KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 13, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 APRIL 2021


 
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 06 APRIL 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 138)
 
Subtema: SUAMI YANG BIJAKSANA; TIDAK BERLAKU KASAR
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan malam ini, dan sebentar kita akan tundukkan kepala, tersungkur di kaki salib Kristus, sujud menyembah Dia, menyembah Allah yang hidup, yang berkuasa, yang berdaulat atas kehidupan kita masing-masing pribadi lepas pribadi.
Tidak lupa saya menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, juga saya tidak lupa menyapa umat TUHAN yang senantiasa memberikan dirinya untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, baik anda yang ada di dalam negeri, maupun anda yang ada di luar negeri; TUHAN Yesus memberkati kita sekaliannya.
 
Mari, kita kembali untuk membaca Kolose 3:19. Berita firman ini, kalau tidak salah diawali dari tahun yang lalu; ayat 19 ini telah memberkati kita dari 2020 hingga pada saat malam hari ini, TUHAN masih memberkati kita dari ayat ini.
Mari kita mohon kemurahan TUHAN supaya kiranya firman malam hari ini meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi, sehingga kehadiran kita tidak menjadi percuma, tidak menjadi sia-sia.
 
Kita perhatikan Kolose 3:19, dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga”.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Sikap seorang suami terhadap isterinya, YANG PERTAMA: Seorang suami harus mengasihi isterinya. Hal yang pertama ini telah disampaikan untuk beberapa seri pemberitaan firman TUHAN dari tahun 2020 sampai pada saat ini.
 
Sekarang, kita akan memasuki dalam pembahasan bagian YANG KEDUA: Seorang suami janganlah berlaku kasar terhadap isterinya.
Inilah bagian berikutnya dari ayat 19, yaitu janganlah seorang suami berlaku kasar terhadap isterinya. Kalau saya menyampaikan firman ini pada malam ini, bukan berarti saya sudah sempurna di dalam hal mengasihi isteri, di dalam hal mengasuh dan merawati isteri; tetapi, malam ini kita bersama-sama belajar dari Firman Allah yang TUHAN mau nyatakan malam ini kepada kita bersama-sama.
 
Jadi, seorang suami jangan berlaku kasar terhadap isterinya.
-          Pemuda-pemuda mulailah bersikap rendah hati dan lemah lembut, arahkan pandanganmu kepada salib di Golgota; dengan demikian, engkau sedang dilatih oleh TUHAN untuk layak kelak masuk dalam nikah suci.
-          Demikian juga seorang pemudi (wanita muda), mulai dari sekarang arahkan pandanganmu kepada salib Kristus; dengan demikian, engkau sedang dilatih untuk menaruh pengharapan kepada Kristus, sebagai Kepala, sehingga harapanmu itu tidak menjadi sia-sia.
 
Kita akan memperhatikan 1 Petrus 3:7, dengan perikop: “Hidup bersama suami isteri”, di mana tema ini hanya berisikan ayat 1-7.
Ayat 1-6 didahului dengan ketundukan seorang isteri terhadap suaminya. Contohnya; seperti Sara tunduk kepada Abraham, suaminya, bahkan Abraham disebut sebagai tuannya. Kalau Abraham dianggap menjadi tuan, berarti Sara menjadi hamba. Berarti, seorang isteri tidak memiliki kepentingan lagi di dalam dirinya, selain tuannya sendiri. Tetapi kita tidak melihat itu malam ini; saya hanya sedang menceritakan tentang perikop yang pertama pada 1 Petrus 3 ini, “Hidup bersama suami isteri.
 
Kemudian, pada ayat 7 ... Angka 7 (tujuh) adalah hari perhentian; Sabatnya TUHAN Yesus Kristus, itulah kerajaan 1000 (seribu) tahun damai. Ayat 7 ialah Kristus Kepala. Enam hari lamanya kita bekerja, dalam penaklukkan diri kepada TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, sedangkan kita adalah hamba-hamba TUHAN, hamba kebenaran; tetapi ayat 7 atau hari ketujuh, adalah perhentian sejati di dalam Kristus sebagai Kepala, Dialah suami kita masing-masing. Oleh sebab itu, perhatikanlah ayat 7 ini.
 
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu ... Berarti, seorang suami yang tidak berlaku kasar terhadap isterinya adalah suami yang bijaksana, “bijak sana, bijak sini”.
 
Berkaitan dengan suami yang bijaksana, marilah kita perhatikan Daniel 9, dengan perikop: “Tujuh puluh kali tujuh masa”.
Tujuh puluh kali tujuh masa ini kaitannya dengan bangsa Israel dibuang ke Babel, sebagai didikan TUHAN, supaya mereka semakin dewasa untuk menaklukkan dirinya kepada Kristus, Kepala, sampai nanti berada pada hari ketujuh, hari perhentian kekal. Jadi, enam hari kita bekerja untuk menaklukkan daging ini di hadapan Kristus, sebagai Kepala.
 
Daniel 9:20-23
(9:20) Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku, (9:21) sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. (9:22) Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: “Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. (9:23) Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
 
Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku. Jadi, saat Daniel menaikkan permohonan dalam doa, disertakan dengan pengakuan dosanya; hal ini penting untuk diperhatikan. Jangan hanya menaikkan permohonan tanpa disertakan pengakuan dosa, enak sekali.
 
TUHAN memberikan akal budi kepada Daniel, sesuai dengan pengakuan dari Gabriel kepada Daniel. Memiliki akal budi, menunjukkan bahwa orang itu adalah orang yang bijaksana. Singkatnya: Berakal budi à Orang yang bijaksana.
 
Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman, maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu ...
Keluarlah suatu firman, artinya; TUHAN bukakan rahasia firman, karena dia sudah menaikkan permohonan dalam doa disertakan pengakuan dosanya.
 
“ ... sebab engkau sangat dikasihiArtinya; orang yang menikmati pembukaan rahasia firman, tanda bahwa kita sangat dikasihi oleh TUHAN Yesus Kristus. Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu!
 
Singkat kata: Daniel adalah seorang yang berakal budi, menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang bijaksana. Mengapa demikian? Sebab TUHAN telah mempercayakan pembukaan rahasia firman kepadanya.
Jadi, kita menjadi orang yang berakal budi, menjadi orang yang bijaksana, tentu lewat pembukaan rahasia Firman TUHAN. Oleh sebab itu, saudara, sidang jemaat, baik dalam penggembalaan langsung di GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, maupun sidang jemaat di Bandung, sidang jemaat di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang sudah memberikan dirinya digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook: Jangan berhenti untuk mendoakan saya, supaya kiranya TUHAN terus membukakan rahasia firman-Nya bagi kita. Dan kalau TUHAN membukakan rahasia firman-Nya bagi kita dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, menunjukkan bahwa TUHAN sangat mengasihi saya dan saudara.
 
Mari kita sedikit melihat; kalau TUHAN menyatakan pembukaan rahasia firman, itu adalah tanda bahwa TUHAN betul-betul mengasihi orang itu.
Matius 13:9-11
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
 
Yesus berkata-kata kepada orang lain hanya dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada murid-murid diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga. Mengapa demikian? Sebab TUHAN mengasihi murid-murid-Nya, sebab TUHAN mengasihi 12 (dua belas) rasul-Nya.
 
Matius 13:12
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
 
Karena siapa yang mempunyai, siapa yang mempunyai sepasang telinga, kepadanya akan diberi. Biarlah kita menghargai, menghormati, menjunjung tinggi setinggi-tingginya pembukaan firman. Jadilah pribadi yang dengar-dengaran, sebab TUHAN akan menyatakan pembukaan rahasia firman kepada orang yang dengar-dengaran, sehingga ia berkelimpahan.
Sebaliknya, kalau orang itu tidak dengar-dengaran, tidak membuka hati lebar-lebar kepada pembukaan rahasia firman, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya; yang miskin semakin miskin. Kalau tidak tidak dengar-dengaran, maka ini adalah kehidupan rohani yang miskin; tetapi yang kaya akan semakin diperkaya oleh karena kasih yang utama, itulah pembukaan rahasia Firman Allah.
 
Itu sekedar pengetahuan bahwa kita harus mengetahui bahwasanya orang yang menikmati pembukaan rahasia firman betul-betul dikasihi TUHAN. Jadi, saudara tidak boleh bosan, tidak boleh berhenti untuk pembukaan rahasia firman.
 
Lanjut kita melihat orang yang berakal budi atau bijaksana.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala. Kemudian, adapun tugas dari orang-orang bijaksana ialah menuntun banyak orang kepada kebenaran.
Itu sebabnya, TUHAN menuntut seorang suami, selain mengasihi seperti dirinya sendiri, juga jangan berlaku kasar, dengan lain kata; seorang suami berlaku bijaksana terhadap isterinya, karena dengan memiliki sikap yang bijaksana, dia cakap dan dapat menuntun banyak orang, dia dapat menuntun isterinya, dia dapat menuntun anak isterinya.
 
SEBAGAI CONTOH pribadi yang bijaksana, bisa langsung kita temukan dalam 1 Korintus 10, dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan”, ini adalah bayangan peringatan bagi kita masing-masing juga di hari-hari terakhir ini, supaya kita juga mau menghargai peringatan-peringatan TUHAN. Jangan kita sibuk dengan keinginan di hati, kepentingan pribadi.
 
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Rasul Paulus adalah seorang yang bijaksana. Di sini kita melihat, sebagai orang yang bijaksana, ia menghimbau sidang jemaat di Korintus, supaya mereka menjauhkan diri dari segala jenis penyembahan berhala.
Kalau Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di Korintus agar mereka betul-betul menjauhkan diri dari segala jenis penyembahan berhala, menunjukkan bahwa; Rasul Paulus adalah pribadi yang bijaksana. Kepada orang yang bijaksana dipercayakan pembukaan rahasia firman, dan itu tanda bahwa TUHAN mengasihi Rasul Paulus dan sidang jemaat di Korintus.
 
1 Korintus 10:16
(10:16) Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?
 
Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur ... Kita harus mengucap syukur atas darah salib Kristus yang sudah menebus dosa kita.
Singkat kata, di sini kita perhatikan: Sebenarnya, bangsa Israel telah bersekutu dengan tubuh dan darah salib Kristus. Dan lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di atas bumi ini -- termasuk Ibadah Doa Penyembahan malam ini --, menunjukkan bahwa kita sedang bersekutu dengan tubuh dan darah salib Kristus. Sebab, semua yang ada ini, bukan hanya karunia jabatan, termasuk ibadah dan pelayanan yang ada ini, tercipta oleh karena darah salib Kristus. Ibadah ini kita terima dari TUHAN, dari Allah, dari sorga turun ke bumi, karena darah salib Kristus.
 
1 Korintus 10:18
(10:18) Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?
 
Sebenarnya, bangsa Israel telah makan dari apa yang dipersembahkan di atas mezbah; mendapat bagian dari persembahan yang telah mereka persembahkan di atas mezbah.
Intinya; orang-orang yang beribadah dan melayani kepada TUHAN, jelas dipelihara oleh TUHAN, oleh ibadah itu sendiri. Kita dipelihara oleh ibadah ini sendiri. Yang datang menghadap TUHAN, beribadah kepada TUHAN dipelihara oleh ibadah itu sendiri, sesuai Imamat 7:6,15.
 
Imamat 7:6
(7:6) Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus.
 
Setiap laki-laki di antara para imam ... Jadi, memang seorang imam atau pemimpin itu seyogyanya adalah seorang laki-laki. Dari dahulu juga sudah seperti itu. Bukan hanya ayat ini saja, tetapi mengenai kisah dari pada Yusuf juga, yang menjadi kepala, yang menjadi pemimpin, yang menjadi gembala sidang, seharusnya adalah seorang laki-laki.
Yusuf adalah seorang yang berakal budi dan bijaksana -- karena dia penuh dengan firman TUHAN dan penuh dengan Roh Kudus --, Yusuf memberitahukan, mengusulkan supaya mengangkat seorang yang berakal budi dan bijaksana, lalu Firaun berkata: engkau (Yusuf) orang yang berakal budi dan bijaksana. Oleh sebab itu, dia berkata untuk mengangkat penilik-penilik selama 7 (tujuh) tahun kelaparan yang dahsyat.
Penilik-penilik kalau kita lihat dua suratan tahbisan, itulah Timotius dan Titus, jelas harus seorang suami dari satu isteri. Jadi, penilik itu adalah laki-laki. Jangan sulit untuk memahami hal ini.
 
Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus, bagian dari imam-imam yang melayani mezbah.
 
Imamat 7:15
(7:15) Dan daging korban syukur yang menjadi korban keselamatannya itu haruslah dimakan pada hari dipersembahkannya itu. Sedikit pun dari padanya janganlah ditinggalkan sampai pagi.
 
Dan daging korban syukur yang menjadi korban keselamatannya itu haruslah dimakan pada hari dipersembahkannya itu. Jadi, bangsa Israel mendapat bagian dari apa yang dipersembahkan di atas mezbah. Sedikit pun dari padanya janganlah ditinggalkan sampai pagi.
Intinya: Orang yang beribadah dan melayani TUHAN, jelas dipelihara oleh TUHAN. Ibadah itu yang memelihara sidang jemaat dan orang-orang yang melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah itu sendiri, sesuai dengan Imamat 7:6,15.
 
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Inti dari pemberitaan firman yang disampaikan oleh seorang yang bijaksana, itulah Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, ialah bahwa persembahan bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun adalah persembahan kepada roh-roh jahat; itulah yang sedang dibicarakan oleh Rasul Paulus.
Sekali lagi saya sampaikan: Ibadah dan pelayanan yang dipersembahkan mereka selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, bukanlah kepada TUHAN, tetapi kepada roh-roh jahat. Oleh sebab itu, Rasul Paulus menasihati sidang jemaat di Korintus dengan tegas sebagai seorang yang bijaksana, supaya jemaat di Korintus itu juga jangan bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Ini juga peringatan bagi kita: Setiap kali kita datang beribadah dan melayani kepada TUHAN, jangan kita juga bersekutu dengan roh-roh jahat. Tetapi tidak sedikit orang Kristen datang beribadah menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang dipercayakan di atas bumi, namun juga bersekutu dengan roh-roh jahat, sehingga ibadah mereka, apapun yang dipersembahkan di tengah ibadah itu, semuanya kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah.
Ironis sekali bukan; kita menyangka kita sudah membawa korban dan persembahan kepada TUHAN. Banyak hamba TUHAN yang seperti itu, yang berpikiran bahwa apa yang dia lakukan itu sudah kepada TUHAN, eh belum tentu. Saya berani mengatakan itu “belum tentu”; oleh sebab itu, biarlah kita kembali belajar kepada firman.
 
Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Memang sudah beribadah, memang sudah melayani, tetapi belum tentu apa yang dipersembahkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya itu adalah kepada TUHAN, belum tentu kepada TUHAN, bisa kepada roh-roh jahat. Oleh sebab itu, jangan kita bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
1 Korintus 10:21
(10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Singkat kata: Orang-orang yang bersekutu dengan TUHAN tidak diperbolehkan bersekutu dengan roh-roh jahat. Orang yang sudah datang menghadap TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tidak boleh bersekutu dengan roh-roh jahat; itu sebabnya ...
-          Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.
-          Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Oleh sebab itu, sebetulnya, jauh lebih baik kalau kita dengar-dengaran saja, sebab kepada yang mempunyai, dia akan berkelimpahan. Lebih baik kita kelimpahan karena dengar-dengaran dari pada kelimpahan karena cara sendiri, itu akan berbeda hasilnya nanti.
 
1 Korintus 10:22
(10:22) Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?
 
Jangan kita membangkitkan cemburu TUHAN, mengapa? Karena kita tidaklah lebih kuat dari pada TUHAN.
Jadi, kalau kita bertahan hidup sampai hari ini, itu karena kemurahan TUHAN; kalau TUHAN mau sentil, sudah kena sentil dari dulu; kalau TUHAN inginkan kita binasa dari satu jam yang lalu, pasti sudah binasa, tidak mungkin kita dapat sampai beribadah ke tempat ini. Jangan kita bangkit-bangkitkan cemburunya TUHAN oleh karena roh-roh jahat, karena kita tidak mungkin lebih kuat dari TUHAN Yesus; seujung kuku-Nya pun kita tidak ada apa-apanya. Jangan kita sombong, jangan kita merasa kuat.
 
Selanjutnya, marilah kita melihat perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus pada ayat 23.
1 Korintus 10:23
(10:23) "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
 
Di tengah-tengah kita beribadah melayani TUHAN ...
-          "Segala sesuatu diperbolehkan", tetapi bukan segala sesuatu berguna.
-          "Segala sesuatu diperbolehkan", tetapi bukan segala sesuatu yang engkau kerjakan sifatnya membangun.
 
Jangan gunakan ukuranmu, tetapi gunakan ukuran firman. Jauh lebih bijaksana kalau kita menggunakan ukuran firman. Jangan kita ingin jadi seperti orang bijaksana, padahal tidak ada bijaksananya. Isi dulu kehidupan kita ini dengan Firman TUHAN; oleh sebab itu, setiap hari biarlah kita menyanyikan pujian “Isilah TUHAN bejana hidupku”. Jangan kita mau isi orang lain, tetapi kita sendiri tidak berubah.
Itulah alasan saya tadi mengatakan: Jangan kita berpikir bahwa apa yang kita persembahkan di tengah ibadah dan pelayanan adalah kepada TUHAN, tetapi sebaliknya ialah kepada roh-roh jahat. Ayo, banyak belajar dari firman; jangan ikuti cara-cara yang tidak beres, supaya persembahan ini tidak kepada roh-roh jahat, sebab sia-sia kita datang beribadah kepada TUHAN kalau ternyata persembahan ini kepada roh-roh jahat.
 
1 Korintus 10:24
(10:24) Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
 
Lebih jelasnya lagi di sini dikatakan: Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri. Orang yang mencari keuntungan sendiri itu adalah orang yang tidak dengar-dengaran, mengambil jalannya sendiri, mengikuti apa kata hatinya saja; kalau apa yang dikatakan hatinya benar, maka itulah yang diikuti.
Oleh sebab itu, janganlah seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Biarlah kita semua, tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Ini sudah menjadi prinsip dari seorang imam, ini sudah menjadi prinsip dari seorang pelayan TUHAN, apalagi gembala sidang.
 
Selanjutnya, apakah “roh-roh jahat” yang dimaksud Rasul Paulus tadi? Kita tidak boleh bersekutu dengan TUHAN tetapi juga bersekutu dengan dengan roh-roh jahat, supaya apa yang kita persembahkan ini tidak kepada roh-roh jahat, karena banyak hamba TUHAN mengira apa yang dia perbuat kepada TUHAN itu merupakan sebagai persembahan yang berkenan kepada TUHAN, padahal belum tentu.
 
Oleh sebab itu, kita akan melihat; apakah “roh-roh jahat” yang dimaksud oleh orang bijaksana tadi, itulah Rasul Paulus? Kita akan kembali memperhatikan 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
 
Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita ... Apa yang menimpa bangsa Israel selama 40 (empat puluh) tahun perjalanan di padang gurun, itu merupakan contoh bagi kita di hari ini, sebagai peringatan bagi kita di saat ini juga, di hari-hari terakhir ini.
 
Singkat kata: Bangsa Israel telah bersekutu dengan roh-roh jahat, antara lain;
1.      Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat, seperti yang mereka perbuat di mana kisahnya tertulis pada Bilangan 11:4.
2.      Pada ayat 7: Bangsa Israel menjadi penyembah-penyembah berhala. Kisahnya ditulis pada Keluaran 32.
3.      Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan. Kisahnya ada pada Bilangan 25.
4.      Pada ayat 9: Bangsa Israel telah mencobai TUHAN. Kisahnya ada pada Bilangan 21:5.
5.      Pada ayat 10: Bangsa Israel telah bersungut-sungut. Kisahnya ada pada Bilangan 16:41-49.
Itulah yang dimaksud dengan “roh-roh jahat”, itulah yang dimaksud dengan bersekutu dengan roh-roh jahat yang telah dilakukan oleh bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, sehingga mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang gurun.
 
Memang sebetulnya, ibadah ini mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang datang; tetapi kalau di tengah ibadah ada persekutuan dengan “roh-roh jahat”, maka tidak akan sampai perjalanan rohani kita kepada Yerusalem yang baru, tidak akan sampai. Dan seorang pun dari antara mereka tidak sampai ke tanah Kanaan, tanah perjanjian yang dijanjikan oleh TUHAN Allah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.
Ibaratnya, janji itu sudah ada di tangan sebetulnya, tetapi hanya karena bersekutu dengan roh-roh jahat, maka berkat janji yang ada di tangan ini lepas begitu saja. Jangan kita bodoh; oleh sebab itu, kalau kita datang menghadap TUHAN, sungguh-sungguhlah datang menghadap TUHAN. Jangan kita menghadap TUHAN, menghabiskan waktu tiga jam dalam setiap pertemuan ibadah, tetapi juga bersekutu dengan roh-roh jahat. Apa arti ibadahmu? Apa arti pelayananmu? Lebih baik memang, kalau kita tahu kita binasa dari sejak sekarang, maka tidak usah ibadah, seperti perkataan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: kalau memang tidak ada kebangkitan dari orang mati, mari kita makan minum, kawin dan mengawinkan, toh besok juga akan mati.
 
1 Korintus 10:11
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
 
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh ... Lima perkara ini telah menimpa bangsa Israel, dan apa yang dialami oleh bangsa Israel, itu merupakan contoh sebagai peringatan bagi kita di hari-hari terakhir ini, supaya kita juga jangan bersekutu dengan roh-roh jahat. Jangan kita beribadah kepada TUHAN, tetapi juga bersekutu dengan roh-roh jahat.
... Dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Contoh ini merupakan peringatan di hari-hari terakhir ini, di zaman akhir ini, maka jangan kita anggap enteng peringatan yang luar biasa itu. Peringatan ini merupakan tanda perhatian TUHAN bagi kita sekaliannya.
 
Ibrani 3:12-13
(3:12) Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. (3:13) Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
 
Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Jangan sampai terdapat salah seorang dari antara kita;
1.      yang hatinya jahat,
2.      yang tidak percaya kepada TUHAN,
hanya karena ia telah mengundurkan diri dari TUHAN.
 
Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", dengan lain kata; selama masih ada kesempatan, sebagai kemurahan hati TUHAN, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Jangan menjadi tegar hati karena tipu daya dari dosa itu sendiri.
 
Jadi, ada 2 (dua) hal yang kita temukan di ayat 12-13, yaitu:
YANG PERTAMA: “Waspadalah”, maksudnya; jangan terdapat seorang ...
-          yang hatinya jahat,
-          yang tidak percaya kepada kemurahan hati TUHAN,
hanya karena ia telah murtad, hanya karena ia telah mengundurkan diri dari Allah, jauh dari tengah ibadah, jauh dari pelayanan.
YANG KEDUA: Jangan ada di antara kita yang menjadi tegar hatinya, angkuh, sombong, tidak mau rendah hati lemah lembut, hanya karena disebabkan oleh tipu daya dari dosa itu sendiri.
Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan, mari kita perhatikan nasihat firman Allah. Kesempatan yang TUHAN berikan hari ini adalah kemurahan hati TUHAN bagi kita. Kesempatan hanya datang satu kali, tidak dua kali.
 
Ibrani 3:14
(3:14) Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.
 
Sebenarnya, kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, seperti apa yang sudah saya sampaikan di atas tadi: setiap orang yang datang menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini, itu bagaikan sudah menerima janj-janji di tangan. Saya sudah sampaikan tadi: Sebetulnya, janji itu sudah ada di tangan, tetapi dengan syarat; asal saja kita dengan teguh berpegang, genggam erat keyakinan iman kita yang semula, yaitu tentang keselamatan kekal yang akan kita terima dari TUHAN.
Genggam erat keyakinan imanmu tentang keselamatan kekal. Hati-hati dengan tipu daya dosa, sebab itulah yang membuat seseorang menjadi tegar hatinya. Waspada juga dengan 2 (dua) hal tadi.
 
Ibrani 3:15
(3:15) Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",
 
Kalau masih ada kesempatan untuk mendengar firman TUHAN, jangan keraskan hati. Siapa orang yang keras hati itu? Yaitu bangsa Israel yang mengeraskan hati dalam kegeramannya.
 
Banyak loh orang Kristen, yang semakin ditegor justru semakin keras hati; bukannya berubah. Oleh sebab itu;
-          Yang pertama adalah waspada.
-          Yang kedua adalah jangan ada yang tegar tengkuk oleh karena tipu daya dosa itu sendiri.
 
Ibrani 3:16
(3:16) siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa?
 
Siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, siapa yang membuat TUHAN cemburu, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Yaitu orang yang sudah mendengar nasihat firman dari Allah. Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Itulah orang Israel yang dipimpin oleh Musa keluar dari Mesir dalam perjalanan mereka di padang gurun 40 (empat puluh) tahun lamanya.
Mereka sudah mendengar nasihat firman, tetapi lihatlah; mereka tetap saja mencobai TUHAN, tetap saja membangkitkan amarah TUHAN, tetap saja membangkitkan cemburunya TUHAN dengan roh-roh jahat tadi. Sudah mendengar nasihat “jangan sampai bersekutu dengan roh-roh jahat” ini, tetap saja mereka membangkitkan cemburunya TUHAN, tetap saja dilanggar sehingga membangkitkan amarahnya TUHAN; sudah tegar hatinya karena tipu daya dosa itu.
 
Memang, kalau seseorang sudah menikmati keinginan di hati, apalagi dosa itu, jadi tegar hati memang; susah dinasehati. Kalau engkau sadar setelah mendengar firman, maka menangislah malam ini. Kalau engkau memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, pasti engkau menerima firman dan menangis di kaki salib malam ini.
 
Ibrani 3:17
(3:17) Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
 
Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Siapa yang dimurkai selama 40 (empat puluh) tahun lamanya di padang gurun? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun?
Karena mereka telah bersekutu dengan roh-roh jahat, maka TUHAN menghukum mereka selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun; mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang gurun, tidak ada satu pun yang sampai ke tanah Kanaan (tanah perjanjian) yang sudah dijanjikan oleh Allah Abraham Ishak Yakub, kecuali Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune; jelas-jelas ini adalah gambaran dari kepak sayap Allah, firman dan Roh Allah yang sifatnya sudah besar (permanen).
 
Ibrani 3:18-19
(3:18) Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? (3:19) Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
 
Siapakah mereka yang telah disumpahi bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.
Mereka tidak taat dan tidak percaya, tidak mau menghargai nasihat firman. Karena mereka sudah bersekutu dengan roh-roh jahat, akhirnya mereka membangkitkan cemburu TUHAN dan membangkitkan amarah TUHAN, dan akhirnya TUHAN pun berjanji bahwa mereka tak kan sampai ke tanah Kanaan (tanah perjanjian).
 
Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel atau Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh-El Kudus, telah memimpin dan menggembalakan kita sampai kepada penggembalaan yang sempurna, Yerusalem baru.
Biarlah di tengah-tengah perjalanan rohani kita menuju Yerusalem yang baru; jangan sampai kita membangkitkan amarah TUHAN, jangan sampai kita membangkitkan cemburunya TUHAN, hanya karena tidak taat kepada firman dan tidak percaya kepada nasihat firman.
Hati-hati, saya sudah sampaikan “hati-hati”, karena pada akhirnya, orang yang tidak taat pada akhirnya (ujung-ujungnya) akan terhilang dan binasa, walaupun engkau berkata “tidak terhilang”, lalu berkata: “saya bisa beribadah di sana atau pun di sana”. Silahkan lakukan itu, tetapi ingat; saya sudah nasihati, jangan sampai nanti ujung-ujungnya ada orang yang seperti mempersalahkan TUHAN. Saya sudah ingatkan loh malam ini.  Sebab, orang  yang turun dari Yerusalem karena Yerikho, karena lahiriah, karena kesibukan hatinya, karena sibuk dengan kepentingannya, pasti ujung-ujungnya jatuh ke tangan penyamun, itu tidak bisa tidak.
 
Oleh sebab itu, malam ini saya nasihatkan dengan akal budi kebijaksanaan oleh pembukaan firman yang saya terima dari TUHAN. Jangan sampai nanti setelah jatuh ke tangan penyamun-penyamun, lalu engkau dipukuli sampai babak belur, ditinggalkan sampai setengah mati (tidak berdaya), lalu engkau persalahkan TUHAN; jangan sampai seperti itu, karena itu sudah pernah terjadi. Pokoknya saya sudah sampaikan kepada saudara. Mengapa mulut ini memperingatkan? Karena “hati-hati”, saya tidak sembarangan memperingatkan (mengatakan) ini. Hati-hati saja; lebih baik dengar nasihat firman dari pada dengar nasihat-nasihat manusiawi. Biarpun itu adalah nasihat engkongmu, tetapi kalau itu daging, jangan engkau terima.
Karena saya sudah mendapat mimpi: seorang di sini membawa ikan bakar tetapi separuh (setengah), lalu saya bingung mengapa ini separuh diberikan kepada saya. Rupanya, di sampingnya ada orang tuanya, ada ibunya, sedang memasak nasi, tetapi nasi itu tinggal sedikit, dan itu adalah nasi kemarin-kemarin sedang dipanaskan, itulah makanan yang lama, kebenaran yang lama masih dipanas-panaskan. Barulah saya mengerti: Oh, pantas tidak utuh, masih ada kaitannya dengan “itu”. Oleh sebab itu, malam ini saya peringatkan; jangan bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Banyak hamba TUHAN berpikir bahwa setiap ibadahnya itu merupakan persembahan (korban) yang menyenangkan hati TUHAN, namun itu belum tentu. Bukankah kita sudah baca bersama-sama; saya tidak karang-karang loh apa yang sudah saya sampaikan di atas tadi, dan saya tidak sedang menakut-nakuti juga, saya tidak mau menambahkan dan mengurangkan Firman TUHAN.
 
Itulah Rasul Paulus sebagai seorang yang bijaksana menasihatkan jemaat di Korintus; jangan sampai membangkitkan cemburunya TUHAN, jangan sampai membangkitkan amarahnya TUHAN Yesus.
Dan sebetulnya, dari sebelum bangsa Israel keluar dari Mesir dipimpin oleh Musa, sebetulnya TUHAN sudah memperingatkan bangsa Israel. Jadi, betul-betul mereka itu tegar tengkuk, keras kepala, keras hati, tidak mau taat kepada firman. Jadi, jangan sampai nanti TUHAN dipersalahkan.
 
Sekarang ini juga, dalam penglihatan; seseorang muda, namun berjanggut, kemudian janggutnya itu sudah beruban. Jadi, kenajisannya sudah “matang” di situ, sudah beruban. Janggutnya sudah beruban; jadi, kenajisan itu sudah matang. Dan itu akan terjadi.
 
Kita akan memperhatikan Ulangan 6, dengan perikop: “Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama”. Kalau kita mengasihi TUHAN, pasti mengutamakan TUHAN; tidak mengutamakan hati dan keinginan.
 
Ulangan 6:4-6
(6:4) Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (6:5) Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (6:6) Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,
 
Dengarlah, hai orang Israel rohani, itulah saya dan saudara. TUHAN itu Allah kita, sesembahan kita. Kemudian, TUHAN itu esa! Allah sesembahan kita tidak “dua”, melainkan “satu”. Karena Allah itu esa, TUHAN itu esa, maka kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
 
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan ... Nasihat Firman Allah yang telah disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel sebagai modal perjalanan di padang gurun haruslah diperhatikan, sebagai modal dalam perjalanan rohani atas janji yang akan kita miliki; hal ini harus diperhatikan.
 
Ulangan 6:7
(6:7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
 
Kasih terhadap Allah yang esa itu harus diajarkan kepada anak cucu. Apabila sedang duduk di rumah, dalam perjalanan, sedang berbaring, dan apabila engkau bangun, dalam segala sesuatu, bicarakan tentang kasih Allah, bicarakan firman TUHAN.

Dalam perjalanan pulang dari ibadah (gereja), saya selalu tanya kepada jemaat yang bersama-sama ada di dalam kendaraan mobil: “Apa firmannya tadi?” Karena dulu-dulu jemaat ini terlalu sibuk berbicara yang lain. Jujur, saya tidak suka berbicara tentang daging-daging, apalagi yang sudah menyerempet kepada kenajisan; saya paling tidak suka mendengarkannya.
Itu sebabnya, saya tanya: “Mengerti tidak firmannya?”, jangan hanya pandai bicara tentang dunia. Tetapi jujur, saya seringkali mendengar jawaban firman TUHAN yang disampaikan: “Lupa, Om”. Wah ... Kok bicara Belgia bisa dengan cepat, bicara ini itu, bicara perdukunan cepat; tetapi kok bicara firman tidak cepat.
Saya berharap, sidang jemaat yang lain juga bicara firman di mobil, supaya orang lain yang ada di dalam mobil itu tetap ingat firman. Yang tua kepada anak-anak; bicarakan firman, jangan bicara “Bagaimana komputermu? Bagaimana nilaimu?” Kalau itu bisa menjadi nomor satu topik pembicaraan, tetapi firman tidak.
 
Dalam segala perkara, bangun, duduk, berdiri, dalam keadaan apapun; ayo, ceritakan firman. Jangan lagi bicara yang lain-lain; sampaikan itu kepada anak, cucu, cicit. Jangan gengsi kalau bicara firman. Di tengah jalan bicarakan firman. Kalau masih ada jarak jalan yang ditempuh, baik itu satu kilometer, dua kilometer, bicarakan firman, nanti firman mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Mengapa? Karena Allah itu “esa”, tidak dua. Kalau Allah itu dua, misalnya;
-          Allah berhala, bicarakan berhala, bicarakan dunia.
-          Allah yang menciptakan langit bumi, barulah kita bicarakan sorga.
Jadi, kalau Allah itu dua, maka satu sisi kita bicarakan “dunia”, satu sisi kita bicarakan “sorga”. Tetapi Allah itu esa; jadi, yang kita bicarakan adalah Allah yang esa, bicara sorga.
 
Saya berharap, di kendaraan, di tengah perjalanan, baik itu naik motor atau pun naik mobil; ayo, semua bicarakan firman, supaya jangan lekas-lekas lupakan TUHAN. Banyak kali di antara kita, saya perhatikan; setelah selesai ibadah, lekas juga melupakan segala kasih dari sorga.
Ayo, semua sidang jemaat, perhatikan firman; tidak boleh kita beribadah dengan pura-pura, saya pun tidak pura-pura loh dalam beribadah kepada TUHAN. Saya buktikan kepada TUHAN bahwa saya tidak pura-pura; saya belajar di kaki salib berjam-jam, juga membaca firman semalam-malaman. Saya sudah buktikan, bukan? Maka, biarlah kita sama-sama membuktikan bahwa kita mengasihi TUHAN.
Allah itu “esa”, tidak dua; tidak sorga, tidak dunia, tidak, melainkan “satu”, Allah yang esa ada di dalam Kekekalan (sorga). Kiranya saudara dapat memahami hal ini. Jangan saudara anggap bahwa saya ini emosi, tidak; sedikit pun tidak ada emosinya, tetapi ketegasan firman haruslah dinyatakan. Itu adalah tanda bahwa saya ini melayani dengan tidak ada motif.
 
Ulangan 6:9
(6:9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
 
Biarlah kiranya firman yang terucap dari mulut menunjukkan bahwa firman itu telah dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing.
 
Ulangan 6:10-12
(6:10) Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu -- kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; (6:11) rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami -- dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, (6:12) maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
 
Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya ... Ini kan sudah disampaikan sebetulnya, jauh-jauh sebelum keluar dari Mesir; sudah ada nasihat firman: Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu -- kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik ... Kita ini adalah Tabernakel rohani, rumah TUHAN, di mana di dalamnya banyak perabotan-perabotan. Di dalam Tabernakel, terdiri dari 3 (tiga) bagian:
Bagian yang pertama: HALAMAN, di situ terdapat 2 (dua) perabotan atau alat rumah TUHAN:
1.      Mezbah Korban Bakaran. Ini adalah alat yang sangat besar di mata kita, gambaran dan bayangan dari korban Kristus à Pertobatan.
2.      Kolam Pembasuhan. Berbicara soal baptisan Kristus, baptisan dalam kematian-Nya untuk mengubur hidup yang lama, sehingga nanti hidup dalam hidup yang baru, itulah suasana kebangkitan.
Lalu bagian kedua: Berada di dalam RUANGAN SUCI, di situ terdapat 3 (tiga) macam perabotan di dalam rumah rohani, tetapi tentu saja terlebih dahulu melewati pintu kemah (kepenuhan Roh Kudus). Lalu, di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat:
1.      Meja Roti Sajian, itu gambaran dari meja hati tempatnya firman.
2.      Pelita emas, itu berbicara tentang Roh Allah, supaya kita menjadi terang (kesaksian) yang ajaib.
3.      Mezbah Dupa, alat yang dekat dengan perobekan daging, itulah doa penyembahan.
Ini juga merupakan alat-alat yang luar biasa.
Sesudah itu, masuk dalam perobekan, menembusi takhta Allah, RUANGAN MAHA SUCI, masuk dalam hubungan nikah yang suci, bagaikan tabut perjanjian yang terdiri dari 2 (dua) bagian:
-          Yang pertama: Tutupan grafirat.
-          Yang kedua adalah peti dari tabut perjanjian yang sudah disalut dari dalam dan dari luar.
Itulah perabotan, seperti di sini dikatakan: kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang jelas juga dari TUHAN. Itu sebabnya, selanjutnya di katakan: “ ... yang tidak kauisi ...”, TUHAN yang isi; Firman, Roh dan kasih diisi oleh TUHAN, dasarnya adalah korban, serta kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
 
Kemudian, di sini dikatakan: ... Sumur-sumur yang tidak kaugali ... Pembukaan firman oleh ilham Roh Kudus; ayat menjelaskan ayat, ayat menerangkan ayat. Pembukaan firman terjadi, penggalian, pembukaan rahasia firman oleh ilham Roh Kudus.
Kemudian, kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami, itulah kasih dari sorga. Anggur yang manis adalah kasih dari sorga, sedangkan kebun zaitun menghasilkan minyak urapan, dan itu tetap juga dari TUHAN, bukan kita yang menumbuhkan itu.  Kemudian, engkau sudah makan dan menjadi kenyang oleh kelimpahan pembukaan firman.
 
Tetapi perhatikan: ... Maka berhati-hatilah, penuh dengan kewaspadaan, sebagaimana dalam Ibrani tadi: “Waspadalah”, supaya jangan engkau melupakan TUHAN karena Allah itu esa, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, sebab darah salib Kristus menebus dosa kita dari perbudakan dunia ini.
 
Ulangan 6:13-14
(6:13) Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. (6:14) Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu,
 
Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu ... Ayo, mari kita tunjukkan takut akan TUHAN; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dengan sungguh-sungguh kita datang menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini; beribadah demi nama TUHAN.
 
Haruslah engkau beribadah dan demi nama TUHAN haruslah engkau bersumpah. Jadi, berpegang teguh kepada nama TUHAN, berarti;
1.      Beribadah kepada TUHAN
2.      Berpegang teguh kepada Yesus.
Namun, ibadah di atas muka bumi ini puncaknya adalah doa penyembahan. Jadi, ibadah itu harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan berpegang teguh terhadap nama Yesus, berarti; penuh dengan Roh Kudus. Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, tidak mungkin kita mengutuki Yesus Kristus. Kalau kita penuh dengan Roh Kudus, kita akan mengakui bahwa Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat.
Sekali lagi saya sampaikan: Ibadah ini harus memuncak kepada doa penyembahan, ditopang oleh Roh Allah.
 
Ulangan 6:15
(6:15) sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi. (6:16) Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
 
Jangan bangkitkan amarah TUHAN, jangan bangkitkan cemburunya TUHAN dengan lima hal tentang roh-roh jahat tadi, supaya kita jangan menjadi mayat yang bergelimpangan di tengah perjalanan rohani kita menuju Yerusalem baru.
Intinya: Jangan mencobai TUHAN Allah, seperti bangsa Israel mencobai TUHAN Allah, sementara sekarang ini, kita sedang berada dalam perjalanan rohani kita menuju tanah Kanaan rohani yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada kita semua.
 
Ulangan 6:17-19
(6:17) Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; (6:18) haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu dan engkau memasuki dan menduduki negeri yang baik, yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, (6:19) dengan mengusir semua musuhmu dari hadapanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.
 
Jadi, TUHAN juga tampil sebagai Pembela di tengah perjalanan rohani kita semua.
 
Malam ini merupakan pendahuluan sebelum pada akhirnya kita akan melihat 5 (lima) perkara dari bangsa Israel, di mana mereka bersekutu terhadap roh-roh jahat di atas tadi. Ini merupakan pendahuluan saja. Minggu depan dan seterusnya, jika TUHAN izinkan, 5 (lima) perkara ini akan dikupas tuntas.
 
Jadi, seorang suami tidak boleh berlaku kasar terhadap isterinya, tetapi harus berlaku bijaksana. Inilah yang menuntun perjalanan rohani kita; Kristus, yang adalah Kepala, Dia suami, Dialah yang menuntun perjalanan rohani kita sampai ke tanah Kanaan rohani, yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kita masing-masing, sebagaimana Allah telah menjanjikan kepada nenek moyang bangsa Israel (Abraham, Ishak, Yakub). Tetapi intinya; ibadah di bumi harus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
 
Kekekalan; Penyembahan. Kekekalan; Penyerahan diri.
 
Amsal 10:14
(10:14) Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.
 
Orang bijak menyimpan pengetahuan ... Orang yang mempunyai pengetahuan adalah orang yang bijaksana, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.
 
Mazmur 119:97-98
(119:97) Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (119:98) Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
 
Betapa kucintai Taurat-Mu! Apa buktinya kita mencintai nasihat firman? Firman itu direnungkan siang dan malam; firman itu direnungkan sampai firman itu mendarah daging, seperti binatang yang tidak najis, misalnya; lembu, siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali, sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman menjadi daging, sampai firman menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari.
 
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Kalau kita penuh dengan firman yang dibukakan, maka kita adalah orang yang bijaksana, yang akan menuntun banyak orang kepada kebenaran; lepas dari tangan musuh.
 
Jadi, TUHAN Yesus Kristus, Dialah suami dalam kebenaran, Dialah suami dalam keadilan; Dialah Pribadi yang bijaksana, Dialah yang menuntun perjalanan rohani kita sampai tiba di tanah Kanaan, tanah perjanjian, sebagaimana TUHAN menjanjikan tanah Kanaan kepada bangsa Israel. Dialah suami dalam kebenaran, Dialah suami dalam keadilan; Dialah suami yang bijaksana, tidak berlaku kasar terhadap mempelai perempuan-Nya; Dia yang menjanjikannya, dan Dia akan menggenapinya, bahkan sudah digenapi di atas kayu salib. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment