KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, June 28, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 JUNI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 10 JUNI 2021
 
KITAB RUT
(Seri:139)
 
Subtema: DITEBUS DARAH YANG MAHAL
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sekarang ini duduk di atas takhtanya, ada dalam kemuliaan yang kekal. Itulah yang menjadi kerinduan kita, yaitu berada dalam kemuliaan yang kekal, sehingga ibadah ini tidak menjadi sia-sia, tidak menjadi percuma.
Oleh kuasa Firman yang sebentar akan kita terima, biarlah kiranya Firman itu menguasai kehidupan kita, sehingga kita melangkah sesuai ketetapan Firman, sampai kepada tujuan, Yerusalem baru, rumah Bapa di sorga, itulah kerajaan dalam kemuliaan yang kekal. Kiranya itu nyata dalam setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia mengikuti TUHAN  dalam ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, TUHAN kiranya memberkati kita sekaliannya dan mengurapi kita sekaliannya.
 
Selanjutnya, marilah kita berdoa, kita mohonkan, supaya kiranya lewat pembukaan rahasia Firman meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi seberapa saja yang hadir pada saat malam hari ini.
Saudara yang tidak bisa hadir (mengikuti) dalam ibadah tatap muka, saudara yang sekarang mengikuti secara online, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh. Dan saudara pun bisa sekaligus menyediakan roti dan anggur, supaya nanti bersama-sama kita menikmati tubuh dan darah Yesus dalam doa yang sama.
 
Mari kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 3. Kita masih berada pada pasal 3, namun kita akan memperhatikan ayat 12 bagian A saja.
Rut 3:12A
(3:12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku.
 
Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus. Singkat kata, di sini kita melihat: Boas mengaku dan berkata kepada Rut, bahwasanya ia adalah seorang yang wajib menebus.
 
Pengakuan Boas tersebut tepat seperti apa yang dikatakan oleh Naomi kepada Rut, menantunya itu, di dalam Rut 2.
Rut 2:19-20
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." (2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
 
Di sini kita melihat, Naomi bertanya kepada Rut menantunya itu: “Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini?” Kemudian, Rut menjawab atau menceritakan (memberitahukan) di mana ia bekerja (di ladang siapa ia bekerja), yang ternyata adalah di ladang Boas.
Setelah mendengarkan jawaban Rut itu, Naomi berkata: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.
-          Orang-orang yang hidup à Bangsa Israel, yang diwakili oleh Naomi.
-          Orang-orang yang mati à Di luar bangsa Yahudi (bangsa kafir), diwakili oleh Rut.
 
Tentang Boas, Naomi berkata: Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus Naomi dan Rut.
Pendeknya: Boas rohani, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus, yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang hidup dan orang-orang mati.
-          Orang-orang yang hidup à Bangsa Israel, yang diwakili oleh Naomi.
-          Orang-orang yang mati à Bangsa di luar Israel (kafir), yang diwakilkan oleh pribadi Rut itu sendiri.
 
Kemudian, kita kembali membaca Rut 3.
Rut 3:12B-13
(3:12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (3:13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
 
Tadi kita sudah melihat: Boas adalah kerabat dari pada Naomi, seorang yang wajib menebus Naomi maupun Rut, menantunya itu.
Tetapi, rupa-rupanya, masih ada lagi seorang penebus yang nampaknya lebih dekat dari pada Boas; oleh sebab itu Boas berkata kepada Rut: “Jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau”. Di sini kita melihat: Boas menunjukkan suatu tanggung jawabnya di hadapan Allah Bapa.
 
Sejenak kita perhatikan 1 Petrus 1. Walaupun kelihatannya ayat ini sering dibaca dan disampaikan, tetapi tetap harus kita baca dan harus kita sampaikan selanjutnya; kiranya, ayat yang berulang-ulang disampaikan tetap menjadi berkat bagi kita sekaliannya.
 
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Perlu untuk diketahui kita bersama-sama: Kita semua telah ditebus dari cara hidup yang sia-sia, dari cara hidup yang lama, yang disebut juga dosa warisan. Kita ditebus ...
-          Bukan dengan barang yang fana, yakni harta, kekayaan, uang yang banyak, serta kedudukan dan pangkat yang tinggi.
-          Bukan pula dengan perak atau pun emas.
yang walaupun perkara-perkara tersebut nampaknya sangat menjanjikan dan dapat menjamin hidup manusia berdosa, bahkan nampaknya perkara-perkara itu semua lebih dekat dengan kita di bumi ini dibanding dengan Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, tetapi kenyataannya, kita ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
 
Sebetulnya, barang yang fana, itulah harta, kekayaan, uang, kedudukan, pangkat yang tinggi, juga emas dan perak, perkara-perkara tersebut nampaknya sangat menjanjikan dan dapat menjamin hidup manusia, termasuk yang berdosa, bahkan nampaknya perkara-perkara itu semua lebih dekat dengan kita di bumi, dibanding dengan Boas rohani yakni TUHAN Yesus Kristus, bukan?
Tetapi kenyataannya, malam ini saya sampaikan dengan tandas: Kita semua ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Darah Kristus adalah darah yang mahal. Mengapa? Sebab darah Kristus sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Mari kita buktikan bahwa darah Kristus sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Sebagai buktinya, kita akan perhatikan Yesaya 53:2-6, dengan perikop: “Hamba TUHAN yang menderita”.
Yesaya 53:2
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.
 
Ayat 2 ini, jelas itu menunjuk; tunggul Isai atau tunas Daud, itulah pribadi Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus.
 
Yesaya 53:3-5
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. (53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (53:5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
 
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Ingat; dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, kemudian dia diremukkan oleh karena kejahatan kita, kejahatan manusia berdosa; oleh sebab itu, supaya kita memperoleh keselamatan, maka ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita (manusia berdosa) ditimpakan kepadanya. Berarti, dia harus menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung untuk menebus menebus manusia berdosa.
 
Yesaya 53:6
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
 
Selanjutnya, di sini dikatakan: Kita sekaliannya sesat seperti domba, mengapa? Sebab masing-masing kita mengambil jalannya sendiri. Kalau domba sesat karena mengambil jalannya masing-masing, artinya; tidak taat, tidak setia dan tidak dengar-dengaran kepada Gembala Agung; itulah orang yang sesat karena mengambil jalannya masing-masing.
 
Mengapa dia sesat mengambil jalannya masing-masing? Karena dia tidak taat, karena dia tidak setia, karena dia tidak dengar-dengaran. Coba dia taat, setia dan dengar-dengaran kepada Gembala Agung, maka dia tidak mungkin sesat, dia tidak akan menuruti keinginan di hatinya. Apalagi saya sebagai seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala haruslah menjadi suatu kehidupan yang taat, setia, dengar-dengaran, untuk menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah. Demikian juga imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, haruslah sebenarnya taat, setia, dengar-dengaran, mentahbiskan dirinya kepada TUHAN, tidak mengambil jalannya sendiri-sendiri, melayani tidak boleh karena keinginan sendiri, tetapi melayani hanya karena keinginan TUHAN.
 
Jadi, karena kesesatan inilah, TUHAN menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, berarti; Yesus Kristus harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, dengan demikian kita dibenarkan oleh karena kasih karunia Allah, atau manusia yang berdosa dibenarkan oleh karena kasih karunia. Bukan karena hasil usaha kita, bukan karena kita hebat, bukan karena yang lain-lain, tetapi kita semua dibenarkan oleh darah salib, oleh kasih karunia.
Kita harus pahami itu, bahwa kita semua dibenarkan oleh karena kasih karunia, bukan karena hasil usaha seseorang, supaya kita jangan bermegah di hadapan TUHAN, dengan lain kata; walaupun kita mempunyai, tetapi biarlah seolah-olah tidak mempunyai; membeli, tetapi seolah-olah tidak membeli.
 
Mari kita lihat KASIH KARUNIA lebih dalam di dalam 1 Korintus 15, dengan perikop: “Kebangkitan Kristus”. Kita bersyukur, sebab itu adalah kasih karunia. Yesus telah mati di kayu salib, hari ketiga Dia bangkit, dengan demikian kita juga hidup; itu adalah kasih karunia. Kalau Dia hidup, maka kita juga hidup; itu adalah kasih karunia. Sesungguhnya, upah dosa adalah maut, tetapi kalau kita hidup, itu karena Dia hidup, dan itu adalah kasih karunia.
 
1 Korintus 15:3-4
(15:3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
 
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu ... Apa yang penting itu yang telah disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus? Yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, karena dosa manusia, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga ... Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib karena dosa manusia, tetapi dia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.
 
Jadi, yang terpenting untuk kita ketahui bersama-sama ialah, bahwa Kristus Yesus telah mati karena dosa-dosa manusia dan karena pelanggaran kita masing-masing, lalu Ia bangkit pada hari yang ketiga, berarti; maut telah dikalahkan, musuh yang terakhir (maut) telah dikalahkan -- sebab upah dosa adalah maut --.
 
1 Korintus 15:5-8
(15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
 
Ketika Yesus dibangkitkan, Ia harus membuktikan diri-Nya bahwa Ia hidup; maka, dalam kebangkitan-Nya itu, Dia menampakkan diri-Nya;
-          Pertama-tama kepada Kefas dan kepada 12 (dua belas) murid ... ayat 5.
-          Kemudian, kepada lebih dari 500 (lima ratus) orang-orang benar ... ayat 6.
-          Lalu, kepada Yakobus dan 12 (dua belas) rasul ... ayat 7.
-          Yang paling akhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Paulus ... ayat 8.
 
Yang paling akhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Paulus, tetapi bukan pada saat Yesus di bumi, melainkan setelah Yesus naik ke sorga, dan Dia duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Besar. Rasul Paulus ini adalah rasul yang ke-13 (tiga belas), rasul yang dikhususkan, rasul spesial, rasul yang ajaib. Jadi, saudara tidak perlu takut memiliki angka 13 (tiga belas), sebab itu adalah angka ajaib; jangan lantas saudara menggantinya dengan angka 12A, 12B, 12C sampai Z, tetap pergunakan angka 13 (tiga belas), tidak usah takut, sebab itu adalah angka ajaib; jangan ikuti mitos-mitos dunia ini karena kita bukan berasal dari dunia ini, walaupun kita ada di dunia.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Yang paling akhir, Yesus menampakkan diri-Nya kepada Paulus, tetapi bukan pada saat Yesus di dunia ini, melainkan pada saat Dia sudah di sorga. Bagi Rasul Paulus, pengalaman semacam ini sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya.
Anak yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur; suatu kehidupan yang tidak berdaya. Setelah dilahirkan dalam bentuk prematur, maka dia menjadi suatu kehidupan yang tidak berdaya; dia harus berada dalam inkubasi, dia harus berada (menerima) pemanasan, intinya; suatu kehidupan yang tidak berdaya, sebab kepalanya saja tidak bisa digerakkan, kakinya saja tidak bisa digerakkan, tangannya saja tidak bisa digerakkan, itulah suatu kehidupan yang tidak berdaya.
 
Sekalipun Rasul Paulus menganggap dirinya sebagai kehidupan yang tidak berdaya, namun TUHAN menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus; dan itu adalah kasih karunia. Lagi pula, Yesus menampakkan diri-Nya bukan pada saat Dia di bumi, melainkan pada saat Dia sudah berada di sorga, dan itu adalah kasih karunia, sebab dia menganggap bahwa dia sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya (prematur), tidak berdaya; tetapi kepada yang tidak berdaya, TUHAN menampakkan dirinya, dan itu adalah kasih karunia yang heran.
Kita adalah kehidupan yang tidak berdaya, karena tidak sanggup untuk menyucikan dirinya, apalagi menyempurnakan dirinya untuk menjadi sama seperti Allah; tetapi oleh karena kasih karunia, kita dibenarkan oleh darah salib Kristus. Tidak boleh sombong walaupun engkau memiliki segala sesuatu yang engkau idam-idamkan di bumi ini, walaupun itu nampaknya lebih dekat dengan kita -- sedangkan Yesus ada di sorga (tidak dekat) --, nampaknya dia seperti mengerti kita, menjamin kehidupan kita, tetapi tidaklah demikian. Justru darah salib yang menebus dosa manusia; walaupun nampaknya jauh di mata, tetapi dekat di hati. Kita ini ada di hati TUHAN, apa buktinya? Di jantung hati dari pada Imam Besar ada Urim dan Tumim, untuk dipertanggung-jawabkan di hadapan TUHAN, Allah Bapa. Kita ada di jantung hati-Nya, dekat di hati-Nya.
 
Pada tutup data (tapal dada) Imam Besar terdapat Urim dan Tumim dari permata krisopras. Jadi, pada tutup dada itu terdapat 12 (dua belas) batu permata, dan pada batu permata itu terukir nama dari 12 (dua belas) suku Israel. Kita ini suku Israel rohani; ada di hati TUHAN. Nampaknya jauh di mata, tetapi dekat di hati-Nya. Kalau saudara mengerti ayat Firman ini, maka hati saudara pasti hancur; sudah pasti hati saudara hancur malam ini. Kita dibenarkan oleh darah salib, itulah kasih karunia, dan kita dijadikan sebagai jantung hati TUHAN.
Kemudian, kehidupan kita dipertanggung-jawabkan, apa buktinya? Ada Urim dan Tumim; apapun kesalahan kita dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah Bapa. Sebab Yesus Kristus, Dia adalah Imam Besar Agung.
 
1 Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
 
Rasul Paulus berkata: “Aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah”. Rasul Paulus mengaku dan menyadari diri sebagai orang yang paling hina dari antara semua rasul-rasul, bahkan ia menganggap dirinya tidak layak sebagai rasul, tidak layak menerima jabatan rasul.
Mengapa dia mengatakan hal itu? Sebab ia merasa sebagai orang yang paling berdosa, sebab dia adalah penganiaya Jemaat Allah. Sebelum dia menerima jabatan rasul, dia adalah orang yang paling berdosa, dia banyak kali menganiaya Jemaat Allah, banyak kali menganiaya anak-anak TUHAN pada zaman itu, termasuk dia harus bertanggung jawab dengan kematian Stefanus -- yang mati dirajami (dilempar) dengan batu --, dan Rasul Paulus mengakui bahwa kematian Stefanus adalah tanggung jawabnya.
Kalau kita sudah terpanggil, maka kita harus dengan mudah mengakui bahwa TUHAN Yesus baik, prakteknya; harus dengan mudah mengakui dosa.
 
Marilah kita melihat pengakuan ini, yang juga diakui oleh Rasul Paulus kepada anak kekasihnya, itulah Timotius. Bukan hanya kepada jemaat di Korintus, tetapi Rasul Paulus juga mengakui kepada anak kekasihnya, yaitu Timotius, di dalam 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah”.
Jadi, peristiwa waktu dia terpanggil, diceritakan kepada jemaat di Korintus, di mana setelah 14 (empat belas) tahun melayani TUHAN, dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut Firdaus, di situlah dia menerima dua hal, yaitu penyataan-penyataan dan penglihatan-penglihatan -- di dalam 1 Korintus 12 --. Dan bagi Rasul Paulus, itu adalah kasih karunia.
 
Jadi, setelah saudara mencatat, saudara lihat saya, karena kita keluarga Allah; jangan saudara menganggap saya sebagai musuh, karena saya mengasihi saudara. Harus tercermin dari sorot pandang. Bukti bahwa saya mengasihi saudara, maka saya harus tampilkan dari pandangan saya. Mempelai TUHAN juga dilihat dari cahaya kemuliaan yang ada di dalam dirinya; jadi, “lihat” supaya kita jangan terbiasa mengeraskan hati.
Kalau kita mudah mengakui kemurahan TUHAN, prakteknya adalah mudah mengakui dosa. Kalau susah mengakui dosa, pasti tidak mau datang kepada kemuliaan; itu sudah pasti. Pelan-pelan kita dididik oleh Firman TUHAN, tetapi kita harus mau dididik oleh Firman, saya pun harus mau dididik oleh Firman. Apalagi kalau orang muda bertahan dengan kekerasan di hati, itu tidak pas tentunya.
 
Mari, kita perhatikan 1 Timotius 1:12-13, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah”. Adakah saudara mengucap syukur atas kasih karunia Allah, karena sudah ditebus oleh darah salib, karena dibenarkan oleh anugerah? Bersyukurlah. Lihatlah, rasa syukur itu harus diakui di hadapan TUHAN, baik gerak-gerik pun harus mengakui, bukan hanya dari mulut saja, tetapi prakteknya harus dibuktikan.
 
1 Timotius 1:12-13
(1:12) Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku -- (1:13) aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

Aku bersyukur kepada Dia, aku bersyukur kepada TUHAN Yesus, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. TUHAN menganggap Paulus setia, akhirnya dipercayakanlah suatu pelayanan imamat rajani.
Aku yang tadinya seorang penghujat ... Awalnya, Rasul Paulus ini adalah seorang penghujat, dan seorang penganiaya dan seorang ganas. Secara detil “ganas” ini banyak, bisa korupsi, bisa orang najis, berzinah, dan lain sebagainya, banyak, namanya pun “ganas”, sama seperti binatang juga ganas. Apa buktinya? Kalau berkelamin, tidak malu melakukannya di depan umum, lihatlah seperti anjing. Walaupun di sini tidak ditulis secara rinci, tetapi dia ganas, buas, seperti binatang.
Tetapi aku telah dikasihani-Nya ... Bayangkan; TUHAN menaruh belas kasihan kepada orang ganas seperti Paulus, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
 
Singkat kata, di sini kita melihat: Rasul Paulus bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus, sebab apa? Karena TUHAN Yesus telah menguatkan Rasul Paulus, kemudian TUHAN Yesus menganggap Rasul Paulus setia, dan akhirnya TUHAN Yesus mempercayakan pelayanan pemberitaan Injil (imamat rajani).
Padahal dalam pembacaan tadi, kita melihat bahwa Rasul Paulus mengaku, bahwa dahulu Rasul Paulus adalah;
-          seorang penghujat,
-          seorang penganiaya orang-orang kudus,
-          seorang ganas (buas) seperti binatang yang tidak malu melakukan sesuatu yang tidak senonoh, sama seperti anjing -- dan binatang apa saja -- yang tidak malu kalau berkelamin, itu menunjukkan bahwa dia buas (ganas).
Tetapi Rasul Paulus berkata: “Aku telah dikasihani-Nya” TUHAN telah menaruh belas kasihan kepada dia.
 
Tetapi bukan saja Rasul Paulus, kita juga sama seperti Rasul Paulus, dahulu sebelum dipanggil oleh TUHAN, dahulu sebelum kita tergembala dalam penggembalaan GPT “BETANIA”; dan itu harus diakui. Bahkan setelah tergembala pun, masih banyak kesalahan-kesalahan, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang diperbuat, baik sengaja maupun tidak disengaja.
 
1 Timotius 1:14-15
(1:14) Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Tetapi akhirnya, Rasul Paulus dibenarkan oleh darah salib, dibenarkan oleh karena kasih karunia TUHAN.
 
Kemudian, Rasul Paulus berkata: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya”.
Apa arti perkataan ini? Arti dari perkataan ini adalah Rasul Paulus mengakui bahwa dia hidup oleh karena kasih karunia. Dan praktek mengakui bahwa hidup kita ini ada karena kasih karunia adalah dengan mudah mengakui dosa. Itulah orang yang mengakui kasih karunia, yaitu dengan mudah juga mengakui dosanya; dahulu aku ganas, dahulu aku penghujat, dahulu aku penganiaya.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Pada akhirnya Rasul Paulus berkata: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya”, artinya; Rasul Paulus mengakui bahwa dia hidup dan dibenarkan oleh darah salib (kasih karunia), prakteknya; dia mudah untuk mengakui dosa. Jangan ada yang sulit untuk mengakui dosa, karena itu adalah tanda, wujud nyata dari kehidupan kita bahwa kita telah mengakui bahwa kita hidup oleh karena kasih karunia, dibenarkan oleh darah salib, oleh iman, bukan karena hasil usaha tetapi oleh iman kepada darah salib Kristus.
 
1 Timotius 1:16
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
 
Kiranya kita semua yang hidup dalam kasih karunia, hendaklah menjadi contoh dan teladan baik dalam perkataan, perbuatan, solah tingkah dalam segala perkara, di mana pun kita ada. Itu adalah tanda syukur kita kepada TUHAN.
 
Menjadi contoh teladan adalah rasa syukur kita. Jangan kita mengatakan: "Saya bersyukur", tetapi buktinya tidak ada. Harus dibuktikan layak menjadi contoh dan teladan dalam pekerjaan TUHAN dan melayani TUHAN. Jangan dengan mudah putus asa dan menyerah, supaya kita layak menjadi contoh dan teladan.
 
Kita membaca kembali hal yang senada, yang juga diakui oleh Rasul Paulus Kepada jemaat di Filipi, di dalam Filipi 3:4-6, dengan perikop: “Kebenaran yang sejati”.
Filipi 3:4
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
 
Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, kalau ada orang mengira “kita hidup karena perkara lahiriah, kita hidup karena barang fana, harta kekayaan, uang, serta kedudukan dan pangkat yang tinggi”, kalau ada orang yang menyangka seperti itu dan menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah, Rasul Paulus berkata: “aku lebih lagi”.
Mengapa Rasul Paulus mengatakan “aku lebih lagi” dari antara mereka yang menaruh percaya kepada yang lahiriahnya, barang fananya, termasuk perak dan emas? Alasan Paulus mengatakan itu, dapat kita temukan pada ayat 5-6.
 
Filipi 3:5-6
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
 
Inilah kelebihan-kelebihan Rasul Paulus secara lahiriah:
1.      Disunat pada hari kedelapan. Berarti, sama seperti Yesus yang disunat pada hari kedelapan; persis seperti sunatnya Yesus, tidak lebih - tidak kurang.
2.      Dari bangsa Israel. Rasul Paulus adalah bangsa Israel tulen, berarti kedua orang tuanya pun Israel tulen, keturunan asli dari 12 (dua belas) suku Israel.
3.      Dari suku Benyamin. Rasul Paulus tepatnya dari suku Benyamin.
4.      Orang Ibrani asli. Rasul Paulus adalah orang Ibrani asli, tidak campuran. Contoh campuran itu Manasye dan Efraim, anaknya Yusuf, sebab mereka lahir dari rahimnya, seorang perempuan Mesir; jadi, bukan asli Israel. Tetapi Rasul Paulus itu Ibrani asli (tulen); secara lahiriah, ia hampir sama dengan TUHAN Yesus.
Hal 1-4 itu sudah melekat dan mendarah daging dalam dirinya, dan itu tidak bisa dihapus lagi. Hal 1-4 ini adalah silsilah Rasul Paulus yang sudah mendarah daging, tidak bisa dihapuskan lagi. Dari silsilah ini, tidak ada orang yang bisa bermegah lebih dari pada Rasul Paulus.
5.      Tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi, berarti; munafik. Ragi Farisi adalah munafik, walaupun dia menguasai hukum Taurat, walaupun dia adalah kaum cendikiawan, kaum yang terhormat -- yang masih ada di Israel sampai saat ini --.
6.      Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat. Soal kegiatan, Rasul Paulus adalah seorang penganiaya jemaat; yang tadi sudah diakui dalam 1 Korintus 15, dan diakui juga kepada Timotius, dan diakui juga kepada jemaat di Filipi.
7.      Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Rasul Paulus tidak bercacat di dalam hal kebenaran dalam mentaati hukum Taurat.
Hal 5-7 adalah karakter (tabiat) Rasul Paulus.
 
Jadi, baik dalam bentuk silsilah, maupun dalam perbuatan-perbuatan atau karakternya, sungguh tidak ada yang bisa menandingi dia. Itu sebabnya, dia berkata pada ayat 4: Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, termasuk barang fana, perak atau emas, Rasul Paulus berkata: aku lebih lagi”, setelah kita menyelidiki 7 (tujuh) perkara di dalam dirinya yang dibagi dalam 2 (dua) bagian:
-          Bagian yang pertama; silsilah yang luar biasa tidak terhapuskan dari dalam dirinya, tidak ada yang lebih dari dia.
-          Bagian yang kedua; karakter Rasul Paulus secara duniawi semuanya luar biasa.
 
Tetapi lihatlah ayat 7-8.
Filipi 3:7-8
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
 
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku -- itulah 7 (tujuh) hal yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian --, sekarang kuanggap rugi karena Kristus, Rasul Paulus menganggap hal-hal itu semua menjadi suatu kerugian karena TUHAN Yesus Kristus telah memanggil dia.
 
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi ... Barang fana, perak dan emas dianggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya, lebih mulia dari barang fana (hal yang lahiriah). Inilah orang yang hidup di dalam kasih karunia; dibenarkan oleh karena anugerah, oleh iman kepada darah salib, bukan karena hasil usaha, tetapi oleh iman.
 
Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah ... Oleh karena Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, Paulus melepaskan semuanya itu, itulah 7 (tujuh) perkara di atas yang melebihi orang-orang sezamannya, bahkan 7 (tujuh) perkara itu, barang fana itu dianggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Jadi, yang lahiriah itu harus dianggap sampah supaya kita memiliki Kristus, tetapi kalau hal yang lahiriah kita anggap lebih utama, maka Kristus yang menjadi sampah. Yang benar adalah Kristus lebih mulia dari barang fana, sementara barang fana adalah sampah, bahkan kotoran.
 
Kalau seseorang masih mengutamakan hal yang lahiriah, berarti bagi dia, Kristus masih sampah; bagi dia, ibadah dan pelayanan ini masih sampah; bagi dia, segala kegiatan Roh adalah sampah (kotoran).
 
Saya berharap, jangan saudara jadikan TUHAN Yesus menjadi sampah. Kita harus menganggap ibadah dan pelayanan kepada TUHAN lebih mulia dari sampahmu. Oleh sebab itu, jangan datang terlambat untuk beribadah hanya karena engkau menganggap sampahmu itu lebih mulia dari Kristus, itu sebabnya engkau sengaja terlambat. Kalau engkau anggap HP (gawai) lebih mulia sampai larut malam, berarti TUHAN Yesus menjadi sampah, sehingga engkau ngantuk-ngantuk dalam ibadah.
Lebih dewasalah; harus lebih bijaksana mulai dari sekarang. Jangan acuh tak acuh dengan pemberitaan Firman; itu tandanya kita mengakui bahwa hidup ini karena kasih karunia, prakteknya; mudah juga mengaku dosa.
 
Filipi 3:9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
 
Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus. Mengikut TUHAN bukan lagi karena kebenaran diri sendiri, bukan lagi karena mentaati hukum Taurat, bukan lagi karena hasil usaha, bukan lagi seperti itu; tetapi kita mengikuti TUHAN karena kebenaran yang dianugerahkan, mengikuti TUHAN karena kasih karunia. Mempunyai seolah-olah tidak mempunyai; membeli seolah-olah tidak membeli; membeli tetapi seolah-olah tidak memiliki.
 
Dahulu saya tidak punya rumah, tetapi akhirnya punya rumah, walaupun sederhana. Dahulu tidak ada kendaraan (sepeda motor), akhirnya TUHAN berikan sepeda motor Cina -- itu adalah kendaraan yang pertama --. Empat tahun kemudian, TUHAN berikan motor Astra Supra Fit, dan masih ada untuk dipergunakan sampai sekarang. Bagi saya, tidak susah untuk membagi kalau ada 2 (dua) kendaraan;karena saya mau menjadi contoh. Jangankan kendaraan, memberikan Rp 100.000,- atau Rp 200.000,- pun tidak susah bagi saya, karena saya mau belajar untuk memberi dari kekurangan. Sampai akhirnya TUHAN berikan kendaraan roda empat pun biasa saja. Itulah “sampah”, maksudnya; perkara lahiriah tidak lebih mulia dari TUHANku, TUHAN saudara, TUHAN kita Yesus Kristus.
 
Filipi 3:10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
 
Yang kukehendaki ialah ... Lihatlah, apa yang dikehendaki oleh Rasul Paulus? Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus adalah mengenal Dia, bukan yang lain-lain, dan kuasa kebangkitan-Nya.
 
Biarlah kiranya kita betul-betul nyata dengan dua hal:
Yang Pertama: Betul-betul mau mengenal Dia lebih dalam lagi, berarti; kerohanian kita tentu lebih rohani lebih dalam lagi, lebih dewasa lagi. Itulah arti mengenal Dia lebih dalam, berarti berusaha untuk lebih dewasa rohani lagi.
Kemudian, yang kedua adalah kebangkitan-Nya. Untuk yang kesekian kali saya sampaikan: Kebangkitan itu diawali dengan sengsara. Sebagaimana yang dikatakan pada ayat 10 ini: Yang kukehendaki ialah kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, berarti diawali dengan sengsara salib.  Dan sengsara salib membuka jalan bagi kita untuk satu dengan kematian-Nya.
 
Jadi, yang diinginkan, yang dikehendaki oleh Rasul Paulus:
YANG PERTAMA: Mengenal Dia.
Apa bukti mengenal Dia? Berarti, berusaha untuk lebih rohani, lebih dewasa, lebih rendah hati dari yang lain; itulah arti “mengenal Dia”. Masakan kita mau kenal-kenalan begitu saja, “ayo, kenalan namamu siapa”, tetapi tidak berjuang untuk lebih rohani, tidak berjuang untuk lebih rendah hati, tidak berjuang untuk lebih lemah lembut; itu namanya kenal-kenalan di pinggir jalan saja.
Tetapi yang dimaksud dengan “yang kukehendaki adalah mengenal Dia”, berarti; berusaha untuk lebih rohani, berusaha lebih bijaksana, berusaha lebih dewasa, berusaha lebih lemah lembut, berusaha lebih rendah hati, berusaha lebih lagi di dalam hal berkorban lebih dari yang lain dan tidak perlu untuk dihimbau, melainkan langsung mengerti. Itulah berusaha untuk mengenal Dia, berarti berusaha untuk mengerti untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN.
YANG KEDUA: Kebangkitan-Nya.
Tetapi jangan lupa; kebangkitan itu dimulai dari satu dengan sengsara-Nya. Dan sengsara salib adalah jalan yang terbuka bagi kita untuk satu dalam kematian-Nya, supaya akhirnya kita satu dengan kebangkitan-Nya.
Setelah Yesus mati, lalu hari ketiga bangkit, berarti maut dikalahkan; itulah kasih karunia. Masakan kita hidup dalam kasih karunia, tetapi yang kita kehendaki yang lain-lain? Itu bukan kasih karunia.
 
Saudara harus mengerti korban Kristus. Jangan saudara hanya ingin diberkati, tetapi tidak mengerti korban Kristus.
 
Kita kembali membaca 1 Korintus 15.
1 Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
 
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua, dari semua rasul-rasul, persamaannya;
-          Kalau engkau adalah imam, berarti engkau harus bekerja lebih keras dari semua imam-imam.
-          Kalau engkau adalah pelayan TUHAN, berarti engkau harus bekerja lebih keras dari semua pelayan-pelayan TUHAN.
-          Kalau engkau adalah sidang jemaat, berarti engkau harus bekerja lebih keras dari semua sidang jemaat.
Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
 
Inilah kehidupan yang hidup dalam kasih karunia, di mana Rasul Paulus berkata: Tetapi oleh karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang ini. Demikian juga kita ada sebagaimana kita ada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, itu karena kasih karunia, bukan karena hasil usaha seseorang.
Kalau kita diberi kesempatan untuk menghadap TUHAN, diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, itu kasih karunia, bukan karena hasil usaha siapapun di atas muka bumi ini.
 
Kemudian, Rasul Paulus berkata: Dan kasih karunia yang dianugerahkan kepadanya tidak sia-sia. Oleh sebab itu, saya menghimbau; jangan sia-siakan kemurahan hati TUHAN yang engkau terima dari TUHAN. Engkau sudah ditebus oleh darah salib, itu adalah kemurahan; jangan sia-siakan darah salib Kristus. Berkatmu jangan engkau hambur-hamburkan begitu saja.
 
Sebaliknya, Rasul Paulus -- kehidupan yang menghargai kasih karunia -- berkata: Aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua, dari semua rasul-rasul.
-          Pelayan TUHAN harus berkata: Aku bekerja lebih keras dari semua pelayan TUHAN.
-          Sidang jemaat juga harus menaruh pemikiran yang sama di dalam dirinya dan berkata: Aku bekerja lebih keras dari semua sidang jemaat.
Itulah orang yang hidup di dalam kasih karunia.
 
Selanjutnya, Rasul Paulus berkata: Tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Jadi, semua hanya oleh karena kasih karunia yang menyertai kita sekaliannya, baik hidup, ibadah, pelayanan, nikah dan rumah tangga; kasih karunia menyertai kita, bukan karena hasil usaha.
 
Sekarang kita kembali untuk melihat tentang DARAH SALIB KRISTUS tadi.
Darah Kristus adalah darah yang mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Dan kita akan buktikan itu lebih rinci lagi di dalam Yesaya 53.
Yesaya 53:6-7
(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri. Kita ini sesat, terhilang, sehingga disebutlah sebagai domba-domba yang liar, mengapa? Karena kita mengambil jalannya sendiri, hanya menuruti keinginan di hati, bukan keinginan hati TUHAN = Tidak taat, tidak setia dan tidak dengar-dengaran kepada Gembala Agung.
Tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian, TUHAN Yesus telah menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia.
 
Selanjutnya, di sini kita perhatikan: Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.
Kalau untuk ukuran dunia, ketika seseorang teraniaya bukan karena kesalahannya, maka dia harus membuka mulut, artinya; kejahatan itu akan dia balas dengan kejahatan. Tetapi di sini kita melihat; dia teraniaya tetapi dia membiarkan diri ditindas, dibiarkan saja tertindas, dan tidak membuka mulutnya, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan; hal ini bertolak belakang dengan hukum dunia.
Kalau hukum dunia; yang benar tidak boleh dipersalahkan. Ketika yang benar dipersalahkan, maka dia akan membalas, bila perlu sampai kepada meja hijau; darah orang semacam ini tidak mahal, melainkan murahan. Kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan, maka hidup orang semacam ini tidak mahal, dengan lain kata; murahan.
Tetapi kalau kita senantiasa memikul salibnya di tengah ibadah dan pelayanan, kita banyak berkorban -- baik tenaga, pikiran, waktu --, sampai seluruh hidup ini berdarah-darah -- kantongnya berdarah-darah, otaknya berdarah-darah, matanya berdarah-darah, telinganya berdarah-darah, mulutnya berdarah-darah, kakinya berdarah-darah, tangannya berdarah-darah, dari ujung rambut sampai ujung kaki berdarah-darah --, maka ia berharga di mata TUHAN, dengan lain kata; tidak murahan.
 
Buatlah dirimu berharga, bukan karena engkau memiliki kendaraan mewah, rumah mewah, uang banyak, bukan; itu berharga di mata manusia. Yang saya maksud adalah buatlah dirimu berharga di mata TUHAN, berarti seluruh hidup harus berdarah-darah. Ini bukanlah ajaran sesat, karena Yesus sendiri sudah mati di atas kayu salib, di mana darah-Nya tercurah kepada kita. Untuk apa darah-Nya tercurah? Tentu supaya kita berdarah-darah.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Dia teraniaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulut-Nya, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-          Dia yang benar dipersalahkan, namun mulut tetap tidak terbuka.
-          Dia yang suci dipersalahkan, namun mulut-Nya tetap tidak terbuka.
-          Bahkan Dia yang sempurna dipersalahkan, namun mulut-Nya tidak terbuka.
Maka dengan demikian, darah Kristus adalah darah yang mahal, yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bercacat dan tak bernoda, dan itu sudah terbukti:
-          Ketika Yesus dibawa ke Mahkamah Agama di hadapan Kayafas, di situ banyak tuduhan-tuduhan palsu dari saksi-saksi palsu, di situ juga Dia ditinju, di situ juga Dia diludahi -- itu adalah ludah dari orang Yahudi sendiri --, Dia dipukul dengan buluh.
-          Setelah dari pengadilan Mahkamah Agama, Dia juga dibawa ke pengadilan Herodes, lalu kembali lagi ke Pilatus (wali negeri). Di situ, Dia dihinakan sekali oleh bangsa Israel sendiri, Dia dianggap rendah; oleh sebab itu, Dia disalibkan, tetapi Yesus yang lain, itulah Yesus Barabas dilepaskan. Bagi orang Yahudi, Yesus Barabas lebih berharga dibanding Yesus Kristus; itulah sebabnya, Yesus Kristus akhirnya disalibkan, sebab orang Yahudi mendesak Yesus untuk menyalibkan Yesus, sekalipun di pengadilan itu, Pilatus tidak menemukan kesalahan, sampai akhirnya dia cuci tangan sendiri. Oleh karena pengaruh dari pada orang Yahudi sendiri, akhirnya Pilatus mengalah; dia mengambil keputusan bahwa Yesus harus disalibkan.
-          Namun, sampai di atas kayu salib pun, penyamun-penyamun yang disalibkan bersama dengan Yesus menghujat, tetapi Yesus pun tidak membela diri, tidak membuka mulut.
Jadi, darah Kristus itu mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Oleh sebab itu, hamba TUHAN tidak perlu juga mengotori darah sidang jemaat dengan kotbah-kotbah yang tidak perlu dikotbahkan. Misalnya: Ada penganut ajaran lain mempersalahkan salib karena ada setannya di situ; jika kita mendengar hal ini, tidak usah kita harus marah-marah. Kalau seorang hamba TUHAN sibuk untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, seolah-olah ingin meluruskan kebenaran, sebetulnya;
1.      dia sedang menciderai rohani sidang jemaat,
2.      dia sedang mengotori darah sidang jemaat dan mengotori darahnya sendiri.
 
Dari sejak di taman Getsemani, Petrus sedang berusaha untuk membela Yesus dengan pedangnya, dan memutuskan telinga dari seorang hamba Imam Besar. Tetapi Yesus berkata: “Sarungkan pedangmu itu”, kemudian Yesus menempelkan telinga hamba Imam Besar itu. Yang TUHAN mau adalah telinga ini dengar-dengaran; itu saja, tidak lebih, tidak kurang.
 
Tidak berhenti sampai di situ, dalam Injil Yohanes, di hadapan Pilatus, Yesus berkata: Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini, Kerajaan-Ku dari sorga. Hukum dunia dengan hukum sorgawi itu berbeda.
Maka, Sidang Jemaat perlu untuk mendoakan saya, untuk tidak mengkotbahi suatu khotbah yang tidak menciderai rohani sidang jemaat. Doakan saya untuk tidak mengotori darah sidang jemaat. Seharusnya, saudara, teramat lebih umat TUHAN yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming, seharusnya saudara bersyukur berterima kasih kepada TUHAN, kalau akhirnya digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel (Tubuh Kristus).
 
Selanjutnya, kita perhatikan 1 Petrus 2, dengan perikop: “Penderitaan Kristus sebagai teladan”.
1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
 
Jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah kasih karunia. Jadi, jangan terpaksa, tetapi harus dengan kesadaran kita masing-masing; itu kasih karunia. Jangan karena orang lain sudah melakukan yang baik, barulah kita ikut-ikutan melakukan yang baik sampai berkorban, tidak, tetapi harus dengan sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dan itu adalah kasih karunia.
 
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Menderita karena kesalahan, itu bukan kasih karunia, dan itu bukan puji-pujian, itu adalah kehinaan.
Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita -- itulah yang disebut aniaya Firman --, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Aniaya karena Firman, sengsara karena salib, itu adalah kasih karunia.
 
Banyak orang Kristen tidak mengerti tentang kasih karunia, hanya sebatas mengerti “saya dibenarkan karena kasih karunia”, itu memang betul, tidak salah; tetapi menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itulah kasih karunia yang sejati. Penderitaan Kristus sebagai teladan yang sejati, itu adalah kasih karunia bagi kita; oleh sebab itu, pertahankanlah itu.
 
1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
 
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Kita dipanggil supaya kita mengikuti jejak Kristus, di mana Dia menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung; itulah jejak yang Dia tinggalkan, supaya kita mengikutinya.
Jangan ikuti jalan lain; jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan, supaya engkau berhasil dan beruntung. Sebab, pada saat kita mengikuti jejak yang ditinggalkan -- menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung --, kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan tepat dan benar, maka ingatlah; saat itu juga dosa rontok, saat itu juga Setan sudah dikalahkan.
 
Saya masih ingat salah seorang jemaat ketika pertama kali datang ke sini; dalam setiap langkah-langkah jejak kakinya itu seolah-olah ada yang mengikuti dia di belakangnya. Tetapi sekarang, engkau harus belajar memikul salib, mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Yesus, sebab untuk itulah engkau dipanggil. Ketika kita mengikuti jejak-jejak Yesus yang berdarah, keuntungannya;
-          Saat itu juga, semua dosa rontok.
-          Saat itu juga, semua Setan sudah dikalahkan di bawah kaki salib Yesus.
Dan sekarang, sudah tidak ada lagi yang mengikuti dia (jemaat tersebut). Dahulu, untuk masuk ke pastori pun tidak bisa, karena kakinya diikat oleh Setan -- mungkin turunan perdukunan dari orang tua atau dari mana, saya tidak mengerti --. Tetapi sekarang, dia sudah bebas, karena darah salib.
 
Selanjutnya, perhatikan ayat 22-23.
1 Petrus 2:22-23
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
 
Pribadi Yesus sebagai yang mengaruniakan kasih karunia:
1.      Ia tidak berbuat dosa = Penuh dengan Firman Allah.
2.      Tipu tidak ada dalam mulut-Nya = Penuh dengan Roh Allah.
3.      Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, dengan lain kata; Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan = Penuh dengan kasih Allah
Tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil, Dia menyerahkan segala persoalan hidup-Nya kepada Yang Berwajib, itulah Allah yang berhak untuk mengadili orang mati dan orang hidup; itulah Orang yang berwajib. Kita tidak berhak untuk mengadili (menghakimi) siapapun dengan berkata: “Oh, kamu sudah menyakiti, awas ya, saya hantam kamu”, tidak. Kemudian, Dia juga tidak mengancam, dengan berkata: “Awas ya, kalau kamu tidak baik kepada saya, maka saya pukul kamu”, tidak ada ancaman seperti itu.
Itulah yang disebut hidup dalam kasih karunia, yaitu tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
 
1 Petrus 2:24
(2:24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
 
Yesus Kristus telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, tujuannya -- tidak lain, tidak bukan --; supaya kita yang telah mati oleh terhadap dosa, hidup dalam kebenaran. Tidak berhenti sampai di situ, ada lagi tambahan sebagai bonus; oleh bilur-bilur-Nya kita semua telah sembuh dari segala jenis penyakit.
 
1 Petrus 2:25
(2:25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
 
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba yang liar, tidak tergembala, karena mengambil jalannya masing-masing, menuruti keinginan di hati, tidak menuruti kehendak Allah, tidak taat, tidak setia, tidak dengar-dengaran kepada Gembala Agung, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Oleh darah salib Kristus, sekarang kita tergembala dan dipelihara dalam penggembalaan ini.
 
Jadi, kalau kita tergembala, semata-mata bukan karena hasil usaha, namun oleh karena darah salib. Dan kita tergembala dengan baik, tujuannya supaya kehidupan kita terpelihara, sebab di luar TUHAN, kehidupan kita tidak tergembala. Jadi, mau tidak mau, kita memang harus tergembala, berarti;
-          Jangan lagi sesat.
-          Jangan lagi mengambil jalan masing-masing.
-          Dalam segala perkara jangan lagi turuti keinginan di hati (kehendak daging), tetapi biarlah kita melakukan segala sesuatu karena keinginan TUHAN.
 
CONTOH TIDAK MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN.
Yesaya 53:7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya, berarti; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-          Sekalipun Dia benar, ketika dipersalahkan, Dia tidak membuka mulut-Nya = Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-          Sekalipun Dia suci, ketika dipersalahkan, ditinju, dipukul, diludahi, namun Dia tidak membuka mulut-Nya = Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-          Dia sempurna, ketika Dia dipersalahkan, Dia tidak membuka mulut-Nya, artinya; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Itulah sebabnya, darah Kristus itu adalah darah yang mahal, tak bernoda dan tak bercacat, sama seperti darah Anak Domba.
 
Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan digambarkan dengan 2 (dua) hal:
1.      Seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, dengan kata lain; dibantai, tetapi tidak buka mulut.
2.      Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, tetapi juga tidak membuka mulutnya.
 
Beberapa kali saya melihat pengguntingan bulu domba di luar negeri; kalau bulu domba sudah panjang, maka bulu domba digunting. Kemudian, kalau sudah panjang lagi, digunting lagi; terus menerus seperti itu. Tetapi, saya tidak pernah melihat domba yang mengembik saat digunting bulunya, tidak pernah melihat domba membuka mulutnya saat digunting bulunya, sebaliknya; mulutnya itu kelu di depan orang-orang yang menggunting bulu induk domba.
Itulah gambarannya; itu sebabnya, disebut darah Kristus itu mahal sama seperti darah Anak Domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat, dengan lain kata; tidak membuka mulut, itulah yang membuat kita berharga. Tetapi kalau di tengah-tengah ibadah pelayanan; sedikit-sedikit ngomel, sedikit-sedikit menggerutu, sedikit-sedikit mempersalahkan berita Firman, maka darah orang semacam ini tidak mahal, hidupnya pun tidak mahal.
 
DAMPAK POSITIF TIDAK MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN:
Yang pertama, dari sisi anak domba: Anak Domba dibawa ke pembantaian, sehingga potongan-potongan daging anak domba itu dapat kita nikmati; itulah keuntungannya.
Kalau anak domba ngomel, memberontak, maka anak domba tidak dapat dibawa ke pembantaian, sehingga tidak ada potongan-potongan daging yang dapat dinikmati. Tetapi karena dia tidak ngomel, tidak memberontak, akhirnya anak domba dibawa ke pembantaian, kemudian potongan-potongan daging itu dibawa dan dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran, sehingga potongan-potongan itu bisa kita nikmati, tidak menjadi sia-sia.
Inilah dampak positif yang pertama; kita dapat menikmati potongan-potongan daging yang dibantai itu.
 
Kita baca Yohanes 6, dengan perikop: “Roti hidup”.
Yohanes 6:32-33
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. (6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
 
 Sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Bukan Musa yang memberikan roti bagi bangsa Israel dalam perjalanan mereka selama 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, melainkan Allah Bapa yang memberikan mereka makan roti yang benar dari sorga, dari Allah.
 
Kemudian, lebih jelas lagi di sini dikatakan: Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia. Roti yang dari Allah adalah roti yang dari Sorga, dan yang memberi hidup kepada dunia. Itulah roti yang dari sorga, dari Allah; memberi hidup.
Kalau roti biasa yang kita makan; sesaat kenyang, namun beberapa jam kemudian kita akan merasakan lapar kembali, dengan lain kata; tidak memberi hidup. Tetapi roti yang turun dari sorga, dari Allah, itulah yang memberi hidup.
 
Yohanes 6:34-35
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." (6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
 
Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Mendengar kata “roti”, bangsa Israel ini cepat sekali untuk menginginkan roti yang diceritakan itu. Tetapi ternyata “roti” yang dimaksud Yesus tidak sesuai dengan pemikiran mereka. Mereka berpikir, bahwa Yesus berbicara tentang roti biasa; sebaliknya, kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup”.
Kemudian, Yesus berkata: Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Kalau kita datang kepada Dia, maka kita tidak lapar dan tidak haus lagi.
 
Yohanes 6:36
(6:36) Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
 
Tetapi sekalipun demikian, orang Yahudi tidak percaya Yesus sebagai roti hidup; mereka hanya percaya kepada roti biasa yang mengenyangkan untuk sesaat, tetapi lapar kembali.
 
Yohanes 6:48-50
(6:48) Akulah roti hidup. (6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
 
Diulangi lagi yang kedua kalinya, Yesus berkata: “Akulah roti hidup.” Selanjutnya, Yesus berkata: “Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati”, hanya kenyang sebentar, tetapi akhirnya mereka binasa, mayat mereka bergelimpangan di padang gurun. Tetapi Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
 
Yohanes 6:51
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
 
Jadi, roti yang dimaksud di situ adalah anak domba yang dibawa ke pembantaian, di mana dagingnya sudah dibantai di atas kayu salib, itulah maksudnya.
Seandainya anak domba tadi memberontak, ngomel (ngoceh) terus setiap hari, tidak akan dibawa ke pembantaian, dan kita tidak akan menikmati potongan-potongan daging dari binatang yang dibantai itu. Tetapi puji TUHAN, mulutnya tidak terbuka, sehingga anak domba dibawa ke pembantaian, dan potongan dagingnya kita nikmati.
 
Yesus adalah Anak Domba yang telah dibantai di atas kayu salib, Dialah roti hidup yang memberi hidup kekal. Kalau roti biasa; hanya kenyang sesaat, namun lapar kemudian, tidak memberi hidup.
 
Yohanes 6:52-53
(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
 
Pada ayat 52, respon orang Yahudi tidak baik, itu adalah tanda bahwa mereka suka ngomel, tidak yakin bahwa Yesus adalah roti hidup, Dialah Anak Domba Allah yang dibawa ke pembantaian. Intinya; orang Yahudi tidak yakin dengan salib.
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Kalau kita tidak menikmati potongan daging anak domba yang dibawa ke pembantaian, maka kita tidak akan hidup dalam diri kita sendiri.
 
Kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu, artinya; walaupun hidup, walaupun nyawa dikandung badan, tetapi tidak mempunyai hidup; hanya hidup jadi-jadian saja, itulah namanya “mayat hidup”. Janganlah kita menjadi mayat hidup, tetapi nikmatilah potongan daging yang dibawa ke pembantaian, Dialah roti hidup.
Oleh sebab itu, tidak usah ngomel, tidak usah bersungut-sungut, supaya kita semua mempunyai hidup dalam diri kita masing-masing. Jangan kita “hidup”, tetapi “tidak hidup”, itu namanya mayat hidup.
 
Yohanes 6:54-58
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. (6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
 
Kalau kita menikmati potongan-potongan daging dari anak domba yang dibawa ke pembantaian, maka keuntungannya ialah:
-          Yang Pertama, ayat 54: Tuhan membangkitkan dia pada akhir zaman.
-          Yang Kedua:, ayat 56: Satu dengan TUHAN; TUHAN di dalam kita, kita di dalam TUHAN. Satu dengan TUHAN, berarti; tidak lagi menyatu dengan dosa. Kalau kita menyatu dengan TUHAN, maka dosa tidak lagi menyatu dengan kita.
-          Yang Ketiga, ayat 58:  Hidup untuk selama-lamanya.
 
Inilah dampak positif yang pertama jika tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, yaitu menikmati potongan daging dari anak domba yang dibawa ke pembantaian itu, sehingga keuntungannya adalah hidup untuk selama-lamanya.
Saudara mau hidup selama-lamanya atau mau binasa selama-lamanya? Kalau saudara mau hidup untuk selama-lamanya, maka nikmatilah potongan daging dari Anak Domba Allah yang sudah dibawa ke pembantaian di atas kayu salib; jangan merasa asing, jangan ngomel. Persepuluhan saja diberikan secara pas-pasan, lupa menghitung perpuluhan ketika dia ditraktir mie ayam, lupa menghitung perpuluhan ketika dia mendapat makanan dari mana dari mana, lupa menghitung perpuluhan berkat-berkat lainnya, akhirnya pas-pasan hitungannya; itu sama dengan pencuri. Saya belajar untuk tidak pas-pasan; ketika Pak Guru membawa satu ikat daun kelor, saya hitung perpuluhannya, saya anggap itu seharga dengan daun singkong Rp 2.000,-, lalu saya langsung masukkan Rp 1.000,- sebagai perpuluhan. Ada lagi yang kirim sop kemarin, juga saya hitung perpuluhannya. Ada lagi yang membawa sate ke pastori, saya hitung persepuluhannya. TUHAN Yesus adalah teladan yang sejati bagi kita semua.
 
Hal yang senada dapat kita perhatikan dalam 1 Korintus 11.
1 Korintus 11:23-25
(11:23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (11:24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (11:25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
 
Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari TUHAN -- ini adalah pengakuan dari Rasul Paulus, di mana dia juga menikmati potongan daging dari anak domba yang dibawa ke pembantaian -- yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya, supaya kita masuk dalam perjamuan malam.
Nanti juga pesta nikah itu terjadi pada waktu malam; pada waktu gelapnya dunia, di mana dosa sudah memuncak, di situlah perjamuan malam kawin Anak Domba itu terjadi, bukan waktu terang, tetapi waktu malam; itu sebabnya disebut “perjamuan malam”. Di sini pun, waktu Yesus menyerahkan roti kepada murid-murid adalah waktu perjamuan malam, barulah Dia diserahkan oleh imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat, lalu disalibkan.
 
Jadi, mulai dari sekarang, kita harus biasa menikmati potongan daging dari anak domba yang dibawa ke pembantaian itu; tidak usah ngomel, sebab dia adalah roti hidup. Jangan berpikir pendek, kalau memang mau menerima hidup kekal.
Kemarin saya melihat video dari anak TUHAN di tahun 2009, tetapi ditampilkan kembali, bahwa ternyata di neraka itu sadis. Jadi, dia bilang; neraka itu sama seperti kehidupan sehari-hari, tetap merasakan rasa sakitnya. Dibuka mulutnya, lalu dimasukkan palu panas. Setan buka mulutnya, lalu dimasukkan (ditusuk) dengan golok; jadi, menderita sakit. Ada seorang pejabat tinggi dia lihat di situ; dia mengalami kesakitan yang hebat. Oleh sebab itu, dia katakan di situ: Lebih baik kita menderita dan kita menahannya, lalu kita minta jalan keluar kepada TUHAN, maka TUHAN pasti memberikan jalan keluar. Dari pada kita menghindar dari penderitaan sesaat dari atas muka bumi ini, tetapi selamanya di neraka. Lebih baik kita menahan penderitaan, kalau susah, minta jalan keluar kepada TUHAN, maka selamanya kita hidup. Inilah 1 Korintus 11:23.
Jadi, jangan biasakan dirimu ngomel setiap hari; jangan biasakan buka mulut. Dalam hal berkorban, tidak usah dihimbau juga, sebab itu adalah kasih karunia. Jangan dulu orang lain berbuat baik, barulah engkau ikut menyusul seperti pahlawan kesiangan.
 
Itulah ayat 23: Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti ... Jadi, pada waktu malam, Dia memecahkan roti, barulah Dia diserahkan untuk disalibkan oleh ahli Taurat, tua-tua, imam kepala. Demikian juga perjamuan malam kawin Anak Domba, pesta nikah itu terjadi pada waktu malam, di mana dosa memuncak.
 
Kemudian, ayat 24: Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu -- Yesus, Anak Domba Allah yang dibawa ke pembantaian --; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
Ayo, nikmati saja potongan daging dari Anak Domba Allah yang telah dibawa ke pembantaian sebagai korban ingat-ingatan, bahwa Yesus telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita -- itulah korban ingat-ingatan --.
 
Lalu, ayat 25: Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Singkat kata: Nikmatilah tubuh dan darah salib Kristus. Nikmati saja.
 
1 Korintus 11:26
(11:26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
 
Jangan ragu menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itulah pengajaran salib yang harus kita terima sampai TUHAN datang pada kali yang kedua. Jangan terima ajaran yang lain.
 
DAMPAK POSITIF TIDAK MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN:
Yang kedua, dari sisi induk domba: Ia kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
 
Kita akan memperhatikan Yesaya 1, dengan perikop: “Bertobat lebih baik dari mempersembahkan korban”, oleh sebab itu, bertobatlah. Sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi, dosa separah apapun, bertobat sajalah, itu jauh lebih baik dari pada banyak korban tetapi tidak mau bertobat.
Mulai dari keras hati, bertobat dari situ; kebenaran diri sendiri, bertobat dari situ; panas di hati, ngomel, bersungut-sungut, memberontak, bertobat dari situ; itu jauh lebih baik dari pada korban persembahan. Walaupun kita jungkir balik membawa korban dan persembahan di tengah-tengah ibadah pelayanan, tetapi bertobat itu jauh lebih baik.
 
Yesaya 1:16-17
(1:16) Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, (1:17) belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
 
Membasuh dan membersihkan diri di hadapan TUHAN, caranya adalah menjauhkan diri dari segala jenis perbuatan-perbuatan jahat, antara lain;
1.      Belajar berbuat baik.
2.      Usahakan keadilan.
3.      Kendalikan orang kejam.
4.      Belalah hak anak-anak yatim.
5.      Perjuangkanlah perkara janda-janda.
 
Yesaya 1:18
(1:18) Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
 
Jika ayat 16-17 sudah kita lakukan, selanjutnya pada ayat 18, TUHAN berkata: Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Jadi, tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh TUHAN; dosa separah apapun, sebejat apapun, bahkan sekalipun dia adalah pembunuh, TUHAN bisa ampuni.
 
Kemudian, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Berarti, bulu domba terkait dengan kasih Allah yang berkuasa menyucikan dan mengampuni dosa, bahkan segala dosa separah apapun.
Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh kasih Allah. Hanya ada satu dosa yang tidak bisa diampuni, yakni dosa yang tidak diakui oleh pendusta; sudah berdosa, namun tidak diakui, biar kelihatan suci-suci, namun dosanya tidak akan diampuni. Tetapi  biar dahulu kita adalah orang ganas seperti binatang buas, bejat, namun kalau semua dosa itu diakui, maka dosanya akan diampuni.
Itulah “bulu domba” yang terkait dengan kasih yang berkuasa untuk mengampuni segala jenis dosa. Hanya satu dosa yang tidak bisa diampuni, yaitu dosa yang tidak diakui oleh pendusta itu sendiri.
 
Lihatlah karakter pendusta, di dalam 1 Yohanes 2, dengan perikop: “Antikristus
1 Yohanes 2:18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Antikris itu awalnya dari anggota tubuh Kristus, tetapi rupanya tidak sungguh-sungguh memikul salibnya. Biarlah kita sungguh-sungguh memikul salib.
 
1 Yohanes 2:20-21
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
 
Pada ayat 20 kita melihat: Anak-anak TUHAN beroleh pengurapan dari Allah Roh Kudus.
Kemudian, pada ayat 23 dikatakan: Tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran; itu sebabnya, kita semua diurapi oleh Roh Kudus, memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus, dan kita tidak akan berdusta. Roh Kudus itu akan mengajari kita tentang kebenaran, tentang segala sesuatu, dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta; itulah kalau hidup dalam pengurapan.
 
1 Yohanes 2:22
(2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
 
Siapakah pendusta itu? Dialah yang menyangkal Yesus adalah Kristus; tidak mengakui dosa = menyangkal salib. Itulah pendusta, itulah antikris yang tidak akan diampuni TUHAN.
Maka, orang yang berdosa kepada Anak Allah, ia masih diampuni; orang yang berdosa kepada Allah Bapa, ia masih diampuni; tetapi jika menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Semua dosa bisa diampuni, tetapi penghujat Roh Kudus tidak akan diampuni oleh TUHAN; itulah pendusta itu.
 
Jadi, kita patut bersyukur kepada TUHAN, dampak positif tidak membuka mulut, dari sisi induk domba; mulutnya kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.
Apa itu bulu domba? Terkait dengan kasih Allah yang berkuasa untuk mengampuni segala jenis dosa. Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni oleh TUHAN; bahkan sebejat apapun, seseorang bisa diampuni oleh TUHAN, asal mau bertobat dan mengakuinya. Yang terpenting adalah bertobat, mengakui segala dosa.
 
Barulah kita memperhatikan Rut 3:13.
Rut 3:13
(3:13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
 
Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup.
Boas adalah sanak yang wajib menebus Naomi dan Rut, karena Naomi sudah pernah menjadi domba yang liar (sesat), yang mengambil jalannya sendiri dengan pergi ke Moab, di mana dia membawa semua hartanya, milik pusakanya.
 
Setiap suku di tanah Kanaan mendapat bagian, itulah yang disebut milik pusaka; dan milik pusaka ini sudah ditinggalkan oleh Naomi. Kemudian, hasil penjualan itu, termasuk harta dan kekayaan yang ada di tangan, dia bawa sampai ke Moab, mengapa? Karena dia adalah domba yang liar, sesat, menuruti keinginan di hati. Tetapi kenyataannya, begitu sampai di Moab, bukannya menjadi kaya, tidak sesuai dengan ekspektasi, tidak sesuai dengan harapan, justru dia menjadi miskin, bahkan dia menderita karena kehilangan orang yang dicintai, itulah kematian suami (Elimelekh) serta kematian dua anaknya (Mahlon dan Kilyon).
Demikian juga Rut, menantunya itu, dia adalah bangsa kafir yang tidak mempunyai milik pusaka.
 
Lalu Naomi dan Rut kembali ke Betlehem. Maka, siapa yang menebus tanah pusaka yang pernah dijual ini? Siapa yang bisa menebus orang yang miskin, orang asing seperti Rut? Tentu sanak yang paling terdekat, itulah Boas.
Boas rohani, itulah TUHAN Yesus Kristus; namun, ada yang kelihatannya nampaknya dekat, itulah barang yang fana, harta kekayaan, uang yang banyak, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, perkara-perkara itu semua nampaknya kelihatannya dekat, nampaknya bisa menjamin hidup, tetapi rupanya darah salib Kristus, darah yang mahal yang mampu menyucikan dosa-dosa kita, menyucikan dosa warisan itu.
 
Dan Boas rohani, TUHAN Yesus Kristus, melakukan itu demi TUHAN yang hidup.
Apa arti demi TUHAN yang hidup? Artinya; pekerjaan penebusan, itu merupakan kehendak Allah.
 
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Yesus, Anak Allah, harus minum cawan Allah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung, dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Jadi, pekerjaan penebusan itu adalah kehendak Allah, bukan kehendak Anak Allah. Tetapi sebagai Anak, di dalam hal mengerjakan penebusan, Dia dengar-dengaran; itu sebabnya, Dia berkata: "Ya Bapa". Untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN, sudah harus terlebih dahulu kita memiliki roh dengar-dengaran.
 
Demikian juga di dalam Injil Matius 20:28, Yesus datang ke dalam dunia ini bukan untuk dilayani, tetapi untuk 2 (dua) hal:
1.      Melayani.
2.      Menebus dosa dunia.
Kalau dibandingkan dengan ayat 20-21, di situ kita melihat bahwa isteri Zebedeus, bersama dua anaknya, yaitu Yakobus dan Yohanes, datang kepada Yesus, lalu memohon supaya kelak di dalam Kerajaan Sorga, kedua anaknya ini (Yakobus dan Yohanes) duduk di sebelah kanan Yesus dan di sebelah kiri Yesus. Tetapi Yesus berkata: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta”, karena untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, itu adalah kehendak Allah.
Itulah perkataan Yesus kepada ibu dari Yakobus dan Yohanes; untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, itu adalah kehendak Allah, bukan kehendak Anak.
 
Mari, sejenak kita perhatikan Matius 20:20-23, Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
 
Menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, itu memang harus kita lakukan, dengan lain kata; kita memang harus minun cawan Allah, tetapi hal duduk di sebelah kanan Yesus dan di sebelah kiri Yesus, bukanlah hak-Nya, sebab itu diberikan kepada orang-orang yang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya, dengan lain kata; itu adalah kehendak Allah Bapa. Sorga itu adalah kehendak Allah Bapa, bukan kehendak Anak.
 
Jadi, jangan kita instan dalam melayani TUHAN, sebab memang kita harus minum cawan Allah; itulah yang dialami oleh Rut, gambaran dari gereja TUHAN yang taat, setia, dengar-dengaran melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment