya; Tuhan sudah memberi nafas kehidupan, Tuhan sudah memberi kesehatan, Tuhan sudah memberi kesempatan bagi kita untuk menjalankan tiga macam ibadah pokok, dan diberikan karunia-karunia, diberikan jabatan, untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan, yaitu; membawa korban dengan dua tangan kepada Tuhan.
Tetapi pada saat dalam kesesakan, seringkali kita tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menyatakan keajaiban-Nya; yang tidak ada menjadi ada. Seringkali kita meragukan janji Allah (firman Allah yang didengar), tetapi Abraham tidak demikian, dia percaya untuk dijadikan bapa orang beriman, bapa bagi banyak bangsa.
Ini yang harus kita kerjakan, bukan membenci, bukan menolak firman.

Dua kali orang-orang Yahudi membela dirinya atau membenarkan dirinya dengan berkata:
YANG KEDUA: BAPA KAMI SATU, YAITU ALLAH.
Mendengar pernyataan ini, Yesus berkata: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku”, sebab Allah itu kasih adanya, sesuai dengan injil Yohanes 3: 16, begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya dunia ini beroleh keselamatan, memperoleh hidup yang kekal, itulah kasih Allah.
Kemudian, Yesus kembali berkata: “...Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Keluar dan datang dari Allah, artinya; Dia diutus oleh Bapa ke bumi untuk melakukan kehendak Allah Bapa di atas kayu salib, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, dengan demikian terlaksanalah/tergenapilah kehendak Allah Bapa.
Kehendak Allah itu terlaksana, berarti Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Kalau hidup di bawah hukum Taurat itu berarti “mata ganti mata, gigi ganti gigi,” arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Kemudian, mengasihi orang yang mengasihi, berbuat baik kepada orang yang baik = kasihnya tidak sempurna, maka kekurangan dalam hukum Taurat ini harus digenapi di atas kayu salib.

Yesus Kristus; keluar dan datang dari Allah, maksudnya diutus ke bumi untuk melakukan kehendak Allah Bapa di atas kayu salib, sehingga kehendak Allah terlaksana, sedangkan orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus, sesuai dengan apa yang mereka dengar dan lihat dari bapa mereka.
Tetapi sekalipun Yesus mengatakan bahwa bapa mereka adalah Iblis, mereka tetap membela diri sebanyak dua kali.

Selanjutnya ...
Yohanes 8: 43-44
(8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Orang Yahudi membela diri sebanyak dua kali, sebab mereka tidak dapat menangkap (tidak paham) firman Allah yang disampaikan, maka secara to the point Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu” pembunuh manusia sejak semula/sejak di taman Eden.

Mari kita perhatikan peristiwa Taman Eden.
Kejadian 3: 1-4
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.
Perkataan ini menunjukkan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, sejak di taman Eden.

Firman Allah dipelintir oleh ular atau memutar balik fakta kebenaran pada ayat pertama, karena ular itu berkata: “Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?

Bandingkan dengan kebenaran firman:
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."... Kejadian 2:16-17.

Dapat kita menarik suatu kesimpulannya, langkah awal untuk membunuh manusia, dengan cara memutar balik fakta kebenaran/firman Allah terlebih dahulu dipelintir oleh ular.
Ular -> Iblis.
Saudaraku, berdoa terus untuk saya sebagai hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, supaya di dalam setiap pemberitaan firman Allah untuk tiga macam ibadah pokok, tidak ada yang dipelintir sedikit pun, sebab langkah awal untuk membunuh manusia (sejak di taman Eden, sejak semula), itu dimulai dari memutar balik fakta kebenaran, dengan memelintir kebenaran firman.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, sebab lewat Pengajaran Mempelai, kita memiliki dan mengetahui tentang kebenaran.
Hati-hati, cara Setan untuk membunuh manusia dengan cara memutar balik fakta kebenaran.

Keadaan Hawa setelah menerima firman Allah yang dipelintir.
Kejadian 3: 2-3
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Hawa terpedaya oleh perkataan ular tersebut, dengan bukti; Hawa menambahkan dan mengurangkan firman Allah yang ada.
Pendeknya; Hawa telah melanggar hukum Allah, sedangkan pelanggaran hukum Allah adalah dosa, dan upah dosa adalah maut.

Bukti-bukti firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
YANG DITAMBAHKAN.
-     Hawa berkata: “... TENTANG BUAH POHON YANG ADA DI TENGAH-TENGAH TAMAN ..., kalimat ini menunjukkan bahwa Hawa sudah menambahkan firman Allah.
Tadi, kita sudah membaca Kejadian 2: 16-17, tidak ada kalimat itu.
-        Kemudian, yang ditambahkan Hawa adalah kata: “... RABA ...”
Dalam Kejadian 2: 16-17 tidak ada kata “raba”, Hawa menambahkannya sendiri.

YANG DIKURANGKAN.
Yang dikurangkan oleh Hawa dari firman yang dinyatakan Allah kepada Hawa adalah: “... TETAPI POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT ITU, JANGANLAH KAUMAKAN BUAHNYA ..., itulah yang dihilangkan = dikurangkan. Hawa menghilangkan sebagian dari firman Allah.

Jadi, setelah Hawa diperdaya oleh ular, dia menambahkan dan mengurangkan firman Allah itu.
Ini adalah gambaran dari nabi-nabi palsu, suka menambahkan dan suka mengurangkan firman Allah di tengah-tengah pelayanan mereka.

Wahyu 22: 18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Setiap orang yang menambahkan dan mengurangkan firman Allah atau dari kitab nubuatan ini akan menerima akibatnya, menerima konsekuensi dari Tuhan.

-     Akibat menambahkan firman Allah; Allah akan menambahkan kepadanya, malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab Wahyu.
-      Akibat mengurangkan firman Allah; Allah akan mengambil bagiannya: dari pohon kehidupan, dan dari kota kudus.

Sekarang kita melihat ...
Allah menambahkan malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab ini (kitab Wahyu).
Di dalam Alkitab, tidak ada tertulis anak yang baru lahir (balita) dibaptis, tetapi beberapa gereja berani mengadakan pembaptisan kepada balita = berani menambahkan firman. Dia tidak takut dengan akibat/konsekuensi, mengerikan. Sepertinya ibadah itu adalah ibadah yang mengandung janji, tetapi ibadah yang mengerikan. Firman Allah, umat-Ku binasa karena tidak berpengetahuan. Ini adalah salah satu contoh yang ditambahkan.

Adapun malapetaka-malapetaka yang dimaksud adalah; penghukuman dari tujuh cawan murka Allah.
Wahyu 16: 1-2
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."
(16:2) Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.

Tujuh cawan murka Allah ditumpahkan oleh tujuh malaikat Allah ke atas bumi, itulah tujuh malapetaka.

Sekarang kita melihat;
Cawan murka Allah yang pertama/malapetaka pertama.
Malaikat yang pertama menumpahkan cawannya ke atas bumi, maka secara otomatis yang menerima malapetaka-malapetaka itu adalah binatang yang keluar dari dalam bumi, yaitu: nabi-nabi palsu dan pengikutnya...Wahyu 13:11.
Akibat malapetaka yang pertama, timbullah bisul yang jahat dan berbahaya, pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.
Bisul kecil kalau itu dibiarkan, maka akan membesar menjadi tumor ganas atau yang disebut kanker. Sedangkan firman Allah yang disampaikan oleh nabi-nabi palsu digambarkan seperti kanker...2 Timotius 2:16-18.
Memakai tanda, yaitu cap meterai dari antikris di tangan kanan atau di dahi -> 666.
Menyembah patungnya = penyembahan berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan. Berhala bukan hanya kekerasan hati. Kalau karena pekerjaan kita meninggalkan Tuhan, itu adalah berhala. Dan orang yang seperti ini akan ditimpa oleh cawan murka Allah yang pertama.

Cawan murka Allah yang kedua/malapetaka kedua.
Wahyu 16: 3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.

Malapetaka yang kedua: “Malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut,” maka laut menjadi darah dan matilah segala yang bernyawa di dalam laut, yaitu, antikris dan pengikut-pengikutnya...Wahyu 13:1.

Cawan murka Allah yang ketiga/malapetaka ketiga.
Wahyu 16: 4
(16:4) Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.

Cawan murka Allah yang ketiga, ditumpahkan atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan air berubah menjadi darah.
Peristiwa ini pernah terjadi ketika Musa mengadakan demonstrasinya di hadapan Firaun, air berubah menjadi darah, tujuannya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Air -> firman Allah. Tetapi kalau menolak firman, air bisa berubah menjadi darah.

Wahyu 16: 5-7
(16:5) Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.
(16:6) Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!"
(16:7) Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."

Kalau menolak firman, air bisa berubah menjadi darah, penumpahan darah terjadi, pembunuhan. Itulah yang dikerjakan oleh nabi palsu dan antikris, itu berlangsung selama empat puluh dua bulan, atau tiga tahun setengah, terhadap orang-orang yang hanya memiliki kesaksian Roh dan firman Allah, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Jangan kikir! Mengertilah pekerjaan Tuhan, itu mezbah, tanda hidup dalam doa penyembahan (penyerahan diri).

Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."
Kalau ibadahnya memuncak sampai kepada doa penyembahan, selamat dari penumpahan darah...Wahyu 11:1.  Mezbah –> doa penyembahan.

Cawan murka Allah yang keempat/malapetaka keempat.
Wahyu 16: 8-9
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.

 “Malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari” untuk menghanguskan manusia dengan api.
Saya teringat dengan pernyataan Yesus kepada orang-orang yang berjual beli di dalam Bait Allah “cinta akan rumahmu menghanguskan Aku.” Kesimpulannya, Dia menjadi korban bakaran bagi kita. Berarti, mengasihi sampai hangus, sampai daging tidak bersuara lagi. Tetapi kalau hari ini kita menolak kasih Allah, suatu kali kelak mereka akan mendapatkan penghukuman dari malapetaka yang keempat (cawan murka Allah yang keempat), manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat.

Cawan murka Allah yang kelima/malapetaka kelima.
Wahyu 16: 10
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,

Cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan ke atas takhta binatang itu.
Akibatnya:
1.     Kerajaannya menjadi gelap, berarti tidak dapat melihat dan beraktivitas.
2.    Mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan.
Lidah ini kecil, tetapi sanggup memegahkan perkara besar, sama seperti api, kecil tetapi sanggup membakar hutan yang besar, seperti itulah lidah dari nabi-nabi palsu, untuk memalsukan kebenaran.
Tetapi pada saat cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan di atas takhta nabi palsu itu, mereka gigit lidah karena kesakitan, mereka tidak sanggup lagi memutar balik fakta kebenaran, mereka tidak sanggup lagi memelintir firman Allah, selain gigit lidah saja.
Kita bersyukur, betul-betul adil penghukuman dari tujuh cawan murka Allah, malapetaka yang ditimpakan.

Wahyu 16: 11
(16:11) dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

Oleh karena cawan murka Allah yang kelima ini, nabi palsu menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, namun mereka tetap tidak mau bertobat.

Cawan murka Allah yang keenam/malapetaka keenam.
Wahyu 16: 12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.

Cawan murka Allah yang keenam ditumpahkan ke atas sungai yang besar, itulah sungai Efrat.

Lebih jauh kita melihat SUNGAI EFRAT.
Wahyu 16: 13-14
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Dari mulut naga, dari mulut binatang (antikris), dan dari mulut nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi) keluar tiga roh najis yang menyerupai katak, itulah yang dimaksud dengan sungai besar, sungai Efrat.
Naga, antikris, dan nabi-nabi palsu adalah tiga serangkai dari pada Setan, tri tunggalnya Setan.

Mujizat tanpa salib itu pasti disertai dengan roh najis, itulah sungai Efrat, atau roh najis menyerupai katak, itulah sungai yang besar.
Kalau kita perhatikan dalam Wahyu 12, ular itu menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai, tetapi mempelai perempuan itu diselamatkan oleh bumi, oleh doa penyembahan.
Tetapi kalau hanya memiliki kesaksian roh dan firman, mereka bisa hanyut oleh air yang keluar dari mulut naga sebesar sungai.
Jadi, tidak semua pemberitaan firman tersebut benar. Terlihat benar, tetapi kalau diuji dari apa yang ditulis dari kitab Wahyu ini, tidak semua benar.


Ketika sungai Efrat itu kering ...
Wahyu 16: 12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.

Ketika sungai Efrat, sungai yang besar itu kering, berarti Tuhan mempersiapkan jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah Timur, yaitu;
Orang yang menerima firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel berarti di mulai dari pintu gerbang akan dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci, yaitu; perjamuan kawin Anak Domba (pesta nikah Anak Domba) sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi ini.
-         Pintu gerbang -> timur.
-         Ruangan Maha Suci -> barat.

Pemberitaan firman yang keluar dari tri tunggalnya Setan, cirinya; firman itu disertai mujizat, menurunkan api dari langit, tetapi salib tidak ditegakkan, pelayanan seperti ini cenderung disertai dengan roh najis.
Saat ini pemberitaan firman yang seperti ini masih merajalela, mujizat masih ada, tetapi Salib tidak ditegakkan, tetapi suatu kali kelak, cawan murka Allah yang keenam akan ditumpahkan ke atas sungai Efrat.

Cawan murka Allah yang ketujuh/malapetaka ketujuh.
Wahyu 16: 17
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."

Cawan murka Allah yang ketujuh ditumpahkan ke angkasa, dengan demikian ada suara terdengar dari dalam Bait Suci, yaitu katanya: "Sudah terlaksana”, menunjukkan bahwa malapetaka yang ketujuh ini adalah penghukuman yang terakhir dari Allah Bapa.

Lihat, saat penghukuman yang terakhir terlaksana ...
Wahyu 16: 18
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.

Pada saat itu, memancarlah kilat, menderulah bunyi guruh, terjadilah gempa bumi yang dahsyat yang pernah terjadi sejak manusia ada di atas muka bumi, begitu hebatnya gempa itu terjadi mengguncang bumi dan penduduknya. Apakah saudara tidak takut melihat semuanya ini? Jangan sampai ini menimpa kita.

Kejadian kedua ...
Wahyu 16: 19
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.

Kejadian yang kedua yang terjadi adalah terbelalah kota besar itu menjadi tiga bagian, itulah kota Babel.
Babel itu tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi, itulah yang menyertai pelayanan dari antikris, nabi palsu dan Setan. Ini nanti akan terbelah menjadi tiga bagian, sehingga kota dari nabi palsu terpisah, kota dari antikris terpisah, kota dari pada ular naga Setan itu terpisah menjadi tiga bagian yang terpisah. Kalau tadinya mereka bersatu sehingga bisa mengadakan segenap rancangan jahat, tetapi setelah penghukuman yang ketujuh, kota itu menjadi terbagi tiga, terpisah-pisah, kekuatan mereka tidak terlihat lagi, tri tunggalnya Setan tidak terlihat lagi.

Kejadian yang ketiga pada saat malapetaka ketujuh.
Wahyu 16: 20-21
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

Hal yang ketiga, semua pulau/daratan hilang, tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
Pada saat itu tidak terlihat lagi gunung-gunung yang didirikan oleh tri tunggalnya Setan, daratan pun tidak terlihat lagi, setiap yang bernyawa pun tidak terlihat lagi.
Saat banjir terjadi pada zaman Nuh, daratan tidak terlihat, daratan dibasahi oleh air banjir yang besar, itu berbicara tentang kenajisan melanda bumi, tetapi begitu air surut, posisinya berada di laut, terlihatlah daratan, tetapi nanti daratan tidak ada, gunung-gunung pun tidak ada, yaitu, ibadah yang didirikan oleh tri tunggalnya Setan.
Saat ini kita berada di atas gunung Sion, dari sana keluar pengajaran, firman Allah dari Yerusalem.
Dari Sion keluar pengajaran untuk mengajar kita supaya kita mengikuti jalan-jalan-Nya. Gunung Sion mengatasi semua gunung-gunung di bumi, termasUk gunung-gunung yang didirikan oleh tri tunggalnya Setan.
Kita limpah dengan kemurahan hati Tuhan, jadi tidak menyesallah kita menerima firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel yang memberi jaminan hidup, masa depan. Di tangan kanan Tuhan ada umur panjang, di tangan kiri ada kekayaan dan kehormatan. Kalau kita mencari Kerajaan Sorga di gunung Sion, di dalamnya terdapat kebenaran, semuanya ditambahkan.

Kejadian yang keempat: hujan es besar seberat 100 pon = 50 kg, jatuh dari langit menimpa manusia.
Titik titik hujan bukan satu di kota Cilegon, satu di kota Serang, tidak satu di kota Merak, tetapi bagaikan hujan es, untuk menghabisi manusia.
Bangunan sehebat apapun kalau dihujani oleh hujan es seberat 50 kg akan rontok, apalagi manusia, pasti binasa.
Penghukuman-Nya sudah terlaksana, baik terhadap Babel, baik terhadap kekuatan dari tri tunggal Setan, baik terhadap gunung-gunungnya, ibadah yang didirikan oleh Iblis/Setan, baik terhadap manusia yang tidak takut Tuhan ditimpa oleh hujan es.
Inilah orang yang akan menerima penghukuman dari cawan murka Allah (tujuh malapetaka,) karena menambahkan firman Allah.
Kalau ibadah juga tidak benar itu sama dengan menambahkan. Di luar ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu juga menambahkan dan mengurangkan.
Itulah tujuh malapetaka yang akan diterima oleh yang menambahkan firman Allah.

Sekarang kita melihat mengurangkan firman Allah.
Wahyu 22: 19
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Akibat mengurangkan firman Tuhan: “... maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus...”, sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Suci.

Jadi, akibat dari mengurangkan firman Tuhan ada dua:
Yang Pertama: Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan.”
Kita lihat POHON KEHIDUPAN.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon-pohon kehidupan di seberang-menyeberang sungai itu (sungai air kehidupan).
Kita lihat dahulu pohon kehidupan.

Yohanes 14: 6
(14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Pendeknya; Yesuslah pohon kehidupan.

Kita bandingkan...
Kejadian 2: 9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi di taman Eden, antara lain;
1.     “Pohon yang baik dan yang menarik dimakan buahnya”  -> Allah Roh Kudus.
9 buah Roh Kudus dan 9 karunia Roh Kudus itulah yang baik dan yang menarik untuk dimakan buahnya. Itulah yang menarik hati Tuhan kalau kita memiliki 9 buah Roh Kudus, memiliki 9 karunia-karunia Roh Kudus.
2.     Buah pohon kehidupan. Pohon kehidupan” -> pribadi Yesus Kristus = Allah Anak, Dialah jalan, Dialah kebenaran, Dialah hidup.
3.     “Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” -> zaman Allah Bapa, berarti zaman Taurat; mengerti yang baik, tetapi mengerti yang jahat, itulah zaman Taurat. Berbuat baik kalau orang berbuat baik, mengasihi orang yang mengasihi, tetapi membenci musuh, itulah zaman Taurat, zaman Allah Bapa.
Jadi, sudah jelas apa itu pohon kehidupan? Itu menunjuk kepada pribadi Yesus Kristus, Allah Anak.
Sekarang adalah zaman Allah Roh Kudus, milikilah 9 karunia Roh Kudus, milikilah 9 buah Roh Kudus, supaya kita menarik di hadapan Tuhan, dan itu juga yang baik di pemandangan Tuhan.
Hidup dengan 9 buah Roh Kudus, tidak ada satu hukum pun yang menantangnya, itu baik di mata Tuhan.
Zaman Allah Anak, berarti; setelah zaman Taurat, yaitu: Adam sampai bangsa Israel. Hukum Taurat itu merangsang dosa, sedangkan upah dosa adalah maut, tetapi setelah Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, Dia memberi kehidupan, Dia betul-betul pohon kehidupan.

Lalu, kalau bagiannya diambil dari pohon kehidupan, sudah dapat dipastikan: BINASA. Itulah orang-orang yang mengurangkan firman Allah.

Kita sekarang kembali memperhatikan Wahyu.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Adapun pohon-pohon kehidupan itu berbuah 12 kali, berarti tiap-tiap bulan sekali karena setahun ada 12 bulan.
Berbuah 12 kali -> 12 murid Yesus yang adalah 12 rasul.

Sekarang kita lihat, buah pohon kehidupan...
Kisah Para Rasul 2: 41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Berbuah 12 kali itu adalah pengajaran rasul-rasul yang harus kita nikmati.
Adapun pengajaran rasul-rasul itu antara lain;
1.     Tekun dalam persekutuan.
2.     Tekun dalam memecahkan roti.
3.     Tekun dalam berdoa.

Ketiga ketekunan ini kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, maka;
1.     Tekun dalam PERSEKUTUAN terkena pada pelita emas ->ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
2.     Tekun dalam MEMECAHKAN ROTI terkena pada meja roti sajian ->ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Perjamuan suci berarti menikmati roti yang dipecah-pecahkan, itu sebabnya dalam Ibadah Pendalaman Alkitab selalu disertai dengan pemecahan roti dan minum dari cawan Allah (anggur).
3.     Tekun dalam BERDOA terkena pada mezbah dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.


Inilah 12 buah dari pohon kehidupan. Kita berada dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok. Berarti kalau kita tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tidak menikmati buah pohon kehidupan, selain buah kebinasaan (maut).

Sekarang kita lihat kuasa dari pengajaran rasul-rasul.
Kisah Para Rasul 2: 43-44
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

Kuasa dari pengajaran rasul-rasul: dapat mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda sehingga kita menjadi satu di dalam Tuhan, itulah yang disebut tubuh Kristus.

Apa tandanya? Sama-sama memiliki, sama-sama merasakan.
Saudaraku, dari awal saya sudah tanamkan dalam kandang penggembalaan ini. Kalau saya egois, tidak perlu saya menyediakan rumah bagi sidang jemaat yang baru datang (bergabung). Kalau saya egois, tidak perlu saya sediakan apa yang bisa saya sediakan, untuk sidang jemaat
Inilah kuasa dari pengajaran rasul-rasul. Bukan hanya itu yang saya rasakan, nikah dari sidang jemaat juga saya perhatikan, supaya tidak hancur.
Kalau saya egois, tidak perlu saya pikirkan semuanya. Tidak perlu saya pikirkan pekerjaan sidang jemaat yang masih menganggur. Ayo belajar mengerti pekerjaan Tuhan. Saling memiliki, saling merasakan, supaya tidak saling menyakiti.

Sehingga ...
Kisah Para Rasul 2: 45
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semuaorang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Oleh sebab itu, selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang, sesuai dengan keperluannya masing-masing = memberi dari kekurangan.
Kalau misalnya ada, tidak perlu harus menjual apa yang menjadi miliknya. Ini sama dengan memberi dari kekurangan.
Betapa dahsyatnya kalau kita menikmati buah dari pohon kehidupan, sampai kita dimampukan memberi dari kekurangan, seperti jemaat di Makedonia. Kuasa dari pengajaran rasul-rasul luar biasa kalau kita mau menikmatinya, yang tidak ada menjadi ada, firman itu menciptakan, mengadakan penyucian terhadap dosa.
Itulah sedikit mengenai pohon kehidupan. Terlalu panjang kalau saya uraikan.

Namun, kita bisa lihat sedikit; posisi dari pohon kehidupan.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Posisi pohon kehidupan: tumbuh di tepi sungai air kehidupan.
Ini adalah posisi yang tepat dan benar.

Kita lihat sedikit dalam Mazmur 1.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Berdiri di tepi sungai air kehidupan, persamaannya ialah “kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam”, itulah persamaannya, sehingga tiga hal terlihat;
1.     Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.
2.     Tidak berdiri di jalan orang berdosa.
3.     Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
Karena apa? Karena dia tumbuh di tepi sungai air kehidupan, tidak tumbuh di tepi sungai yang lain, selain tumbuh di tepi sungai air kehidupan.
Kesukaannya adalah firman, dan yang merenungkannya siang dan malam. Itu adalah posisi pohon kehidupan dan yang sudah menikmati buah pohon kehidupan.
Kesukaannya adalah firman dan merenungkannya siang dan malam, persis seperti binatang yang tidak haram, yang tidak najis, yaitu; lembu sapi. Siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman mendarah daging.
Menikmati firman Allah sampai mendarah daging, sehingga kita digambarkan seperti lembu sapi, tidak haram, tidak najis di mata Tuhan, berkenan, layak untuk menjadi hamba seperti lembu, semuanya berguna. Selama hidup dapat digunakan untuk menggarap ladang dan sawah = melayani. Juga dapat digunakan sebagai korban dan persembahan, apabila ia disembelih potongan-potongan daging dipersembahkan di atas korban bakaran, dan kulitnya bisa digunakan, semuanya berarti, selama hidup berarti, mati pun berarti bagi Tuhan, itu posisi pohon kehidupan. Itulah posisi kita di hari-hari ini. Supaya kita jangan haram/najis.
Berkali-kali saya sampaikan, kalau ada tawaran dunia ini kepada saya, syaratnya tinggalkan pelayanan, saya tidak akan menerimanya. Saya sudah tahu posisi saya sekarang, kita semua sudah tahu posisi kita sekarang. Bahagia dalam posisi ini?

Tuhan Yesus baik. Kita patut bersyukur kepada Dia. Posisi kita sekarang sungguh luar biasa. Saya tidak bisa bayangkan kebaikan Tuhan. Selama ini kita gunakan kebenaran kita, kita ukur kebenaran dari hati/perasaan dan pikiran/logika, ini adalah hal yang salah, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa.
Seharusnya dua tangan digunakan untuk berkorban, persis seperti lembu sapi, tidak jadi haram. Binatang yang tidak haram itu lembu sapi, sebab apa? dia berkuku belah dua, bersela panjang, dan memamah biak, merenungkan firman Tuhan siang dan malam.
Kuku belah dua -> firman Allah yang tertulis, yaitu: perjanjian lama dan perjanjian baru.

Mazmur 1: 3
(1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Kalau kita berada di posisi yang benar itu, tumbuh di tepi sungai air kehidupan, apa saja yang dikerjakan berhasil, dia tidak pernah gagal.
Daud berkata: “... tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.
Jadi, keturunan orang benar itu tidak pernah meminta-minta, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Saya mau menjadi bapa yang baik, gembala yang baik, supaya semua sidang jemaat berhasil, baik jasmani, terlebih rohaninya berhasil. Maka saya tidak ragu, siapapun yang datang ke tempat ini, baik dari desa, sebodoh apapun, saya tidak ragu, asal mau kerja sama, mau menerima ajaran yang benar, kita akan berhasil.

Sekarang kita lihat, bagian lain dari pohon kehidupan.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Selain itu, daun-daun dari pohon kehidupan itu dipakai/digunakan untuk menyembuhkan bangsa-bangsa = menjadi obat bagi bangsa-bangsa.
Dan itu telah dinyatakan/penggenapan dari nabi Yehezkiel.

Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Daun dari pohon kehidupan itu menjadi obat, digunakan untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Di sini kita bisa melihat, daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis, inilah yang menyebabkan sehingga daun dari pohon kehidupan itu bisa menjadi obat bagi bangsa-bangsa dan bisa menyembuhkan segala sakit.
Daun tidak layu, hijau/segar ini gambaran dari hati yang gembira. Hati yang gembira adalah obat bagi tulang-tulang yang kering, tetapi hati yang susah, itulah yang mengeringkan tulang.
Itu gambaran dari hati yang gembira, itu obat bagi bangsa-bangsa. Sebaliknya kalau kita stres, depresi karena beratnya salib, itu yang menyakitkan dirimu, itu bukanlah obat.
Tetapi dengan hati yang gembira, berarti daunnya tidak kering, tidak layu, itu adalah obat, itu yang menyembuhkan bangsa-bangsa, termasuk kita semua malam ini. Jangan ijinkan dirimu sakit, mulai dari berpikir banyak, stress, itu daun kering.
Bersukacita selalu, makan tidak makan, ada uang tidak ada uang, tidak perlu kita stres di situ, Tuhan yang pelihara. Daud jelas berkata: Saya belum pernah melihat orang benar ditinggalkan, anak cucunya dibiarkan meminta-minta.
Obat ini dimulai dari diri kita, maka juga nanti menjadi obat bagi setiap orang di sekitar kita. Dimulai dari diri kita, sampai kepada bangsa-bangsa.
Ayo semangat melayani Tuhan, walaupun kita harus sangkal diri pikul salib, tetap semangat. Itu adalah obat. Tidak perlu pikirkan beban berat yang kau pikul, baik itu korbanmu, persembahanmu. Tetapi lihatlah, dibalik salib, Tuhan nyatakan kemuliaan. Itu yang kita pikirkan, supaya kita tetap semangat, ada kerinduan yang berapi-api.
Semangat melayani Tuhan, daunnya hijau, tidak layu, tidak kering, itu adalah bagian kita.
Dahulu saya seringkali mengambil bagian Tuhan, saya pikirkan kesalahan, mengapa dan mengapa. Sekarang berbeda. Tinggal menyerah saja, sampai akhirnya menjadi obat bagi bangsa-bangsa.
Sedikit saya tambahkan, kita sudah menjadi obat bagi bangsa-bangsa, kita sekarang sudah memiliki saudara seiman, di beberapa negara belahan dunia, termasuk saudara-saudara kita di beberapa provinsi Amerika serikat mereka tekun mengikuti tiga macam ibadah pokok via internet.
Saya juga rindu menjadi obat bagi sidang jemaat. Dan kita semua masing-masing menjadi obat dari diri kita, kepada saudara kita yang lain, sampai kepada saudara kita yang jauh, yang tidak mengenal Tuhan. Jadilah daun yang hijau, tidak layu, tidak kering, walaupun sangkal diri pikul salib di tengah ibadah pelayanan ini. Susah senang, makan tidak makan, tetap semangat dalam Tuhan.

Akibat mengurangkan firman Allah.
YANG KEDUA.
Wahyu 22: 19
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Allah mengambil bagiannya dari kota kudus. Kota kudus, itulah Yerusalem yang baru.
Saya merindu kita semua berada di kota kudus, Yerusalem baru, pusat kerajaan damai, berarti kota kudus itulah tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
Jangan sampai kita jauh dari kota kudus, jangan sampai Allah mengambil bagian kita dari kota kudus, tetapi biarlah kita senantiasa berada di kota kudus, Yerusalem baru, berarti menerima pengajaran dan melayani Tuhan... Yesaya 2:2-3.
Kesimpulannya; Tuhan mengambil bagiannya dari kota kudus, berarti jauh dari ibadah, jauh dari pelayanan, jauh dari kebenaran. Ini adalah akibat yang kedua kalau mengurangkan perkataan-perkataan dari kitab nubuatan ini, itulah Wahyu.

Sebetulnya masih panjang, tetapi saya anggap dampak positif dan akibat-akibatnya yang kita lihat sudah menjadi jalan keluarnya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment