KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, July 28, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2018




IBADAH RAYA MINGGU, 24 JUNI 2018

KITAB WAHYU
(Seri 59)

Subtema : “SINGA TELAH MENGAUM SIAPAKAH YANG TIDAK TAKUT?”

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena perkenanan-Nya, kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian pujian dan zangkoor. Dan kiranya kebahagiaan sorgawi menjadi bagian kita malam ini dan seterusnya.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan apabila sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming, video internet Youtube maupun Facebook, kiranya Tuhan memberkati kita bersama-sama.

Mari segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9, dan kita sekarang akan memasuki ayat 16, tetapi kita awali dulu pembacaan dari ayat 15.
Wahyu 9: 15
(9:15) Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.

Dilepaskanlah keempat malaikat atau keempat roh jahat untuk membunuh sepertiga dari umat manusia sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Tuhan.

Wahyu 9: 16
(9:16) Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka.
Keempat malaikat itu akan memimpin suatu angkatan perang sebesar dua puluh laksa atau dua ratus juta anggota pasukan berkuda. Jadi, setara dengan dua pertiga penduduk Indonesia, jumlah yang sangat banyak.

Yesaya 31: 1
(31:1) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.
Pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya telah dipersiapkan dan diperlengkapi pada hari peperangan nanti.

Yesaya 31: 3
(31:3) Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Sebetulnya, kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa, artinya; mereka itu adalah manusia daging yang tidak mau bertobat.

Lebih rinci lagi kita perhatikan dalam ...
Yesaya 30: 15-16
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
(30:16) kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

Di hari-hari terakhir ini, semakin banyak terlihat orang Kristen enggan untuk bertobat, lebih suka bicara lari cepat dalam berbuat dosa. Sebetulnya kalau enggan bertobat, justru lebih cepat untuk binasa, justru lebih cepat untuk lenyap.
Kemudian, juga enggan untuk tinggal tenang dan percaya kepada Tuhan, lebih suka bicara tentang kuda tangkas, yaitu kepandaian, kecakapan dan kemampuan.
Sebetulnya, rumusnya daging, di atas daging masih ada daging yang lebih hebat lagi. Kalau kita merasa pintar masih ada yang lebih pintar.

Sekarang kita bandingkan dengan PENGALAMAN ZERUBABEL.
Zakharia 4: 5-6
(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Perhatikan kalimat: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh Tuhan, inilah kebenaran yang diperoleh, yang dialami oleh Zerubabel di tengah-tengah ibadah pelayanannya kepada Tuhan.
Melayani Tuhan itu bukan berbicara soal kepandaian, bukan berbicara soal ketangkasan, bukan berbicara soal kemampuan, tetapi melayani oleh karena Roh Tuhan saja.

Tadi kita lihat dalam kitab Yesaya 30:15-16 mereka enggan untuk bertobat juga enggan untuk tinggal tenang dan percaya kepada Tuhan, lebih suka berbicara tentang mengendarai kuda tangkas.
Tetapi Zerubabel tidak, melayani oleh karena Roh Kudus, tidak lebih, tidak kurang, itu kebenaran.
Kadangkala kita tidak bisa menahan hati, itu bukan pekerjaan Roh Tuhan, itu ketangkasan manusia daging, tetapi hasilnya nol di hadapan Tuhan, sekalipun terlihat hebat di mata manusia.

Zakharia 4: 7-10
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."

Perhatikan, Firman Tuhan: “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya.
Gunung yang besar menjadi tanah rata di depan Zerubabel, tidak berhenti sampai di situ, Zerubabel menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan. Sebab Zerubabel melayani bukan karena keperkasaan, bukan karena kekuatan, melainkan oleh Roh Tuhan.

Zakharia 4: 7, 10
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."

Batu utama atau batu pilihan yang di tangan Zerubabel telah diletakkan sebagai dasar rumah Tuhan.
Kalau melayani oleh karena Roh Tuhan, selalu memandang kepada korban Kristus.
Sedangkan orang yang melayani karena ketangkasan, kemampuan daging, pandangannya selalu terarah kepada yang lahiriah.

Batu pilihan atau batu utama yang di tangan Zerubabel, digunakan sebagai dasar bangunan -> korban Kristus.
Jadi saya tandaskan; orang yang melayani Tuhan dengan Roh Tuhan, senantiasa meninggikan korban Kristus. Dan ketika Zerubabel mengangkat batu utama, batu pilihan itu, orang bersorak, “Bagus! Bagus sekali batu itu! artinya: orang juga turut meninggikan korban Kristus.
Jangan sampai melayani karena ketangkasan.

Kesimpulannya; ketangkasan dan kemampuan ternyata tidak bisa diandalkan, sebaliknya akan mempermalukan manusia itu sendiri. Mengapa saya mengatakan hal seperti ini?
Begitu banyak hasil karya manusia, begitu banyak hasil karya orang-orang yang tangkas, tetapi justru hasil karya itu mempermalukan dirinya sendiri.
Nuklir diciptakan oleh manusia, tetapi oleh nuklir itu sendiri, menghabisi nyawa manusia.
Banyak lagi alat-alat yang canggih; alat elektronik yang canggih, modern, mutakhir, setelah tercipta oleh karena ketangkasan manusia, justru menakutkan, mengerikan sekali, karena cepat untuk menuju dosa.
Oleh sebab itu, ketangkasan dan kemampuan manusia tidak bisa diandalkan, justru mempermalukan manusia itu sendiri.

Kisah Para Rasul 5: 29-31
(5:29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Orang yang bertobat dan menerima pengampunan dosa adalah orang yang taat kepada Allah, yaitu senantiasa meninggikan korban Kristus.

Itulah pengalaman Zerubabel di tengah-tengah membangun rumah Tuhan sampai selesai. Bagi dia, gunung besar menjadi tanah rata, tidak ada persoalan atau tidak terhalangi di dalam rangka pembangunan tubuh Kristus.

Kisah Para Rasul 4: 19-20
(4:19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Petrus dan Yohanes, kedua-duanya lebih taat kepada Allah. Sebagai bukti; mereka senantiasa meninggikan korban Kristus, apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat, itu yang mereka sampaikan.
Mereka lebih taat kepada Allah, karena mereka senantiasa meninggikan korban Kristus.

Kisah Para Rasul 26: 20
(26:20) Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.

Di sini pun kita melihat bahwa; salib Kristus harus diberitakan supaya manusia bertobat dan berbalik kepada Allah.
Pelayanan Petrus dan Yohanes tadi, juga sama dengan Rasul Paulus, mereka sama-sama meninggikan korban Kristus, mereka lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia, sebab mereka senantiasa meninggikan korban Kristus.
Jadi pelayanan dari pada Petrus dan Yohanes sama dengan cara Paulus melayani Tuhan.

Ketiga rasul ini lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia, bahkan Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat dalam pemberitaan firman tentang salib Kristus, dia tidak bisa dipengaruhi oleh apapun supaya manusia dapat bertobat dan mendapat pengampunan.
Kalau Yesus tidak menjadi Tuhan dan Juruselamat, Israel tidak bertobat, Israel tidak mendapat pengampunan.
Jadi salib Kristus harus diberitakan; supaya manusia dapat bertobat dan mendapat pengampunan.

Ciri-ciri orang yang bertobat: melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan pertobatan itu sendiri.
Saudaraku, kita dipanggil oleh darah Yesus Kristus berarti kita harus berpadanan dengan panggilan itu sendiri, maksudnya melayani dengan tanda darah.
Jadi betul, bahwa ciri orang yang bertobat: melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu sendiri.

Yoel 2: 1
(2:1) Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;

Berita salib harus disampaikan di atas gunung Tuhan sebab waktunya telah dekat.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, tanda-tanda kedatangan Tuhan sudah jelas terlihat. Kejadian yang tidak masuk akal sudah mulai terlihat di empat penjuru bumi.

Sekarang banyak orang tidak enggan dan tidak malu-malu lagi soal perzinahan, tidak ada lagi rasa takut untuk berzinah, tidak ada sedikit pun rasa bersalah, sedikit pun tidak, itu tanda bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Maka berita salib harus disampaikan di atas gunung Tuhan kalau tidak, akan banyak korban jiwa, karena harta kekayaan tidak bisa menyelamatkan manusia. Justru perkara lahiriah menjadi dewa kekejian, sebab perkara lahiriah ini yang membuat kita jauh dari Tuhan.

Jadi kita patut bersyukur kalau di tengah-tengah ibadah ini senantiasa berita tentang salib disampaikan, firman tentang salib Kristus dibentangkan begitu rupa, itu kemurahan supaya kita hidup karena kebenaran iman, itu kasih karunia.
Sedangkan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan, itu bukan kasih karunia, sebab kebenaran iman tidak nyata. Tetapi kalau berita salib disampaikan di atas gunung Tuhan, maka kebenaran iman menjadi nyata, itu adalah kasih karunia.

Yoel 2: 2-4
(2:2) suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.
(2:3) Di depannya api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar. Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput.
(2:4) Rupanya seperti kuda, dan seperti kuda balapan mereka berlari.

Suasana yang akan terjadi apabila empat malaikat dilepaskan untuk memimpin pasukan berkuda sebesar dua puluh laksa atau dua ratus juta:
YANG PERTAMA, Akan terlihat suatu hari gelap gulita dan kelam kabut. Kemudian suatu hari berawan dan kelam pekat.
Biasanya kalau hari berawan hitam dan kelam pekat selalu identik dengan istilah dari dukacita atau masalah yang berat. Itu akan terjadi nanti.
YANG KEDUA, Di depannya api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar tanah di depannya seperti taman Eden tetapi di belakangnya padang gurun tandus, sama sekali tidak ada yang dapat luput, semuanya akan dibakar habis, sebab di depannya api, di belakangnya juga api berkobar.
Jadi yang di depannya seperti taman Eden, tetapi di belakangnya dibakar habis menjadi tandus. Tidak ada yang dapat luput, tidak ada yang dapat lepas dari penghukuman itu nanti, tidak ada yang lepas dari celaka yang keenam, tidak ada yang dapat luput dari hukuman sangkakala yang keenam.

Yoel 2: 5-6
(2:5) Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung; seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami; seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang.
(2:6) Terhadapnya bangsa-bangsa gemetar, segala muka bertambah menjadi pucat pasi.

Bangsa-bangsa akan gemetar terhadap pasukan berkuda tersebut yang dipimpin oleh empat malaikat, sebab tiga hal, yaitu:
-     Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung.
Pasukan berkuda itu melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung. Jadi bukan di tempat lain, justru di atas gunung-gunung.
Gunung -> tempat untuk beribadah dan melayani Tuhan.
-     Seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami.
-     Seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang.

Keadaan dari pada dua ratus juta pasukan berkuda, yaitu:
-     Cekatan, melompat-lompat di atas puncak gunung.
-     Api yang menghanguskan.
-     Rapi teratur.
Jadi, sangat mengerikan, maka tadi gambarannya sudah kita baca di ayat kedua tadi; “suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat.”  Kelamnya bukan kelam biasa; pekat, sebab kita melihat tadi duaratus juta pasukan berkuda itu, ketika mereka menyerang, seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung.
Kemudian seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami. Kemudian; seperti suatu bangsa yang kuat. Bangsa yang kuat itu teratur barisannya untuk berperang. Tentaranya disiplin, teratur.

Jadi sangat mengerikan. Tidak ada yang dapat luput dari hukuman sangkakala keenam ini.
Maka di hari-hari terakhir ini, apabila berita salib disampaikan, jangan diabaikan begitu saja, diperhatikan sungguh-sungguh. Begitu banyak firman yang sudah kita terima, tetapi begitu banyak juga firman yang berlalu begitu saja.

Hari ini kita menangis dikoreksi firman, satu jam setelah ibadah kembali ke habitat lama, itu sama dengan membiarkan  firman itu berlalu begitu saja. Ini suatu kerugian, sementara waktunya sudah dekat dan kita sudah melihat gambarannya nanti apabila dua ratus juta pasukan berkuda menyerang gunung-gunung Tuhan.
Tetapi saya masih suka bertanya-tanya; mengapa kita ini masih menganggap enteng dengan berita salib, padahal berita salib disampaikan supaya Israel bertobat dan menerima pengampunan.
Oleh sebab itu jangan menyesal. Kalau kita berani membiarkan berita salib berlalu begitu saja, jangan menyesal nanti.

Kalau di Indonesia, pasukan elit disebutlah pasukan khusus, disingkat dengan KOPASSUS. Jadi yang dipersiapkan itu adalah pasukan elit, pasukan khusus, bukan sembarangan tentara, bukan sembarangan pasukan berkuda biasa. Betul-betul teratur barisannya untuk berperang.

Wahyu 9: 17
(9:17) Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.
Pasukan berkuda memakai baju zirah; merah api dan biru dan kuning belerang warnanya.
Dari warna baju zirah ini sudah menunjukkan bahwa mereka betul-betul pasukan elit, betul-betul pasukan yang terlatih.
Tadi sudah digambarkan di atas tadi; barisannya teratur, menjadi suatu bangsa yang kuat, tangguh, sangat sukar dikalahkan. Baju zirah itu baju besi, tidak bisa ditembusi oleh senjata api, hanya bisa dikalahkan oleh kuasa Tuhan, tidak bisa dikalahkan dengan senjata api.

Bagaimana kita bisa mengalahkan pasukan elit dengan ketangkasan? Bagaimana kita bisa mengalahkan dengan cara  lari cepat? Mereka lebih cepat, mereka lebih tangkas. Itu sebabnya di atas tadi saya katakan; jangan mengabaikan berita salib yang disampaikan. Ingat, baju zirah itu tidak bisa ditembusi oleh senjata api, selain kuasa Tuhan.

Biarlah kita bermegah oleh karena salib, saat kita lemah, barulah kita kuat. Jangan merasa kuat dan hebat, hasilnya nol di hadapan Tuhan.
Kita mengandalkan kuda tangkas, masih ada yang lebih tangkas. Naik kuda untuk lari cepat, kalau tidak bertobat, justru cepat-cepat binasa.
Jadi sekali lagi, dari warna baju zirah tersebut, sudah menunjukkan bahwa mereka adalah pasukan elit yang terlatih.

Kita kembali memperhatikan ...
Yoel 2: 7-8
(2:7) Seperti pahlawan mereka berlari, seperti prajurit mereka naik tembok; dan mereka masing-masing berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya;
(2:8) mereka tidak berdesak-desakan, mereka berjalan terus masing-masing di jalannya; mereka menerobos pertahanan dengan tombak, mereka tidak membiarkan barisannya terputus.

Selain tangkas, pantang menyerah, rela mati, siapa yang berani menghadapi seperti ini?
Lebih baik bermegah oleh salib saja untuk menghadapi seperti ini. Tidak ada artinya kita merasa diri lebih tangkas, lebih cepat.

Yoel 2: 9
(2:9) Mereka menyerbu ke dalam kota, mereka berlari ke atas tembok, mereka memanjat ke dalam rumah-rumah, mereka masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri.

Dipersiapkan menjadi pasukan elit, pantang menyerah, dan tidak satu pun musuh yang dapat luput, sebab apa?
1.   Mereka menyerbu ke dalam kota.
2.   Mereka berlari ke atas tembok.
3.   Mereka memanjat ke dalam rumah-rumah.
4.   Mereka masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri.

Yoel 2: 10
(2:10) Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
Sampai pada akhirnya, di depannya bumi gemetar, langit bergoncang.
Langit atau cakrawala adalah takhta Allah, sedangkan bumi adalah tumpuan kaki Tuhan.
Bayangkan, tumpuan kaki Tuhan saja bisa gemetar, langit dan unsur-unsurnya bergoncang.

Akibatnya: matahari dan bulan menjadi gelap, kemudian bintang-bintang menghilangkan cahayanya.
Bintang-bintang di langit -> orang-orang bijaksana menjadi petunjuk untuk membawa banyak jiwa kepada kebenaran. Bintang-bintang menghilangkan cahaya, berarti; tidak lagi menjadi petunjuk.
-     Matahari menjadi gelap = Tanpa kasih/ibadah dan korban.
-     Bulan menjadi gelap = Tanpa dasar yang benar.
Ada dua jenis dasar bangunan, yaitu:
·       Batu -> Korban Kristus.
·       Pasir -> Daging dengan segala tabiatnya.

Pendeknya; kalau orang benar saja (matahari, bulan dan bintang-bintang) menghilangkan cahayanya, bagaimana dengan orang-orang yang tidak melayani Tuhan?

Kita kembali membaca Wahyu 9: 17
(9:17) Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.
Kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa.
Kalau singa sudah mengaum, siapa yang tidak takut? Tetapi di sini, singa menunjuk kepada Iblis atau Setan, mengaum-aum mencari mangsa yang dapat ditelannya.

Kemudian dari mulut singa itu keluar tiga hal, yaitu:
1.   Api.
2.   Asap.
3.   Belerang.
Tujuannya; untuk membunuh sepertiga manusia.

Untuk mendapatkan pengertian dari tiga perkara tersebut, saya akan membawa saudara untuk melihat kisah Sodom dan Gomora.
Kejadian 19: 24-28
(19:24) Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
(19:25) dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
(19:26) Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
(19:27) Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
(19:28) dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.

Saat Tuhan menunggangbalikkan Sodom dan Gomora, Tuhan menurunkan hujan belerang dan api, kemudian setelah Sodom dan Gomora ditunggangbalikkan naiklah asap yang begitu tebal sekali.

Tentang tiga perkara itu, kita lihat dalam 2 Petrus 2.
2 Petrus 2: 6-9
(2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,
(2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
(2:8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --
(2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,

Di sini kita melihat, dosa-dosa orang fasik yang terjadi di kota Sodom dan Gomora, yaitu:
-     Mereka tidak mengenal hukum.
-     Mereka hidup hanya mengikuti hawa nafsu, maka terlihatlah perbuatan-perbuatan yang jahat.

2 Petrus 2: 10-11
(2:10) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,
(2:11) padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.

Mereka yang mengikuti hawa nafsu daging, mereka itu melakukan perbuatan-perbuatan jahat, antara lain:
-     Mencemarkan diri.
-     Menghina pemerintahan Allah.
PEMERINTAHAN ALLAH, berarti Kerajaan Allah, di dalamnya ada kegiatan yaitu: ibadah dan pelayanan.
Kemudian mereka begitu berani, angkuh dan tidak segan-segan menghujat kemuliaan Allah. Itulah yang terjadi di tengah-tengah kota Sodom dan Gomora.

Jadi, api, belerang dan asap, itulah perlambangan dari segala dosa yang ada dalam kota Sodom dan Gomora.
Sebab kalau tadi Tuhan menunggangbalikkan kota Sodom dan Gomora dengan menurunkan api dan belerang, lalu, naiklah asap.
Jadi, pasukan berkuda ini adalah pasukan elit, pasukan khusus, terlatih untuk menimbulkan dosa, sebab kuda-kuda itu tadi berkepala singa, dari mulutnya keluar tiga hal, sehingga terjadilah perbuatan dosa seperti yang terjadi di dalam kota Sodom dan Gomora.

Jadi, kalau kita melihat alur cerita pemaparan firman dari awal sampai detik ini, maka tentu kita melihat bahwa pasukan berkuda ini bukan sekedar pasukan biasa, tetapi betul-betul pasukan elit, pasukan khusus yang dipersiapkan, supaya terwujud apa yang menjadi rencana mereka, yaitu membunuh sepertiga manusia.
Yang terbiasa dengan dosa kejahatan, dengan dosa kenajisan, terlatih dengan dosa yang lain, hentikan, supaya jangan menjadi sahabat mereka, terkhusus imam-imam ( pelayan/hamba Tuhan).

Yudas 1: 7
(1:7) sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

Tadi kita sudah melihat dosa yang ada di dalam kota-kota Sodom dan Gomora dan di sekitarnya dalam 2 Petrus 2:10-11, dan semakin diperjelas dalam Yudas 1:7 ini, bahwa dosa-dosa yang ada di dalam kota Sodom dan Gomora itu, antara lain;
-     Melakukan percabulan.
-     Mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar.
Itulah sebabnya, istilah sekarang, ada dosa sodomi, ini kepuasan yang tak wajar.

Jadi, saudaraku, singa mengaum, langit gemetar bumi bergoncang, sebab dari mulut mereka keluar api, belerang dan asap, sehingga timbullah dosa seperti dosa yang ada di dalam kota Sodom dan Gomora.
Itulah sebabnya sidang jemaat (keluarga besar GPT BETANIA) maupun umat Tuhan, hamba Tuhan yang sedang mengikuti live streaming, kalau kita perhatikan di hari-hari terakhir ini, dosa itu betul-betul sudah menimbun, orang-orang tidak lagi segan-segan untuk berbuat dosa, bagaikan baju zirah, sudah tebal muka, dosa itu menjadi kekebalan untuk menjadi menang.
Tanda dosa itu sudah menimbun suasana sekarang sudah hitam pekat, kasih sudah semakin dingin.
Jadi, kalau singa mengaum, siapa yang tidak takut? Tentu orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, mereka lah yang takut, tetapi orang-orang yang takut akan Tuhan tidak akan takut, karena lebih suka mendengarkan singa dari Yehuda mengaum.
Namun semuanya akan terjadi karena firman Allah harus tergenapi, tadi sudah digambarkan dalam kitab Yoel.

Kalau firman Allah disampaikan di gunung Sion, siapa yang tidak mau bertobat? Siapa yang tidak gemetar? Yesus telah disalibkan, berita inilah yang harus disampaikan, dan itulah yang harus kita dengar, dan kalau singa dari suku Yehuda sudah mengaum, kita tidak perlu takut kepada kuda-kuda berkepala singa. Berita salib sudah menjadi harga mati di tengah-tengah ibadah pelayanan, tidak boleh lagi ditawar-tawar.
Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?”…Amsal 3:8.

Saudaraku, kita akan melihat sedikit di dalam Kisah Para Rasul 26.
Kisah Para Rasul 26: 15-18
(26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
(26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
(26:17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
(26:18) untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Kalau tadi singa mengaum, orang yang tidak mengenal Tuhan takut, sekarang singa dari Yehuda mengaum, siapa yang tidak takut? Berita salib harus disampaikan, Yesus Kristus harus menjadi Tuhan dan Juruselamat bagi Israel, supaya Israel bertobat dan mendapat pengampunan.
Singa dari suku Yehuda mengaum, berita salib disampaikan, supaya Israel bertobat dan mendapat pengampunan. Manusia bertobat diampuni dosanya, ditebus dan disucikan karena darah Yesus, maka berita salib inilah yang harus disampaikan walaupun dengan teguran yang keras sehingga dua hal kita lihat tadi.

Ciri orang yang bertobat dan dosanya diampuni, Tuhan mencelikkan mata rohaninya, sehingga dapat melihat kuasa dan kemuliaan, serta keagungan Allah, sehingga kita tidak perlu takut apabila pasukan berkuda yang berkepala singa mengaum.
Kita tidak perlu takut, sebab orang yang bertobat tadi dan yang mendapat pengampunan, mata mereka telah dicelikkan untuk melihat keagungan dan kemuliaan Allah. Kalau Allah menyatakan kemuliaan-Nya, siapa yang dapat menggugat orang pilihan? Tidak ada. Siapa yang dapat menghukum orang pilihan? Tidak ada.
Kalau mata kita senantiasa memandang kepada salib, siapa yang menghukum orang pilihan, siapa yang menggugat orang pilihan?
Ketika Yesus hendak disalibkan, Yesus berkata kepada murid-murid: saatnya Anak Manusia dipermuliakan. Kalau kita sudah melihat kemuliaan, keagungan Allah, siapa yang dapat mengganggu gugat orang pilihan? Tidak ada.

Kemudian, tanda pertobatan:
-     Berbalik dari kegelapan kepada terang.
-     Berbalik dari kuasa Iblis kepada Allah.

Lukas 24: 18-23
(24:18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
(24:19) Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
(24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
(24:21) Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
(24:22) Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
(24:23) dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.

Pendeknya di sini kita melihat, mata kedua murid belum bisa melihat pribadi Yesus Kristus di dalam kemuliaan-Nya. Salah seorang dari dua murid itu adalah Kleopas.

Lukas 24: 29
(24:29) Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
(24:30) Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
(24:31) Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Ketika mereka menikmati roti yang dipecah-pecahkan, barulah mata mereka terbuka, barulah mata batin mereka tercelik, barulah mereka mengenal Yesus yang disalibkan.
Bukankah tadi dalam Kisah Para Rasul 26, mereka yang menerima berita salib, mata rohani mereka tercelikkan sehingga mereka melihat kemuliaan Allah, demikian juga setelah menikmati roti yang dipecah-pecahkan, itulah tubuh Yesus yang disalibkan, barulah mereka bisa melihat, (mempunyai mata batin) mata rohani mereka tercelik.

Manusia daging hanya bisa melihat apa yang ada di depan mata, tetapi Tuhan dapat melihat sampai ke dalaman hati, demikian halnya kalau kita sudah tercelik, kita dapat melihat sampai kedalaman isi hati Tuhan, bahwa kita adalah milik-Nya = melihat kemuliaan Allah, yaitu bahwa kita milik kepunyaan-Nya.
Siapa yang bisa melihat? Yaitu mereka yang menerima berita salib. Ketika singa dari suku Yehuda mengaum, (berita salib), saat itulah mata rohani tercelik, barulah kita bisa melihat isi hati Tuhan. Apa isi hati Tuhan? Kita ini adalah milik-Nya. Tuhan dipihak kita, tampil menjadi pembela.
Mengapa orang kehilangan jati diri? Mengapa hidup seseorang tidak karu-karuan? Karena dia tidak melihat bahwa dia adalah milik Tuhan, dia tidak melihat kemuliaan Allah, sehingga hidupnya bagaikan lautan yang diombang-ambingkan yang menghasilkan lumpur dan sampah.

Malam ini, saya percaya, mata kita telah dicelikkan dan kita sudah melihat kemuliaan Allah, kita melihat kedalaman isi hati Tuhan bahwa kita adalah milik-Nya, kita ada di dalam hati-Nya.
Kalau singa mengaum siapa yang tidak takut? Berita salib telah disampaikan supaya kita bertobat dan mendapatkan pengampunan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
g

No comments:

Post a Comment