KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 25, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 05 JUNI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 05 JUNI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 236)
 
Subtema: ZAFNAT-PAANEAH
 
Salam sejahtera dan bahagia kiranya memerintah di tengah ibadah dan pelayanan kita, dan menguasai kehidupan kita masing-masing, baik yang mengikuti secara offline, maupun yang mengikuti secara online, baik di dalam negeri maupun di luar negeri di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, dari Kejadian 41.
Kejadian 41:45
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
 
Setelah Yusuf dilantik sebagai mangkubumi atau sebagai kepala pemerintahan di seluruh negeri Mesir, selanjutnya Firaun pun memberi nama baru kepada Yusuf, yakni Zafnat-Paaneah, sebuah istilah Mesir, yang artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia. Dan hal itu (arti nama Yusuf) sangat selaras dengan perbuatan Yusuf dalam hidupnya sendiri; arti dari pada Zafnat-Paaneah itu sinkron dengan perbuatan hidup Yusuf.
 
Kejadian 45:3
(45:3) Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
 
Ketika Yusuf memperkenalkan dirinya, maka saudara-saudaranya tidak dapat berkata-kata lagi, sebab mereka takut dan gemetar terhadap Yusuf. Berarti, situasi ini berbanding terbalik dengan situasi 22 (dua puluh dua) tahun sebelumnya, ketika mereka tinggal bersama-sama di rumah Yakub, ayah mereka; pada waktu itu, saudara-saudaranya tidaklah menaruh rasa hormat dan tidak menghargai Yusuf, bahkan Yusuf disepelekan oleh mereka, dan sangat dibenci karena iri hati mereka kepada Yusuf.
 
Pendeknya: Saat menghadap Yusuf di Mesir, mereka takut dan gemetar kepada Yusuf, karena bayang-bayang masa lalu.
 
Kejadian 45:4-5
(45:4) Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. (45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
 
Selanjutnya, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, serta janganlah takut dan gemetar.
Mengapa Yusuf berkata demikian? Sebab apapun yang telah diperbuat saudara-saudaranya itu, termasuk menjual Yusuf ke Mesir sebagai budak di Mesir, itu merupakan rencana Allah untuk memelihara hidup dunia.
 
Berarti, orang-orang yang mengerti rencana Allah; tidak menaruh dendam dan tidak ada keinginan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan = Tidak dikuasai oleh kebencian dan kepahitan di hati.
Mulai dari sekarang, saya menghimbau kepada kita semua: Baik susah maupun senang, itu semua berkat TUHAN, karena TUHAN sedang membawa kita di dalam sebuah rencana yang indah. Kita harus belajar untuk mengerti rencana TUHAN.
 
Kejadian 45:6
(45:6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
 
Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Berarti, seluruhnya ada 7 (tujuh) tahun nanti terjadi kelaparan yang hebat. Dan pada saat 7 (tujuh) tahun itu, orang tidak akan menabur dan tidak akan menuai; dan itu akan terjadi atas seizin TUHAN.
 
Pendeknya: Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, suatu kelaparan yang hebat selama 7 (tujuh) tahun. Bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan Firman Allah untuk menggenapi Amos 8:11-14.
"Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. Itulah 7 (tujuh) tahun kelaparan yang akan terjadi; dan pada saat itu, orang tidak akan menabur dan tidak akan menuai lagi.
Kemudian, oleh karena kelaparan yang hebat itu: Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya. Jadi, sudah sangat jelas sekali; selama 7 (tujuh) tahun kelaparan, orang tidak akan menabur, orang tidak akan menuai.
Akibat 7 (tujuh) tahun kelaparan yang hebat itu: Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus ... dan tidak akan bangkit-bangkit lagi." Mengapa demikian?
-          Sebab ketika orang-orang mengembara dari laut ke laut, justru yang mereka temukan pada saat itu adalah ajaran yang tidak sehat, itulah ajaran antikris yang membinasakan, sehingga tidak bangkit-bangkit.
-          Kemudian, ketika mereka menjelajah dari Utara ke Timur, yang mereka temukan adalah ajaran palsu yang membinasakan, sehingga mereka tidak akan bangkit-bangkit lagi.
Teruna-teruna dan anak-anak darah à Hidup gereja TUHAN yang masih muda rohani, belum dewasa.
 
Kita kembali untuk memperhatikan Kejadian 45.
Kejadian 45:7
(45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
Yusuf dijual ke Mesir sebagai budak;
-          untuk menjamin kelanjutan keturunan manusia di bumi ini,
-          untuk memelihara hidup manusia di bumi ini,
sehingga sebagian besar dari manusia itu akan tertolong dan terselamatkan.
 
Dari Kejadian 45-3-7, dapatlah kita menarik kesimpulan: Yusuf dijadikan sebagai korban penebusan untuk menolong dan menyelamatkan hidup manusia di bumi ini.
“Menjadi korban”, sebab banyak sengsara yang dialami ketika dia dijual ke Mesir sebagai budak, dengan satu tujuan; untuk dijadikan sebagai penebusan untuk menolong dan untuk menyelamatkan hidup manusia di bumi ini.
 
Jadi, sudah jelas, dia dijadikan sebagai korban penebusan, dengan demikian; perbuatan hidup Yusuf selaras dengan nama baru yang diberikan oleh Firaun kepada Yusuf, yaitu Zafnat-Paaneah, artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia.
Pendeknya: Perbuatan Yusuf ini adalah bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus. Pengalaman, pengorbanan dari pada Yusuf ini adalah bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus, sebagaimana dengan pernyataan Paulus kepada Timotius.
 
Selanjutnya, kita akan perhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah”.
1 Timotius 1:12-15
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- (1:13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. (1:14) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. TUHAN mempercayakan suatu pelayanan kepada Rasul Paulus, karena TUHAN menganggap dia setia. Setialah, supaya TUHAN mempercayakan karunia dan jabatan Roh-El Kudus kepadamu.
 
Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, intinya; hidup di dalam dosa yang besar, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Sebagai orang berdosa, dia hidup melakukan dosa itu di luar imannya.
 
Tetapi pada ayat 14: Kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Tetapi, kepada orang yang berdosa, kasih karunia TUHAN dikaruniakan dengan limpah, sehingga pada ayat 15 dikatakan: Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya -- itulah ayat 12-14 tadi --: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Intinya: Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.
 
Yusuf dijual ke Mesir sebagai budak adalah untuk memelihara hidup manusia. Dengan demikian, Kristus Yesus adalah penyelamat dunia atau penebus dosa dunia. Pendeknya: Yesus dijadikan sebagai korban untuk penebusan terhadap dosa dunia.
Jadi, pengalaman Yusuf merupakan bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus, sehingga Dia layak untuk menjadi penyelamat dunia dan penebus dosa dunia.
 
1 Timotius 1:16
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
 
Singkat kata: Yesus Kristus telah menunjukkan kesabaran-Nya terhadap orang-orang berdosa.
Demikian halnya dengan Yusuf; ia sabar untuk melewati segala macam kesulitan, sabar melewati berbagai macam kesusahan dan pergumulan dan penderitaan yang dialami, sampai pada satu titik; ia tampil sebagai penyelamat dunia, ia tampil sebagai penebus dunia. Inilah arti Zafnat-Paaneah.
 
Dahulu memang, waktu anak kami Isai lahir, hampir saya memberi namanya “Zafnat-Paaneah”, tetapi saya ada keraguan, mana tahu nama yang diberikan oleh Firaun ini adalah pengertian sepihak, artinya hanya pengertian di pihak orang Mesir saja, bukan datang dari TUHAN, sehingga saya urungkan niat itu; itulah sekilas mengenai anak kami yang pertama, Isai David Sitohang.
 
1 Timotius 1:17
(1:17) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
 
Sampai pada akhirnya, hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya;
-          Bagi Raja segala zaman.
-          Bagi Allah yang kekal.
-          Bagi yang tak nampak, itulah pribadi Yesus Kristus.
-          Bagi yang esa, berarti; satu-satunya penyelamat dan penebus dosa dunia.
 
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi yang esa, berarti; satu-satunya penyelamat dan penebus dosa dunia, tidak ada yang lain; tidak harta, tidak kekayaan, tidak kedudukan, tidak jabatan, tidak ijazah tinggi, hanya Dialah penyelamat dunia, penebus dunia, hanya Dia satu-satunya.
Oleh sebab itu, jangan kita bergantung kepada yang bukan Juruselamat, yang bukan penebus dosa dunia. Uang tidak bisa menebus dosa, karena uang tidak mempunyai darah. Hanya darah salib yang berkuasa menebus dosa dunia.
 
Lebih rinci tentang YANG ESA, kita perhatikan dalam 1 Timotius 2, dengan perikop: “Mengenai doa jemaat”.
1 Timotius 2:1-2
(2:1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2:2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
 
Rasul Paulus berkata: Pertama-tama aku menasihatkan, yaitu
1.      naikkanlah permohonan,
2.      kemudian meningkat; doa syafaat,
3.      meningkat lagi; ucapan syukur,
untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, tujuannya; agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
 
Kesimpulan dari 1 Timotius 2:1-2 ialah TUHAN menghendaki supaya kita tampil menjadi pengantara antara Allah dan manusia.
Kalau Rasul Paulus merindukan atau menasihati Timotius, anak kekasihnya, termasuk sidang jemaat, untuk menaikkan doa permohonan, doa syafaat, doa syukur untuk semua orang, berarti; TUHAN mendambakan kita untuk tampil sebagai pengantara, tampil sebagai pendamaian terhadap semua dosa.
 
Kita ini harus menjadi pengantara. Jadi, tidak berhenti hanya sebatas doa minta-minta, doa permohonan, tetapi meningkat; bersyafaatlah untuk raja-raja, pembesar-pembesar, bersyafaat untuk ibadah pelayanan ini. Meningkat lagi, bukan lagi hanya bersyafaat (meminta), tetapi syukur; susah ya syukur, senang ya syukur, sebab itu adalah berkat. Semua kesusahan adalah berkat dari TUHAN, karena kalau itu diizinkan terjadi, itu adalah berkat.
Bukan hanya kesenangan yang menjadi berkat, bukan sukacita saja yang menjadi berkat, tetapi anggaplah semua kesusahan itu merupakan berkat besar dari sorga, supaya kita layak menjadi pengantara (pendamaian) terhadap dosa.
 
Ayat referensi untuk menguatkan 1 Timotius 2:1-2, yaitu suratan 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Kristus pengantara kita
1 Yohanes 2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
 
Tugas dari seorang pengantara ialah untuk memperdamaikan dosa dunia; mengerjakan pendamaian terhadap dosa dunia. Itulah tujuan nasihat dari pada Rasul Paulus kepada Timotius dan anggota-anggota sidang jemaat yang dilayani.
 
Jadi, menjadi pengantara dan mengerjakan pendamaian terhadap dosa, semata-mata bukan saja imam-imam, pelayan TUHAN, tetapi ternyata sampai kepada seluruh sidang jemaat, sesuai dengan nasihat dari pada Rasul Paulus kepada Timotius dan sidang jemaat TUHAN.
 
1 Yohanes 2:3-6
(2:3) Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. (2:4) Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. (2:5) Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (2:6) Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
 
Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Kita semua wajib untuk menjadi pengantara, wajib menjadi pendamaian terhadap dosa dunia.
Barangsiapa mengaku bahwa ia tinggal di dalam TUHAN”, maka dia wajib menjadi pengantara, dia wajib untuk mengerjakan pendamaian terhadap dosa dunia.
 
Jangan sampai ada yang terhilang satu pun dari antara anggota keluarga besar GPT “BETANIA”. Oleh sebab itu, jangan kita turuti hawa nafsu supaya kita jangan menjadi pendusta, tetapi biarlah betul-betul kita menurut Firman TUHAN, sama artinya; kita tinggal di dalam TUHAN, berarti wajib untuk menjadi pendamaian terhadap dosa; kalau tidak, maka sama dengan pendusta.
 
-          Naikkan doa permohonan (meminta-minta) kepada TUHAN,
-          lebih berkorban lagi; naikkan doa syafaat -- masih tetap meminta, tetapi untuk orang lain --,
-          lebih berkorban lagi; naikkan doa syukur.
Jadi, korban susah atau pun menderita, syukuri saja, sebab itu adalah berkat. Yang pasti kita harus menjadi pendamaian terhadap dosa dunia; maka kita akan menjadi pendusta. Jangan menjadi pendusta. Jangan menjadi orang munafik.
 
Maka, kita kembali untuk membaca 1 Timotius 2.
1 Timotius 2:3-4
(2:3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (2:4) yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
 
Untuk menjadi pengantara atau untuk menjadi pendamaian terhadap dosa, itulah yang baik, itulah yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita. Mengapa? Sebab Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan supaya semua orang di dunia ini memperoleh pengetahuan akan kebenaran, secara khsusus pengetahuan tentang menjadi pendamaian terhadap dosa.
 
Itulah betul-betul Zafnat-Paaneah, artinya; penyelamat dunia atau penebus dunia. Dan nama itu selaras dengan perbuatan hidup dari pada Yusuf; dan Yusuf merupakan bayangan dari TUHAN kita, Yesus Kristus. Ayo, perbuatan kita harus betul-betul merupakan bayangan dari TUHAN Yesus Kristus.
 
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
 
Perlu untuk diketahui: Allah itu esa.
 
Inilah pengertian Allah itu esa lebih rinci dari apa yang sudah kita terima di atas tadi dalam 1 Timotius 5:17.
Allah itu esa, artinya; Dialah satu-satunya yang memperdamaikan dosa manusia kepada Allah di atas kayu salib, dan yang telah mengerjakan penebusan atas dosa dunia di atas kayu salib di bukit Golgota.
Itulah kesaksian yang pada waktu yang ditentukan. Tetapi hari ini, TUHAN juga tentukan kehidupan kita untuk menjadi kesaksian yang sama.
 
Yesus Kristus satu-satunya yang telah mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa dunia di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, itulah waktu yang ditentukan. Tetapi, TUHAN juga menentukan kita untuk mengerjakan pendamaian dan penebusan dosa terhadap manusia sekarang ini.
 
1 Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
 
Sebagai hamba TUHAN yang telah menerima jabatan penginjil, jabatan rasul, jabatan guru, di sini kita melihat: Rasul Paulus rela untuk menjadi pendamaian dan penebusan terhadap dosa dunia, secara khusus bagi bangsa kafir (bangsa yang bukan Israel).
Apapun jabatan kita, baik hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, juga imam-imam yang sudah melayani sesuai karunia-karunia yang dipercayakan oleh TUHAN, maka wajib untuk mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa sesama. TUHAN menentukan hal itu untuk menjadi kesaksian di atas muka bumi ini.
 
Biarlah kiranya kita mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa dunia, sampai nanti dunia mengakui bahwa TUHAN Yesus adalah Allah yang esa, satu-satunya Juruselamat dan Penebus dosa dunia; sampai nanti dunia mengakui itu. Berarti, selain memperoleh keselamatan, dunia juga memperoleh pengetahuan yang benar; sampai dunia memperoleh pengetahuan yang benar.
 
Marilah kita melihat Injil Yohanes 4.
Yohanes 4:29,41-42
(4:29) "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" (4:41) Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, (4:42) dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
 
Orang-orang Samaria berkata kepada perempuan Samaria: Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.
Jadi, oleh karena satu kesaksian dari perempuan Samaria, maka seluruh orang Samaria mengerti dan mengetahui bahwasanya Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia; satu-satunya, tidak ada yang lain.
 
Oleh sebab itu, marilah kita berbuat seperti apa yang telah diperbuat oleh perempuan Samaria ini; banyak diampuni, banyak berbuat kasih. Jadi, kalau kita mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa, itu karena dosa yang banyak itu telah diampuni; itulah sebabnya, hati ini terbeban untuk banyak berbuat kasih. Banyak diampuni, banyak berbuat kasih; termasuk mengerjakan pendamaian dan penebusan terhadap dosa, sehingga orang lain memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, yaitu Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat dunia.
 
Sekarang, mari kita berangkat untuk memperhatikan Yohanes 4:13.
Yohanes 4:13
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
 
Suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan yang hebat atas negeri ini, bukan lapar akan makanan dan bukan haus akan air, melainkan akan mendengarkan Firman TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan kita bergantung kepada sumur dunia ini, jangan kita bergantung kepada yang ada di dalam dunia ini, tetapi biarlah kita bergantung kepada Firman Allah, sebab suatu kali nanti, TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan lapar akan makanan, bukan haus akan air, melainkan akan mendengar Firman TUHAN. Ingat itu.
 
Kejadian 45:6-7
(45:6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
Di sini kita melihat, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
 
Singkat kata: Yesus datang ke dalam dunia ini, tujuannya adalah;
-          Untuk menjamin kelanjutan hidup manusia dan keturunannya di bumi ini.
-          Untuk memelihara kelangsungan hidup manusia.
Dengan demikian, banyak orang yang tertolong. Tidak semua orang tertolong, tetapi banyak orang nanti yang akan tertolong.
 
Pertanyaannya: Siapakah sebagian besar orang yang tertolong itu?
Yohanes 4:14
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
 
Yesus Kristus adalah sungai air kehidupan untuk memberi hidup kekal kepada dunia ini. Firman Allah yang hidup adalah sungai air kehidupan yang harus kita hargai untuk memberi hidup kekal kepada dunia ini.
Jadi, kita harus menghargai pembukaan Firman, itulah air hidup, sungai air kehidupan, supaya kita memperoleh hidup kekal.
 
Syarat untuk mendapatkan pertolongan.
Yohanes 4:15-17
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." (4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."  (4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
 
Syarat untuk mendapatkan pertolongan:
YANG PERTAMA: Mau menghargai Firman Allah yang adalah air hidup.
Tepat seperti yang dikatakan oleh perempuan Samaria itu: “Tuhan, berikanlah aku air itu”, berarti dia mau menghargai air kehidupan, itulah Firman Allah. Itulah syarat pertama. Jika kita datang menghadap TUHAN lewat pertemuan ibadah pemuda remaja malam ini, maka kita harus menghargai Firman Allah sebagai air hidup; itulah syarat pertama.
YANG KEDUA: Sesudah menerima Firman Allah sebagai air kehidupan, selanjutnya ialah mau mengakui dosa.
Semua dosa harus diakui dengan jujur, seperti perempuan Samaria mengakui dosa kenajisannya kepada Yesus Kristus dengan sejujur-jujurnya; itulah syarat kedua. Jangan mengakui dosa setengah-setengah, apalagi dosa itu dicicil-cicil untuk diakui; harus tuntas di dalam hal mengakui dosa.
 
Siapa yang masih belum tuntas dalam hal pengakuan dosa? Kalau tidak diakui, berarti dusta. Kalau berdusta, maka tidak masuk sorga, tidak ada pengurapan di dalam melayani TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan: Apakah ada yang belum tuntas dalam hal pengakuan dosa? Kalau tidak diakui, berarti dusta. Dusta, berarti anak Setan, kemudian tidak masuk sorga, dan kerugian berikutnya adalah tidak dalam pengurapan. Kalau berdusta, maka ibadah tidak ada artinya.
 
Yohanes 4:17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
 
Di sini kita perhatikan: Lewat pengakuan dari perempuan Samaria ini, ia dibenarkan oleh Yesus Kristus, sebab pengakuan perempuan Samaria tersebut ialah ia telah hidup dengan 5 (lima) laki-laki + 1 (satu) laki-laki ketika ia berbicara dengan Yesus. Berarti, jumlah keseluruhannya; semuanya ada 6 (enam) laki-laki yang pernah singgah dalam hidup perempuan Samaria tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwasanya perempuan Samaria tersebut pernah lapar dan haus; itu sebabnya, ia berbuat zinah atau kenajisan dengan 6 (enam) laki-laki yang seluruhnya bukan suaminya.
 
Itulah syarat yang kedua, yaitu harus mengakui dosa dengan jujur dan tuntas, maka Yesus pun membenarkan dia.
 
Jadi, kalau Firman Allah disampaikan kepada kita malam ini, bukan berarti TUHAN tidak tahu dosa kita, tetapi TUHAN mau mendengar pengakuan yang keluar dari mulut ini harus benar-benar dengan jujur dan berasal dari dalam hati kita masing-masing. Bukan TUHAN tidak tahu dosa kita; TUHAN tahu, tetapi TUHAN mau supaya kita menuntaskan dosa itu dengan jujur.
 
5 (lima) laki-laki + 1 (satu) laki-laki, seluruhnya 6 (enam) laki-laki pernah singgah di dalam hidupnya. Tetapi laki-laki yang ketujuh, itulah pribadi Yesus Kristus, Dialah hidup kekal.
Angka 7 (tujuh), di sini menunjuk kepada; sabatnya TUHAN Yesus Kristus, hari perhentian kekal, hidup kekal.
 
Mari kita lihat, bahwa Yesus adalah benar-benar TUHAN dan hari Sabat, di dalam Injil Matius 12, dengan perikop: “Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat.
Matius 12:1-2
(12:1) Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. (12:2) Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
 
Singkat kata: Murid-murid Yesus memetik gandum pada hari Sabat, karena pada waktu itu, mereka dalam keadaan lapar. Tetapi, orang-orang Farisi menganggap bahwa perbuatan mereka itu adalah salah, karena mereka memetik gandum pada hari Sabat.
 
Coba saudara bayangkan: Pada waktu perempuan Samaria lapar dan haus, kenajisan itu luar biasa terjadi, ketika itu dia hanya bergantung kepada sumur (dunia) ini, sehingga dia tetap dalam keadaan lapar dan haus.
Tetapi di sini kita perhatikan: Atas seizin TUHAN, murid-murid Yesus masuk ke ladang gandum untuk memetik gandum, walaupun itu pada hari Sabat; dan orang-orang Farisi tidak menerima perbuatan mereka itu, karena pada hari itu adalah hari Sabat. Jadi, dari kisah ini, orang-orang Farisi ini menjalankan ibadahnya secara Taurat, sehingga setiap orang yang berdosa harus dihukum, bahkan dirajam sampai mati dengan batu, apalagi lapar dan haus seperti kenajisan dari perempuan Samaria.
 
Matius 12:3-7
(12:3) Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, (12:4) bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? (12:5) Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? (12:6) Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. (12:7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
 
Yesus menjawab orang-orang Farisi: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, rombongan dari pada Daud itu lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam yang menyajikan roti tersebut?
Kemudian, Yesus kembali berkata: “Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
 
Ketika mendengar tuduhan-tuduhan orang Farisi tersebut yang mempersalahkan tindakan murid-murid Yesus, pada ayat 3-4, sontak saja Yesus memberi contoh seperti Daud. Ketika Daud dan pengikut-pengikutnya itu lapar, lalu masuk ke dalam rumah TUHAN (Bait Allah), lalu mereka makan dari roti pertunjukkan yang tidak boleh dimakan oleh orang awam, termasuk pengikut-pengikut Daud, kecuali oleh imam-imam itu.
Tetapi oleh karena belas kasihan TUHAN, TUHAN mengampuni orang-orang yang lapar, TUHAN menebus dosa orang-orang yang jatuh dalam dosa kenajisan.
 
Oleh sebab itu, hargai Firman Allah, air kehidupan, supaya kita jangan lapar dan haus. Jangan kita hidup sesuai dengan hidup orang Farisi yang menjalankan ibadah Taurat; datang, duduk, dengar Firman, tetapi Firman itu berlalu begitu saja; itu adalah ibadah Taurat, sehingga mereka sibuk atau pamer dengan korban dan persembahan mereka.
 
Kalau kita menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah), maka orang semacam ini pusing dengan hal yang lahiriah, pusing dengan korbannya, pusing dengan persembahannya, dia sibuk dengan pamer-pamer korban, tetapi tidak mengerti pengampunan, tidak mengerti belas kasihan, pekerjaannya selalu menjustifikasi orang yang berdosa, orang-orang yang lapar dan haus, dengan kata lain; tidak mengenal belas kasihan, sebab mereka hanya pamer dalam hal yang lahiriah, pamer dalam hal perbuatannya.
Oleh sebab itu, jangan kita menjalankan ibadah lahiriah. Engkau datang bukan tubuhmu yang dilihat, tetapi TUHAN mau supaya kita hidup di dalam kasih karunia (belas kasihan); mengampuni karena kita diampuni.
 
Matius 12:7-8
(12:7) Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (12:8) Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
 
Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Belas kasihan Tuhan berkuasa untuk menolong orang-orang yang berdosa.
 
Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. Dialah laki-laki yang ketujuh untuk perempuan Samaria, gambaran dari gereja TUHAN yang lapar haus, yang hidup dalam dosa kejahatan, hidup dalam dosa kenajisan. TUHAN penuh dengan belas kasihan.  
Ingat; kita semua adalah kehidupan yang lapar dan haus. Dahulu, kita hidup di dalam daging -- itulah 6 (enam) laki-laki --, sampai betul-betul lapar dan haus, kejahatan dan kenajisan menguasai kita. Tetapi oleh karena belas kasihan, maka dosa yang banyak itu diampuni.  Jadi, kalau hari ini kita banyak berbuat kasih, itu karena dosa yang banyak itu telah diampuni.
 
Kemudian, ingatlah: Anak Manusia adalah TUHAN atas hari Sabat.
Sabatnya orang Yahudi adalah hari Sabtu; tetapi sabatnya TUHAN Yesus Kristus adalah hari perhentian kekal (hidup kekal).
Jadi, Yesuslah laki-laki yang ketujuh (pribadi yang sempurna); Dialah hidup kekal, sabatnya TUHAN Yesus Kristus, hari perhentian kekal (hidup kekal).
 
Jangan kita terpaku dengan hari Sabtu. Kalau kita hanya terpaku pada “hari Sabtu”, nanti kita tidak mengerti tentang hidup kekal, bahwa Yesuslah TUHAN atas hari Sabat. Dialah hari perhentian kekal, Dialah Tabernakel sejati, Dialah hari raya pondok Daud, Dialah Sabat sejati, Dialah hidup kekal kita.
Sebelum kita sampai kepada hidup kekal, bagaikan berada pada hari yang keenam; betul-betul lapar dan haus, betul-betul penuh dengan dosa kejahatan, betul-betul dosa kenajisan menguasai. Tetapi puji TUHAN, kita bertemu dengan laki-laki yang ketujuh; Dialah TUHAN atas hari Sabat. Jelas, ini adalah belas kasihan TUHAN.
 
Yusuf dijual sebagai budak ke Mesir, itu karena rencana Allah; Dialah penyelamat manusia, Dialah penebus dosa manusia, Dialah Zafnat-Paaneah. Jadi, semata-mata bukan hanya sebatas kepala pemerintahan yang dia tonjolkan, tetapi dia juga diberi nama baru, itulah Zafnat-Paaneah.
Banyak orang hanya mencari gelar tinggi, kedudukan yang tinggi, hanya menginginkan sebatas kedudukan tinggi, tetapi tidak mau menjadi Zafnat-Paaneah, tidak mau nama baru, tidak mau menjadi penyelamat dunia, tidak mau menjadi penebus dunia; jangan kita seperti itu. Jangan puas hanya sebatas imam, tetapi harus menjadi pendamaian terhadap dosa, harus mengerjakan penebusan terhadap dosa. Pikullah salib masing-masing. Jangan kita datang menghadap TUHAN dengan menjalankan ibadah Taurat seperti orang-orang Farisi tadi.
 
Selanjutnya, kita perhatikan Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang baru”.
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- (9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang ... Yesus Kristus datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang.
Mengapa demikian? Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, termasuk Tabernakel yang dibuat oleh Musa, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, itulah Tabernakel Musa --.
Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Singkat kata: Yesus tampil sebagai pengantara; Ia telah mengerjakan pendamaian terhadap dosa manusia di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu.
 
Ibrani 9:15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
 
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru ... Kalau zaman dahulu, itulah zaman Taurat (perjanjian yang pertama): Untuk mengadakan pendamaian dosa, maka Imam Besar Harun sekali setahun masuk ke dalam Ruangan Maha Suci dengan membawa darah lembu jantan dan membawa darah domba jantan. Itulah perjanjian yang pertama menurut hukum Taurat.
Tetapi, di sini dikatakan: Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Ingatlah itu.
 
Yesus telah mati di atas kayu salib, di bukit Golgota 2021 tahun yang lalu; Dia telah mengerjakan penebusan terhadap dosa, terhadap pelanggaran manusia. Intinya; Dia telah menggenapi perjanjian yang pertama, itulah hukum Taurat.
Hukum Taurat bukan untuk ditiadakan, melainkan untuk disempurnakan.
 
Kita patut bersyukur, dari pelajaran tentang Zafnat-Paaneah, malam ini kita sudah diberkati dan sangat diberkati. Sungguh heranlah pekerjaan penebusan dan pendamaian yang dikerjakan Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, untuk kebaikan kita masing-masing di masa sekarang dan yang akan datang. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment