KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, July 20, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 JUNI 2018



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 JUNI 2018

KITAB KOLOSE
(Seri: 130)


Subtema: "HATI MELIMPAH DENGAN SYUKUR."


Shalom saudaraku.
Selamat malam bagi kita semua, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, Dialah Kepala gereja Mempelai Pria Sorga.
Tidak lupa juga saya menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan dimanapun anda berada di dalam maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.
Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 2:6-7
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Setelah menerima Kristus Yesus Tuhan kita, maka akan dilanjutkan dengan empat tindakan, yaitu:
1. Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
2. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia.
3. Hendaklah kamu bertambah teguh di dalm iman.
4. Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Keterangan: “HENDAKLAH HATIMU MELIMPAH DENGAN SYUKUR.”
Setelah kita memperhatikan tiga keterangan sebelumnya, maka sekarang kita memperhatikan keterangan yang keempat, yaitu: Hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
2 Korintus 9:12
(9:12) Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.

Disini kita melihat bahwa limpah ucapan syukur kepada Allah, karena pelayanan kasih yang berisi pemberian.

Lebih detail kita memperhatikan.
2 Korintus 9:14-15
(9:14) sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.
(9:15) Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!

Jadi oleh karena kasih karunia, dan oleh karena kemurahan Allah yang melimpah yang tak terkatakan maka ada ucapan syukur dari sidang jemaat di Korintus kepada Allah dengan limpah.

2 Korintus 9:10-11
(9:10) Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
(9:11) kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.

Kasih karunia atau kemurahan hati yang dilimpahkan, membangkitkann syukur daripada sidang jemaat kepada Allah.
Adapun kasih karunia dan kemurahan hati yang dimaksud, antaralain:
1. Dia yang menyediakan benih bagi penabur.
2. Dia yang menyediakan roti untuk dimakan.
Inilah kasih karunia yang disediakan atau dilimpahkan sehingga membangkitkan ucapan syukur kepada Allah.

Tentang: DIA YANG AKAN MENYEDIAKAN BENIH BAGI PENABUR.
1 Korintus 15:36-37
(15:36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

Benih yang ditaburkan ialah biji tanaman yang sudah mati. Jadi bukan tubuh tanaman yang akan tumbuh melainkan biji tanaman yang sudah mati itulah yang ditaburkan.

1 Korintus 15:38
(15:38) Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.

Dari berbagai-bagai jenis benih yang ditaburkan itu nanti akan tumbuh berbagai macam-macam tanaman.
Pendeknya; Tuhanlah yang memberikan benih kepada penabur itu.
Benih -> Biji yang sudah mati, misalnya biji gandum atau jenis biji-bijian apa saja yang sudah mati.
Jadi benih itulah yang ditaburkan bukan tubuh tanaman yang akan tumbuh. Jangan keliru, jangan bodoh.

Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jadi pendeknya; Benih yang ditaburkan itu harus jatuh ke dalam tanah dan mati.

Tentang: JATUH KE DALAM TANAH.
Jatuh ke dalam tanah artinya merendahkan diri di hadapan Tuhan, berarti berada di titik nol atau titik terendah.
Saudaraku, permukaan air laut adalah titik terendah atau titik nol. Sebagai bukti semua sungai yang mengalir dari hulu akan bermuara di laut.
Jadi sentralnya ibadah dan pelayanan adalah titik nol atau titik terendah.

Yohanes 12:25
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Sangkal diri dan pikul salib = titik nol (titik terendah) sentralnya ibadah dan pelayanan. Kalau kita buat diagram dari salib berarti ada garis horizontal dan garis vertikal. Sedangkan titik nol adalah pertemuan antara garis vertikal dan garis horizontal yang menjadi sentralnya ibadah dan pelayanan.
Pendeknya, sangkal diri dan pikul salib itulah sentralnya ibadah dan pelayanan.

Yohanes 12:27
(12:27) Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Perhatikan kalimat; “Untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” Artinya, Yesus harus menjadi benih berarti harus jatuh ke dalam tanah dan mati, untuk itulah Dia datang ke dalam saat ini sebab Ia harus memberi benih kepada penabur.

Kejadian 1:2
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Keuntungan berada di titik terendah (titik nol) adalah: hidup di dalam pengurapan dari Roh El Kudus bagaikan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Saudaraku, Roh El Kudus itu selalu mencari dataran terendah, mencari hamba-hamba Tuhan yang rendah hati, mencari imam-imam yang melayani di dalam kerendahan hati. Seperti sungai yang mengalir, dia selalu bermuara ke lautan. Demikian juga Roh Kudus mencari hamba-hamba Tuhan, imam-imam yang melayani Tuhan di dalam kerendahan hati. Biarlah kiranya kita semua saling merendahkan diri satu dengan yang lain baik dalam perkataan, sikap dan perbuatan,  dan gerak-gerik semuanya selalu dibawah supaya nama Tuhan dipermuliakan.

Tentang: MATI.
Mati artinya daging tidak bersuara.

Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya

Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut-Nya. Artinya daging tidak bersuara = mati.

Yesaya 53:8
(53:8) Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

Saudaraku, Yesus rela mati di atas kayu salib karena pemberontakan umat-Nya.
Memberontak berarti dikuasai oleh roh pendurhakaan. Jadi karena roh pendurhakaan itulah umat Tuhan menjadi memberontak kapada Allah.

Yesaya 53:9
(53:9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Bukti mulut tidak bersuara (mati), antaralain;
-  Tidak berbuat kekerasan.
Tidak ada kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk batin.
Banyak sekali terjadi di tengah-tengah hamba-hamba Tuhan, di tengah-tengah imam-imam tidak melakukan kekerasan secara fisik tetapi sebetulnya suka menyakiti dalam bentuk batiniah, itu sering terjadi.
-  Tipu tidak ada di dalam mulut-Nya = tidak ada dusta.
Itulah tanda dan bukti bahwa daging tidak bersuara lagi = mati.

Yesaya 53:10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Dengan kematian Yesus di atas kayu salib, menjadikan diri-Nya sebagai korban penebus salah dan dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Saudaraku, hampir setiap hari manusia berbuat salah, berbuat dosa, berbuat salah di hadapan Tuhan, siapa yang mau menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah?

Karena itu kita patut bersyukur karena Allah telah memberikan benih kepada penabur supaya akhirnya  benih itu jatuh ke dalam tanah dan mati. Tuhan memberi jenis dari benih yang sudah mati supaya tumbuh bermacam-macam tanaman. Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh karena kematian Kristus, kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.

Ibarani 10:8-9
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Kita tidak lagi menjalankan ibadah ini secara taurat karena Yesus telah mati, Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa sesuai dengan apa yang tertulis di dalam kitab gulungan. Tuhan telah memberikan benih kepada penabur, dan benih yang ditaburkan itu telah jatuh ke dalam tanah dan mati.

Kemudian,
Ciri-ciri daging tidak bersuara/mati;
1 Korintus 15:37
(15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

Benih yang ditaburkan itu adalah biji tanaman yang sudah mati, ciri-cirinya tidak berkulit, artinya rohaninya adalah RELA DIKULITI.

Kita lihat pengertian rela dikuliti.
2 Korintus 5:20-21
(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita berarti rela dikuliti. Tujuan rela dikuliti, supaya orang yang bersalah dibenarkan oleh Tuhan. Rela dikuliti = rela dipermalukan, harga diri dipreteli, diluluh-lantahkan. Pendeknya, hidup tanpa keakuan.

Kejadian 3:6-7;21
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka

Disini Adam dan Hawa melanggar hukum Allah sehingga mereka menjadi telanjang. Memang pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa dan dosa adalah ketelanjangan, akhirnya Tuhan memberikan pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa.
Saudaraku binatang yang dikuliti -> pribadi Yesus Kristus. Dia yang benar dijadikan dosa supaya kita yang berdosa ini dibenarkan dihadapan Allah. Yesus rela dikuliti, rela dipermalukan, rela ditelanjangi. Sebab itu ketika Yesus disalibkan, jubah-Nya diambil dan pakaiannya dibagi menjadi empat bagian. Itulah tandanya Yesus rela dikuliti.

Dampak positif dari kematian (daging tidak bersuara)
Yohanes 12:24
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jikalau biji gandum sudah mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Jadi suasana kebangkitan itu adalah pantulan dari pengalaman kematian. Jadi sejauh mana kita masuk ke dalam pengalaman kematian, sejauh itu kebangkitan yang akan kita alami dan kita rasakan. Tidak ada pengalaman kebangkitan tanpa kematian. Kebangkitan yang kita alami betul-betul karena pengalaman kematian yang telah terjadi supaya tidak terlihat kebangkitan palsu.

Yesaya 53:11-12
(53:11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul
(53:12) Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Saudaraku, hasil dari kematian adalah membenarkan banyak orang, antaralain;
- Tuhan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan.
- Ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan.

Kematian dan kebangkitan Kristus merampas dan menjarah orang-orang dari maut dan dijadikan sebagai orang-orang besar dan kuat di dalam Tuhan.
Saudara masih ingat ketika kita dipanggil kita bukan siapa-siapa, kita hanyalah orang kecil dan hina, dan kita juga adalah orang yang lemah dan tak berdaya tetapi oleh karena Yesus menjadi benih yang ditaburkan maka kita dijadikan sebagai orang besar dan orang kuat bagi Allah.

Zakaria 3: 1-2
(3:1) Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
(3:2) Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

Kondisi rohani Imam Besar Yosua berdiri di hadapan malaikat Tuhan sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia, tetapi oleh karena kemurahan hati Tuhan dia ditarik dari maut bagaikan puntung yang telah ditarik dari api.

Zakaria 3:3-4
(3:3) Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,
(3:4) yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."

Yosua mengenakan pakaian kotor waktu berdiri di hadapan malaikat Tuhan namun pakaian kotor diganti dengan pakaian yang baru, pakaian pesta untuk layak melayani Tuhan. Inilah suasana kebangkitan itu, melayani Tuhan di dalam kesucian. Pakaian kotor, menunjukkan bahwa Imam Besar Yosua, melayani dengan keinginan daging, daging masih bersuara, banyak terjadi kesalahan disana-sini.
Tapi kemurahan Tuhan berlaku bagi Imam Besar Yosua, karena pada akhirnya ia dipercaya melayani bersama dengan Zerubabel membangun bait Allah di Yerusalem.

Tuhan telah memberi benih kepada penabur. Itu sebabnya kita layak untuk melayani Dia. Kita dirampas dan dijarah dari api untuk dijadikan sebagai orang besar di hadapan Tuhan, dijadikan kuat tidak lemah, kuat terhadap dosa tidak lemah terhadap dosa. Yang sudah melayani harus kuat. Jangan seperti terlihat baik dan menarik tetapi lemah terhadap kenajisan, lemah terhadap kejahatan.

Zakaria 3:5
(3:5) Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.

Lihat ciri-ciri orang besar dan kuat di hadapan Allah mengenakan serban pada kepalanya. Perlu untuk diketahui pada serban tahir atau kulah imam besar itu, disitu diikatkan patam persis di dahi imam besar itu. Artinya di dahi tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, artinya: hanya memikirkan kasih dan kemurahan Allah tidak ada yang lain.

Zakharia 3:6-7
(3:6) Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:
(3:7) "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.

Kepada Imam Besar Yosua dipercayakan tugas pelayanan yang mulia, yaitu:
1. Memerintah di dalam rumah Tuhan.
2. Mengurus pelataran bait Allah.

Melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan itu semua karena kemurahan Tuhan = Tuhan memberikan benih kepada penabur.
Saudaraku, malam ini kita diijinkan berada di antara pelayan-pelayan Tuhan untuk memerintah di dalam rumah Tuhan dan memerintah di pelataran bait Allah, sungguh itu adalah kemurahan hati Tuhan, bukan karena gagah, hebat, kuat, dan perkasanya kita, tapi karena kemurahan hati Tuhan.
Bukankah imam besar Yosua melayani dengan pakaian kotor, hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging sehingga terlihat banyak kekurangan dan kesalahan. Tetapi oleh karena kemurahan hati Tuhan, Tuhan menghardik malaikat yang memerintah dosa dan selanjutnya Tuhan menanggalkan pakaian lama diganti dengan pakaian baru. Kuasa dari pengalaman kematian dan kebangkitan melayakkan imam besar Yosua untuk memerintah di rumah Tuhan, untuk mengurus pelataran rumah Tuhan.

Pelataran Bait Suci sebelah luar terdapat dua macam alat, yaitu: Mezbah Korban Bakaran, dan Kolam Pembasuhan.
Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat, yaitu: Meja Roti Sajian, Pelita Emas, dan Mezbah Dupa.
Dari pelataran bait suci sebelah luar sampai dengan ke dalam Ruangan Suci, anak-anak imam besar Harun bertugas untuk memerintah dan mengurus semua peralatan yang ada di dalamnya. Kemudian sekali setahun imam besar Harun masuk ke dalam Ruangan Maha Suci untuk mengadakan pendamain dosa dengan membawa darah lembu jantan muda dan darah domba jantan sebagai korban penghapus dosa. Lalu dari darah lembu dengan ujung jarinya memerciki muka atau tutup pendamaian sebanyak tujuh kali dan memerciki di depan tabut perjanjian sebanyak tujuh kali untuk mengadakan pendamaian dosa.
Siapa kita ini? Kalau kita diberi tugas pelayanan, memerintah dan mengatur dalam pelayanan itu kemurahan Tuhan kerena Allah telah memberi benih kepada panabur. Kematian dan kebangkitan menolong Imam Besar Yosua.
Malam ini kita tersungkur di kaki salib dan mengakui segala pelanggaran kita. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U Sitohang



















No comments:

Post a Comment