KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 17, 2019

IBADAH NATAL SEKOLAH MINGGU DAN PAK, 13 DESEMBER 2019



IBADAH NATAL SEKOLAH MINGGU DAN PAK, 13 DESEMBER 2019

SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS
(Matius 1:1-5)

Subtema: BANGSA KAFIR HARUS INGAT ASAL USUL

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena Tuhan Yesus baik. Tuhan memberi kesehatan, Tuhan memberi kesempatan, Tuhan beri kemauan menurut pekerjaan dan kerelaan-Nya, sehingga ibadah Natal Sekolah Minggu dan PAK ini boleh terlaksana dengan baik. Anak-anak Sekolah Minggu, kita datang untuk melihat kemuliaan Tuhan.

Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing.
Tidak lupa saya menyapa para orang tua dari tiga pos Sekolah Minggu, dan juga kedua orang tua murid Pendidikan Agama Kristen; selamat sore, petang, malam hari ini, selamat berbahagia memenuhi kehidupan kita sore petang malam ini.
Setelah kita menyaksikan puji-pujian yang dipersembahkan dari anak-anak tiga pos Sekolah Minggu, mereka sudah membawa korban dan persembahannya kepada Tuhan, sebagai korban persembahan yang berbau harum menyukakan hati Tuhan, tetapi kiranya bukan saja saat beribadah kepada Tuhan, tetapi di luar ibadah-ibadah juga, anak-anakku Sekolah Minggu Pos PCI, Sekolah Minggu Pos Merak, Sekolah Minggu Pos Serang, anak-anak Pendidikan Agama Kristen, tetap memuji memuliakan Tuhan. Baik dalam perkataan memuji Tuhan, baik dalam solah tingkah, gerak gerik, tingkah laku memuji Tuhan, menyenangkan hati Tuhan, sehingga diberkati oleh Tuhan. Di sekolah berprestasi, Tuhan berikan sekolah yang favorit bagi yang akan melanjutkan jenjang pendidikannya; dari SD naik ke SMP, Tuhan berikan sekolah yang favorit. Dari SMP naik ke SMA, Tuhan berikan sekolah yang favorit. Dari SMA ke perkuliahan, Tuhan berikan universitas yang terbaik. Lebih dari pada itu, Tuhan sediakan dana, biaya, pendidikan anak-anakku sekalian, karena Tuhan sudah ditinggikan di bumi ini.

Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat, seperti rumah Obed-Edom diberkati oleh Tuhan karena di situ ada tabut perjanjian. Sebab itu saya selalu ingatkan guru-guru Sekolah Minggu: Sampaikan kepada orang tua, yang rumahnya menjadi tempat ibadah Sekolah Minggu dan Sekolah Pendidikan Agama Kristen (PAK), di situ ada tabut. Di mana ada tabut, di mana ada hadirat Tuhan, di mana ada ibadah, di mana ada persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, di situ ada berkat.

Mari kita baca 2 Samuel, sebelum kita memperhatikan tema yang ada. Saya tidak tahu, mengapa saya tertarik menyampaikan hal ini.

Pembaca firman kita adalah bang Yosua, dahulu juga dia dari sekolah Minggu, kurus kering, dia terus beribadah dari SMP, lalu SMA, kemudian kuliah, dan bekerja, sekarang dia menjadi gemuk dan menjadi ganteng. Kalau melayani Tuhan, dari jelek menjadi ganteng. Siapa yang mau menjadi cantik dan mau menjadi ganteng, ayo, layani Tuhan dengan sungguh-sunguh.
Dalam kesempatan ini, juga saya sampaikan; tiga pos Sekolah Minggu setiap rumah, Tuhan memberkati rumah saudara. Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat.

2 Samuel 6:2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.

Tabut Tuhan disebut juga hadirat Tuhan. Di mana ada tabut, di situ Allah berhadirat. Lalu, kalau Tuhan berhadirat di situ, apa keuntungannya?

2 Samuel 6:12
(6:12) Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita.

Tuhan memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala apa yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu. Di mana ada hadirat Tuhan, di situ ada berkat.

Jadi, tuan rumah tiga pos Sekolah Minggu, baik yang di PCI, baik yang di Merak, baik yang di Serang, rumah saudara diberkati Tuhan. Sebab itu, jangan bosan melihat pos Sekolah Minggu di rumah saudara. Bila perlu kalau ada orangtua yang menyatakan diri supaya rumahnya menjadi pos Sekolah Minggu yang baru, ayo, supaya Tuhan berkati, sebab di mana ada hadirat Tuhan, maka diberkati.
Ini bukan kata saya, melainkan kata firman. Biarlah kita percaya kepada firman. Sekalipun kita mengerti hal ini, namun terkadang kita lebih sering memakai pikiran, perasaan manusia daging, itu yang salah. Kalau pikul salib, pikul salib. Kalau ikut dunia, ikut dunia saja. 

Bila kita mau diberkati, biarlah kita senantiasa memikul Tabut Perjanjian. Oleh sebab itu, anak-anakku sekalian harus tahu apa itu Tabut Perjanjian.
Tabut perjanjian ada di dalam Ruangan Maha Suci. Dan Tabut Perjanjian ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.     Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya.
2.     Peti dari Tabut Perjanjian.
Kemudian, pada rusuk kiri dan rusuk kanan ada dua pengusung. Jadi, tabut itu harus dipikul. Jangan saudara bosan dengan ibadah di rumah masing-masing, harus dipikul supaya diberkati.
Kembali kita memperhatikan dua bagian dari Tabut Perjanjian:
1.     Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya.
-       Kerub yang pertama, menunjuk; Allah Bapa.
-       Kerub yang kedua, menunjuk; Allah Roh Kudus.
-       Tutup pendamaian, menunjuk; pribadi Yesus, Anak Allah.
Jadi, tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya adalah:
gambaran dari Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja
2.     Peti dari tabut perjanjian, yang adalah gambaran dari gereja Tuhan, supaya pada akhirnya nanti gereja Tuhan akan bersatu dengan Kristus. Gereja Tuhan adalah mempelai Tuhan (mempelai perempuan), sedangkan Kristus adalah suami. Perempuan dan laki-laki kelak akan menikah, sebab sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba, tidak berhenti hanya diberkati.

Mengapa tiba-tiba saya harus menyampaikan tentang Tabut Perjanjian, ini bukan maunya saya. Saya yakin, mungkin ada maksud Tuhan di sini.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di muka bumi ini tidak saja hanya diberkati, tetapi sampai kepada pesta nikah Anak Domba.  Demikianlah tambahan sedikit saja mengenai Tabut Perjanjian.

Kita segera memperhatikan tema yang ada: SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS.
Orang Batak punya silsilah. Saya ini marga Sitohang, bagian dari Sipitu Ama; (Situmorang, Siringo-ringo, Sitohang). Ada silsilahnya; Situmorang itu bagaimana, Sitohang itu bagaimana, ada silsilahnya. Jadi, silsilah ini tidak bisa berhenti, akan ketahuan. Dia pergi ke mana, dia merantau ke mana, pasti ketahuan, tidak bisa tidak, karena ada silsilahnya.
Kita bersyukur dengan ada silsilah ini, sehingga kita bisa mengadakan perayaan Natal, lahirnya Yesus Kristus. Untung ada silsilah ini.
Orang Batak jangan malu jadi orang Batak. Perhatikan silsilah itu. Itu sebabnya malam ini kita bisa merayakan ulang tahun lahirnya Yesus 2019 tahun yang lalu.

Mari kita awali SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS dari Matius 1.
Matius 1:1-6
(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (1:2) Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, (1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,(1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Silsilah Yesus Kristus, Anak Daud, Anak Abraham, dari Abraham sampai keturunan Daud ada 14 (empat belas) keturunan.

Matius 1:17
(1:17) Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

-       Dari Abraham sampai ke Daud ada 14 (empat belas) keturunan.
-       Setelah itu ada 14 (empat belas) keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel.
-       Lalu 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Yesus lahir.

Bangsa Israel dibuang ke Babel karena dosanya. Begitu mereka dilepaskan dari tanah Mesir, dari perbudakan dosa, dibawa ke tanah Kanaan untuk satu tujuan, yaitu beribadah kepada Tuhan. Tetapi setelah berada di tanah Kanaan, lupa Tuhan. Setelah diberkati, lupa Tuhan, lupa dengan tujuan semula, seharusnya berbakti kepada Tuhan. Tetapi kenyataannya, mereka justru bergaul dengan orang-orang yang ada di tanah Kanaan. Seharusnya itu dihabisi semua, tetapi mereka pakai perasaan.

Terhadap musuh, terhadap dosa, itu harus dihabisi, tidak boleh pakai perasaan. Maka untuk menghentikan rokok juga tidak boleh pakai perasaan, tidak boleh dicicil-cicil dengan menguranginya satu per satu batang, bunuh langsung, patahkan saja. Begitu juga dengan minum tuak, tidak boleh dicicil-cicil dengan menguranginya satu per satu gelas, tidak boleh seperti itu, habisi langsung.
Perasaan ini harus dibunuh, tetapi bangsa Israel pakai perasaan yang kuat, akhirnya bergaullah mereka dengan tujuh bangsa yang kuat, mereka terpengaruh. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik sampai puncaknya dosa perzinahan, baru akhirnya dibuanglah ke Babel.

Tetapi untung Yesus lahir. Bayangkan, dalam keadaan di pembuangan ke Babel, tetapi Yesus tidak lahir, siapa Penebus, siapa Juruselamat? Habis kita. Silsilah orang Batak, silsilah Sitohang, habis. Selain Sitohang, di sini ada Saragi, ada Siagian, ada Sidabutar, tetapi di dalam Tuhan, semua Sitohang rohani, karena pada kesempatan ini, saya yang berbicara di depan.

Kembali saya sampaikan:
-       Dari Abraham sampai ke Daud ada 14 (empat belas) keturunan.
-       Kemudian 14 (empat belas) keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel.
-       Dan 14 (empat belas) keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Yesus lahir.
Dari pembacaan ini, kita patut bersyukur, karena kalau Yesus tidak lahir, bangsa Israel tetap dalam perbudakan di Babel.
Setelah 430 (empat ratus tiga puluh) tahun di Mesir dibawa keluar untuk sampai ke tanah Kanaan dengan satu tujuan untuk beribadah. Tetapi untuk beribadah, harus membunuh 7 (tujuh) bangsa yang kuat, tetapi banyak orang batak pakai perasaan; harusnya ke gereja, tetapi lebih banyak ke arisan pars... dan parm..., tidak berani membunuh, karena terlalu kuat memakai perasaan. Akhirnya, jatuh dalam dosa, dan karena dosa itu sudah memuncak, dibuang ke Babel. Tetapi puji Tuhan, Yesus lahir.

Matius 1:3-6
(1:3) Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, (1:4) Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, (1:5) Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,(1:6) Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Silsilah Yesus Kristus terkait dengan empat perempuan dari bangsa kafir. Mengapa saya katakan dari bangsa kafir? Karena mereka itu bukan Israel asli, melainkan betul-betul tujuh bangsa yang kuat di tanah Kanaan, antara lain;
1.     Tamar.
2.     Rahab.
3.     Rut.
4.     Betsyeba, isteri Uria, orang Het.

Namun empat belas keturunan yang pertama, yakni Abraham sampai ke Daud, hanya ada tiga perempuan bangsa kafir yang tercatat, yakni: Tamar, Rahab, dan Rut.

Sekarang, secara khusus, pada natal kebaktian Sekolah Minggu dan PAK pada tahun ini, kita akan melihat pribadi Rut.
Pertanyaannya: Siapakah Rut ini?
Rut adalah:
1.     Satu dari empat perempuan bangsa kafir yang terkait dengan silsilah lahirnya Yesus.
2.     Rut mempunyai kitab yaitu kitab Rut, dengan empat pasal dan delapan puluh lima ayat.
3.     Rut adalah menantu Naomi atau suami dari Mahlon.
4.     Rut adalah seorang janda.
5.     Rut adalah bangsa Moab.

Bangsa Moab adalah bangsa kafir, sebab di luar Israel disebutlah bangsa kafir. Kalau hari ini, kita yang adalah bangsa kafir berada di dalam rumah Tuhan, semua karena Yesus lahir. Untung silsilah Yesus tidak putus ... puji Tuhan.

Awalnya, Naomi dan Elimelekh, suaminya, bersama kedua anaknya, Mahlon dan Kilyon, meninggalkan Betlehem, karena pada waktu itu Betlehem mengalami resesi besar-besaran, terjadi krisis moneter, kekeringan yang luar biasa, akhirnya pikiran mereka jalan, tidak lagi mengandalkan salib Tuhan, sehingga keluarga ini hijrah ke Moab. Tetapi sesampainya di Moab, Elimelekh, sang suami, kepala rumah tangga, mati. Setelah menikah, sepuluh tahun kemudian, Mahlon dan Kilyon juga mati. Mahlon mempunyai isterinya, itulah Rut. Tetapi setelah Naomi sadar dengan situasi itu, bahwa apa yang terjadi adalah pukulan, didikan dari Tuhan, dia sadar, lalu kembali ke Betlehem-Efrata. Dua menantu Naomi, yaitu Orpa dan Rut, ikut Naomi kembali ke Betlehem-Efrata, tetapi di tengah jalan, Orpa mundur, kembali ke bangsanya dan allahnya, tetapi Rut ikut Naomi sampai ke Betlehem.
Kalau ikut Tuhan, ikut Tuhan sungguh-sungguh. Jangan berhenti di tengah jalan.

Rut adalah bangsa Moab, dibuktikan dengan ayat-ayat sebagai berikut:
1.     Rut 1:22, “... Rut, perempuan Moab ...”
2.     Rut 2:2, “... Rut, perempuan Moab ...”
3.     Rut 2:6, “Dia adalah seorang perempuan Moab ...”
4.     Rut 2:21, “... Rut, perempuan Moab ...”
5.     Rut 4:5, “... Rut juga, perempuan Moab ...”
6.     Rut 4:10, “... Rut, perempuan Moab ...”

Ada enam kali perkataan “Rut, perempuan Moab”, artinya; kalau pun Rut sudah menjadi bagian dari bangsa Israel, sama seperti kita sore ini, kalau pun kita sudah di rumah Tuhan, itu harus diingat “Rut, perempuan Moab”, artinya jangan lupa bahwa kita ini banyak dosa. Kalau kita ada di rumah Tuhan adalah karena kemurahan Tuhan, maka diingatkan terus, jangan lupa.
Kalau diberkati, jangan lupa Tuhan, tetap ingat; “Rut, perempuan Moab”, “Rut, perempuan Moab”, “Rut, perempuan Moab”, terus sampai enam kali, artinya jangan lupa asal usul. Jangan lupa kalau kita sudah diberkati Tuhan, ingat Tuhan Yesus.

Saya tambahkan cerita sedikit mengenai asal usul, karena terkadang banyak orang Kristen lupa diri, setelah diberkati malah lupa: Pada mulanya, Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden, mereka menikmati berkat-berkat luar biasa. Buah pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya, juga menikmati buah pohon kehidupan dengan bebas, diberkati Tuhan. Tetapi sangat disayangkan, setelah diberkati, dipercaya oleh Tuhan, justru jatuh dalam dosa. Setelah jatuh dalam dosa, dibuang keluar dari taman Eden, dilempar bagaikan kita berada di bumi ini. Sebetulnya tempat kita ada di taman Eden, tetapi mereka diusir dari taman Eden, bagaikan dilempar, itulah keadaan kita sekarang.
Kemudian, dalam keadaan dosa kita di bumi ini, kita terlena, kita lupa dengan Sang Khalik, Sang Pencipta. Kita terlena di bumi ini dari mana asalnya kita. Bukankah asalnya kita adalah dari dua tangan Tuhan, Dia penjunan yang membuat kita dari seonggok tanah liat, dibentuk dari atas sampai ke bawah, dari kepala sampai ke kaki. Sesudah dibentuk Tuhan Yesus Kristus, lalu dihembuskan nafas hidup, lalu hiduplah dia. Sesudah hidup, diberkatilah di taman Eden dengan luar biasa, menikmati kasih dari sorga. Mereka suami isteri dengan hubungan yang begitu harmonis, tidak ada kata-kata binatang, tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati perasaan suami isteri dan lain sebagainya.
Tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, bagaikan dilemparkan di bumi. Setelah di bumi, kita terlena; sibuk bekerja, sibuk dengan kesibukan lahiriah, sibuk dengan bisnis, sibuk dengan urusan, sibukan dengan arisan, sibuk dengan pars..., sibuk dengan parm..., terlena, lupa dengan asal usul kita.
Orang tua dukung kami untuk membawa anak-anak ini semua menjadi anak Tuhan Yesus. Kalau sudah waktunya Sekolah Minggu, ayo dukung mereka, harus ada kerja sama yang baik diantara kita.

Sekali lagi saya tandaskan: Enam kali disebut “Rut, perempuan Moab”, artinya; sesudah sampai di Betlehem, menjadi bagian Israel, anak Tuhan tidak boleh lupa diri, harus ingat asal usul.

Ibrani 11:12-15
(11:12) Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. (11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. (11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

Tuhan beri kesempatan kali ini bagi kita untuk kembali ke sorga. Jangan terlena di bumi. Tidak salah bekerja, tidak salah berbisnis, tidak salah lakukan apapun, tetapi jangan lupa sorga, jangan lupa ibadah, jangan lupa pelayanan. Jangan lupa Tabut Perjanjian Tuhan. Jangan terlena.

Ibrani 11:16
(11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Kembali ke Sang Khalik, Sang Pencipta, sebab kita ini hanya pendatang di bumi. Jangan terlena di bumi.
Tidak salah kuliah, tetapi ingat; dari mana asalmu, anak-anakku. Nanti setelah kuliah, bekerja. Boleh bekerja, tetapi ingat; dari mana asalmu, anak-anakku. Selalu ingat Tuhan, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga. “Rut, perempuan Moab”, jangan lupa silsilah.

Pertama-tama saya mau bertanya kepada anak-anak dari tiga pos Sekolah Minggu: Siapa yang merindu untuk kembali ke tanah air sorgawi, siapa yang merindu kembali kepada Tuhan Yesus?
Rut adalah perempuan Moab, di luar Israel disebutlah bangsa kafir, tetapi sekarang kita berada di rumah Tuhan, itu adalah kemurahan dari Tuhan. Kalau sudah besar, lalu diberkati, jangan lupa Tuhan, jangan lupa asal usul, jangan terlena di bumi.

Itulah silsilah lahirnya Yesus Kristus yang terkait dengan empat perempuan kafir, dan salah satunya adalah Rut. Kita adalah bangsa kafir, tetapi menjadi bangsanya anak Tuhan, itu adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan.

Ciri dari bangsa kafir, khususnya bangsa Moab adalah hidup di dalam penyembahan berhala.

Bukti bangsa Moab hidup dalam penyembahan berhala.
Rut 1:14
(1:14) Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.

Setelah didesak sebanyak tiga kali, Orpa, menantu Naomi, mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut pada Naomi. Itulah perbedaan Orpa dan Rut.
Sekali ikut Tuhan, tetap ikut Tuhan. Jangan mundur selangkah pun. Sekali Tuhan Yesus tetap Tuhan Yesus. Jangan jual Tuhan Yesus karena bisnis. Jangan jual Tuhan Yesus karena harta, uang, kedudukan, jabatan, nanti bayar harga, hati-hati. Berpautlah kepada Tuhan Yesus.

Rut 1:15
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."

... Para allahnya ...”, berarti bangsa Moab hidup dalam penyembahan berhala.
Bangsa kafir itu sebelum kenal Tuhan Yesus, hidup dalam penyembahan berhala, termasuk orang Batak. Sebelum Nomensen masuk ke tanah Batak, penginjil yang dari Jerman Barat dipotong-potong lalu dimakan, itulah hidup dalam penyembahan berhala.

Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Kalau pekerjaan nomor satu melebihi dari ibadah, itu berhala. Kalau anak nomor satu melebihi pelayanan, itu berhala. Kalau bisnis nomor satu melebihi dari ibadah, melebihi dari Tuhan, itu berhala. Kalau kuliah nomor satu, lebih dari ibadah, lebih dari Tuhan, itu berhala. Siapa yang sering meninggalkan ibadah? Itu adalah penyembahan berhala, segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan.
Sekalipun tidak mendirikan patung, arca, atau ta pe kong, tetapi kalau pekerjaan, kuliah, pendidikan, bisnis menjadi nomor satu sampai meninggalkan ibadah oleh karena itu semua, itu adalah berhala.

1 Korintus 12:1
(12:1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.

Tuhan ingin supaya kita juga tahu tentang sembilan karunia Roh Kudus; ada menyembuhkan, ada bahasa lidah, dan lain sebagainya. Kemudian, Tuhan ingin supaya kita juga tahu tentang sembilan jabatan dari Roh Kudus. Tuhan mau supaya kita tahu semua itu, tetapi banyak orang yang belum mengetahui tentang sembilan karunia dan sembilan jabatan dari Roh Kudus, sebab itu, mari kita perhatikan ayat 2.

1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.

“... Pada waktu kamu masih belum mengenal Allah ...”, belum mengenal Tuhan, seperti Rut belum mengenal Tuhan, berarti bangsa kafir.
“... Tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu ...”, itulah bangsa kafir; tidak mengenal Tuhan Yesus. Tanpa berpikir panjang dengan mudahnya ditarik kepada penyembahan berhala, memberikan dua tangan kepada berhala. Pekerjaan nomor satu dari ibadah, bisnis nomor satu dari ibadah, arisan nomor satu dari ibadah, digiring dua tangan ini ke situ. Itulah bangsa kafir, mudah sekali ditarik kepada penyembahan berhala.

Tetapi kita ini adalah anak Tuhan, berarti menyembah Allah yang hidup, bukan berhala.
Ayo, jangan tinggalkan Sekolah Minggu, karena ulang tahun teman, karena berenang, karena apapun. Jangan tinggalkan Tuhan. bermain nomor satu, itu adalah berhala. Saya berharap, orang tua juga mendukung firman Tuhan. Jangan dukung keinginan daging anak. Kadang-kadang kita mau mendidik anak, tetapi salah; menurut kita bagus, tetapi belum tentu menurut Tuhan. Jangan ikuti pikiran dan perasaan, ikutilah caranya Tuhan. Itulah maksud saya tadi “dukung kami”.

Jangan gampangkan ibadah Sekolah Minggu, sebab itu berarti kita menggampangkan Tuhan Yesus. Padahal Yesus sudah membuat kita berharga, apa buktinya? Buktinya adalah Yesus telah disalib. Jangan kita yang murahan ini membuat salib menjadi murahan.

Baik juga Pendidikan Agama Kristen, jangan gampangkan sekolah Pendidikan Agama Kristen.
Dahulu saya mengajar juga; sebelum saya ditetapkan Tuhan sebagai gembala sidang GPT “BETANIA”, saya berjalan kaki mengelilingi Serang, jalan kaki ke Keramat, jalan kaki ke Cilegon. Di Cilegon, dari rumah ke rumah saya datangi, tetapi tidak ada yang menerima saya. Setiap hari saya jalan kaki, tetapi tidak ada yang menerima saya. Tidak ada yang memberikan saya minum, tidak ada yang memberikan saya makan. Yang saya pusingnya adalah saat sore, mengapa? Di manalah saya tidur, Tuhan? Saya selalu bawa satu helai kain di tas saya.
Tetapi, setiap saya mampir ke rumah Bapak Stefanus, beliau selalu menawarkan saya makan. Tetapi saya tidak mau sering-sering datang, karena kalau saya sering-sering datang, bosan juga dia kepada saya. Jadi, saya aturlah sedemikian rupa, bagaimanalah supaya pelayanan ini jangan ditolak.
Saya berpikir, bagaimanalah saya, Tuhan, di provinsi Banten ini? Saya tidak tahu kalau sebetulnya Serang, Cilegon dan sekitarnya, susah mendirikan gereja. Akhirnya, Tuhan berikan saya hikmat: “Hai, hamba-Ku, masuklah ke sekolah-sekolah”, lalu saya bilang: “Ijazah saya tidak seberapa, Tuhan?”, lalu lagi kata-Nya: “Sudah, masuk saja.
Saya masuki SMA 1 Cilegon, SMA sekian, SMA sekian, SMP 1, SMP 2, saya masuki, SD 1, SD 2, tidak ada yang terima, terakhir masuklah SMP 5, puji Tuhan diterima, tetapi bukan honor dan bukan di sekolah ini. Lalu saya mengajar Pendidikan Agama Kristen di sebuah kantor milik seorang marga Saragi di PCI.
Lalu saya tanya seorang anak:  Mau Ibadah Raya Minggu?”, lalu dia bertanya: “Di mana gerejanya?”, saya jawab: “Di sini.” Dia kembali berkata: “Ini tidak ada apa-apanya, tidak ada mimbar, tidak ada yang lain”, lalu saya jawab: “Ya sudah, datang saja beribadah.” Saya tunggu dia pada harinya, ternyata dia datang, itulah jemaat pertama. Saya main gitar sendiri. Sesudah nyanyi, kami nangis berdua, tetapi saya tidak tahu dia menangis karena apa, apakah karena kepanasan atau karena teguran firman, saya tidak mengerti. Yang penting saya melihat dia menangis, saya senang, kemudian saya tumpang tangan. Sesudah itu, saya taruh gitar, saya ambil kolekte, hanya satu orang. Kolekte (persembahan) yang saya terima saat itu, saya hemat. Kembali lagi saya jalan kaki. Saya alami hal itu bukan hanya satu dua tahun, tetapi bertahun-tahun.

Di Serang juga ada Pak Barita Panggabean, dengan isteri dan dua anaknya yang masih kecil. Kadang kalau isterinya kerja dan dua anaknya sekolah, kami hanya berdua saja beribadah. Saya yang khotbah, saya yang menjadi petugas kolekte. Yang saya syukuri ketika di Serang, saya diberi makan satu piring. Tetapi ada masalahnya juga, saya diberikan sambal, padahal sudah tiga hari tidak makan, akhirnya sakit perut.

Akhirnya tahun 2011, barulah terbentuk penggembalaan di sini. Walaupun masih sedikit jumlah jiwa, belum sampai ratusan jiwa, tetapi puji Tuhan, Tuhan ijinkan ibadah ini berjalan sampai kepada fellowship hamba-hamba Tuhan.
Saudara juga bisa terus ikuti live streaming tiga macam ibadah pokok; Ibadah Raya Minggu, Ibadah Doa Penyembahan, dan Ibadah Pendalaman Alkitab, di akun facebook Daniel U. Sitohang dan Gpt Betania.
Nanti tanggal 27-28 Desember 2019 akan dilaksanakan tiga sesi ibadah persekutuan hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja. Jadi, saya juga sekaligus mengundang saudara, orang tua, untuk hadir tanggal 27-28 Desember 2019, untuk kita lebih dalam lagi mengerti tentang SILSILAH LAHIRNYA YESUS KRISTUS. Saya tidak mungkin menguraikan ini lebih dalam lagi panjang lebar untuk anak Sekolah Minggu, tetapi kita bisa mengerti lebih dalam lagi pada Kebaktian Natal Persekutuan: Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT), 27-28 Desember 2019. Persekutuan ini bukan hanya untuk hamba Tuhan, tetapi juga untuk umat Tuhan, sidang jemaat.

Kita bersyukur dengan silsilah Yesus, empat belas keturunan yang ketiga, akhirnya bangsa Israel keluar dari pembuangan. Untung Yesus lahir, akhirnya pembebasan kembali terjadi. Tetapi ingat, setelah diberkati, jangan lupa dari mana asal kita. Kita berasal dari Tuhan, harus kembali ke tanah air sorgawi.
Kita di bumi ini karena Adam dan Hawa berdosa, diusir dari taman Eden bagaikan dilemparkan ke bumi. Kita harus kembali ke tanah air sorgawi. Boleh bekerja, boleh sekolah mencapai pendidikan, tetapi jangan terlena. Dari mana kita berasal, kita harus kembali ke sana. Harus kembali ke sorga. Kita ini hanya penumpang di bumi, hanya sementara. Jangan terlena.
Orang tua juga boleh menyekolahkan anak, tetapi jangan sibuk di situ. Jangan lupa Tuhan.

Saya berbahagia, karena Tuhan memberkati kita petang sore hari ini. Saya yakin kita semua diberkati Tuhan Yesus; diberi umur panjang, kesempatan dan kesehatan, inilah modal utama untuk kita pelihara untuk kita persembahkan kepada Tuhan lewat ibadah, lewat pelayanan, lewat kesempatan-kesempatan untuk memuji Tuhan, baik dalam perkataan, baik dalam perbuatan, di manapun kita berada.  Tidak salah arisan, tetapi setelah ibadah dan melayani Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment