KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 8, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 03 JUNI 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 03 JUNI 2018

KITAB WAHYU
(Seri:57)

Subtema: SANGKAKALA KE ENAM.


Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu yang sekaligus juga disertai perjamuan suci untuk minggu yang pertama.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti live streaming, video internet Youtube dan Facebook di dalam negeri ataupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9.
Tibalah saatnya bagi kita untuk memperhatikan hukuman dari sangkakala yang keenam, yang kita awali dari Wahyu 9:13.

Wahyu 9:13
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
Di sini kita melihat malaikat yang keenam meniup sangkakalanya berarti, hukuman sangkakala keenam dinyatakan.
Kemudian pada saat sangkakala yang keenam ditiup terdengarlah suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan takhta Allah.

Terlebih dahulu kita memperhatikan tentang mezbah emas yang di hadapan Allah itu.
Wahyu 8:1-3
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Mezbah dupa emas itu berbicara tentang doa dan penyembahan. Doa dan penyembahan adalah kegiatan dari orang-orang kudus, orang-orang yang berada pada hari perhentian.
Sunyi senyap -> hari perhentian, disitulah terlihat kegiatan-kegiatan rohani, antara lain;
1.    Tujuh sangkakala diberikan kepada tujuh malaikat.
Sangkakala -> firman Allah yang disampaikan. Berbahagialah mereka yang mendengar dan yang menuruti firman Allah.
2.    Kepada seorang malaikat diberi kemenyan yang banyak untuk dipersembahkan di atas mezbah emas, itu berbicara tentang doa penyembahan sebagai puncak kegiatan rohani pada hari perhentian.
Saat ini kita berada pada hari sabat, hari ketujuh, hari perhentian bagi Tuhan Allah di dalamnya ada kegiatan-kegiatan rohani yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.

Sejenak kita perhatikan dulu ...
Wahyu 22:10
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

"Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini.” Artinya; pembukaan rahasia firman harus terjadi di tengah-tengah ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan. Alasannya adalah sebab waktu-Nya sudah dekat, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Tanda-tanda akhir zaman sudah terlihat, delapan belas macam dosa akhir zaman sudah terlihat, kasih sudah semakin dingin, tidak lagi memperdulikan agama, berlagak tau dan tidak mau berdamai dengan Allah dan sesama, jangan sampai terlibat di dalamnya, sebab waktu-Nya sudah dekat.
Biarlah kita berada dalam kegiatan rohani, lewat pembukaan rahasia firman kita mengerti tentang sorga dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Wahyu 22:11
(22:11) Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"

Di hari-hari terakhir ini semakin terlihat suatu keadaan yang berbeda, yaitu;
-      Yang jahat akan semakin jahat, yang cemar akan semakin cemar.
-      Yang benar biarlah ia terus berbuat kebenaran, yang kudus biarlah ia semakin menguduskan dirinya, sebab waktunya sudah dekat.

Wahyu 22:12
(22:12) "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Tuhan datang segera dan Ia akan membawa upah-Nya untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Itu sebabnya di atas tadi sudah saya tandaskan supaya kita betul-betul mantap berada dalam kegiatan rohani berarti dengar firman dan melakukannnya dan hidup di dalam doa penyembahan.

Roma 2:6-7
(2:6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
(2:7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,

Tuhan akan membalas setiap orang menurut perbuatannya yaitu hidup kekal kepada mereka.
Siapa mereka disini, yaitu;
-      Yang dengan tekun berbuat baik.
-      Yang dengan tekun mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan = tekun mencari kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya (sebuah takhta terdiri di dalamnya)= berada dalam kegiatan rohani yang memuncak sampai doa penyembahan.

Wahyu 4:1-2
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

Ketika pintu sorga terbuka terlihatlah sebuah takhta terdiri di sorga dan di takhta itu duduk seorang.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka suasana sorga akan terlihat terkhusus sebuah takhta terdiri di dalamnya dan di takhta itu duduk Seorang. Singa dari suku Yehuda Dia sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, sehingga terlihat sebuah takhta di sorga dan di takhta itu duduk Seorang.
Seindah-indanya kerajaan sorga tidak ada artinya jika takhta Allah tidak ada di dalamnya, kemudian sehebat-hebatnya manusia, sepintar-pintarmya manusia dan sekaya apapun manusia tidak ada nilainya, tidak ada harganya jika Allah tidak berdiam dan bertakhta di dalamnya. Di luar Tabernakel Allah tidak bertakhta, dan tidak memerintah.
Maka kita butuh pembukaan rahasia firman Tuhan untuk kita mengerti rencana Allah dan berada dalam kegiatan rohani.

Untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman saya dituntut untuk berada di bawah kaki salib Tuhan tidak cukup hanya satu jam.
Sebetulnya lutut kanan saya bermasalah karena saya pernah terjatuh dan dioperasi tapi ketika kita membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib, tersungkur di hadapan takhta Allah, sujud menyembah Allah yang hidup disitu Tuhan membukakan rahasia firman-Nya bagi kita sampai pada detik ini, jadi betul-betul doa penyembahan itu adalah puncak kegiatan rohani selama kita ada bumi.

Kita kembali membaca ...
Wahyu 9:13
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,

Ketika malaikat yang keenam meniup sangkakalanya Rasul Yohanes mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah.
Tanduk mezbah emas -> kuasa dari doa penyembahan itu sendiri.
Jadi sebaliknya kalau seseorang tidak hidup di dalam doa penyembahan dia tidak memiliki kuasa yang dari sorga. Dan sangat disayangkan kalau anak-anak Tuhan, apalagi hamba-hamba Tuhan, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tanpa kuasa, mengerikan sekali, sebab terlihat hidup padahal mati.

Kita lihat dulu kuasa dan kekuatan ...
Mazmur 18:3
(18:3) Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Tanduk di sini berbicara soal kuasa atau kekuatan ilahi terutama kuasa keselamatan, sedangkan kuasa dan kekuatan diperoleh lewat doa penyembahan yang menghasilkan perobekan tirai.
Dala pelajaran Tabernakel, kedudukan MEZBAH DUPA sangat dekat dengan TIRAI atau TABIR.
Tabir atau tirai = bayangan dari pada daging.




Matius 27:50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Ketika Yesus mati di atas kayu salib maka robeklah tirai atau tabir itu dari atas sampai ke bawah, dengan demikian dapatlah kita mengambil suatu kesimpulan; doa penyembahan adalah jalan bagi kita untuk merobek daging sepenuh.
Tirai robek dari atas sampai ke bawah, berbicara tentang perobekan daging sepenuh, sehingga dengan demikian terbukalah jalan menuju tabut perjanjian, yang ada di dalam Ruangan Maha Suci.



Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Berada di tempat kudus karena Yesus telah membuka jalan yang baru dan yang hidup lewat penyaliban terhadap daging sepenuh.
Tabir atau tirai terbelah dua dari atas sampai ke bawah, atau terjadi penyaliban terhadap daging sepenuh itulah kuasa dari doa penyembahan.
Kalau kita ada keberanian untuk mengambil keputusan berada di tempat kudus tidak lain tidak bukan oleh karena doa penyembahan dari Imam Besar Agung.

Manfaat yang lain dari doa penyembahan:
Keluaran 27:1
(27:1) "Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.

Doa penyembahan itu bukan suatu aturan atau bukan suatu perintah yang datang dari gereja tapi ini adalah suatu perintah yang datang dari sorga untuk kita kerjakan selama kita berada di bumi.
Jadi doa penyembahan ada di tengah-tengah Tabernakel, ada di tengah-tengah hidup kita pribadi lepas pribadi.
Doa penyembahan itu sudah satu paket dengan hidup kita masing-masing, itu bukan suatu perintah gerejawi atau aturan dari pendeta tetapi itu adalah aturan yang datang  dari sorga.
Jadi di dalam Tabernakel ada doa penyembahan, di dalam hidup kita ada doa penyembahan dan itu harus, itu aturan dari sorga bukan dari bumi bukan dari pendeta.

Perhatikan ayat 2 ...
Keluaran 30:2
(30:2) sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.

Bidang atas dari mezbah dupa emas ialah panjang dan lebar = sehasta. Pengertian sehasta ini sangat penting bagi kita semua.

Matius 6:25-27
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Perhatikan; “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Siapa yang dapat menjawab pertanyaan ini?
Berarti lewat doa penyembahanlah kita terlepas dari roh kekuatiran.
Perlu untuk diketahui;
-      HIDUP lebih penting dari makanan dan minuman.
Yesus telah membuktikannya setelah Ia berpuasa empat puluh hari empat puluh malam laparlah Dia, lalu datanglah sipencoba untuk mencobai.
Ujian yang pertama adalah, ular berkata kepada Yesus “kalau Engkau Anak Allah perintahkanlah batu-batu ini menjadi roti.Tetapi Yesus menjawab “manusia hidup bukan saja dari roti atau makanan tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.” Itu artinya bahwa hidup lebih penting dari makanan dan minuman, sedangkan roti tidak memberi jaminan hidup.

-      TUBUH lebih penting dari pakaian.
Matius 6:28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Salomo dalam segala kemegahannya (dalam segala kemuliaanya) tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga bakung yang tumbuh di ladang, tapi ia memiliki hikmat, ia dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.

Jadi yang terpenting adalah:
-     HIDUP lebih penting dari makanan dan minuman.
-     TUBUH lebih penting dari pakaian.
Hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, sebab itu kalau sudah tau itu salah jangan biasakan diri bodoh, jangan biasakan melakukan apa yang salah sebab itu adalah perbuatan bodoh. Pertahankan hikmat dari Allah sebab hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, Amsal yang mengatakan.

Kita kembali memperhatikan suara yang keluar dari keempat tanduk mezbah emas.
Wahyu 9:13-14
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
(9:14) dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

Suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, yaitu: “Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu.”

Sebelum kita melihat empat malaikat yang sedang terikat untuk dilepaskan itu terlebih dahulu tentang sungai Efrat.
Kejadian 2:10-14
(2:10) Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
(2:11) Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
(2:12) Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
(2:13) Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
(2:14) Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.

Empat sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman Eden salah satunya adalah sungai Efrat.

Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tuhan menempatkan manusia (Adam) dan isterinya (Hawa) di taman Eden, tujuannya adalah untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Saya kira bukan suatu kebetulan Tuhan tempatkan kita di taman yang indah ini, tujuannya tidak lain tidak bukan untuk memelihara dan mengusahakan kelangsungan dari ibadah pelayanan itu sendiri.

Kejadian 2:8-9
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Sebelum Adam dan Hawa ada di taman Eden terlebih dahulu Tuhan menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, antara lain;
1.    Yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya.
2.    Pohon kehidupan.
3.    Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Tentang: YANG MENARIK DAN YANG BAIK UNTUK DIMAKAN BUAHNYA -> Allah Roh Kudus.
Allah Roh Kudus berkarya dalam kehidupan kita dalam ibadah pelayanan ini. Tuhan mempercayakan sembilan buah Roh Kudus dan karunia Roh Kudus sehingga kita dapat mengusahakan dan memliharakan ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Sebab taman Eden itu berbicara tentang suasana kebahagiaan atau tempat perhentian yang begitu indah sekali.
Sehingga seorang imam melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan untuk memelihara dan mengusahakan taman Eden.
Maka biarlah kita semua menjadi tawanan roh berarti terikat dengan ibadah terikat dengan pelayanan, jangan berusaha untuk melepaskan diri dari tawanan roh untuk menginginkan kebebasan dunia, itu jerat. Biarkanlah roh Allah dengan bebas dan sebebas bebasnya berkarya dalam kehidupan kita di tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Tentang: POHON KEHIDUPAN.
Wahyu 22:2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon kehidupan -> pribadi dari pada Allah Anak = Firman Allah.
Berbuah dua belas kali -> dua belas rasul dengan pengajaran-pengajarannya.

Kisah Para Rasul 2:41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul antara lain;
1.    Bertekun dalam persekutuan.
2.    Tekun untuk memecahkan roti.
3.    Tekun dalam berdoa.
Pengajaran rasul-rasul kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel maka;
1.    Tekun dalam persekutuan, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada PELITA EMAS
Artinya; tekun di dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Kegunaan dari Ibadah Raya Minggu; karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan semakin di pertajam.
2.    Tekun dalam pemecahan roti, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada MEJA ROTI SAJIAN -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kegunaan dari Ibadah Pendalaman Alkitab adalah untuk mendewasakan rohani sidang jemaat sampai kepada tua-tua.
Di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat taktha dan di atas takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua. Jadi meja dengan dua belas ketul roti adalah gambaran dari dua belas rasul gereja hujan awal dan dua belas rasul gereja hujan akhir.

Wahyu 4:4
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Jadi dua puluh empat tua-tua yang duduk di atas dua puluh empat takhta itu gambaran dari meja dengan dua belas ketul roti, itulah dua belas rasul gereja hujan awal dan dua belas rasul gereja hujan akhir, duduk di atas takhta untuk menghakimi dua belas suku Israel, dosa harus dihakimi.
Duduk di atas takhta maka berkuasa untuk memerintah sebagai raja di atas muka bumi berarti dosa tidak berkuasa lagi.

3.    Tekun dalam berdoa, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena pada MEZBAH DUPA -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = diberi nafas kehidupan.

Kita bersyukur oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh tekun dalam tiga macam ibadah pokok berarti dengan kata lain kita telah menikmati buah pohon kehidupan.

Tapi ada syarat yang harus diperhatikan saat menikmati buah pohon kehidupan.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
(22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."

Syarat menikmati buah pohon kehidupan (pengajaran rasul-rasul) ; tidak boleh menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan.
-      Firman yang ditambahkan = menyampaikan satu dua ayat disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng-dongeng nenek tua, takhayul-takhayul dan filsafat-filsafat manusia.
Misalnya menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan si kancil, si kura-kura, si buaya, si ular dan legenda-legenda yang lain yang tidak jelas kebenarannya. Cerita si kancil, si kura-kura dapat menyucikan hati yang jahat dan najis.
-      Firman yang dikurangkan, artinya; pengajaran salib dikurangkan atau diganti dengan dua hal:
1.    Teologi atau teori kemakmuran, artinya; orang kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.    Tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat.
Untuk yang kesekian kali saya mengatakan biar sejuta kali terjadi mujzat di depan mata kalau seseorang tidak menyangkal diri dan memikul salib di tengah ibadah pelayanan tidak ada artinya.
Itu syarat menikmati buah pohon kehidupan, firman Tuhan tidak boleh ditambahkan apalagi dikurangkan.
Kalau dikurangkan resikonya Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus.
Kota kudus ->Yerusalem baru.
Bukankah sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah kota Yerusalem baru, menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.

Kita sangat berbahagia saat menikmati pengajaran rasul-rasul yang notaben adalah buah dari pohon kehidupan itu sendiri, kemudian kita mengerti syarat untuk menikmati buah pohon kehidupan, bukankah itu suatu kebahagiaan.
Lihat mereka yang mengurangkan firman Tuhan, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus (Yerusalem). Maka apa arti hidup? Apa arti ibadah pelayanan dengan segala perjuangan dan segala pengorbanan tapi tidak masuk ke dalam kota Yerusalem baru, hanya karena menambah jumlah jiwa di kandang penggembalaan masing-masing sehingga menggunakan pemanis-pemanis yaitu menambah dan mengurangkan firman Tuhan tapi celakanya sidang jemaat dan orang kaya banyak di bodoh-bodohi.

Kita kembali memperhatikan Kejadian 2.
Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden tapi terlebih dahulu Tuhan menumbuhkan pohon-pohonan dari bumi.

Tentang: POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT.
Mengerti tentang yang baik tapi mengerti juga tentang yang jahat -> hukum Taurat.

Kita sejenak memperhatikan Matius 5:17-48, di sini kita melihat “Yesus dan Hukum Taurat.”
Yesus menyatakan enam perkara tentang hukum Taurat.
1.   Matius 5:21 -> “Jangan membunuh”
2.   Matius 5:27 -> “Jangan berzainah”
3.   Matius 5:31 -> “ Menceraikan isterinya harus memberi surat cerai”
4.   Matius 5:33 -> “….peganglah sumpahmu di depan Tuhan”
5.   Matius 5:38 -> Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Artinya: kejahatan dibalas dengan kejahatan.
6.   Matius 5:43 -> Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
6.
Kesimpulan dari keenam hukum Taurat tersebut, adalah: tahu yang baik tetapi juga tahu tentang yang jahat.
Inilah buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Kejadian 2:16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Jadi tentang tiga pohon ini di sini kita melihat ada PERINTAH ada LARANGAN.
Untuk menikmati suasana taman Eden (menikmati suasana sorga) perintah dan larangan harus diperhatikan sebagai rambu-rambu sorgawi.
Perintah Tuhan adalah "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.”
Larangan Tuhan adalah “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”

Sekarang kita akan melihat respon Adam dan Hawa tentang perintah dan larangan ....
Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Ular itu berkata kepada HawaSemua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Suatu pernyataan tapi menjadi jerat atau pancingan, kalau tidak hati-hati akan jatuh ke dalam dosa.

Kejadian 3:2
(3:2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

Sahut Hawa kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,”

Bandingkan dengan Kejadian 2:16 ...
Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Pendeknya, Hawa mengurangkan kata bebas pada Kejadian 3:2.

Yang Tuhan mau supaya kita menikmati buah pohon yang menarik dan yang baik dan menikmati  buah dari pohon kehidupan dengan bebas, sebab itu di atas tadi sudah saya katakan jangan melepaskan diri dari kegiatan Roh Kudus hanya untuk kebebasan dunia.
Kalau firman Allah berkarya dengan bebas dalam kehidupan kita disertai sangkal diri pikul salib, kemudian Roh Allah berkarya dalam kehidupan kita dengan bebas maka tidak ada sesuatu apapun yang menghalangi kita dalam ibadah pelayanan ini.
Pendeknya Hawa mengurangi kata BEBAS, yang Tuhan mau supaya menikmati buah pohon yang menarik dan yang baik dan buah pohon kehidupan dengan BEBAS.

Kejadian 3:3
(3:3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Selanjutnya ular berkata, Allah berfirman: “Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Setelah dikurangkan ada juga yang ditambahkan yaitu : kata RABA.
Hukum Taurat tidak bisa memperbaiki suasana yang sekarang bergejolak di Timur Tengah, seakan tidak ada habis-habisnya persoalan di Timur Tengah, Tuhan telah mengambil damai dari taman Eden.
Kemudian dosa yang di dekat sungai Efrat ada lagi, yaitu: Kain membunuh Habel adiknya.

Wahyu 9:14-15
(9:14) dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."
(9:15) Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.

Setelah keempat malaikat yang terikat dekat sungai Efrat itu dilepaskan lalu keempat malaikat itu membunuh sepertiga manusia di bumi.
Tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh hukum Taurat untuk memperbaiki keadaan yang ada.
Upah dosa adalah maut, kita berjuang bukan melawan darah daging tetapi melawan penghulu dunia yang gelap itulah roh-roh jahat di udara, kita bukan hanya melawan dosa itu tapi juga melawan malaikat(yang memerintah dosa).
Kenapa dosa kejahatan, kenajisan, susah lepas karena ada malaikat yang memerintah dosa untuk diperbuat.
Empat malaikat yang terikat dekat sungai Efrat membunuh sepertiga umat manusia. Karakter ini sama dengan karater keempat malaikat yang pertama itulah Wahyu 8:7, 8, 10, 12.

Kita akan melihat karakter dari keempat malaikat yang pertama ...
Malaikat yang pertama.
Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. ... Wahyu 8:7

Malaikat yang kedua.
Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, ... Wahyu 8:8
Kemudian matilah sepertiga makhluk yang bernyawa di dalam laut kemudian binasalah sepertiga dari kapal.

Malaikat yang ketiga.
Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. ... Wahyu 8:10

Malaikat yang keempat.
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
(8:12) Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. ... Wahyu 8:11-12

Kesimpulannya ,empat malaikat yang pertama, menghukum sepertiga dari alam semesta tetapi pada sangkakala yang keenam membunuh sepertiga umat manusia yang tidak bertobat pada saat penghukuman keempat sangkakala yang pertama.
Sunggung-sungguh dipahami jangan diabaikan begitu saja, peliharalah nyawa masing-masing jangan sampai kita mengabaikan firman Tuhan begitu saja seperti Hawa. Taman Eden itu suatu kebahagiaan tapi lihat akhirnya rusak karena mengabaikan yang seharusnya diperhatikan mengabaikan perintah, mengabaikan larangan.
Seharusnya kita memperhatikan perintah, biarkan firman Allah hidup dan kita hidup oleh firman Allah dan biarkan Roh Kudus berkarya dalam kehidupan kita di tengah ibadah dan pelayanan dengan BEBAS selanjutnya kita hidup dengan kasih Allah yang sempurna, mengampuni dan mengasihi sesama (bebas dari hukum Taurat).
Mengabaikan perintah dan larangan mengandung resiko, sebab itu yang akan memeliharakan kehidupan kita masing-masing.
Tapi di Efrat sudah ada pemberontakan, di Efrat sudah ada pembunuhan sangat mengerikan sekali.

Kalau kita perhatikan malaikat yang keenam dengan hukumannya yaitu membunuh sepertiga umat manusia, maka timbul suatu pertanyaan bagi kita masing-masing; Siapa yang terbunuh di sini?

Terlebih dahulu kita lihat tandingan dari empat malaikat yang dilepaskan ...
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Empat makhluk anatara lain;
1.    Sama seperti singa.
2.    Sama seperti anak lembu.
3.    Sama seperti muka manusia.
4.    Sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Saya tidak menjabarkan satu persatu, saya hanya memberitahu inilah empat makhluk sebagai tandingan dari empat malaikat yang akan membunuh sepertiga umat manusia.

Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Keempat mahluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya berarti daging dengan tabiatnya tidak terlihat lagi. Kalau empat malaikat menjadi tandingan empat makhluk maka yang terbunuh nanti adalah manusia daging dengan segala tabiat-tabiatnya. Ada lima belas tabiat daging dalam Galatia 5:19-21,.
Adapun empat makhluk itu penuh dengan mata. Mata adalah pelita = terang. Yang terbunuh pada celaka yang kedua atau sangkakala yang keenam ialah manusia daging.
Jangan hidup dalam hawa nafsu daging, sebab menuruti tabiat-tabiat daging sama dengan bunuh diri sebelum Tuhan datang.
Tadi sudah saya sampaikan dalam suratan Roma 2:6-7 Tuhan datang segera, untuk membawa upah masing-masing.

Roma 2:5
(2:5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.

Tidak mau bertobat oleh karena kekerasan hati= menimbun murka atas dirinya sendiri pada waktu mana murka dan hukuman Allah akan dinyatakan.
Jangan keras hati, jangan bertahan dalam kebodohan dan tidak mau bertobat.

Roma 2:6-7
(2:6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
(2:7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,

Orang yang keras hati dan tidak mau bertobat itu adalah manusia daging.
Kemudian Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya yaitu hidup kekal kepada semua orang yang dengan tekun berbuat baik, berbuat baik di sini antara lain;
-        Tekun mencari kemuliaan -> mencuci jubah dalam darah Anak Domba.
-        Tekun mencari kehormatan -> melayani Tuhan.
-        Tekun mencari ketidakbinasaan -> mencari kerajaan sorga.
Cari dahulu kerajaan sorga dimana kebenaran ada di dalamnya maka segala sesuatu ditambahkan termasuk hidup kekal. Di bumi ditambahkan(dalam penantian) juga yang di sorga ditambahkan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment