KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 6, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 JUNI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 JUNI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 238)
 
Subtema: DEWASA; TIDAK TAKUT ANCAMAN, BERTANGGUNG JAWAB + KONSEKUEN
 
Selamat malam. Salam sejahtera kiranya memerintah di tengah perhimpunan ibadah dan hati kita masing-masing. Baik juga umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming atau online Youtube, Facebook baik dalam maupun luar negeri dimanapun anda berada. Selanjutnya ada persekutuan yang baik, persekutuan yang indah antara kita suatu saat nanti, mata bertemu mata.
Mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN membukakan firman-Nya, selanjutnya meneguhkan setiap kehidupan muda remaja dimanapun berada.
 
Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Yusuf berumur 30 (tiga puluh) tahun ketika ia menghadap Firaun, selanjutnya ia dilantik menjadi mangku bumi (istilah sekarang disebut; perdana menteri).
Pendeknya: Yusuf dilantik menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir atau menjadi kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir, berarti; Yusuf mengatasi segala kedudukan yang ada di Mesir.
 
Yusuf telah mengatasi segala kedudukan-kedudukan yang ada di Mesir. Betapa TUHAN telah mempermuliakan Yusuf setelah ia melewati bermacam-macam persoalan dan lika-liku hidup yang sangat rumit, dengan berbagai tingkat pergumulan dan tingkat kesulitan, serta tingkat penderitaan yang luar biasa, yang harus dialami atas seizin TUHAN.
 
Terkait dengan hal ini, kita baca 2 Timotius 2, dengan perikop: “Panggilan untuk ikut menderita.
2 Timotius 2:9-10
(2:9) Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. (2:10) Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
 
Demi pemberitaan Injil, di sini kita perhatikan; Rasul Paulus harus menderita banyak, malah ia dibelenggu seperti seorang penjahat. Namun, Rasul Paulus tetap sabar menanggung semua penderitaan yang harus dialaminya, mengapa ia harus menanggung penderitaan? Sebab, dia harus menempuh jalur itu demi orang-orang pilihan Allah, sehingga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan kekal.
Pendeknya; Rasul Paulus rela menderita demi keselamatan dan kemuliaan dalam Kristus Yesus yang akan diterima oleh orang-orang pilihan TUHAN.
 
Kita ini dipilih oleh TUHAN untuk memperoleh keselamatan, itulah kemuliaan kekal; bersyukur saja.
Itu sebabnya, dari kegelapan kita dipindahkan kepada terang yang ajaib, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itu menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang pilihan Allah.
 
2 Timotius 2:11-12
(2:11) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; (2:12) jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
 
Perlu untuk kita ketahui bersama-sama:
-          Jika kita mati dengan Dia, maka kita pun akan hidup dengan Dia.
-          Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia = Turut di permuliakan.
 
Sebaliknya, jangan kita menyangkal salib Kristus sekalipun banyak kesulitan-kesulitan dan bermacam-macam penderitaan yang harus kita lewati, supaya akhirnya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, sama seperti Yusuf.
 
Berkaitan dengan hal itu, Rasul Paulus juga nyatakan kepada sidang jemaat di Roma 8, dengan perikop: “Hidup oleh Roh.
Roma 8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
 
Tujuan dari sengsara salib atau menderita bersama-sama dengan Dia adalah supaya kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Oleh sebab itu, anak-anak TUHAN tidak perlu berpikir dua kali untuk menderita bersama-sama dengan Dia.
 
Kalau kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba Allah yang telah disembelih, secepatnya saja bergabung untuk selanjutnya satu dalam kematian-Nya, tidak perlu berpikir dua kali, supaya akhirnya kita juga turut dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Jadi, kemuliaan itu sejauh kematian yang kita alami di bumi ini.
 
Jangan kita keliru, jangan kita mau dibodoh-bodohi dengan pemberitaan-pemberitaan yang tidak sehat dari seorang hamba TUHAN dengan perkataan-perkataan sombong. Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Jauhilah nafsu orang muda.”
 
Hal itu juga ditegaskan oleh Rasul Paulus kepada anak-anak TUHAN, murid-murid yang ada di Antiokhia, dengan perikop: “Kembali ke Antiokhia
Kisah Para Rasul 14:21-22
(14:21) Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (14:22) Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.
 
Rasul Paulus dan Barnabas menguatkan dan menasihati anak-anak TUHAN atau murid-murid yang ada di Listra, Ikonium dan Antiokhia, supaya mereka bertekun di dalam iman dengan sebuah ajaran sehat, yakni bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah sudah harus terlebih dahulu mengalami banyak sengsara.
 
Inilah ajaran sehat. Oleh sebab itu, saya katakan di atas tadi; jangan kita terkecoh dengan pemberitaan atau ajaran yang tidak sehat. Jangan berubah dari ajaran sehat ini, supaya kita jangan mengalami kerugian kelak.
 
Dan hal itu dibenarkan oleh TUHAN Yesus Kristus, sesuai dengan sebuah kisah di dalam Injil Lukas 24.
Lukas 24:25-26
(24:25) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! (24:26) Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
 
Ingat: Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Inilah ajaran yang sehat yang diajarkan oleh Yesus kepada kedua murid yang berjalan ke Emaus. Tujuan dari nasihat ini adalah supaya mereka tidak menjadi bodoh dan hati mereka tidak menjadi lamban terhadap segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi.
 
Kita pun jangan bodoh, jangan lamban terhadap nubuatan firman. Percayalah terhadap nasihat dari nabi tentang pribadi Yesus Kristus, Dialah Mesias yang sudah terlebih dahulu melewati bermacam-macam segala pergumuluan dengan tingkat yang tinggi, untuk selanjutnya Ia pun masuk dalam kemuliaan kekal.
Tidak ada kemuliaan tanpa sengsara. Sengsara ada untuk kemuliaan. Kemuliaan ada supaya terlebih dahulu melewati sengsara. Jangan berubah dari pengertian ini dimanapun anda berada.
 
Saudara harus jujur kepada kebenaran, jujur kepada hati nurani. Jangan sangkali salib yang TUHAN nyatakan. Sumber dari hati nurani yang murni adalah sengsara salib, bukan soal keberkatan, mujizat, sensasi yang sedang diadakan banyak hamba TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadahnya.
 
Lukas 24:27
(24:27) Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
 
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, tentang pribadi Yesus, Dialah seorang nabi yang seluruhnya ditulis dalam kitab Musa dan seluruh kitab para nabi.
 
Singkat kata: Yesus Kristus menjelaskan pribadi-Nya sendiri yang sudah dinubuatkan oleh para nabi di dalam kitab-kitab Musa dan di dalam seluruh kitab para nabi.
 
Mari kita lihat buktinya di dalam Ulangan 18, dengan perikop: “Bertenung dan bernubuat
Ulangan 18:12-14
(18:12) Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. (18:13) Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu. (18:14) Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kaududuki ini mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.
 
Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
Oleh karena kekejian, yakni; penyembahan berhala, TUHAN menghalau tujuh penduduk negeri Kanaan yang hebat-hebat.
 
Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu, supaya jangan seperti tujuh penduduk negeri Kanaan. Maka, TUHAN berpesan selanjutnya kepada umat Israel supaya mereka hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN Allah mereka, sehingga mereka tidak sama seperti tujuh penduduk negeri Kanaan.
 
Kita ini sebagai anak-anak TUHAN atau umat TUHAN tidak diizinkan oleh TUHAN Allah untuk;
-          Mencari petunjuk dari orang mati dan horoskop.
-          Dilarang untuk mendengarkan petunjuk dari seorang peramal atau petenung.
Baik dari gambar ular lalu diramal, itu merupakan kekejian. Dilarang untuk mendapat petunjuk dari seseorang yang meramal dengan kartu atau gambar horoskop, sebab itu adalah kekejian. TUHAN melarang kita untuk mendengarkan petunjuk dari seorang peramal (petenung), sebab itu adalah kekejian.
 
Yang TUHAN mau dari kehidupan umat TUHAN adalah ...
Ulangan 18:15
(18:15) Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
 
TUHAN akan bangkitkan seorang nabi bagi umat Israel, dan nabi itulah yang harus kamu dengar.
Jangan mendengarkan ramalan dengan kartu, ramalan dengan gambar ular, ramalan dengan gambar yang lain-lain, tetapi dengarlah nasihat dari seorang nabi, yaitu Mesias sudah harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan.
 
Jangan mendengar berita-berita dari seorang hamba TUHAN yang sibuk mengadakan sensasi, mujizat, kesembuhan, dengan alasan manifestasi Roh Kudus. Tetapi kalau setiap hari mengajarkan sidang jemaat rubuh-tubuh, mengajarkan sidang jemaat sensasi, kapan sidang jemaat diajarkan tentang kebenaran firman? Kapan sidang jemaat diajarkan untuk mendengarkan seorang nabi, dengan nasihat atau ajaran yang sehat yaitu Mesias harus terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal?
 
Pengertian kita jangan bergeser dari situ. Banyak hamba-hamba TUHAN tidak suka dengan pemberitaan firman dari GPT BETANIA; saya tidak mengerti. Tetapi saudara yang sedang mengikuti pemberitaan firman dari penggembalaan GPT BETANIASerang, Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, saudara harus mendengarkan seorang nabi yang dibangkitkan oleh TUHAN, sebab nasihat dan ajarannya menguatkan karena yang dia sampaikan adalah ajaran sehat yaitu Mesias sudah terlebih dahulu melewati bermacam-macam penderitaan untuk selanjutnya masuk dalam kemuliaan kekal.
Jangan berubah dari pengertian itu supaya saudara jangan mengalami kerugian kelak. Inilah ajaran sehat yang diajarkan oleh Yesus – yaitu; Dialah Mesias --, kepada kedua murid yang berjalan ke Emaus.
Tujuan dari nasihat ini ialah supaya kedua murid tersebut tidak menjadi bodoh, kemudian hati tidak menjadi lamban terhadap nubuatan para nabi.
 
Tidak mungkin ada kemuliaan tanpa sengsara salib. Jadi, jangan diabaikan ajaran sehat yang memberikan hati nurani yang murni, sehingga seorang hamba TUHAN mengajarkan ajaran yang sehat.
Jadi, sidang jemaat juga jangan bodoh, jangan berubah dari pengertian itu.
 
Hal itu ditegaskan kepada jemaat di Korintus oleh Rasul Paulus, dalam 1 Korintus 4, dengan perikop: Rendahkanlah dirimu.” Melayani harus dengan kerendahan hati.
1 Korintus 4:18-19
(4:18) Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu. (4:19) Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
 
Ada diantara sidang jemaat di Korintus yang menjadi sombong, karena mereka menyangka bahwa Rasul Paulus tidak akan lagi mengunjungi sidang jemaat di Korintus, akhirnya mereka menjadi sombong. Seperti apa bentuk kesombongan itu?
 
Pada ayat 19, Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus: “Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya” dan Rasul Paulus juga rindu untuk mengunjungi sidang jemaat di Korintus, dia tidak akan berlama-lama untuk datang kepada sidang jemaat di Korintus. Mengapa? Karena Rasul Paulus ingin tahu, tetapi yang ingin Rasul Paulus ketahui bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi Rasul Paulus ingin tahu kondisi sidang jemaat di Korintus, apakah mereka memiliki kekuatan yang berasal dari Yesus Kristus.
 
Sehingga, berdasarkan inilah (ayat 18 dan ayat 19), Rasul Paulus selanjutnya berkata kepada sidang jemaat di Korintus pada ayat 20.
1 Korintus 4:20
(4:20) Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
 
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. Jelas ini berkaitan dengan sengsara salib.
Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan, sensasi, mujizat, kesembuhan, tetapi Kerajaan Sorga itu kaitannya dengan kuasa yang datangnya dari salib. Jadi, saudara jangan keliru.
 
Itu sebabnya, di dalam Ulangan 18 tadi, jauh sebelum nabi itu lahir, Musa sudah menyatakan suatu nubuat, di mana Allah akan membangkitkan seorang nabi dari antara umat Israel, dan selanjutnya itu akan diberikan kepada umat Israel.
Lalu pesan Musa kembali kepada umat Israel adalah supaya mereka mendengarkan nabi yang TUHAN bangkitkan atas mereka. Sebab ajaran-Nya sehat, yaitu Mesias harus terlebih dahulu menderita banyak untuk selanjutnya Dia dipermuliakan. Ini loh pembukaan firman yang harus dihargai.
 
Jadi, Kerajaan Sorga tidak ada kaitannya dengan sensasi, mujizat, berkat-berkat lahiriah, keberhasilan. Sebab, yang ada ini akan berlalu nanti. Jangan bodoh, jangan lamban hatimu terhadap Firman nubuatan.
 
Kita kembali untuk mengikuti penjelasan dari Kejadian 41:46
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Kembali saya sampaikan: Yusuf berumur 30 (tiga puluh) tahun tatkala ia menghadap Firaun. Itu artinya, 13 (tiga belas) tahun telah berlalu sejak Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, saudagar dari Midian, di mana pada saat itu Yusuf berusia 17 (tujuh belas) tahun. Sebagai referensinya; Kejadian 37:2,23-27.
 
Singkat kata; Yusuf sudah cukup dewasa setelah dikenyangkan oleh berbagai penderitaan. Pendeknya; Yusuf sarat dengan pengalaman hidup sehingga membuat ia menjadi layak untuk menjadi mangku bumi, menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Oleh sebab itu, jangan suka bersungut-sungut, jangan ngomel kalau pun banyak pergumulan, sebab itu memang harus kita alami jika TUHAN izinkan. Itulah yang akan mendewasakan, sehingga oleh karena dengan penderitaan itu kita sarat dengan pengalaman dan  akhirnya membuat kita layak untuk menerima jabatan tinggi seperti Yusuf.
Jangan keliru dengan ajaran sehat dari nabi tadi.
 
Dalam usianya yang telah dewasa itu, dapatlah ia memikul suatu tanggung jawab yang sangat besar, pekerjaan yang sangat penting, yang bersangkut paut dengan kebutuhan hidup seantero dunia ini. Demikian juga dengan TUHAN Yesus Kristus, Ia memulai pelayanan pekerjaan TUHAN saat genap berusia 30 (tiga puluh) tahun juga, berarti sudah cukup dewasa.
Kalau akhirnya Yusuf diangkat menjadi kepala pemerintahan, menjadi kuasa atas segala kedudukan-kedudukan yang ada di Mesir, itu menunjukkan bahwa TUHAN menganggap dia layak untuk memikul sebuah tanggung jawab, layak untuk menjadi kepala pemerintahan setelah dia kenyang dengan banyak penderitaan sehingga dia sarat dengan pengalaman dan dengan pengalaman inilah dia dilayakkan untuk memangku jabatan yang penting yang sangkut pautnya dengan hajat hidup orang banyak.
 
Tidak mungkin kita memikul tanggung jawab yang besar sementara penderitaannya kecil. Tidak mungkin kita diangkat setinggi-tingginya kalau untuk berkorban saja berpikir dua kali, untuk persembahan saja berpikir dua kali.
 
Kita baca Lukas 3, dengan perikop: Silsilah Yesus. Inilah silsilah Yesus.
Lukas 3:23
(3:23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
 
Yesus memulai pelayanan-Nya dan mengerjakan pekerjaan TUHAN, tatkala ia berumur 30 (tiga puluh) tahun. Singkat kata; Ia sudah cukup dewasa. Dan selanjutnya, Ia pergi mengajar dan menyembuhkan banyak orang sakit, serta mengusir setan-setan.
Demikian juga tadi, Yusuf juga begitu dalam Kejadian 41:46, Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Tanda kedewasaan Kristus:
Lukas 13:31
(13:31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau."
 
Orang-orang Farisi berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau
Pendeknya: Yesus Kristus diancam untuk dibunuh.
 
Saya beberapa kali diancam untuk dibunuh hanya karena sebuah kebajikan. Saya tidak bisa lupakan itu; seorang anak TUHAN memanggil saya untuk mendoakan adiknya, karena adiknya ini berhubungan dengan seorang janda yang tidak satu kepercayaan. Lalu saya datang dan mendoakan. Ketika di tengah-tengah saya mendoakan, terasa aura-aura mistis.
Singkat cerita, setelah doa, tidak lama tiba-tiba pemuda yang didoakan ini mengambil pisau di dapur dan secepatnya hendak menusuk saya pada bagian belakang samping kanan. Tetapi sang abang begitu cekatan menangkapnya.
Saya tahu dia mau membunuh, tetapi terlalu malu rasanya untuk kabur. Namun dalam kebodohan itu, TUHAN membela saya.
 
Masih banyak juga ancaman-ancaman lainnya, salah satunya;  karena memperhatikan dua pemuda, bapaknya mengancam saya, sambil mengucapkan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan, tetapi saya telan semuanya itu.
Jadi, memang, ukuran kedewasaan itu; Ia tidak takut dengan ancaman pembunuhan. Jadi, saudara tidak perlu takut dengan segala ancaman; ancaman tidak punya uang, ancaman tidak punya ini itu, ancaman tidak punya beras, ancaman tidak punya rumah, ancaman tidak punya pekerjaan. Banyak ancaman yang sedang mengancam nyawa kita, tetapi tidak perlu takut. Namun untuk sampai kepada ketidak-takutan itu, dibutuhkan tingkat kedewasaan.
 
Lukas 13:32
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
 
Jawab Yesus kepada mereka: Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu (Herodes): Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini (hari pertama) dan besok (hari kedua), dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai
Mengapa? Karena Dia sudah cukup dewasa untuk menghadapi segala jenis problematik.
 
Jawaban ini menunjukkan 2 (dua) hal kepada kita.
YANG PERTAMA: Yesus tidak takut dengan sebuah ancaman, sekalipun nyawa menjadi taruhannya. Dengan kata lain; Yesus tidak takut mati menghadapi si serigala, itulah nabi-nabi palsu.
 
Kita baca Yohanes 10, dengan perikop: Gembala yang baik.
Yohanes 10:9
(10:9) Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Yesus berkata: “Akulah pintu”, kaitan dari “pintu” adalah jalan sempit, sesuai dengan Injil Matius 7:14.
Jadi, pintu sesak, kaitannya adalah jalan sempit.
 
Perlu untuk diketahui: Barangsiapa masuk melalui pintu sesak, jalan sempit, maka akan mengalami 3 hal;
a.       Ia akan selamat = Hidup kekal.
b.      Masuk dan keluar = Menjadi kesaksian di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
c.       Menemukan padang rumputnya = Tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah penggembalaan dengan satu gembala, bukan banyak gembala.
Kalau domba-domba tergembala, tandanya;
1.      Dengar-dengaran = Dikenal = Masuk dalam hitungan TUHAN.
2.      Mengikuti Gembala, tidak mengikuti gembala asing.
Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT) yang membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna menjadi tubuh mempelai, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
 
Bandingkan dengan PENCURI di dalam Yohanes 10:10.
Yohanes 10:10
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
 
Pencuri datang hanya untuk;
1.      Mencuri.
2.      Membunuh.
3.      Membinasakan.
= Tidak memberi damai sejahtera, tidak membawa kebahagiaan kepada dunia.
 
Sebaliknya, Yesus Kristus datang ke dalam dunia;
-          Supaya manusia mempunyai hidup.
-          Dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Dengan lain kata; diberkati oleh karena kasih karunia.
 
Lebih jauh kita memperhatikan pada ayat 11.
Yohanes 10:11
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
 
Akulah gembala yang baik. Yesus adalah Gembala yang baik. Hal itu diakui langsung oleh Daud, di dalam Mazmur yang terbesar itulah Mazmur 23, Daud berkata: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Berarti, baik secara jasmani maupun rohani tidak kekurangan;
-          Secara jasmani diberkati: dicukupkan soal apa yang dimakan, diminum, dipakai.
-          Secara rohani: tidak nampak lagi kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan yang memalukan di dalam diri.
 
Bukti lain Yesus adalah Gembala yang baik: Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya = Tidak takut dengan ancaman untuk dibunuh. Berarti, Yesus sudah cukup dewasa.
Itu tanda kedewasaan di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN: Tidak takut dengan ancaman.
 
Diancam untuk ditinggalkan oleh saudara-saudaranya karena tidak ikut adat, diancam ditinggalkan keluarganya karena tidak berpihak kepada daging, ada lagi ancaman lain; ancaman tidak kerja, ancaman penyakit, dan ancaman lainnya.
Memang dunia ini penuh ancaman, nanti kita di Sorga tidak ada ancaman. Tetapi untuk menghadapi ancaman di dunia ini sudah seharusnya cukup dewasa. Oleh sebab itu, orang yang melayani TUHAN harus dewasa. Kalau belum dewasa, jangan dulu melayani TUHAN. Kalau datang ancaman lalu bersungut-sungut, ngomel, jangan dulu melayani TUHAN.
Biarlah hal ini menjadi perhatian kita baik bagi jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, maupun Malaysia, Bandung, maupun umat TUHAN dimanapun anda berada.
 
Lukas 13:32
(13:32) Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
 
Jawaban ini menunjukkan 2 (dua) hal kepada kita.
YANG KEDUA: Yesus Kristus adalah pribadi yang sangat bertanggung jawab dan konsekuen di hadapan TUHAN, di tengah-tengah ibadah pelayanannya di hadapan TUHAN.
Kadang-kadang kita kurang konsekuen di hadapan TUHAN, terkadang lari dari kenyataan hidup. Kalau melayani TUHAN harus bertanggung jawab + konsekuen, jangan lari dari kenyataan hidup.
Kalau enak melayani. Kalau tidak enak, tidak melayani. Itu tidak konsekuen namanya. Biarlah kita mempunyai pendirian yang teguh.
 
Jadi, Yesus Kristus adalah pribadi yang sangat bertanggung jawab dan konsekuen. Sebab di sini dikatakan: pada hari yang ketiga Aku akan selesai, berarti bertanggung jawab dan konsekuen. Belajar bertanggung jawab + konsekuen.
 
Mari kita lihat tanggung jawab Yesus dan memang Dia juga konsekuen dengan segala sesuatu yang akan Dia hadapi, dalam Yohanes 19 dengan perikop: “Yesus mati.”
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
 
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Artinya: Yesus telah selesai mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian terhadap dosa di atas kayu salib di bukit Golgota.
 
“Sudah selesai”, berarti segala dosa sudah disucikan dan diampuni oleh TUHAN.
Praktek disucikan dan diampuni:
-          Untuk kita; jangan mengulangi berbuat dosa yang sama.
-          Dari kita untuk orang lain; jangan mengungkit-ungkit dosa orang lain untuk membela diri atau untuk menyatakan diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain, sebab “sudah selesai.
Bukti pekerjaan penebusan dan pendamaian sudah selesai: Yesus menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya = Mati.
 
Yohanes 19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
 
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Tulang kaki atau tulang-tulang dari kedua penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus harus dipatahkan karena mereka masih hidup, sementara mayat itu harus segera diturunkan berhubungan dengan hari sabat (hari besar) mayat tidak boleh bergantung di atas kayu salib.
 
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, berbanding terbalik dengan 2 (dua) penjahat tadi masih hidup sehingga tulang kakinya dipatahkan.
Ketika mereka melihat Yesus bahwa Ia telah mati, lalu prajurit-prajurit tidak mematahkan kaki-Nya. Berarti, tubuh Yesus tidak terpotong-potong, tidak terpisah-pisah, tetap dalam keadaan satu kesatuan tubuh yang utuh. Anggota tubuh itu tidak dikelompok-kelompokkan, tidak dipisahkan oleh egois, sebab Yesus telah mati terhadap dosa sehingga anggota tubuh itu tidak terpisah-pisah atau istilah sekarang tidak terkelompok-kelompok karena egoisnya manusia itu.
Egois, berarti; dagingnya masih hidup, belum mati. Tetapi daging Yesus sudah mati, daging-Nya sudah mati, sehingga tidak ada anggota-anggota tubuh yang terpisah-pisah, tercecer, tidak ada kelompok-kelompok.
 
Sebaliknya, prajurit itu menikam lambung-Nya (tulang rusuknya) dengan tombak. Dari satu tikaman ini, segera mengalir keluar darah dan air; ini berbicara soal kelahiran baru.
Lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka terbentuklah kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, gereja TUHAN dibangun di hadapan TUHAN, itulah yang disebut tubuh yang sempurna, tubuh Mempelai, sebab tidak dikotak-kotakkan, tidak terpisah-pisahkan anggota tubuh yang satu dengan anggota yang lain. Inilah bukti Yesus sudah mati di kayu salib.
 
Berbeda dengan kedua penjahat, dagingnya masih hidup sehingga terjadi pemisahan, mau tidak mau harus dipatahkan dan anggota tubuh terpisah-pisah. Dagingnya masih hidup oleh karena egoisnya hamba TUHAN; adanya kelompok-kelompok. Tetapi Yesus sudah mati di atas kayu salib, sehingga terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, terwujudnya pembangunan tubuh, terwujudnya pembentukan tubuh itulah tubuh mempelai.
Yesus Kristus, Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga. Gereja TUHAN adalah tubuh-Nya, mempelai perempuan-Nya, berdasarkan kasih Mempelai.
 
Kita buktikan lebih jauh dengan membaca Kejadian 2:21.
Kejadian 2:21
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Kita harus masuk dalam pengalaman kematian.
Tidur nyenyak = Pengalaman kematian, berarti daging tidak bersuara.
Yesus telah mengalami kematian, itu sebabnya di sini dikatakan: TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Jelas ini berbicara tentang pengalaman kematian; daging sudah tidak bersuara, tidak hidup dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, daging sudah mati terhadap dosa.
 
TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Pengalaman kematian merupakan kesempatan emas, kesempatan yang manis, suatu kesempatan yang indah untuk mengadakan operasi besar-besaran, untuk mengambil satu rusuk dari pada Adam itu.
Itu kesempatan emas untuk mengadakan operasi besar-besaran, sama seperti satu tusukan menusuk lambung (rusuk) Yesus. Jangan lewatkan pengalaman yang indah ini.
 
Kalau kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba telah disembelih, segera bergabung untuk secepatnya satu dalam pengalaman kematiannya. Itu merupakan kesempatan emas untuk selanjutnya mengadakan operasi besar-besaran, untuk mengambil salah satu tulang rusuk.
 
Apa tujuan lambung (rusuk) Yesus harus ditombak?
Kejadian 2:22-23
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
 
Lewat pengalaman kematian terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut tubuh mempelai; gereja yang utuh, itulah sidang mempelai TUHAN.
 
Dari apa yang kita lihat malam ini, sungguh kita berbahagia Yesus Kristus melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN saat Ia berusia 30 (tiga puluh) tahun. Berarti, sudah cukup matang, sudah cukup dewasa untuk menanggung tanggung jawab yang penting yang sangkut pautnya dengan hajat orang banyak, seantero dunia ini.
Sungguh mulia TUHAN kita. Siapa kita ini, hanya orang muda yang tidak ada apa-apanya tetapi TUHAN membukakan rahasia firman-Nya bagi kita. Luar biasa TUHAN itu bagi kita.
 
Kalau belum dewasa jangan dulu melayani TUHAN. Oleh sebab itu, belajar untuk dewasa supaya rencana Allah ini terwujud, sehingga pekerjaan yang besar ini dapat kita pikul demi terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna.
Ini merupakan tanggung jawab kita masing-masing, tetapi sudah seharusnya cukup dewasa di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN. Tidak lagi egois, tidak lagi memusingkan diri, tidak hanya mementingkan dirinya, tetapi sudah seharusnya mengerti keadaan orang lain, mengerti kesusahan orang lain.
 
Kejadian 2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
 
Persamaan dari Kejadian 2:24 di dalam Filipi 2:5-8: Ia tidak mempertahankan haknya sebagai milik kepunyaan yang harus dipertahankan, Ia tidak mempertahankan kemuliaan-Nya. Justru Ia meninggalkan segala sesuatu yang Dia punya, Dia meninggalkan Bapanya di Sorga, Dia meninggalkan rumahnya di Sorga, Dia meninggalkan segala kemuliaan-Nya lalu Dia turun ke dunia ini dan mati di kayu salib. Sehingga dengan demikian, tubuh dan kepala bersatu.
 
Demikian juga seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Jadi, kesatuan itu tercipta oleh karena salib, karena ketika laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya itu adalah bayangan dari Mempelai Laki-Laki Sorga, Yesus Kristus telah meninggalkan kemuliaan-Nya dan turun ke dunia, kemudian mati di kayu salib. Sehingga dengan demikian, oleh salib inilah tubuh dan kepala, gereja dengan Kristus bersatu, terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna.
 
Demikianlah nanti akhirnya gereja yang sempurna masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Adam yang pertama, mengatakan: Pada waktu Allah mengadakan operasi untuk mengambil satu tulang rusuk dan dibangunkannya seorang perempuan, lalu dibawa kepada Adam yang pertama.
Demikian juga Adam yang kedua, setelah menyelesaikan pekerjaan TUHAN lalu selanjutnya dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba, dibawa kepada Adam yang kedua, itulah Yesus Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
 
Wahyu 19:6
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Ayat 6 sampai ayat 8; sasaran akhir atau muara dari ibadah kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba. Inilah pekerjaan dari Adam yang kedua, Yesus Kristus Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Pendeknya, muara dari ibadah kita di atas muka bumi ini berakhir dalam sebuah pesta nikah Anak Domba. Ini firman yang benar bukan firman palsu. Ini ajaran sehat. Sebab, Firman Tuhan yang mengatakan; Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
Jadi, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu Firman Allah yang benar. Kalau ibadah di bumi ini ditegakkan dengan ibadah laut, yaitu berbicara soal keberkatan, keberhasilan. Kemudian ibadah di bumi ini ditegakkan dengan ibadah bumi, yaitu hanya berbicara soal mujizat, kesembuhan. Itu bukan muara ibadah, bukan Firman Allah yang benar. Namun, muara ibadah yang benar adalah pesta nikah Anak Domba, inilah Firman Allah yang benar.
 
Yang ada ini akan berlalu, tetapi pesta nikah Anak Domba akan terwujud setelah Adam yang kedua telah menyelesaikan segala sesuatunya. Yesus tadi berkata “sudah selesai.”
 
Demikian juga Rasul Paulus, dia sebagai hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan rasul, dia adalah rasul yang dewasa. Apa buktinya? Kita lihat, contoh Rasul Paulus cukup dewasa melayani TUHAN.
1 Korintus 15:4-7
(15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. (15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
 
Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. Yesus mati di atas kayu salib, dibangkitkan pada hari yang ketiga. Itu Firman Allah yang benar.
Kemudian, sesudah kebangkitan-Nya itu, Ia menampakkan diri;
-          Pertama-tama kepada Kefas dan kedua belas murid.
-          Yang kedua kepada lima ratus orang-orang kudus.
-          Yang ketiga kepada Yakobus dan dua belas rasul.
-          Yang keempat Yesus menampakkan diri-Nya kepada Rasul Paulus, sama seperti anak yang lahir sebelum waktunya.
 
Tadi, Kefas dan dua belas murid, kemudian Yakobus dan dua belas rasul. Berarti, Rasul yang ketiga belas adalah Rasul Paulus dan dia cukup dewasa di dalam melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Apa buktinya dia (Rasul Paulus) cukup dewasa?
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
 
Di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya Rasul Paulus mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, selanjutnya membawa mereka sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga.
Singkat kata: Rasul Paulus ini adalah pekabar mempelai, dia mengusung Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk membawa gereja TUHAN sampai kepada kesempurnaan itulah tubuh mempelai, menjadi gereja yang sempurna tanpa cacat cela itulah tubuh mempelai. Berarti, Rasul Paulus ini sudah cukup dewasa, sebab kalau dia bisa mendewasakan sidang jemaat di Korintus itu tandanya bahwa dia adalah hamba TUHAN yang dewasa.
 
Tidak mungkin seorang hamba TUHAN dapat mendewasakan gereja TUHAN kalau hamba TUHAN itu tidak dewasa. Tidak mungkin hamba TUHAN dapat membawa gereja TUHAN kepada penyucian yang mengarah kepada kesempurnaan, kalau dia tidak terlebih dahulu mengalami penyucian.
Pedang bermata dua terlebih dahulu mengenai si pemberita firman sehingga ada kekuatan/Firman Allah berkuasa.
 
Jadi, Rasul Paulus ini sudah cukup dewasa. Dialah Rasul yang ketiga belas.
Yusuf juga sudah kenyang dengan penderitaan, sarat dengan pengalaman, sehingga dengan pengalaman itu dia dewasa. Tiga belas tahun lamanya Yusuf menderita tetapi itu merupakan cara TUHAN satu-satunya untuk mendewasakan Yusuf sehingga dia layak memangku jabatan penting, yang tersangkut dengan hajat hidup orang banyak seantero dunia.
 
Kita lihat satu ayat untuk membuktikan dia dewasa, dalam 2 Korintus 12, dengan perikop: “Paulus menerima penglihatan dan penyataan.” Kapan Paulus menerima penglihatan dan penyataan dari TUHAN?
2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
 
Rasul Paulus menerima penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan dari TUHAN. Kapan dia menerima kedua perkara penting ini? Saat ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, disebut juga Firdaus.
 
Mari kita ikuti penjelasan mengenai kedua hal yang TUHAN nyatakan kepada Rasul Paulus. 
Tentang: Penglihatan-penglihatan.
Penglihatan-penglihatan telah dituliskan oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani di dalam Ibrani 9:2-4.
Apa yang dia lihat waktu itu ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga -- kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci, ruangan kesempurnaan --?
Ibrani 9:2-4
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
 
di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian.
-          Kaki Dian atau Pelita Emas, menunjuk kepada; persekutuan dengan Roh Kudus.
-          Meja Roti Sajian, menunjuk kepada; persekutuan dengan Firman Allah.
Dua perkara ini belum cukup membuktikan kita dewasa. Kalaupun tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab atau Meja Roti Sajian itu belum cukup membuktikan bahwa kita dewasa. Kalaupun kita bersekutu dengan Roh Kudus atau Pelita Emas itu belum cukup membuktikan bahwa kita sudah dewasa. Karena kedua alat tersebut masih berada pada kemah yang pertama.
 
Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. Kemah yang kedua itulah Ruangan Maha Suci, ruangan kesempurnaan.
 
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian. Dia sudah melihat pembakaran ukupan emas di dalam Ruangan Maha Suci. Jadi, selain Tabut Perjanjian dia sudah melihat pembakaran ukupan emas, jelas ini berbicara soal doa penyembahan itulah puncak ibadah di bumi ini.
Kalau Paulus sudah sampai kepada puncak ibadah, menunjukkan bahwa dia dewasa secara rohani. Maka, seorang imam ibadah dan pelayanannya harus sudah sampai kepada puncak ibadahnya, hidup dalam doa penyembahan.
 
Apa penyembahan? Di dalam Injil Matius 27:49-50, penyembahan berbicara soal penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itu kedewasaan. Tidak taat lagi kepada kehendak daging, dia taat kepada kehendak TUHAN sepenuhnya.
 
Tentang: Penyataan-penyataan.
Kita akan kaitkan dengan Wahyu 14, dengan perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebusnya.”
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
 
Pada ayat 1, inti dari mempelai jumlahnya seratus empat puluh empat ribu orang, mereka itu adalah gunung Sion. Apa buktinya bahwa mereka itu adalah gunung Sion (puncak kesucian)?
 
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
 
Ayat 2, berbicara tentang kelepasan dari dunia ini, sudah lepas dari daya tarik bumi.
Terdengar desau air bah dan bunyi guruh, apabila dunia ini terjadi goncangan itu merupakan tanda kelepasan bagi anak TUHAN tetapi guncangan itu tanda celaka, penghukuman bagi dunia.
Jadi, ayat 2 ini berbicara tentang kelepasan yang dialami oleh mempelai TUHAN, gunung Sion, puncak kesucian.
 
Kemudian, seratus empat puluh empat ribu orang itu menyanyikan suatu nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun, itu berbicara soal hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci antara gunung Sion dengan Kristus Kepala sebagai Mempelai Pria Sorga. Itulah penyataan-penyataan.
 
Jadi, penyataan-penyataan yang dimaksud itulah nyanyian baru, berbicara soal hubungan intim; hubungan dalam nikah suci. Hubungan kita dengan TUHAN bukan sebatas hubungan domba dengan gembala, tetapi hubungan kita dengan Kristus Kepala sama seperti hubungan gereja TUHAN sebagai isteri dengan Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga, hubungan dalam nikah yang suci berdasarkan kasih.
 
Rasul Paulus sudah cukup dewasa sebab begitu intimnya hubungannya dengan TUHAN itulah nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain, dia berada dalam nikah suci dengan TUHAN. Dia betul-betul rasul yang ketiga belas dan dia banyak mengalami penderitaan. Hanya orang dewasa yang sanggup menanggung banyak penderitaan.
Kalau kanak-kanak hanya bisa ngomel, nangis, sungut-sungut, tidak mampu menanggung beban, tidak sanggup memikul tanggung jawab, memikul beban di atas pundaknya. Kemudian kalau kanak-kanak berhitung-hitung dalam berkorban, berpikir dua kali dalam melayani TUHAN. Melayani yang enak “iya”, melayani yang tidak enak berpikir dua kali.
 
Dua bukti ini sudah cukup menunjukkan bahwa Rasul Paulus dewasa sehingga bukan suatu kebetulan kalau dia disebut Rasul yang ketiga belas. Sehingga sinkronlah pengalaman Paulus ini dengan pengalaman Yusuf serta pengalaman Yesus.
Pendeknya: Paulus ini pengantara antara Yusuf dengan Yesus.
 
2 Timotius 4:5
(4:5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
 
Nasihat Rasul Paulus kepada Timotius:
1.      Kuasailah dirimu dalam segala hal.
2.      Sabarlah menderita.
3.      Lakukanlah pemberitaan Injil.
4.      Tunaikanlah tugas pelayananmu.
Nasihat ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus ini sudah cukup berpengalaman, sebab tidak mungkin dia memberi nasihat kalau dia tidak mempunyai pengalaman.
Kalau seseorang memberi nasihat tetapi dia tidak mengalaminya itu yang disebut -- dalam bahasa jawa -- jarkoni; ngajari bisa tetapi tidak melakukan. Kalau bahasa jakarta disebut omdo atau omong doang. Sama seperti calo di pinggir jalan, dia berkata memberangkat orang tetapi dia tinggal di terminal bus.
 
2 Timotius 4:6
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
 
Dia tidak takut dengan ancaman maut, sehingga dia rela mencurahkan darahnya sebagai persembahan.
Kemudian Rasul Paulus berkata kematianku sudah dekat, dia tidak takut dengan ancaman maut sebab dia sudah cukup dewasa. Sehingga Rasul Paulus dianggap layak untuk dipercayakan suatu pekerjaan yaitu suatu tanggung jawab yang sangat penting yang sangkut pautnya dengan seantero dunia ini.
 
Rasul Paulus tidak takut dengan ancaman maut dari si serigala dan dia sudah buktikan itu waktu dia mengunjungi jemaat di Efesus, dan dia tuliskan kembali kepada sidang jemaat di Korintus di dalam 1 Korintus 15:31. Dia sudah menghadapi binatang yang buas, serigala-serigala yang buas.
 
Pengalaman di dalam Kisah Para Rasul 20:29-30 diceritakan oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 15:31.
1 Korintus 15:30-32
(15:30) Dan kami juga -- mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? (15:31) Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. (15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
 
mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Rasul Paulus membawa hidupnya ke dalam bahaya di tengah ibadah dan pelayanannya kepada TUHAN. Dia tidak takut kepada ancaman untuk dibunuh, hal itu sudah dia lalui.
 
Ancaman dikucilkan tidak takut, ancaman tidak punya uang takut tidak takut, ancaman tidak punya beras tidak takut, ancaman masih nganggur tidak takut, ancaman untuk pasangan hidup juga tidak takut.
Perhatikan sungguh-sungguh, tidak usah takut dengan ancaman tidak makan, tidak ada beras, tidak ada pekerjaan, tidak ada uang, tidak usah takut dengan ancaman tidak ada pasangan hidup sebab pasti ada, karena TUHAN ciptakan manusia berpasang-pasangan.
 
Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Rasul Paulus tidak takut dengan ancaman maut setiap hari dalam melayani TUHAN.
 
Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Dan Rasul Paulus mengalaminya benar.
Tadi sudah saya katakan, kalau dia bisa menasihati Timotius berarti dia sudah cukup punya pengalaman di situ. Tidak mungkin dia menasihati tanpa punya pengalaman. Maka, Rasul Paulus berkata: aku katakan, bahwa hal ini benar.
 
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, itulah si serigala ganas, nabi-nabi palsu.
 
Jadi, dia sudah siap menghadapi ancaman maut dan dia tetap menjaga dirinya dalam kesucian. Karena Yesus telah bangkit, maut telah dikalahkan.
Setan hanya bisa membelenggu daging dan darah, tetapi Firman TUHAN tidak bisa dia belenggu. Itu sebabnya, Rasul Paulus tidak takut ancaman maut karena janji firman; Yesus telah bangkit dan maut telah dikalahkan. Kalau tubuh ini hanya dibelenggu oleh setan dia tidak takut, tetapi janji firman tidak bisa dibelenggu, termasuk janji firman dalam hidupnya; Yesus bangkit maut dikalahkan.
Dia tidak takut dengan ancaman maut, dia tidak takut dengan penderitaan, darahnya sudah dicurahkan.
 
Paulus benar-benar dewasa rohani, kedewasaannya tidak tanggung-tanggung. Tetapi kita terkadang suka tanggung-tanggung karena suka berpikir dua kali untuk melayani pekerjaan TUHAN; yang enak dilayani namun yang susah tidak.
 
Kembali kita memperhatikan 2 Timotius 4.
2 Timotius 4:7
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
 
Singkat kata: Akhirnya Rasul Paulus berkata: Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Dengan kata lain; sudah selesai, artinya: Terwujudnya kesatuan tubuh yang sempurna.
Dan barulah pada ayat 8; dia dipermuliakan.
Jadi jelas, Rasul Paulus adalah pengantara Yusuf dengan TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
 
Jadi Yusuf menghadap Firaun tatkala ia berusia 30 (tiga puluh) tahun, itu berbicara kedewasaan untuk memangku sebuah jabatan penting.
Kalau belum dewasa, jangan, bahaya, nanti bisa disalahgunakan; bisa korupsi. Mungkin tidak korupsi uang, namun bisa korupsi waktu, korupsi tenaga, korupsi perasaan, korupsi pikiran, korupsi egosentris.
Harus dewasa. Pemimpin yang dewasa tidak akan pernah korupsi; waktunya benar tersita untuk TUHAN, tidak molor, tidak lelet, tidak membela diri kalau sudah salah. Tidak korupsi. Ini pemimpin yang bertanggung jawab dan konsekuen; pusing dengan orang lain tidak pusing dengan dirinya. Oleh sebab itu, dewasalah.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment