KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 7, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 20 JUNI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 20 JUNI 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 2)
 
Subtema: FIRMAN YANG DIKURANGKAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sekarang duduk di atas takhta-Nya dalam kemuliaan kekal; itulah yang menjadi kerinduan kita sekaliannya. Namun untuk sampai kepada kemuliaan kekal, maka ibadah di atas muka bumi ini sudah seharusnya sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, tidak taat lagi kepada daging, tidak taat kepada suara asing (roh jahat dan roh najis). Di atas segalanya, nama TUHAN dipermuliakan.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik yang ada di dalam negeri, maupun yang ada di luar negeri, di mana pun anda berada. Selanjutnya, doa saya; ada suatu persekutuan yang baik, persekutuan yang indah di antara kita, supaya suatu saat nanti kita ada di dalam himpunan yang sempurna, pesta nikah Anak Domba, yang merupakan muara dari ibadah kita di atas muka bumi ini, bukan soal yang lain, karena yang ada ini, suatu kali nanti akan berlalu, nama TUHAN dipermuliakan.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dan kita masih berada pada Wahyu 13:11. Dan saya tidak lupa menyampaikan kepada saudara untuk rendah hati mendengar Firman, kemudian kita doakan; dalam doa kita mohonkan supaya lewat pembukaan rahasia Firman, hati kita diteguhkan, berkat sorgawi dari Allah turun di tengah perhimpunan dalam kehidupan kita sekaliannya, untuk selanjutnya menuntun perjalanan rohani kita sampai Yerusalem yang baru.
 
Kita perhatikan Wahyu 13:11, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi”.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Binatang yang keluar dari dalam bumi à Nabi-nabi palsu.
Buktinya;
-          Binatang itu bertanduk dua sama seperti anak domba, berarti; benar-benar berada di tengah-tengah ibadah pelayanan, karena “anak domba” kaitannya selalu dengan penggembalaan (ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan).
-          Tetapi anehnya, di sini kita melihat; ketika berbicara, ia berbicara seperti seekor naga, berarti; seluruh perkataan yang keluar dari mulut binatang itu didorong oleh Iblis, didorong oleh Setan.
Jadi, sudah sangat jelas: Binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi, jelas tanpa ragu dan kita yakini, itu adalah nabi-nabi palsu.
 
Seluruh perkataan yang keluar dari dalam mulut binatang itu didorong oleh setan-setan, mari kita lihat CONTOH PERTAMA, di dalam Matius 7.
Walaupun ayat ini sering kita baca, namun janganlah saudara merasa bosan, tetapi terimalah dengan lemah lembut dan rendah hati. Lemah lembut dan rendah hati, itu merupakan tanah yang subur, sehingga nanti ketika benih ilahi turun, ditabur di hati, maka ia akan tumbuh, berakar, berbuah 100 (seratus), 60 (enam puluh), 30 (tiga puluh) kali lipat -- dan semuanya itu merupakan ukuran Tabernakel --.  
 
Kita perhatikan Matius 7, dengan perikop: “Hal pengajaran yang sesat”.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
 
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, dengan sebuah penyamaran yang luar biasa, yaitu menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu datang di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dengan sebuah penyamaran yang meyakinkan, karena ia tampil seperti anak domba. Tetapi sesungguhnya, guru-guru palsu adalah serigala yang buas; mereka adalah binatang buas, yang digambarkan seperti serigala buas.
 
Matius 7:16A
(7:16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
 
Dari buah pelayanan guru-guru palsu itu kita akan mengenal nabi-nabi palsu itu sendiri.
 
Kemudian, diulangi lagi pada ayat 20.
Matius 7:20
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
 
Untuk mengenal nabi-nabi palsu, hanya dengan satu cara, yaitu lewat buah pelayanan mereka sendiri di hadapan TUHAN. Atau sebaliknya, dari buah pelayanan merekalah kita dapat mengenal nabi-nabi palsu.
 
Seperti apa rupanya buah pelayanan dari nabi palsu itu di tengah-tengah sebuah peribadatan dalam sebuah penggembalaan?
Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
 
Pada hari terakhir, banyak orang yang berseru kepada TUHAN: Tuhan, Tuhan.
Apa yang dimaksud dengan seruan Tuhan, Tuhan? Melakukan suatu pekerjaan, antara lain;
1.      Bernubuat, yang diserukan demi nama TUHAN.
2.      Mengusir Setan, yang diserukan demi nama TUHAN.
3.      Mengadakan banyak mujizat, yang diserukan demi nama TUHAN.
Kalau kita melihat apa yang mereka perbuat; sepintas terlihat luar biasa. Angkat dua jempol; luar biasa, karena mereka berseru demi nama TUHAN. Mereka melakukan 3 (tiga) pekerjaan itu disertai dengan seruan nama TUHAN; itu menurut pandangan kita secara manusia duniawi.
 
Tetapi, lihat pandangan sorgawi terhadap pelayanan dari guru-guru palsu ini, pada ayat 23.
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Pada hari kedatangan TUHAN pada kali yang kedua, justru TUHAN berkata kepada guru-guru palsu: “Aku tidak pernah mengenal kamu!” Artinya, nabi-nabi palsu (guru-guru palsu) tidak layak masuk dalam Kerajaan Sorga, karena yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang dikenal -- namanya dikenal, namanya masuk dalam hitungan TUHAN, namanya tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba --.
 
Kemudian, TUHAN kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Menurut ukuran manusia duniawi, kita berkata bahwa 3 (tiga) perkara ajaib yang disertai dengan seruan nama TUHAN sepertinya luar biasa, tetapi ternyata, dalam pandangan sorgawi, mereka itu merupakan pembuat kejahatan.
Kita kan jadi bingung kalau TUHAN mengatakan bahwa guru-guru palsu adalah pembuat kejahatan, bukan? Sebab, sepintas kita melihat tidak nyata kejahatan itu, tetapi lihatlah, akan nyata kalau dibukakan rahasia Firman-Nya, akan nyata kalau rahasia Firman terbuka.
 
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
 
Bukan setiap orang yang berseru kepada TUHAN dan menyebut “Tuhan, Tuhan” akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, yang disertakan dengan 3 (tiga) perkara ajaib tadi, melainkan setiap orang yang melakukan kehendak Allah Bapa yang di sorga.
Bukan berarti kalau melakukan 3 (tiga) perkara ajaib yang disertai dengan seruan nama “TUHAN”, lalu mereka layak masuk sorga, lalu mereka harus masuk sorga karena pekerjaan itu, bukan, melainkan setiap orang yang melakukan kehendak Allah Bapa, bukan kehendak manusia daging, bukan kehendak roh jahat dan roh najis.
 
Intinya: Bukan karena berseru kepada TUHAN atau sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib di atas yang disertakan “demi nama TUHAN”, lalu pada akhirnya masuk sorga, bukan. Tetapi yang terpenting adalah melakukan kehendak Allah.
 
Biarlah kita menikmati pembukaan rahasia Firman sesuai dengan ukuran kasih karunia yang diperuntukkan bagi kita. Jadi, biarlah saudara tetap rendah hati dan sabar menantikan Firman yang mungkin sering kita dengar dari ayat ini.
 
Lebih rinci tentang KEHENDAK ALLAH di dalam Injil Matius 26, dengan perikop: “Di Taman Getsemani”.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Isi pokok doa dari TUHAN Yesus Kristus, Anak Allah adalah Yesus harus meminum cawan Allah. Artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib karena dosa manusia, karena dunia. Kalau Yesus melakukan pekerjaan penebusan terhadap dosa dunia, dengan demikian; jadilah kehendak Allah.
Singkatnya: Setelah Yesus mengerjakan pekerjaan penebusan terhadap dosa dunia, selanjutnya jadilah kehendak Allah.
 
Berarti, kalau hanya sibuk melakukan 3 (tiga) perkara ajaib yang disertakan dengan seruan nama Yesus, kehendak Allah belum tentu terlaksana; itulah sebabnya TUHAN berkata bahwa;
-          TUHAN tidak mengenal mereka.
-          Selanjutnya, TUHAN berkata: Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Jadi, bukan tanpa dasar jika TUHAN mengatakan bahwa mereka itu adalah “pembuat kejahatan”.
Kalau hanya sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib yang disertakan dengan seruan nama Yesus, maka kehendak Allah belum terlaksana. Yang TUHAN tuntut dari seorang gembala, dari seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, penginjil, rasul, nabi, guru, atau guru-guru dalam sebuah rumah TUHAN adalah untuk mengajarkan pengajaran yang benar, yaitu diajar untuk meminum cawan Allah, diajar untuk menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, sehingga dengan demikian, kehendak Allah (kehendak sorgawi) nyata dalam kehidupan kita semua.
 
Kesimpulannya: Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, itulah pengajaran salib, itulah kehendak Allah.
Namun sayangnya, di sini kita perhatikan: Guru-guru palsu menggantikan pengajaran salib, menggantikan kehendak Allah dengan mengadakan banyak mujizat, dan sibuk mengadakan demonstrasi-demonstrasi -- yakni pengusiran Setan -- dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah mereka di bumi ini. Justru dalam setiap pertemuan ibadah itu, mereka sibuk mengadakan mujizat, sibuk untuk mengadakan pengusiran Setan, setiap hari sibuk mengadakan mujizat. Setiap kali ada pertemuan ibadah, mereka sibuk mengadakan mujizat. Setiap kali ada pertemuan ibadah, mereka sibuk mengadakan pengusiran Setan. Setiap kali ada pertemuan ibadah, mereka selalu mengatakan kepenuhan Roh Kudus, disertai dengan manifestasi dan lain sebagainya, entah apapun namanya. Sebetulnya, ini adalah sebuah manipulasi yang direkayasa oleh guru-guru palsu.
 
Seharusnya, dalam setiap pertemuan ibadah, Firman Allah yang benar dan murni, yang sumbernya datang dari pengajaran salib, itulah yang harus diajarkan (disampaikan) kepada sidang jemaat dalam setiap pertemuan ibadah, karena pengajaran Firman Allah berkuasa untuk mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Apa yang tidak mungkin, segalanya menjadi mungkin, karena Firman Allah adalah pribadi Allah.
Dari sejak semula, Firman Allah mempunyai daya cipta untuk menciptakan langit, bumi, dan segala isinya; yang tidak ada menjadi ada, bahkan oleh kuasa Firman, manusia dibentuk sampai segambar serupa dengan Allah. Berarti, untuk membawa kita sampai kembali kepada wujud semula, sampai segambar serupa dengan Allah, hanyalah Firman; tidak ada cara lain. Jangan saudara mau dimanipulasi oleh rekayasa nabi-nabi palsu.
 
Singkat kata: Firman yang dikurangkan, artinya; pengajaran salib diganti atau dikurangkan dengan mujizat-mujizat, diganti  dengan sensasi-sensasi di dalam setiap pertemuan ibadah.
Kalau sidang jemaat belum dewasa, maka secara otomatis, ia akan terpukau melihat mujizat itu. Tetapi kalau sidang jemaat (umat TUHAN) dewasa, maka dia akan “berbeda” melihat ibadah tersebut.
Gereja yang dewasa membutuhkan hikmat sorgawi, maka nanti Firman akan mengadakan segala sesuatu di dalam diri kita. Jadi, antara orang yang beribadah dengan orang yang tidak beribadah itu berbeda, antara orang fasik dengan orang benar itu berbeda; langkah-langkah perjalanan ibadah dan pelayanannya di atas muka bumi ini berbeda di hadapan TUHAN.
 
Inilah yang dilakukan oleh guru-guru palsu, atau yang dikerjakan oleh guru-guru palsu dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah mereka, yaitu mengurangkan Firman TUHAN.
 
Sekarang, timbul pertanyaan: Mengapa guru-guru palsu mengurangkan Firman TUHAN dalam setiap pertemuan ibadah mereka?
Kembali kita memperhatikan Matius 7.
Matius 7:16
(7:16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
 
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Kita mengenal nabi-nabi palsu dari buah pelayanan mereka. Dan buah pelayanan ini sudah sedikit terkuak di atas tadi.
 
Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah: Mengapa nabi palsu mengurangkan Firman TUHAN di tengah ibadah pelayanan mereka?
Jawabnya: Demikianlah kita harus mengetahui dengan pasti ...
-          Setiap pohon yang baik, tentu saja akan menghasilkan buah yang baik.
-          Sedangkan pohon yang tidak baik, tentu saja akan menghasilkan buah yang tidak baik.
maka;
-          Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik.
-          Atau pohon yang tidak baik tidak mungkin menghasilkan buah yang baik.
Misalnya:
-          Buah anggur tidak dapat dipetik dari semak duri.
-          Buah pohon ara tidak dapat dipetik dari rumput duri.
Artinya: Sesuatu yang manis -- seperti buah anggur yang manis -- dan buah yang baik -- seperti buah ara --, itu tidak mungkin dapat dipetik dari buah pelayanan nabi-nabi palsu. Mengapa? Karena ternyata, mereka digambarkan seperti rumput duri dan semak duri.
 
Ingat: Pohon yang baik tidak mungkin menghasilkan buah yang tidak baik; sebaliknya, pohon yang tidak baik tidak mungkin menghasilkan buah yang baik. Demikian juga pelayanan dari guru-guru palsu; buah anggur yang manis dan buah ara yang baik tidak mungkin dapat dipetik dari pelayanan mereka, karena mereka digambarkan hanya sebatas semak duri dan rumput duri, sehingga kita tidak bisa memetik buah anggur yang manis dan buah pohon ara yang baik dari pelayanan mereka.
 
Terkait dengan semak duri dan rumput duri, kita akan memperhatikan Amsal 24.
Amsal 24:30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. (24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
 
Si pemalas itu disebut orang yang tidak berakal budi. Dengan bukti; ladang si pemalas ditumbuhi onak dan ladang itu juga ditutup dengan jeruju. Singkat kata: Ladang yang ditumbuhi dengan semak duri dan rumput duri, adalah gambaran dari si pemalas.
 
Jangan malas bekerja di ladang TUHAN, supaya hatimu tidak ditumbuhi oleh rumput duri dan semak duri. Kalau di depan mata ada pekerjaan ya kerjakan; jangan langsung pulang selepas ibadah. Saya tidak bermaksud untuk menegor seseorang, tetapi saya hanya memberi pengertian, supaya kita jangan malas, supaya ladang hati kita ini jangan ditumbuhi oleh semak duri dan rumput duri.
 
Berarti, jika guru-guru palsu mengurangkan atau mengganti pengajaran salib dengan mujizat, atau sibuk mengadakan sensasi dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah mereka, ternyata karena guru-guru palsu adalah si pemalas. Jadi, kalau mereka sibuk mengadakan 3 (tiga) perkara ajaib tadi dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, ternyata karena mereka itu adalah si pemalas.
Kalau saya malas belajar di kaki TUHAN untuk menantikan pembukaan Firman, maka tentu saja kita tidak akan mendapatkan pembukaan Firman. Kita semua harus bekerja; latihlah dirimu beribadah.
 
Jadi, sudah terjawab: Ternyata, kalau guru-guru palsu tadi sibuk mengerjakan 3 (tiga) perkara ajaib yang disertakan dengan seruan nama Yesus, ternyata karena mereka itu adalah si pemalas; sehingga semak duri dan rumput duri tumbuh di hati mereka.
 
Amsal 24:32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran. (24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
 
Perhatikanlah si pemalas, adapun pekerjaannya ialah:
1.      Tidur sebentar lagi, berarti; sebentar-sebentar tidur.
2.      Mengantuk sebentar lagi, berarti; sebentar-sebentar, atau hari-hari ngantuk terus.
3.      Melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, berarti; tidak ada aktivitas sama sekali.
 
Kita lanjut dengan nubuatan Yesaya, di dalam Yesaya 56, dengan perikop: “Pemimpin-pemimpin yang fasik”. Pemimpin-pemimpin atau guru-guru di dalam rumah TUHAN, namun mereka berlaku fasik di hadapan TUHAN; inilah hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, tetapi mereka berlaku fasik di hadapan TUHAN, sehingga kalau kita perhatikan pada ayat 9 ...
Yesaya 56:9
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
 
Atas seizin TUHAN, segala binatang di padang, segala binatang di hutan diundang.
 
Jadi, sangat mengerikan sekali kalau seorang hamba TUHAN berlaku fasik. Doakan, supaya jangan sampai TUHAN izinkan sesuatu yang tidak baik terjadi di dalam rumah TUHAN. Walaupun kelihatannya dari jauh hutan dan padang itu manis dipandang, tetapi kalau ditelusuri, semua jenis binatang ada di dalamnya; mengerikan sekali.
Sekali lagi saya sampaikan: Jangan sampai di dalam rumah TUHAN, dalam setiap pertemuan ibadah ini, ada sesuatu yang mengerikan. Jangan sampai binatang hutan diundang di dalam rumah TUHAN. Jadi, sidang jemaat perlu mendoakan saya; saudara jangan sampai tidak mendoakan saya, supaya sesuatu yang mengerikan itu tidak masuk di dalam rumah TUHAN.
 
Selanjutnya, mari kita lihat inti pokoknya terkait dengan semak duri, rumput duri, si pemalas, pada ayat 10.
Yesaya 56:10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
 
Guru-guru palsu (nabi-nabi palsu) -- itulah pengawal-pengawal yang disebut orang buta, juga yang tidak tahu apa-apa -- disebut dengan anjing-anjing bisu. Mengapa? Karena ternyata, mereka tidak tahu menyalak, artinya; mereka tidak berani untuk menyampaikan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni -- itulah pengajaran salib --, dengan lain kata; ibadah mereka tidak dihubungkan dengan salib, pelayanan mereka tidak dihubungkan dengan salib, dengan lain kata, salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah pelayanan, karena mereka tidak berani mengambil resiko.
Sebaliknya, dalam penggembalaan ini, salib Kristus terlalu ditegakkan, bukan? Oleh sebab itu, jangan kita ngomel.
 
Jadi, guru-guru palsu tidak berani menyampaikan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, mereka bagaikan anjing bisu yang tidak tahu menyalak.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Tugas Timotius”.
1 Timotius 1:18
(1:18) Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.
 
Tugas Timotius di tengah-tengah pengutusannya ialah memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Pendeknya; sumber hati nurani yang murni ialah pengajaran salib yang harus diperjuangkan (Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni), itulah tugas Timotius di tengah-tengah pengutusannya, itulah tugas dari guru-guru (pemimpin-pemimpin) di dalam rumah TUHAN; itu yang seharusnya untuk disampaikan.
 
1 Timotius 1:19-20
(1:19) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, (1:20) di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.
 
Tetapi di sini kita melihat: Himeneus dan Aleksander menolak hati nurani yang murni, sehingga akibatnya ialah kandaslah iman mereka.
 
Perhatikan: Kita semua dibenarkan oleh iman, dibenarkan oleh darah salib Kristus. Kita dibenarkan bukan karena hasil usaha, tetapi dibenarkan oleh iman, oleh darah salib; itu adalah kebenaran Allah bagi kita semua.
Berarti, menolak pengajaran salib, menolak hati nurani yang murni adalah iman yang kandas. Jangan biarkan imanmu kandas hanya karena menolak salib. Jangan sampai hati nuranimu yang murni direcoki hanya karena perkara-perkara yang lain-lain.
Menolak pengajaran salib adalah iman yang kandas, sama seperti kapal yang mengarungi lautan bebas, namun pada akhirnya kandas di tengah lautan. Mengapa kapal kandas di tengah lautan? Karena kapal itu terganjal oleh batu karang, yaitu Kristus yang disalibkan (korban Kristus), sehingga kandaslah iman mereka.
 
Mari kita lihat iman yang kandas, di dalam 1 Petrus 2, dengan perikop: “Yesus Kristus batu penjuru” Yesus Kristus adalah batu karang yang teguh. Korban Kristus adalah dasar kita untuk melayani TUHAN. Korban Kristus adalah dasar dari nikah dan rumah tangga. Korban Kristus adalah dasar dari ibadah dan pelayanan, tetapi jangan sampai kandas oleh karena yang lain.
 
1 Petrus 2:4
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
 
Dan datanglah kepada-Nya ... Ini adalah maunya TUHAN, yaitu “datanglah kepada-Nya”. Datanglah kepada pribadi Yesus yang disalibkan, Dialah batu karang yang teguh, yang memang dibuang oleh manusia, dianggap enteng oleh manusia duniawi, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Oleh sebab itu, jangan keliru apabila kita datang dalam sebuah pertemuan ibadah; kita harus datang kepada batu karang yang teguh, kita harus datang kepada batu penjuru sebagai dasar dari ibadah pelayanan kita, dasar dari nikah dan rumah tangga, itulah pribadi Yesus yang dikorbankan, itulah kasih Allah.
Apa itu kasih Allah? Anak-Nya dikorbankan, dan itu merupakan dasar kita untuk datang beribadah dan melayani Tuhan, juga dasar kita untuk menikah; tidak ada dasar yang lain. Itulah rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad;
1.      Rahasia nikah.
2.      Rahasia ibadah.
Jadi, jangan saudara tidak mau datang kepada Dia, karena Dia adalah batu karang yang teguh, Dia adalah batu penjuru;
-          Sebagai dasar kita beribadah.
-          Sebagai dasar nikah (hubungan) kita dihadapan TUHAN.
 
Kalau tidak ada dasar itu, maka susahlah kita untuk membangun hubungan dengan Dia, tidak bisa yang lain. Kekuatan, kemampuan, pikiran manusia, hati saudara, tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk membangun hubungan.
Saya minta maaf sebesar-besarnya; singkirkan dulu perasaan hati manusia daging di dalam membangun hubungan dengan TUHAN, juga saat datang menghadap TUHAN lewat setiap pertemuan ibadah. Singkirkan dulu itu, sebab perasaan hati manusia daging tidak cukup kuat untuk menjadi dasar nikah dan tidak cukup kuat untuk menjadi dasar ibadah.
 
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
 
Kerinduan TUHAN adalah kita semua dipergunakan sebagai batu hidup;
1.      Untuk pembangunan suatu rumah rohani = menjadi rumah rohani (manusia rohani). Bagi suatu imamat kudus; melayani dalam kesucian (kekudusan).
2.      Untuk mempersembahkan persembahan rohani.
Ini adalah maunya TUHAN; jadi, sesudah membangun rumah rohani (rumah TUHAN), namun tidak berhenti sampai di situ, tetapi harus meningkat, harus melayani dalam kesucian.
 
Menjadi rumah rohani itu bagus, karena dibangun di atas batu hidup, tetapi masih ada kurangnya satu lagi, yaitu harus menjadi suatu imamat kudus; inilah yang tidak dipahami banyak anak TUHAN di atas muka bumi ini. Dia pikir, dengan datang beribadah, lalu dia layak masuk sorga, tidak.
Setelah kita dibangun di atas batu hidup -- berarti, menjadi manusia rohani --, tetapi tidak berhenti sampai di situ. Di atas manusia rohani adalah harus menjadi imamat kudus; melayani dalam kekudusan. Jadi, kalau beribadah, apalagi melayani, jangan memikirkan “untung rugi”, jangan lagi, sebab itu adalah model ibadah lama.
 
Biarlah kita menjadi rumah rohani, lanjut menjadi imamat kudus, untuk selanjutnya kita layak untuk membawa segala persembahan-persembahan yang sifatnya rohani;
-          Dalam ibadah ada pujian dan penyembahan.
-          Lalu, ada persembahan yang terindah, yaitu persembahan Maria; duduk dekat kaki TUHAN, dan terus dengar Firman.
-          Dan puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Itulah persembahan-persembahan rohani yang harus kita bawa untuk selanjutnya dipersembahkan kepada TUHAN Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga. Jangan sampai tidak mau tahu akan hal ini.
 
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
 
Sesungguhnya, Allah telah meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru, sebuah batu yang mahal; itulah dasar kita datang ke gunung Sion untuk beribadah dan melayani TUHAN.
Kemudian, siapa yang percaya kepada-Nya, siapa yang percaya di tengah ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib, maka ia tidak akan dipermalukan. Pendeknya, setiap anak-anak Tuhan yang memiliki hati nurani yang murni, maka ia tidak akan dipermalukan.
 
Jangan sampai iman kita menjadi kandas, karena sesungguhnya kita dibenarkan oleh iman, dibenarkan darah salib. Sekali lagi saya sampaikan: Jangan sampai iman kita kandas.
 
1 Petrus 2:7-8
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." (2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
 
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal ... Bagi orang yang percaya; korban Kristus, batu karang yang teguh, salib Kristus (salib di Golgota), Dia itu mahal.
 
Zerubabel sungguh menghargai batu yang mahal. Apa buktinya? Dia membangun Bait Allah yang di Yerusalem, di atas dasar batu penjuru yang mahal, dan imannya tidak menjadi kandas. Apa buktinya? Segala pergumulan yang bentuknya gunung besar, namun di hadapan Zerubabel -- bupati pemerintah itu --, semua menjadi tanah raja, menunjukkan bahwa imannya tidak kandas.
Jangan hanya karena sedikit persoalan, karena tidak makan, tidak minum, tidak bekerja (masih menganggur), lalu akhirnya kandas imanmu dan meninggalkan gunung Sion; sementara di atas gunung Sion, TUHAN sudah meletakkan batu yang terpilih, batu penjuru, batu yang mahal (batu karang yang teguh).
 
Yang pasti; kalau kita memiliki hati nurani yang murni, ibadah dan pelayanan dihubungkan dengan salib, maka kita semua tidak akan dipermalukan. Suatu kali nanti, orang yang memiliki uang yang banyak akan dipermalukan; percayalah. Percayakah saudara akan hal itu? Percayalah, sebab itu pasti.
Orang yang senantiasa bermegah dengan kedudukannya, jabatannya, pangkatnya yang tinggi, satu kali nanti ia akan dipermalukan; tetapi orang yang memiliki hati nurani yang murni, ia tidak akan dipermalukan oleh Tuhan. Oleh sebab itu, datanglah kepada batu penjuru itu.
 
Tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.
Selanjutnya, selain menjadi dasar ibadah pelayanan, dasar dari membangun hubungan kita dengan TUHAN, korban Kristus juga telah menjadi batu sentuhan. Salib Kristus, korban Kristus di Golgota, amat sangat memahami Saya dan Saudara, Dia sangat memahami isi hati ini; maka disebutlah batu penjuru adalah batu sentuhan, sebab Dia menyentuh kalbu kita masing-masing, Dia mengerti sampai kedalaman hati kita masing-masing.
 
Berbeda dengan orang yang belum berpengalaman;
-          Yang menyentuh hatinya hanyalah uang saja.
-          Yang menjadi sentuhan hatinya adalah hartanya saja dan hal-hal yang lahiriah.
Tetapi tidaklah demikian dengan orang yang bijaksana, orang yang dewasa di hadapan TUHAN, sebab bagi Dia; korban Kristus adalah korban yang mahal, korban Kristus adalah batu penjuru, juga menjadi batu sentuhan di kala kita menghadapi persoalan, baik dalam nikah.  Tidak mungkin tidak ada persoalan di dalam nikah, sebab dua hati yang berbeda lalu dipersatukan, pasti ada gejolak, sampai menimbulkan tetesan air mata di pipi ini, tetapi pandang sajalah salib di Golgota (Korban Kristus).
Jadi, jelas; Dia adalah batu sentuhan. Uang belum tentu memahami isi hati; bisa saja uang ini membuat kita jauh dari TUHAN. Akhirnya, saking putus asa, stress, dia mengambil jalan pintas, larilah ke tempat-tempat yang tidak perlu, yang sifatnya merusak dirinya. Itulah yang saya maksud tadi; orang yang percaya kepada uangnya, suatu kali nanti dia akan dipermalukan.
 
Namun batu penjuru (korban Kristus) juga bisa menjadi suatu batu sandungan bagi mereka yang tidak menghargai korban Kristus, tidak menghargai ibadah yang dihubungkan dengan salib, sehingga kandaslah iman mereka.
 
Jadi, guru-guru palsu ini tidak tahu menyalak, tidak berani menyampaikan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, tidak berani menegakkan salib di tengah ibadah dan pelayanan. Mereka datang ke gunung TUHAN, tetapi dasarnya bukan batu penjuru, sehingga kandaslah imannya. Mereka adalah anjing bisu yang tidak tahu menyalak.
Bukan berarti kalau hamba TUHAN itu berani dengan suara kencang, berani dengan guyon, berani dengan lelucon, disebutlah dia hamba TUHAN yang “berani”, tidak. Kalau dia tidak berani menyampaikan pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, tidak berani menghubungkan ibadah dan pelayanannya kepada salib, dia adalah anjing bisu yang tidak tahu menyalak.
Jadi, bukan dilihat dari suara yang menggelegar disertai guyonnya, bukan. Biarlah kita semakin dewasa dalam berpikir.
 
Saudara harus yakin; suatu kali nanti, bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke gunung Sion, karena Allah sudah meletakkan batu penjuru, batu pilihan, batu yang mahal itu. Suatu kali nanti mereka akan bosan mendengar Firman yang guyon-guyon. Keadaan sudah semakin suram, keadaan sudah semakin sukar, keadaan sudah semakin sulit, bahkan guncangan terjadi menimpa atas bumi ini, tetapi kok masih guyon-guyon? Apa bisa masalah diselesaikan dengan guyon-guyon? Apa bisa masalah diselesaikan dengan mujizat tadi? Tidak bisa. Milikilah hati nurani yang murni; jujurlah kepada pengajaran salib.
 
Sekarang, kita kembali membaca Yesaya 56:11.
Yesaya 56:11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
 
Kemudian guru-guru palsu, nabi-nabi palsu disebut juga dengan anjing-anjing pelahap yang tidak tahu kenyang. Inilah gambaran dari seorang pemimpin di dalam rumah TUHAN, itulah gembala-gembala yang tidak dapat mengerti. Mengapa dikatakan gembala-gembala yang tidak mengerti?
1.      Mereka itu mengambil jalannya sendiri. Berarti, mereka melayani TUHAN, menggembalakan sidang jemaat bukan sesuai kehendak TUHAN, tetapi sesuai jalan (kehendak) sendiri, bukan kehendak Allah. Jadi, wajar saja, jika guru-guru palsu disebut sebagai anjing-anjing pelahap yang tidak tahu kenyang, itulah gambaran dari gembala-gembala yang tidak mengerti.
2.      Mereka mengejar laba. Berarti, guru-guru palsu mengejar untung di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka. Inilah yang disebut anjing-anjing pelahap. Kalau hanya mencari untung ya tidak mengertilah soal ibadah dan pelayanan.
 
Mari lihat PELAHAP ini yang hanya bisa mencari laba di tengah ibadah dan pelayanan, yang melayani tetapi hanya untuk mencari laba.
Memang, kalau melayani TUHAN dengan hati nurani yang murni (jika ibadah dihubungkan dengan salib), memang kerap kali gembala sidang makan hati; tetapi seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala -- yang disebut pemimpin-pemimpin dalam rumah TUHAN -- harus mengajar dengan sabar, sesuai dengan nasihat Rasul Paulus kepada Timotius. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Tetapi pemalas tidaklah demikian; dia ambil jalan pintas saja, dia tidak mau makan hati, dia tidak mau tertekan batin dengan ulah domba-domba yang liar, yang mengambil jalannya sendiri. Tetapi kalau hamba TUHAN itu menunjukkan suatu tanggung jawabnya di hadapan TUHAN, memiliki hati nurani yang murni, maka ia seringkali makan hati.
Kalau saudara memahami itu, tentu saja saudara akan lebih dewasa, mengapa? Karena ayat Firman mengatakan: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
 
Kita perhatikan 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu
2 Petrus 2:1
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
 
Di hari-hari terakhir ini, akan tampil guru-guru palsu yang memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan di tengah-tengah ibadah pelayanan mereka. Mengapa? Karena mereka menyangkal Penguasa, Sang Penebus, mereka menyangkal salib, sebab mereka malas memikul salibnya;
-          Malas mengampuni dosa orang lain.
-          Malas mengasihi orang lain.
-          Malas memperhatikan orang lain.
-          Malas memperhatikan sidang jemaat yang malas-malas.
Sama dengan; menyangkal sang Penebus, menyangkal salib.
Itulah sebabnya mereka memasukkan pengajaran sesat, karena mereka ambil enaknya saja.
 
Jangan saudara beribadah hanya dengan ambil enaknya saja; begitu diajar untuk memikul salib, malah mundur, dengan berkata: “Saya mengundurkan diri, deh” Entah apa yang ada di dalam pemikirannya. Lalu, dengan pemikiran yang seperti itu, ia tidak pernah menyesal, tidak pernah tersentuh saat mendengar Firman; entah apa di dalam pemikiran seperti ini. Padahal, antikris sudah di depan mata, tetapi kok masih seperti itu?
 
Mengapa guru-guru palsu ini mengambil jalan pintas? Karena mereka itu pemalas. Apa buktinya? Mereka menyangkal sang Penebus, dengan lain kata; pekerjaan penebusan itu disangkali.
-          Malas mengasihi sesama.
-          Malas memperhatikan domba-domba.
-          Malas memperhatikan koreng-koreng dari domba-domba.
-          Malas memperhatikan tempat tidur dari domba-domba (malas memperhatikan nikah dari sidang jemaat).
-          Malas memperhatikan dapur dari sidang jemaat (malas memperhatikan ekonominya).
Yang penting baginya adalah jumlah jemaat banyak.
Hancur hati saya melihat hamba TUHAN seperti ini, sebab guru-guru palsu mengambil jalan pintas, dengan memasukkan pengajaran sesat, karena memang dia pemalas. Apa buktinya? Mereka menyangkal sang Penebus; pekerjaan penebusan itu disangkali.
Prakteknya adalah tidak mau memperhatikan jemaat, koreng-koreng domba-domba itu tidak diperhatikan, bulu-bulu domba itu sudah rontok, tetapi tidak diperhatikan, teriakan domba-domba tidak diperhatikan, dapur-dapurnya tidak diperhatikan, ekonominya tidak diperhatikan, tempat tidurnya, nikahnya tidak diperhatikan.
 
TUHAN kiranya tolong saya untuk memberi kemampuan untuk memperhatikan semuanya ini; TUHAN beri pengajaran dan kesabaran, sebab hal ini bukanlah perkara mudah, bukan perkara gampang. Kalau khotbah, semua orang bisa, tetapi prakteknya ini yang menjadi persoalan.
Saudara pikir, saya enak khotbah begini? Saya malu kepada TUHAN, malu kepada TUHAN, malu kepada hati saya, malu kepada isteri saya, karena masih banyak kekurangan saya. Tetapi doakan terus, supaya saya jangan mengambil jalan pintas dengan pengajaran-pengajaran sesat.
 
2 Petrus 2:2
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
 
Tetapi yang lucunya, banyak dan terlalu teramat banyak orang-orang mengikuti cara hidup mereka, mengikuti cara pelayanan mereka, padahal mereka itu melayani karena hawa nafsu daging, sehingga nanti banyak orang akan menghujat Jalan Kebenaran.
 
Memang, sebuah gereja pasti bisa memiliki banyak jemaat dan bisa diikuti banyak orang, kalau pemimpin rumah TUHAN itu pandai-pandai di dalam hal menerapkan pengajaran sesat, karena kemalasannya. Jadi, hamba TUHAN pemalas justru lebih digandrungi oleh banyak orang.
Tetapi kalau dia terlalu rajin untuk memperhatikan dapur, terlalu rajin memperhatikan tempat tidur (hubungan nikah dan rumah tangga), justru itu tidak disukai oleh sidang jemaat; sebab, kalau terjadi pembukaan rahasia Firman, tentu saja segala rahasia yang terkandung di dalam hati ini, segala unek-unek yang ada di dalam hati ini akan tersingkap, sehingga malulah ia dan itu sangat mempermalukan, sehingga tidak banyak orang memiliki hati nurani yang murni, tidak mau datang kepada sebuah ibadah yang dihubungkan dengan salib.
Bersyukur saja; saya punya alasan mengatakan bahwa saudara harus bersyukur kepada TUHAN, karena saudara tidak dipermainkan oleh TUHAN Yesus, melainkan dengan tulus TUHAN mengasihi kita.
 
2 Petrus 2:2
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu ... Jadi, guru-guru palsu itu melayani karena serakah. Praktek serakah adalah mencari untung di tengah ibadah dan pelayanan = mencari laba. Jadi, bukan mencari Kerajaan Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya, tetapi mencari laba.
 
Setiap kali ada orang yang mau datang ke tempat ini, saya selalu pesankan: Saudara atau saudari datang ke sini untuk mencari pekerjaan atau mencari kerajaan? Ada yang mengatakan: “Mencari Kerajaan Sorga serta kebenaran di dalamnya, tetapi pada prakteknya mencari pekerjaan”.
Saya mau tanya; yang menyelamatkan itu Kerajaan Sorga atau pekerjaan? Tentu yang menyelamatkan kita adalah Kerajaan Sorga, bukan kerjaan.
 
Jadi, kembali saya sampaikan: Guru-guru palsu melayani hanya untuk mencari keuntungan (laba), sebab mereka melayani hanya karena hawa nafsu saja; sehingga. karena cara pelayanan yang demikian, maka Jalan Kebenaran akan dihujat (jalan salib akan dihujat), namun sekalipun demikian, banyak orang mengikuti cara hidup, mengikuti cara pelayanan dari guru-guru palsu yang demikian, sesuai dengan nubuatan Yesaya.
 
Yesaya 56:12
(56:12) "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"
 
"Datanglah," kata guru-guru palsu. Selanjutnya, guru-guru palsu -- atau si pemalas itu -- berkata: "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak" Berarti, mereka itu mengundang banyak orang dalam setiap pertemuan ibadah, tetapi ibadah pelayanan itu dijalankan dengan mabuk hawa nafsu daging semata.
Dengan mabuk hawa nafsu daging inilah mereka mengundang banyak jiwa datang ke tempat itu. Ya memang, akan datang banyak orang dalam setiap pertemuan ibadah, kalau ibadah itu dijalankan dengan mabuk hawa nafsu daging.
 
Jadi, sudah sangat jelas, Yesaya 56:12 sama dengan 2 Petrus 2:3. Itulah yang menyebabkan sehingga dalam setiap pertemuan ibadah itu dipenuhi oleh orang banyak; karena ternyata ibadahnya dijalankan dengan mabuk hawa nafsu daging.
 
Mereka mengundang dengan hawa nafsu daging, “Datanglah”, namun itu bukanlah Roh Mempelai. Mereka mengundang orang-orang datang dalam pertemuan ibadah yang dijalankan dengan mabuk hawa nafsu daging, sesudah itu, mereka berkata: “Besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!
Inilah yang disebut menyampaikan pengajaran palsu; menyampaikan bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung di antara sidang jemaat, tetapi tanpa dasar yang kuat, tanpa dasar batu penjuru yang mahal, tanpa korban Kristus. Dia mengajarkan suatu kebangkitan, tetapi tanpa korban Kristus, ya jelas digandrungi oleh orang-orang banyak.
 
Dia mengundang banyak orang “datanglah”, karena apa? Dia melayani dengan mabuk hawa nafsu daging, sehingga digandrungi oleh banyak orang. Kemudian, ajarannya adalah mengajarkan kebangkitan palsu; dia mengajarkan kebangkitan sedang berlangsung, tetapi tanpa dasar yang teguh, tanpa kematian. Ini adalah hamba TUHAN yang bullshit, pembohong besar; suatu kali nanti, dia akan bayar harganya.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan 2 Timotius 2, dengan perikop: “Nasihat dalam menghadapi pengajar yang sesat”.
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
 
Yesaya 56:13B langsung disanggah oleh Rasul Paulus dalam tulisannya kepada Timotius di dalam 2 Timotius 2:16, di mana isinya adalah hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan, yang hanya menambah kesombongan, meninggalkan TUHAN, walaupun seolah-olah ada di tengah-tengah ibadah.
 
2 Timotius 2:17
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
 
Omongan yang kosong -- perkataan kosong, perkataan tak suci yang menambahkan kefasikan -- dari guru-guru palsu itu menjalar seperti penyakit kanker. Omongan kosong, omongan tak suci, perkataan karena hawa nafsu daging, sebetulnya itu adalah penyakit kanker. Dan kanker ini suatu kali nanti, urat-uratnya itu akan menjalar ke sel-sel tubuh yang lain, sehingga merusak anggota tubuh yang lain, merusak sel-sel tubuh dari sidang jemaat, tanpa terkecuali -- besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan -- yang hadir di situ; ingat itu.
 
Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus; inilah hamba TUHAN yang melayani dengan mabuk hawa nafsu daging. Mereka  menyampaikan firman dengan omongan yang kosong, omongan yang tak suci, itulah Himeneus dan Filetus. Sedangkan tadi, di dalam 1 Timotius disebutkan Himeneus dan Aleksander.
Jadi, Himeneus ini betul-betul biangnya guru-guru palsu, betul-betul semak duri dan rumput duri, walaupun dia datang melayani TUHAN di tengah-tengah ibadah-ibadah.
 
2 Timotius 2:18
(2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Di sini kita melihat: Omongan kosong (perkataan tak suci) menyimpang dari kebenaran.
Apakah omongan kosong itu? Mengajarkan kebangkitan sedang berlangsung, “datanglah, hari ini lebih hebat lagi”, seperti diajarkan suasana kebangkitan sedang berlangsung, tetapi sebetulnya merusak iman (iman itu menjadi kandas), karena tanpa dasar kematian.
 
Jadi, yang disebut omongan kosong (perkataan yang tak suci), yang sama dengan penyakit kanker, itulah ajaran dari pada guru-guru palsu, yang dipraktekkan oleh biang dari guru-guru palsu, itulah Himeneus, yang mengajarkan bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung, tetapi tanpa dasar kematian (korban Kristus).
“Bangkit” tanpa “kematian”, itu adalah omongan yang kosong dan yang tak suci, itu adalah perkataan dari guru-guru palsu, si pemalas, yang mabuk hawa nafsu daging. Walaupun itu digandrungi oleh orang banyak, tetapi saudara dan saya tidak boleh tertipu.
 
Sesudah kita melihat sepak terjang dari semak duri -- guru-guru palsu, si pemalas itu --, selanjutnya kita akan melihat lebih dalam lagi KEADAAN SI PEMALAS.
Amsal 26:13
(26:13) Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
 
Si pemalas berkata: "Ada singa di jalan!" Dia suka menakut-nakuti dan membesar-besarkan persoalan, padahal itu karena dia adalah si pemalas saja.
Hati-hati, kalau disuruh melayani TUHAN, disuruh mengerjakan pekerjaan TUHAN, kerjakan saja. Jangan suka mencari alasan, membesar-besarkan alasan, padahal karena dia si pemalas saja kok.
Ketika ditanya: “Di sana hujan, tidak?” Lalu dijawab: “Di sini hujan deras, Om”, padahal tidak hujan deras. Kalau engkau bukan si pemalas, mau badai, topan, banjir, apapun, engkau pasti terjang saja. Kalau mati, biarlah mati untuk TUHAN. Kalau hidup, biarlah hidup untuk TUHAN. Sebab mati adalah keuntungan, dan hidup adalah untuk TUHAN. Jangan suka membesar-besarkan alasan.
 
Kemudian, si pemalas berkata lagi: “Ada singa di lorong!” = Suka mengada-ngada, padahal karena dia adalah si pemalas.
Maka, kalau hamba TUHAN malas untuk memperoleh Firman di kaki salib, dia akan muluk-muluk, bicaranya “wow”, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa, ditambah lagi jalan ke kiri, jalan ke kanan, jalan ke kiri, jalan ke kanan, ditambah dengan gerakan yang menghebohkan, akhirnya terpukaulah sidang jemaat.
Saya tantang juga hamba TUHAN: Coba bersikap tenang saat menguraikan Firman, bisa tidak rahasia Firman terbuka? Tetapi kenyataannya, banyak hamba TUHAN yang setelah dia tenang, namun akhirnya culun, tidak bisa apa-apa; dia hanya ingin membuat sebuah sensasi. Lalu, seperti perkataan si pemalas: Ada singa di jalan! Ada singa di lorong! Seolah-olah ada sesuatu yang besar, padahal karena dia si pemalas saja; dia jalan sana, jalan sini, jalan sana, jalan sini, disertai dengan gerakan yang heboh, seperti dialah yang yang paling hebat itu.
Ingat: Kita harus terpukau dengan pembukaan rahasia Firman. Jangan terpukau dengan oknumnya.
 
Amsal 26:14
(26:14) Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.
 
Ruang lingkup si pemalas adalah tempat tidur saja; berputar-putar di situ saja, jungkir balik hanya di seputar tempat tidur saja. Mengapa? Karena dia si pemalas; sebentar-sebentar tidur, sebentar-sebentar mengantuk, sebentar-sebentar lipat tangan. Jadi, tidak ada aktivitas. Aktivitasnya hanyalah tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi, tetapi melipat tangan pun hanya untuk tidur lagi. Jadi, tidak ada kesempatan untuk berbuat sesuatu yang baik kepada TUHAN.
 
Ayo, masing-masing kita buktikan; mulai detik ini, begitu selesai ibadah, ayo, lihat apa yang bisa engkau kerjakan, kerjakanlah. Buang dulu harga diri itu jauh-jauh ke lautan mati, di terusan Suez sana.
 
Amsal 26:15
(26:15) Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
 
Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan -- ke dalam piring atau wadah dari makanan --, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya. Rahasia Firman sudah tersedia, rahasia Firman sudah didengar, tetapi hanya untuk melakukannya terlalu susah bagi dia. Firman sudah dibentangkan, rahasia Firman sudah terbuka, tetapi terlalu lelah, terlalu sulit bagi dia untuk melakukannya, padahal Firman itu untuk dinikmati dan dilakukan, tetapi dia terlalu lelah, terlalu sulit bagi dia,  mengapa? Karena dia si pemalas; dia tidak rajin untuk menghidupi Firman supaya Firman menghidupi dia.
Itulah guru-guru palsu, yang hanyalah sebatas rumput duri, semak duri, onak dan duri; itulah isi hatinya.
 
Amsal 26:16
(26:16) Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
 
Yang lucu lagi, si pemalas merasa diri lebih bijak, lebih dewasa, lebih benar, lebih suci, lebih baik, lebih hebat dari pada dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana, dari pada orang yang sempurna. Tujuh orang bijaksana à Sempurna.
Jadi, seolah-olah dia lebih hebat, lebih benar dari TUHAN Yesus. Maka, tidak tertutup kemungkinan, bahwa nabi-nabi palsu dan antikris akan menyebut dirinya sebagai Allah yang harus disembah, sesuai dengan 2 Tesalonika 2:4, ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
 
Luar biasa toh TUHAN mengasihi kita sekarang ini? Kalau hatimu tidak sampai hancur dan tidak mau berubah, saya tidak mengerti mengapa. Atau, engkau gagal paham untuk menikmati pembukaan Firman, padahal sudah disuguhkan pembukaan, namun mungkin terlalu lelah bagimu untuk melakukannya. Tetapi kalau mungkin terlalu lelah karena kemalasan-kemalasan, maka minta ampunlah malam ini; menangislah sejadi-jadinya di kaki salib TUHAN.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 13:11.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi, jelas ini adalah nabi-nabi palsu, sebab kalau ia berbicara, perkataan yang keluar dari mulut binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi -- itulah nabi-nabi palsu -- didorong oleh setan-setan.
 
Minggu depan, saya akan sampaikan bagian yang kedua, saya akan sampaikan contoh yang kedua. Tetapi contoh yang pertama bahwa perkataan yang keluar dari mulut binatang yang kedua ini -- itulah nabi-nabi palsu -- didorong oleh setan-setan, yaitu menyampaikan Firman yang dikurangkan.
Minggu depan, kita akan memperhatikan; contoh yang kedua bahwa perkataan yang keluar dari mulut binatang yang kedua ini -- itulah nabi-nabi palsu -- didorong oleh setan-setan, yaitu menyampaikan Firman yang ditambahkan.
Yang terpenting adalah miliki hati nurani yang murni, yang kaitannya dengan salib yang harus kita pikul. Jangan tutup mata.
 
Kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba tersembelih 2021 tahun yang lalu di bukit Golgota, maka biarlah kita secepatnya bergabung dan menyatu dengan pengalaman kematian-Nya. Jangan menjadi si pemalas.
Mengapa mereka sibuk untuk mengadakan Firman yang dikurangkan, atau ibadah diganti dengan mujizat, mengapa? Karena mereka -- tidak lain, tidak bukan -- hanyalah sebatas semak duri dan rumput duri, alias si pemalas besar, di mana ciri-cirinya adalah suka mengambil jalan pintas.
Jalan pintas adalah jalan Setan, sama seperti jalan Filistin adalah jalan setan. Oleh sebab itu, TUHAN tidak izinkan bangsa Israel melalui jalur Filistin, melainkan harus melalui laut Teberau, kemudian berkeliling di padang gurun -- itulah jalan salib --, sampai kembali melewati sungai Yordan, dan akhirnya tibalah di tanah Kanaan.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment