KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, April 19, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 APRIL 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 15 APRIL 2021
 
KITAB RUT
(Seri:134)
 
Subtema: PERSEKUTUAN YANG SUCI (BINGKAI EMAS)
 
Selamat malam, salam sejahtera. Biarlah kiranya damai sejahtera memerintah dalam hidup kita masing-masing. Demikian juga terhadap sidang jemaat yang di Malaysia, di Bandung, maupun umat TUHAN yang senantiasa tekun untuk memberikan dirinya digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon lewat live streaming video internet Youtube Facebook di mana pun anda berada. Biarlah ada suatu persekutuan yang indah dan persekutuan yang baik di antara kita.
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, firman itu sampai kepada kehidupan kita, mantap, menjadi praktek dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kehidupan kita dari hari ke hari semakin diubahkan, semakin disempurnakan sampai memuncak segambar serupa dengan Dia.
Biarlah kiranya tambah hari, kita bertambah mengasihi TUHAN, tambah tahun bertambah kita semakin mengasihi TUHAN, itu tanda bahwa kerohanian kita semakin hari semakin meningkat. Itulah doa dan kerinduan saya supaya hati TUHAN senang dalam setiap perkataan, dalam setiap tindak-tanduk kita, di mana pun kita berada.
 
Sekarang, kita akan memasuki Rut 3:11, namun dimulai pembacaan dari ayat 10 untuk mengingatkan kita kembali.  
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya” Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin, maupun yang kaya.
Biarlah kiranya kita dengan sungguh-sungguh mengejar pribadi dari Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus; tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya, sebab Amsal Sulaiman dalam Amsal 22:15 berkata: “Kebodohan melekat pada hati orang muda”. Kemudian, hal itu ditindak-lanjuti oleh Rasul Paulus sesuai dengan firman yang dia tujukan kepada anak kekasihnya, itulah Timotius, supaya anak rohaninya ini menjauhkan diri dari nafsu orang muda, bahkan menghindarkan diri dari omongan yang kosong dan tak suci, sebagai perkataan-perkataan dari hamba-hamba TUHAN yang disebut orang yang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Hal itu telah kita terima; dosa saya, kiranya hal itu menjadi berkat yang besar bagi kita, sehingga puaslah kiranya hati kita meninggalkan ayat 10. Dan sekarang, kita akan memasuki ayat yang baru, sebagai berkat yang baru dari TUHAN, dari sorga, di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini.
 
Rut 3:11
(3:11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
 
Perkataan Boas kepada Rut -- pada ayat 11 ini -- merupakan jawaban atas permohonan Rut kepada Boas -- pada ayat 9 --.
 
Marilah kita lihat; APA YANG DIMOHONKAN OLEH RUT KEPADA BOAS?
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
 
"Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." Perkataan Rut kepada Boas ini menunjukkan bahwasanya Rut merindukan, Rut mendambakan seorang suami.
Memang, tugas dari seorang suami yang bijaksana ialah:
-          Mengayomi isterinya.
-          Menuntun kepada kebenaran.
-          Melindungi isterinya.
 
Itu sebabnya, kalau kita sesaat memperhatikan Rut 1 ...
Rut 1:7-9
(1:7) Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, (1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; (1:9) kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras
 
Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu ... Naomi hendak meninggalkan Moab, tempat perantauannya, tempat ia meninggalkan TUHAN dari Betlehem, bersama-sama dengan kedua menantunya.
Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu -- itulah doa Naomi kepada kedua menantunya, Rut dan Orpa --, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku -- itulah Mahlon dan Kilyon yang sudah mati, akhirnya 3 (tiga) janda hendak kembali ke Betlehem, Efrata, tanah Yehuda, karena suami-suami mereka sudah mati --; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya."
 
Jadi, ketika Rut berkata kepada Boas pada Rut 3:9. “ ... Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.” Jelas, itu menunjukkan bahwa Rut merindukan dan mendambakan seorang suami yang dapat mengayomi, yang dapat menuntun kepada kebenaran, bahkan melindungi dia sebagai isteri -- memang itulah tugas dari pada seorang suami --.
Maka, jelas, perkataan Rut ini menunjukkan bahwa Rut mendambakan seorang suami yang dapat mengayomi isterinya, yang dapat menuntun kepada kebenaran, yang dapat melindungi isterinya sendiri.
 
Rut 3:9 ini jikalau dikaitkan dengan Pelajaran Tabernakel, terkena pada TABUT PERJANJIAN.
Mengenai Tabut Perjanjian ditulis dalam Keluaran 25:10-22. Kemudian, adapun Tabut Perjanjian terdiri dari 2 (dua) bagian, antara lain:
-          Bagian yang pertama: Tabut atau peti perjanjian, ditulis pada Keluaran 25:10-16.
-          Bagian yang kedua: Tutup pendamaian (tutupan grafirat) dengan 2 (dua) kerub di atasnya, ditulis pada Keluaran 25:17-22.
Mari, kita melihat lebih dalam mengenai TABUT atau PETI PERJANJIAN di dalam Keluaran 25, dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian”.
Keluaran 25:10-11
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
 
Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Kita tidak berbicara tentang ukuran dalam kesempatan malam ini.
Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni ... Tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga disalut dengan emas murni, dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
 
Tabut (peti) perjanjian dibuat dari kayu penaga. Kemudian, tabut yang terbuat dari kayu penaga itu disalut dengan emas murni, dimulai dari dalam dan akhirnya bagian luarnya. Jadi, luar dalam disalut emas murni.
Artinya; tabiat-tabiat daging telah ditutupi oleh tabiat Ilahi, baik bagian manusia dalam (manusia batiniah) maupun bagian manusia luar (lahiriahnya) telah disalut (ditutupi) oleh tabiat Ilahi.
-          Kayu penaga à Manusia daging dengan segala tabiat-tabiatnya.
-          Emas à kemurnian dan kebenaran sebagai tabiat Ilahi.
Kemudian, harus dibuat bingkai emas atau mahkota emas sekelilingnya tepatnya di atas peti -- bukan di atas tutup pendamaian --. Hal itu menggambarkan tentang persekutuan yang suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorgawi (tutup pendamaian).
 
Jadi, kayu penaga disalut dengan tabiat Ilahi, baik dalam maupun luar, lahir maupun batin, sehingga tidak nampak lagi tabiat daging; dimulai dari dalam disalut dengan tabiat Ilahi, kemudian bagian luarnya juga disalut dengan tabiat Ilahi, itulah kemurnian dan kebenaran dari Allah itu sendiri.
Kemudian, yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian kita: Bingkai emas (mahkota emas) di sekelilingnya di atas peti -- jadi, bukan di atas tutup pendamaian --. Hal itu menggambarkan bagi kita suatu persekutuan yang suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorga -- itulah tutup pendamaian --.
 
Sejenak kita akan melihat mengenai TUTUP PENDAMAIAN, di dalam Keluaran 25:17-18.
Jadi, Keluaran 25:10-22 ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
-          Bagian yang pertama itu mengenai peti dari tabut perjanjian, ayat 10-16.
-          Bagian kedua, ayat 17-22, secara khusus mengenai tutupan pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya, di mana seluruhnya terbuat dari emas murni.
 
Keluaran 25:17-18
(25:17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (25:18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
 
Juga ­-- berarti, selanjutnya -- engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya -- jadi, ukurannya harus sama --. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
 
Selanjutnya, tutup pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya dibuat dari emas murni.
Hal ini menggambarkan Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus. Jadi, tutup grafirat -- atau tutupan pendamaian  -- dengan 2 (dua) kerub di atasnya, itu adalah gambaran dari Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.
-          Tutup pendamaian, gambaran Yesus Anak Allah.
-          Kerub pertama, gambaran Allah Bapa.
-          Kerub kedua, gambaran Allah Roh El Kudus.
Jadi, tutupan pendamaian dengan 2 (dua) kerub di atasnya adalah gambaran dari Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.

Keluaran 25:19-20
(25:19) Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. (25:20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.
 
Selanjutnya, di sini kita perhatikan: Kedua muka kerub-kerub itu dihadapkan kepada Tutup Pendamaian (Tutupan Grafirat). Arti rohaninya untuk kita sekarang ialah perhatian TUHAN dipusatkan sepenuhnya kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan-Nya untuk mempelai perempuan-Nya.
Pendeknya: Oleh pekerjaan pendamaian yang dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota, maka penghukuman tidak berlaku bagi mempelai perempuan TUHAN = Tutup pendamaian menutupi tabut perjanjian.
 
Saudara bisa perhatikan posisi tutup grafirat dengan 2 (dua) kerub, pada akhirnya nanti menutupi tabut perjanjian. Jadi, sudah sangat jelas sekali, bahwa; perhatian TUHAN dipusatkan sepenuhnya kepada Yesus dan pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan-Nya untuk mempelai perempuan-Nya. Pendeknya: Oleh pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota, maka penghukuman tidak berlaku bagi mempelai perempuan = Tutup pendamaian telah menutupi tabutnya itu. Suatu perbuatan yang heran yang harus kita hormati setinggi-tingginya.
 
Jadi, betul-betul Allah Bapa dan Allah Roh-El Kudus memperhatikan tutupan pendamaian, itulah pekerjaan pendamaian yang telah dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu, untuk menutupi segala kekurangan-kekurangan, untuk menutupi segala kelemahan-kelemahan dari mempelai perempuan-Nya, dengan lain kata; terlepas dari penghukuman. Inilah suatu perbuatan yang heran yang harus kita hormati setinggi-tingginya.
 
Dengan demikian, permohonan yang disampaikan oleh Rut di dalam Rut 3:9, tentu saja dapat disanggupi oleh Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus. “Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini” Dua kerub, itulah gambaran dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus yang saling berhadap-hadapan dan menghadap kepada tutupan grafirat.
Mengapa demikian? Sebab dari sisi gereja Rut nampak dengan jelas bingkai emas (mahkota emas) pada bagian atas di sekeliling tabut atau peti perjanjian, yang menggambarkan bagi kita sekarang; adanya suatu persekutuan yang suci antara mempelai perempuan dengan Mempelai Laki-Laki Sorgawi, itulah tutupan pendamaian.
Jangan lupa itu; ada suatu persekutuan yang suci antara tubuh dan Kepala. Ingat, jangan lupa itu mahkota emas, itulah bingkai emas di sekelilingnya, berbicara tentang suatu persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala.
 
BUKTI ADANYA SUATU PERSEKUTUAN YANG SUCI.
Mari kita lihat gereja Rut di hari-hari terakhir ini, pada Rut 3.
Rut 3:8
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
 
Pada waktu tengah malam -- itulah puncak di mana nanti antikris berkuasa -- dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
Singkat kata: Rut, perempuan Moab itu -- gambaran dari bangsa kafir -- berbaring di bawah kaki Boas. Biarlah kiranya kita sekaliannya -- sebagai bangsa kafir -- berada di bawah kaki Boas.
 
Selanjutnya, mari kita periksa kehidupan yang berada di kaki Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus. Lebih dalam kita akan memperhatikan TINDAKAN-TINDAKAN dari kehidupan yang berada di bawah kaki boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, di dalam Injil Lukas 7.
 
Dalam kesempatan ini, saya juga mau ingatkan sidang jemaat di Bandung dan di Malaysia, supaya siap untuk tergembala dengan satu gembala dalam satu penggembalaan. Jangan sampai tergembala dengan 2 (dua) gembala, sebab nanti pengertiannya dualisme, akhirnya kita tidak mendapat apa-apa.
Kalau sidang jemaat sudah tergembala di tempat ini, perhatikanlah apa yang sudah kita terima dari TUHAN di tempat ini. Jangan ada dualisme, supaya jangan sia-sia yang sudah kita terima dari sorga.
 
Kita akan memperhatikan Lukas 7 dengan perikop: “Yesus diurapi oleh perempuan berdosa” Ini adalah kehidupan yang berada di bawah kaki Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus. Kita akan melihat dari sisi “perempuan berdosa”.
Lukas 7:37-38
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. (7:38) Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
 
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa ... “Terkenal karena dosa”, banyak juga orang yang berdosa, tetapi belum tentu terkenal. Tetapi di sini kita melihat; perempuan ini terkenal karena dosa, berarti  dosanya sungguh luar biasa tentunya; ini bukan lagi dosa biasa pada waktu itu.
 
Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Dari sini kita bisa melihat, bahwa perempuan berdosa ini adalah gambaran dari gereja di hari-hari terakhir, gereja yang betul-betul tanggap dengan segala perbuatan-perbuatan dari TUHAN Yesus Kristus. Perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa ini tanggap, cepat sekali tanggap.
 
Saya berdoa, saya mohonkan kepada TUHAN, supaya mulai dari saya sebagai gembala sidang, tentu sampai kepada imam-imam, bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat, supaya kiranya kita cepat-cepat tanggap dengan pekerjaan TUHAN Yesus Kristus. Jangan bermasa bodo, karena pekerjaan dari TUHAN Yesus Kristus adalah pekerjaan yang suci dan mulia, supaya kita mendapat berkat pertolongan dari TUHAN Yesus Kristus.
 
Singkat kata, dari apa yang sudah kita baca: Perempuan berdosa berada di kaki Yesus Kristus, dan ia melakukan 3 (tiga) hal di sana, yaitu:
YANG PERTAMA: Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya.
Arti rohaninya untuk kita sekarang, gereja TUHAN di akhir zaman ialah mengalami penyucian firman Allah, dan membawa kita sampai kepada kemuliaan. Sekali lagi saya sampaikan: Penyucian Firman Allah yang kita alami, membawa kita sampai kepada kemuliaan. Rambut panjang atau tudung kepala dari seorang perempuan, itu berbicara tentang kemuliaan dari seorang perempuan, mahkota dari seorang suami.
Itulah yang akan terjadi kalau kita betul-betul mengalami penyucian oleh air Firman yang limpah; kita dibawa sampai kepada kemuliaan.
 
YANG KEDUA: Mencium kaki Yesus.
Jelas hal ini berbicara tentang; doa penyembahan, berarti; hanyut dan tenggelam dan dihisap oleh kasih Allah.
Prakteknya ialah bibir (mulut) ini sibuk membicarakan perjalanan kaki salib Kristus; di bibir ini sudah melekat perjalanan salib Kristus. Tidak ada lagi di mulut ini melekat perkataan-perkataan yang busuk dan yang jahat dan yang najis; tetapi di mulut bibir ini sibuk membicarakan perjalanan kaki salib  = Mengagungkan korban Kristus dalam setiap hidupnya di mana pun dia berada.
 
Inilah hebatnya kalau kita berada di kaki Boas rohani; apa yang diperbuat di sana? Ada 3 (tiga) hal, yang pertama: Mengalami penyucian air firman sampai dibawa kepada kemuliaan. Penyucian yang kita alami memang sakit bagi daging. Kalau pakaian kotor dicuci disikat sampai habis-habisan, itu akan mengalami sakit bagi daging; tetapi kalau kita dengan rela menerima, dengan rendah hati menerima, pasti terjadi penyucian dengan sempurna, dibawa sampai kepada kemuliaan. Memang sakit bagi daging, tetapi kalau kita dengan rela, disertai dengan kerendahan hati, maka penyucian ini akan membawa kita sampai kepada kemuliaan.
Kemudian, yang kedua, yang terjadi di kaki salib Boas rohani adalah mencium kaki Yesus, jelas itu berbicara tentang doa penyembahan. Berarti, hanyut dan tenggelam dan dihisap oleh kasih Allah. Prakteknya ialah di bibir (mulut) ini melekat perjalanan kaki salib, mengagungkan korban Kristus.
 
YANG KETIGA: Meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Jelas hal ini berbicara tentang pengurapan dari Allah Roh-El Kudus.
Ada 7 (tujuh) pekerjaan dari Roh-El Kudus, yang bisa saudara temukan dalam Injil Yohanes pasal 14-16, yaitu (1) menolong, (2) menyertai, (3) menghibur, (4) mengajarkan, (5) mengingatkan, (6) menginsafkan, (7) memimpin. Itulah pentingnya pengurapan itu berlaku dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Singkat kata: Perempuan berdosa ini mengalami dan merasakan 3 (tiga) tabiat dari Allah Trinitas, yakni TUHAN Yesus Kristus.
-          TUHAN = Bapa, tabiat-Nya adalah kasih. Prakteknya adalah doa penyembahan.
-          YESUS = Anak, yang adalah firman Allah, yang berkuasa untuk mengadakan penyucian.
-          KRISTUS = Roh-El Kudus, dalam pengurapan yang besar.
Dengan demikian, perempuan yang terkenal dengan dosa ini, yang digambarkan dengan peti dari tabut perjanjian berada dalam suasana persekutuan yang suci dengan Mempelai Laki-Laki Sorga, gambaran dari tutup pendamaian. Singkatnya; ada suatu persekutuan yang suci dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
 
Jadi, sudah sangat jelas, tanpa ragu saya menyampaikan kepada kita semua, bahwa; sentral dari ibadah pelayanan kita adalah kaki salib Kristus, itulah titik nol. Biarlah kiranya kita membawa hidup kita sampai berada di titik nol.
 
Lukas 7:44-46
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
 
Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Perempuan berdosa itu tidak membasuh kaki Yesus dengan air, tetapi membasahi kaki Yesus dengan air mata, lalu dilap (dibersihkan) dengan rambutnya.
Biarlah kita saling mendoakan, sebab memang ini bukanlah perkara mudah; oleh sebab itu, biarlah kita saling mendoakan, saling menguatkan satu dengan yang lain.
 
Sesungguhnya, membasuh kaki Yesus dengan air, itu adalah hal yang wajar. Kemudian, mencium pipi kanan dan pipi kiri Yesus, itu juga sebetulnya adalah hal yang wajar, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku, perempuan itu justru mencium kaki Yesus.
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak ... Meminyaki kepala Yesus sesungguhnya adalah hal yang wajar, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
 
Di sini kita perhatikan: Sekalipun Yesus duduk makan di rumah Simon orang Farisi, tetapi Simon orang Farisi tidak berada (tidak hidup) dalam suasana persekutuan yang suci dengan Yesus Kristus.
Padahal, yang mengundang Yesus datang ke rumah Simon adalah Simon sendiri, lalu mereka duduk makan. Tetapi sekalipun demikian, Simon orang Farisi tidak hidup di dalam persekutuan yang suci dengan Kristus.
Kita ini sedang duduk makan satu perjamuan dengan TUHAN; tetapi kenyataannya, sekalipun duduk makan bersama-sama belum tentu ada suatu persekutuan yang suci dengan TUHAN. Ternyata seperti itu kalau kita amat-amati dari pelajaran ini.
 
CIRI-CIRI HIDUP TANPA PERSEKUTUAN YANG SUCI DENGAN TUHAN.
Lukas 7:39
(7:39) Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
 
Simon orang Farisi yang mengundang Yesus datang ke rumahnya melihat fenomena itu -- melihat apa yang dilakukan oleh perempuan berdosa ketika berada di kaki salib Kristus --, ia berkata sendiri di dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
Ciri-ciri orang yang hidup tanpa persekutuan yang suci dengan TUHAN:
CIRI YANG PERTAMA: Simon orang Farisi mengukur kuasa nabi atau mengukur kuasa dari firman nubuatan.
Jadi, Simon orang Farisi mengukur kuasa nabi, atau sama dengan mengukur kuasa dari firman nubuatan, sebab tugas dari seorang nabi adalah bernubuat, menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati.
Dia (Simon) mengukur kuasa-Nya; dia membatasi kuasa-Nya.Hati-hati, kalau penyucian firman oleh kuasa firman nubuatan sedang mengalir di tengah-tengah ibadah ini, jangan dibatasi. Sekali lagi saya sampaikan: Kalau penyucian itu sedang mengalir, jangan dibatasi, hati-hati, sebab ini adalah ciri yang pertama ketika seseorang tidak hidup dalam persekutuan yang suci dengan TUHAN.
CIRI YANG KEDUA: Simon si kusta merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari perempuan berdosa.
Merasa lebih baik, merasa lebih benar, merasa lebih suci, merasa lebih mulia, merasa lebih dipakai oleh TUHAN; inilah yang terjadi apabila seseorang tidak hidup dalam persekutuan yang suci dengan TUHAN.
Kalau ini terjadi dalam kehidupan kita, sungguh mengerikan sekali, tetapi 2 (dua) hal ini tidak mungkin terjadi dalam kehidupan kita masing-masing kalau kita betul-betul hidup di dalam persekutuan yang suci dengan Kristus sebagai Kepala, Mempelai Pria Sorga.
 
Lukas 7:40-42
(7:40) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." (7:41) "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. (7:42) Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
 
Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
Waktu Simon berkata: "Katakanlah Guru", sebetulnya itu bagus. Tetapi sebetulnya, 2 (dua) hal negatif sudah terjadi di atas;
-          Membatasi kuasa penyucian dari firman nabi.
-          Merasa diri lebih baik.
Tetapi, masih sempat-sempatnya dia berkata: “Katakanlah Guru” Bukankah munafik sekali hidup orang Farisi ini? Dan memang itu adalah ragi orang Farisi, yaitu munafik; di luar dan di dalam tidak sama.
Gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini harus sibuk memperhatikan bagian dalam (lapisan dalam); kayu penaga itu dilapisi dimulai dari bagian dalam, barulah bagian luar.
 
Karena Simon orang Farisi tersebut telah membatasi kuasa firman nubuatan, kemudian merasa diri lebih suci, lebih benar, lebih mulia dari perempuan berdosa, akhirnya TUHAN memberi perumpamaan tentang si pelepas hutang yang telah melepaskan hutang;
-          dari seorang yang berhutang 500 (lima ratus) dinar,
-          dan yang lain berhutang 50 (lima puluh) dinar.
Sesudah menyampaikan perumpamaan itu kepada Simon orang Farisi, lalu Yesus selanjutnya bertanya kepada Simon: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?
 
Mari kita lihat jawaban Simon orang Farisi -- yang disebut juga Simon si kusta, dalam nats yang lain --, pada ayat 43.
Lukas 7:43A
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."
 
Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Jadi, Simon orang Farisi ini tahu yang benar, tahu yang suci, tahu yang mulia, yang dibuktikan dari jawaban dia kepada Yesus, “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.
Banyak di antara kita tahu tentang yang baik, tahu tentang yang benar, tahu tentang yang suci, tahu tentang yang mulia, tetapi hanya sekedar "tahu", tidak menjadi “praktek”, sehingga ibadah dan pelayanannya hanya menjadi “teori” saja. Tetapi biarlah mulai dari sekarang sampai seterusnya, kiranya tidak menjadi “teori” saja, melainkan menjadi praktek.
 
Lukas 7:43B-47
(7:43) Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." (7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. (7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. (7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. (7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
 
Setelah mendengarkan jawaban Simon orang Farisi, lalu kata Yesus kepada Simon orang Farisi: “Betul pendapatmu itu.
Artinya, Yesus membenarkan jawaban Simon, sambil berkata kepada Simon untuk YANG PERTAMA kalinya, pada ayat 44-46:
-          Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Simon tidak membasuh kaki Yesus, tetapi perempuan itu membasuh kaki Yesus dengan air mata, dan menyekanya dengan rambutnya.
-          Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Simon tidak mencium pipi Yesus, tetapi perempuan berdosa tidak henti-hentinya mencium kaki Yesus.
-          Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Simon tidak meminyaki kepala Yesus, tetapi perempuan berdosa itu meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi.
Inilah pernyataan Yesus “yang pertama” setelah membenarkan jawaban Simon orang Farisi.
 
Lalu, Yesus kembali berkata kepada Simon untuk YANG KEDUA kalinya, pada ayat 47:
-          Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.
-          Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.
 
Jadi, kalau dosa yang banyak dari perempuan -- yang terkenal dengan dosa -- ini banyak diampuni, itu karena dia banyak berbuat kasih.
Hal ini tepat seperti jawaban dari Simon orang Farisi tadi, di mana awalnya Yesus bertanya: “Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” Lalu Simon menjawab: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.
Maka, untuk membenarkan jawaban Simon, Yesus berkata untuk yang kedua kalinya kepada Simon: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Sebaliknya, orang yang sedikit diampuni, pasti sedikit juga ia berbuat kasih. Kalau ia merasa dosa yang banyak itu diampuni, pasti banyak berbuat kasih; tetapi sebaliknya, orang yang sedikit diampuni dosanya, pasti ia sedikit berbuat kasih.
 
Jadi, dosa yang banyak itu telah diampuni, sebab perempuan itu telah banyak berbuat kasih, ia berada dalam persekutuan yang suci. Sebaliknya, orang yang sedikit diampuni, maka sedikit juga ia berbuat kasih.
Siapa yang merasa dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh TUHAN? Kemudian, siapa yang merasa telah berbuat kasih? Apakah ada? Sekali lagi saya tanya: Siapa yang merasa dosanya sudah banyak diampuni, tetapi hanya sedikit saja berbuat kasih kepada TUHAN? Biasanya, orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.
 
Biarlah kita sama-sama intropeksi diri; bukan sidang jemaat saja, tetapi saya juga intropeksi diri, sama-sama kita harus intropeksi diri. Bayangkan, kejahatan yang banyak itu sudah diampuni, kenajisan yang banyak itu sudah diampuni, akar pahit yang banyak itu sudah diampuni, kecemaran yang lain-lainnya juga sudah diampuni; kalau memang kita betul-betul merasa bahwa dosa yang banyak itu sudah diampuni, biarlah kiranya kita banyak berbuat kasih di hadapan TUHAN di hari-hari terakhir ini.  Jangan sibuk hanya memandang kebenaran diri sendiri, sehingga ia pandai memberi jawaban untuk membela diri.
Contohnya, ketika ditanya: Mengapa tidak datang jam 7 (tujuh) malam untuk cuci mobil? Lalu dijawab: Oh, saya terlalu malam. Ini adalah contoh jawaban-jawaban yang tidak jelas.
Tetapi, apakah saudara menyadari bahwa saudara banyak dosa? Oleh sebab itu, banyaklah berbuat kasih. Jangan hitung-hitungan, baik tenaga, pikiran, waktu; tidak usah hitung-hitungan, sebab TUHAN tahu segala sesuatu. TUHAN tahu kekurangan kita, TUHAN juga tahu kemampuan kita; jadi, tidak usah ragu.
Kalau memang merasa diri banyak dosanya, maka banyaklah berbuat kasih; buktikanlah kepada TUHAN, balaslah kebaikan TUHAN, sejauh dan sekuat kita mampu untuk membalas kebaikan dan kemurahan TUHAN.
 
Lukas 7:48-50
(7:48) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." (7:49) Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" (7:50) Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
 
Perkataan Yesus sebanyak dua kali kepada perempuan yang terkenal berbuat dosa:
-          Yang Pertama: "Dosamu telah diampuni." Dosamu yang banyak itu telah diampuni.
-          Yang Kedua: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
 
Jadi, sesudah melihat tindakan-tindakan;
-          baik dari tindakan Simon orang Farisi, Yesus berkata 2 (dua) kali.
-          Juga sesudah melihat tindakan-tindakan perempuan yang terkenal berbuat dosa, Yesus juga berkata 2 (dua) kali.
Dua kali Yesus berkata untuk Simon si kusta; dua kali juga kepada perempuan yang terkenal berbuat dosa.
 
Kepada Simon orang Farisi, untuk yang pertama Yesus membanding-bandingkan perbuatan antara Simon dengan perempuan itu; tidak sebanding. Lalu untuk yang kedua, pada ayat 47, Yesus berkata kepada Simon, bahwa “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Sebaliknya, kepada perempuan yang berbuat dosa, juga Yesus berkata sebanyak 2 (dua) kali:
-          Yang Pertama: "Dosamu telah diampuni."
-          Yang Kedua: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Perempuan yang terkenal berbuat dosa tanggap dengan pekerjaan TUHAN, imannya yang menyelamatkan. Kadang-kadang, kita tahu, kita menyadari bahwa kita ini orang berdosa, tetapi sayangnya tidak tanggap dengan pekerjaan TUHAN.
Jadi, Yesus hanya sebatas bercerita saja kepada Simon orang Farisi, baik yang pertama maupun yang kedua.
 
Kepada perempuan yang terkenal berbuat dosa, perkataan yang pertama, Yesus berkata: "Dosamu telah diampuni" Sedangkan kepada Simon orang Farisi, Yesus hanya menceritakan soal perbandingan:
-          Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
-          Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
-          Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
 
Barulah perkataan yang kedua kepada perempuan yang terkenal berbuat dosa, Yesus berkata: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!
Tetapi kepada Simon orang Farisi, untuk yang kedua, juga hanya menceritakan tentang betapa perempuan itu telah mengalami kasih karunia yang limpah, tetapi dia tidak mengalami kasih karunia yang limpah; hanya mendengar kisahnya saja, tetapi tidak mengalaminya. Mari kita tanggap dengan pekerjaan TUHAN Yesus Kristus. Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!
 
Kita BANDINGKAN dengan Rut, perempuan Moab.
Rut 3:8
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
 
Ketika Rut berbaring di kaki Boas, ini merupakan tindakan iman dari Rut -- yang adalah perempuan Moab, bangsa kafir -- di hadapan Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus. Sama juga dengan perempuan yang terkenal berbuat dosa, Yesus berkata kepadanya: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!
 
Rut 3:4
(3:4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
 
Naomi adalah gambaran dari gereja yang rohaninya tua. Gereja dengan kerohanian yang tua menyampaikan pengalaman yang spesial, yang dia pahami dari suaminya, Elimelekh, yang adalah orang Israel asli. Lalu, dari pengalaman suaminya yang sudah mati itu, dia sampaikan kepada Rut, gambaran dari gereja yang rohaninya masih muda.
Apa yang dia sampaikan? Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring ... Perhatikan baik-baik, berarti tanggap dengan pekerjaan TUHAN, sebab Ia telah mengerjakan pekerjaan di atas kayu salib.
 
Jika ia membaringkan diri tidur -- ini jelas berbicara pengalaman kematian -- haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring. Jelas ini berbicara soal pengalaman Yesus Kristus di kayu salib di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu, ini adalah pekerjaan penebusan, bukan saja bagi bangsa Israel, tetapi juga bagi bangsa kafir, bagi kita malam ini. Inilah pekerjaan Yesus Kristus, dan kita harus tanggap dengan pekerjaan TUHAN Yesus Kristus.
 
“ ... kemudian datanglah dekat ...” Mendekatlah dengan pekerjaan penebusan, mendekatlah dengan karya Allah yang terbesar, dengan lain kata; tanggap. Jangan lamban, jangan bermasa bodo, jangan hanya hidup dengan kesukaan daging, tetapi harus tanggap; jangan bermasa bodo, jangan berfoya-foya di siang hari, jangan mabuk di siang hari, melainkan tanggap, perhatikan dengan baik.
 
“ ... singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.
Naomi memang memerintahkan Rut untuk berbaring di kaki Boas, dan akhirnya Rut telah melakukannya tepat seperti yang diperintahkan Naomi pada ayat 8. Ini adalah tindakan iman dari seorang yang tanggap dengan pekerjaan TUHAN.
Oleh sebab itu, pada ayat 4 dikatakan: “ ... haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat ...” Dekat, berarti jangan jauh dari pekerjaan TUHAN, melainkan terlibatlah di dalamnya.
 
Tujuan Naomi memerintahkan Rut berbaring di bawah kaki Boas ialah pada saat itu nanti Boas akan memberitahukan kepada Rut apa yang harus dilakukan oleh Rut itu sendiri. Berarti, untuk melihat masa depan, untuk melihat keselamatan -- yakni kemuliaan kekal --, gereja TUHAN sudah seharusnya terlebih dahulu untuk berada di kaki Boas rohani, yakni berada di bawah kaki TUHAN Yesus Kristus.
 
Rut 3:10
(3:8) Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya. (3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami." (3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Singkat kata:
-          Rut berada di kaki Boas dan menyampaikan permohonannya: “Kembangkanlah kiranya sayapmu, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.
-          Lalu pada ayat 10, kata Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Jadi, TUHAN sudah memberitahukan berkat-Nya kepada Rut.
Sebab tadi pada ayat 4 Naomi berkata kepada Rut: “ ... berbaringlah di sana (di kaki Boas). Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan” Jadi, saat berbaring di kaki Boas rohani -- itu berbicara soal pengalaman kematian --, di situ ada kesempatan untuk berbicara, tetapi di situ juga ada kesempatan untuk mendengarkan apa yang diberitahukan oleh TUHAN.
 
Jadi, kalau kita satu dalam pengalaman kematian TUHAN Yesus Kristus, dengan kata lain; kalau kita tanggap ...
-          Di situ juga ada kesempatan untuk menaikkan permohonan, sebagaimana tadi Rut menaikkan permohonannya: “Kembangkanlah kiranya sayapmu, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.
-          Kemudian, di situ juga ada kesempatan untuk mendapatkan pernyataan kasih dari TUHAN, sebagaimana pada ayat 10, kata Boas kepada Rut: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!
 
Kalau kita mendekat dengan pekerjaan TUHAN, bahkan terlibat di dalamnya, maka kita tidak jauh dari berkat TUHAN, dan itu akan menjadi pengalaman kita.
 
Boas berkata: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!" Mengapa Boas berkata demikian? Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu.
Jawabnya: Sebab Rut telah menunjukkan kasihnya kepada Boas yang semakin bertambah-tambah, di mana Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda yang miskin, maupun yang kaya.
Biarlah kiranya dalam hal pengikutan kita kepada TUHAN; semakin hari kasih kita kepada TUHAN semakin bertambah-tambah, tambah bulan kasih kita semakin bertambah-tambah kepada Dia, tambah tahun kasih kita semakin bertambah-tambah kepada Dia, dan kasih itu biarlah semakin nyata bertambah-tambah di hadapan TUHAN; jangan semakin merosot.
Inilah pemberitahuan soal berkat kepada Rut.
 
Tadi Boas berkata: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Kemudian, selain “diberkati”, apa lagi yang diberitahukan Boas kepada Rut sebagai anaknya?
Rut 3:11
(3:11) Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
 
Boas berkata: “Janganlah takut” Inilah yang diberitahukan Boas kepada Rut.
Kita ini bukan bangsa Yahudi, berarti kita ini adalah bangsa kafir. Sebagai bangsa kafir, tentu saja ada rasa cemas, harap-harap cemas tentang keselamatan ini, tetapi tidak usah ragu, sebab Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, Mempelai Pria Sorga, berkata kepada kita anak-anak-Nya: Janganlah takut. Soal makan, minum, soal apa yang akan dipakai, tidak usah takut, tidak usah kuatir; soal masa depan, tidak usah takut, tidak usah kuatir; soal jodoh, soal pekerjaan, soal ini dan itu, tidak usah takut, tidak usah kuatir.
 
Perkataan yang pertama: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku!” Kemudian, perkataan yang kedua, kepada anak-anak TUHAN: “Jangan takut.” Saya tidak pungkiri, banyak juga anak-anak TUHAN mengalami ketakutan, apalagi dengan keadaan dunia yang sekarang ini, menghadapi suatu guncangan yang begitu hebat, tetapi TUHAN berkata: “Janganlah takut”.
 
Perkataan “jangan takut” dapat kita temukan di dalam Kitab Wahyu sebanyak 2 (dua) kali:
-          Yang pertama kepada Rasul Yohanes.
-          Yang kedua kepada jemaat di Smirna.
 
Mari kita lihat: Perkataan “Jangan takut” di dalam kitab Wahyu, yang pertama kepada RASUL YOHANES.
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
 
Ketika Rasul Yohanes melihat Dia, tersungkurlah dia di kaki Yesus sama seperti orang mati, sebab Yohanes melihat Yesus dalam kemuliaan yang sangat besar. Tiada seorangpun yang sanggup melihat kemuliaan Yesus; itu sebabnya, ketika dia melihat kemuliaan yang besar itu, sama seperti orang yang mati di kaki salib.
Tetapi Yesus meletakkan tangan kanan-Nya, jelas ini merupakan tangan pembelaan; kepada orang-orang yang takut. TUHAN membela kita dan berkata: “Jangan takut”. Mungkin kita rasanya sudah cemas, tetapi TUHAN membela kita dan berkata: “Jangan takut
 
Selanjutnya, Dia berkata kepada Rasul Yohanes: “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup
Kalau kita melihat perkataan ini, Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, kemudian Dialah yang Hidup, kemudian Dia berkata: “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup
-          Yang Awal = Alfa.
-          Yang Akhir = Omega.
Lalu, kemudian dilanjutkan dengan perkataan: “Yang Hidup”, lalu kemudian dilanjutkan dengan berkata: “Aku telah mati di kayu salib”, namun lihatlah “Aku hidup”. Kalau dikaitkan dengan ayat 8, berarti: yang ada - yang sudah ada - yang akan datang.
Singkat kata; dari Alfa untuk sampai kepada Omega dijembatani oleh salib Kristus. Sebab hidup - mati - hidup, berarti dari awal sampai akhir dijembatani oleh salib Kristus.
Jadi, kalau Dia hidup, maka kita hidup; kalau kita hidup, maka nyata pembelaan tangan kanan "jangan takut", sebab Dia sudah tanggung di atas kayu salib. Jangan takut.
 
Memang, ketika melihat kemuliaan besar, rasanya seperti mau mati. Bayangkan, kemuliaan besar ada di depan mata, sementara kita menyadari diri begitu hina karena banyaknya dosa -- baik itu dosa jahat, dosa najis, dosa dusta, dosa akar pahit, dosa kecemaran-kecemaran --, rasanya seperti orang mati lah.
Tetapi TUHAN meletakkan tangan kanan-Nya sambil berkata: “Jangan takut”. TUHAN berkata demikian, sebab Dia mempunyai alasan: Akulah Yang Awal dan Yang Akhir, Akulah yang hidup - mati - hidup.
 
Kalau seorang karyawan (pekerja) mendengarkan atasannya berkata: “Jangan takut, kerjakan”, maka dia tidak akan takut. Tetapi yang mengatakan “jangan takut” kepada manusia yang hina, kepada Rasul Yohanes, adalah pribadi dari Alfa dan Omega, yang hidup - mati - hidup. Jadi, tidak usah ragu, sebab pembelaan dari tangan kanan pasti nyata. Jangan takut.
 
Kemudian, Yesus lanjut berkata kepada Rasul Yohanes: “... dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.” Dialah yang menentukan kerajaan maut; Dia yang memberi kemenangan kepada kita semua; Dia Alfa dan Omega; yang Hidup - mati - Hidup.
TUHAN yang memberi kemenangan kepada kita semua, sehingga kita tidak akan mengalami kematian, sebab Dia yang memegang kunci maut.
 
Kita ini kan banyak dosanya, banyak kejahatannya, banyak pelanggarannya, oleh karena kejahatan, oleh karena kenajisan, oleh karena kecemaran dan lain sebagainya, sementara kita pandang kemuliaan-Nya ya mati lah rasanya. Tetapi TUHAN meletakkan tangan-Nya, lalu berkata: Janganlah takut. Apa alasan TUHAN mengatakan itu? Karena Dia Alfa dan Omega, Awal dan Akhir, yang Hidup - mati - Hidup.
Kalau orang kaya berkata kepada orang miskin supaya “jangan takut”, maka orang miskin pasti bergairah. Seorang atasan berkata kepada bawahannya supaya “jangan takut”, maka seorang bawahan pasti bergairah. Apalagi TUHAN; Dia sudah menjamin segala sesuatunya di atas kayu salib, maka “jangan takut”, sebab Dia yang memegang kunci maut, sehingga kita lepas dari kematian.
Ayo, biarlah kita satu dalam pengalaman dari Alfa Omega; Hidup - mati - Hidup.
 
Itu untuk yang pertama kali. Sekarang, kita lihat: Perkataan “Jangan takut” di dalam kitab Wahyu, yang kedua kepada JEMAAT DI SMIRNA.
Wahyu 2:8-10
(2:8) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: (2:9) Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. (2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
 
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali ... Firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, Dialah yang mati dan hidup kembali, Pribadi ini mengoreksi keberadaan dari sidang jemaat di Smirna.
Setelah dikoreksi, oleh firman Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali, TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanm
 
Jadi, perhatian luar biasa loh kepada jemaat di Smirna ini. Mengapa? Karena TUHAN berkata: Aku tahu kesusahanmu TUHAN tahu kesusahan setiap orang. Setiap orang memiliki kesusahannya sendiri; kesusahan si A TUHAN tahu; kesusahan si B TUHAN tahu; kesusahan seorang hamba TUHAN, TUHAN tahu. Masing-masing kesusahan kita, TUHAN tahu. Ada yang bergumul karena sakitnya, ada yang bergumul karena belum mendapatkan pekerjaan, ada yang bergumul tentang usahanya, pekerjaannya, bisnisnya, dan lain sebagainya; banyak pergumulan di atas muka bumi ini. Tetapi TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahanmu”. Kalau TUHAN tahu kesusahan kita ini adalah sinyal besar, sinyal positif, ini merupakan penghiburan bagi kita, berarti di dalam kesusahan, TUHAN tetap bersama dengan kita.
 
Kemudian, TUHAN juga berkata: Aku tahu kemiskinanmuTUHAN juga tahu kemiskinan, kekurangan setiap orang, TUHAN tahu seseorang yang tidak punya apa-apa. TUHAN tahu kekurangan kita; jadi, tidak usah takut berkorban, sebab TUHAN tahu.
Segala korban-korban yang kita bawa di tengah ibadah pelayanan ini sudah TUHAN ukur semua; TUHAN tahu kemiskinan, TUHAN tahu keuangan, TUHAN tahu ekonomi kita.
 
Jadi, jangan saudara berpikir bahwa TUHAN itu bermasa bodo. TUHAN tahu kesusahan kita, TUHAN tahu kemiskinan kita. Takaran keuangan kita pun TUHAN tahu; jadi, tidak usah bersungut-sungut saat bawa korban.
 
... Namun engkau kaya -- miskin, tetapi kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Singkatnya: Dalam kesusahan dan kemiskinan yang begitu hebat, jemaat di Smirna ini betul-betul menghadapi ujian dari jemaah Iblis -- memang mereka adalah orang Yahudi, tetapi perangainya, kelakuannya seperti Iblis --. Tetapi dalam ujian itu TUHAN berkata: “Aku tahu kesusahan. Aku tahu kemiskinanmu
 
Selanjutnya, TUHAN berkata: “Jangan takut”. Kalau TUHAN berkata “jangan takut”, maka kita pun jangan takut, sebab TUHAN tahu kesusahan dan kemiskinan kita semua.
TUHAN berkata kepada jemaat di Smirna: Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita, yaitu mereka dicobai oleh jemaah Iblis, sebab mereka akan dilemparkan ke dalam penjara selama 10 (sepuluh) hari, tetapi TUHAN berkata: “Jangan takut” Kalau pun harus menghadapi penderitaan karena banyaknya ujian dan penderitaan, TUHAN tetap berkata kepada kita: “Jangan takut”, sebab TUHAN tahu kesusahan dan kemiskinan kita.
 
Tetapi yang TUHAN minta kepada kita malam ini, sebagaimana dengan apa yang TUHAN katakan kepada jemaat di Smirna adalah “hendaklah engkau setia sampai mati”, itu saja.
 
Filipi 2:7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib = Setia.
Setialah, berarti; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Itu adalah pembuktian setia kita kepada TUHAN, yaitu taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia. Itu saja yang TUHAN minta.
 
Jangan takut, sebab TUHAN tahu kesusahan. Jangan takut, sebab TUHAN tahu kemiskinan kita. Jangan sampai oleh karena kesusahan dan kemiskinan, kita lantas menjual Yesus, lalu selanjutnya kita menganut ajaran (paham) yang lain. Jangan sampai kita meninggalkan TUHAN Yesus karena “yang lain”.
Ingat: TUHAN tahu kesusahan. TUHAN tahu kemiskinan. Oleh sebab itu, jangan takut. Yang TUHAN minta kepada kita adalah sebagaimana dengan apa yang TUHAN katakan kepada jemaat di Smirna “hendaklah engkau setia sampai mati”. Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
 
Inilah yang diberitahukan oleh Boas rohani kepada gereja Rut di hari-hari terakhir ini. Ketika ia membaringkan dirinya di kaki Boas, pada saat itu juga Boas memberitahukan segala sesuatunya, TUHAN akan memberitahukan tentang masa depan, TUHAN akan memberitahukan tentang keselamatan yang dikerjakan-Nya, TUHAN akan memberitahukan tentang kemuliaan kekal, dan semuanya itu akan diberitahukan kepada gereja Rut di hari-hari terakhir ini.
Itu sebabnya Boas berkata kepada Rut: “Diberkatilah engkau, hai anakku” Barulah yang kedua, Boas berkata: “Jangan takut” Inilah pemberitahuan dari Boas kepada Rut sebagai jaminan bagi kita semua.  Diberkatilah engkau, hai anakku. Kemudian, jangan takut.
Hal itu sudah dinyatakan kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos dalam penglihatannya, kemudian hal itu juga dikatakan untuk yang kedua kalinya di kitab Wahyu kepada jemaat di Smirna, tentu juga diberitahukan kepada kita malam ini.
 
Jangan jauh dari rencana Allah; jangan jauh dari pekerjaan TUHAN; dekatlah dan terlibatlah di dalamnya, maka TUHAN akan memberitakukan 2 hal, yaitu:
1.      Diberkatilah engkau, hai anakku.
2.      Jangan takut.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment