KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 14, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 26 JUNI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 26 JUNI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 239)
 
Subtema: BERADA DALAM KEGIATAN ROH UNTUK MENGINJILI ROH-ROH YANG DI DALAM PENJARA
 
Selamat malam. Salam sejahtera dan bahagia di dalam menikmati pembukaan rahasia Firman TUHAN.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, pemuda remaja di mana pun berada, bahkan umat TUHAN yang senantiasa setia dalam ketekunan Ibadah Kaum Muda Remaja, untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook; kiranya TUHAN melawat dan memberkati saudara.
Selanjutnya, marilah kita berdoa dan kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan Firman-Nya, sekaligus berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Segera saja kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 41, dan saat ini kita masih membaca ayat 46, dengan perikop: “Yusuf di Mesir sebagai penguasa”.
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Yang dapat kita lihat dari ayat ini, HAL YANG PERTAMA: Yusuf berumur 30 (tiga puluh) tahun ketika ia dilantik menjadi mangku bumi atau kepala pemerintahan atas seluruh tanah Mesir.
Umur 30 (tiga puluh) à Kedewasaan Yusuf setelah kenyang dengan bermacam-macam penderitaan. Berarti, jika penderitaan itu sudah sampai di leher -- dengan lain kata; kenyang dengan bermacam-macam penderitaan --, tentu tidak lama lagi kemuliaan TUHAN akan dinyatakan di dalam diri orang itu.
 
Sejenak kita kaitkan dengan 1 Petrus 4:1-2. Sebelum kita membaca 1 Petrus 4:1-2 ini, terlebih dahulu saya sampaikan, bahwa; 1 Petrus 4:1-2, itu merupakan kesimpulan dari 1 Petrus 3:13-22.
 
Mari kita perhatikan 1 Petrus 4:1-2, dengan perikop: “Menderita dengan sabar.
1 Petrus 4:1-2
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --, (4:2) supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
 
Karena Kristus telah menderita penderitaan badani, maka kita pun harus mempersenjatai atau memperlengkapi diri dengan pikiran yang demikian. Jangan sampai pikiran kita lari dari apa yang sudah dialami oleh TUHAN Yesus Kristus -- yaitu mengalami penderitaan badani di atas kayu salib --.
Mengapa kita harus mempersenjatai (memperlengkapi) diri dengan pikiran yang demikian? Karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, maka ia telah berhenti berbuat dosa.
 
Jadi, kalau pun kita harus menderita penderitaan badani di tengah ibadah dan pelayanan, jangan pernah merasa rugi, karena itu satu-satunya cara sehingga kita berhenti untuk berbuat dosa. Kalau kita sibuk memikul salib, maka pasti berhenti berbuat dosa. Kalau kita sibuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan untuk TUHAN, itu namanya penderitaan badani; dengan mempersenjatai diri dengan pikiran semacam itu, maka pasti berhenti berbuat dosa.
Jadi, jangan ragu mengalami penderitaan badani. Jangan ragu melayani TUHAN walaupun harus menderita, sebab itu satu-satunya cara sehingga kita berhenti berbuat dosa. Sibuk saja bekerja walaupun badani ini menderita banyak.
 
Dengan demikian, waktu yang sisa -- atau yang tinggal sedikit lagi -- ini, marilah kita pergunakan menurut kehendak Allah, bukan menurut kehendak manusia daging lagi. Jangan lelet, supaya menjadi kesaksian. Jangan menunda-nunda pekerjaan yang ada, karena waktu yang tersisa tinggal sedikit; jadi, harus menjadi kesaksian.
 
Sebelum kita membaca 1 Petrus 3:13-22, saya mau sampaikan: Kesimpulan dari 1 Petrus 3:13-22 adalah 1 Petrus 4:1. Oleh sebab itu, marilah kita baca 1 Petrus 3:13-22 perlahan-lahan, ayat demi ayat, dengan perikop: Menderita dengan sabar.
1 Petrus 3:13-14
(3:13) Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? (3:14) Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.
 
Kalau kita rajin berbuat baik atau harus menderita karena kebenaran, maka kita akan berbahagia.
Oleh sebab itu, jangan kita takuti apa yang ditakuti oleh manusia duniawi. Orang-orang dunia itu takut terhadap salib, karena salib terkait dengan harga dirinya.
 
Kita lanjut memperhatikan ayat 15-17.
1 Petrus 3:15-17
(3:15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, (3:16) dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. (3:17) Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
 
Kuduskanlah Kristus di dalam hati kita masing-masing sebagai TUHAN, dengan cara: rela menderita karena berbuat baik, dari pada menderita karena berbuat jahat. Itu adalah cara menguduskan Kristus di dalam hati kita masing-masing.
 
Perlu untuk diketahui: Sengsara karena salib, aniaya karena Firman, atau menderita karena kebenaran, itu merupakan kehendak Allah.
 
1 Petrus 3:18
(3:18) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
 
Perhatikan: Sebagai manusia -- yang sama seperti daging manusia --, Kristus telah menderita dan mati satu kali untuk dosa dunia, kemudian Ia dibangkitkan menurut Roh.
Pendeknya, pengalaman kematian dan kebangkitan adalah jalan yang harus dilalui oleh Yesus, tujuannya: supaya Ia membawa kita kepada Allah.
 
Persamaan ayat ini dapatlah kita temukan dalam 1 Timotius 3, dengan perikop: “Jemaat Allah dasar dan penopang kebenaran.
1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
 
Sesungguhnya, agunglah rahasia ibadah kita. Apa maksud dari kalimat ini?
Jawabannya dapat kita perhatikan pada kalimat berikutnya, yaitu: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh. Kalimat ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
1.      Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia = Yesus rela menderita dan mati satu kali di atas kayu salib.
2.      Dibenarkan dalam Roh = Yesus bangkit.
Pendeknya: Oleh karena kuasa kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, kita beribadah dan melayani TUHAN = berada di dalam kegiatan Roh, dengan demikian; agunglah rahasia ibadah kita.
                                                                                                   
Selanjutnya, kita akan melihat AKTIVITAS DARI KEGIATAN ROH (AKTIVITAS DI TENGAH IBADAH PELAYANAN).
1 Timotius 3:16
(3:16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
 
Perhatikan kalimat: Yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.  Itulah kegiatan Roh atau aktivitas di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, yang dibagi dalam 3 (tiga) kalimat.
 
Aktivitas (kegiatan Roh) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang Pertama: YANG MENAMPAKKAN DIRI-NYA KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT.
Inilah aktivitas dari ibadah pelayanan atau kegiatan Roh yang pertama.
 
Mari kita perhatikan 1 Korintus 15, dengan perikop: “Kebangkitan Kristus
1 Korintus 15:3-7
(15:3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; (15:5) bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (15:6) Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
 
Yesus telah mati (mengubur manusia daging), lalu dibangkitkan menurut Roh pada hari yang ketiga, itulah ibadah dan pelayanan. Lewat kematian dan kebangkitan, ada ibadah, ada pelayanan = Ada kegiatan Roh.
 
Yesus telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, lalu; 
-          Ia menampakkan diri kepada Kefas, kemudian kepada 12 (dua belas) murid TUHAN Yesus.
-          Menampakkan diri kepada orang-orang kudus, kepada 500 (lima ratus) orang sekaligus.
-          Menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada 12 (dua belas) rasul.
Inilah aktivitas dalam ibadah dan pelayanan, atau kegiatan Roh.
 
Singkatnya: Oleh kuasa kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, ada peningkatan rohani dari 12 (dua belas) murid menjadi 12 (dua belas) rasul. Jadi, kalau kita ada dalam kegiatan Roh, maka ada peningkatan rohani; dari murid menjadi rasul.
Siapa itu rasul? Jelas itu menunjuk; orang-orang yang sudah siap melewati nyala api siksaan sebagai ujian di dalam memberitakan kerajaan sorgawi (kerajaan Allah), di dalam memberitakan hal yang akan datang. Itu adalah peningkatan rohani dari murid (dengar-dengaran) menjadi rasul. Biarlah kiranya kita hidup di dalamnya.
 
1 Korintus 15:8
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
 
Yang paling akhir, Yesus menampakkan dirinya kepada Rasul Paulus.
Peristiwa ini diakui langsung oleh, Rasul Paulus kemudian pengalaman tersebut digambarkan seperti anak yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur. Bayi prematur ini adalah gambaran dari suatu kehidupan yang tidak berdaya, namun sekalipun demikian, kepadanya diberikan (dipercayakan) jabatan rasul = kasih karunia atau kemurahan.
 
Pendeknya: Berbicara tentang kasih karunia, mari kita perhatikan ayat 9.
1 Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
 
Di sini kita melihat: Rasul Paulus mengaku sebagai yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul. Alasan Rasul Paulus mengatakan hal itu, sebab ia telah menganiaya jemaat, namun sekalipun demikian kepadanya diberikan jabatan rasul.
Singkat kata: Yang tidak layak menjadi layak = kasih karunia = kemurahan TUHAN. Tidak layak, tetapi dilayakkan, itulah kasih karunia.
 
1 Korintus 15:10
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
 
Selanjutnya tentang “kasih karunia”, Rasul Paulus mengakui kasih karunia Allah, sekaligus menghormati bahkan menjunjung tinggi kasih karunia Allah kepadanya. Itulah orang yang hidup di dalam kasih karunia.
Orang yang menghidupi kasih karunia harus mengakui kasih karunia Allah dan menghormati, bahkan menjunjung tinggi kasih karunia yang diterima itu sendiri, supaya kita jangan bermegah, jangan sombong, jangan merasa diri bisa, jangan merasa diri mampu, jangan merasa diri hebat, jangan merasa diri layak.
 
Bahwasanya Rasul Paulus menjunjung tinggi kasih karunia? Dibuktikan dengan ia bekerja keras lebih dari pada orang lain.
Di antara imam-imam harus bekerja keras lebih dari antara yang lain, tidak boleh hitung-hitungan. Kalau orang lain malas, tidak perlu melihat kemalasannya. Yang pasti, kalau kita sudah menghidupi kasih karunia, maka harus menjunjung tinggi kasih karunia, berarti bekerja keras lebih dari orang lain.
Tidak usah kita tuntut orang lain untuk bekerja keras seperti kita, mengapa? Karena dia belum dewasa di dalam hal memahami kasih karunia. Jangan juga kita bekerja dengan menghitung apa untung, apa rugi, kemudian untuk melayani pekerjaan Tuhan, jangan berpikir dua kali.
 
Singkat kata: Kuasa dari kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus:
1.      Memberi jabatan dan karunia-karunia roh Roh.
2.      Mengalami peningkatan dari kualitas rohani.
3.      Hidup dalam kasih karunia atau kemurahan.
Itulah ibadah dan pelayanan yang TUHAN karuniakan kepada kita, sehingga Rasul Paulus mengatakan hal itu kepada Timotius: Agunglah rahasia ibadah. Inilah aktivitas dari kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan).
 
Rahasia ibadah begitu agung; oleh sebab itu, jangan kita datang bermain-main setiap kali kita menghadap TUHAN.  Jangan terpaksa menghadap TUHAN. Jangan kita terpaksa berada di tengah-tengah kegiatan Roh.
 
Aktivitas dari kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang Kedua: DIBERITAKAN DI ANTARA BANGSA-BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH, itulah bangsa-bangsa di luar Israel (bangsa kafir).
Mari kita perhatikan Efesus 2, dengan perikop: “Semua adalah kasih karunia” Inilah yang harus kita akui sebagai bangsa yang bukan Yahudi (bangsa kafir).
Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
 
Dahulu bangsa kafir sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Inilah keadaan bangsa-bangsa di luar Yahudi; mati, karena mereka hidup di luar iman.
 
Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
 
Sebelum mengenal TUHAN Yesus Kristus (hidup di luar iman), bangsa kafir ...
1.      Mengikuti jalan dunia.
2.      Menaati penguasa kerajaan angkasa (Iblis atau Satan).
3.      Hidup di dalam hawa nafsu daging.
 
Pendeknya: Bangsa kafir dikuasai oleh seteru Allah. Ada 3 (tiga) seteru Allah:
1.      Dunia dengan arusnya yang menghanyutkan dan menenggelamkan, sehingga anak-anak TUHAN mengalami kematian rohani.
2.      Iblis atau Satan dengan pengaruhnya yang hebat dan licik.
3.      Daging dengan segala keinginan-keinginan yang jahat.
Inilah keinginan bangsa di luar bangsa Yahudi, yang hidup di luar iman, yaitu dikuasai oleh 3 (tiga) seteru Allah.
 
Efesus 2:4-5
(2:4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (2:5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
 
Allah itu kaya dengan rahmat, sehingga oleh karena kasih-Nya yang hebat, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, untuk menghidupkan bangsa kafir bersama dengan Kristus.
Singkat kata: Dahulu kita sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dari bangsa kafir (hidup di luar iman), tetapi oleh karena kasih karunia, bangsa kafir pun diselamatkan.
 
Efesus 2:6-7
(2:6) dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, (2:7) supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
 
Selanjutnya, di dalam Kristus Yesus, Allah telah membangkitkan kita juga, kemudian memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga = Dipermuliakan. Singkat kata: Di dalam Kristus Yesus, oleh karena kasih karunia-Nya, kita dibangkitkan dan dipermuliakan, dengan demikian; Allah menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah.
 
Efesus 2:8-9
(2:8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (2:9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
 
Oleh karena kasih karunia, bangsa kafir diselamatkan oleh iman, oleh darah salib. Jadi, bukan karena hasil usaha seseorang.
 
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- (2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
 
Keadaan bangsa kafir sebelum mengenal Allah;
1.      tanpa Kristus,
2.      tidak termasuk kewargaan Israel,
3.      tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan,
4.      tanpa pengharapan,
5.      tanpa Allah di dalam dunia.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus, dan itu adalah kasih karunia. Jadi, kalau bangsa kafir diselamatkan, itu karena kasih karunia.
 
Kita bersyukur, inilah aktivitas dalam kegiatan Roh, atau aktivitas ibadah dan pelayanan.
Jadi, ibadah ini diberikan untuk kita kerjakan, supaya kita, bangsa kafir, diselamatkan oleh kelimpahan kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus. Jadi, agunglah rahasia ibadah ini.
 
Keadaan bangsa kafir berikutnya, sebelum bangsa kafir mengenal Allah.
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
 
Sebelum mengenal Allah, bangsa kafir hidup dalam penyembahan berhala yang bisu.
-          Punya mata, tetapi tidak melihat.
-          Punya telinga, tetapi tidak mendengar.
-          Punya tangan, tetapi tidak bisa meraba.
-          Punya kaki, tetapi tidak bisa berjalan.
-          Punya mulut, tetapi tidak bisa berkata-kata.
Apa yang bisa diharapkan dari berhala? Tidak ada. Singkat kata: Kita tidak bisa berharap (bergantung) kepada berhala.
Tetapi itulah kenyataan yang terjadi, yang dialami oleh bangsa kafir sebelum mengenal Allah. Oleh sebab itu, yang sudah melayani harus bersyukur, sebab ada aktivitas, ada kegiatan, supaya kita (bangsa kafir) mendapatkan kesempatan untuk memperoleh keselamatan. Jangan sia-siakan kesempatan yang TUHAN berikan kepadamu, jangan tunda-tunda pekerjaan TUHAN.
 
1 Korintus 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
 
Jika kita sudah mengenal TUHAN, tepatnya hidup dalam kegiatan Roh, maka kita tidak akan berkata: “Terkutuklah Yesus!” Kalau dahulu, bangsa kafir yang hidup di luar iman, selalu berkata: “Terkutuklah Yesus!”, dan berkata kepada orang-orang yang mengenal TUHAN: Di mana Allah mereka?, sesuai dengan Mazmur 115:2.
Sebaliknya, jika kita hidup di luar kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan), jika kita hidup di luar iman, maka tidak ada seorang pun dapat mengaku bahwa Yesus adalah TUHAN.
 
Jadi, bersyukur sajalah, kita semua sekarang ada di dalam kegiatan Roh, ada di tengah-tengah ibadah pelayanan dan aktivitasnya, sehingga dengan demikian, kita mengaku Yesus adalah TUHAN. Kita tidak akan pernah menghujat TUHAN dengan berkata “Terkutuklah Yesus!”, kita tidak akan mempersalahkan TUHAN sekalipun berada di dalam penderitaan, dalam kesusahan, kesulitan, pergumulan yang besar. Itulah keuntungan kalau kita berada dalam kegiatan Roh atau berada di tengah ibadah dan pelayanan.
 
Selanjutnya, mari kita perhatikan 2 Korintus 6, dengan perikop: Jangan ada lagi noda kekafiran.
Sebelum mengenal TUHAN, bangsa kafir betul-betul hidup dalam noda kekafiran. Noda kekafiran dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dapat kita temukan pada ayat 16-17.
2 Korintus 6:16-17
(6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku. (6:17) Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu.
 
Ada 2 (dua) hal dari noda kekafiran:
1.      Berhala yang bisu.
2.      Kenajisannya.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus berpesan kepada jemaat di Korintus:
1.      Pisahkanlah dirimu dari berhala-berhala yang bisu, keluarlah dari sana.
2.      Janganlah menjamah apa yang najis, jangan hidup dalam kenajisan.
Tujuannya; supaya bangsa kafir diterima oleh TUHAN Yesus Kristus; Dialah Allah sesembahan kita, Allah yang hidup, Allah yang berkusa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan kita masing-masing.
 
Inilah 2 (dua) hal noda kekafiran, yaitu berhala yang bisu dan kenajisan. Tetapi jangan juga setelah di dalam TUHAN, kita masih hidup dalam kenajisan, jangan.
 
Aktivitas dari kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan,
Yang Ketiga: YANG DIPERCAYAI DI DALAM DUNIA, DIANGKAT DALAM KEMULIAAN.
Pengertian YANG PERTAMA mengenai “dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan” Hal ini menunjukkan bahwa; kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, atau berada dalam aktivitas dari kegiatan Roh, maka ibadah itu mengandung janji kuasa baik untuk masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
Singkatnya: Dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan, menunjukkan bahwa; ibadah dan pelayanan itu mengandung janji dan kuasa baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Kita patut bersyukur kepada TUHAN tentunya.
 
1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
 
Latihan badani itu bagus, sehat, tetapi terbatas gunanya, karena orang yang melatih dagingnya (sehat secara jasmani) belum tentu dia mau datang di tengah-tengah kegiatan Roh, belum tentu dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi kalau kita berada di tengah-tengah kegiatan Roh, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, maka ibadah itu berguna dalam segala hal, karena ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh) mengandung janji, baik untuk hidup ini (masa sekarang) maupun untuk hidup yang akan datang (masa yang akan datang).
-          Janji ibadah untuk masa sekarang di dunia ialah diberkati, dipelihara, dilindungi, dibela, dicukupkan soal makan, minum dan pakaian.
-          Janji ibadah untuk masa yang akan datang ialah dipermuliakan dalam Kerajaan Sorga, bahagia sampai selama-lamanya dalam kemuliaan kekal (sorgawi).
 
Oleh sebab itu, kalau kita perhatikan 1 Timotius 6 ...
1 Timotius 6:6
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
 
Kalau ibadah disertai rasa cukup, maka memberi keuntungan besar. Oleh sebab itu, kalau kita berada di dalam kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, biarlah kita disertai dengan rasa cukup.
Jangan menuntut TUHAN banyak-banyak, jangan ngomel bersungut-sungut. Jangan persalahkan situasi keadaan. Jangan persalahkan TUHAN Yesus.
 
1 Timotius 6:6-7
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
 
Kita ada di dalam dunia ini dengan tidak membawa apa-apa. Anak yang baru lahir, tidak pernah langsung berpakaian, melainkan dengan telanjang, tidak membawa apa-apa; tetapi sekalipun demikian, asal kita ada di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, pasti ibadah itu mengandung janji;
-          Di bumi; kita diberkati, dipelihara, dilindungi, dibela, dicukupkan oleh TUHAN.
-          Di dalam sorga; kita dipermuliakan.
 
Yang terpenting, di dalam kegiatan Roh, di tengah ibadah pelayanan adalah ...
1 Timotius 6:8
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
 
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Itulah syarat berada di dalam kegiatan Roh.
-          Asal ada makanan, itulah Firman yang dibukakan rahasianya (Pembukaan rahasia Firman).
-          Asal ada pakaian à Kasih dari Allah yang berkuasa mengampuni (menutupi) dosa.
Asal ada pembukaan rahasia Firman, asal ada kasih yang menutupi dosa, itu sudah cukup. Itulah syarat berada di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; jadi, harus disertai rasa cukup.
 
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah, artinya;
-          Yang kita butuhkan adalah pembukaan Firman.
-          Yang kita butuhkan adalah kasih dari Allah, dari sorga.
 
Pengertian YANG KEDUA Mengenai “dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan
Sekarang, kita baca kembali 1 Petrus 2, “Yesus Kristus batu penjuru” Dasar dari tiap-tiap bangunan, itulah korban Kristus = batu penjuru.
1 Petrus 2:4
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
 
Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, berarti; datang dan beradalah di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah  ibadah dan pelayanan, di mana dasarnya adalah korban Kristus.
Memang, tidak dihargai oleh dunia, tetapi dihormati di hadirat Allah. Namun sekalipun demikian, kita harus tetap berada di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
 
1 Petrus 2:5
(2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
 
Selanjutnya, kita semua dipergunakan sebagai batu hidup, tujuannya adalah
-          Untuk pembangunan suatu rumah rohani dalam rangka pembangunan tubuh Kristus, dan suatu imamat kudus, berarti; beribadah dan melayani TUHAN dalam kesucian.
-          Untuk mempersembahkan persembahan rohani; membawa korban dan persembahan di tengah ibadah dan pelayanan.
 
Mengenai doa, tingkatannya antara lain;
1.      Doa permohonan.
2.      Doa syafaat.
3.      Doa syukur.
4.      Puncaknya adalah doa penyembahan.
Itu juga harus dipersembahkan kepada TUHAN; itulah yang disebut persembahan rohani yang harus kita persembahkan kepada TUHAN, karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.  Itulah yang harus kita kerjakan selama kita ada dan beribadah di bumi ini.
 
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
 
Allah meletakkan di gunung Sion, di rumah TUHAN;
-          Sebuah batu yang terpilih.
-          Sebuah batu penjuru.
-          Sebuah batu yang mahal.
Jelas, ketiga-tiganya merupakan pribadi Yesus Kristus yang dikorbankan di atas kayu salib.
Siapa yang percaya kepada ibadah yang dasarnya adalah korban Kristus, maka tidak dipermalukan. Selama kita ada di bumi, beribadah di bumi, maka kita tidak akan dipermalukan, karena ibadah kita dasarnya adalah korban Kristus.
 
1 Petrus 2:7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
 
Dasar dari ibadah dan pelayanan kita, itulah korban Kristus, disebut juga dengan batu sentuhan.
Artinya, kalau kita beribadah di bumi ini, maka kita boleh merasakan apa yang dirasakan oleh TUHAN; Dia memahami isi hati kita, Dia mengerti kita, sebab Dia adalah batu sentuhan, sampai menyentuh kalbu kita, sampai menyentuh kedalaman isi hati kita masing-masing. Jadi, sudah sangat jelas; dipercaya di dalam dunia.
Sedangkan perkara lahiriah, selama ada di dunia ini, tidak dapat dipercaya. Berkat-berkat -- yang adalah bonus -- tidak dapat dipercaya di dunia ini, tidak bisa dipercaya. Tetapi pribadi Yesus -- yang sudah mati dan bangkit -- dipercaya di dunia ini, sebab Dia adalah batu sentuhan.
 
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
 
Bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri. Ini jelas menunjuk kepada; hamba-hamba TUHAN, pelayan-pelayan TUHAN dalam tahbisan yang suci.
Pekerjaan mereka adalah memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, memberitakan karya Allah yang terbesar, pendeknya memberitakan salib. Itulah tugas pelayan TUHAN, yaitu memberitakan Salib di mana pun kita ada. Jangan memberitakan kenajisan, jangan memberitakan kejahatan, jangan memberitakan kesombongan, jangan memberitakan keangkuhan, jangan bermegah.
 
Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Jadi, sudah sangat jelas; dipercaya di dalam dunia.
 
Setelah dipercaya di dalam dunia, lalu diangkat dalam kemuliaan. Sementara yang ada ini, perkara-perkara lahiriah di bumi ini, perkara-perkara duniawi, mulai dari barang fana -- yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak, kedudukan, pangkat yang tinggi --, termasuk perak dan emas akan berlalu; jadi, sudah sangat jelas; tidak dipercaya di dalam dunia ini.
Tetapi Dia (yang telah mati dan bangkit) dipercaya di dalam dunia ini, dan akhirnya diangkat dalam kemuliaan.
 
Mari kita perhatikan Ibrani 1, dengan perikop: “Allah berfirman dengan perantaraan umat-Nya.
Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
 
Mengadakan penyucian terhadap dosa di atas kayu salib = dipercaya di dalam dunia, selanjutnya, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi = Diangkat dalam kemuliaan.
Dengan lain kata; agunglah rahasia ibadah, sebab ibadah itu mengandung janji baik untuk masa sekarang, maupun untuk masa yang akan datang.
 
Pendeknya: 1 Timotius 3:16 sama dengan 1 Petrus 3:18.
 
Saya berharap, baik anak-anak TUHAN yang di Malaysia dan di Bandung, bahkan juga umat TUHAN yang setia dalam ketekunan Ibadah Pemuda Remaja lewat penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, saya berharap saudara diberkati oleh TUHAN lewat pemberitaan Firman kaum muda remaja malam ini.
 
Marilah kita kembali membaca 1 Petrus 3:18.
1 Petrus 3:18
(3:18) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
 
Lewat kematian dan kebangkitan-Nya, TUHAN memberikan kita ibadah dan pelayanan, dan kita pun berada dalam kegiatan dari ibadah pelayanan itu sendiri -- disebut juga kegiatan Roh --.
 
Singkat kata: Yesus telah mati, tetapi telah dibangkitkan menurut Roh. Itulah ibadah pelayanan dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya.
 
1 Petrus 3:19
(3:19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,
 
Kemudian, di dalam kegiatan Roh -- (ibadah dan pelayanan) --, ada kesempatan untuk memberitakan Injil. Berada di dalam kegiatan ibadah pelayanan, bagi mereka ada kesempatan untuk memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara, yakni roh-roh yang ditawan oleh penjara dunia ini.
 
Sebelum saya melanjutkan pemberitaan ini, banyak anak-anak TUHAN, bahkan -- mohon maaf, saya tidak bermaksud untuk menghakimi -- banyak hamba TUHAN yang salah paham (gagal paham) dengan ayat ini.
Banyak hamba TUHAN dengan nafsu mudanya salah arti dengan ayat ini. Mengapa saya katakan demikian? Tentang ayat 19: di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara. Banyak hamba-hamba TUHAN mengasumsikan ayat ini dengan asumsi lain, tidak sesuai dengan arti yang sesungguhnya. Ayat ini diartikan sesuai dengan pengertiannya sendiri.
Ingat: Nubuat tidak bisa diartikan dengan tafsiran sendiri, tidak bisa diartikan dengan pengertian manusia duniawi, sesuai dengan 2 Petrus 2, tidak bisa ditafsirkan menurut pengertian manusia daging.
 
Tetapi marilah kita melihat: Di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara. Artinya, di dalam kegiatan Roh, atau lewat ibadah dan pelayanan ini, kita mendapat kesempatan untuk memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yakni roh-roh yang ditawan oleh penjara dunia, itulah mereka yang sudah mati, itulah bangsa kafir yang ditawan oleh roh-roh dunia.
Di dalam Efesus 2 sudah dengan jelas dikatakan, bahwa bangsa kafir (bangsa yang di luar TUHAN), sebelum mengenal TUHAN, mereka itu hidup di luar iman, diseret dengan penyembahan berhala yang bisu. Itu sebabnya, bangsa kafir sebelum mengenal TUHAN, di dalam Efesus dikatakan: “Kamu dahulu sudah mati.
Tetapi kalau kita perhatikan 1 Petrus 3:19 ini, jika kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di dalam kegiatan Roh, maka ada kesempatan untuk memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yang ditawan oleh penjara dunia ini, itulah bangsa kafir yang hidup dalam penyembahan berhala dan hidup dalam kenajisannya -- sebagai noda kekafiran --.
 
Janganlah kita mau disesatkan oleh pengertian-pengertian yang sok tahu; berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa, itulah penyakit dari hamba-hamba TUHAN yang suka mencari soal-soal, sesuai dengan tulisan Rasul Paulus kepada Timotius, di dalam 1 Timotius 6:3-5.
 
Jadi, kesimpulan dari 1 Petrus 3:14-22 adalah 1 Petrus 4:1. Itu sebabnya saya menguraikan ayat 14-22, dan sekarang kita akan memperhatikan ayat 20.
1 Petrus 3:20
(3:20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
 
Singkat kata: Menginjili lewat kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) kepada roh-roh yang tidak taat pada zaman Nuh. Inilah roh-roh yang di dalam penjara itu, yaitu roh-roh pada zaman Nuh, roh-roh yang tidak taat kepada Allah.
 
Roh-roh yang tidak taat pada zaman Nuh itu lebih rinci kita temukan di dalam Matius 24, dengan perikop: “Nasihat supaya berjaga-jaga”.
Matius 24:37-38
(24:37) “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,
 
Sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Bagaimana ciri kedatangan Anak Manusia? Sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.
 
Singkat kata: Roh-roh yang tidak taat, yang ditawan penjara dunia pada zaman Nuh ialah:
1.      Dosa makan minum à Dosa merokok, narkoba, mabuk-mabukan = Dosa karena hawa nafsu daging.
2.      Dosa kawin mengawinkan = Dosa dalam kenajisan (pesta seks).
Itulah roh-roh yang tidak taat kepada Allah, roh-roh yang menawan anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini, sehingga mereka ditawan dalam penjara dunia ini; dan mereka itu butuh pertolongan. Jadi, kita yang berada di dalam ibadah pelayanan, kita yang ada di dalam kegiatan Roh, kita diberi kesempatan untuk menjadi kesaksian, dan itu adalah penginjilan kita untuk menginjili roh-roh yang tidak taat itu, yang sudah ditawan oleh penjara dunia ini. Jadi, cara berpikir kita jangan pendek, jangan egois, jangan hanya menang sendiri, benar sendiri, tidak peduli orang lain, bahkan berkata: yang penting saya bekerja, punya gaji bulanan, lalu ibadah, kemudian pulang, sudah selesai.
Kalau kita sudah ada dalam kegiatan Roh, ada di dalam ibadah dan pelayanan, maka TUHAN beri kesempatan untuk menjadi kesaksian, menginjili roh-roh yang tidak taat, yang ditawan oleh penjara dunia -- yang hidup dalam hawa nafsu daging, hidup dalam kenajisannya --. Mereka itu butuh pertolongan kita.
 
Kemudian, mari kita perhatikan 2 Petrus 2:5.
2 Petrus 2:5
(2:5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;
 
Lihat, yang selamat pada zaman Nuh, hanyalah Nuh, si pemberita kebenaran itu sendiri, dan isterinya, serta 3 (tiga) anak laki-laki dan 3 (tiga) menantu perempuan, berarti; yang selamat pada saat itu hanya 8 (delapan) orang.
Tetapi di zaman akhir ini, kita yang sudah diberi kesempatan berada dalam kegiatan Roh, kita harus bersaksi menginjili roh-roh yang tidak taat kepada Allah, roh-roh yang sudah dipenjarakan oleh dunia ini. Siapakah yang dipenjarakan oleh dunia ini? Itulah orang-orang yang hidup dalam hawa nafsu daging, dan mabuk dengan daging, dan dalam kenajisan.
 
Bayangkan, kalau hanya 8 (delapan) orang yang selamat, maka sia-sialah semua, sia-sialah ibadah di bumi ini. Oleh sebab itu, kita perlu untuk memperhatikan berita Firman malam ini, jangan kita bermasa bodo. Roh-roh yang tidak taat kepada Allah butuh pertolongan TUHAN; oleh sebab itu, TUHAN berikan ibadah ini oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Lewat ibadah dan pelayanan (kegiatan Roh), kita diberi kesempatan untuk menginjili roh-roh yang tidak taat.
Bijaksanalah, dewasalah; jangan bermasa bodo seperti anak kecil, yang sibuk dengan dunianya sendiri.
 
1 Petrus 3:21-22
(3:21) Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, (3:22) yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
 
Air bah pada zaman Nuh, untuk sekarang, itu adalah kiasan dan bayangan dari baptisan = pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus. Itulah kuasa dari kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus, di mana tujuannya adalah untuk membersihkan manusia batin, sehingga lewat kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan) ini, kita datang memohonkan suatu permohonan dengan hati nurani yang murni.
 
1 Petrus 4:1
(4:1) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa --,
 
Waktu yang sisa ini kita pergunakan dengan baik. Berarti, ibadah dan pelayanan ini kita maksimalkan, dengan cara; mempergunakan kesempatan yang TUHAN berikan untuk menginjili roh-roh yang tidak taat. Oleh sebab itu, TUHAN merindukan supaya kita semua mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian, yaitu Kristus telah menderita penderitaan badani satu kali, sesuai dengan 1 Petrus 3:18.
 
Kita optimalkan ibadah ini, dengan cara; kita menjadi kesaksian, menginjili roh-roh yang tidak taat. Oleh sebab itu, di sini dikatakan; biarlah kita juga mempersenjatai diri dengan pikiran yang demikian, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan untuk hidup dalam hawa nafsu daging, tetapi harus menjadi penginjil handal, menjadi si pemberita kebenaran; apapun harganya, bayar saja. Itulah Yusuf.
 
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Sesudah ia dilantik, maka pergilah Yusuf dari Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir. Ini adalah pemberita kebenaran yang bersaksi kepada roh-roh yang tidak taat kepada Allah, yang dipenjarakan oleh dunia ini, yaitu orang-orang yang hidup dalam hawa nafsu daging dan hidup dalam kenajisan.
 
Jadi, Yusuf pun sesudah dilantik menjadi mangku bumi, kepala pemerintahan, mengatasi segala jenis macam kedudukan di Mesir, dia tidak hanya berpangku tangan, tidur, bangun, makan minum, lalu duduk di atas kereta kebesarannya, lalu bermegah, tidak; tetapi dia menunjukkan suatu tanggung jawab, dia mendedikasikan dirinya kepada TUHAN, dia loyal kepada TUHAN, dia bukan orang yang lepas dari tanggung jawab. Sesudah ia dilantik, lihatlah; pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Inilah yang TUHAN mau; biarlah kita menginjili roh-roh yang tidak taat, yang sekarang berada di dalam penjara dunia ini, itulah mereka yang hidup dalam hawa nafsu daging, mereka yang hidup dalam kenajisan. Maka, sudah seharusnya; lewat ibadah ini, kita juga sudah terlebih dahulu menanggalkan tabiat daging, juga sudah lepas dari dosa kenajisan, supaya penginjilan kita ini berkuasa.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment