KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, December 3, 2019

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 NOVEMBER 2019





IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 NOVEMBER 2019

STUDY YUSUF
(Seri: 175)

Subtema: TANPA CACAT CELA SERTA SUARA MERDU

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita. Sebab itu dengan segala kerendahan hati kita mohon supaya Tuhan membukakan firman-Nya, melawat kehidupan kita sebagai tangan belas kasih-Nya di dalam kehidupan kita masing-masing.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja, yaitu tentang study Yusuf.
Kejadian 41:50-52
(41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

Sebelum datang tujuh tahun kelaparan itu lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
-       Yang sulung bernama: Manasye.
-       Yang kedua bernama: Efraim.

Selanjutnya marilah kita menyimak arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya: Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yakni:
1.     Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2.     Yusuf lupa kepada rumah bapanya.

Tentang: Yusuf lupa kepada kesukarannya.
Adapun kesukaran Yusuf tersebut dibagi dalam tiga fase:
-       Fase yang pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya” (Kejadian 37).
-       Fase yang kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-       Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam penjara” (Kejadian 40).

Kita masih berada di dalam FASE YANG KEDUA:  KETIKA YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:6b
(39:6) Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.

“Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.”
Ketentuan firman Allah terhadap sidang mempelai-Nya ialah manis sikapnya dan elok parasnya, mengapa demikian? Karena mempelai perempuan Tuhan tidak boleh ada cacat dan celanya.

Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Sidang jemaat dikuduskan dengan memandikannya oleh air dan firman atau sidang jemaat dikuduskan oleh air basuhan.
Tujuannya ialah untuk menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Pendeknya, supaya jemaat kudus tidak bercela.

Jadi lewat Ibadah Pemuda Remaja ini kita dikuduskan oleh air dan firman, sebab pemberitaan firman Tuhan itu adalah inti dari ibadah, jadi bukan yang lain-lain, bukan kesaksian.
Jadi inti ibadah adalah pemberitaan firman Tuhan dan itu adalah kesempatan bagi kita untuk memberi diri dikuduskan oleh firman Allah.

Kolose 1:19-20
(1:19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia yakni Yesus Anak Allah, maka segala sesuatu baik yang ada di bumi maupun yang ada di sorga diperdamaikan oleh darah salib Kristus.

Kolose 1:21-22
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, (1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Yang dahulu jauh dari Allah yakni bangsa kafir telah diperdamaikan-Nya di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya. Tujuannya: untuk menempatkan sidang jemaat kudus dan tidak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Maka kita ini tidak boleh menyingkir dari sengsara salib yakni pengalaman kematian Yesus Kristus, supaya kita dikuduskan di hadapan-Nya menjadi suatu kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.

Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Untuk menjadi kudus dan tidak bercela dan tidak bercacat di hadapan-Nya tidak terlepas dari tiga poin penting, yakni:
1.     Harus bertekun dalam iman.
2.     Tetap teguh dan tidak bergoncang.
3.     Jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
Mari kita lihat tiga hal di atas.
Keterangan: BERTEKUN DALAM IMAN.
Bertekun dalam iman, berarti tidak ragu dan tidak bimbang, sebaliknya yakin dan percaya terhadap janji Allah sekalipun hal itu terlihat tidak mungkin bagi manusia tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Banyak orang Kristen bertanya-tanya apakah mungkin manusia itu bisa sempurna seperti Tuhan? Pertanyaan ini banyak dari orang Kristen. Bagi manusia itu mustahil tetapi bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil, juga bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Sebab itu biar kita senantiasa bertekun dalam iman.

Roma 3:28
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Manusia dibenarkan karena iman, sebab itu bertekunlah dalam iman.
Latihan badani terbatas gunanya, sebab itu latihlah diri sendiri beribadah, bertekunlah dalam iman. Tidak salah yang kuliah tetap kuliah atau menempuh pendidikan sampai sejauh manapun tidak salah, tetapi yang terutama adalah bertekunlah dalam iman.
Latihan badani itu pemupukan terhadap tubuh daging, gunanya terbatas, tetapi kuasa dari ibadah itu mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang, segambar serupa dengan Dia.

Roma 3:29-30
(3:29) Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! (3:30) Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.

Manusia dibenarkan oleh iman, baik bangsa Israel (bangsa yang bersunat) maupun bangsa kafir (bangsa yang tidak bersunat). Kita tidak mungkin menjadi hidup benar hanya dengan mengandalkan kekuatan kita, atau dengan kemampuan kita. Pendeknya, mari kita bertekun dalam iman saja.

Saudaraku, tiga macam ibadah pokok harus dijalankan dengan ketekunan, itulah yang disebut ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
1.     Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.     Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.     Ibadah Doa Penyembahan.
Plus bertekun dalam Ibadah Pemuda Remaja seperti malam ini, bertekunlah dalam iman.

Keterangan: TETAP TEGUH DAN TIDAK BERGONCANG.
Tetap teguh dan tidak bergoncang, artinya: tidak menyangkal salib Kristus.
Sebenarnya, kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari salib Kristus.
Kalau kita lemah kita kuat, tetapi kalau kita merasa kuat kita lemah. Itu sebabnya Rasul Paulus berkata; “Terlebih suka aku bermegah di dalam kelemahanku, sebab di dalam kelemahanlah kuasa Kristus turun atasku.”
Berarti tetap teguh, tidak bergoncang dasarnya adalah salib Kristus, korban Kristus.
Biar kita senantiasa menjunjung tinggi korban Kristus supaya kita tetap teguh dan tidak bergoncang apapun yang terjadi, syaratnya; jangan menyangkal salib, jangan menyingkir dari korban Kristus.

Matius 26:70-74
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." (26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." (26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." (26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.

Singkatnya, Petrus menyangkal salib Kristus sebanyak tiga kali. Dan sesudah penyangkalan itu berkokoklah ayam.

Matius 26:31
(26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku.”
Yesus mengatakan hal itu kepada murid-murid karena waktunya sudah tiba, Ia akan ditangkap dan diserahkan untuk disalibkan di atas kayu salib.

Matius 26:33
(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

Matius 26:34-35
(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

Yesus kembali berkata kepada Petrus: “...Malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu kata Petrus kepada Yesus: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."
Kesimpulannya, supaya tetap teguh dan tidak bergoncang, maka kita harus meninggikan korban Kristus, kita tidak sanggup mengandalkan kemampuan diri sendiri seperti Petrus, kenyataannya dia tetap menyangkal salib Kristus sebanyak 3 kali sebelum ayam berkokok.
Jadi sebelum peristiwa penyangkalan terhadap salib, sebetulnya Yesus sudah mengingatkan Petrus, tetapi Petrus merasa diri kuat, merasa diri bisa, Petrus merasa diri mampu untuk menghadapi segala pergumulan-pergumulan yang dapat menggoncang iman.
Sebenarnya, kita tidak mampu menghadapi penindasan, kalau kita tidak menjunjung tinggi korban Kristus, jangan kita seperti Simon Petrus. Maka, supaya kita tetap teguh dan tidak bergoncang mari kita junjung tinggi korban Kristus.

Saya banyak memperhatikan orang Kristen tidak terkecuali kehidupan pemuda remaja, bilamana menghadapi ujian dan cobaan cepat sekali berguncang, berarti tidak teguh karena dia hanya mengandalkan kemampuannya, tidak mengandalkan salib, tidak menjunjung tinggi korban Kristus persis seperti Simon Petrus. Sebetulnya dia sudah diingatkan, tetapi dia merasa diri mampu dengan mengandalkan kekuatannya, tetapi kenyataannya saat diperhadapkan dengan situasi yang sulit, dia berguncang, tidak teguh, dia menyangkali Yesus sebanyak tiga kali, menyangkal salib Kristus sebanyak tiga kali.
Jangan kita mengandalkan kepandaian, kemampuan, kekuatan dan apapun yang kita miliki. Segala sesuatu yang kita miliki terbatas, tetapi salib memberi kekuatan yang berlimpah-limpah.

Jadi kesimpulannya, supaya tetap teguh tidak bergoncang maka kita harus meninggikan korban Kristus, kita tidak sanggup mengandalkan kekuatan sendiri seperti Petrus, tetapi harus dengan rendah hati menjunjung tinggi korban Kristus supaya tetap teguh dan tidak bergoncang.

Keterangan: JANGAN MAU DIGESER DARI PENGHARAPAN INJIL. 
Pengharapan Injil, menunjuk kepada: PENGAJARAN MEMPELAI dan PENGAJARAN TABERNAKEL yang penuh kuasa melabuhkan gereja Tuhan sampai ke belakang Tabir yakni RUANGAN MAHA SUCI.

Mari kita lihat kebenarannya ...
Ibrani 6:19-20
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Pengharapan Injil yakni Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Jangan ada seorang pun diantara kita yang mengecilkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat, jangkar kapal sehingga kapal itu tidak kesana kemari, dia kuat dan aman bagi jiwa kita.
Sebab itu, jangan ada diantara kita mengecilkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, segala sesuatu yang kita kerjakan biarlah kiranya diteguhkan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, jangan karena pengertian sendiri termasuk di dalam hal pengakuan dosa.
Perasaan manusia itu tidak bisa diandalkan, itu bukan sauh yang kuat dan tidak nyaman bagi jiwa, tetapi sauh yang kuat adalah Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, aman bagi jiwa kita.
Tidak usah ragu dengan menyebut Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu adalah firman yang benar sesuai dengan perkataan Allah, tidak usah ragu... Wahyu 19:9.

Pertanyaannya; Mengapa pengharapan Injil yakni Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa?
Karena Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa melabuhkan kehidupan kita sampai ke belakang tabir yakni Ruangan Maha Suci, dengan lain kata menjadi mempelai wanita Tuhan yang tak bercacat dan tidak bercela dengan kata lain sempurna. Jadi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan bagi orang-orang yang percaya kepada Dia, lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Pada zamannya bapak Pdt. In-Yuono pendiri Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT), Pengajaran Mempelai ini mulai mem-booming dimulai dari provinsi Jawa Timur, kemudian sidang jemaat yang dilayani begitu luar biasa mengikuti kegerakan dari Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Tetapi sangat disayangkan beliau hanya dipercaya oleh Tuhan sampai umur 60 tahun dan selanjutnya pelayanan yang ada di Surabaya (Lemah Putro dan Johor), dilanjutkan oleh hamba-Nya bapak Pdt. Pong Dongalemba. Tetapi pada saat beliau melanjutkan kedua penggembalaan tersebut, ada beberapa sidang jemaat yang mendambakan figur dari pada Pdt. In-Yuono. Mungkin dia mengharapkan figur itu, tetapi dia tidak menemukan akhirnya dia tinggalkan penggembalaan, selama tiga tahun mengembara, beredar-edar kesana kemari untuk mencari hari perhentian, tetapi dia tidak temukan hari perhentian itu, akhirnya dia kembali ke kandang penggembalaan dan minta ampun kepada Tuhan.
Jangan mau digeser dari pengharapan Injil yakni Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, tidak usah ragu, itu firman yang benar.

Kita kembali melihat ...
Kolose 1:23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Singkatnya, Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Sebagai bukti:
a.     2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Mempelai.
Disini kita melihat Rasul Paulus; “Cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.”
Arti kata cemburu disini menunjukkan bahwa Pengajaran Mempelai yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus sudah menjadi harga mati, jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
Dari situ kita melihat Rasul Paulus sedang berjuang untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Mempelai Laki-Laki Sorga.
Apakah ada yang membuat kita ragu dengan Pengajaran Mempelai? Tentu tidak, kata cemburu ini sudah harga mati.

b.     2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Tabernakel.
Diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga dalam Pengajaran Tabernakel terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI.

Untuk menguatkan kita ...
Ibrani 9:2-4
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

Tanda bahwa Rasul Paulus telah diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, ia dapat menunjukkan keadaan dari pada:
-       Ruangan Suci dengan dua alat di dalamnya, yakni:
1.     Meja Roti Sajian.
2.     Pelita Emas.
-       Ruangan Maha Suci dengan dua alat di dalamnya, yakni:
1.    Mezbah Pembakaran Ukupan Emas.
2.    Tabut Perjanjian. 

Arti rohaninya; dengan menunjukkan keadaan dari Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan untuk memberitakan Pengajaran Tabernakel.
Jadi tidak usah ragu sebab Rasul Paulus betul-betul seorang pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Kesimpulannya, Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel berkuasa membawa gereja Tuhan masuk di dalam takhta Allah yang besar yakni menjadi mempelai wanita Tuhan yang tak bercacat dan tak bercela.
Inilah hak kesulungan yang patut untuk kita hargai, kita hormati.
Jadi Pengajaran Mempelai itu adalah hak kesulungan, mengapa? Sebab 144.000 orang yang ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu, sesuai dengan... Wahyu 14:4.
Jadi jangan lagi kita ragu untuk mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dan terangnya Tabernakel.

2 Petrus 3:12-14
(3:12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (3:14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Sambil menantikan langit yang baru dan bumi yang baru kita semua harus berusaha, berjuang keras, supaya kita kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, sebab itu jangan mau digeser dari pengharapan Injil.
Sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama yakni mereka yang tidak menjadi mempelai wanita Tuhan dibakar di dalam api neraka.
Jadi bersyukur sajalah kalau hari ini kita mendapat kesempatan untuk mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, sebab dengan demikian kita dijadikan menjadi suatu kehidupan yang sempurna tanpa cacat tanpa cela, kalau tidak demikian maka sama seperti langit pertama dan bumi yang pertama dibakar dalam api neraka.

Dari apa yang kita terima malam ini, maka kita sepatutnya bersyukur kepada Tuhan lebih dari apa yang kita kira, sebab Allah begitu memperhatikan kita, dengan jalan merawat dan mengasuh kehidupan kita sedemikian rupa, sehingga hidup rohani kita terpelihara dengan baik, bahkan sampai Dia datang kembali kelak pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Segala sesuatu yang ada ini sama seperti langit yang pertama dan bumi yang pertama akan berlalu, baik itu pekerjaan, baik itu kedudukan yang tinggi, jabatan yang tinggi, pendidikan yang tinggi, harta kekayaan uang yang banyak, semuanya akan berlalu bagaikan langit pertama bumi pertama, semua akan dibakar dalam api neraka.
Maka mulai malam ini, biarlah kita mau meletakkan ucapan syukur itu dengan tepat dan benar, dengan cara terus mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kalau diberkati puji Tuhan dapat upah/gaji besar puji Tuhan, berkat berlimpah-limpah selama di bumi, puji Tuhan, dan olehnya kita bersyukur kepada-Nya, tapi ucapan syukur yang jauh lebih tepat adalah ketika kita mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, untuk kita dibawa masuk dalam rencana Allah yang besar menjadi mempelai Tuhan yang tak bercacat dan tak bercela.

Kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, ternyata pemelihaaran dan pembelaan sebagai tanda perhatian Tuhan bagi kita lebih dari apa yang kita pikirkan, hanya kadang kala (sering kali) kita memberontak terhadap rencana Allah karena kita tidak mengerti apa yang menjadi maunya Tuhan.
Kita berada malam ini, di tempat ini untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel karena Tuhan punya maksud yang mulia untuk kita, tetapi kadang kala kita menganggap enteng, sehingga mau mengambil jalannya sendiri, menuruti keinginan hati sendiri.

Sekarang kita perhatikan ...
1 Petrus 3:15
(3:15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

Kalau kita mendapat kesempatan untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel atau kita mendapat kesempatan untuk mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itu adalah panjang sabar-Nya Tuhan, itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita.
Rasul Petrus saja mengakui pribadi Rasul Paulus sebagai seorang pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kenapa kita sendiri tidak mau mengakui Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel?

Ayo kesempatan ini, kesempatan yang Tuhan berikan untuk mengikuti Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel itu adalah panjang sabar Tuhan, kemurahan hati Tuhan.
Jangan sampai kita tidak mau tahu, jangan sampai kita bermasa bodoh, kalau kita melihat masa depan yang cerah bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal, bahagia selama-lamanya di dalam kerajaan sorga, itu masa depan yang cerah.

1 Petrus 3:16a
(3:16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, diawali KEJADIAN diakhiri WAHYU, semua berbicara tentang nikah.
Kitab Kejadian berbicara nikah Adam, kitab Wahyu berbicara nikah rohani, pesta nikah Anak Domba. Semua ditulis hanya soal nikah, hubungan intim antara gereja Tuhan dengan Kristus sebagai Kepala, sebab Tuhan mendambakanmu dan mendambakanku, Tuhan mendambakan kehidupan kita untuk menjadi mempelai Wanita Tuhan.
Bukan Tuhan tidak merindukan kita, sebaliknya Dia sangat merindukan kita untuk menjadi mempelai-Nya, kelak bersanding dengan Dia di dalam pesta nikah Anak Domba.

Jadi hal ini harus kita mengerti, sebetulnya kita berharga di mata Tuhan, jauh lebih berharga dari binatang. Kalau binatang itu hidup untuk dimusnahkan, disembelih, itulah gambaran dari bangsa kafir.
Sebetulnya bangsa kafir sama seperti binatang, tetapi Adam yang pertama melihat binatang tidak bisa dijadikan sebagai pasangan yang sepadan, itulah bangsa kafir. Oleh sebab itu, Dia harus mati di atas kayu salib supaya bangsa kafir yang digambarkan seperti binatang ini hidup untuk selama-lamanya menjadi mempelai Tuhan.
Ternyata Tuhan juga merindukan bangsa kafir untuk dijadikan mempelai-Nya. Pendeknya, kita berharga di mata Tuhan, jangan kita bermasa bodoh dalam hal itu.

1 Petrus 3:16b
(3:16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Jadi kalau kita hanya sibuk dengan pemberitaan-pemberitaan firman tentang teori kemakmuran dan pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, itu berarti hamba Tuhan itu sedang memutarbalik fakta yang sesunguhnya.
Yang benar adalah sama seperti tulisan Rasul Paulus kepada sidang jemaat yang dia layani, hal itu diketahui oleh Simon Petrus, bahwa Tuhan merindukan bahwa sidang jemaat ini menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Kalau seorang hamba Tuhan sibuk dengan teori kemakmuran, dan pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, sibuk dengan mengadakan tanda-tanda heran, tetapi salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan  pelayanan, sama dengan: memutarbalik fakta.
Sebab itu memang hal ini sangat sukar dipahami oleh orang-orang yang tidak teguh iman nya, Rasul Petrus saja mengakuinya. Tetapi saat ini Tuhan memberi pengertian yang begitu dalam, sehingga kita memiliki hikmat dan memahami rencana Allah yang besar ini.

Sebagai seorang hamba Tuhan, saya tidak boleh bermulut manis tetapi hatinya bercabang, dengan satu tujuan supaya menambah banyak jumlah jiwa, itu sama dengan memutarbalik fakta. Itu sangat beresiko tinggi kalau sidang jemaat memahami hal itu. Tetapi kenyataannya banyak orang Kristen yang tidak memahami hal itu, itulah yang sangat saya sayangkan. Tetapi bagi kita rahasia kerajaan sorga di karuniakan malam ini... Puji Tuhan.

Sekarang marilah kita memasuki Kidung Agung 4:1-7, karena Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel membawa kita kepada Kristus sebagai Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga, menjadi perawan suci yang tak bercacat, tak bercela (Mempelai Tuhan).

Kita harus meletakkan ucapan syukur itu dengan tepat, sebab Tuhan telah memberi jaminan yang luar biasa, bahagia bersama dengan Dia dalam kerajaan yang kekal lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
Selama kita mendiami kemah tubuh ini kita banyak mengeluh karena banyaknya penderitaan, banyaknya persoalan, pergumulan silih berganti, pergumulan yang satu belum selesai pergumulan yang lain sudah muncul. Tetapi Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel memberi suatu harapan yang luar biasa, jangan mau digeser dari situ lagi (pengharapan injil).

Kidung Agung 4:1-7
(4:1) Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. (4:2) Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. (4:3) Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. (4:4) Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. (4:5) Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. (4:6) Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan. (4:7) Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.

Mempelai Laki-Laki sorga memuji mempelai perempuan-Nya pada ayat 1, Mempelai Laki-Laki Sorga berkata: “Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau
Kemudian pada ayat 7, Mempelai Laki-Laki kembali berkata: “Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.”  Jadi cantik, sama dengan; tanpa cacat, tanpa cela, tanpa noda atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela.
Jadi ketentuan dari firman Allah kepada sidang mempelai Tuhan adalah manis sikapnya, elok parasnya, mengapa demikian? Karena sidang mempelai Tuhan tidak boleh ada cacat dan tidak boleh ada celanya, sehingga dengan demikian Yesus sebagai mempelai Laki-Laki sorga memuji mempelai perempuan-Nya.

Jadi Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel dalam setiap goresan-goresan (tulisan) yang dilayangkan kepada sidang jemaat, karena Tuhan merindukan kita semua untuk menjadi mempelai perempuan-Nya tanpa cacat tanpa cela, seperti yang dinyatakan dalam Kidung Agung 4:1-7.

Ada tujuh perkara yang menjadi perhatian Mempelai Laki-Laki sorga kepada mempelai perempuan-Nya, ialah:
1.     Mata.
2.     Rambut.
3.     Gigi.
4.     Bibir.
5.     Pelipis.
6.     Leher.
7.     Buah dada.
Sedangkan angka 7 adalah angka sempurna, inilah keadaan dari sidang mempelai Tuhan, tanpa cacat tanpa cela, berarti sempurna.

Pada kesempatan malam ini kita akan melihat kembali perkara yang keempat yaitu soal BIBIR.
Tetapi bibir ini sudah saya sampaikan pada dua minggu yang lalu sebagai pemberitaan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja.
Tetapi yang terkait dengan bibir adalah MULUT, disini dikatakan “Elok mulutmu.”
Dalam ejaan yang lama itu dikatakan bahwa: “Betapa merdunya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut mempelai perempuan Tuhan,” demikian juga dalam bahasa daerah.
Saudaraku, biarlah kiranya setiap perkataan-perkataan yang keluar dari mulut, semuanya adalah perkataan yang begitu lembut sekali, begitu merdu sekali, perkataan yang merdu berarti disukai. Berbeda dengan perkataan yang disertai dengan amarah, disertai dengan emosi, tetapi perkataan yang merdu yang keluar dari mulut itu sangat disukai.
Biarlah kita semua menjadi suatu kehidupan yang lemah lembut dan rendah hati. inilah kehidupan yang berpadanan dengan salib Kristus.

Matius 11:28-30
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (11:30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Kehidupan yang senantiasa memikul salib adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.
Perkataan-perkataan yang keluar dari orang yang lemah lembut dan rendah hati adalah perkataan yang sedap dan yang merdu didengar oleh Tuhan.
Biarlah kiranya kita berada di dalam suasana yang demikian, sehingga nanti Mempelai Laki-Laki memuji mempelai perempuan dan berkata: “Elok mulutmu.”

2 Petrus 3:13
(3:13) Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

Jadi kalau kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel akan membawa kita masuk ke dalam rencana Allah yang besar, menjadi mempelai Tuhan, itulah kota kudus, Yerusalem yang baru, itulah pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya, disitu ada kebenaran.
Kalau kita perhatikan Matius 6:33; “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Jadi kalau kita mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel semuanya akan ditambahkan, tidak usah susah hati disitu. Tidak perlu saya berkotbah dengan ucapan diberkati, ikuti saja geraknya Pengajaran Mempelai pasti diberkati.
Di dalam kerajaan sorga, ada kebenaran, kita cari kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya semuanya akan ditambahkan. Tidak perlu kita pusing disitu, yakin dengan firman Pengajaran Mempelai, bertekun dalam iman. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment