KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 20, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 27 JUNI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 27 JUNI 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 3)
 
Subtema: FIRMAN YANG DITAMBAHKAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu. Selamat berbahagia di dalam hal menikmati sabda Allah.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang senantiasa tekun untuk digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Indonesia, lewat online live streaming video internet Youtube, Facebook, TUHAN kiranya memberkati saudara.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya pembukaan Firman TUHAN yang akan kita terima di petang malam ini betul-betul menjangkau, memberkati, meneguhkan setiap kehidupan kita; terjadi suatu keubahan dalam setiap kehidupan kita, karena kita semua mengalami penyucian yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan, itulah mempelai Anak Domba Allah.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu. Sekarang, kita masih memperhatikan Wahyu 13:11, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
 
Binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi à Nabi-nabi palsu.
Kelihatannya binatang itu bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi anehnya ketika berbicara, ia berbicara seperti seekor naga. Artinya, seluruh perkataan yang keluar dari mulut binatang itu didorong oleh Setan.
 
Contoh pertama telah disampaikan pada minggu yang lalu, yang kita kaitkan dengan Injil Matius 7:15-23, di mana guru-guru palsu disebut juga serigala berbulu domba yang menyampaikan Firman yang dikurangkan. Artinya, pengajaran salib diganti dengan mujizat-mujizat, tanda-tanda heran, dan sibuk mengadakan pengusiran Setan, itulah yang disebut dengan pengajaran Firman yang dikurangkan.
Saya berharap, apa yang telah disampaikan itu betul-betul berkuasa, menjadi berkat yang heran atas kita semua, sehingga dengan pengertian-pengertian yang kita peroleh dari TUHAN, maka kita dapat menyenangkan hati TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di atas bumi ini.
 
CONTOH YANG KEDUA.
Langsung kita hubungkan di dalam 1 Timotius 4, dengan perikop: “Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat”.
1 Timotius 4:1
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
 
Tetapi Roh dengan tegas ... Berarti, lewat ibadah dan pelayanan yang benar dan murni disertai dengan ketegasannya -- itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib --, akan memberitahukan tentang segala sesuatu di hari-hari yang terakhir, yaitu ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Mengapa hal itu bisa terjadi?
 
1 Timotius 4:2
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
 
Ternyata, itu terjadi karena perkataan-perkataan dari guru-guru palsu itu didorong oleh setan-setan.
Jadi, persis seperti binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi;
-          Tampaknya dia bertanduk dua seperti seekor anak domba. Seekor anak domba, berarti kaitannya dengan penggembalaan yang baik dan benar.
-          Tetapi anehnya, kalau berbicara, ia berbicara seperti seekor naga.
Berarti, perkataan yang keluar dari mulut binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi itu didorong oleh setan-setan, sehingga nanti di hari-hari terakhir, banyak orang murtad (mengundurkan diri dari TUHAN), lalu mengikuti ajaran setan-setan.
 
Dan, banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa hal itu sedang terjadi dan sedang dialami sendiri, sebab kalau saya bertanya: “Apakah saudara mengikuti ajaran Setan?” Tentu saja mereka menjawab: “Tidak, saya mengikuti ajaran sehat.” Tetapi sesungguhnya, tanpa sadar, ia sedang mengikuti ajaran setan-setan.
 
Prakteknya, ada 2 (dua), Yang Pertama:
1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
 
Mereka itu melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah sebagai makanan sehat.
 
Firman Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus adalah makanan sehat yang harus kita konsumsi dan kita nikmati. Makanan ini atau pengajaran ini berkuasa untuk membawa kita masuk dalam pesta kawin Anak Domba, itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini; tetapi justru, makanan semacam ini dilarang untuk dimakan, sehingga mereka sibuk dengan ajaran yang lain, dan itu akan terlihat di dalam praktek yang kedua.
 
Prakteknya, ada 2 (dua), Yang Kedua:
1 Timotius 4:7
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
 
Rasul Paulus menghimbau dan berkata kepada Timotius: Jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Inilah yang disebut Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu atau dua ayat, lalu ditambahkan dengan;
-          Takhayul-takhayul.
-          Dongeng nenek-nenek tua, yang disebut juga dengan cerita-cerita isapan jempol.
Jadi, prakteknya adalah menyampaikan satu dua ayat Firman TUHAN, lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, cerita si kura-kura, cerita si buaya, cerita apa saja. Ini merupakan ajaran setan-setan yang keluar dari mulut binatang yang didorong oleh setan-setan.
 
Kesimpulannya: Menyampaikan satu dan dua ayat Firman TUHAN lalu ditambahkan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, disebut dengan Firman yang ditambahkan.
Pada minggu yang lalu, serigala berbulu domba -- itulah guru-guru palsu -- menyampaikan Firman yang dikurangkan, itulah pengajaran salib yang diganti (dikurangkan) dengan mujizat-mujizat, tanda-tanda heran, dan sibuk mengadakan pengusiran Setan, tetapi mengabaikan kehendak Allah (salib di Golgota).
 
Sekarang, kita lanjutkan; dari ayat ini akan dirangkai dengan 1 Timotius 6, dengan perikop: “Mengenai penyakit bersilat kata dan mengenai cinta uang”.
1 Timotius 6:2
(6:2) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.
 
Rasul Paulus kembali meminta kepada Timotius dan berkata: “Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.” Tentu saja Rasul Paulus meminta supaya Timotius mengajarkan sebuah ajaran sehat kepada sidang jemaat TUHAN.
Maka, seorang hamba TUHAN tidak boleh egois, tidak boleh mencari uang, tidak boleh mencari untung di tengah ibadah dan pelayanan, supaya apa yang dirindukan oleh TUHAN lewat permintaan Rasul Paulus kepada Timotius itu terwujud.
 
1 Timotius 6:3-5
(6:3) Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, (6:4) ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, (6:5) percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
 
Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat ... Ajaran lain itu bukan perkataan sehat, tetapi itu merupakan perkataan yang keluar dari mulut binatang yang didorong oleh setan-setan.
Kalau perkataannya adalah perkataan yang didorong setan-setan, hamba TUHAN semacam ini adalah seorang hamba TUHAN yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa; ia suka membesar-besarkan pendidikannya, membesarkan gelarnya, sehingga ia pun berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa.
 
Jadi, karena sudah kehabisan bahan (topik) kotbah yang dia kuasai untuk selanjutnya disampaikan, lalu terpaksalah dia gunakan dua jurus, tetapi itu adalah penyakit. Penyakit hamba TUHAN yang berlagak tahu, ada 2 (dua):
Penyakit yang Pertama: Mencari-cari soal.
Hal ini tidak ditulis di dalam Alkitab, tetapi hamba TUHAN yang berlagak tahu, penyakitnya adalah mencari-cari soal. Yang tidak ada dicari-cari olehnya dan dibuat menjadi soal, seperti tadi: Di manakah Yesus saat berumur 12 tahun sampai 30 tahun? Tentu tidak ada yang tahu, karena Alkitab tidak menuliskannya. Tetapi supaya kelihatan pandai, maka dia harus berlagak tahu.
Ada lagi yang sibuk dinyatakan oleh hamba TUHAN, yaitu mempersoalkan 1 Petrus 3:19 tanpa betul-betul memahami dan mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, tetapi dia berani mempersoalkan 1 Petrus 3:19, yang mengatakan: “Di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara” Hal ini dibesar-besarkan oleh mereka, tetapi mereka tidak tahu kebenarannya. Tetapi puji TUHAN, dalam kesempatan ibadah pemuda remaja tadi malam, TUHAN sudah singkapkan, dan itu semua karena kemurahan TUHAN.
Penyakit yang Kedua: Bersilat kata.
Jadi, penyakit yang kedua adalah jurus bersilat kata atau pencak silat; dia mengadakan pencak silat di dalam berkata-kata. Pencak silat itu kelihatan indah, mendayu-dayu dengan jurus silat katanya, dan memang itu sangat disukai (digemari) oleh orang banyak. Tetapi sebetulnya, bersilat kata hanyalah memutar balik fakta kebenaran, bahkan suka berdebat hanya karena sebuah istilah-istilah yang tidak perlu diperdebatkan.
Saya tandaskan: Anak-anak TUHAN tidak perlu belajar pencak silat, sebab TUHAN yang membela kita. Kebenaran itu bukan dari hasil usaha; jadi, tidak usah pencak silat.
 
Kemudian, penyakit -- dengan dua jurus tadi -- menimbulkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan.
Kalau ajaran sehat yang disampaikan, lalu sidang jemaat (orang Kristen) mau menerimanya dengan segala hati yang terbuka lapang, kemudian menerimanya dengan lemah lembut dan rendah hati, maka;
-          Tidak mungkin ada dengki.
-          Tidak mungkin ada cidera.
-          Tidak mungkin ada fitnah.
-          Tidak mungkin ada curiga.
-          Tidak mungkin ada percekcokan.
melainkan ada dalam suasana sorgawi. Yesus adalah ajaran sehat; ada di dalam suasana sorga sekarang. Yesus adalah Firman yang merupakan ajaran sehat, ada di sorga.
 
Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
Jadi, guru-guru palsu itu disebut orang yang tidak lagi berpikiran sehat, hilang akal sehatnya, kemudian hilang kebenaran.
 
Sampai sejauh ini Firman disampaikan, timbullah di dalam hati kita ini untuk selanjutnya didorong supaya kita berdoa, dan di dalam doa itu kita mohonkan supaya secepatnya TUHAN kirimkan akal budi kebijaksanaan untuk menuntun kita kepada kebenaran. Yesus Kristus yang disalibkan adalah kebenaran sejati, supaya ada damai sejahtera dalam hidup, ibadah, nikah, rumah tangga di atas bumi ini.
 
Selanjutnya, kita perhatikan 1 Timotius 1, dengan perikop: “Mengenai ajaran sesat”, itulah ajaran palsu, ajaran tidak sehat yang diperkatakan oleh nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi), namun ternyata perkara mereka didorong oleh setan-setan.
1 Timotius 1:3,5
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
 
Rasul Paulus, sang guru, mendesak Timotius, sang anak, supaya ia tinggal di Efesus, di mana tugasnya adalah menasihatkan orang-orang tertentu, supaya mereka jangan mengajarkan ajaran yang tidak sehat (ajaran tidak murni).
 
Tujuan Timotius menasihatkan orang-orang tertentu ialah supaya orang-orang tertentu -- orang-orang yang dipercayakan di tengah-tengah sidang jemaat di Efesus -- di tengah-tengah pemberitaan itu memiliki kasih. Kasih yang seperti apa? Antara lain;
-          Kasih yang timbul dari hati yang suci.
-          Kasih yang timbul dari hati nurani yang murni.
-          Kasih yang timbul dari iman yang tulus ikhlas.
Itu sebabnya, Rasul Paulus (sang guru) meminta, bahkan mendesak supaya Timotius secepatnya mengunjungi sidang jemaat di Efesus, di mana tugasnya di situ adalah menasihatkan orang-orang tertentu, supaya orang-orang itu memberitakan ajaran sehat.
 
Kalau sidang jemaat betul-betul memiliki hati nurani yang murni, maka TUHAN pasti menggiring engkau untuk datang kepada sebuah penggembalaan, di mana penggembalaan itu digembalakan oleh hamba TUHAN yang memiliki kasih;
-          Kasih yang timbul dari hati yang suci.
-          Kasih yang timbul dari hati nurani yang murni.
-          Kasih yang timbul dari iman yang tulus ikhlas.
Percaya saja.
 
Mengapa saudara ada di sini? Karena TUHAN melihat hati saudara. Dan saya pun harus memiliki kasih yang timbul dari 3 (tiga) hal tersebut.
Kalau saudara memiliki hati yang murni, maka tidak mungkin saudara dikirim kepada hamba TUHAN yang hatinya tidak murni; itu tidak mungkin. TUHAN itu melihat dan maha tahu. TUHAN itu adil dan setiawan, walaupun kita tidak setia.
Bersyukur saja, walaupun banyak pergumulan di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan; bersyukur saja. Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi saya tahu arti ucapan yang keluar dari mulut ini; oleh sebab itu saya katakan “bersyukur sajalah”.
 
Selanjutnya mari kita bandingkan dengan ayat 6 dan 4.
1 Timotius 1:6
(1:6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
 
Tetapi, di Efesus ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu, yakni orang-orang tertentu yang memberitakan Firman itu tidak sampai pada tujuan itu, artinya; dia tidak memiliki kasih yang timbul dari hati nurani yang suci, yang timbul dari hati nurani yang murni, yang timbul dari iman yang tulus ikhlas; tidak sampai pada tujuan itu.
 
1 Timotius 1:4
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
 
Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabnya: Karena orang-orang tertentu sibuk dengan Firman yang ditambahkan, artinya; menyampaikan satu dan dua ayat Firman Allah, lalu ditambahkan dengan ...
-          Dongeng nenek-nenek tua yang tidak jelas kebenarannya.
-          Sibuk dengan silsilah-silsilah yang tiada putus-putusnya sampai jam-jam pemberitaan Firman selesai.
Sebetulnya, ini merugikan sidang jemaat.
 
Jalan yang ditempuh untuk menuju Kerajaan Sorga, kan belum pernah dilalui oleh setiap orang; oleh sebab itu, Yosua memerintahkan imam-imam yang memang suku Lewi memikul tabut perjanjian, itulah Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel atau Firman Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus (PPT).
Lalu, bangsa Israel harus mengikuti dan pandangan mereka tidak boleh lepas dari situ (Tabut Perjanjian). Kemudian, ada lagi yang harus diperhatikan, yaitu jarak antara umat Israel dengan pemikul tabut perjanjian adalah 2.000 (dua ribu) hasta.
Bukankah itu berbicara kepada kita tentang salib di Golgota, supaya kita mengarahkan pandangan ini kepada pengajaran salib, pengajaran sehat? Karena jalan yang ditempuh itu belum pernah dilalui.
Maka, dalam setiap pertemuan ibadah, hamba TUHAN harus menyampaikan ajaran sehat, supaya sidang jemaat yang menerima ajaran itu dapat memahami dan memaknai, sehingga ketika dia melangkah, sesuai dengan ketetapan Firman; kalau dia melangkah sesuai ketetapan Firman, maka sampai kepada tujuan.
 
Berbahagialah kita malam ini; tetapi tergantung dari sudut pandang mana saudara bisa berbahagia. Kalau dari sudut pandang daging, maka saudara tidak akan berbahagia ketika menerima ajaran sehat. Tetapi kalau sudut pandang saudara dengan sudut pandang rohani yang sehat, maka saudara pasti berbahagia di dalam roh pada saat ini juga.
 
Kembali kita perhatikan ayat 4.
1 Timotius 1:4
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
 
Dampak negatif menyampaikan Firman yang ditambahkan:
-          Menghasilkan persoalan belaka.
-          Hidup tidak tertib; baik di tengah ibadah pelayanan, apalagi di luar ibadah dan pelayanan, hidupnya tidak tertib.
 
Kalau tergembala, khususnya kepada imam-imam, saya berpesan: Tertiblah di luar ibadah dan pelayanan, tunjukkanlah itu kepada TUHAN.
 
1 Timotius 1:7
(1:7) Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan.
 
Guru-guru palsu hendak menjadi pengajar hukum Taurat, tetapi anehnya;
-          ia tidak paham dengan perkataannya sendiri; ngomong tetapi tidak tahu apa yang diomongkannya.
-          tidak paham dengan topik Firman yang disampaikan.
 
Topik Firman yang saya sampaikan malam ini adalah tentang guru-guru palsu atau serigala berbulu domba, itulah binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi, yang tampaknya bertanduk dua seperti anak domba, tetapi anehnya, perkataannya itu didorong oleh setan-setan. Ia ingin mengajar, tetapi ia tidak paham dengan perkataannya sendiri; ngomong tetapi tidak tahu apa yang diomongkan, ngawur terus.
Bagaimana mungkin saudara bisa betah mendapatkan (menerima) pelayanan yang semacam ini? Saya menyampaikan ini bukan untuk menghakimi si A, si B, si C, atau menghakimi gereja A, gereja B, gereja C. Kalau sidang jemaat betul-betul dewasa, pasti ia tidak nyaman dengan pelayanan demikian.
 
Kemudian, guru-guru palsu mengajar tetapi tidak paham dengan topik Firman yang disampaikan. Kalau saya menyampaikan tentang guru-guru palsu dengan pemberitaan Firman yang ditambahkan, itu semata-mata bukan karena kekuatan saya, bukan karena kepandaian saya, tetapi saya memiliki suatu keyakinan yang pasti setelah saya ada di kaki salib TUHAN, lalu hal itu saya sampaikan, supaya tidak ngawur, dan saya melakukan itu tidak cukup satu dua jam. Saya mengatakan ini bukan karena mau sombong atau pamer, tidak, tetapi benar, tidak cukup satu dua jam, lebih dari itu. Mengapa saya harus utarakan ini? Supaya saudara bisa menghargai Firman TUHAN. Jangan main-main saat datang beribadah kepada TUHAN.
 
Tadi kita sudah melihat, bahwa; guru-guru palsu tidak paham dengan perkataannya sendiri, juga tidak paham dengan topik Firman yang disampaikan, namun sekalipun demikian, di hari-hari terakhir ini, banyak orang menggemari (menggandrungi) dan mencari guru-guru palsu yang sontoloyo itu.
Tetapi biar sudah seperti itu sontoloyo, tidak paham dengan apa yang diomongkannya, tidak paham dengan topik Firman yang disampaikan, namun masih saja digandrungi.
 
Mari, kita akan buktikan di dalam 2 Timotius 4, dengan perikop: “Penuhilah panggilan pelayananmu” Sebetulnya, inilah yang benar, yaitu penuhilah panggilan pelayananmu. Dalam melayani TUHAN, maka harus berpadanan dengan panggilan, harus berpadanan dengan darah salib. Beribadah harus berpadanan dengan darah Salib, bukan berpadanan dengan daging (yang lahiriah), baik itu gedung mewah, dan lain sebagainya, atau hamba TUHAN yang sudah terkenal masuk TV, bukan itu untuk memenuhi panggilan, tetapi berpadananlah dengan panggilan.
 
2 Timotius 4:3
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
 
Suatu kali akan datang masanya, suatu peristiwa yang ganjil akan terjadi, yaitu orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat.  
 
Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita lihat jawabannya dengan pasti di dalam 2 Korintus 4, dengan perikop: “Harta rohani dalam bejana tanah
2 Korintus 4:3-5
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. (4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
 
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, belum terjadi pembukaan rahasia Firman, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, hal itu ditujukan kepada orang-orang yang akan ditentukan untuk binasa, dengan lain kata; kalau rahasia Firman tidak terbuka, itu bagian dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa.
Siapa yang rindu untuk selamat? Jika saudara rindu untuk selamat, maka jangan berhenti untuk mendoakan supaya senantiasa terjadi pembukaan rahasia Firman.
 
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, itulah orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan ilah zaman, sehingga tidak dapat melihat Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah ajaran sehat.
Kalau itu adalah ajaran sehat, hal itu dibuktikan dengan perkataan dari Rasul Paulus, yaitu: “bukan diri kami yang kami beritakan”, bukan sensasi, bukan mujizat yang diberitakan, bukan perkara lahiriah yang dia sampaikan, bukan satu dua ayat lalu ditambah dengan dongeng yang dia sampaikan, bukan satu dua ayat lalu ditambahkan takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong, cerita-cerita isapan jempol, bukan itu yang disampaikan, tetapi Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat manusia. Itulah ajaran sehat.
 
Singkat kata: Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah ajaran sehat yang senantiasa untuk disampaikan.
Tetapi, ada orang yang tidak dapat menerima ajaran sehat semacam ini. Pertanyaannya; siapakah orang-orang yang tidak dapat menerima ajaran tersebut? Karena mereka itu adalah orang-orang yang tidak percaya. Mengapa mereka tidak percaya kepada TUHAN Yesus Kristus yang adalah TUHAN dan Juruselamat, Allah sesembahan? Jawabnya; karena pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, oleh tuhan-tuhan kecil di zaman dunia sekarang ini. Pendeknya; karena berhala zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, sebagai ajaran sehat.
 
Mari kita melihat: Pikiran yang dibutakan oleh ilah zaman.
2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
 
Pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab selubung itu masih tetap menyelubungi mereka = ditutupi oleh selaput daging. Mereka hanya percaya kepada yang lahiriah, yang bersifat daging saja, itulah selubung (selaput) daging.
 
Itu sesaat mengenai orang-orang yang tidak dapat menerima ajaran sehat, dan hal itu akan terjadi suatu kali nanti. Jadi, selagi ada kesempatan, gunakanlah untuk untuk menikmati pembukaan rahasia Firman sebagai ajaran sehat dalam keadaan rendah hati selalu, sehingga ketika sampai di rumah; suami bisa menceritakan ajaran sehat kepada isteri, kemudian isteri bisa juga bertanya kepada suami. Jadi, jangan begitu sampai di rumah justru sibuk nonton, sibuk tidur, sibuk ini, sibuk itu, jangan, itu tidak baik.
Begitu sampai di rumah, kembali bicarakan Firman itu; suami harus pro-aktif seperti Firman yang aktif di dalam hidup kita, mengerjakan hidup kita untuk masuk dalam kesatuan tubuh, menjadi tubuh Mempelai. Kalau Firman itu aktif membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh, maka kita juga harus aktif, penuhi keinginan Firman yang aktif. Jangan keinginan Firman itu aktif membentuk kita, tetapi ketika di rumah, justru kita pasif; itu tidak benar, itu bertepuk sebelah tangan namanya.
Jadi, suami harus cerita Firman kepada anak isteri. Sebaliknya, anak isteri harus kembali bertanya kepada sang suami atau sang ayah, karena Firman itu bekerja aktif, tidak pasif. Kalau kita tahu Firman itu bekerja aktif, maka kita juga harus mau memenuhi maunya Firman; maka, tercapailah kerinduan TUHAN.
 
Kita kembali untuk membaca 2 Timotius 4.
2 Timotius 4:3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
 
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, itulah orang-orang yang tidak percaya, karena pikiran mereka telah dipengaruhi oleh ilah zaman ini, sehingga pikiran mereka tumpul karena selaput daging.
Jadi, orang-orang yang tidak dapat menerima ajaran sehat akan mengumpulkan guru-guru palsu menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan hasratnya, keinginan hatinya.
 
Saya mau bertanya: Saudara datang beribadah untuk memuaskan keinginan saudara sendiri atau memuaskan keinginan hati TUHAN? Tentu saudara akan menjawab: Saya datang beribadah dan mendengar Firman, tujuannya hanya satu, yaitu untuk memuaskan hati TUHAN, bukan untuk memuaskan telinga.
 
Karena mereka memuaskan keinginan telinga mereka, maka otomatis, mereka akan memalingkan telinga mereka dari ajaran sehat, lalu membukanya kepada dongeng, itulah Firman yang ditambahkan, prakteknya; menyampaikan satu dua ayat Firman, lalu ditambah dengan dongeng nenek-nenek tua, ditambah takhayul-takhayul, ditambah filsafat-filsafat kosong, ditambah sibuk dengan silsilah sampai jam pemberitaan Firman selesai, tidak ada putus-putusnya. Namun hal ini merugikan sidang jemaat.
Tetapi apa hendak dikata; dia datang beribadah hanya untuk memuaskan keinginan telinganya, jadi mau tidak mau, yang dia cari adalah guru-guru palsu, tidak mungkin dia mencari guru-guru yang memiliki kasih yang timbul dari hati nurani yang murni, yang timbul dari hati yang suci, yang timbul dari iman yang tulus ikhlas, tidak mungkin, karena ini adalah persoalan “hati”.
 
Hati itu kecil, tetapi ia bisa memegahkan dirinya. Kalau orang semacam ini tetap bertahan dengan kesombongannya, bertahan dengan keras hatinya, maka ia akan susah menerima seorang hamba TUHAN yang memiliki kasih yang timbul dari hati nurani yang murni, itu tidak akan mungkin.
Tetapi malam ini, kita mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Allah; Dia berbicara kepada kita dari hati ke hati. Relakanlah hatimu digarap dan dikerjakan oleh Firman.
 
Kembali saya sampaikan: Mereka mengumpulkan guru-guru (pengajar-pengajar) palsu menurut kehendak sendiri, menurut seleranya, tujuannya adalah untuk memuaskan keinginan telinganya, yakni dengan Firman yang ditambahkan, dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat kosong, dan lain sebagainya.
 
Pertanyaannya: Mengapa guru-guru palsu menyampaikan Firman yang ditambahkan?
Mari kita perhatikan 2 Petrus 2, dengan perikop: “Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu
2 Petrus 2:3
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari sidang jemaat, dengan cara; menyampaikan Firman yang ditambahkan, menyampaikan satu dan dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, menyampaikan satu dan dua ayat lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, mengapa? Karena guru-guru palsu itu serakah, tamak, cinta akan uang, melayani karena ada kepentingan.
 
1 Timotius 6:5
(6:5) percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
 
Guru-guru palsu kehilangan akal sehat, mereka juga kehilangan kebenaran yang sehati sebagai ajaran sehat, dampaknya (akhirnya); di tengah-tengah ibadah pelayanan, mereka itu mencari keuntungan, karena mereka mengira bahwa ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
 
Mungkin tidak hanya saya, seorang hamba TUHAN yang mengatakan: Kalau melayani untuk mencari keuntungan, lebih baik bekerja. Mungkin bukan hanya saya saja yang melakukan itu, mungkin banyak hamba TUHAN yang mengatakan hal itu, dan saya benarkan itu.
 
2 Petrus 2:3B
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
 
Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. Itulah yang akan diterima oleh guru-guru palsu.
 
Saya heran, apakah hamba-hamba TUHAN yang serakah itu tidak membaca ayat ini? Tetapi kalau dia memiliki roh takut akan TUHAN, maka pada saat dia membaca ayat ini, saya kira dia tidak akan melanjutkan cara pelayanan yang sontoloyo tadi seperti cara pelayanan dari guru-guru palsu tadi.
Kalau dia tahu akibat pelayanan dari guru-guru palsu adalah kebinasaan, maka tentu dia tidak akan melakukan itu. Tetapi, pertanyaannya sekarang adalah apakah guru-guru palsu tidak membaca ayat ini?
 
Saya tidak mau masuk neraka, karena di neraka itu selama-lamanya, panasnya sempurna, 7 (tujuh) kali lebih panas dari dapur api yang ada di atas muka bumi, termasuk lebih panas dari dapur api Krakatau Steel untuk meleburkan bahan baja itu; sempurna panasnya, sempurna sakitnya. Apakah saudara tidak pernah memikirkan itu?
 
Mengapa hamba TUHAN, guru palsu hanya sibuk menyampaikan Firman yang ditambahkan? Mengapa pula sidang jemaat mencari guru-guru palsu? Tidakkah saudara memahami ayat ini?
Mengapa berpikir pendek, mengapa hanya berpikir sementara, lalu akhirnya binasa selama-lamanya di dalam api neraka, di mana apinya tidak pernah padam, ulatnya hidup menggerogoti hidungmu, menggerogoti mulutmu, menggerogoti telingamu, semuanya digerogoti. Maka, kalau ada kesaksian yang mati suri; melihat palu ditusuk di mulutnya, lalu pedang ditusuk di ulu hatinya, dan rasa sakitnya sama seperti rasa sakit waktu manusia hidup memiliki raga.
Saya beri contoh: Kalau saudara bermimpi yang tidak baik, misalnya; ditabrak atau dikejar Setan, kan tidak enak rasanya. Yang tidak enak itu tubuh saudara atau jiwa saudara ketika mimpi? Kan jiwa. Jadi, sama.
 
Kalau ujung-ujungnya (akhirnya) binasa, lalu mengapa berani berbuat demikian? Dan sidang jemaat kok suka mencari guru palsu yang begitu? Saya tidak habis pikir; di mana akal sehatnya? Tetapi memang, mereka sudah kehilangan akal sehat, seperti yang kita perhatikan tadi, dan pikirannya sudah tumpul karena dibutakan oleh ilah zaman ini.
Tepat apa kata Amsal: Lebih baik teguran yang nyata lewat ajaran sehat (ajaran salib), itulah ibadah yang dihubungkan dengan salib, dari pada kasih yang tersembunyi. Jadi, kalau ada teguran dari ajaran sehat, bersyukurlah, supaya kita jangan binasa.
 
Menggenapi ayat ini, mari kita perhatikan Wahyu 22.
Wahyu 22:18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
 
Konsekuensi apabila guru-guru palsu menyampaikan Firman yang ditambahkan -- itulah satu dua ayat Firman ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, silsilah-silsilah -- adalah Allah akan menambahkan kepadanya, yaitu malapetaka-malapetaka yang tertulis dalam kitab Wahyu, secara khusus pada Wahyu 6, Wahyu 16.
 
Konsekuensi apabila guru-guru palsu menyampaikan Firman yang dikurangkan -- atau pengajaran salib diganti dengan sensasi-sensasi, diganti dengan mujizat-mujizat, diganti dengan tanda-tanda heran, sibuk dengan pengusiran Setan dalam setiap pertemuan ibadah -- adalah ...
1.      Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan. Sama seperti Adam dan Hawa ketika melanggar hukum Allah, mereka dihalau (diusir) dari taman Eden. TUHAN tidak izinkan tangan mereka mengambil buah dari pohon kehidupan, berarti binasa;
2.      Allah akan mengambil bagiannya dari kota kudus, itulah Yerusalem baru, kota Mempelai, kota idam-idaman, akhirnya binasa juga.
Saya tidak akan sampaikan secara rinci mengenai hal ini, karena akan tiba waktunya, hal ini juga akan disampaikan.
 
Tetapi yang mau saya sampaikan malam ini adalah bahwa konsekuensi seorang hamba TUHAN palsu (guru-guru palsu) di dalam hal menambahkan dan mengurangkan Firman TUHAN itu ada, yaitu binasa.
Jadi, apakah saudara masih tetap bertahan menerima ajaran palsu dari guru-guru palsu? Tetapi di atas tadi, saya sudah kemukakan: Kalau saudara memiliki hati nurani yang murni, maka tentu saja saudara digiring oleh TUHAN ke dalam penggembalaan yang digembalakan oleh seorang gembala yang memiliki kasih yang timbul dari hati yang murni pula, karena TUHAN itu adil dan setiawan. Pertahankan hati nurani yang murni itu, jangan sampai pikiranmu tumpul karena selaput daging, karena sibuk dengan perkara daging.
Saudara tidak mau binasa, bukan? Bagian saudara adalah pohon kehidupan, bukan? Itulah pribadi Yesus Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorgawi yang kita nanti-nantikan.
 
Catat dengan rapi Firman ini, supaya seorang suami bisa menceritakan Firman itu kembali kepada isteri dan anak. Atau, kalaupun tidak ada orang tua, ceritakan Firman itu kembali bersama dengan saudara seiman. Jangan ketika sampai di rumah justru melupakan Firman, sibuk dengan habitat lama oleh ilah-ilah zaman, salah satunya adalah HP Android (gawai, smartphone).
Ayo, ketika nanti kembali ke rumah, perhatikan Firman TUHAN, sebab TUHAN Yesus mau datang. Jika saya menyampaikan hal ini, bukan karena saya mau menakut-nakuti, tetapi justru saudara harus tahu untuk mempersiapkan diri. Sebelum TUHAN Yesus datang, terlebih dahulu terjadi murtad, si pendurhaka itulah antikris berkuasa selama 7 (tujuh) masa, secara khusus pertengahan 7 (tujuh) masa atau 3.5 (tiga setengah) tahun, di situ terjadi kelaparan yang hebat, sehingga tidak ada Firman untuk disampaikan, tidak ada ajaran sehat. Akhirnya, banyak orang akan mencari ajaran-ajaran yang tidak sehat, apa buktinya?
-          Mereka menjelajah dari Utara ke Selatan, dan yang ditemukan adalah ajaran Setan (nabi-nabi palsu).
-          Lalu, mengembara dari laut ke laut, itulah ajaran antikris.
Selagi masih ada waktu, gunakanlah baik-baik. Pungut ayat demi ayat Firman yang disampaikan. Pungut pasal demi pasal yang disampaikan, dan taruh itu di dalam hati masing-masing.
 
Apakah saudara melihat waktu Yesus masuk ke kota Yerusalem? Dia tidak lupa untuk masuk ke dalam Bait Allah. Lalu, dilihat-Nyalah rumah TUHAN dalam keadaan yang tidak beres, menjadi sarang penyamun. Oleh sebab itu, Yesus berkata: “Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.
Apa buktinya rumah TUHAN dijadikan sarang penyamun?
-          Di situ didapati-Nya penjual lembu sapi, kambing domba, dan merpati, artinya; mereka tidak lagi menghargai ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban Kristus. Tiga binatang yang dipersembahkan adalah gambaran dari korban Kristus.
-          Kemudian, di situ ada meja-meja penukar uang, gambaran dari orang yang cinta uang. Harusnya, meja hati adalah tempatnya Firman (ajaran sehat). Akhirnya, TUHAN tidak ragu untuk mengobrak-abrik meja itu. TUHAN sedang mengobrak-abrik hati yang tidak beres, karena TUHAN mau taruh Firman di dalam hati kita masing-masing.
-          Lalu di situ ada bangku-bangku, kedudukan, harga diri, egosentris, keakuan, kebenaran diri sendiri; itu juga disingkirkan dari rumah TUHAN. Jangan ada bangku rohani, jangan pertahankan harga diri, kekerasan di hati, egosentris, kebenaran diri sendiri, itu tidak baik.
TUHAN mau secepat mungkin Firman itu ditaruh di dalam hati kita masing-masing supaya TUHAN dipermuliakan.
 
Supaya kita yang menerima ajaran dari guru-guru palsu tidak binasa selama-lamanya dalam api neraka, maka tentu saja kita akan melihat JALAN KELUARNYA malam ini, di dalam 2 Timotius 4, dengan perikop: “Penuhilah panggilan pelayananmu.
Mari kita penuhi panggilan pelayanan, marilah kita berpadanan dengan panggilan, itulah ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib.
 
2 Timotius 4:1
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: (4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
 
Pesan Rasul Paulus, sang guru, kepada Timotius, anak kekasihnya:
-          Beritakanlah Firman Allah, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.
-          Nyatakanlah apa yang salah. Berarti, seorang hamba TUHAN tidak boleh takut. Kalau memang salah, nyatakan saja.
-          Tegorlah, kalau memang harus ditegor.
-          Nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Inilah pesan Rasul Paulus kepada Timotius.
 
Tentang nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Jadi, seorang hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala, maka ia harus memberi nasihat dengan segala kesabaran dan pengajaran; itulah yang sedang kita terima dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon.
Nasihatilah dengan segala kesabaran, dengan kelapangan hati seperti Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus -- yang tertulis dalam 2 Korintus 6 --; namun, tidak cukup dengan hanya kesabaran, tetapi juga nasihatilah dengan pengajaran. Pengajaran à Ajaran sehat.
 
Mari kita perhatikan 1 Timotius 4, dengan perikop: “Tugas Timotius dalam menghadapi ajaran sesat
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
 
Permintaan Rasul Paulus kepada Timotius ialah harus menjadi hamba TUHAN yang baik, harus menjadi gembala sidang yang baik, tidak boleh seperti guru-guru palsu yang sontoloyo, melainkan harus menjadi hamba TUHAN dengan jabatan gembala yang baik. Dan itu juga yang harus saudara cari, itu yang harus dicari orang Kristen di atas muka bumi ini, baik yang di dalam negeri, maupun yang di luar negeri, perhatikanlah hal ini.
 
Apa bukti gembala sidang yang baik?
Yang Pertama: Terdidik dalam soal-soal pokok iman.
Jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, maka terkena pada daerah HALAMAN. Di halaman, ada terdapat 2 (dua) alat;
1.      Mezbah Korban Bakaran à Pertobatan. Bertobat itu diawali dari pintu gerbang, yaitu percaya kepada TUHAN Yesus Kristus sebagai pintu gerbang sorgawi -- karena Yesus berkata: Akulah jalan, Kebenaran dan hidup kekal --. Jadi, bertobat itu sesudah percaya (melewati pintu gerbang).
2.      Kolam Pembasuhan Tembaga à Baptisan Kristus, bayangan dari kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus.
Lalu kemudian Pintu Kemah, yang berbicara soal kepenuhan Roh Kudus.
Tiga alat ini, kalau dipenuhi, maka telah melewati kelahiran baru, itulah yang dimaksud terdidik dalam soal-soal pokok iman, asas-asas pertama tentang kebenaran dari pribadi Yesus Kristus, yang diawali dengan lahir baru;
1.      dimulai dengan pertobatan,
2.      kemudian baptisan air (mati dan bangkit),
3.      lalu dipenuhkan Roh Kudus.
Tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ.
 
Ibrani 6:1
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
 
Marilah kita tinggalkan asas-asas pertama, itulah soal-soal pokok iman. Setelah menerima asas-asas pertama, itulah soal-soal pokok iman, selanjutnya adalah beralih kepada perkembangannya yang penuh, beralih kepada perkembangannya selanjutnya, itulah ajaran sehat.
 
Mari, kita kembali membaca 1 Timotius 4:6 tadi.
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
 
Tanda hamba TUHAN yang baik, yang pertama adalah terdidik dalam soal-soal pokok iman, asas-asas pertama; bertobat, dibaptis, penuh Roh Kudus = lahir baru. Tetapi itu barulah asas pertama, namun di dalam Ibrani 6:1 dikatakan harus beralih kepada perkembangan selanjutnya.
 
Apa bukti gembala sidang yang baik?
Yang Kedua: Terdidik dalam ajaran sehat, sebagai hasil dari pengajaran.
Jadi, setelah lahir baru, harus beralih kepada perkembangan berikutnya = terdidik dalam ajaran sehat. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI.
Memang tadi, kalau dalam asas-asas pertama atau soal-soal pokok iman, dalam penginjilan -- percaya, bertobat, dibaptis, lahir baru -- indentik seringkali terjadi mujizat, yang sakit sembuh, terjadi pengusiran Setan, banyak terjadi mujizat tanda-tanda heran. Dan hal itu terjadi ketika mengawali pelayanan di bumi provinsi Banten; tetapi itu adalah asas pokok.
Selanjutnya, beralihlah kepada perkembangan berikutnya. Jangan hari demi hari dalam setiap pertemuan ibadah hanya sibuk mengadakan pengusiran Setan, sibuk mengadakan mujizat (tanda-tanda heran), sibuk mengadakan sensasi-sensasi, antara lain;
-          Membuat sidang jemaat tumbang dengan mengebaskan jasnya.
-          Membuat sidang jemaat rubuh-rubuh.
-          Sibuk membuat sidang jemaat muntah-muntah, ketawa dalam roh, dan lain sebagainya.
Kalau sudah menerima asas-asas pokok, seharusnya adalah beralih kepada perkembangan berikutnya, yaitu terimalah ajaran sehat. Kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel, terkena pada RUANGAN SUCI.
 
Ruangan Suci merupakan tempat pengudusan, itulah kandang penggembalaan bagi domba-domba. Jangan hari-hari hanya penginjilan di halaman, tetapi di dalam rumah TUHAN, dalam penggembalaan juga masih penginjilan terus. Seharusnya adalah beralih kepada perkembangan yang berikutnya. Terimalah pengajaran sehat, berarti berada dalam Ruangan Suci (tempat pengudusan).
 
Jadi, kalau sudah dibenarkan oleh darah salib, dibenarkan oleh kematian Yesus di bukit Golgota, tidak berhenti hanya sampai “dibenarkan”, tetapi harus berkembang terus, atau beralih kepada perkembangan berikutnya, yaitu di dalam Ruangan Suci atau tempat pengudusan kita, sehingga di situ kita boleh mengalami penyucian.
Penyucian bukanlah akhir. Penyucian merupakan awal untuk sampai kepada kesempurnaan.
 
Kemudian, setelah berada di Ruangan Suci (tempat pengudusan), di situ kita melihat dan menemukan 3 (tiga) alat yang berbeda-beda:
1.      Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = Persekutuan dengan Firman Allah, disertai dengan tubuh dan darah Yesus.
2.      Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian (pelita yang menyala) = Persekutuan dengan Roh Kudus, sehingga kita menjadi kesaksian. Tidak mungkin kita menjadi pelita yang menyala kalau tidak ada minyak (urapan). Jadi, kira harus memiliki minyak urapan di atas kepala ini, supaya kita bagaikan pelita yang menyala; menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi contoh, menjadi teladan, baik dalam perkataan, maupun perbuatan, solah tingkah, di mana pun kita berada. Oleh sebab itu, jangan seringkali mendukakan Roh Kudus, sebab Dia peka, Dia sensitif sekali.
3.      Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Persekutuan dengan kasih Allah.
Itulah perkembangan berikutnya setelah dibenarkan.
Dan lewat ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah ini, kita mengalami penyucian.  Tetapi penyucian bukanlah akhir, melainkan awal untuk sampai kepada kesempurnaan.
 
Saudara jangan berpikir; masuk sorga segampang yang saudara pikir, melainkan harus menurut pola teladan dari TUHAN Yesus Kristus, sebab Dia adalah Tabernakel sejati. Kita ini adalah Tabernakel (rumah TUHAN), tetapi Dia adalah Tabernakel sejati. Jadi, harus menggunakan pola Tabernakel sejati.
Apakah Yesus hanya disebut Gembala Agung? Tidak. Dia juga disebut Imam Besar Agung. Apa buktinya? Itu sebabnya Mezbah Dupa, Doa Penyembahan, persekutuan yang intim dengan TUHAN -- di mana dasarnya adalah kasih -- begitu dekat dengan tirai (perobekan daging), sehingga jalan terbuka menuju Kerajaan Sorga. Ini adalah perkembangan untuk sempurna.
Tadi kita sudah melihat perkembangan dari “dibenarkan” selanjutnya “dusucikan”. Lalu, di sini kita melihat; perkembangan dari “disucikan”, selanjutnya adalah “disempurnakan”. Maka, pentinglah bagi kita untuk tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sebab 3 (tiga) macam ibadah pokok itu bukanlah buatan tangan manusia, tetapi itu adalah buatan dari Sorga, dari Allah, turun ke bumi untuk selanjutnya kita tekuni.
 
Sangat berbahaya sekali kalau tidak tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Saya kuatir dengan hidup seseorang apabila dia tidak hidup tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Apa artinya uang yang banyak kalau akhirnya binasa? Apa artinya kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi; apa artinya semua ini kita miliki kalau toh harus juga kehilangan nyawa? Sia-sialah semuanya, bukan? Oleh sebab itu, ikutilah pola Tabernakel sejati; Dia bukan hanya Gembala Agung yang menggembalakan kita dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, tetapi Dia juga adalah Imam Besar Agung untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi untuk selanjutnya dibawa sampai masuk dalam Kerajaan Sorga -- itulah fungsi Imam Besar --.
 
Mari kita lihat Wahyu 8, dengan perikop: “Meterai yang ketujuh”, itulah meterai yang terakhir. Ada 7 (tujuh) kali pembukaan meterai, dan ini adalah meterai yang ketujuh (yang terakhir).
Jadi, ada penghukuman dari Allah Tri Tunggal, penghukuman dari 3 (tiga) kali 7 (tujuh) penghukuman:
-          Penghukuman dari 7 (tujuh) meterai, merupakan penghukuman yang berlaku kepada orang yang tidak menghargai kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan).
-          Penghukuman dari 7 (tujuh) sangkakala -- yang ditiup oleh 7 (tujuh) malaikat --, merupakan penghukuman yang berlaku kepada orang yang tidak menghargai Firman Allah yang disampaikan.
-          Punghukuman dari 7 (tujuh) bokor cawan murka Allah, merupakan penghukuman yang berlaku kepada orang yang tidak menghargai Kasih dari Allah Bapa.
Dan sekarang ini kita akan memperhatikan pembukaan dari meterai yang terakhir.
 
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
 
Maka datanglah seorang malaikat lain ... Ini jelas menunjuk pribadi Yesus Kristus. Mengapa saya katakan ini adalah pribadi Yesus Kristus?
Ia pergi berdiri dekat mezbah ... Malaikat ini pergi, tetapi berdiri di dekat mezbah; sudah pasti itu adalah Mezbah Dupa, bukan Mezbah Korban Bakaran, karena malaikat tidak ada kaitannya dengan korban bakaran, dengan lain kata; darah Yesus tidak berlaku bagi seorang malaikat. -- Itu sebabnya, kalau malaikat berdosa, ia langsung dihukum menjadi Setan, tetapi manusia yang berdosa masih ada pengampunan, karena kita dijadikan wadah dari darah salib, sedangkan malaikat tidak ada wadahnya. --
 
Kembali saya sampaikan: Seorang malaikat lain -- jelas itu menunjuk; pribadi Yesus -- lalu pergi berdiri di dekat mezbah. Ini adalah tanda bahwa malaikat lain ini adalah Imam Besar Agung, karena Dia dekat dengan mezbah, itulah Mezbah Dupa dengan sebuah pedupaan emas. Jadi, malaikat ini tidak lain tidak bukan adalah pribadi Yesus Kristus, Dialah Imam Besar Agung.
 
Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan, menunjukkan bahwa Yesus adalah adalah Imam Besar Agung, Dia hidup dalam doa penyembahan yang besar, Dia mezbah dupa besar; itu sebabnya Dia terlepas dari daya tarik bumi.
Sekalipun Setan membawa Yesus ke atas gunung dan menunjukkan kerajaan dunia dan kemegahannya, yang mana itu semua akan diberikan kepada Yesus, namun dengan catatan; Yesus menyembah Setan. Tetapi Yesus berbalik menyerang Setan dengan menggunakan pedang Roh, itulah Firman Allah: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Senjata ini begitu ampuh, dan akhirnya musuh bebuyutan pun mundur. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Mezbah Dupa besar.
 
Singkat kata: Yesus, Imam Besar Agung, tugas-Nya; untuk memimpin ibadah-ibadah di bumi ini, untuk selanjutnya dibawa naik sampai ke hadirat TUHAN, memimpin ibadah sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan, sehingga di sini kita melihat; asap dupa kemenyan itu naik di hadirat Allah, menembusi takhta Allah; itulah tugas Imam Besar.
Tugas Gembala Agung adalah menggembalakan kita di tempat pengudusan. Tugas Imam Besar Agung adalah membawa (memimpin) ibadah sampai puncaknya, bagaikan asap dupa kemenyan naik ke hadirat TUHAN, menembusi takhta Allah; Dia sudah mengalami perobekan daging.
Ketika Yesus mati di kayu salib, sesudah Ia menyerahkan diri-Nya lalu mati, selanjutnya robeklah tabir Bait Suci dari atas sampai ke bawah; Dia sudah mengalami perobekan daging, sehingga dengan demikian terbukalah jalan untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, itulah doa penyembahan.
 
Tabernakel terdiri dari 3 (tiga) daerah:
1.      Halaman = Iman.
2.      Ruangan Suci (kesucian) = Pengharapan, sesuai dengan 1 Yohanes 3:3.
3.      Ruangan Maha Suci = Kasih.
 
Mari kita melihat Ibrani 6, dengan perikop: “Berpegang teguh kepada pengharapan
Ibrani 6:19-20
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (6:20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
 
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Pengharapan itu adalah jangkar kapal yang kuat dan aman bagi jiwa kita; itulah Ruangan Suci. Kemudian, kalau kita tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, yang memuncak sampai doa penyembahan, maka dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Apa itu? Jelas, tidak lain tidak bukan adalah Ruangan Maha Suci.
Jadi, ibadah di bumi ini harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, sampai kita betul-betul mengalami perobekan daging, sehingga terbukalah jalan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Dengan matinya Ia di atas kayu salib, di mana Ia sudah mengalami perobekan daging, dengan lain kata; pintu sorga sudah terbuka bagi kita. Dia adalah Imam Besar yang memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan.
 
Jadi, tidak ada cara lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, kecuali; setelah kita terdidik dengan asas pokok, selanjutnya beralih pada perkembangan berikutnya, itulah pengajaran sehat. Kalau tidak sehat, maka tidak mungkin masuk Sorga.
Jadi, jangan saudara berpikir: “Ah, di gereja sana ....” Kalau memang itu iman saudara, silahkan saja ikuti cara-cara ibadah yang seperti itu, cara-cara guru-guru palsu yang sontoloyo tadi; silahkan saja kalau memang itu iman saudara, tetapi saya tidak imani yang seperti itu, sebab ngeri betul kalau kita harus masuk ke dalam api neraka. Ingat itu; jangan pendek cara berpikir, jangan suka ambil jalan pintas, tetapi harus dengan pola sorgawi, sebab Yesus adalah Tabernakel sorgawi.
Jadi, Tabernakel ini adalah miniatur, contoh, bayangan, pola sorga yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun.
 
Jadi, memang kita harus tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, di mana puncak dari ibadah adalah doa penyembahan, sehingga jelas; pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang melabuhkan kita sampai Ruangan Maha Suci.
 
Sekarang, kita akan memperhatikan Ibrani 10, dengan perikop: “Ketekunan
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
 
Oleh darah Yesus, kita boleh berada di tengah-tengah ibadah, bahkan tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok; itu semua karena darah salib. Oleh pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus, sehingga ada ibadah ini.
 
Ibrani 10:20-21
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
 
Dia sudah mengalami perobekan daging, maka terbukalah jalan ke tempat kudus, karena Dia adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek -- artinya, Imamat-Nya tidak akan beralih kepada siapapun --.
 
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
 
Mari kita menghadap Allah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, dengan hati yang tulus ikhlas. Mengapa? Karena kita sudah menerima pengajaran sehat.
Kalau kita memiliki hati nurani yang murni, iman yang tulus ikhlas, maka pasti TUHAN giring kita ke dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala yang memiliki kasih yang timbul dari iman yang tulus ikhlas dan yang memiliki hati nurani yang murni; itu tidak bisa dibantahkan lagi.
 
Mengapa saudara dikirim ke sini, mengapa ada beberapa anak hamba TUHAN yang dikirim ke sini? TUHAN yang lebih tahu. Jadi, jangan terpaksa dalam beribadah, misalnya; mungkin karena saya berjasa kepada saudara, lalu saudara datang beribadah karena jasa saya itu, jangan seperti itu. Misalnya; karena saya tolong masuk bekerja, lalu saudara datang beribadah, jangan seperti itu, melainkan harus menghadap TUHAN dengan tulus ikhlas.
 
Jadi, dari ayat 22-24, kita temukan 3 (tiga) kata:
1.      Iman à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci (Firman Iman).
2.      Pengharapan à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu.
3.      Kasih à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan. Jadi, doa penyembahan kita dasarnya adalah kasih; hanyut dan tenggelam (dihisap) oleh kasih Allah. Itulah penyembahan, bukan karena sebuah aturan.
Jadi, sudah sangat jelas; puncak dari ibadah di bumi adalah doa penyembahan.
 
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
 
Oleh sebab itu, janganlah kita menjauhkan diri dari 3 (tiga) macam ibadah pokok. Mengapa? Sebab kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi. Jadi, pikirkanlah masak-masak; dewasalah dalam bersikap, jangan sampai dibakar dalam api neraka untuk selama-lamanya. Pikirlah 3 (tiga) macam ibadah pokok ini.
Jadi, ini bukanlah ajaran yang dibuat-buat manusia, bukan, sebab ada polanya, yaitu Tabernakel, miniatur sorga.
 
2 Timotius 4:1
(4:1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
 
TUHAN akan menghakimi orang yang hidup (bangsa Israel) dan yang mati (bangsa kafir, bangsa di luar TUHAN yang tidak mengenal TUHAN).
 
Sungguh-sungguh dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok;
1.      Demi penyataan-Nya, itulah nyanyian baru yang tidak dapat dinyanyikan oleh siapapun, kecuali orang itu dengan TUHAN. Berarti, ini adalah hubungan intim, hubungan dalam nikah suci yang didasari oleh kasih Allah (kasih Mempelai), juga disebut doa penyembahan. Wujud nyata dari hubungan intim (doa penyembahan) adalah gunung Sion, mempelai TUHAN.
2.      Demi kerajaan-Nya, itu berbicara tentang; kekekalan. Jadi, bukan demi bumi dengan segala yang ada di dalamnya, bukan demi bumi dengan harta, kekayaan, uang, kedudukan, pangkat yang tinggi, perak dan emas, bukan, tetapi demi kerajaan-Nya. Tekunlah dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok demi kerajaan-Nya, demi kekekalan.
Jadi, jangan saudara pikir 3 (tiga) macam ibadah pokok ini main-main. Dua hal ini bisa menjadi bagian kita, kalau kita menerima pengajaran sehat.
 
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
 
Ada 7 perkara di dalam Kerajaan Sorga, antara lain;
1.      Laknat tidak ada.
2.      Takhta Anak Domba ada di dalamnya.
3.      Beribadah kepadanya.
4.      Melihat wajah TUHAN.
5.      Nama-Nya tertulis di dahi mereka.
6.      Malam tidak ada lagi.
7.      Memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya.
 
Namun ada 2 (dua) kegiatan di dalam kekekalan (Kerajaan Sorga), yaitu;
1.      Beribadah (perkara ketiga)
2.      Memerintah sebagai Raja = Melayani (perkara ketujuh).
Inilah alasan saya mengatakan; kalau mau masuk dalam kekekalan (Kerajaan Sorga), maka harus melayani, harus menjadi imam. Siapa yang rindu masuk sorga, maka harus menjadi imam; tekun melayani dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Inilah yang dimaksud dengan “kekekalan” itu.
 
Jadi, kita harus mengetahui 7 (tujuh) perkara dan 2 (dua) kegiatan. Dan itu harus kita tunjukkan (buktikan) selama kita hidup di bumi ini, sebab apa kau ikat di bumi akan terikat di sorga dan apa yang lepas di bumi akan lepas di sorga. Ingat itu; demi penyataan dan demi kerajaan, itulah kekekalan.
 
Jadi, jangan saudara berkata seperti yang sering saya dengar dari mulut seorang hamba TUHAN: Di sana penyembahan, tidak ada ibadah. Yang benar; puncak ibadah adalah penyembahan. Jadi, ada “ibadah”, ada “pelayanan”. Mengapa? Karena Yesus adalah Imam Besar Agung dalam Kerajaan Sorga.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment