KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 4, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 JUNI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 JUNI 2021
 
KITAB RUT
(Seri:140)
 
Subtema: KERAJAAN SORGA TERDIRI DARI KUASA, BUKAN PERKATAAN
 
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, sidang jemaat TUHAN yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang setia dalam ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati sekaliannya.
 
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN kembali membukakan rahasia Firman-Nya dari Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab, itulah STUDY RUT.
Rut 3:12
(3:12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku.
 
Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus ... Di sini kita melihat, Boas mengaku dan berkata kepada Rut bahwasanya ia adalah seorang yang wajib menebus, sesuai dengan perkataan yang pernah diucapkan oleh Naomi kepada Rut, menantunya itu, di dalam Rut 2:19-20.
 
Rut 2:19-20
(2:19) maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." (2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
 
Setelah Naomi mengetahui bahwa Rut, menantunya itu, bekerja di ladang Boas, Naomi berkata kepada Rut: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.”.
Pendeknya: Boas rohani, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
-          Orang-orang yang hidup à Bangsa Israel, yang diwakilkan oleh Naomi.
-          Sedangkan orang-orang yang mati à Orang-orang yang di luar bangsa Israel atau kafir, yang diwakilkan oleh Rut.
 
Maka, kita kembali untuk membawa Rut 3.
Rut 3:12B-13
(3:12) Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku. (3:13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
 
Tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku ... Rupa-rupanya, masih ada lagi seorang penebus yang nampaknya lebih dekat dari pada Boas. Oleh sebab itulah Boas berkata kepada Rut: “Jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau.
 
Soal penebusan ini tentu saja kita akan membaca apa yang ditulis oleh 1 Petrus 1, dengan perikop: “Kekudusan dan kasih persaudaraan”.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Kita semua telah ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia, itulah yang disebut juga dengan perbuatan yang lama, atau disebut juga dengan dosa warisan. Namun, kita ditebus bukan dengan barang yang fana, yakni harta kekayaan, uang yang banyak, serta kedudukan dan pangkat yang tinggi, atau bukan pula dengan perak atau emas,
-          walaupun perkara-perkara tersebut lebih dekat dengan kita dibanding Boas rohani -- karena sekarang ini perkara-perkara tersebut nampaknya bersama-sama dengan kita di atas bumi ini --,
-          kemudian walaupun nampaknya perkara-perkara tersebut sepertinya menjanjikan dan dapat menjamin hajat orang banyak, termasuk menjamin dosa-dosa manusia,
tetapi kenyataannya, kita ditebus dengan darah yang mahal, yakni oleh darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Sedangkan barang yang fana, serta perak atau emas, tidak mempunyai darah untuk menebus dosa manusia; justru barang yang fana, serta perak atau emas tadi bisa menjadi pemicu sehingga kita jauh dari TUHAN, jikalau barang fana sertai perak atau emas tadi dijadikan sebagai berhala.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Barang yang fana, serta perak atau emas, tidak mempunyai darah untuk menebus dosa manusia. Sekalipun mungkin bagi manusia, barang fana tadi dekat dengan dia, yakni harta, kekayaan, uang yang banyak, serta kedudukan, dan pangkat yang tinggi, sepertinya itu semua bernilai tinggi, termasuk perak dan emas, tetapi justru barang yang fana, serta perak atau emas bisa menjadi pemicu, sehingga kehidupan kita menjadi jauh dari TUHAN, dengan catatan; apabila barang yang fana, serta perak atau emas dijadikan sebagai tuhan-tuhan kecil di atas bumi ini, dijadikan sebagai berhala.
 
Biarlah kita semua rendah hati dalam mendengar Firman, apalagi engkau masih muda, sebab bagaimana nanti jika engkau sudah tua? Oleh sebab itu, biarlah kita semua tetap rendah hati. Jika masih muda saja sudah susah diatur, apalagi kalau sudah tua?
Biarlah kita berpihak kepada penggembalaan, supaya kita dipelihara TUHAN, dibela TUHAN, kemudian pelayanan ini berjalan dengan lancar, termasuk dalam hal pemberitaan Firman. Dari kita kembali ke kita juga; jadi, tidak ada artinya jika kita tidak rendah hati.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Darah Kristus adalah darah yang mahal. Mengapa darah Kristus disebut darah yang mahal? Sebab darah Kristus sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Hal itu dapat dibuktikan di dalam Yesaya 53:7, yang mana pada minggu lalu telah saya sampaikan. Kiranya hal itu menjadi berkat yang besar bagi kita semua; itulah doa saya, dan kerinduan saudara juga tentunya sama dengan doa saya.
Pada saat penebusan itu terjadi, Yesus mengalami aniaya dan penderitaan, tetapi Dia rela (membiarkan diri) ditindas, yang digambarkan seperti 2 (dua) hal;
-          seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, tetapi mulutnya tidak terbuka,
-          seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, mulutnya juga tidak terbuka.
Berarti; daging tidak bersuara, dengan lain kata; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Sehingga dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa darah Kristus adalah darah yang mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Dan itu sudah terbukti: Sebelum Yesus menghadapi 3 (tiga) pengadilan, dimulai dari taman di Getsemani, orang-orang datang dengan membawa pentungan, termasuk hamba-hamba dari pada Imam Besar Kayafas yang akan menangkap Yesus Kristus. Kemudian, satu dari antara 12 (dua belas) murid, itulah Yudas Iskariot, mengkhianati Dia, namun Ia tetap tidak membuka mulut, dengan lain kata; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak membalas pengkhianatan dengan pengkhianatan.
Lalu, sesudah itu, Yesus diperhadapkan dengan pengadilan;
-          Pengadilan yang Pertama, itulah pengadilan Agama, di hadapan Imam Besar Kayafas. Di situ pun banyak terhadap tuduhan-tuduhan palsu; Dia dipukul, diludahi, ditinju, lalu dipukul dengan buluh, namun mulut tidak terbuka, dengan lain kata; kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan.
-          Kemudian, di pengadilan yang kedua, yaitu di hadapan Pilatus, tetapi terlebih dahulu dibawa ke hadapan Herodes. Teramat lebih di hadapan Herodes, Yesus juga berdiam diri, tidak membuka mulut-Nya.
-          Barulah, pengadilan yang berikutnya, yaitu Pilatus, sebelum akhirnya dijatuhi hukuman atau divonis dengan hukuman gantung di atas kayu salib. Sementara Yesus Barabas yang terkenal sebagai pemberontak negara dibebaskan dari penjara, dibebaskan dari salib. Tetapi sekalipun demikian, mulut Yesus tidak terbuka.
Jadi, sudah sangat jelas: Darah Kristus saat mengadakan penebusan itu sangat mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Coba, andaikata Dia membalas kejahatan dengan kejahatan, maka darah itu pasti ternodai, sehingga menjadi darah yang murahan, tidak mahal. Tetapi jelas, pada saat mengadakan penebusan, darah Kristus adalah darah yang mahal, sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Singkat kata: Kita sekaliannya ditebus bukan dengan barang yang fana, yakni harta, kekayaan, uang yang banyak, serta pangkat, kedudukan yang tinggi, juga bukan pula ditebus dengan perak dan emas, sekalipun perkara-perkara tersebut ...
-          nampaknya lebih dekat dengan kita di atas muka bumi ini,
-          nampaknya perkara-perkara tersebut menjanjikan dan dapat menjamin hajat hidup orang banyak,
tetapi kenyataannya, kita semua ditebus oleh darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
 
Pendeknya: Kristus-lah satu-satunya yang berkuasa untuk menebus dosa manusia, tidak ada yang lain; apalagi kepintaran, tidak bisa berkuasa untuk menebus dosa manusia.
 
Hal ini sangat dibenarkan oleh Rasul Paulus -- dialah rasul yang tiada taranya --, yang akan dibuktikan di dalam 1 Timotius 1, dengan perikop: “Ucapan syukur atas kasih karunia Allah”, karena kita semua sudah ditebus oleh darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat, karena tiada mungkin barang yang fana, termasuk perak atau emas, dapat menebus dosa kita, karena perkara-perkara tersebut tidak mempunyai darah, justru perkara-perkara tersebut memicu terjadinya sehingga kita jauh dari TUHAN apabila kita jadikan perkara-perkara tersebut menjadi tuhan-tuhan kecil, atau yang menjadi nomor satu dari pada ibadah dan pelayanan, atau dijadikan sebagai berhala.
 
1 Timotius 1:15
(1:15) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Darah Yesus yang menebus dosa kita, bukan barang fana, atau perak dan emas. Hal itu dibenarkan oleh Rasul Paulus, itu sebabnya dia berkata: Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa dengan darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
 
Jadi, Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, termasuk salah satunya adalah Rasul Paulus; hal ini dibenarkan oleh Rasul Paulus sendiri dan patut diterima sepenuhnya. Artinya; barang fana -- yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak, serta kedudukan dan pangkat yang tinggi --, bahkan perak atau emas, tidak dapat menebus manusia apabila ia jatuh ke dalam dosa, kecuali oleh darah Anak Domba, satu-satunya yang berkuasa untuk menebus manusia dari kejatuhannya dalam dosa.
 
1 Timotius 1:16
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
 
Jikalau kita sudah mengalami dan merasakan pekerjaan penebusan itu, maka hendaklah kita sekaliannya menjadi contoh dan teladan. Kita ini sudah dipindahkan dari kegelapan dan berada di dalam kerajaan terang, berarti dengan demikian; kita sudah mengalami dan merasakan pekerjaan penebusan itu.
Oleh sebab itu, hendaklah kita semua menjadi contoh dan teladan dalam perkataan dan perbuatan, di mana pun kita ada, tujuannya ialah:
-          Supaya banyak orang percaya kepada TUHAN Yesus Kristus.
-          Supaya banyak orang mendapat hidup kekal.
 
Berkaitan dengan apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus di dalam Timotius, juga dinyatakan di dalam 1 Korintus 4.
1 Korintus 4:14
(4:14) Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
 
Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Tulisan yang diilhamkan oleh Roh Allah, itu memang sangat bermanfaat untuk mendidik, menegor, mengajar kita. Jadi, bukan untuk mempermalukan kita semua. Kalau pun ada didikan, ada teguran, bukan untuk mempermalukan kita semua.
 
1 Korintus 4:15-16
(4:15) Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu. (4:16) Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
 
Di sini kita melihat: Rasul Paulus layak untuk menjadi contoh dan teladan bagi sidang jemaat di Korintus. Dialah gembala yang dipercayakan oleh Roh Allah, sekaligus menjadi contoh teladan yang baik bagi seluruh sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN, secara khusus kepada sidang jemaat di Korintus, secara umum kepada sidang jemaat yang ada di Asia kecil (bangsa kafir).
Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihatkan dan berkata kepada jemaat di Korintus: Turutilah teladanku! Sebab memang dia layak untuk menjadi contoh dan teladan.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau kita sudah merasakan dan mengalami pekerjaan penebusan itu, maka hendaklah kita sekaliannya menjadi contoh dan teladan, baik dalam perkataan, solah tingkah, di mana pun kita ada, supaya di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan.
 
1 Korintus 4:17
(4:17) Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
 
Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius ... Selanjutnya, Rasul Paulus mengutus Timotius, anak kekasihnya, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam TUHAN. Setialah di dalam TUHAN, supaya kita layak untuk diutus oleh TUHAN di mana pun kita berada, layak menjadi contoh dan teladan di mana pun kita berada, baik perkataan, solah tingkah kita, menjadi contoh, menjadi teladan, di mana pun kita diutus.
 
Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
Kemudian, di tengah-tengah pengutusan itu, Timotius akan memperingatkan sidang jemaat di Korintus supaya sidang jemaat di Korintus ini tetap mengikuti contoh teladan dari pada Rasul Paulus yang diikuti dan yang dia turuti dari Yesus Kristus.
 
1 Korintus 4:18
(4:18) Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
 
Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong ... Tetapi memang itu harus terjadi; satu dari murid-murid Yesus, yang bernama Yudas, harus juga mengkhianati-Nya. Dalam penggembalaan ini pun pasti ada saja, tidak mungkin tidak. Tetapi bukan berarti TUHAN itu jahat; hal itu TUHAN izinkan untuk memurnikan kita semua, dan itu harus ada.
Ada orang yang tidak dengar-dengaran untuk membuktikan kesabaran saya, ada orang yang memberontak juga untuk memurnikan hati saya di dalam melayani TUHAN; hal itu harus terjadi, tetapi janganlah kita menjadi batu sandungan, apalagi dengan sengaja.
 
Mengapa mereka menjadi sombong? Karena mereka menyangka, bahwa Rasul Paulus tidak akan datang lagi kepada jemaat di Korintus.
 
1 Korintus 4:19
(4:19) Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
 
Tetapi Rasul Paulus berkata: Aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya.
Hal ini memiliki 2 (dua) pengertian:
1.      Dia adalah seorang gembala yang bertanggung jawab.
2.      Dia selalu berada di dalam rencana Allah untuk menjalankan tugas-tugasnya.
 
Kembali saya menyampaikan, bahwa: Ada saja orang-orang yang menjadi sombong karena mereka menyangka bahwa Rasul Paulus tidak akan datang lagi mengunjungi sidang jemaat di Korintus, sehingga mereka membesar-besarkan diri-Nya dengan perkataan-perkataan yang sombong. Biasanya memang begitu; di depan kelihatan manis dan menarik, tetapi di belakang, dia bisa menjadi sombong dengan perkataannya, dia membesar-besarkan dirinya = Sombong. Janganlah saudara seperti itu.
Itu sebabnya, saya sampaikan dengan tandas: Tergembalalah dengan sungguh-sungguh, sebab kita masih butuh penggembalaan. Tidak ada orang yang bisa bertahan, berdiri teguh dengan kesuciannya, manakala dia tidak tergembala, tidak digembalakan oleh seorang gembala yang bertanggung jawab.
 
Jadi, Rasul Paulus akan datang kembali, akan melihat, akan mengetahui, tetapi bukan perkataan yang sombong itu yang mau dia ketahui. Rasul Paulus mau mengetahui seberapa kekuatan mereka di dalam hal mengikuti TUHAN tanpa seorang gembala.
Kekuatan kita di dalam mengikuti TUHAN, bukan dilihat dari perkataan, tetapi dilihat dari kekuatan kita, sejauh mana kita berdiri teguh di hadapan TUHAN untuk mempertahankan sebuah kesucian dan kebenaran yang hakiki.
 
Kita kaitkan dengan 1 Korintus 4.
1 Korintus 4:20
(4:20) Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
   
Ingat: Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
Hati-hati, Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan-perkataan sombong yang membesar-besarkan diri, seolah-olah dia lebih rohani dari gembalanya, seolah-olah dia lebih rohani dari pada yang lain, sehingga dia tidak butuh tergembala, lalu kemudian di belakang, dia suka menyampaikan Firman, dia suka menyatakan Firman, tetapi dia sendiri tidak tergembala.
 
Ingat; Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan dari orang-orang sombong yang membesarkan diri, yang membenarkan diri, yang meninggikan diri, yang merasa diri lebih suci, tetapi Kerajaan Sorga terdiri dari kuasa.
Engkau saja tidak tergembala tetapi sok menggurui orang lain dengan alasan supaya orang tahu, supaya orang lain tertolong, namun itu tidak akan bisa, sebab engkau tidak mempunyai kuasa. Sebelum engkau disucikan, engkau tidak akan pernah mempunyai kuasa, karena TUHAN tidak akan memberikan kuasa itu. Kuasa itu dari TUHAN.
Oleh sebab itu, ikuti saja gembala dalam penggembalaan ini. Jangan dagingmu yang menggembalakan dirimu, supaya engkau jangan sesat di tengah jalan, dan engkau tidak akan sampai kepada tujuan. Engkau merasa lebih bernilai dari pada gembalamu, tetapi bagi TUHAN, engkau tidak bernilai, karena engkau tidak tergembala. Kerajaan Sorga itu bukan terdiri dari perkataan; sebaliknya kalau memang Kerajaan Sorga terdiri dari perkataan, maka, ayo, mari kita menyatakan diri sebagai orang yang benar, menyatakan diri sebagai orang suci = bermegah dalam kelebihan-kelebihan, tetapi kenyataannya Kerajaan Sorga itu terdiri dari kuasa. Perhatikanlah hal ini supaya engkau layak melayani TUHAN.
 
Kerajaan Sorga terdiri dari kuasa, bukan terdiri dari perkataan. Kalau terdiri dari perkataan, nanti orang sombong yang pandai bercerita, itulah nanti yang dianggap layak masuk Sorga, yang dianggap suci; tetapi bukan. Kerajaan Sorga itu terdiri dari kuasa.
 
Itu sebabnya, kalau kita perhatikan dalam 2 Korintus 12:7-9, Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu ... Supaya Rasul Paulus jangan sombong, melainkan tetap rendah hati di tengah ibadah pelayanannya kepada TUHAN, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, itulah pergumulan, itulah salib yang harus dipikul, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Atas seizin TUHAN, Iblis menggocoh Rasul Paulus, itulah duri dalam daging yang harus dia pikul, supaya dia tetap rendah hati. Jadi, kalau ada duri dalam daging, ada ganjalan-ganjalan di tengah ibadah, di tengah pelayanan, ada ganjalan di tempat pekerjaan, bagaikan duri dalam daging, itu adalah seizin TUHAN, walaupun itu merupakan pekerjaan Setan, karena TUHAN mau kita semua menjadi orang yang rendah hati di dalam melayani pekerjaan TUHAN, bukan menjadi orang yang sombong yang sepertinya hebat oleh karena perkataan-perkataan yang sombong dan hebat itu, bukan itu.
Kemudian, tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Rasul Paulus mau supaya duri dalam daging itu lepas dari dalam dirinya. Itu kan maunya manusia, dan siapapun pastinya mau begitu, termasuk Yusuf sendiri; ia ingin supaya secepatnya keluar dari dalam liang tutupan, tetapi bukan kehendaknya, melainkan kehendak TUHAN yang jadi.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Justru dengan adanya duri dalam daginglah (kelemahan), kuasa TUHAN menjadi sempurna. Jadi, Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan, tetapi terdiri dari kuasa. Siapa orang yang berkuasa? Yaitu orang yang senantiasa tekun memikul salibnya, yang bertahan manakala ada duri dalam daging, tidak bersungut-sungut.
Kalau Kerajaan Sorga terdiri dari perkataan, maka orang pandailah yang akan masuk dalam Kerajaan Sorga, tidak perlu tergembala, tinggal cuap-cuap saja di media sosial; entah di Facebook, entah di Youtube, entah di TikTok, Instagram, cuap-cuap saja, kalau memang itu ukurannya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, silahkan cuap-cuap dan engkau menggunakan apapun alasanmu di situ. Tetapi menurut saya, dari apa yang sudah kita baca bersama-sama tidaklah seperti itu.
Setelah Rasul Paulus mendapat pengertian dan diluruskan oleh TUHAN soal kuasa ini ... Dahulu, bukankah kita juga belum mengerti soal salib, soal korban tenaga, pikiran, waktu, uang, materi, yang kita harus korbankan? Waktu kita melihat itu, kita banyak kali bersungut-sungut. Tetapi setelah diluruskan oleh TUHAN, diberi pengertian, akhirnya Rasul Paulus berkata: Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Jadi, Rasul Paulus bermegah atas kelemahannya, bermegah terhadap salib Kristus, supaya kuasa Kristus turun menaungi dia.
 
Jadi, sekali lagi saya katakan: Kerajaan Sorga tidak terdiri dari perkataan, tetapi terdiri dari kuasa. Saat kapan seseorang memiliki kuasa dari sorga? Saat ia tetap bertahan, sekalipun duri dalam daging menusuk dirinya. Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata: Terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa TUHAN Yesus Kristus turun menjadi naungan atas kita semua, kuasa TUHAN Yesus Kristus menjadi perlindungan atas kita semua. Perkataan sombongmu itu tidak akan bisa melindungi engkau dan membela engkau.
Itu sebabnya, selalu saya ajarkan: Tidak mungkin saya memberikan batu kalau anaknya meminta roti. Tetapi kadang, ada saja di antara kita berpikir picik.
Suatu kali hamba TUHAN berkata kepada saya: Semakin Brur tekun dalam pembukaan rahasia Firman, ada saja orang-orang tertentu yang semakin tidak suka, karena jika semakin terjadi pembukaan rahasia Firman, akan tersingkap segala rahasia yang terkandung di dalam hati, walaupun tidak ada yang memicu. Tidak ada pertengkaran, tetapi bisa juga ujung-ujungnya menjadi benci; tetapi kita semua harus bijaksana.
 
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, mari kita mengadopsi apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus di dalam dalam 2 Korintus 12:10, Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Jadi, yang masuk dalam Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang kuat, karena salib Kristus bukan terdiri dari perkataan; camkanlah itu. Jangan sampai kembali mengeraskan hati.
 
1 Timotius 1:16-17
(1:16) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. (1:17) Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
 
Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Penebusan itu adalah kesabaran TUHAN bagi orang yang berdosa. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya -- menjadi contoh teladan supaya banyak orang percaya kepada TUHAN Yesus -- dan mendapat hidup yang kekal -- supaya banyak orang mendapat hidup yang kekal --. Oleh sebab itu, jangan egois.
Kalau kita menjadi contoh dan teladan di dalam perkataan dan perbuatan, itu menunjukkan bahwa dia bukanlah orang yang egois. Kalau kita tidak mau menjadi contoh, berarti tidak peduli dengan orang lain = Egois.
 
Oleh sebab itu, singkat kata: Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Bagi Siapa?
-          Bagi Raja segala zaman,
-          Bagi Allah yang kekal,
-          Bagi Allah yang tak nampak, tetapi dekat di hati, sebab barang yang fana -- yakni harta, kekayaan, uang yang banyak, serta kedudukan dan pangkat yang tinggi --, serta perak atau emas yang nampaknya dekat, tetapi sesungguhnya jauh dari kehidupan kita.
-          Bagi yang esa. Artinya; Yesus Kristus satu-satunya yang dapat menebus manusia manakala jatuh dalam dosa; Dialah Allah yang esa.
Jadi, antara tulisan Rasul Paulus kepada Timotius sama dengan tulisan dari Rasul Petrus; tidak bertolak-belakang.
 
Tadi kita sudah melihat: Di dalam suratan 1 Petrus 1:18-19, kita ditebus dari perbuatan yang sia-sia, bukan dengan barang yang fana, bukan dengan perak atau emas, tetapi satu-satunya, oleh darah Kristus, kita ditebus, tidak ada yang lain. Oleh sebab itu, Rasul Paulus pun mengatakan hal itu dalam tulisannya kepada Timotius, anak kekasihnya: Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. Dialah satu-satunya TUHAN yang berkuasa untuk menyelamatkan dan menebus dosa manusia.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Biarlah segala hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Allah yang esa. Mengapa? Karena Dialah satu-satunya yang berkuasa untuk menebus manusia dari dosa, tidak ada yang lain. Jangan sampai ada penghormatan kepada yang lain-lain; hanya Dia satu-satunya.
 
Kita perhatikan 1 Timotius 1:18, dengan perikop: “Tugas Timotius”.
1 Timotius 1:18
(1:18) Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.
 
Ada hal penting yang harus kita ketahui bersama dari ayat 18 ini: Ternyata, setiap hamba TUHAN itu sudah dinubuatkan oleh TUHAN, sehingga dia layak untuk melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN; itu sudah dinubuatkan terlebih dahulu.
Dalam hal ini pun saya seperti itu; ada yang kelihatannya cerita negatif, tetapi ada juga cerita positif. Salah satu cerita negatif: Dahulu, di tahun 2006 atau 2007, ketika kami tinggal di Bekasi; saya jauh dari TUHAN, jauh dari ibadah dan pelayanan. Saya ini perokok, nakal, jahat. Lalu, tetangga rumah kontrakan kami ada ibu janda sudah tua yang juga suka merokok dan suka begadang, lalu mengajak saya untuk main kartu domino. Lalu, di tengah-tengah kami main kartu, tiba-tiba ibu tua janda ini berkata: Sepertinya kamu layak jadi pendeta. Mendengar perkataan itu di malam hari, rasanya seperti disambar geledek; jauh panggang dari api, sebab saya tidak pernah bercita-cita menjadi hamba TUHAN, apalagi pendeta. Saya kaget setengah mati, sampai saya berhenti menghisap rokok dan menghempaskan kartu itu ke lantai. Saya bilang: Ah, Oppung, kok begitu? Dari mana saya bisa menjadi pendeta? Ini adalah cerita negatifnya, tetapi masih banyak juga cerita positifnya.
Sedangkan nubuatan positifnya (cerita positifnya); dari kecil terlalu banyak menderita. Jadi, hal ini sudah menjadi tanda-tanda. Jadi, semua hamba TUHAN sudah dinubuatkan oleh TUHAN untuk melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
 
Singkat kata dari pembacaan 1 Timotius 1:18 adalah: Timotius diutus untuk memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.
 
1 Timotius 1:19-20
(1:19) Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, (1:20) di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.
 
Tetapi ada beberapa orang yang menolak hati nuraninya yang murni itu, menolak penebusan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota. Dia lebih suka bermegah atas perkataan-perkataan yang membesarkan dirinya, lebih suka dengan perkataan-perkataan untuk menyombongkan dirinya, antara lain dia adalah Himeneus dan Aleksander, mereka terlebih suka dengan perkataan untuk menyombongkan diri, dia tidak mau bermegah dalam kelemahan.
Himeneus menolak hati nurani yang murni itu, dia tidak mau bermegah atas kelemahan, dia menolak pekerjaan penebusan.
 
Sebagai tambahan, kita akan melihat 2 Timotius 2, sebagai bukti bahwa Himeneus betul-betul menolak hati nurani yang murni, dia tidak mau bermegah dalam kelemahan, dia menolak sengsara salib, menolak pekerjaan penebusan yang dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib; dia terlebih suka dengan perkataan sombong.
 
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
 
Perkataan kosong menambah dosa kesombongan. Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan, tetapi Kerajaan Sorga terdiri dari kuasa; oleh sebab itu, di sini dikatakan “hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci”, karena omongan yang kosong dan tak suci hanya menambah dosa kefasikan, dosa kesombongan.
Fasik à Orang sombong, tetapi jauh dari TUHAN.
 
2 Timotius 2:17
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
 
Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker; inilah perkataan kosong, perkataan yang tidak suci, tetapi sebetulnya memicu terjadinya kesombongan. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus. Jangan ada Himeneus rohani di sini.
 
Sekarang, apa yang dimaksud dengan omongan kosong yang memicu terjadinya kesombongan itu?
2 Timotius 2:18-19
(2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Adapun perkataan sombong dari Himeneus: Mengajarkan bahwa kebangkitan itu telah berlangsung di tengah-tengah sidang jemaat, tetapi perkataan itu adalah perkataan kosong yang memicu terjadinya kesombongan. Mengapa? Karena perkataan itu merusak iman.
Padahal, iman kita adalah kepada darah salib, bukan kepada perkara lahiriah. Tetapi kalau seorang hamba TUHAN berkata-kata dengan perkataan sombong, itu akan merusak iman; mengajarkan kepada sidang jemaat bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung, itu merusak iman. Mengapa?
Karena Himeneus mengajarkan kebangkitan itu telah berlangsung di antara sidang jemaat, tetapi tanpa dasar yang kuat, tanpa sengsara, itulah pengalaman Yesus di atas kayu salib; merusak iman, memicu terjadinya kesombongan, dan perkataan semacam ini sama seperti penyakit kanker yang menjalar dan merusak sel-sel iman orang lain (anggota tubuh yang lain).
 
Oleh sebab itu, biarlah kita memiliki hati nurani yang murni, karena kita telah merasakan pekerjaan penebusan itu 2000 tahun yang lalu di bukit Golgota, dengan lain kata; bermegah dengan kelemahan. Jangan bermegah dengan perkataan-perkataan kosong, karena Kerajaan Sorga tidak terdiri dari perkataan, tetapi terdiri dari kuasa saat kita memikul salib, itulah yang menjadi naungan dan perlindungan bagi kita semua.
Biarlah kiranya kita bermegah dalam kelemahan, senantiasa memikul salib, sebab itu merupakan perlindungan dan naungan dari Covid-19, termasuk varian-varian yang baru, yang akan bermunculan. Virus ini tidak akan pernah berhenti. Jadi, jangan saudara anggap enteng penggembalaan, sebab di situ kita diajar untuk memiliki hati nurani yang murni; bermegah dengan kelemahan, satu dengan sengsara salib, itulah hati nurani yang murni.
 
1 Timotius 1:20
(1:20) di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.
 
Rasul Paulus telah menyerahkan Himeneus dan Aleksander kepada Iblis, supaya kedua-duanya itu jera untuk menghujat Allah.
 
Tetapi yang pasti di sini kita perhatikan; Rasul Paulus berkuasa untuk menyerahkan Himeneus dan Aleksander kepada Iblis.
Apa arti perkataan ini bagi kita sekarang? Artinya adalah;
1.      Biarlah kiranya kita meninggikan korban penebusan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, sebab kita memang harus meninggikan korban penebusan = harus memiliki hati nurani yang murni = Memiliki hati nurani yang suci.
2.      Kita membutuhkan gembala untuk menjadi teladan, supaya TUHAN jangan serahkan kita dalam kekuasaan Setan.
Jadi, harus meninggikan korban (memiliki hati nurani yang murni), kemudian kita butuh gembala untuk menjadi teladan.
Oleh sebab itu, dengan sangat memohon kepada seluruh sidang jemaat; doakan terus, supaya kehidupan saya ini layak untuk menjadi contoh, menjadi teladan, baik dalam perkataan, perbuatan, solah tingkah, dalam segala sesuatu yang melekat di dalam diri saya, supaya di atas segalanya, nama TUHAN dipermuliakan; layak pula untuk menjadi seorang suami yang bijaksana, menjadi bapa yang baik, menjadi gembala yang baik, menjadi hamba TUHAN yang lemah lembut dan rendah hati, walaupun belum sampai ke situ, namun doakan terus, supaya kita semua jangan diserahkan kepada kekuasaan Setan.
 
Lanjut terus kita memperhatikan mengenai ALLAH YANG ESA, satu-satunya, bukan barang yang fana, bukan pula perak dan emas, tetapi satu-satunya Sang Penebus, Yesus Kristus, yang dinyatakan juga dalam 1 Timotius 2, dengan perikop: “Mengenai doa jemaat
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
 
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia ... Jadi, tidak ada yang lain; hanya TUHAN Yesus Kristus satu-satunya yang menjadi pendamaian terhadap dosa manusia. Satu-satunya yang mengerjakan penebusan di atas kayu salib di bukit Golgota, 2021 tahun yang lalu, tidak yang lain, bukan barang fana, bukan perak dan emas, tetapi oleh darah Kristus, darah yang mahal, yang sama seperti darah Anak Domba, yang tak bernoda dan tak bercacat itu.
Jadi, supaya kita jangan bermegah terhadap barang yang fana, apalagi perkataan yang kosong, yang sifatnya memicu terjadinya kesombongan. Jangan lagi bermegah atas apa yang terjadi di atas muka bumi ini, apalagi memberhalakan itu; sebaliknya, atur dia untuk dipakai melayani TUHAN. Jangan berhala yang mengatur kita, tetapi kita yang harus mengatur segala sesuatu. Kalau dia yang mengatur, maka kita penuh kecemasan, penuh kekuatiran, tetapi kalau Roh TUHAN yang mengatur kita, yang mengendalikan kita sebagai tawanan Roh, maka tidak pernah ada kekuatiran, tidak pernah ada kecemasan, termasuk biaya sekolah, biaya kuliah, termasuk biaya makan minum, biaya masa depan. Kendalikan berhala itu, supaya engkau jangan kuatir.
 
1 Timotius 2:7
(2:7) Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
 
Singkat kata: Hamba-hamba TUHAN, termasuk saya yang sudah menerima jabatan gembala, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN, diaken-diaken yang sudah dipercayakan oleh TUHAN untuk melayani TUHAN sesuai karunia jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN, harus menjadi contoh dan teladan. Mengapa? Sebab Kerajaan Sorga tidak terdiri dari perkataan, tetapi Kerajaan Sorga terdiri dari kuasa, sesuai dengan 1 Korintus 4:20.
 
Selain Himeneus dan Filetus, termasuk Aleksander, ada lagi contoh yang lain; walaupun bukan karena kesombongan, tetapi karena kurang memahami soal kebenaran yang hakiki.
 
CONTOH.
Kita akan memperhatikan dalam Matius 20, dengan perikop: “Permintaan ibu Yakobus dan Yohanes. Bukan memerintah melainkan melayani”.
Matius 20:20-23
(20:20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. (20:21) Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." (20:22) Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." (20:23) Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
 
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Hal ini sudah bagus; isteri Zebedeus dan kedua anaknya (Yakobus dan Yohanes) datang kepada TUHAN Yesus, lalu sujud menyembah, sekaligus meminta sesuatu kepada-Nya; ini sudah bagus, tetapi lihatlah ayat berikutnya.
 
Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Lihat tanggapan Yesus kepada isteri Zebedeus: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Pendeknya, Kerajaan Sorga tidak terdiri dari perkataan, apalagi salah berkata-kata kepada TUHAN dalam permohonannya, tetapi yang TUHAN mau adalah: Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di atas kayu salib? Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
Lalu, TUHAN Yesus membenarkan: Cawan-Ku memang akan kamu minum. Memang kita harus minum cawan Allah; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di dalam hal mengikuti TUHAN. Menyangkal diri, memikul salib dan mengikut TUHAN; minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu memang kaitan dari Kerajaan Sorga, bukan soal perkataan yang kosong yang menyombongkan diri.
Jadi, Kerajaan Sorga itu kaitannya dengan cawan Allah, bukan dengan perkataan, bukan mujizat-mujizat, bukan perkara lahiriah; saudara harus tahu itu, jangan keluar dari pemahaman itu.
 
Oleh sebab itu, selanjutnya Yesus berkata di ayat 28.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
 
Anak Manusia, Yesus Kristus, datang ke dalam dunia ini, tujuannya bukan untuk dilayani, melainkan;
1.      Untuk melayani.
2.      Untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
 
YANG PERTAMA: Yesus Kristus, Anak Manusia, datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Oleh sebab itu, biarlah kita melayani TUHAN dengan segala kerendahan hati, sebab di ayat 25-27 dikatakan:
Matius 20:25-27
(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (20:26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (20:27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
 
Yang disebut dengan pemimpin menurut ukuran dunia adalah pemerintah bangsa-bangsa atau pembesar-pembesar yang menjalankan kuasanya, itulah yang disebut pemimpin di dalam dunia.
Kalau kita bandingkan dengan pemimpin di dalam TUHAN adalah:
1.      Yang terbesar hendaklah menjadi pelayan.
2.      Yang terkemuka hendaklah ia menjadi hamba.
 
Oleh sebab itu, Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, berarti; melayani dengan segala kerendahan hati. Berbeda dengan ukuran dunia; yang disebut pemimpin adalah pembesar-pembesar, raja-raja, tetapi di dalam TUHAN tidak demikian, yang disebut pemimpin adalah mereka yang melayani dengan segala kerendahan hati.
 
Kemudian, YANG KEDUA: Yesus Kristus, Anak Manusia, datang ke dunia untuk memberikan nyawa-Nya menjadi (sebagai) tebusan bagi banyak orang.
Berarti, ibadah kita di bumi ini sudah seharusnya sampai kepada puncaknya. Menyerahkan nyawa sebagai tebusan, itu sama artinya; ibadah memuncak sampai doa penyembahan. Ibadah itu harus sampai kepada puncaknya, itulah doa penyembahan.
 
Mari kita melihat ibadah yang memuncak, di dalam Matius 27, dengan perikop: “Yesus mati
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Ibadah doa penyembahan, itulah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Yesus berseru pula dengan suara nyaring, inilah doa penyahutan Yesus. Singkat kata: Puncak ibadah adalah doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
 
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
 
Lalu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, dengan lain kata; terjadi perobekan daging, dengan demikian, TUHAN sudah membuka jalan yang baru. Singkat kata: Doa penyembahan menembusi takhta Allah.
Jadi, puncak ibadah di atas muka bumi ini adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, dengan lain kata; hidup dalam doa penyembahan.
 
Jadi, Kerajaan Sorga bukan terdiri dari perkataan; itu sebabnya Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, melainkan untuk 2 (dua) hal:
1.      Untuk melayani dalam kerendahan hati. Melayani TUHAN itu bukan dengan menggunakan ukuran dunia. Siapa yang berkuasa, itulah yang layak melayani, tidak demikian.
2.      Menyerahkan nyawa-Nya untuk dijadikan sebagai tebusan. Inilah ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
Tidak ada artinya perkataan-perkataan yang menyombongkan diri supaya kelihatan lebih benar, lebih suci dari orang lain. Yang perlu kita buktikan di hari-hari terakhir ini hanyalah 2 (dua) hal:
1.      Melayani dengan kerendahan hati.
2.      Penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itulah doa penyembahan.
 
Kita kembali untuk membaca Rut 3.
Rut 3:13
(3:13) Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Dan itu kita sudah lihat penguraiannya tadi; Allah itu esa, esa pula Dia yang menjadi pengantara kita dengan Allah, tidak ada yang lain. Walaupun nampaknya barang yang fana dekat dengan kita -- itulah harta, kekayaan, kedudukan, jabatan yang tinggi --, walaupun perak dengan emas nampaknya dekat dengan kita, sepertinya bisa menjamin hajat orang banyak, tetapi kenyataannya, itu semua jauh dari kehidupan kita. Hanya Allah satu-satunya yang berkuasa untuk menyelamatkan dan menebus manusia dari dosanya.
 
Oleh sebab itu, setelah kita mendapatkan pemahaman itu, ada lagi yang harus kita perhatikan, yaitu: Berbaring sajalah tidur sampai pagi.
Untuk mengalami penebusan, yang terpenting bagi kita adalah sama seperti Rut harus berbaring di kaki Boas, sebagaimana perkataan Boas kepada Rut: “Berbaring sajalah tidur sampai pagi”, itu yang terpenting.
 
ARTI BERBARING akan kita perhatikan dalam Kidung Agung 1, dengan perikop: “Mempelai perempuan dan puteri-puteri Yerusalem
Kidung Agung 1:7
(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
 
Kerinduan dari mempelai perempuan adalah mencari tempat untuk berbaring, berarti; rindu untuk menjadi suatu kehidupan yang tergembala, tidak mengembara.
Itu sebabnya, di sini dikatakan: “Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?” Dia tidak ingin menjadi suatu kehidupan yang mengembara, tetapi dia rindu untuk menjadi suatu kehidupan yang tergembala.
 
Biarlah kita semua memiliki kerinduan yang sama seperti kerinduan dari pada mempelai perempuan. Tergembalalah dengan baik, dengan benar, dengan satu gembala.
Tergembala itu berbeda dengan beribadah. Semua orang tahu “beribadah”, tetapi orang yang beribadah belum tentu “tergembala”. Tetapi kalau tergembala, sudah pasti berbakti, beribadah kepada Allah yang hidup.
 
Kita akan melihat Injil Yohanes 10, dengan perikop: “Gembala yang baik”.
Yohanes 10:2-4
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. (10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
 
Tanda kehidupan yang tergembala ada 2 (dua):
Yang Pertama: Mendengar suara gembala = Dengar-dengaran.
Contoh dengar-dengaran sudah pernah saya sampaikan, yang dikaitkan dengan pribadi Samuel; sekalipun Firman Allah jarang dan penglihatan jarang, kemudian pada saat ia berada di bawah pengasuhan imam Eli yang sudah buta (sudah rabun), dan jarang sekali imam Eli menyampaikan Firman TUHAN. Tetapi sekalipun demikian, Samuel yang masih kecil belia, dia sudah memiliki roh dengar-dengaran; dia mendengarkan suara panggilan Allah sebanyak 3 (tiga) kali.
Ketika dia mendengarkan suara panggilan itu, dia tidak bertahan dengan pemahamannya, dia tidak keras hati dan dia tidak merasa terusik, dia tidak mempertahankan zona kenyamanannya, dan dia selalu datang kepada suara panggilan itu dan menjawab “Ya, Bapa” sebanyak tiga kali.
Ternyata, kunci untuk menjadi suatu kehidupan yang dengar-dengaran itu -- sesuai dengan apa yang sudah kita perhatikan -- adalah dia berlilitkan baju efod, artinya; tanda kematian dan kebangkitan itu nyata di dalam dirinya. Dengar-dengaranlah.
Yang kedua: Mengikuti gembala.
Sejauh ini, kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Pembangunan Tabernakel, bukan? Ikuti saja, untuk membawa kita masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh Mempelai. Sebab memang, sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam kawin Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
Itulah sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, yaitu menjadi mempelai TUHAN, itulah tubuh Mempelai yang sempurna; ikuti saja geraknya Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, maka kita tidak akan sesat.
Sama seperti pesan dari pada Yosua kepada bangsa itu untuk dibawa masuk ke dalam tanah Kanaan; mereka harus memandang tabut perjanjian yang dipikul oleh imam-imam, yang memang orang Lewi. Dan jarak antara bangsa itu dengan imam-imam yang memikul tabut, ada 2.000 (dua ribu) hasta, jelas itu menunjuk kepada; sengsara Yesus di atas kayu salib 2021 tahun yang lalu. Itulah yang menuntun perjalanan kita sampai ke tanah perjanjian, tanah Kanaan, sebab jalan yang mereka tempuh itu belum pernah dilalui oleh orang.
Jadi, kalau orang berkata seringkali naik turun sorga, itu tidak benar, sebab jalan itu belum pernah dilalui oleh siapapun. Oleh sebab itu, kalau memang kita tergembala, buktikanlah dengan 2 (dua) hal; selain dengar-dengaran, tetapi juga ikuti geraknya Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
 
Lihatlah KEHIDUPAN YANG TERGEMBALA lebih jauh di dalam Yehezkiel 20.
Yehezkiel 20:36
(20:36) Seperti Aku beperkara dengan nenek moyangmu di padang gurun tanah Mesir, begitulah Aku akan beperkara dengan kamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
 
Barisan yang dipimpin oleh Musa, atau rombongan yang dipimpin oleh Musa selama perjalanan 40 (empat puluh) tahun di padang gurun, rupanya itu bentuk penggembalaan; itu merupakan pembelajaran di dalam penggembalaan.
 
Yehezkiel 20:37
(20:37) Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.
 
Ada 2 (dua) hal yang kita perhatikan di sini:
Yang Pertama, TUHAN berkata: Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku”.
Artinya, kalau kita tergembala, maka harus dengar-dengaran dan mengikuti gembala, dengan kata lain; mengikuti segala aturan-aturan dalam sebuah penggembalaan.
Ikuti aturan yang ada dalam sebuah penggembalaan. Bukan hanya soal persepuluhan dan persembahan yang lain, tetapi segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalam penggembalaan, termasuk aturan-aturan yang ada, semuanya harus diikuti; tidak boleh kita membuat aturan sendiri dalam sebuah penggembalaan, sebab TUHAN Yesus Kristus adalah Gembala Agung.
Kemudian, perkara yang kedua, TUHAN berkata: Aku akan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu
Artinya; kalau kita tergembala dengan baik dan benar sesuai dengan keinginan TUHAN, maka kita semua akan masuk dalam hitungan TUHAN, masuk dalam bilangan TUHAN, menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus.
Hitungan dari inti mempelai ada 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari 12 (dua belas) suku Israel tulen, tetapi bayangan dari inti mempelai, bayangan dari hitungan 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang juga ada di dalam Wahyu 7:9, datangnya dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, yang berdiri di hadapan takhta Anak Domba, artinya; tetap juga menjadi bilangan TUHAN.
Jadi, berbeda; orang yang beribadah belum tentu tergembala, tetapi orang yang tergembala sudah pasti beribadah, berbakti kepada TUHAN.
 
Biarlah kita semua dibiarkan lewat dari bawah tongkat gembala; mengikuti segala peraturan-peraturan dalam sebuah penggembalaan, lalu kemudian dimasukkan dalam kandang dengan menghitung kamu. Jadi, yang masuk dalam hitungan itu adalah orang yang dengar-dengaran, sebab kalau kita perhatikan Yohanes 10:3, domba-domba mendengar suara gembala, sebab gembala memanggil domba-dombanya, masing-masing menurut namanya, dengan kata lain; dapat dihitung, sehingga menjadi bilangan TUHAN; itulah domba-domba yang dengar-dengaran.
 
Kembali lagi kita memperhatikan Yehezkiel 20.
Yehezkiel 20:38
(20:38) Aku akan memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku; Aku akan membawa mereka keluar dari negeri, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi di tanah Israel mereka tidak akan masuk. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
 
Kalau kita tergembala, maka terpisah dengan roh pemberontakan dan pendurhakaan kepada TUHAN, dengan lain kata; kalau tergembala, maka tidak akan memberontak dan tidak akan mendurhaka kepada TUHAN.
Jadi, kalau suka memberontak, suka mendurhaka, itu adalah tanda bahwa dia belum tergembala. Tetapi kalau dia tergembala, maka dia akan terpisah dari roh pemberontakan, terpisah dari roh pendurhakaan; tidak ada alasan untuk membenarkan diri, lalu memberontak dan mendurhaka.
 
Dia tidak akan memberontak dan tidak akan mendurhaka kepada Gembala Agung, sudah jelas ini menunjuk kepada kehidupan yang lewat dari tongkat gembala dan dengar-dengaran (dihitung).
 
Persamaan dari ayat ini, dapat kita temukan dalam Maleakhi 3, dengan perikop: “Kemenangan terakhir bagi orang benar
Maleakhi 3:13-14
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" (3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
 
Orang yang mendurhaka dan memberontak berbicara kurang ajar tentang TUHAN, tetapi sekalipun mendurhaka dan memberontak, mereka tetap berkata: Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?
Artinya; orang yang mendurhaka, orang yang suka memberontak kepada TUHAN suka membela diri walaupun sudah salah. Perhatikanlah itu baik-baik.
 
Selanjutnya, lihatlah orang yang memberontak, mereka berkata: Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Itulah orang yang tidak tergembala.
Itu sebabnya, dari dulu selalu saya katakan: Orang yang beribadah belum tentu tergembala, tetapi kalau tergembala, sudah pasti beribadah, berbakti, menyembah kepada Allah, ikuti aturan penggembalaan, kemudian dengar-dengaran, selanjutnya dihitung.
Tetapi kalau dia dikuasai roh pendurhakaan, dia dikuasai oleh roh pemberontakan, pasti ia berkata kepada sesamanya: Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.
 
Kemudian, mereka akan berkata: Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya, apakah untungnya kita mengikuti peraturan-peraturan di dalam penggembalaan? Tidak peduli dengan aturan penggembalaan, tidak peduli dengan aturan persepuluhan, tidak peduli dengan persembahan-persembahan khusus, tidak peduli dengan persembahan yang lain, tidak peduli dengan soal taat, setia, dengar-dengaran.
 
Kemudian, orang yang dikuasai roh pendurhakaan dan pemberontakan, mereka tidak mau menjadi orang yang rendah hati, itu sebabnya mereka berkata: Apakah untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam? Mereka tidak mau merendahkan diri, mereka selalu mempertahankan kesombongan.
Itu sebabnya, saya selalu tekankan: Hai, orang-orang muda, perhatikan; selagi engkau masih muda, belajarlah tetap rendah hati mulai dari sekarang, sebab kalau engkau sudah tua akan sangat sukar untuk dibentuk nanti, sebab sudah mengakar, sudah tua, sudah kaku. Orang kaku itu susah untuk dibenarkan dan diluruskan oleh TUHAN.
 
Selagi masih usiamu muda, adalah kesempatan bagimu untuk dibentuk oleh TUHAN Yesus menjadi suatu kehidupan yang terbentuk. Lihatlah orang yang tidak mengerti penggembalaan; ia mendurhaka dan memberontak, dengan berkata:
1.      Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Masa adalah sia-sia beribadah kepada TUHAN? Tetapi kalau kita menyembah berhala, barulah itu sia-sia.
2.      Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya. Tidak mau mengikuti peraturan-peraturan dalam penggembalaan.
3.      Apakah untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam. Tidak mau merendahkan diri, tetap mempertahankan kekerasan di hati dan kesombongan.
Itulah yang terjadi bila dikuasai roh pendurhakaan, karena rohaninya tidak mau tergembala.
 
Oleh sebab itu, mari kita lihat ayat 15.
Maleakhi 3:15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga."
 
Ada lagi yang aneh di sini, orang yang mendurhaka berkata: Berbahagia orang-orang yang gegabah. Kemudian, mereka berkata:  Mujurlah orang-orang yang berbuat fasik, sebab mereka berpikir; dengan mencobai Allah saja, mereka pun akan luput dari penghukuman. Itulah yang ada dalam pemikiran orang fasik; Allah tidak ada, Allah tidak akan menghukum, sesuai dengan Mazmur 10:1-4. Inilah orang yang mendurhaka, orang yang tidak tergembala.
Tetapi sebaliknya,  kehidupan yang tergembala, pasti terpisah dari roh pendurhakaan dan roh pemberontakan, berarti; mengikuti aturan dan dengar-dengaran (dihitung).
 
Maleakhi 3:16
(3:16) Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
 
Tetapi yang TUHAN harapkan dari kehidupan kita di akhir zaman ini adalah:
Yang Pertama: Biarlah orang-orang yang takut akan TUHAN, harus berbicara TUHAN memperhatikan dan mendengarnya.” TUHAN itu melihat dan maha tahu, sekaligus mendengarkan segala permohonan kita. Berbeda dengan berhala-berhala;
-          Sekalipun punya mata, tetapi tidak melihat.
-          Sekalipun punya tangan, tetapi tidak bisa meraba.
-          Sekalipun punya telinga, tetapi tidak mendengar.
-          Sekalipun punya kaki, tetapi tidak bisa berjalan.
Apa yang bisa diharapkan dari berhala?
Tetapi Allah yang esa, Allah yang berkuasa; Dia melihat dan maha tahu, Dia mendengar segala doa dan permohonan kita bagi kehidupan yang takut akan TUHAN, kehidupan yang tergembala.
Yang Kedua: Biarlah orang-orang yang takut akan TUHAN berkata “Sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya
TUHAN selalu membukakan rahasia Firman bagi kita, sebagai tanda peringatan bagi orang-orang yang takut akan TUHAN. Berarti, TUHAN tidak biarkan orang-orang yang takut akan TUHAN jatuh dalam dosa dan pemberontakan.
Sebuah kita peringatan ada di hadapan TUHAN, dan disediakan bagi kita. Lewat pembukaan rahasia Firman, kita selalu diingatkan dengan kebaikan TUHAN, kita selalu diperingatkan supaya jangan berani berbuat dosa, tetapi takutlah kepada TUHAN; itulah kehidupan yang tergembala. Yang terpenting adalah berbaring sajalah sampai pagi.
Pembukaan rahasia Firman, itulah sebuah kitab peringatan yang ditulis di hadapan-Nya. Jadi, kita diperingatkan selalu, dididik, dinasihati selalu, supaya takut TUHAN dan jangan berani berbuat dosa.
 
Maleakhi 3:17
(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
 
Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam ... Kehidupan yang tergembala, jauh dari pemberontakan dan jauh dari pendurhakaan, mereka takut akan TUHAN, tidak berani berbuat dosa, maka mereka akan menjadi milik kesayangan Allah sendiri. Itulah Firman TUHAN semesta alam yang menjadi jaminannya malam ini. Firman TUHAN yang kita terima malam ini menjadi jaminannya; jadi, tidak usah ragu dengan jaminan Firman TUHAN bahwa kita semua menjadi milik kesayangan TUHAN.
 
Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan, pada hari TUHAN tiba, pada kedatangan TUHAN yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. TUHAN sudah mempersiapkan rumah Bapa di sorga bagi kita semua.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
TUHAN mengasihani orang-orang yang tergembala, seperti seseorang menyayangi anak-anaknya yang melayani Dia. Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita datang melayani TUHAN dengan rendah hati, bukan sebagai seorang penguasa.
 
Maleakhi 3:18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
 
Maka, kita akan dapat melihat perbedaan;
-          Antara orang benar dan orang fasik -- itulah orang sombong, seperti Himeneus dan Filetus, serta Aleksander --.
-          Antara orang yang beribadah kepada Allah (orang yang tergembala di hadapan Allah) dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya (orang yang tidak tergembala). Jadi, antara orang yang tergembala dengan orang yang tidak tergembala, pasti ada perbedaannya.
 
Yang terpenting adalah berbaring sajalah sampai pagi; itulah yang terpenting yang harus kita cari, itu adalah kerinduan dari mempelai perempuan TUHAN. Jadi, Rut adalah gereja TUHAN, dia memiliki roh Mempelai. Apa buktinya? Dia rindu untuk mencari tempat untuk berbaring.
Jadi, apa yang dikatakan oleh Naomi -- sebagai gereja tua -- dan apa yang dikatakan oleh Boas rohani -- TUHAN Yesus Kristus, sebagai Gembala Agung --, itulah yang dilakukan oleh gereja Rut di akhir zaman ini.
 
Pasti ada perbedaan antara orang yang tergembala dengan orang yang tidak tergembala. Lihatlah orang yang mendurhaka dan memberontak kepada TUHAN, ia jauh dari TUHAN. Tetapi malam ini, kita diyakinkan oleh Firman Allah, supaya kita menjadi suatu kehidupan yang tergembala, yang memiliki roh Mempelai, yang rindu untuk mencari tempat untuk berbaring; menjadi suatu kehidupan yang tergembala.
 
Saya mau tegaskan yang menjadi ayat emas bagi kita malam ini, dari Maleakhi 3:16.
Maleakhi 3:16
(3:16) Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
 
Yang TUHAN mau dari orang-orang yang takut akan TUHAN, biarlah dia berkata-kata kepada sesamanya:
Yang Pertama: TUHAN memperhatikan dan mendengarnya
TUHAN melihat dan maha tahu, serta mendengarkan segala doa permohonan yang kita serukan, sebab Dia adalah Allah yang esa, Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan kita.
Yang Kedua: Sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya
Inilah yang membuat saya sungguh merasa keheranan, di mana sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan TUHAN. Pembukaan rahasia Firman dinyatakan kepada kita untuk memperingatkan kehidupan kita semua. Jadi, kalau terjadi pembukaan rahasia Firman, itu artinya TUHAN sedang memperingatkan kita sekaliannya, sehingga kita tidak terlanjur-lanjur di dalam melakukan kesalahan.
 
Inilah ayat emas yang harus diperhatikan. Dari semua ayat memang harus diperhatikan, tetapi perlu juga untuk dipertimbangkan lebih dalam lagi pada Maleakhi 3:16 ini, supaya kita betul-betul tergembala dengan baik, dengan benar, dalam satu penggembalaan, dengan satu gembala; tidak banyak gembala, hanya satu gembala.
 
Ingat; Kerajaan Sorga tidak terdiri dari perkataan, tetapi terdiri dari “kuasa”.  Oleh sebab itu, Rasul Paulus berkata: Terlebih suka aku bermegah di dalam kelemahan, supaya kuasa TUHAN turun menaungi, menjadi perlindungan, pembelaan dari Covid-19, termasuk varian-varian yang baru, yang lebih ganas; itulah yang menjadi perlindungan bagi kita.
Biarlah seluruh kehidupan kita dilumuri oleh darah salib Kristus. Kalau kita sudah melihat dan menemukan Anak Domba Allah telah disembelih, maka marilah kita menggabungkan diri dengan pengalaman itu sampai satu dalam kematian-Nya, sehingga seluruh hidup kita, dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya dilumuri oleh darah salib Kristus; itulah yang menjadi perlindungan, itu yang menjadi naungan, itu yang menjadi pembelaan bagi kita terhadap Covid-19, termasuk varian-varian yang ganas yang akan menyusul.
 
Jangan bergantung kepada yang lain-lain, tetapi bergantunglah kepada darah salib.
-          Kalau pikiran kita berdarah-darah karena memikirkan ibadah pelayanan dalam penggembalaan, puji TUHAN.
-          Kalau mata kita berdarah-darah karena selalu memandang salib Kristus, memperhatikan ibadah dan pelayanan, dan apa yang harus dikerjakan, puji TUHAN.
-          Kalau telinga kita berdarah-darah karena dengar-dengaran, puji TUHAN.
-          Kalau mulut kita berdarah-darah karena memuji TUHAN, puji TUHAN.
-          Bahkan sampai kepada dua tangan dan dua kaki berdarah-darah, sampai ujung jari berdarah-darah, karena mengerjakan ibadah pelayanan, puji TUHAN.
Itu adalah naungan, itu adalah pembelaan, itu adalah perlindungan terhadap apa yang terjadi ke depan.
Betapa baiknya TUHAN kepada kita. Lalu, mengapa kita tidak langsung dengar-dengaran terhadap gembala saja? Dihitung, dengar-dengaran, ikuti peraturan dalam penggembalaan, supaya nyata nanti perbedaan;
-          antara orang yang tergembala dengan orang yang tidak tergembala.
-          antara orang fasik dan orang benar.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment