KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, November 14, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 NOVEMBER 2016


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 NOVEMBER 2016
“KITAB MALEAKHI”
Subtema: DOSA MEMBENCI SETARA DENGAN DOSA MEMBUNUH.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk menjalankan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4.
Maleakhi 4: 1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk yang kedua kali, dimana Ia akan tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman: “menyala seperti perapian”, maka yang akan terbakar adalah jerami.
Jerami adalah batang padi atau batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering, yaitu orang yang jauh dari Tuhan, hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Pertanyaannya: Siapakah yang digambarkan seperti jerami?
Jawanya: semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik.

Keterangan: ORANG FASIK.
Maleakhi 3: 15B
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga.
Inilah paham yang dianut orang-orang fasik.
Pendeknya; orang fasik suka mencobai Tuhan.

Lebih jauh kita melihat tentang ORANG FASIK dalam Mazmur 10.
Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pemikiran orang fasik, sehingga mereka tidak takut dan tidak segan-segan mencobai Tuhan, karena dalam pemikiran mereka, Allah tidak akan menuntut dan tidak ada Allah.
Kemudian, orang fasik mengatakan itu dengan batang hidungnya ke atas, ini menunjukkan kesombongan mereka.

Orang fasik dikaitkan dengan pribadi Saul.
1 Samuel 24: 12-13
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;

Daud berkata kepada Saul: “...walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
Dalam hal ini Saul berusaha untuk membunuh Daud.

1 Samuel 24: 14
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Selanjutnya, Daud kembali berkata kepada Saul: “Dari orang fasik timbul kefasikan.
Perkataan ini menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Kebenaran datang atau timbul dari salib, tetapi dusta tidak datang dari salib, sebaliknya kebenaran tidak datang dari dusta.
Jadi, sepandai-pandainya orang fasik menutup-nutupi dosanya, cepat atau lambat, sekali waktu kefasikan itu akan terlihat, apabila orang itu tidak bertobat dari kefasikannya.
Dosa sekecil apapun disembunyikan, sekali waktu akan muncul di permukaan. Ini harus dipahami dengan baik.

Sebetulnya memang Saul ini adalah orang fasik,  dan kita sudah melihat seri kefasikan Saul yang pertama, kedua dan ketiga. Sekarang kita akan melihat...
BUKTI-BUKTI KEFASIKAN SAUL (SERI KEFASIKAN SAUL YANG KEEMPAT).
1 Samuel 18: 6-8
(18:6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
(18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."

Seri kefasikan Saul yang keempat; SAUL BENCI KEPADA DAUD.
Kebencian Saul kepada Daud berawal dari nyanyian para penari tersebut. Adapun bunyi nyanyian itu: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Inilah nyanyian yang membuat hati Saul jengkel dan benci kepada Daud.

1 Samuel 18: 9
(18:9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Sejak hari itu, maksudnya sejak mendengar nyanyian itu, Saul selalu mendengki Daud.
Dengki berarti menaruh perasaan amarah (benci) karena iri hati atas keberhasilan orang lain.

1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
“Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia.”
Pendeknya, dosa membenci setara dengan dosa membunuh.

Lebih jauh kita melihat tentang SEORANG PEMBUNUH.
Yohanes 8: 37
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus Kristus.
Perbuatan mereka ini menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah.

Yohanes 8: 38-42
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
(8:39) Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
(8:40) Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
(8:41) Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
(8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

Orang-orang Yahudi berusaha membunuh Yesus, sebab orang-orang Yahudi mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Iblis, sebab Iblislah yang menjadi bapa mereka.

Mendengarkan pernyataan ini, orang-orang Yahudi menjawab Yesus sebanyak dua kali.
Jawaban pertama: Bapa kami ialah Abraham.
Mereka mengaku bahwa mereka adalah keturunan Abraham, lalu Yesus berkata kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.

Kita lihat; Pekerjaan Abraham.
Roma 4: 17-18
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Allah menetapkan Abraham menjadi bapa banyak bangsa, bapa orang beriman.
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya terhadap apa yang dijanjikan Tuhan kepadanya, yaitu menjadi bapa orang percaya atas banyak bangsa.
Sebetulnya dia tidak ada dasar untuk berharap, karena Abraham tidak mempunyai anak, tetapi dia tetap percaya kepada janji Allah. Inilah pekerjaan Abraham, ini juga yang harus menjadi pekerjaan kita sebagai anak-anak dari pada Abraham.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ini yang harus kita kerjakan, bukan membenci, sebab membenci adalah pekerjaan dari Iblis.

Roma 4: 19
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Iman Abraham tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui dua hal:
1.     Bahwa tubuhnya sudah lemah karena usianya telah kira-kira seratus tahun.”
Dalam istilah lain disebut mati pucuk, dalam bahasa sehari-hari disebut lemah sawat, tidak bisa memberi keturunan.
2.     Bahwa rahim Sarah telah tertutup.”
Dengan dua hal yang dialami oleh Abraham ini, sebetulnya tidak ada dasar untuk berharap, namun ia tetap berharap dan percaya terhadap janji Allah, dia tidak menjadi lemah.
Inilah yang seharusnya kita kerjakan, bukan membenci sesama, supaya akhirnya, lahirlah generasi baru yang menjadi keturunan Abraham, yang disebut dengan Anak-anak Allah.

Roma 4: 20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
(4:21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
(4:22) Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Jadi, terhadap janji Allah, ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, justru ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah. Hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Jadi, Abraham dibenarkan oleh perbuatanya, tindakannya, inilah yang disebut kebenaran karena iman, bukan kebenaran karena hasil usaha. Inilah yang harus kita kerjakan di hari-hari terakhir ini supaya kita tidak menjadi lemah, justru kita diperkuat oleh iman itu sendiri dalam segala sesuatu tentunya, dalam segala perkara.
Ini yang harus kita kerjakan, supaya Tuhan memperhitungkan itu sebagai kebenaran bagi kita, oleh karena iman, bukan karena hasil usaha.

Mendengarkan pernyataan ini, orang-orang Yahudi menjawab Yesus sebanyak dua kali.
Jawaban kedua: “Kami tidak dilahirkan dari zinah, Bapa kami satu, yaitu Allah.
Lalu kata Yesus kepada mereka, jikalau Allah adalah bapamu, kamu akan mengasihi Aku.
Alasan Yesus mengatakan hal itu: “sebab Ia keluar dan datang dari Allah.”
Keluar dan datang dari Allah, maksudnya, apa yang didengar dan apa yang dilihat, itu yang Dia lakukan, yaitu melakukan kehendak Allah Bapa.
Seandainya orang-orang Yahudi adalah anak-anak Allah, otomatis mereka mengasihi Yesus, sama seperti Yesus mengasihi saya dan saudara, dengan bukti, Dia melakukan kehendak Allah Bapa.

Allah itu kasih, maka kalau benar-benar orang Yahudi adalah anak Allah, mereka pasti mengasihi Yesus, (Anak Allah).

Yohanes 8: 43-44
(8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku.
(8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Karena mereka tidak mengerti bahkan tidak mau mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus, maka disini Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu”, karena mereka ingin melakukan keinginan-keinginan Iblis.
Jadi apa yang mereka dengar, apa yang mereka lihat, itulah yang mereka perbuat.
Pekerjaan dari pada Iblis adalah membunuh manusia. Itulah yang mereka perbuat.

Dari awal Yesus telah mengatakan: “kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu”, namun mereka tidak paham juga, bahkan sampai dua kali. Akhirnya Yesus berterus terang kepada mereka dan berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu.
Kalau memang ada teguran firman, jangan mempertahankan kekerasan hati, seperti orang-orang Yahudi tetap mempertahankan kekerasan hati mereka. Oleh karena itulah Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu.

Apa yang keluar dari mulut, itu berasal dari hati.
Jadi, kalau sampai Yesus berkata: “Iblislah yang menjadi bapamu”, maka itu akan nyata oleh karena kekerasan hati mereka. Karena di atas tadi, dua kali Yesus menegur mereka tentang perbuatan/pekerjaan dari Iblis/Setan, yaitu ingin membunuh, tetapi mereka tidak mau berubah. Akhirnya Tuhan sendiri yang menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Iblis.
Tiga tabiat yang mendasar dari Iblis.
1.     “Pembunuh manusia sejak semula.”
Bertolak belakang dengan tabiat dari Allah, yaitu: KASIH.
2.     “Tidak hidup dalam kebenaran.”
Bertolak belakang dengan tabiat Allah Anak; hidup benar sesuai dengan firman Allah, sedangkan kebenaran yang sejati berasal dari salib Kristus.
3.     “Bapa segala dusta.”
Bertolak belakang dengan tabiat Allah Roh Kudus, sebab pengajaran dari Roh Kudus itu semuanya benar, tidak ada dusta.

Mari kita lihat, bahwa memang Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula.
Kejadian 3: 1-4
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

Firman Allah telah dipelintir Iblis, maka Hawa terperdaya olehnya.
Selanjutnya, ular itu berkata kepada Hawa: “Sekali-kali kamu tidak akan mati.” Perkataan ini menunjukkan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, sejak di taman Eden.
Ketika firman Allah dipelintir pada ayat pertama, maka pada ayat kedua dan ayat ketiga, Hawa terperdaya, sehingga Hawa melanggar hukum Allah, sedangkan pelanggaran hukum Allah adalah dosa (1 Yohanes 3), dan upah dosa adalah maut.
Tetapi Iblis berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati”, menunjukkan bahwa Iblis adalah pembunuh sejak semula, yaitu sejak di taman Eden.

Jadi, dalam hal ini kita harus berjuang, dalam permohonan dengan segala ratap tangis, supaya dalam pemberitaan firman di dalam tiga macam ibadah pokok, tidak ada firman Allah yang dipelintir, yang ditambahkan dan dikurangkan, sehingga kita pun tidak terperdaya, tidak melanggar hukum Allah, sebab pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa (1 Yohanes 3: 14), sedangkan upah dosa adalah maut.
Sekali lagi saya tandaskan, kita berdoa, berjuang dengan segala permohonan, dan ratap tangis, jangan sampai firman Allah dipelintir.
Sebagai hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala, doakan supaya saya jujur, tulus dalam memberitakan firman, tidak ada firman Allah yang dipelintir, tidak ditambahkan, tidak dikurangkan, supaya kita tidak melanggar hukum Allah nanti, supaya kita tidak binasa.

1 Samuel 18: 10-12
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
(18:12) Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.

Saul berusaha membunuh Daud, ingin melakukan keinginan-keinginan dari pada Iblis.
Pada saat roh jahat berkuasa atas dia, di situlah timbul keinginan untuk membunuh, dia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Iblis, berarti yang menjadi bapanya adalah Iblis.
Roh Tuhan undur, roh jahat berkusa, berarti Iblislah yang menjadi bapanya, dia anaknya, buktinya apa? Dia melakukan apa yang dikerjakan oleh Iblis, berusaha membunuh Daud, tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

Praktek membenci sesama.
YANG PERTAMA.
1 Samuel 18: 13-14
(18:13) Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.
(18:14) Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.
(18:15) Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;
(18:16) tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.

“Saul berusaha menjauhkan Daud dari dekatnya,” berarti; jauh dari kasih Allah.
Allah sangat mengasihi Daud, buktinya;
1.     Allah menyertai Daud dalam segala pekerjaannya terlebih di dalam peperangan.
2.     Orang Yehuda dan Israel sangat mengasihi Daud.
Kalau terpisah dari kasih, berarti tidak mau menjadi domba sembelihan, tidak mau memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan. Sementara Saul menjauhkan Daud dari dekatnya, tujuannya supaya tentara Filistin membunuh mati Daud, tetapi Tuhan menyertai Daud.
Dalam Mazmur 78, Allah itu mengasihi Daud, karena Allah melihat Daud itu sebagai seorang yang tulus hati, sehingga ia diambil dari kandang-kandang kambing domba yang sedang menyusui. Dia dipilih untuk menggembalakan Israel, umat Tuhan.
Sekali lagi, pada saat Saul menjauhkan Daud dari dekatnya, itu berarti menjauhkan diri dari kasih Allah.

Yesus adalah Tunas Daud, jadi betul sekali Allah mengasihi Daud.
Jangan jauh dari kasih Allah. Orang yang jauh dari kasih Allah berarti tidak mau menjadi domba sembelihan, tidak mau menyangkal diri dan memikul Salibnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Praktek membenci sesama.
YANG KEDUA.
1 Samuel 18: 20-21
(18:20) Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka ia pun menyetujuinya;
(18:21) sebab pikir Saul: "Baiklah Mikhal kuberikan kepadanya; biarlah ia menjadi jerat bagi Daud, dan biarlah tangan orang Filistin memukul dia!" Lalu berkatalah Saul kepada Daud untuk kedua kalinya: "Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku."

Saul memberikan Mikhal, anak perempuannya, menjadi isteri Daud, tetapi tujuannya untuk menjadi jerat, supaya siasat buruk Saul terlaksana, yaitu menginginkan kematian Daud, sebab dengan memberikan Mikhal, maka nanti Daud akan mati, terbunuh oleh tentara Filistin.
Tetapi rupanya Tuhan tetap sertai Daud sekalipun Saul berusaha membunuh Daud dengan segala siasat buruknya.

1 Samuel 18: 25
(18:25) Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.

Di sini kita lihat jerat itu, Saul tidak menginginkan mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin, sebab   Saul bermaksud membunuh Daud dengan perantaraan orang Filistin, supaya pada saat berperang, Daud mati terbunuh oleh orang Filisitin.
Tidak menginginkan mas kawin selain dari kulit khatan, artinya: lebih menyukai daging dengan segala tabiatnya dari pada mas kawin.
Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Dia telah membuktikan segalanya bagi kita, Dia telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, Dia telah menebus dosa kita dengan darah-Nya, untuk menjadi milik-Nya.

Tetapi kita lihat ayat 27 ...
1 Samuel 18: 27
(18:27) tetapi Daud sudah bersiap, ia pergi dengan orang-orangnya dan menewaskan dari orang Filistin itu dua ratus orang serta membawa kulit khatan mereka; dan dalam jumlah yang genap diberikan merekalah semuanya itu kepada raja, supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya menjadi isterinya.

Bukan saja membawa seratus kulit khatan orang Filisitin, tetapi Daud membunuh dua ratus orang sekaligus serta membawa kulit khatan dari pada dua ratus orang yang ditewaskan itu, dan semuanya diberikan kepada Saul.
Daud memenuhi syarat yang diminta oleh Saul, dengan kata lain, Tuhan menyertai Daud.
Padahal Saul meminta kulit khatan orang Filisitin supaya Daud mati terbunuh, tetapi Daud siap sedia, dia bahkan membunuh dua ratus orang Filistin serta membawa kulit khatannya dan semua diserahkan kepada Saul sebagai syarat, lalu Saul tidak bisa mengelak, sehingga dia memberikan Mikhal kepada Daud.

Ini adalah dua praktek membenci sesama. Sebetulnya, kalau seorang laki-laki meminang seorang perempuan, setahu saya, ada mas kawinnya, (selalu ada mas kawinnya), tetapi di sini kita melihat, Saul mengabaikan mas kawin, lebih menghendaki seratus kulit khatan tentara Filistin untuk mewujudkan rencananya. Ini adalah pernikahan yang tidak wajar.
Saudaraku, dalam pesta nikah Anak Domba, pengantin perempuan, Mempelai Anak Domba, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan bagi Mempelai laki-laki. Tetapi hal ini diabaikan oleh Saul, dia lebih suka kulit khatan asal Daud mati. Ini pernikahan yang tidak wajar, tidak lagi menghendaki pesta nikah dengan segala perhiasan-perhiasan rohani. Hati-hati saudaraku.
Setiap kali kita mendengarkan firman Tuhan, berarti sedang mendandani hidup rohani kita. Tuhan menghiasi hidup kita dengan segala perhiasan rohani. Salah satu perhiasan rohani adalah tunduk kepada Kristus sebagai Kepala, tetapi ini pun diabaikan oleh Saul, supaya niat jahatnya terlaksana, tetapi Tuhan tetap sertai Daud. Jangan rusak hidup rohanimu hanya karena kebencianmu terhadap orang lain.
Praktek membenci yang kedua ini bahaya sekali. Jangan sampai menyukai kulit khatan, yaitu; daging dengan segala tabiatnya tetapi mengabaikan mas kawin, hanya karena membenci orang lain, seperti Saul menginginkan kematian Daud .

1 Samuel 18: 28
(18:28) Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.

Di sini kita melihat, bahwa Saul mengerti bahwa Tuhan menyertai Daud, sampai akhirnya pada ayat 29, makin takutlah Saul kepada Daud, tetapi sekalipun Saul tahu bahwa Tuhan menyertai Daud, Saul tetap memusuhi Daud seumur hidupnya. Ini adalah kesalahan fatal.
Perlu untuk diketahui: tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya…1 Yohanes 3:15b.

Jalan keluar supaya tidak binasa.
Yohanes 8: 38
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
Yesus berkata: “Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan.
Berarti, Anak mengerjakan apa yang diinginkan oleh Bapa = Anak tunggal Bapa melakukan kehendak Allah Bapa.
Melakukan sesuai dengan apa yang di lihat dari Bapa, itulah yang disebut melakukan kehendak Allah Bapa, supaya jangan kehendakku yang jadi. Ada bapa jasmani, ada bapa rohani, ada Bapa di sorga = tubuh, jiwa dan roh melakukannya.

Yohanes 8: 42
(8:42) Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yesus berkata: “Aku keluar dan datang dari Allah”, berarti; Apa yang Dia dengar, apa yang Dia lihat, itu yang Dia lakukan, sama dengan melakukan kehendak Allah Bapa, tanpa penolakan, tidak ada pemberontakan sedikit pun, dan tidak ada tawar menawar sedikit pun untuk tidak melakukan kehendak Allah Bapa.
Justru Yesus berkata: “Ya, Bapa”, walaupun sakit bagi daging, tidak ada pemberontakan sedikit pun. Sebagai Anak Dia berkata: “Ya, Bapa”, di situ letak keberhasilan anak-anak Tuhan...Matius 26:42.
Keberhasilan anak-anak Tuhan, keberhasilan seorang imam di tengah pelayanannya, keberhasilan orang-orang Kristen adalah pada saat dengar-dengaran.
Beberapa tahun yang lalu, berkali-kali Timo diminta untuk pindah ke sebuah perusahaan besar (pabrik kimia di Cilegon), karena pada waktu itu gajinya saja sudah mencapai 7-8 juta, sedangkan Timo waktu itu gajinya hanya 2,5 juta. Tetapi saya berkata kepada Timo, Timo engkau dapat pekerjaan itu dari siapa? Bukankah dari Tuhan? pertahankan itu, karena kehendak namborumu, bukan kehendak Tuhan. Jadi, jangan lihat gaji kecilnya. Andai saja dia lebih kepada pemikirannya karena gaji jauh lebih besar, maka habislah dia sampai hari ini.  Saya terlalu yakin mengatakan itu, karena akhirnya saudaranya yang sebagai menager telah pensiun.
Banyak belajar untuk dengar-dengaran, melakukan sesuai dengan apa yang kita dengar, melakukan apa yang kita lihat dari pribadi Yesus Kristus yang disalibkan= melakukan kehendak Allah Bapa.

Kita melayani, berada dalam ibadah dan pelayanan = berada di tengah-tengah pengutusan.
Kalau memang kita berada di tengah-tengah pengutusan, belajarlah untuk melakukan kehendak Allah Bapa, jangan mengandalkan kekuatan daging dalam segala apapun.
Itulah jalan keluarnya supaya kita berhasil. Jadi keberhasilan itu bukan karena kemampuan daging, tetapi karena kita dengar-dengaran.

Yohanes 6: 38-40
(6:38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
(6:39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
(6:40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Kita diutus bukan untuk melakukan kehendak sendiri, tetapi untuk melakukan kehendak Allah Bapa, maka yang dibutuhkan adalah dengar-dengaran.
Tanda seseorang dengar-dengaran ialah; perkataan yang keluar dari mulutnya hanya ada satu kata: “Ya, bukan ya dan tidak/tidak serampangan.

Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga untuk melakukan kehendak Allah Bapa, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib.
Itu yang Dia lihat, itu yang Dia dengar, maka itu juga yang harus Dia kerjakan.
Kuasa melakukan kehendak Allah Bapa: tidak terhilang, tidak binasa, melainkan dibangkitkan pada akhir zaman = memperoleh hidup yang kekal.
Melakukan kehendak Allah Bapa, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung memang sakit bagi daging, tetapi kuasanya; tidak terhilang, tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal, dibangkitkan pada akhir zaman. Pendeknya, salib adalah jaminan hidup.
Seperti Rasul Paulus, dia melakukan sesuai dengan apa yang dilihat dan apa yang di dengarkan.

Kisah Para Rasul 9: 3-5
(9:3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
(9:4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
(9:5) Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

Saulus mendengar dan melihat apa yang dikatakan oleh Yesus Kristus  kepadanya, yaitu berbicara tentang sengsara salib dan aniaya karena firman.

Kisah Para Rasul 9: 14-16
(9:14) Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
(9:15) Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
(9:16) Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

Dia melakukan kehendak Allah Bapa. Dia melakukan tepat seperti apa yang dia dengar, tepat seperti apa yang dia lihat. Rasul Paulus betul-betul melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa Daud.
Itulah Daud, bukan saja pribadi Yesus atau Paulus, tetapi itulah Daud. Kalau dia mau membalas kejahatan dengan kejahatan, dia bisa. Tetapi dalam 1 Samuel 24: 12, dengan jelas berkata kepada Saul: “Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.”
Tangan Daud bersih karena dia melakukan kehendak Allah Bapa. Andai saja Daud melakukan kehendaknya sendiri, dua tangannya kotor, tidak layak untuk melayani Tuhan, karena harus membalas kejahatan dengan kejahatan terhadap Saul.
Biarlah seluruh pakaian kita, perbuatan hidup kita, dicelup di dalam darah Anak Domba, karena kita melakukan kehendak Allah Bapa. Malam ini dan seterusnya, mari kita mencelup jubah di dalam darah Anak Domba sampai bersih, supaya dua tangan layak untuk membawa korban dan persembahan kepada Tuhan, haleluyah…

Tanda orang yang melakukan kehendak Allah Bapa.
1 Samuel 18: 18
(18:18) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?"

Perkataan Daud kepada Saul; “Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?” perkataan ini menunjukkan kerendahan hatinya.

1 Samuel 18: 23
(18:23) Lalu para pegawai Saul menyampaikan perkataan itu kepada Daud, tetapi Daud menjawab: "Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?"

Untuk yang kedua kali, Daud menjawab: “Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?
Perkataan ini menunjukkan bahwa Daud betul-betul orang yang rendah hati. Dia tidak lantas bermegah karena menjadi seorang menantu raja. Itu terbukti dari perkataannya sebanyak dua kali. Dua kali ini cukup membuktikan diri bahwa Daud adalah seorang yang rendah hati.

1 Samuel 16: 12
(16:12) Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."

Sesungguhnya, Daud telah diurapi oleh Samuel, sebab Daud telah dipilih oleh Allah untuk menjadi raja atas Israel, tetapi sebagai seorang raja yang dipilih oleh Tuhan, dia tetap merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Bukankah dia raja? Tetapi dia tetap merendahkan diri dengan dua jawaban di atas tadi, untuk meyakinkan kita bahwa dia betul-betul seorang raja yang diurapi dan rendah hati. Itulah orang yang melakukan kehendak Allah Bapa, ada tanda-tandanya: terlihat kerendahan hati, tidak sombong, sekalipun ada dasar untuk bermegah.
Kalau Daud, seorang raja besar, bisa merendahkan dirinya dengan segala kerelaan, kenapa kita tidak bisa? Kita bukan keturunan bangsawan, kita bukan siapa-siapa, tetapi mengapa tetap dengan segala kecongkakan, kesombongan, keangkuhan, disertai dengan segala kekerasan hati itu? Menunjukkan bahwa kita tidak sadar diri, tidak kenal diri, sesungguhnya hidup oleh kemurahan Tuhan. Jadi, ada kaitannya dengan dengar-dengaran. Melakukan kehendak Allah Bapa diawali dengan dengar-dengaran, tanda rendah hati. Kemudian, orang yang rendah hati selalu dibela oleh Tuhan seperti Daud. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment