KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 12, 2020

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 OKTOBER 2020

 


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 OKTOBER 2020
 
STUDY YUSUF
(Seri: 211)
 
Subtema: DIBAKAR SUPAYA MENJADI ROTI SAJIAN
 
Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang layak untuk ditinggikan dan diagungkan, yang sudah mengasihi kita terlebih dahulu, kecintaan-Nya yang luar biasa kepada rumah TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN, teramat lebih pemuda remaja, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita di malam ini lewat pertemuan Ibadah Pemuda Remaja, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma karena mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang.
 
Selanjutnya, mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, dari Kejadian 41.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Yusuf mengangkat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri Mesir.
Adapun tugas penilik-penilik tersebut ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, mereka harus memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah di seluruh wilayah Mesir.
Penilik-penilik à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat.
 
Singkatnya: Setiap pemimpin sidang jemaat atau gembala sidang sudah seharusnya bertanggung jawab di dalam hal memungut atau mengumpulkan kelimpahan Firman Allah, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
Demikian halnya, kita harus memungut 1/5 (seperlima) dari kelimpahan pembukaan Firman TUHAN. Oleh sebab itu, pemuda remaja tidak boleh berhenti untuk berdoa, supaya TUHAN senantiasa membukakan firman-Nya dengan limpah sampai kita betul-betl  menggenapi firman ini, yakni memungut 1/5 (seperlima) dari kelimpahan pembukaan Firman TUHAN.
Maka, ibadah ini tidak boleh kita jalankan secara Taurat, ibadah ini tidak boleh kita jalankan secara lahiriah atau secara rutinitas, tetapi betul-betul kita harus menggenapi Firman TUHAN, dengan lain kata; firman yang kita terima harus tergenapi dalam setiap kehidupan kita mengingat hari kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi.
 
Sejenak kita membaca Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
 
Seorang penilik atau pemimpin sidang jemaat telah ditetapkan oleh Roh Kudus untuk menggembalakan sidang jemaat Allah atau memeliharakan hidup rohani dari pada gereja TUHAN di hari-hari ini. Sementara hari-hari ini -- telah saya sampaikan di atas tadi -- adalah hari-hari yang terakhir, di mana kedatangan-Nya kembali untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga tidak lama lagi; maka, sudah seharusnya di hari-hari terakhir ini kita mengumpulkan gandum sebanyak 1/5 (seperlima) hasil tanah tersebut.
 
Kisah Para Rasul 20:18-19
(20:18) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: (20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
 
Sesudah mereka -- penatua-penatua dari Efesus datang ke Miletus -- datang untuk berjumpa dengan Rasul Paulus, berkatalah Rasul Paulus kepada penatua-penatua dari Efesus: “Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab, sekaligus seorang hamba TUHAN yang rendah hati.
 
Melayani TUHAN harus dengan penuh tanggung jawab dan disertai dengan segala kerendahan hati. Jadi, melayani itu tidak hanya sebatas pengetahuan, serta tidak sebatas seperti entertainment atau pamer-pamer, tidak seperti itu; seorang hamba TUHAN (pelayan TUHAN) harus melayani dengan penuh tanggung jawab, disertai dengan segala kerendahan hati, seperti contoh teladan dari Yesus Kristus.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Rasul Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab, sekaligus seorang hamba TUHAN yang rendah hati.
Bukti tanggung jawab Rasul Paulus dan kerendahan hati Rasul Paulus di tengah-tengah ibadah pelayanannya di hadapan TUHAN:
YANG PERTAMA: Banyak mencucurkan air mata.
Getah mur itu dihasilkan dari pohon mur yang dilukai. Berarti, Rasul Paulus ini hatinya banyak terlukai; itulah hamba yang rendah hati, banyak mencucurkan air mata. Jelas, tidak bisa dipungkiri; hatinya betul-betul terlukai di dalam pelayanan, Rasul Paulus banyak mengalami luka di dalam hati, banyak yang melukai hatinya, banyak yang menyakiti hatinya, banyak tersakiti, maka di situlah air mata itu tercurah.
YANG KEDUA: Banyak kali menghadapi ancaman pembunuhan (maut) dari pihak orang Yahudi.
Jadi, kalau di tengah ibadah pelayanan banyak ancaman-ancaman, tidak usah takut; terancam tidak makan tidak usah takut, terancam tidak punya uang tidak usah takut, terancam tidak punya ini itu tidak usah takut, terancam tidak punya pekerjaan tidak usah takut. Kalau hanya tubuh ini yang mati, tidak usah takut, asal berpegang teguh kepada kebenaran yang sejati, itulah sengsara salib, aniaya karena firman.
 
Kisah Para Rasul 20:20-21
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
 
Sekalipun banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami ancaman maut --, Rasul Paulus tidak melalaikan perkara-perkara yang penting, tidak melalaikan perkara-perkara yang sangat berguna dan yang sangat dibutuhkan oleh sidang jemaat Allah, antara lain;
-          Tidak lalai di dalam hal memberitakan Firman Allah.
-          Tidak lalai di dalam hal mengajarkan Firman Allah.
-          Tidak lalai bersaksi dari hal Firman Allah.
 
Tujuan memberitakan dan mengajarkan Firman Allah, serta bersaksi dari hal Firman Allah ialah, YANG PERTAMA: Supaya sidang jemaat Allah bertobat kepada Allah.
Bertobat = berhenti berbuat dosa atau meninggalkan hidup yang lama, selanjutnya menyerahkan segenap hidupnya dan jiwanya kepada Allah, Sang Pencipta. Bertobat tidak boleh setengah-setengah. Bertobat setengah itu artinya; memang berhenti berbuat dosa, tetapi tidak menyerahkan dirinya, tidak menyerahkan segenap (sepenuh) hidupnya, jiwanya kepada Sang Pencipta.
Tetapi yang TUHAN mau adalah supaya kita bertobat; berhenti berbuat dosa, tinggalkan hidup lama, selanjutnya menyerahkan jiwa sepenuhnya kepada TUHAN, soal apa pun serahkan saja kepada TUHAN.
 
Tujuan memberitakan dan mengajarkan Firman Allah, serta bersaksi dari hal Firman Allah ialah, YANG KEDUA: Supaya sidang jemaat Allah percaya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus.
Berarti, tidak percaya kepada perkara-perkara yang dijadikan oleh dunia sebagai tuhan-tuhan kecil di atas muka bumi ini, sama saja dengan; lepas dari penyembahan berhala.
Perlu untuk diketahui: Percaya dan yakin kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, itu merupakan pintu gerbang sorga. Jadi, jangan cari cara lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi carilah pintu gerbang sorga, yaitu percaya dan yakin kepada TUHAN kita, Yesus Kristus.
 
Percaya dan yakin kepada TUHAN Yesus Kristus, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, terkena pada pintu gerbang. Kalau kita sudah melewati pintu gerbang itu, tentu saja yang ditemukan adalah alat yang pertama, itulah Mezbah Korban Bakaran.
Mezbah Korban Bakaran itu berbicara soal salib. Dan binatang yang dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran, itulah pribadi Yesus yang mati dikorbankan di atas kayu salib.
 
Jadi, jelas, percaya dan yakin kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, itu merupakan pintu gerbang sorga. Tetapi kalau percaya kepada berhala-berhala, tuhan-tuhan kecil di bumi, itulah harta, kekayaan, uang, gelar, kedudukan yang tinggi, itu adalah pintu gerbang menuju maut.
 
Kisah Para Rasul 20:23-24
(20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (20:24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
 
Kemudian, seorang tawanan Roh atau seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab, ia tidak takut dan tidak mempedulikan dirinya sekalipun banyak tantangan dan rintangan yang menghadang di depan, termasuk penjara dan sengsara. Jadilah tawanan Roh supaya menjadi hamba-hamba TUHAN atau pelayan TUHAN atau anak-anak TUHAN yang bertanggung jawab.
 
Sudah seharusnya, mulai dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN sampai kepada sidang jemaat, termasuk pemuda remaja, sudah seharusnya menjadi suatu kehidupan yang bertanggung jawab, berarti; menjadi tawanan Roh. Kalau hamba TUHAN adalah tawanan Roh, bertanggung jawab, dia tidak takut, dia tidak peduli sekalipun banyak tanntangan dan rintangan yang menghadang di depan, termasuk penjara dan sengsara sudah menunggu Rasul Paulus di Yerusalem, supaya kita mengerti arti dari dari seorang hamba TUHAN, arti dari seorang sidang jemaat (pemuda remaja) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
Kisah Para Rasul 20:27
(20:27) Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.
 
Singkatnya: Seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah atau seluruh rencana-rencana Allah terhadap sidang jemaat Allah.
 
Kalau kita perhatikan peristiwa yang ada di Mesir: Sebagai penguasa yang kedua, Yusuf harus mengangkat penilik-penilik dan menempatkan penilik-penilik itu di tiap-tiap posnya, di mana tugasnya adalah untuk mengumpulkan 1/5 (seperlima) gandum yang dihasilkan oleh seluruh tanah di Mesir selama 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu.
Jadi, seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah, seluruh rencana Allah terhadap sidang jemaat Allah, supaya sidang jemaat Allah memperoleh keselamatan.
 
Kita kembali membaca Kejadian 41.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
 
Kembali kita perhatikan ayat ini: Dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu, penilik-penilik -- atau pemimpin sidang jemaat, atau gembala sidang -- harus memungut 1/5 (seperlima) gandum dari hasil tanah di Mesir.
-          1/5 (seperlima) = 0.2 (nol koma dua) dalam bentuk desimal, atau dalam bentuk persepuluhannya.
-          Juga 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh) dalam bentuk pecahan.
 
Kemudian, berbicara tentang 2/10 (dua persepuluh), tentu saja mengingatkan kita dengan MEJA ROTI SAJIAN.
 
Terkait dengan Meja Roti Sajian, kita terlebih dahulu kita memperhatikan Imamat 24.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
 
12 (dua belas) ketul roti bundar diatur menjadi dua tumpuk, masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti, di atas meja dari emas di hadapan TUHAN.
Biarlah kiranya kita semua menjadi roti sajian di hadapan TUHAN. Hati kita menjadi tempatnya Firman TUHAN, seperti dua tumpuk, masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti. Biarlah hati kita menjadi Meja Roti Sajian.
 
Kemudian, adapun 12 (dua belas) ketul roti bundar tersebut dibuat dari 2/10 (dua persepuluh) efa. Tetapi, untuk menjadi 12 (dua belas) ketul roti bundar, terlebih dahulu diolah dari tepung yang terbaik.
 
Sejenak TUHAN ingatkan kita kembali tentang TEPUNG YANG TERBAIK.
Tepung yang terbaik Itu berbicara tentang dua hal, YANG PERTAMA: Gandum yang digiling sampai halus = Tidak berbentuk atau hancur.
Hal ini menggambarkan pribadi Yesus sebagai Anak Domba Allah, dalam sengsara-Nya, Ia tidak berbentuk = hancur. Itu dilukiskan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 53:2-4.
Berarti, nabi Yesaya ini betul-betul satu dari 5 (lima) nabi besar, karena ia betul-betul dihisap oleh sengsara Yesus sampai tidak berbentuk = hancur. Kuasa dari Allah menghisap pribadi Yesaya sehingga dia betul-betul bisa menceritakan apa yang akan dialami oleh Yesus Kristus. Tidak mungkin seorang hamba TUHAN dapat menceritakan (menyampaikan) firman dengan baik, kalau dia tidak terlebih dahulu dihisap oleh kuasa dari pengaruh yang besar dari Allah.
 
Oleh sebab itu, kehidupan muda remaja, sekalipun manusia lahiriah kita semakin hari semakin merosot, bahkan tidak berbentuk atau hancur, tidak perlu tawar hati. Untuk kita bisa dipakai di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN dalam setiap kegiatan Roh, sudah terlebih dahulu kita hancur tidak berbentuk supaya bisa menjadi roti sajian (roti yang tersaji) di mana pun kita berada.
 
Tepung yang terbaik Itu berbicara tentang dua hal, YANG  KEDUA: Gandum yang digiling sampai halus = Lembut.
Hal ini menggambarkan pribadi Yesus, Anak Allah, sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Dan itu dituliskan dalam Injil Matius 11:29.
Lemah lembut dan rendah hati adalah suatu sifat atau karakter yang suci dan sempurna. Biarlah kiranya kita semakin hari semakin rendah hati, semakin hari semakin lemah lembut; itu merupakan suatu sifat (karakter) yang suci dan sempurna dari pribadi Yesus, Anak Allah. 
Untuk mendengarkan Firman TUHAN juga dibutuhkan karakter yang suci, lemah lembut dan rendah hati. Tidak boleh kita datang di tengah ibadah dan pelayanan, dan mendengarkan Firman TUHAN, namun disertai dengan kekerasan hati, disertai dengan kesombongan, disertai dengan keangkuhan; itu tidak boleh. Oleh sebab itu, miliki karakter suci dan sempurna, yaitu lemah lembut dan rendah hati.
 
Kita melihat karakter pribadi Yesus, Anak Allah, di dalam Yesaya 11.
Yesaya 11:1
(11:1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
 
Bagian A: Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai. Hal ini berbicara tentang kelemah-lembutan dan kerendahan hati Yesus, sebagai Anak Allah. Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; tambah tahun biarlah kita bertambah rendah hati, tambah tahun biarlah kehidupan muda remaja tambah lemah lembut di hadapan TUHAN, karena itu merupakan modal dasar bagi kita di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN.
 
Bagian B: Taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Hal ini terkait dengan Roh Allah.
 
Pendeknya: Kelemah-lembutan dan kerendahan hati Yesus, Anak Allah, terkait dengan Roh TUHAN yang suci.
Ada orang lemah lembut, pura-pura lemah lembut, pura-pura rendah hati, itu tidak terkait dengan Roh TUHAN yang suci, melainkan terkait dengan daging manusia, sebab mungkin ada kepentingannya, ada keinginannya yang tidak baik dan tidak suci.
Kalau lemah lembut dan rendah hati, maka terkait dengan Roh TUHAN yang suci, tetapi kalau pura-pura lemah lembut, pura-pura rendah hati, itu terkait dengan daging, dengan keinginannya yang jahat, yang tidak baik dan tidak suci.
 
Tambah tahun harus tambah rendah hati, tambah tahun harus tambah lembah lembut. Jangan sampai semakin dipercaya tetapi semakin merasa di atas angin. Ingat; kita adalah hamba. Katakan: Aku adalah hamba TUHAN. Hamba TUHAN hanya melakukan apa yang sepatutnya dilakukan oleh hamba TUHAN. Jangan pernah merasa di atas angin sekalipun dipercaya; mulut tetap diam. Hamba TUHAN itu hanya bisa bekerja saja dalam keadaan rendah hati.
 
Yesaya 11:2
(11:2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
 
Roh TUHAN akan ada padanya ... Jadi, betul, bahwa kelemahlembutan dan kerendahan hati Yesus, Anak Allah, terkait dengan Roh TUHAN yang suci, sebab pada ayat 2 ini langsung berbicara tentang Roh TUHAN ada pada-Nya.
 
Sebagai hamba TUHAN, Yesus penuh dengan ketujuh Roh Allah, yakni:
1.      Penuh dengan Roh TUHAN.
2.      Penuh dengan roh hikmat.
3.      Penuh dengan roh pengertian.
4.      Penuh dengan roh nasihat.
5.      Penuh dengan roh keperkasaan.
6.      Penuh dengan roh pengenalan
7.      Penuh dengan roh takut akan TUHAN.
Biarlah kiranya kita penuh dengan ketujuh Roh Allah tersebut.
 
Terkait dengan ketujuh Roh Allah, hal itu tersambung langsung dengan Wahyu 5:6.
Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
 
Yesus, Anak Allah, juga disebut Anak Domba, mengapa? Karena telah disembelih.
Anak Domba yang telah disembelih, selain bertanduk tujuh, juga bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
 
Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua -- satu permata yang bermata tujuh -- sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
 
Satu permata yang bermata tujuh, tidak lain tidak bukan, itulah pribadi Yesus, Anak Allah, bermata tujuh.
 
Di sini dikatakan: Sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada imam besar Yosua; satu permata yang bermata tujuh, itulah pribadi Yesus, Anak Allah, yang bermata tujuh.
Jadi, jelas, imam besar Yosua dalam rangka pembangunan tubuh Kristus, ia penuh dengan ketujuh Roh Allah, sebab satu permata itu menunjuk kepada pribadi Yesus, Anak Allah, yang bermata tujuh.
 
Itulah PENGLIHATAN YANG KEEMPAT, terkait dengan pelayanan imam besar Yosua, yang bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah. Berarti, imam besar Yosua adalah hamba TUHAN yang diutus oleh TUHAN, ialah biji mata TUHAN; itulah penglihatan keempat.
 
Sekarang, kita akan melihat PENGLIHATAN YANG KELIMA terkait dengan Zerubabel, itulah pemerintahan atau kerajaan -- sebab Zerubabel adalah seorang bupati Yehuda --, di dalam Zakharia 4, dengan perikop: Penglihatan Kelima: Kandil emas yang berhiaskan dua pohon zaitun.
 
Zakharia 4:1
(4:1) Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
 
Dibangunkan dari tidurnya = Melayani dalam suasana kebangkitan.
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam harus melayani dalam suasana kebangkitan. Dalam suasana kebangkitan, tidak boleh mati rohani; kerohanian tidak boleh tertidur.
Banyak hamba TUHAN, banyak imam yang melayani tetapi kerohaniannya tertidur; ditidurkan oleh keinginan daging, ditidurkan oleh perkara lahiriah, ditidurkan oleh dunia dengan arusnya, ditidurkan oleh roh jahat dan roh najis. Tidak boleh melayani seperti itu, tetapi hamba TUHAN harus melayani dalam suasana kebangkitan.
 
CONTOHNYA.
Zakharia 4:2-3
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?” Jawabku: “Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. (4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya.”
 
Hamba-hamba TUHAN yang diurapi atau hamba-hamba TUHAN yang penuh dengan Roh Kudus sama seperti kaki dian, sama seperti kandil emas dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala di atasnya; menjadi terang yang besar, menjadi kesaksian yang besar di mana pun ia diutus di seluruh bumi ini.
Di tengah-tengah pengutusan seorang hamba TUHAN, harus menjadi kaki dian emas, harus menjadi terang yang besar, harus menjadi kesaksian yang besar di mana pun ia diutus.
 
Kita ini diutus di bumi Provinsi Banten; biarlah kiranya kita menjadi terang yang besar, biarlah kiranya kehidupan kita ini menjadi kesaksian yang besar di tengah-tengah pengutusan, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus menjadi terang, menjadi kesaksian, baik perkataan maupun perbuatan, solah tingkah gerak-gerik sekecil apapun menjadi kesaksian yang besar di mana pun kita diutus, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Bukan suatu kebetulan kalau TUHAN mengutus kehidupan muda remaja, termasuk keluarga Allah, keluarga besar GPT “BETANIA” diutus di Provinsi Banten, supaya menjadi kesaksian yang besar di bumi Provinsi Banten. Termasuk juga para pemirsa, anak-anak TUHAN, pemuda remaja yang sudah mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming di mana pun anda berada; biarlah menjadi suatu kehidupan yang diutus oleh TUHAN, menjadi biji mata TUHAN, menjadi kesaksian yang besar, menjadi terang yang besar di mana pun berada.
 
Itulah pribadi imam besar Yosua dan Zerubabel di tengah-tengah pengutusan mereka.
 
Sekarang, kita memperhatikan ayat 6.
Zakharia 4:6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
 
Seorang hamba TUHAN di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN; bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatannya, melainkan melayani TUHAN dan pekerjaan-Nya dengan Roh TUHAN yang berkuasa. Itulah bunyi firman kepada utusan TUHAN, biji mata TUHAN yang diutus oleh TUHAN.
 
Jangan melayani dengan daging, tetapi melayani dengan kuasa Roh-El Kudus; itulah tanda kehidupan yang diutus oleh TUHAN, hamba TUHAN yang diutus ke seluruh bumi, itulah ketujuh Roh Allah menjadi pelita yang bernyala-nyala.
Orang yang melayani dengan kekuatan Roh, itu bisa terlihat; ia melayani dengan berkobar-kobar, melayani dengan berapi-api, melayani dengan semangat api Roh Kudus, tidak redup-redup, tidak rutinitas, pelayanannya tidak mati.
 
Mari kita melihat jika melayani dengan semangat api Roh Kudus, maka akan tampak pada ayat 7.
Zakharia 4:7A
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
 
Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Dari pembacaan kalimat ini, jelas kita dapat mengetahui bahwa Zerubabel melayani dengan semangat api Roh Kudus, sebab ia sanggup mengatasi pergumulan sesulit gunung yang besar, sehingga gunung yang besar menjadi rata di depan Zerubabel.
Berarti, melayani dengan semangat api Roh Kudus, berkobar-kobar di dalam melayani TUHAN, berapi-api di dalam melayani TUHAN, sehingga ada pepatah dunia berkata: laut kuseberangi, gunung pun kudaki. Artinya, tidak ada yang sulit, tidak ada yang sukar, sehingga gunung besar menjadi tanah rata; tidak ada yang sulit.
 
Berbeda dengan orang yang melayani dengan terpaksa; pergumulan kecil sekalipun, itu terasa berat sekali. Datang beribadah, duduk dengar firman saja terasa berat sekali, karena ia melayani tidak dengan semangat api Roh Kudus. Jadi, sedikit perkara sekalipun terasa sulit sekali; setengah mati ia datang beribadah, setengah mati ia dengar firman.
Biarlah kiranya api Roh Kudus membakar hati kita, sehingga kita melayani TUHAN dengan semangat api Roh Kudus, melayani dengan kobaran api Roh Kudus, sehingga gunung besar menjadi rata semua, tidak bisa dihalangi oleh gunung, misalnya; tidak punya uang, tidak bisa dihalangi oleh gunung, misalnya; karena capek, tidak bisa dihalangi oleh gunung yang besar, misalnya; lelah pulang bekerja, semua itu rata. Inilah yang terjadi kalau kita melayani TUHAN dengan kobaran api Roh Kudus.
 
Zakharia 4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
 
Ciri-ciri seorang utusan TUHAN atau seorang hamba TUHAN yang melayani dengan semangat api Roh Kudus ialah dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem. Saat ini kita ada di Yerusalem karena TUHAN mau membangun kehidupan kita ini menjadi rumah TUHAN.
 
Jadi, sekali lagi, sebagai PERSAMAANNYA; seorang hamba TUHAN yang diurapi oleh Roh Kudus adalah seorang hamba TUHAN yang lemah lembut dan rendah hati, ia sanggup menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, sanggup menyatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu.
Jangan sampai kita ada gap, dibatasi oleh kejahatan dan kenajisan; itu merusak hubungan tubuh Kristus. Tetapi sekalipun demikian, ini adalah tanggung jawab dari seorang hamba TUHAN, pemimpim sidang jemaat yang rendah hati dan lemah lembut, itulah kehidupan hamba TUHAN yang diurapi dengan kuasa Roh-El Kudus; dapat menyatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, itulah yang disebut pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
 
Itulah ciri hamba TUHAN yang diurapi, yaitu dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem, menyatukan anggota tubuh yang berbeda-beda, sebab kita semua telah datang di Yerusalem. Kita semua dihimpunkan oleh TUHAN oleh dua tangan TUHAN yang kuat untuk berada di tengah-tengah Yerusalem, berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini, supaya TUHAN membangun kehidupan kita menjadi rumah TUHAN, Ka’bah TUHAN, Ka’bah Allah. TUHAN menyatukan kita semua menjadi satu, tidak ada lagi gap pemisah karena hal-hal yang tidak suci.
 
Tadi kita sudah melihat Zakharia 4:7 bagian A, di mana ciri-ciri hamba TUHAN melayani dengan pengurapan, sehingga gunung yang besar di depan Zerubabel menjadi tanah rata, sanggup mengatasi masalah sebesar apapun. Sekarang, kita akan memperhatikan ayat 7 bagian B.
 
Zakharia 4:7B
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
 
Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Zerubabel mengangkat batu utama; di tangan Zerubabel ada batu utama à Korban Kristus, yakni sengsara atau kematian Yesus di atas kayu salib. Batu utama atau batu pilihan, itu gambaran dari pribadi Yesus dalam sengsara dan kematian-Nya di atas kayu salib.
 
Zakharia 4:10
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
 
“Siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil ...”  Apa hari peristiwa-peristiwa kecil? Yakni hari kelahiran, hari perkawinan, hari ulang tahun, itulah hari peristiwa-peristiwa kecil. Siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, baik itu hari kelahiran, hari pernikahan, hari jadi, dan lain sebagainya, maka mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel.
Artinya, sengsara dan kematian Yesus di kayu salib, itulah korban Kristus, lebih dari hari peristiwa- peristiwa yang kecil di bumi ini, sama saja dengan; meninggikan korban Kristus.
 
Orang yang meninggikan korban Kristus lebih dari hari peristiwa-peristiwa kecil di bumi ini. Jangan kita lebih mengutamakan hari ulang tahun, hari pernikahan, hari jadi apa saja, dari pada meninggikan korban Kristus. Ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan bagi kita sampai hari ini, seharga dengan setetes darah salib Kristus. Jangan tinggalkan ibadah hanya karena hari ulang tahun, atau hari-hari apa saja. Korban Kristus lebih tinggi, lebih mulia dari peristiwa yang ada di atas muka bumi ini; ingat itu.
Jangan sampai meninggalkan ibadah hanya karena pergi ke pusaran atau ke kuburan. Mari kita bersama-sama tinggikan korban Kristus, sebab korban Kristus lebih tinggi, lebih agung dan lebih mulia dari yang ada ini.
Kalau kita perhatikan dengan seksama di dalam Kisah Para Rasul 20:28, sidang jemaat Allah ditebus oleh darah Anak Domba Allah. Kita ditebus karena darah Yesus, maka tinggikan korban Kristus.
 
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
 
Siapa yang percaya kepada batu pilihan, siapa yang percaya karena batu utama, ia tidak akan dipermlaukan. Kalau kita betul-betul meninggikan korban Kristus, maka TUHAN tidak akan permalukan kita. Kalau kita mengutamakan ibadah dan pelayanan = mencari Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, maka semuanya akan ditambahkan, soal makan minum, apapun yang kita pakai, TUHAN tambahkan karena TUHAN tidak akan pernah permalukan kita.
Mulai dari sekarang, kita tinggikan korban Kristus, kita agungkan korban Kristus lebih dari yang ada ini. Kalau kita agungkan korban Kristus, maka TUHAN tidak akan permalukan kita, TUHAN tidak akan biarkan kita menjadi pengemis, TUHAN tidak akan biarkan kita menjadi tukang meminta-minta di pinggir jalan di lampu merah.
 
1 Petrus 2:7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
 
Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah ahli Taurat, imam-imam kepala, tua-tua, tidak menghargai korban Kristus; mereka membuang batu pilihan, membuang batu utama, tidak menghargai korban Kristus padahal mereka disebut Yerusalem. Imam-imam kepala, tua-tua, ahli Taurat  itu Yerusalem, tetapi justru mereka membuang batu, tidak menghargai korban Kristus.
Sebaliknya, batu utama itu ada di tangan Zerubabel, tetapi Yerusalem -- itulah imam-imam kepala, tua-tua, ahli Taurat --, membuang batu pilihan, membuang (melepaskan) batu itu dari tangan mereka, tidak mau menghormati, tidak mau mengagungkan korban Kristus di dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, salib Kristus tidak berharga, tidak bernilai.
 
Tetapi batu pilihan, batu utama, batu yang mahal, ternyata telah menjadi batu penjuru.
 
Zakharia 4:7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
 
Zerubabel meninggikan korban Kristus di tengah ibadah dan pelayanna; inilah kehidupan yang diurapi Roh Kudus.
 
Tadi kita sudah melihat; batu utama, batu pilihan sudah menjadi batu penjuru (dasar). Oleh sebab itu, mari kita perhatikan ayat 8-9.
Zakharia 4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian: (4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
 
Kalau seorang hamba TUHAN yang diurapi betul-betul meninggikan korban Kristus, maka dia dipercaya untuk dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, sebab Zerubabel telah meletakkan dasar rumah TUHAN yang dibangun itu dan tangannya juga akan menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
Jadi, Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN, karena ia telah meletakkan dasar bangunan itu. Batu penjuru, itulah dasar bangunan, sehingga dengan demikian Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
 
Dasar dari tiap-tiap bangunan adalah batu penjuru, korban Kristus. Karena Zerubabel meninggikan korban Kristus, maka tentu saja dia dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem oleh tangannya sendiri. Tangannya sendiri yang menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem.
Biarlah kehidupan kita ini dibangun sampai dengan selesai. Jangan menjadi kehidupan yang setengah jadi, sama seperti orang yang tidak waras; apa saja yang diperbuatnya tidak ada yang benar. Jangan menjadi kehidupan yang tidak waras (setengah jad), tetapi biarlah kehidupan kita dibangun sampai selesai, jangan setengah jadi, jangan setengah waras.
 
Zakharia 4:10B
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
 
Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa Zerubabel adalah hamba TUHAN yang diurapi oleh TUHAN, ia diutus oleh TUHAN untuk menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN. Zerubabel adalah ketujuh Roh Allah yang diutus oleh TUHAN untuk menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN yang di Yerusalem
Kalau hamba TUHAN tidak diutus oleh TUHAN, ia tidak akan dapat menyelesaikan pembangunan rumah TUHAN.
 
Hamba TUHAN yang tidak diutus, tidak dikenal TUHAN. Siapa hamba TUHAN yang tidak dikenal oleh TUHAN? Dialah hamba TUHAN yang sibuk berbicara tentang berkat-berkat secara lahiriah, sibuk berbicara tentang  keuntungan = dikuasai roh jual beli = dikuasai roh dagang = dikuasai roh antikris = dikuasai nafsu cabul.
Ada lagi hamba TUHAN yang tidak dikenal oleh TUHAN; di tengah ibadah dan pelayanannya sibuk mengadakan tanda-tanda heran, sibuk mengadakan tanda-tanda mujizat, sibuk hanya untuk mengadakan kesembuhan- kesembuhan di tengah ibadah dan pelayanan.
Berkat dan kesembuhan itu akan terjadi kalau kita meninggikan korban Kristus. Saya bukan anti berkat, saya bukan anti mujizat, tetapi yang pasti, kalau kita meninggikan korban Kristus, maka berkat akan mengikuti secara jasmani, mujizat kesembuhan juga akan mengikuti, itulah yang disebut berkat rohani. Sakit apapun pasti sembuh, tidak ada yang mustahil; jangan sampai kita bungkuk dengan kekuatiran.
 
Jadi, sudah sangat jelas antara imam besar Yosua dan Zerubabel ada keterikatan, mereka bekerja sama dengan baik; itulah yang disebut imam dan raja = imamat rajani. Kalau itu bersatu, inilah yang disebut imamat rajani yang memerintah di atas bumi. Wahyu 5:9-10.
 
Sekarang, kita akan memasuki bagian berikutnya. Kita kembali membaca Imamat 24.
Imamat 24:5
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
 
Selain dibuat dari tepung yang terbaik, 12 (dua belas) ketul roti bundar juga harus dibakar. Berarti, harus masuk dalam pembakaran untuk menjadi roti sajian, dengan lain kata; untuk menjadi roti sajian di hadapan TUHAN, kehidupan anak-anak TUHAN, termasuk kehidupan muda remaja harus masuk dalam pembakaran.
 
Berbicara tentang DIBAKAR, terkait dengan perkara hangus. Tidak ada sesuatu yang dibakar namun tidak hangus. Jadi, 12 (dua belas) ketul roti bundar harus dibakar untuk menjadi roti sajian yang tetap di hadapan TUHAN.
 
Yohanes 2:17
(2:17) Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
 
Yesus Kristus rela menghanguskan diri-Nya, sebab kecintaan-Nya yang besar untuk rumah TUHAN, yakni hidup saya dan saudara.
Kehidupan kita sangatlah berharga dan berarti di hadapan TUHAN. Kita harus mengerti dan sadar, bahwa kita berharga di mata TUHAN, lebih berharga dari malaikat-malaikat di sorga. Apa buktinya? Yesus mati di atas kayu salib hanya untuk manusia, bukan untuk malaikat. Itu sebabnya, Yesus Kristus rela menghanguskan diri-Nya, sebab kecintaan-Nya yang beasr untuk rumah TUHAN, yakni hidup saya dan saudara, hidup pemuda remaja.
 
Oleh sebab itu, biarlah kita menghargai ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan apapun yang ada di dalamnya.
Kalau betul-betul kita memang berharga, buktikan kita berharga. Sebaliknya, kehidupan yang berharga di mata TUHAN otomatis menghargai ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya; itu kehidupan yang berharga, itu merupakan hubungan timbal baliknya.
 
Yohanes 2:18-21
(2:18) Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" (2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
 
Bukti Yesus dibakar atau menghanguskan diri-Nya di atas kayu salib ialah Bait Allah yang di Yerusalem yang dibangun selama 46 tahun dirombak dalam tiga hari.
3 (tiga) hari à Pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Sedangkan 46 (empat puluh enam) à hukum Taurat yang tertulis pada loh-loh batu.
-          Angka 4 adalah 4 hukum ditulis pada loh batu yang pertama.
-          Angka 6 adalah 6 hukum ditulis pada loh batu yang kedua.
 
Sekarang pertanyaannya:  Mengapa Bait Allah yang di Yerusalem yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun harus dirobak?
Jawabnya adalah karena Bait Allah yang dibangun menurut hukum Taurat itu sangat banyak kelemahan-kelemahannya, singkatnya: karena kelemahan dari hukum Taurat itu sangat banyak. Kalau di dalam hukum Taurat tidak terdapat kelemahan, maka tidak mungkin hukum Taurat itu digenapi, tidak mungkin hukum Taurat itu disempurnakan.
Jadi, mengapa harus dirombak? Karena kelemahan dari hukum Taurat itu sangat banyak.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Karena di dalam hukum Taurat itu terdapat kelemahan, maka hukum Taurat itu harus dirombak, harus disempurnakan dengan 3 (tiga) hari. 46 (empat puluh enam) tahun dirobak hanya dengan 3 (tiga) hari; mendengar itu, otomatis ahli Taurat, imam-imam kepala, orang Yahudi, terkejut setengah mati. Tetapi malam ini kita tidak perlu kaget, karena TUHAN mau merombak kita, maka kita tidak perlu kaget.
Memang, ketika kehidupan yang lama mau dirombak, itu memang kaget setengah mati. Terbiasa berdusta, lalu dirombak supaya jangan berdusta, kaget setengah mati. Pemuda remaja sebelum berada dalam penggembalaan ini biasa pacar-pacaran, biasa dalam kenajisan, begitu ada dalam rumah TUHAN, dan dirombak di tengah ibadah dan pelayanan ini, dia kaget setengah mati. Itu sebabnya, ahli Taurat orang Farisi semuanya kaget setengah mati mendengar tiga hari.
 
Kelemahan hukum Taurat, YANG PERTAMA: Mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Berarti, sama dengan Bait Allah dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun.
Contoh; Perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari. Ahli Taurat dan orang Farisi membawa dia, lalu mengatakan bahwa ia harus dirajam sampai mati, artinya harus dilempari dengan batu sampai mati. 
Namun, dalam peristiwa itu, dalam Injil Yohanes 8, Yesus membungkuk dan menulis dengan ujung jarinya di tanah, lalu bangkit; ia melakukan hal itu sebanyak dua kali. Membungkuk dan bangkit à pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Lalu, menuliskan dengan ujung jarinya di tanah.
Kehidupan kita ini adalah kehidupan yang sudah jatuh dalam dosa; mulai dari Adam, dosa itu mejalar sampai sekarang, sekalipun kita tidak melakukan dosa seperti yang dilakukan Adam; yang pasti upah dosa adalah maut. Tetapi puji TUHAN, kehidupan perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, sama seperti Bait Allah yang dibangun selama 46 tahun; akhirnya, Yesus harus mati dan bangkit, lalu menulis dengan ujung jari-Nya di tanah sebanyak dua kali.
Kehidupan kita ini adalah kehidupan manusia yang berdosa, sama seperti tanah liat di tangan penjunan; lalu Yesus menuliskan dengan ujung jari-Nya sebanyak dua kali;

-          Yang pertama, itulah kasih Allah, inti dari dua loh batu yang pertama. Itulah empat hukum yang tertulis pada loh batu yang pertama.

-          Kemudian, dituliskan lagi untuk yang kedua kali = kasih kepada sesama, itulah inti dari dua loh batu yang kedua. Itulah enam hukum yang dituliskan pada loh batu yang kedua. 

Untuk membentuk kembali Bait Alalh yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun; hanya cukup tiga hari saja.
 
Pendeknya: Yesus adalah Bapa yang baik, sebab Ia tidak memberi batu apabila anak-Nya meminta roti.

-          Batu à Hukum Taurat; mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.

-          Sementara roti, itulah pribadi Yesus Kristus yang telah dipecah-pecahkan di atas kayu salib, untuk menggenapi Bait Allah yang dibangun selama 46 tahun (yang dibangun menurut hukum Taurat).  

Betapa hebatnya TUHAN memperbaiki kehidupan kita masing-masing.
 
Jadi, selain terbuat dari tepung yang terbaik, juga roti itu harus dibakar untuk menjadi roti sajian, sampai hangus di atas kayu salib untuk memperbaiki kehidupan kita semua.
 
Kelemahan hukum Taurat, YANG KEDUA: Menjalankan ibadah secara Taurat atau menjalankan ibadah secara lahiriah atau rutinitas (liturgis).
Misalnya; mulut memuji TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN. Sama seperti orang yang berada di tengah ibadah dan pelayanan, berada di tengah-tengah ibadah, tetapi hatinya jauh dari TUHAN = mempersembahkan tubuh jasmaninya tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada TUHAN; itu ibadah Taurat.
Pada zaman Taurat, dosa diampuni hanya dengan mengorbankan binatang di atas mezbah; itu adalah ibadah Taurat, ibadah daging, ibadah liturgis. Tetapi sekarang, ibadah Taurat sudah digenapi oleh TUHAN.
 
Mari kita melihat Ibrani 10:1.
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
 
Di dalam hukum Taurat, hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Jadi, kalau kita menjalankan ibadah Taurat tidaklah mengandung janji dan kuasa, singkatnya; tidak dapat memberi keselamatan.
 
Jadi, ibadah Taurat itu hanya bayangan. Misalnya; pada zaman Taurat, untuk memperdamaikan dosa manusia, seorang imam besar harus membawa darah dari lembu jantan muda dan darah domba jantan yang berumur setahun, setiap tahun (sekali setahun) untuk memperdamaikan dosa, tetapi sebetulnya itu adalah bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan.
Jadi, kalau kita menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, ibadah liturgis, ibadah rutinitas, maka sorga itu hanya bayang-bayang saja, sorga itu semua dalam hidup semua orang, sorga itu tidak nyata, hanya bayangan saja; apa yang dapat dinikmati dari sebuah bayangan? Sama seperti orang yang menghayal, tidak nyata.
 
Ibrani 10:5-6
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
 
Allah Bapa tidak menghendaki korban dan persembahan seperti yang dikerjakan oleh seorang Imam Besar untuk mengadakan pendamaian dosa, di mana setahun sekali membawa darah lembu jantan muda dan darah domba jantan.
 
Ibrani 10:7-8
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
 
“ ... Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku ...” Menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, semua itu ditulis dalam gulungan kitab.
 
TUHAN tidak berkenan kepada ibadah yang dijalankan secara Taurat. TUHAN tidak berkenan dengan ibadah yang dijalankan secara lahiriah. TUHAN tidak berkenan dengan ibadah dan pelayanan yang dijalankan secara liturgis (rutinitas). TUHAN tidak berkenan kepada korban bakaran dan penghapus dosa. Sekalipun dipersembahkan menurut aturan dari hukum Taurat begitu rupa, begitu hikmat, namun TUHAN tidak berkenan. Ibadah yang diatur-atur menurut pemikiran manusia, TUHAN tidak berkenan.
 
Ibrani 10:9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
 
Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, untuk melakukan kehendak Allah, apakah itu? Rela menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung di atas kayu salib. Maka, Yang pertama Ia hapuskan, itulah ibadah yang dijalankan menurut hukum Taurat (ibadah liturgis atau rutinitas), supaya menegakkan yang kedua. Berarti, bukan lagi menjalankan ibadah dalam bentuk pelayanan tubuh, melainkan menjalankan ibadah dalam bentuk pelayanan Roh = Kasih karunia.
 
Kalau menjalankan ibadah dalam bentuk pelayanan tubuh, maka sama seperti seorang imam besar tadi; untuk mengadakan pendamaian dosa, satu kali setahun, dia harus masuk ke dalam Ruangan Maha Suci dan membawa darah lembu muda dan darah anak domba jantan.
Apa iya dengan darah domba jantan dapat menghapus dosa? Apa iya ibadah yang dijalankan secara lahiriah (liturgis) berkenan kepada TUHAN? Maka TUHAN hapuskan yang pertama (ibadah liturgis), menegakkan ibadah yang kedua (pelayanan Roh) = Ibadah kasih karunia.
 
Pendeknya: Yesus adalah Bapa yang baik, sebab Ia tidak memberi ular apabila anaknya meminta ikan.
Ikan à Roh-El Kudus.
 
Ibrani 10:14
(10:14) Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
 
Oleh satu korban saja, Yesus telah menghanguskan diri-Nya di atas kayu salib, Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan.
 
Ibrani 10:15-16
(10:15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
 
Roh Kudus memberi kesaksian kepada kita; inilah yang disebut pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh, bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
 
Kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena Yesus telah merombak kembali Bait Allah yang dibangun selama 46 (empat puluh enam) tahun, hanya dengan tiga hari. Yesus telah menghanguskan dirinya di atas kayu salib, lalu mati dan bangkit pada hari ketiga; semuanya baru, semuanya menjadi indah.
Yesus adalah Bapa yang baik, Ia tidak memberi batu apabila anak-Nya meminta roti. Oleh sebab itu, hukum rajam tidak lagi terjadi; perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari terselamatkan.
Kemudian, Yesus adalah Bapa yang baik; Ia tidak memberi ular apabila anak-Nya meminta ikan. TUHAN sudah merombak ibadah yang lama, itulah ibadah Taurat, ibadah daging, ibadah rutinitas yang tidak mengandung janji, tidak ada keubahan, namun sekarang TUHAN ubahkan, sehingga kita boleh menikmati pelayanan Roh, bukan lagi pelayanan tubuh.
 
Yesus adalah roti sajian, kita juga harus menjadi roti sajian.  Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment