KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 17, 2019

IBADAH NATAL PERSEKUTUAN DI PARUNG - BOGOR, 14 DESEMBER 2019



IBADAH NATAL PERSEKUTUAN DI PARUNG - BOGOR, 14 DESEMBER 2019

Tema: FIRMAN JADI MANUSIA (YOHANES 1:14)

Subtema:  NATAL PERTAMA DAN NATAL KEDUA

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kebaktian Natal Persekutuan pada saat pagi hari ini. Puji Tuhan mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menikmati berkat natal.
Saya bersyukur kepada Tuhan oleh karena kemurahan Tuhan dipercayakan melayani Tuhan pada siang ini, bukan karena gagah hebat, bukan karena saya lebih dari rekan-rekan hamba Tuhan yang hadir dan juga di hadapan Tuhan saya berbicara bukan karena lebih, tetapi Tuhan percayakan suatu imamat bagi kami, maka kami harus kerjakan.
Terimakasih untuk bapa gembala di tempat ini, bapak Pdt. Mulyadi bersama sis Ria, juga tua-tua sidang di tempat ini, hamba-hamba Tuhan, Tuhan memberkati, juga para sidang jemaat yang hadir, Tuhan memberkati, Tuhan balaskan berlipat kali ganda untuk atensi, untuk perhatian saudara kepada Tuhan lewat firman yang akan kita terima pada saat siang ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati. Mari kita berdoa, memohon kepada Tuhan supaya Tuhan membukakan firman bagi kita.

Puji Tuhan segera saja langsung pada tema yang ada yaitu dari Yohanes 1:14, judul utamanya: FIRMAN JADI MANUSIA.
Tetapi kita melihat dulu kalimat yang sempurna ...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Kalimat yang lengkapnya adalah firman itu telah menjadi manusia, sama dengan REMA.
Rema berarti natal kedua sedang berlangsung.

Lalu pertanyaannya, KAPAN NATAL YANG PERTAMA TERJADI??
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Ketika Firman itu menjadi daging, itu sama dengan rema, berarti natal sedang berlangsung itulah natal kedua. Lalu pertanyaannya; Natal pertama kapan? Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Singkatnya ayat ini adalah logos, inilah suasana natal yang pertama.
Tetapi suasana natal yang pertama ini sangat menyedihkan sebetulnya, sekaligus banyak mengalami penderitaan, banyak mengalami kerugian, sampai pada akhirnya banyak orang Kristen menjadi putus asa dan kecewa, bahkan tersandung dan menjadi batu sandungan di tengah ibadah dan pelayanan.
Pendeknya, suasana natal yang pertama sangat mencekam dan sangat mengerikan sekali.

Mari kita lihat, sebagai pembuktiannya.
2 Korintus 3:6-7
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian

Huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu dan juga yang pernah ditulis dalam setiap lembaran-lembaran gulungan kitab, yang ditulis pada bagian dalam dan ditulis pada bagian luar, disebut dengan pelayanan tubuh, pelayanan yang memimpin sampai kepada kematian.
Tidak sedikit orang Kristen menangis setelah mendengar firman yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan, hal itu memang tidak salah dan wajar saja, tetapi kalau firman itu tidak dilanjutkan (dilakukan), air mata tidak ada artinya, karena keberadaan kita hanya sebatas pada pelayanan tubuh, sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu, sama seperti huruf-huruf yang tertulis pada lembaran-lembaran gulungan kitab yang ditulis pada bagian dalam dan ditulis juga pada bagian luarnya.
Kalau firman Tuhan hanya menyentuh perasaan bisa saja menangis, tetapi yang Tuhan mau firman itu harus mendarah daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di dalam hati.
Tetapi di sini kita melihat natal yang pertama, mengerti firman yang didengar, tetapi tidak ditindak lanjuti (dilakukan), itulah suasana pada natal yang pertama, tidak ada perubahan dalam hidup.
Tidak salah setelah dengar firman menangis, wajar saja, tetapi kalau firman yang didengar tidak ditindak lanjuti berarti itu baru logos, natal yang pertama.

SUASANA PADA NATAL YANG PERTAMA (LOGOS).
1 Korintus 10:1-2
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. (10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Kemudian mari kita perhatikan ayat selanjutnya ...
1 Korintus 10:3-4
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama (10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Dua perkara selanjutnya untuk menjadi pengikut Musa:
1.     Mereka semua makan makanan rohani yang sama, jelas itu firman Allah.
Siang hari ini kita sedang makan makanan rohani.
2.     Mereka minum minuman rohani yang sama, itu menunjuk kepada Roh Kudus dengan sembilan karunianya dan sembilan jabatan-jabatan Roh Kudus.

Tetapi coba kita lihat selanjutnya, betul-betul ini logos, natal yang pertama.
1 Korintus 10:5-10
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. (10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Tetap perhatikan, sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun, mayat mereka bergelimpangan di padang gurun.
Mengapa demikian? Karena ternyata mereka berada dalam suasana natal yang pertama, beribadah, dengar firman tetapi tidak dilakukan, tidak mau berubah.
Firman hanya logos, firman belum menjadi daging, belum terjadi natal yang kedua, belum menjadi rema, sehingga terus menerus mengulangi kesalahan yang sama. Ini natal yang pertama.

Kita lihat perbuatan yang salah, yang terus berulang-ulang, antara lain:
Yang pertama: BERIBADAH DAN MELAYANI TETAPI MASIH MENGINGINI HAL-HAL YANG JAHAT, seperti ayat 6, itulah yang mereka perbuat. Inilah suasana natal yang pertama.

Bilangan 11:4
(11:4) Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?

Bangsa Israel sementara perjalanan di padang gurun, sebetulnya dalam tuntunan Tuhan tetapi masih memikirkan dan mengingini daging di Mesir.
Singkatnya, beribadah dan melayani Tuhan tetapi masih hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging. Dalam ibadah yang dituntun oleh Tuhan, tapi masih tetap ingat-ingat daging di Mesir.
Beribadah tetapi hidup dalam hawa nafsu daging, melayani tetapi hidup dalam hawa nafsu daging, inilah susana natal yang pertama. Setelah dengar firman hanya menangis tetapi tidak ditindak lanjuti, hanya dalam bentuk logos, natal pertama.

Kita tidak bisa berubah menjadi manusia suci, kalau bukan Tuhan lewat firman-Nya yang menyucikan kehidupan kita pribadi lepas pribadi.

Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak akan memikirkan hal-hal yang dari Roh, ia tidak akan memikirkan perkara-perkara di atas, ia tidak akan pernah memikirkan perkara rohani itulah ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan roh yang ada di dalamnya, itu hidup menurut daging.

Roma 8:6-7
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Keinginan daging adalah maut, mengapa? Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging tidak takluk kepada Allah, tidak takluk kepada firman Tuhan Yesus Kristus.
Inilah kondisi bangsa Israel dalam natal yang pertama, firman itu masih dalam bentuk logos.

Tadi mereka berkata; siapakah yang akan memberikan kita makanan daging? Beribadah tapi masih memikirkan daging, melayani tetapi masih hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.

Kemudian ...
Bilangan 11:5
(11:5) Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

Kemudian mereka teringat kepada ikan yang mereka makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, sama dengan; makan ikan tetapi tidak mau bayar harga, artinya: berada di dalam kegiatan Roh tetapi tidak mau pikul salib.
Mau makan ikan dengan gratis, tidak mau bayar harga, mau dipenuhkan Roh Kudus tetapi tidak mau pikul salib, ini natal yang pertama, firman masih logos belum mendarah daging.
Pilih mana, natal pertama atau natal yang kedua? Kalau natal yang kedua, saudara harus setuju dengan pemberitaan firman Tuhan siang ini.

Saya ini bukan sedang dongeng, saya tidak sedang berbicara si kancil dan si kura-kura, saya sedang berbicara firman. Saudara harus dewasa dan bijaksana cari firman, jangan cari dongeng. Saya tau tadi saya dibatasi 45 menit, saya mau dorongan Roh Kudus, yang mau bertahan, bertahan saja.
Saya tau ini bukan penggembalaan saya, tetapi saya tau pergumulan saya semalam-malaman.

Jadi, teringat dengan ikan yang mereka makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, artinya: berada di dalam kegiatan Roh, tetapi tidak mau pikul salib, ini sudah tidak benar. Ikan itu adalah Roh.
Orang yang mau hidup beribadah harus pikul salib, salib itu pengantara, seperti Yesus tampil menjadi korban pendamaian. Posisi saya sebagai seorang imam berada diantara Allah dengan manusia berdosa untuk memperdamaikan dosa manusia, tidak mungkin saya memperdamaikan dosa manusia dengan cerita si kancil dan si kura-kura.

Mari kita lihat, contohnya ...
Matius 23:1-2
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.

Pada ayat 2, ahli Taurat dan orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Singkatnya, mau menjadi pemimpin.

Matius 23:3
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya

Ahli Taurat dan orang Farisi mengajar tetapi mereka sendiri tidak mau melakukan apa yang mereka ajarkan.

Matius 23:4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Mengajarkan tentang salib, tetapi mereka sendiri tidak mau pikul salib, sama dengan makan ikan dengan gratis. Sama dengan melayani tetapi tidak mau bayar harga, sama dengan berada di dalam kegiatan Roh, tetapi tidak mau bayar harga.

Adakah saudara sedang terguncang? Atau menerima pemberitaan Firman dengan rendah hati? Karena saya juga demikian di penggembalaan saya, belajar mendewasakan sidang jemaat, bukan sedang membodoh-bodohi jemaat.
Kalau soal berkat, Tuhan sudah memberkati, saya tidak takut.

Matius 23:5
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;

Jadi ternyata ahli Taurat dan orang Fairisi melayani atau berada di tengah-tengah kegiatan Roh adalah supaya untuk dilihat orang lain, untuk menerima pujian dan hormat dari manusia bukan dari Tuhan.
Inilah orang yang mau makan ikan tetapi gratis.

Mari kita kembali membaca ...
Bilangan 11:5-6
(11:5) Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. (11:6) Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."

Demikian juga dengan mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah, bawang putih, mereka makan dengan tidak bayar apa-apa, maunya yang gratisan saja.

Saya mengangkat seorang imam harus saya lihat terlebih dahulu penyerahan dirinya, saya mengangkat seorang imam bukan karena dia orang kaya, bukan karena dia punya pendidikan tinggi, tidak. Saya lihat dulu penyerahan dirinya, kalau sungguh-sungguh di dalam penyerahan diri kepada Tuhan, baru saya angkat  menjadi seorang pelayan Tuhan (imam).
Jadi jangan gratisan di tengah kegiatan Roh (makan ikan), nanti juga dengan yang lain, seperti; mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah, bawa putih, jadi gratis semua, untuk masuk sorga tidak boleh gratis.
Jangan dibuat gampang pelayanan, tidak boleh, salib itu mahal. Ibadah ini seharga dengan setetes darah Yesus.
Itu yang pertama, ibadah dengan natal yang pertama dengan sikap tabiat yang pertama.

Yang kedua.
1 Korintus 10:7
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."

Yang kedua: BANGSA ISRAEL JATUH DALAM PENYEMBAHAN BERHALA.

Mari kita lihat peristiwa itu.
Keluaran 32:6
(32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.

Bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan, kemudian mereka juga mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Korban bakaran berarti mempersembahkan potongan-potongan daging itu di atas mezbah korban bakaran itu semalam-malaman (sampai pagi), berarti sampai hangus. Tetapi yang lucunya disini, bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran kepada patung anak lembu emas tuangan (kepada berhala).
Tidak sedikit orang Kristen seperti ini, untuk berhala rela menderita, setengah mati, tetapi untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan hitung-hitungan, kan jadi bodoh.
Inilah natal yang pertama, untuk berhala mau sampai hangus tetapi untuk Tuhan hitung-hitungan, sangat disayangkan tentunya.

Jadi tidak sedikit orang Kristen menghanguskan dirinya untuk berhala.
Berhala artinya: segala sesuatu yang melebihi Tuhan, misalnya; meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, kesibukan-kesibukan, bisnis, kuliah, dan lain sebagainya. Kalau itu nomor satu itulah yang disebut dengan berhala, untuk perkara itu tidak sedikit orang Kristen rela sampai hangus, tetapi untuk Tuhan hitung-hitungan (berpikir 2 kali).
Itu yang membuat saya tidak habis pikir, mengapa kita terbalik untuk berkorban? Untuk berhala kita sampai hangus, untuk Tuhan tidak. Bukti lainnya apa? Membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak tinggal dalam kasih Allah.

Keluaran 32:2-4
(32:2) Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku." (32:3) Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

Di sini kita melihat adapun patung anak lembu emas tuangan berasal dari anting-anting emas, dari telinga para isteri, dari telinga anak laki-laki dan anak perempuan.
Sebetulnya salah satu perhiasan rohani yang paling berharga adalah dengar-dengaran.
Kalau pehiasan rohani ini dilepas maka akan berubah menjadi berhala, dengan lain kata, kalau kita tidak lagi dengar-dengaran dihadapan Tuhan, maka kita akan jatuh dalam penyembahan berhala.

Soal dengar-dengaran ini penting, beberapa waktu lalu bapak Pdt. Mulyadi dan saya bertemu di Bogor dan beliau bicara “brur melayani ya?” Sebetulnya saya repot sekali, saya justru tunjuk seorang hamba Tuhan yang juga kenal, tetapi dia bilang: “saya rindu brur saja tahun ini,” tidak tau tahun depan juga.
Sebetulnya saya capek, baru saja tadi malam saya melayani Ibadah Natal Sekolah Minggu dan PAK, itu tidak boleh dianggap enteng Sekolah Minggu, itu penting, sekaligus juga kami membina Pendidikan Agama Kristen (PAK). Lalu pulang dari ibadah pelayanan saya harus cari firman semalam-malaman, sebab saya mau mempertahankan roh dengar-dengaran untuk melayani di tempat ini.
Saya bawa diri saya berada dalam penyembahan hampir dua jam, kemudian sesudah itu sudah jam 3 saya cari firman, karena bagi saya melayani Tuhan itu tidak boleh main-main, saya cari sampai jam 6 pagi baru saya berangkat. Jadi sampai hari ini saya belum tidur.
Melayani Tuhan tidak boleh setengah hati dan kalau bicara tidak boleh dusta. Jangan terlihat rohani, tetapi tidak rohani, tetapi apa yang saya ceritakan ini Tuhan saksinya, isteri dan anak saya saksinya.
Belajar untuk dengar-dengaran, untuk membuktikan diri dengar-dengaran bukan pada saat situasi kondisi mendukung, justru saat sedang diperhadapkan dengan suasana yang bertolak belakang dengan daging.

Mengapa saya katakan begitu? Pada saat Samuel tidur, Tuhan memanggil Samuel; Samuel, Samuel, lalu jawab Samuel; ya Bapa, lalu dia datang kepada imam Eli. Ternyata Eli tidak memanggil, lalu menyuruh Samuel untuk kembali tidur. Lalu pada saat dia tidur, dia kembali mendengar panggilan yang sama (kedua): Samuel, Samuel, dia pun datang kepada imam Eli. Ternyata imam Eli juga tidak memanggil dia dan menyuruh Samuel untuk kembali tidur.
Kalau Samuel adalah manusia daging, maka ia akan menggerutu dan ngomel, karena terlalu berat bagi daging.
Jadi untuk membuktikan diri untuk menjadi seorang kehidupan yang dengar-dengaran, itu saat diperhadapkan dengan situasi yang bertolak belakang dengan keinginan daging, barulah disebut kehidupan yang dengar-dengaran.

Tetapi disini kita melihat bangsa Israel sudah melepaskan salah satu perhiasan yang indah itu, anting-anting emas dari isteri, dari anak laki-laki, dari anak perempuan, akhirnya berubah menjadi anak lembu emas tuangan. Jadi kalau tidak dengar-dengaran berubah menjadi berhala.
Sebetulnya salah satu perhiasan rohani yang paling berharga ialah dengar-dengaran itulah anting-anting emas di telinga, berarti kalau tidak dengar-dengaran akan hidup di dalam penyembahan berhala.

Kita kembali membaca ...
1 Korintus 10:7
(10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."

Sampai akhirnya mereka duduk makan dan minum, bangunlah mereka bersukaria.
Kalimat ini dibagi menjadi dua bagian:
a.     Duduk makan dan minum, menunjuk kepada; dosa merokok, narkoba, minum-minuman keras.
b.     Bangunlah mereka bersukaria, menunjuk kepada; dosa kenajisan, puncaknya dosa.
Jadi arah penyembahan berhala itu duduk makan minum kemudian bangunlah mereka bersukaria, itu dosa kenajisan, pesta sex.

Lalu kita melihat ...
Yang ketiga.
1 Korintus 10:8
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.

Kemudian yang ketiga: BANGSA ISRAEL BERZINAH DENGAN PEREMPUAN-PEREMPUAN MOAB pada saat mereka berkemah di Sitim. Pendeknya, bangsa Israel dikuasai oleh roh najis.

Yang keempat.
1 Korintus 10:9
(10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.

Yang keempat: BANGSA ISRAEL MENCOBAI TUHAN.

Hal ini kita perhatikan dulu ...
Bilangan 21:5-7
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." (21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. (21:7) Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

Dari apa yang sudah dibaca, singkatnya bangsa Israel mencobai Tuhan sebab bangsa Israel telah berkata-kata melawan Tuhan dan Musa.
Sebagai hamba Tuhan saya mau pesankan kepada saudara, jangan mencobai Tuhan, jangan berkata-kata melawan Tuhan dan hamba Tuhan. Jadilah sidang jemaat yang baik, taat, setia, dengar-dengaran.

Bilangan 21:6
(21:6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

Resiko kalau mencobai Tuhan (berkata-kata melawan Tuhan dan hamba Tuhan) adalah Tuhan menyuruh ular tedung/ular kobra memagut bangsa Israel.
Tidak sedikit sidang jemaat mencobai Tuhan, berkata-kata melawan Tuhan dan hamba Tuhan hanya karena tidak sesuai dengan keinginan di hatinya, sehingga atas seijin Tuhan setan berkuasa atas mereka, bahkan perkataan dan tingkah lakunya sama dengan setan.

Bilangan 21:8-9
(21:8) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." (21:9) Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Singkatnya, lawan dari mencobai Tuhan adalah memandang kepada salib Tuhan saja.
Kalau tidak mau mencobai Tuhan pandang saja salib-Nya, pasti jauh dari ular tedung.

Saya berharap kepada Tuhan, di tengah pemberitaan firman ini saya agak kurang leluasa dalam menyampaikan firman Tuhan, tetapi rupanya Tuhan memakai saya hanya sebatas begini saja. Tetapi saya berdoa dari apa yang sudah saya sampaikan, kiranya itu berkuasa atas kehidupan kita supaya nyata natal yang kedua, itu ketulusan hati saya.
Saya tidak mengerti mengapa saya terbatas berkata-kata, tidak leluasa, mungkin karena kurang waktu atau kurang asupan oksigen, saya kurang mengerti.
Saudara bisa saksikan di live streaming kami, untuk membuktikannya, supaya saudara jangan anggap saya pendusta. Tetapi seberapa jauhpun saya menyampaikan firman, kiranya itu berkat bagi kita, saya pun tidak sia-sia datang dari tempat yang jauh dan saudara pun tidak sia-sia datang dengan kepanasan di tempat ini.
Terimalah pemberitaan Firman Tuhan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.

Yang kelima.
1 Korintus 10:10
(10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.

Yang kelima, ini masih natal yang pertama, firman itu masih dalam bentuk logos: BANGSA ISRAEL BERSUNGUT-SUNGUT.
Sungut-sungut mereka itu terjadi oleh karena kematian dari Korah dan kroni-kroninya. Dalam hal ini saya tidak habis pikir terhadap bangsa Israel pada waktu itu, sebab mereka bersungut-sungut karena kematian dari Korah dan kroni-kroninya yakni Datan, Abiran, dan On, serta 250 orang yang membawa perbaraan itu, mereka mati karena kesalahan Korah.
Tapi ketika Korah mati karena pemberontakannya, bangsa Israel masih juga bersungut-sungut, saya tidak habis mengerti.
Tidak sedikit orang Kristen bersungut-sungut, setiap hari bersungut-sungut, manakala menghadapi himpitan yang besar bersungut-sungut. Padahal himpitan itu bisa saja terjadi untuk mendidik kehidupan kita masing-masing.
Itu sebabnya tadi saya katakan, saya tidak habis pikir mengapa mereka bersungut-sungut, bukankah Korah,  Datan, Abiran dan On, termasuk 250 orang yang membawa perbaraan, mereka binasa karena kesalahannya, tetapi bangsa Israel tidak tau diri, mereka tetap bersungut-sungut dengan mempersalahkan Tuhan.

1 Korintus 10:11
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.

Jadi semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan ditulis untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Ini peringatan bagi kita, inilah contoh dari natal yang pertama, firman itu masih logos.
Jadi contoh ibadah namun masih berada dalam suasana natal yang pertama, berakhir kepada kebinasaan.

1 Korintus 10:12
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Perhatikanlah firman Tuhan ini.

Natal pertama berakhir dengan kebinasaan, sekarang supaya kita tertolong, kita lihat JALAN KELUARNYA.
Kita kembali membaca ...
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman itu menjadi manusia, sama dengan; REMA, inilah suasana natal yang kedua.
Ini kebalikan dari natal yang pertama.

2 Korintus 3:2-3, 6-8
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian (3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

Menjadi surat pujian dan menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal setiap orang, sebab firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik dalam hati kita masing-masing, inilah yang disebut dengan pelayanan Roh.
Sekalipun menangis setelah dengar firman, kalau tidak mau berubah, tidak mau menindaklanjuti firman yang di dengar sampai firman itu mendarah daging, itu pelayanan tubuh, sama seperti huruf yang ditulis pada dua loh batu, mematikan dan persis seperti bangsa Israel menjalankan Ibadah Natal yang pertama, binasa tidak selamat.
Tetapi disini kita melihat, pada saat natal yang kedua terjadi, firman menjadi daging, sehingga menjadi surat pujian, menjadi surat Kristus karena firman itu sudah dimeteraikan di dalam loh daging, bukan lagi ditulis dengan tinta, ditulis dalam loh batu, ditulis dalam lembaran-lembaran gulungan kitab pada bagian dalam dan bagian luar. Tetapi firman itu sudah ditulis dalam loh daging, inilah yang disebut pelayanan Roh.

Pelayanan tubuh mematikan, natal pertama mematikan, oleh sebab itu kita harus menikmati pelayanan Roh, natal yang kedua. Firman menjadi daging, berarti; natal yang kedua sedang berlangsung.
Firman sudah mendarah daging tentu kita menjadi surat pujian, firman menjadi daging, berarti menjadi surat Kristus, perkataan dapat dibaca, dapat dikenal, solah tingkah, perbuatan, perilaku dapat dibaca, dan dapat dikenal oleh sesama dimanapun kita berada.
Inilah natal yang kedua. Puji Tuhan.. Haleluya..

2 Korintus 3:9
(3:9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.

Betapa lebih mulianya lagi pelayana Roh, pelayanan yang memimpin kepada kebenaran.

Saya tidak bisa memanjangkan firman Tuhan, tetapi yang pasti kita dapat melihat dengan singkat saja tentang natal yang pertama dan natal yang kedua.
Natal yang pertama mematikan (binasa), karena sama dengan pelayanan tubuh. Tetapi natal yang kedua firman menjadi daging, dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik di hati kita, sehingga menjadi surat pujian, dan menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal setiap orang, dimanapun kita berada, baik perkataan, baik solah tingkah, baik perilaku dapat dibaca setiap orang.
Biarlah kiranya kita menjadi surat Kristus, benar-benar surat Kristus, yang dimeteraikan, ditulis oleh Roh Kudus, bukan lagi surat pujian yang dibuat-buat. Nanti ketemu orang kaya pura-pura baik, itu bukan surat pujian, tidak murni dari Tuhan Yesus.
Kalau pikul salib, pikul saja salibnya, kalau tidak pikul, jangan pikul, buktikan di hadapan Tuhan, jangan kepada manusia, manusia tidak dapat memberi apa-apa.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Firman itu telah menjadi manusia, sama dengan; Allah bertabernakel.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, ini natal yang kedua.

Wahyu 21:3-4
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

Berarti Wahyu 21:3 sama dengan Yohanes 1:14.
Kalau firman hanya logos, tidak mendarah daging, ratap tangis, dukacita, kengerian, penderitaan, perkabungan, terus menghimpit. Tetapi natal kedua Allah bertabernakel, diam di antara manusia;
1.     Tuhan menghapus air mata, berarti masalah selesai.
2.     Maut tidak akan ada lagi, hidup kekal.
3.     Tidak akan ada lagi perkabungan, termasuk dukacita.
Walaupun banyak yang memfitnah, banyak yang menyakiti, banyak yang mencoba menggagalkan bisnis, tetapi tidak ada dukacita.
Natal kedua itu doa saya untuk kita semua.
Yang lama sudah berlalu, dulu jahat, najis, dulu pendusta, narkoba, sekarang sudah jadi baru, natal kedua.

Kan enak dari pada saya cerita si kancil dan si kura-kura, si buaya, tidak bisa membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga.
Hati-hati saudara, setan di akhir-akhir ini pandai, cerita Israel, Amerika Serikat dan sebagainya, tidak membawa kita masuk dalam Kerajaan Sorga.
Maka dalam hal mengasihi tidak memandang bulu, saya mengasihi bapak Pdt. Mulyadi, saya mengasihi bapa ini, saya mengasihi bapa itu, saya mengasihi kita semua, saya tidak dapat membeda-bedakan. Saya tidak mencari muka, saya sedang melayani Tuhan Yesus.
Semoga saudara diberkati tentang natal pertama dan natal yang kedua, singkat hanya 55 menit tetapi kita punya pengertian, dari pada cerita yang lucu-lucu, tetapi tidak punya pengertian.

Jangan mau ditipu dengan si setan lagi, begitu ada cerita si kancil, tutup telinga rapat-rapat, itu bukan firman dari sorga, dari Allah, dari Tuhan Yesus, itu firman dibuat-buat / Pengajaran palsu.
Hari-hari ini harus tegas, Tuhan mau datang saudara, menghadapi aniaya antikris, coba istri saudara di depan mata digorok oleh pedang antikris, coba suami saudara di depan mata saudara digorok oleh pedang antikris, anak saudara di depan mata saudara digorok oleh pedang antikris. Pilih mana si kancil atau firman yang benar dan murni (Pengajaran Salib)? Ayo makin dewasalah kita ini, maksudnya, jangan keluar masuk / jalan-jalan saat-saat Firman Allah disampaikan.

Kalau sungguh-sungguh dengar firman, digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai pasti diberkati, tidak usah cari berkat. Terlalu konyol kita cari uang, Tuhanku lebih besar .
Jadi saudara itulah perbedaan antara logos dan rema, natal pertama dan natal kedua, natal petama binasa dan natal kedua selamat, Tuhan hapus air mata sebab perkabungan, dukacita tidak ada lagi. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
erajaan sorga. hati-pujian

No comments:

Post a Comment