KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 24, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 22 DESEMBER 2019



IBADAH RAYA MINGGU, 22 DESEMBER 2019


WAHYU PASAL 11
(Seri: 17)

Subtema: KEMATIAN MUSA & ELIA ADALAH KEUNTUNGAN YANG BESAR & KESAKSIAN YANG SEMPURNA

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena rahmat dan kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, sehingga kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya Minggu dalam kesempatan sore ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.

Selanjutnya mari kita berdoa, kita mohonkan kepada Tuhan supaya firman-Nya keluar, supaya terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan malam ini, kita diberkati, hidup, ibadah, pelayanan, nikah, rumah tangga kita diberkati. Berkat berkelimpahan menjadi bagian kita. Damai sejahtera dan kesukaan besar menjadi bagian kita masing-masing.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari WAHYU PASAL 11.
Tibalah saatnya bagi kita untuk menikmati berkat yang baru, yaitu Wahyu 11:7.
Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
Apabila Musa dan Elia telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang buas akan muncul dari jurang maut.
Tujuan dari binatang buas itu muncul adalah untuk memerangi Musa dan Elia, dan mengalahkan, serta membunuh mereka.

Kematian dari dua saksi Allah tersebut sebenarnya merupakan keuntungan yang besar bagi kita, sebab mereka memang harus mengalami kematian. Itu sebabnya Tuhan ijinkan binatang buas itu muncul dari jurang maut.
Pergumulan-pergumulan, mungkin karena penyakit, ekonomi (uang), juga belum mendapat pekerjaan, belum mendapat jodoh dan lain sebagainya, sangat menyeramkan seperti binatang buas yang muncul dari jurang maut. Tetapi semua itu diijinkan oleh Tuhan terjadi untuk menggiring kita sampai kepada pengalaman kematian. 
Oleh sebab itu segala perkara yang sama seperti binatang buas diijinkan oleh Tuhan, dengan maksud untuk menggiring kita sampai kepada pengalaman kematian.

Sekali lagi saya katakan: Kematian dari dua saksi tersebut adalah keuntungan yang besar bagi kita, sebab mereka memang harus mengalami kematian sebagai kesaksian yang terakhir dan kesaksian yang sempurna dari dua saksi tersebut, sehingga menjadi sama dengan Yesus Kristus, datang ke dunia untuk mati di kayu salib karena dosa dunia.

Roma 6:7-8
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. (6:8) Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.

Pengalaman kematian itu harus dialami oleh setiap orang supaya kita bebas dari dosa. Sebaliknya, jika kita telah mati dengan Kristus, kita akan hidup juga dengan Dia.

Roma 6:9-10
(6:9) Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. (6:10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Sesudah Kristus bangkit dari antara orang mati, Dia tidak mati lagi, dan kalau Dia sudah bangkit, maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Kematian Yesus adalah kematian terhadap dosa dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.

Roma 6:11
(6:11) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Pengalaman Yesus, yaitu pengalaman kematian terhadap dosa dan hari ketiga Dia bangkit, hidup untuk kebenaran. perhatikanlah pengalaman itu supaya kita sama dengan Dia; satu di dalam pengalaman kematian dan juga nanti satu di dalam pengalaman kebangkitan-Nya.

Kalau kematiannya benar, nanti kebangkitannya juga benar. Tetapi kalau kematiannya palsu, nanti kebangkitannya juga palsu.
Banyak orang melayani seperti berada dalam suasana kebangkitan yang benar tetapi palsu, karena kematiannya palsu. Pelayanan seperti ini tidak akan bertahan lama.
Tetapi kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya akan benar. Demikianlah kita memandang pengalaman Yesus Kristus sebagai kesaksian yang sempurna. Ayo, belajar membenahi diri.

Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Pengalaman kematian itu, berarti menderita sengsara, tetapi sekalipun demikian, mulut tidak terbuka. Maksudnya, sekalipun menderita dan sengsara, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak menggerutu. Itulah pengalaman kematian yang benar, tidak palsu.

Saat menghadapi situasi kondisi yang mengerikan seperti binatang buas, yang akhirnya menggiring kehidupan kita sampai kepada pengalaman kematian. 
Pengalaman kematian itu, berarti saat menderita sengsara, namun mulut tetap tidak terbuka, artinya;
-       Menderita tetapi tidak bersungut-sungut.
-       Menderita tetapi tidak ngomel.
-       Menderita tetapi tidak menggerutu.
Inilah kesaksian yang sempurna. Inilah pengalaman kematian yang sangat menguntungkan bagi kita.

Jadi, kesaksian dari Musa dan Elia itu merupakan kesaksian yang sempurna. Kesaksian yang sempurna adalah kesaksian yang terakhir setelah mereka menyaksikan semua perkara itu, seperti pengalaman mereka selama masih di dunia, sesuai dengan Wahyu 11:1-6, lalu pada ayat 7 mereka masuk dalam pengalaman kematian untuk menyempurnakan kesaksian yang terdahulu (ayat 1-6).

Yesaya 53:8-9
(53:8) Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. (53:9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Di sini kita perhatikan: “... ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Jelas, bahwa: kematian Yesus adalah kematian terhadap dosa.

Selanjutnya di ayat 9 dikatakan: “ ... tipu tidak ada dalam mulutnya.” Artinya, pengalaman kematian itu harus sama dengan kematian Yesus Kristus, yaitu mati terhadap dosa, dengan lain kata; kematian itu bukan pernyataan yang keluar dari mulut seseorang.
Banyak kali kita mengaku: “Kita benar. Kita suci. Kita sudah melakukan ini itu”, tetapi itu semua hanya dari mulut. Pengalaman kematian itu harus benar-benar nyata dari perbuatan, tidak perlu buka mulut. Kalau kita buka mulut, nanti di situ banyak kesalahan. Itu sebabnya di ayat 9 ini dikatakan: “ ... tipu tidak ada dalam mulutnya”, artinya; kalau kita benar-benar masuk dalam pengalaman kematian, biar itu dilihat oleh Tuhan, dilihat oleh manusia (sesama) karena memang kita punya pengalaman di dalam kematian.

Jangan karena pekerjaan yang banyak (banyak berbuat ini itu), akhirnya hal itu kita gunakan sebagai tameng untuk membenarkan diri, itu adalah kesalahan. Orang semacam ini, tipu banyak di dalam mulutnya.  
Kemuliaan datang dari Tuhan, kita tidak perlu bersikap arogan untuk membenarkan diri. Kalau itu adalah kutuk nenek moyang, patahkan, dengan jalan rela menanggung sengsara salib.

Yesaya 53:10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Pendeknya: Penyerahan diri Yesus atau pengalaman kematian Yesus itu merupakan korban penebus salah.
Biarlah kiranya kita menjadi satu dengan pengalaman kematian Yesus sebagai tanda korban penebus salah. Orang lain yang bersalah, kita yang berkorban, itu adalah pengalaman kematian, sebagai korban penebus salah.
Ayo, belajar untuk masuk dalam pengalaman kematian. Tidak usah bersungut-sungut (tidak usah buka mulut). Tuhan sangat berkenan kepada korban penebus salah.

Beberapa korban yang memang harus dipersembahkan kepada Tuhan, antara lain:
-       Kita harus mempersembahkan korban sembelihan; jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk ... Mazmur 51:19. Tetapi masih ada korban-korban yang lain.
-       Juga masih ada korban bakaran; potongan daging itu dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran semalam-malaman sampai pagi, berarti; sampai hangus, daging tidak bersuara ... Imamat 6.
-       Lalu, pengalaman kematian, mulut tidak terbuka, ternyata itu juga merupakan korban penebus salah; orang lain yang berbuat salah, kita yang harus menjadi korban untuk menebus kesalahannya ... Imamat 7.

Suami adalah seorang imam, berarti pemimpin. Dimulai dari dalam nikah rumah tangga, sebagai suami; harus banyak berdiam, mulut tidak terbuka, artinya; jangan turuti lagi hawa nafsu daging. Namun bukan mulut tertutup, tetapi masih hidup di dalam hawa nafsu daging, ini adalah contoh pengalaman kematian yang salah.
Jangan turuti hawa nafsu daging, berarti; berdiam untuk menebus kesalahan isteri, menebus kesalahan anak, menebus kesalahan orang-orang yang di sekitar kita. Demikian juga sang isteri, kita semua bersama-sama hidup dan memandang pengalaman kematian yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.  

Oleh karena pengalaman kematian itu atau oleh karena kita telah mempersembahkan korban penebus salah, maka nyata tiga hal:
1.     “Ia akan melihat keturunannya.”
Sebab itu, jangan lagi arogansi, jangan lagi membesarkan diri, karena jerih payah, karena banyak pekerjaan yang kita kerjakan, karena hal demikian tidak cukup untuk menebus kesalahan orang lain. Tetapi biarlah betul-betul mulut tidak bersuara, betul-betul masuk dalam pengalaman kematian, daging tidak bersuara, tidak lagi menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, dengan demikian menjadi korban penebus salah. Maka lihat, ia akan melihat keturunannya.
Bunda, orang tua saya, merindu untuk melihat anak cucunya melayani pekerjaan Tuhan. Supaya hal ini tergenapi, maka mau tidak mau kita harus berani untuk menjadi korban penebus salah.

2.     “Umurnya akan lanjut.”
Beberapa hari yang lalu, anak kami Mark Mikha genap berusia empat tahun, maka seperti biasanya ada nyanyian: “Panjang umurnya”, diulang lagi: “Panjang umurnya”, sampai kapan panjang umurnya? Alkitab mengatakan sampai tujuh puluh tahun. Sesudah tujuh puluh tahun, berarti tujuh puluh satu, lanjut, tambah satu tahun lagi, lanjut, terus terus sampai hidup kekal. Lanjut umurnya itu jauh lebih baik sekalipun tidak ada yang memberi kado.
Pendeknya: Lanjut umurnya sama dengan hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga.

3.     Kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya”.
Kita datang berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu ini tentu Tuhan yang menarik kita oleh korban-Nya. Dan di tengah-tengah perhimpunan ibadah inilah kehendak Allah terlaksana, sampai kepada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Yesaya 53:11
(53:11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

Pengalaman kematian adalah hikmat, dan oleh hikmat inilah yang membenarkan banyak orang.

Salomo dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat oleh karena hikmat yang dia peroleh dari sorga, dari Allah. Kemudian, oleh karena hikmat, dia dapat menyelesaikan masalah dari dua nikah yang hancur -- dari dua perempuan tuna susila -- dengan sebilah pedang tajam.
Jadi, pengalaman kematian itu adalah hikmat Allah, dan oleh hikmat ini banyak orang dibenarkan. Tetapi kalau suka bersungut-sungut, beribadah sungut-sungut, melayani ngomel, menggerutu, bahkan memberontak kepada pemimpin rumah Tuhan, orang semacam ini tidak akan berhikmat, orang semacam ini tidak akan bisa membenarkan banyak orang.

Sampai hari ini masih banyak di antara kita yang menggerutu walaupun mulutnya tidak terbuka. Saya memiliki roh penimbang. Manusia bukan hanya terdiri dari lahiriah, tetapi juga batin, dan mata batin melihat batin orang lain.
Orang yang bersungut-sungut tidak bisa dipakai oleh Tuhan untuk membenarkan orang lain. Oleh sebab itu, marilah kita segera masuk dalam pengalaman kematian, itulah hikmat Allah yang berfungsi dan sangat berkuasa untuk membenarkan banyak orang, membenarkan suami, membenarkan isteri, membenarkan orang tua, sanak keluarga dan lain sebagainya, siapa saja yang ada di sekitar kita.

Membangun nikah rumah tangga harus memiliki hikmat. Membangun sebuah usaha juga harus memiliki hikmat. Dalam segala perkara, kita butuh hikmat dari sorga, dari Allah, lewat pengalaman kematian untuk membenarkan banyak orang. Pengusaha juga harus memiliki hikmat supaya anak buah jangan salah-salah, jangan korupsi.
Sebab itu, sungguh-sungguh memberi diri untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam satu penggembalaan. Jangan liar.

Gunakan hikmat dari Allah, dari sorga, supaya kita dalam melakukan hal apapun di atas muka bumi ini berhasil. Apalagi seorang imam, disebut juga pemimpin-pemimpin, baik pemimpin rohaniawan, pemimpin di dunia juga penting memiliki hikmat. Sebagai seorang karyawan juga penting memiliki hikmat untuk membenarkan yang salah. Biarlah kiranya kita memandang akan hal itu.

Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga. Jadi, jikalau pengalaman kematiannya benar, maka pengalaman kebangkitannya juga benar, selanjutnya akan dipermuliakan bersama dengan Allah di dalam Kerajaan Sorga.

Pengalaman dari taman Getsemani ke Golgota, itu merupakan pengalaman mempelai Tuhan untuk selanjutnya diangkat naik ke sorga. Lewat pengalaman kematian dan kebangkitan akhirnya naik dipermuliakan, itulah mempelai Tuhan.
Kita segera mengikuti pengalaman semacam ini karena kita rindu menjadi mempelai Tuhan.

Ibu janda tidak perlu kuatir, yang penting adalah rindu menjadi mempelai Tuhan, Dialah Suami yang sangat mengasihi, Suami dalam kebenaran, Suami dalam kesetiaan.  

Yohanes 3:14-15
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, (3:15) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Jangan sampai kita tidak percaya dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus sampai akhirnya kita juga turut dipermuliakan sebagai pengalaman dari pengantin perempuan mempelai Tuhan (Taman Getsemani ke Golgota).

Yohanes 3:16-18
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (3:18) Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Kita harus yakin dengan pengalaman kematian yang telah dialami oleh Yesus, supaya tidak binasa, lepas dari penghukuman kekal, dengan kata lain; beroleh hidup yang kekal.
Itu sebabnya saya mengatakan, bahwa kematian dari Musa dan Elia adalah keuntungan yang besar, sebab kematian mereka adalah kesaksian yang sempurna.

Pada Wahyu 11:7, Musa dan Elia akhirnya mati setelah menyelesaikan kesaksian mereka pada Wahyu 11:1-6.
Angka tujuh adalah angka sempurna, sama dengan; perhentian yang kekal.

Pertanyaannya: MENGAPA MUSA DAN ELIA DIPILIH UNTUK MENJADI SAKSI ALLAH YANG BESAR?
Sebab Musa dan Elia tidak mengalami kematian, mereka diangkat ke sorga dengan hidup-hidup.

Bukti Elia tidak mati (diangkat hidup-hidup ke sorga).
2 Raja-Raja 2:10
(2:10) Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
Elisa adalah murid dari Elia atas seijin Tuhan. Memang Tuhan yang memilih Elisa sebelum Elia terangkat ke sorga. Namun Elisa sebagai hamba Tuhan, nabi Tuhan, nabi besar, juga butuh perlengkapan sorgawi, yaitu dua bagian Roh dari Elia.
Demikian juga halnya kita dalam melayani Tuhan; butuh diperlengkapi dari sorga, dari Allah. Jangan melayani dengan kekuatan daging. Beribadah jangan rutinitas. Melayani pekerjaan Tuhan harus dari perlengkapan sorgawi, dari Allah, dua bagian Roh.
Tetapi kita sampingkan dulu hal ini, karena kita hanya akan melihat bukti dari pada Elia naik diangkat ke sorga dengan hidup-hidup.

2 Raja-Raja 2:11-12
(2:11) Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. (2:12) Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!" Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.

“... lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Elia naik ke sorga dalam angin badai, berarti dia diangkat ke sorga hidup-hidup. Elia tidak mati selama ia melayani Tuhan, itu sebabnya dia dipilih, dia layak untuk menjadi saksi Allah yang besar (Wahyu 11:1-6), kemudian diakhiri dengan kesaksian yang sempurna, yaitu pengalaman kematian.

Jadi, pengalaman kematian Yesus ini tidak terselami oleh akal pikiran manusia. Sungguh kita diperkaya oleh pengalaman kematian ini.
Ayo, belajar untuk menyatu dengan pengalaman kematian, perlahan-lahan kita akan dibawa sampai ke sana supaya kita diperkaya oleh kekayaan sorgawi.

Bukti Musa diangkat hidup-hidup ke sorga.
Ulangan 34:5-7
(34:5) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. (34:6) Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. (34:7) Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.

Musa memang mati lalu dikubur, tetapi tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti di mana Musa dikubur sampai hari ini, sebab Tuhan sendiri yang mengubur Musa. Kalau Tuhan yang mengubur orang mati, siapa yang tahu, mata manusia tidak bisa melihat.

Kalau kematian badani, itu bisa dilihat oleh mata dan orang mati harus dikubur dan harus menguburnya, berarti dilihat oleh mata. Tetapi kalau kita masuk dalam pengalaman kematian, yang melihat itu adalah Tuhan Yesus. Kalau daging tidak bersuara lagi, yang melihat adalah Tuhan Yesus. Itulah kematian Yesus, satu di dalam kematian Yesus.

Yudas 1:9
(1:9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"

Mikhael bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, sebab Iblis berusaha untuk merebut mayat Musa.
Saat ini kita berdiri di hadapan takhta kasih karunia, berarti lewat malaikat sidang jemaat (penggembalaan), Tuhan merebut jiwa kita dari kematian (kebinasaan). Malaikat sidang jemaat itulah gembala sidang, pemimpin rumah Tuhan, sedang berjuang bagi sidang jemaat, dengan menaikkan dosa syafaat, dan di dalam doa syafaat nama-nama disebut.
Contoh doa syafaat saya sekarang ini adalah: “Tuhan, tolong David Simarmata, anak-Mu, supaya sungguh-sungguh tiga macam ibadah. Tuhan, anak-Mu Timotius, dia tidak tahu apa yang diperbuatnya, marah kepada Tuhan Yesus.” Itulah doa yang selalu saya naikkan sekarang ini. Kiranya Tuhan dengar doa, itulah peperangan yang terjadi dan yang saya kerjakan sekarang ini.

Jadi, tidak mudah untuk menjadi seorang gembala. Kalau bukan Tuhan yang membuat saudara pada posisi tertentu, jangan bermimpi. Karena banyak saya tahu, bukan Tuhan yang membawa dia menjadi seorang hamba Tuhan, tetapi karena dia memaksakan diri, akhirnya terkatung-katung, mundur salah, maju tidak mengerti lagi apa yang diperbuatnya. Jangan pernah mimpi, supaya jangan terkatung-katung. Kalau mimpi saudara itu tidak benar, jangan memaksakan diri. Kalau Tuhan yang membawa, silahkan saja, supaya jangan terkatung-katung.

Jadi, Mikhael mengadakan peperangan karena Setan berusaha merebut mayat Musa. Mayat Musa diperebutkan oleh Iblis tetapi Mikhael berkemenangan, berarti Musa bangkit dari maut supaya akhirnya menjadi suatu kesaksian yang besar dari kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus baik, sebab Dia utus malaikat-Nya (malaikat sidang jemaat), yaitu gembala sidang, untuk merebut jiwa kita dari Setan.
Jadi, kalau saudara ada di tempat ini sekarang, itu adalah kemurahan Tuhan. Tuhan sedang merebut jiwa kita dari maut. Ayo, sungguh-sungguh. Jangan anggap enteng ibadah ini.

Perlahan kita belajar untuk mengerti kehendak Tuhan. Dahulu kita memang sangat sukar untuk mengerti kehendak Tuhan, tetapi kalau kita dengan sabar untuk tekun di dalam Tuhan, pasti Tuhan tolong.
Sewaktu saya jauh dari Tuhan, saya juga tidak mengerti rencana Tuhan, saya lari dari panggilan Tuhan selama tiga tahun. Alasan saya sederhana; saya ini bukan anak hamba Tuhan, saya tidak pernah pergi ke gereja, saya ini adalah orang najis, orang jahat, masih banyak kefasikan yang lain. Tetapi Tuhan yang kejar, sehingga segala yang saya punya sampai habis-habisan, dan akhirnya saya menyerah.
Jadi, bukan karena kehendak saya untuk menjadi hamba Tuhan. Tidak pernah bermimpi untuk menjadi hamba Tuhan dari sejak kecil. Ini betul-betul panggilan Tuhan.
Sesudah terpanggil dan sekarang menerima jabatan gembala dari Tuhan, barulah saya mengerti begitu indah jikalau hidup di dalam rencana Tuhan. Sebelum saya mengerti, saya pikir dosa itu jauh lebih indah, umpamanya merokok, pacar-pacaran (pergaulan bebas), dan lain sebagainya. Tetapi sekarang hidup saya jauh lebih nikmat dan lebih indah oleh karena kasih Allah, kasih dari sorga.

Lukas 9:30-31
(9:30) Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. (9:31) Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

Musa dan Elia turun, mereka datang di atas gunung yang sangat tinggi, untuk berbincang-bincang tentang kematian Yesus di Golgota. Untuk membicarakan kematian-Nya, Musa dan Elia harus turun dari sorga ke atas gunung yang tinggi, berarti; Musa dan Elia hidup, tidak mati.
Maka oleh karena hal itulah, Musa dan Elia perlu untuk menjadi saksi Allah yang besar, yaitu menyempurnakan semua kesaksian-kesaksian (Wahyu 11:6) lewat pengalaman kematian.

Kita ini tidak sedang cerita dongeng, tidak sedang lucu-lucu, tidak sedang guyon-guyon, tidak. Kita sedang membicarakan rencana Allah yang besar, sedang membicarakan tentang keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita sebagaimana halnya Musa dan Elia berbincang-bincang tentang kematian Yesus.

Selanjutnya, kita akan memperhatikan hal berikutnya dari Wahyu 11:7.
Wahyu 11:7
(11:7) Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.
Di sini ada binatang yang muncul dari jurang maut memerangi Musa dan Elia dan mengalahkan serta membunuh mereka (dua saksi yang besar), yang disebut juga kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian.
-       Kedua pohon zaitun, menunjuk bahwa mereka adalah kehidupan yang diurapi oleh Tuhan.
-       Kedua kaki dian merupakan bahwa mereka adalah saksi Allah yang besar.

Tetapi akhirnya mereka mati, karena binatang yang muncul dari jurang maut memerangi mereka, mengalahkan dan membunuh mereka.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kata: Muncul”.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
Binatang buas ini muncul dari jurang maut dan mereka yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, yaitu mereka yang sudah dipastikan tidak masuk sorga, akan heran apabila mereka melihat bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

Pendeknya, binatang itu muncul dari jurang maut. Sebetulnya keadaan dari binatang itu telah ada, kemudian tidak ada, tiba-tiba muncul lagi, dan kemunculannya itu berasal dari jurang maut.
Jelas bahwa betul-betul Setan ini membuat sebuah tandingan. Seolah-olah binatang buas ini sama seperti Yesus Kristus, di dalam Wahyu 1:17-18, di situ dikatakan: Aku adalah Alfa dan Omega. Yang sudah ada, yang ada, dan yang akan datang. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat: Yang hidup, mati, hidup atau yang ada, yang sudah ada dan yang akan datang.
Jadi, benar-benar Setan itu mengadakan sebuah tandingan untuk menyamai pribadi Yesus, Anak Allah, yang adalah Alfa dan Omega. Tetapi sebetulnya, dia muncul dari jurang maut.

Wahyu 8:10
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.

Pada saat malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya, jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor. Berarti, hamba Tuhan dengan kesaksian yang besar akan jatuh. Suatu kali nanti hal itu akan terjadi.

Kemudian, lebih terang kita melihat dalam Wahyu 9.
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Kembali di sini dikatakan: Malaikat yang kelima meniup sangkakalanya lalu sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi. Ini sama dengan Wahyu 8:10, sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor. Hamba Tuhan yang pernah menjadi terang dunia, menjadi kesaksian yang besar, akan jatuh. Banyak nanti hamba Tuhan yang terkenal akan jatuh.

“ ... dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Fungsi kunci adalah membuka yang menutup, sehingga hamba-hamba Tuhan menjadi hamba Setan, inilah yang membuka kunci kepada orang-orang yang tidak memperhatikan kesaksian Musa dan Elia sampai dibawa ke jurang maut.
Hati-hati, jangan hanya Kristen biasa. Harus mengerti firman. Kalau tidak mengerti firman, tidak akan selamat. Kalau hanya mendengar cerita dongeng, tidak akan selamat. Si kancil dan si buaya tidak bisa menyelamatkan jiwa manusia. Sebab itu, berdoa terus, mohonkan kepada Tuhan, supaya firman itu keluar.

Inilah binatang buas itu. Jadi;
-       Memang sudah ada, itulah hamba Tuhan yang telah menjadi saksi yang besar, terkenal (bintang besar... Wahyu 8:10)
-       Tetapi akhirnya dia jatuh ke lubang jurang maut, untuk sementara waktu = tidak ada.
-       Tetapi akhirnya setelah Musa dan Elia menyelesaikan kesaksiannya, binatang itu muncul lagi.
Kita dapat menarik kesimpulan; Dari yang ada, tidak ada, muncul lagi.
Tuhan Yesus baik. Kita patut bersyukur atas pengertian, hikmat sorga yang Tuhan nyatakan pada sore hari ini.

Kata siapa berhala bisa menyelamatkan manusia? Kata siapa uang yang banyak bisa menyelamatkan manusia? Kata siapa pekerjaan, kedudukan, jabatan dan semuanya itu bisa menyelamatkan manusia? Itu hanya kata orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, orang yang sudah ditentukan tidak selamat (binasa). Hanya orang itu yang mengatakan berhala menyelamatkan.

Saya sungguh merasa sore ini, betapa Tuhan sedang menghampiri sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Saya rasakan kehadiran-Nya di tengah ibadah ini untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa. Sebab itu, jangan main-main di tengah ibadah.

Sekali lagi saya sampaikan: Mengapa dia disebut sudah ada, kemudian tidak ada, lalu muncul lagi. Memang dia adalah hamba Tuhan berkedudukan sebagai bintang (sudah ada), tetapi akhirnya jatuh dari langit ke atas bumi, kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut, lalu pada saat dua saksi Allah selesai menyaksikan semuanya itu, selesai menyempurnakan kesaksiannya itu, muncullah ia dari jurang maut.
Ada, kemudian tidak ada (lubang jurang maut), kemudian muncul kembali.

Lebih terang lagi kita melihat tentang binatang buas ini.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang keluar dari dalam laut itu sudah jelas adalah antikris, itulah binatang buas tadi.

Maka kalau hamba Tuhan bercampur dengan uang, hati dan pikirannya bercampur dengan Mamon, bercampur dengan urusan-urusan dunia, itulah sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor jatuh dari langit ke jurang maut. Hamba Tuhan sebaiknya jangan bercampur dengan Mamon, jangan bercampur dengan roh jual beli.
Jadi, saudara jangan heran mengapa seorang gembala tidak bercampur dengan Mamon, dengan roh jual beli? Sebab melayani bukan soal bisnis, bukan soal uang. Sidang jemaat harus bersyukur di situ.

Itu sebabnya, waktu pelayanan Kebaktian Natal Persekutuan di Parung kemarin, sedikit saya kurang damai sejahtera, karena sudah berbau bisnis (uang), karena lebih mengutamakan orang kaya, tetapi bukan untuk menantikan pembukaan firman. Sebetulnya, tanpa disadari itu merupakan jurang maut.

Kemudian, di dalam Wahyu 11:7, ada kata: “memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka.” Kita akan melihat kata: Mengalahkan”.
Wahyu 13:7
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Binatang buas ini betul-betul bukan hanya mengalahkan dua saksi Allah yang besar, tetapi juga mengalahkan setiap suku, kaum, bangsa dan bahasa. Lalu kalau kita tidak bersungguh-sungguh mengikuti Tuhan, bagaimana nasib kita?

Daniel 7:7
(7:7) Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.

Binatang buas itulah antikris, mereka itu akan melahap dan meremukkan. Sisa yang dilahap dan diremukkan itu diinjak-injak. Siapa yang diinjak-injak pada masa aniaya antikris? Yaitu mereka yang tidak menerima sayap burung nasar yang besar  itu adalah: gereja yang tertinggal.
Jadi, orang yang tidak menerima sayap burung nasar yang besar akan diinjak-injak oleh antikris selama tiga setengah tahun.

Daniel 7:21-22
(7:21) Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, (7:22) sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan.

Sesudah tiga setengah tahun berlalu, barulah Yesus tampil menjadi Raja di dalam kerajaan seribu tahun damai. Sedangkan gereja yang tertinggal akan dilahap (mati) karena tidak menerima cap meterai antikris enam ratus enam puluh enam di dahi atau pun di tangan kanan. Tetapi kalau kita mati karena mempertahankan Tuhan Yesus, tidak apa-apa, sebab kebangkitan yang pertama berlaku atas mereka, sehingga; mereka akan memerintah, menjadi raja, bersama dengan Dia di dalam kerajaan seribu tahun damai. Sisanya ini yang harus diperhatikan, sebab sisanya ini akan diijak-injak oleh antikris selama tiga setengah tahun, itulah gereja yang tertinggal karena kerohanian mereka tidak sampai pada puncaknya, yaitu: penyembahan atau penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah.

Kalau mati leher dipenggal karena nama Tuhan, kebangkitan yang pertama berlaku atas mereka, tidak apa-apa, puji Tuhan. Tetapi sisanya, yaitu gereja yang tertinggal, yang tidak memiliki sayap burung nasar yang besar, inilah yang masuk dalam aniaya yang besar.
Ayo, kalau memang akhirnya kita diremukkan, ya sudahlah, bertahan, tolak cap meterai antikris. Bagaimana caranya? Mulai dari sekarang, jangan tinggalkan ibadah dan pelayanan. Mulai dari sekarang terapkan itu.

Barulah pada ayat 22 dikatakan: “sampai Yang Lanjut Usianya”, artinya; lanjut sampai hidup kekal, itulah Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, Raja di atas segala raja memerintah untuk memberikan keadilan kepada orang-orang kudus milik kepunyaan-Nya.

Kita akan melihat yang diremukkan tadi.
Wahyu 20:3-4
(20:3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. (20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Kalau memang mati diremukkan oleh mulut binatang buas tersebut karena nama Yesus Kristus, tidak apa-apa, nanti ada kebangkitan yang pertama, dia akan memerintah sebagai raja bersama dengan Kristus dalam kerajaan seribu tahun damai.
Tetapi sisanya ini kasihan, ia diinjak-injak. Setelah diinjak-injak, selanjutnya binasa. Sebab itu, marilah kita perhatikan kesaksian dari dua saksi Allah yang besar ini, yaitu Musa dan Elia, sampai kesaksian yang terakhir, yaitu pengalaman kematian.

Yang beribadah sungguh-sungguh beribadah mulai dari sekarang. Tetap tergembala dalam satu penggembalaan, jangan liar, supaya pengertiannya jangan bercabang-cabang. Perhatikanlah kesaksian ini.

Bukankah ini adalah kemurahan Tuhan bagi kita, seluruh isi hati-Nya dinyatakan kepada kita, supaya pada akhirnya hati kita menyatu dengan hati Tuhan di dalam kehidupan kekal selama-lamanya. Lanjut usianya. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment