KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 3, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 07 AGUSTUS 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 07 AGUSTUS 2021
 
STUDY YUSUF 
(Seri: 245)
 
Subtema: KETULUSAN
 
Segala puji hormat selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia, yang telah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan pemuda remaja, kita patut bersyukur. Dan selanjutnya damai sejahtera Kristus memerintah dihidup kita masing-masing dan bahagia di dalam hal menikmati sabda Allah.
Saya tidak lupa menyapa umat ketebusan TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming, video, internet, facebook, baik di dalam negeri maupun diluar negeri, dimanapun anda berada kiranya lawatan TUHAN berlaku atas kita masing-masing. Selanjutnya marilah kita berdoa dan mohonkan supaya firman itu keluar yakni terjadi pembukaan rahasia firman yang meneguhkan setiap kehidupan kita masing-masing di hari-hari terakhir ini. Terpujilah nama TUHAN.
 
Selanjutnya marilah kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggemblaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
 
Sebelum datang 7 tahun kelaparan, berarti tepatlah pada masa 7 tahun kelimpahan, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki.
·         Anak yang sulung diberi nama Manasye.
·         Anak yang kedua diberi nama Efraim.
Tentang nama-nama yang diberikan Yusuf kepada dua orang anak laki-laki nya, sebetulnya itu bukan hanya sekedar untuk disebut tetapi benar-benar terkandung suatu maksud di dalam nama itu. Suatu perkara tersirat di dalam kedua nama anak-anak Yusuf, dengan kata lain mengandung arti.
 
Kita kembali akan mengikuti, penjelasan tentang kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut, dimulai dari anak sulung yakni: MANASYE.
Manasye, artinya: Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku. Itulah kandungan makna yang terdapat di dalam nama Manasye. Jadi sesuai dengan apa yang dialami Yusuf itu sendiri.
Pendeknya: Yusuf telah melupakan seluruh perkaranya termasuk kesukaran-kesukaran pada waktu yang lalu. Mula-mula Yusuf melupakan kejahatan dan kebencian dari saudara-saudaranya, secara khusus terdapat pada Kejadian 37.
 
Kejadian 37:1-2
(37:1) Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan. (37:2) Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
 
Yusuf biasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara-saudaranya anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua gundik Yakub. Kata biasa jelas itu menunjuk bahwa Yusuf yang masih berumur 17 tahun atau masih muda, tetapi sudah menjadi suatu kehidupan yang tergembala. Pendeknya, hal tergembala tidak asing lagi bagi Yusuf.
 
Jadi, kalau kehidupan pemuda remaja tergembala dengan baik dan benar, dan sungguh-sungguh memberikan dirinya untuk digembalakan oleh gembala Agung, maka hal tergembala tidak asing bagi dia. Justru kalau dia jauh dari penggembalaan ada sesuatu yang kurang bagi dia.
 
“… Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.”
Selanjutnya Yusuf memberitahukan kepada Yakub ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya, artinya di sini: Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi pergumulan dalam menghadapi kejahatan saudaranya diserahkan kepada Yakub, ayahnya itu.
 
Sejenak kita melihat apa yang di ajarkan oleh TUHAN Yesus sesuai dengan tulisan rasul Petrus
1 Petrus 2:19-23
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
 
Ayat 19-20 berbicara tentang kasih karunia, sumbernya adalah sengsara atau penderitaan Kristus.
Inilah penderitaan Kristus yang diceritakan Petrus, yaitu: 
·         Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki = kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan. 
·         Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, sebaliknya justru Ia menyerahkannya segala pergumulan hidupnya kepada Allah yang berhak menghakimi dengan adil.
Pendeknya, kejahatan tidak dibalas kejahatan, menunjukkan bahwa hati Yusuf penuh dengan pengampunan oleh karena kasih Allah. Inilah gambar dan bayangan dari suatu kehidupan yang tergembala.
 
Kejadian 37:3-4
(37:3) Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. (37:4) Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
 
Yakub membuat jubah yang maha indah untuk Yusuf sebab Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain. Kalau malam ini kita ada di tengah perhimpunan Ibadah Kaum Muda Remaja, lalu kita dapat menikmati pelayanan dari Imam Besar Agung, jelas itu tanda bahwa TUHAN lebih mengasihi kita dari orang-orang yang ada diluar penggembalaan ini.
Melihat hal itu bencilah saudara-saudaranya kepada Yusuf bahkan tidak mau menyapanya dengan ramah.
 
Jubah yang maha indah -> karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus.
Pendeknya, kebencian itu timbul sejak Yusuf menerima jubah yang maha indah, sejak itulah kebencian itu nampak jelas ada dalam diri saudara-saudara Yusuf. Jadi, apabila seorang pelayan TUHAN atau hamba TUHAN semakin diperlengkapi oleh karunia-karunia Roh Kudus hal itu akan memicu kebencian dari pihak saudara-saudara yang lain. Maka seorang hamba TUHAN yang diperlengkapi oleh TUHAN, tidak perlu merasa heran manakala kebencian itu terjadi dan itu dialami. Singkat kata, jubah adalah pelayanan yang berarti karunia Roh El Kudus.
 
Sejenak kita melihat KARUNIA ROH EL KUDUS.
1 Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
 
Rupa-rupa karunia merupakan pengasihan dari Allah Roh Kudus. Sebagaimana Yakub telah memberikan jubah yang maha indah karena dia lebih mengasihi Yusuf lebih dari anak-anak yang lain.
Yakub adalah gambaran dari Allah Roh Kudus.
 
Mari kita lihat karunia-karunia Roh Kudus,
1 Korintus 12:7
(12:7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (12:8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (12:9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (12:10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
 
Ada 9 karunia Roh Kudus yang dibagi atas:
A.  3 karunia pembukaan; hikmat, pengetahuan, menimbang.
B.  3 karunia kuasa; iman, kesembuhan, mujizat.
C.  3 karunia penyembahan; nubuat, bahasa roh, menafsirkan bahasa roh.
Terkait karunia-karunia ini, betul-betul akan menimbulkan kecemburuan bagi saudara-saudara yang lain.
 
Kidung Agung 5:7-9
(5:7) Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok. (5:8) Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku! (5:9) -- Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?
 
Perkataan dari mempelai perempuan kepada puteri-puteri Yerusalem: “bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!” Perkataan ini menunjukkan, bahwa mempelai perempuan mencari Mempelai Laki-Laki Sorga dengan kesungguhan hatinya, oleh karena cintanya yang begitu hebat/mendalam.
 
Mempelai perempuan mencari di lorong-lorong kota, dan akhirnya ia:
·         Dipukili.
·         Dilukai.
·         Sampai akhirnya selendang dirampas oleh peronda-peronda kota. Selendang itu menunjuk kepada karunia-karunia Roh El Kudus. Peronda-peronda kota = pemimpin bangsa-bangsa atau penanggung jawab dalam sebuah gereja/penggembalaan.
 
Jadi, mereka merampasi selendang dari mempelai perempuan itu karena cemburunya. Karunia-karunia Roh kudus dan jabatan-jabatan Roh El Kudus ini, memicu kecemburuan bagi saudara-saudara yang lain, memicu kemarahan-kemarahan yang lain.
Kalau TUHAN memakai seorang hamba TUHAN untuk menyingkapkan rahasia firman, maka segala sesuatu di dalam hati akan tersingkap, singkat kata segala dosa akan tersingkap dengan kata lain, dosa dibongkar dengan tuntas, itu akan memicu kecemburuan dan amarah. Karunia semacam ini memang akan memicu kecemburuan dari pihak gereja yang lain, saudara-saudara yang lain.
 
Tetapi di atas tadi saya sudah sampaikan, kejahatan dari saudara-saudara Yusuf itu terjadi setelah Yusuf menerima jubah yang maha indah, jadi kalau kejahatan itu terjadi maka seorang hamba TUHAN yang diperlengkapi oleh TUHAN dengan karunia-karunia Roh Kudus tidak perlu merasa heran dan itu harus terjadi.
 
Setelah diperlengkapi dengan jubah yang maha indah oleh pengasihan roh, ternyata kepada Yusuf juga dipercayakan karunia mimpi atau pembukaan rahasia firman yang begitu limpah.
 
Kejadian 37:5
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
 
Adapun Kebencian dari saudara-saudara Yusuf semakin bertambah-tambah, dan itu terjadi setelah Yusuf menceritakan mimpi-mimpinya itu.
 
Tentang: KARUNIA HIKMAT ATAU KARUNIA MIMPI = PEMBUKAAN FIRMAN.
Yeremia 23:28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
 
Nabi yang beroleh mimpi harus menceritakan mimpinya itu, tidak boleh ditahan, tidak boleh dipendam hanya karena menjaga perasaan dari sidang jemaat supaya sidang jemaat tidak tersinggung. Hamba TUHAN semacam ini tidak berani menegor kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam diri sidang jemaat.
 
Kemudian, nabi yang beroleh firman TUHAN atau yang beroleh pembukaan firman TUHAN maka sudah seharusnya dia menceritakan firman itu dengan benar, berarti tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan.
Jangan salah mengerti, kalau hamba TUHAN jujur menyampaikan rahasia firman lalu dosa terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dari sidang jemaat terkoreksi, bukan berarti firman itu ditambahkan atau dikurangkan, tidak, dengan tujuan mengenai sasaran dari sidang jemaat, atau istilah Firman nembak-nembak. Tetapi memang bahwasanya seorang nabi yang beroleh firman TUHAN sudah seharusnya menceritakan firman TUHAN itu dengan benar tidak boleh ditambahkan dan dikurangkan, apapun resikonya harus disampaikan dengan benar.
 
Singkat kata: Gandum tidak sama dengan jerami.
Gandum -> Hamba TUHAN yang berisi penuh dengan Firman Allah yang murni dan benar untuk selanjutnya disampaikan.
Jerami -> Seorang hamba Tuhan yang tidak diisi dengan Firman Allah yang murni dan benar, sesuai dengan Injil Matius 7:15-16.
 
Demikian juga kalau kita perhatikan mimpi dari Firaun:
·         Mimpi yang pertama: Tampillah 7 lembu yang gemuk dari sungai Nil sesudah itu muncullah 7 lembu yang kurus menelan lembu yang gemuk.
·         Mimpi yang kedua: Keluarlah 7 bulir gandum, yang berisi atau bernas, kemudian muncullah 7 bulir gandum yang kosong lalu menelan 7 bulir gandum yang berisi.
Hal itu akan terjadi pada masa 7 tahun kelaparan, sesudah terjadi 7 tahun kelimpahan. Jadi jelas, tidak ada sangkut pautnya antara gandum dengan jerami.
 
Yeremia 23:29
(23:29) Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
 
Apabila pembukaan rahasia disampaikan dengan baik dan benar tidak ditahan-tahan, digambarkan dengan 2 hal:
1.      Seperti api. Sifat api: Membakar dan menghanguskan tabiat-tabiat daging, memang sakit bagi daging, itu sebabnya banyak hamba TUHAN tidak berani menyampaikan firman yang baik dan benar, banyak hamba TUHAN menahan-nahan Firman TUHAN, karena takut sidang jemaat tersinggung. Memang dia mengaku firman yang disampaikan itu benar, tetapi ada bagian yang ditahan-tahan.
2.      Seperti palu. Sifat palu: Menghancurkan bukit batu itulah kesombongan. Itu nyata kalau kita simak kisah pribadi Yesus, Dialah roti hidup yang memecah-mecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib, untuk kita nikmati.
Saat dinikmati terjadilah:
  • Gempa bumi, suatu goncangan menimpa atas bumi, bagi dunia itu suatu penghukuman tetapi bagi anak-anak TUHAN adalah suatu tanda kelepasan.
  • Bukit batu (bukit tinggi) terbelah.
 
Tadi kebencian dari saudara-saudara Yusuf semakin bertambah setelah Yusuf menyampaikan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Adapun mimpi-mimpi Yusuf akan kita temukan di dalam Kejadian 37.
Kejadian 37:6-7
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: (37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
 
Mimpi Yusuf yang pertama, berbicara tentang gunung Sion. Sebab di ayat 7 dikatakan: “Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
 
Yesaya 2:1-3
(2:1) Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. (2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
 
Akan terjadi di hari-hari terakhir gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung lain, oleh karena itulah segala bangsa akan berduyun-duyun kesana seperti 11 berkas gandum saudara-saudara Yusuf datang mengelilingi dan sujud menyembah.
 
Mengapa bangsa-bangsa dan sujud menyembah di gunung Sion? Jawabnya; 
1.      Karena dari Sion akan keluar pengajaran, kegunaannya: Mengajarkan kita tentang jalan-jalan TUHAN, sehingga langkah-langkah yang kita tempuh sesuai dengan ketetapan firman.
2.      Alasan kedua: Firman TUHAN dari Yerusalem, kegunaannya: Supaya kita berjalan menempuhnya atau mengikuti contoh teladan dari Yesus Kristus sebagai Imam Besar.
Ini adalah sistem yang baik dan benar di dalam hal mengumpulkan gandum (jiwa-jiwa), sehingga jiwa-jiwa datang berduyun-duyun datang ke rumah TUHAN naik ke gunung TUHAN, rumah Allah Yakub. Seperti yang dilakukan Yusuf berada di tengah - tengah kegiatan dalam hal mengikat gandum, ini jelas bicara ikatan jiwa-jiwa, pengumpulan terhadap jiwa-jiwa. Ini cara yang baik dan benar. 
 
Hal ini sangat sinkron sekali dengan apa yang dikatakan Salomo di dalam Amsal 30:18-19.
Amsal 30:18-19
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: (30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
 
Ada 4 hal yang tidak dimengerti oleh raja Salomo, ini pengakuan raja Salomo, seorang yang memiliki hikmat yang heran dan besar, tetapi sekalipun demikian dia tidak mampu memahami jalan-jalan Tuhan. Adapun jalan-jalan TUHAN:
1.      “Jalan rajawali di udara.” Jelas itu menunjuk Yesus Raja yang berkuasa dari sorga turun ke bumi. Tetapi oleh karena pengurapan dari sang Raja, kita juga dijadikan sebagai raja-raja kecil, imam-imam, pelayan-pelayan TUHAN. Ini langkah pertama, yang tidak bisa diselami oleh akal pikiran manusia. Saya dulu tidak pernah menyangka untuk menjadi seorang hamba TUHAN dan akhirnya sekarang menerima jabatan seorang gembala, oleh karena pengurapan-Nya, TUHAN jadikan saya sebagai imamat rajani. Saya tidak pahami, saya tidak pernah ingin untuk menjadi hamba TUHAN.
2.      “Jalan ular di atas cadas”, ini berbicara tentang sengsara Yesus sebagai MANUSIA, penderitaan Kristus di Kalvari di bukit Golgota, yang harus kita tempuh di atas bumi ini.
3.      “Jalan kapal di tengah-tengah laut”, jelas menunjuk: kebangkitan Yesus sebagai hamba digambarkan seperti kapal yang mengarungi lautan bebas, kemudian di dalam kapal membawa harta yang berharga dan mulia untuk selanjutnya mencari pelabuhan hati kita masing-masing. Manakala kapal itu bersandar di pelabuhan hati kita, maka segala harta Sorgawi yang berharga dan bernilai tinggi, akan dipindahkan untuk menjadi bagian dalam hidup kita masing-masing.
4.      “Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.” Ini menunjuk pribadi Yesus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga kelak bersanding dengan mempelai perempuannya. Inilah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini tidak bisa diselami oleh akal manusia, sekalipun Salomo memiliki hikmat yang luar biasa.
 
Dahulu 4 jalan ini asing dan tidak kita pahami oleh akal pikiran kita tetapi sekarang TUHAN tunjukkan kepada kita masing-masing.
 
Kemudian yang kedua tadi, firman TUHAN dari Yerusalem, kegunaannya: supaya kita berjalan menempuhnya.
Dengan demikian kita mengikuti contoh teladan dari Yesus Kristus sebagai Imam Besar. Yerusalem di sini gambaran dari hamba-hamba TUHAN atau guru-guru kebenaran dan contoh teladan mereka perlu diikuti.
Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung. Pekerjaan dari seorang Imam Besar Agung adalah melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa kita masing-masing. Sesudah itu lanjut Dia akan memimpin ibadah kita sampai pada puncaknya yakni doa penyembahan sesuai dengan Wahyu 8:3-4; kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dibakar sehingga asap dupa kemenyan itu naik ke hadirat Allah menembusi takhta Allah. Itu tugas dari Imam Besar sehingga kita dapat mengikuti contoh teladannya. Demikian juga sebagai Imam Besar Dia sudah meninggalkan contoh teladan bagi kita, sehingga kita mengikuti jejak-jejak yang ditinggalkan-Nya itu untuk itulah kita dipanggil sesuai dengan 1 Petrus 2:21. Inilah cara di dalam hal mengumpulkan jiwa-jiwa, ikatan gandum, sebab selaras dengan Injil Matius 3, dalam kisah Yohanes pembaptis.
 
Matius 3:12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
 
“Alat penampi sudah ditangan-Nya.” Kita sudah mengalami baptisan Roh (kepenuhan Roh Kudus) dan baptisan api (menghadapi ujian-ujian) bagaikan emas, dilempar ke dalam api, nanti keluar / tampil dalam kemurnian.
“Dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung” inilah sistem yang luar biasa di dalam hal mengumpulkan jiwa-jiwa, inilah cara Yusuf. Tetapi justru cara yang demikian tidak disukai oleh saudara-saudara yang lain, sehingga diputar balik, seolah-olah cara yang benar ini menjadi salah lalu berkata ditambahi dan dikurangi. Kenapa cara ini sungguh tidak disukai? Memang itu benar tidak disukai karena hal itu telah dialami Yusuf sendiri. Oleh karena mimpi kebencian itu semakin bertambah-tambah. Dan hari-hari ini saya semakin menyadari bahwa inilah firman Allah yang benar, sehingga manakala kebencian itu datang dari orang-orang yang kebakaran jenggot setelah dengar Firman, saya harus terima.
 
Kita kembali membaca Yesaya 2:2.
Yesaya 2:2
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
 
Gunung Sion berdiri tegak di hulu gunung-gunung, 1 berkas milik Yusuf itulah gunung Sion, kemudian nanti 11 berkas dari saudara-saudara Yusuf datang dan mengelilingi, sujud, menyembah.
 
Lebih jauh tentang gunung Sion.
Wahyu 14:1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
 
Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan 144.000 orang yang ditebus di muka bumi ini. 
Gunung Sion itu juga mempelai TUHAN jumlahnya ada 144.000 orang. Apa buktinya gunung Sion adalah milik kepunyaan TUHAN? Di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, ada meterai Allah, sebagai tanda milik kepunyaan Allah.
 
Adapun wujud dari Gunung Sion
Wahyu 14:3
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
 
Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari siapapun, berbicara tentang hubungan intim, hubungan nikah suci yang didasari oleh kasih Allah lewat doa penyembahan. Inilah wujud dari Gunung Sion. Jadi, sangat sinkron sekali dengan pekerjaan dari Imam Besar, memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan.
Inilah mimpi yang pertama yang diceritakan Yusuf kepada saudara-saudaranya.
 
1 Petrus 2:4-5
(2:3) jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. (2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (2:5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 
 
“… biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup”, artinya: Suatu kehidupan yang sudah menikmati kasih karunia dan kemurahan yang dianugerahkan TUHAN kepadanya. Itu batu hidup, beda dengan batu yang mati, seperti huruf-huruf yang tertulis pada dua loh batu.
 
Kita lihat batu yang hidup; kehidupan yang sudah menikmati kemurahan-kemurahan, kelimpahan-kelimpahan yang dianugerahkan oleh TUHAN, selanjutnya dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan rumah TUHAN bagi suatu imamat kudus untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
 
1 Petrus 2:6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
 
Singkat kata, TUHAN tidak akan mempermalukan mereka yang ada di atas gunung Sion, mereka yang menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, asal kita menghidupinya dan kita dihidupi oleh Pengajaran Pembangunan Tubuh Kristus. Sebab kita semua telah menerima kemurahan-kemurahan dan kelimpahan kasih karunia yang dianugerahkan TUHAN Yesus, TUHAN tidak akan pernah mempermalukan kita.
 
Hal yang senada dengan satu ikat berkas gandum yang tegak berdiri sudah disampaikan malam ini. Apa respon anda terhadap satu ikat gandum itu berbicara gunung Sion, cara yang benar dan berkenan di dalam hal mengumpulkan jiwa-jiwa.
 
Kejadian 37:8
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
 
Saudara-saudaranya tidak menyukai sistem atau cara yang benar di dalam hal mengumpulkan jiwa-jiwa. Itu sebabnya, banyak hamba TUHAN mengambil jalan pintas, misalnya; dengan mengadakan banyak sensasi, tetapi kalau saya tambahkan pernyataan saya tentang sensasi bisa sakit hati juga, padahal saya tidak bermaksud menyakiti. Dalam hal ini saya murni hanya untuk menyampaikan firman TUHAN dengan murni dan tulus, tidak bermaksud menyinggung hamba TUHAN, siapapun dia. Hanya karena mimpi yang pertama ini sudah diceritakan secara terang benderang, banyak orang kebakaran jenggot, akhirnya kita dipersalahkan. Tetapi tidak mengapa, hal itu terjadi dan kita terima saja.
 
Sekarang kita melihat mimpi Yusuf kedua.
Kejadian 37:9
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
 
Mimpi Yusuf yang kedua: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf.
Pendeknya, mimpi Yusuf yang kedua ini adalah nubuatan tentang tampilnya mempelai perempuan TUHAN di dalam Wahyu 12:1.
 
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Tampak suatu tanda besar di langit, tandanya:
·         Berselubungkan matahari. Berarti sudah diselimuti oleh kasih Allah Bapa.
·         Bulan dibawah kakinya, gambaran dari mempelai di bangun di atas korban Kristus dasar bangunan yang benar.
·         Sebuah mahkota dari 12 bintang di atas kepalanya, inilah kehidupan yang diurapi, yang ditinggikan oleh karena pengurapan Roh El Kudus.
 
Kita harus tahu pekerjaan dari orang-orang yang diurapi, seperti bintang-bintang di langit.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana bercahaya seperti bintang di cakrawala. 
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana adalah menuntun banyak orang kepada kebenaran. Sekarang kebenaran yang sejati duduk di sebelah kanan Allah yang Maha Besar.
 
Itu sebabnya, Matius 6:33 berkata: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Itu kebenaran yang sejati. Jangan kita bodoh dan pikiran dipelintir dengan ajaran asing, mengganti dengan cara-cara yang lain, metode-metode duniawi, sibuk berbicara tentang dunia karena dunia mendengar dia, sehingga lupa dengan sumber berkat.
 Tetapi hamba TUHAN yang diutus dari sorga digambarkan seperti bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala itu lah orang bijaksana, tugasnya menuntun banyak orang pada kebenaran yang sejati.
 
Matius 2:1
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 
 
Yesus lahir pada zaman raja Herodes menggambarkan Yesus adalah raja segala raja, sebab tandingan raja adalah raja. Lalu datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem, pusat kerajaan damai sejahtera. Itu sebabnya kita berada di Yerusalem saat ini, mencari Raja di atas segala raja.
 
Matius 2:2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
 
Orang Majus datang dari timur karena mereka sudah melihat bintang timur dan tujuan mereka mencari Raja di atas segala raja adalah untuk menyembah Dia, tidak ada yang lain. Tujuan kita untuk berada di Yerusalem adalah untuk menyemah Dia, itulah puncak ibadah, bukan untuk mencari berkat-berkat, sekalipun saya tidak menceritakan berkat jasmani, berkat kesembuhan, sebab dengan mendengar sepatah Firman pasti ada berkat kesembuhan terjadi. Tetapi tujuan kita berada di Yerusalem, di kota Allah, kota kudus, di tengah ibadah dan pelayanan adalah berbakti, berarti beribadah sampai pada puncaknya yaitu menyembah Dia, Raja di atas segala raja, bukan yang lain, bukan untuk mencari berkat, lalu lupa sumber berkat jasmani dan rohani. Berkati jasmani apa yang dimakan, minum, pakai, berkat rohani termasuk kesembuhan-kesembuhan (mujizat kesembuhan).
Lihatlah orang Majus betapa bijaksananya, mengapa? Karena dituntun oleh orang yang bijaksana makan yang dituntun juga pasti bijaksana, beda dengan orang buta menuntun orang buta, jatuh dalam kubangan yang sama.
 
Matius 2:10
(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
 
Apakah kita bahagia manakala dituntun orang yang bijaksana? Tetapi orang majus sungguh berbahagia, karena dituntun oleh bintang-bintang di langit, hamba TUHAN yang diurapi.
 
Matius 2:11
(2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
 
Mereka dituntun sampai kepada puncak ibadah, itulah kebenaran yang sejati, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah maha besar. Selanjutnya, di dalam penyembahan orang Majus mereka mempersembahkan 3 hal:
1.      Emas, berbicara tentang kemurnian dari pengajaran Firman Allah.
2.      Kemenyan -> Doa penyembahan yang didorong oleh kasih Allah.
3.      Mur, inilah pengurapan dari Allah Roh El Kudus.
Orang-orang majus gambaran dari manusia-manusia Ilahi, kehidupan yang sudah terangkat ke Sorga. Itulah Henokh, Musa, Elia. Emas dihubungkan dengan Musa. Kemenyan dihubungkan dengan Henokh. Mur dihubungkan dengan Elia.
 
Kita harus berbahagia manakala bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala itulah kehidupan hamba TUHAN penuh dengan kemuliaan oleh pengurapan besar yang menuntun orang kepada kebenaran.
 
Jadi, mimpi Yusuf yang kedua itu tentang tampilnya mempelai perempuan TUHAN. 
Lalu arah dan akhir dari keberadaan dari mempelai perempuan ini akan kita temukan di dalam Wahyu 19:6-9.
 
Wahyu 19:6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.] (19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
 
“Seperti deru guruh yang hebat” jelas berbicara tentang hubungan intim dan deruh guruh yang hebat ini juga berarti ada guncangan, guncangan itu bagi anak TUHAN tanda kelepasan, tetapi bagi dunia adalah penghukuman.
 
Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba.
Jadi mimpi Yusuf yang kedua adalah tampilnya mempelai perempuan TUHAN dan kelak akan bersanding dengan Mempelai Laki-Laki sorga dalam pesta nikah Anak Domba, dan itu adalah sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini. Jadi bukan soal-soal berkat. Muara dari ibadah-ibadah di atas muka bumi adalah pesta nikah Anak Domba. Itulah nubuatan atau mimpi kedua dari pada Yusuf.
Pesta nikah Anak Domba adalah Firman Allah yang murni dan benar, pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, itu firman Allah yang benar dan murni, diluar itu tidak murni, kalau hanya sibuk bicara berkat tidak murni, tidak sibuk mengarahkan sidang jemaat masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, tubuh mempelai. Apakah hidup kita hanya diukur sebatas berkat-berkat jasmani, sebatas mujizat kesembuhan? Belum tentu mujizat kesembuhan membawa seseorang sampai ke sorga. Yang membawa kita masuk sampai kerajaan sorga adalah: pengajaran pembangunan tubuh mempelai. Sidang jemaat harus di ajar, itulah wujud dari nubuatan Yusuf yang kedua.
 
Kejadian 37:10-11
(37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?" (37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
 
Yang menjadi motor penggerak dari kejahatan maupun kebencian dari saudara-saudara Yusuf adalah iri hati. Roh iri hati ini akan semakin hari semakin nampak. Percaya dengan apa yang saya sampaikan ini, dari saudara-saudara yang tidak memiliki Pengajaran Mempelai dari terangnya Tabernakel.
 
Kejadian 37:6
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
“Coba dengarkan”, kata dengarkan menunjukkan bahwa Yusuf menyampaikan mimpinya dengan baik dan benar, dengan tulus ikhlas, dengan kemurnian di hati, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Tetapi sekalipun demikian kebencian itu semakin bertambah-tambah oleh karena mimpi itu. Camkanlah apa yang sudah saya sampaikan ini.
 
Kita yang sudah didewasakan oleh pengajaran pembangunan tubuh Kristus harus semakin dewasa, di dalam menyikapi semua nubuatan-nubuatan, termasuk nubuatan pertama di dalam hal ikatan gandum, ikatan dalam hal mengumpulkan jiwa-jiwa. Kemudian nubuatan yang kedua, tampilnya mempelai perempuan yang akan bersanding dengan Mempelai Laki-Laki sorga, sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini. Betapa mulianya TUHAN sehingga menyatakan kasih karunia-Nya kepada kita semua.
 
Wujud kejahatan dan kebencian yang dimotori iri hati saudara-saudaranya.
Kejadian 37:12-15
(37:12) Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. (37:13) Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa." (37:14) Kata Israel kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem. (37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"
 
Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem, tetapi Yusuf ditinggalkan.
Ketika Yusuf diutus untuk menemui saudara-saudaranya yang lain yang sedang menggembalakan kambing domba di Sikhem, ternyata Yusuf tidak menemukan saudaranya disana. Jelas saudara-saudaranya ini tidak menghendaki bahwa penggembalaan mereka saling kena mengena dengan penggembalaan Yusuf. Egoisnya di situ. Padahal sistem penggembalaan yang diusung Yusuf adalah sistem penggembalaan yang benar, karena sistem penggembalaan dari Yusuf disitu menampilkan seorang Imam Besar. Jadi dalam sebuah penggembalaan harus ditampilkan gembala Agung di tengah-tengah ibadah itu.
 
Bukti di tengah ibadah dan pelayanan tampil Imam Besar Agung
Yang pertama: “Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Lihat jawaban Yusuf, kepada Yakub: “Ya bapa.”
 
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
 
Sebagai Imam Besar Agung Yesus telah mengadakan pendamaian atas dosa manusia di atas kayu salib, sebab Yesus berkata: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus meminum cawan Allah, artinya: menanggung penderitaan yang tidak harus di tanggung di atas kayu salib karena dosa manusia yang harus diperdamaikan, sehingga dengan demikian kehendak Allah terlaksana oleh-Nya, tetapi dimulai dengan doa penyahutan “Ya Bapaku.”
Maka, kitapun sebagai imam-imam di tengah-tengah pengutusan harus dengar-dengaran “Ya Bapaku.” Supaya dengan demikian kehendak Allah terlaksana. Inilah sistem penggembalaan yang benar,
 
Yang kedua: “Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku."
Yusuf diutus untuk membawa kabar tentang keadaan dari pada saudara-saudaranya termasuk kambing domba yang digembalakan oleh saudara-saudaranya.
Saya akhirnya merasakan apa yang dirasakan Yesus sebagai Imam Besar Agung, bahwasanya kita semua ada di jantung hati TUHAN.
 
Keluaran 28:16-21
(28:16) Haruslah itu empat persegi, lipat dua, sejengkal panjangnya dan sejengkal lebarnya. (28:17) Haruslah kautatah itu dengan permata tatahan, empat jajar permata: permata yaspis merah, krisolit, malakit, itulah jajar yang pertama; (28:18) jajar yang kedua: permata batu darah, lazurit, yaspis hijau; (28:19) jajar yang ketiga: permata ambar, akik, kecubung, (28:20) jajar yang keempat: permata pirus, krisopras dan nefrit. Dengan berikatkan emas, demikianlah permata-permata itu dalam tatahannya. (28:21) Sesuai dengan nama para anak Israel, permata itu haruslah dua belas banyaknya; dan pada tiap-tiap permata haruslah ada, diukirkan seperti meterai, nama salah satu suku dari yang dua belas itu.
 
Tapal dada ukurannya panjang dan lebar sejengkal. Kemudian, pada tapal dada itu ada 12 batu permata, tertata/tersusun dengan rapih, sesuai dengan jumlah 12 suku Israel terukir pada 12 batu permata tersebut.
 
Keluaran 28:28-29
(28:28) Kemudian haruslah tutup dada itu dengan gelangnya diikatkan kepada gelang baju efod dengan memakai tali ungu tua, sehingga tetap di atas sabuk baju efod, dan tutup dada itu tidak dapat bergeser dari baju efod.
(28:29) Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada pernyataan keputusan itu, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan TUHAN.
 
Tapal dada itu dengan 12 batu permata tatahan terukir 12 suku Isreal atasnya dan itu ada di jantung hati dari pada imam besar, tidak boleh bergeser. Kita ada di hati TUHAN, di jantung hati TUHAN, itulah tugas imam besar, lalu kehidupan kita dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Bapa. Gereja Tuhan (Sidang Mempelai-Nya) ada di jantung hati Imam Besar Agung, dipertanggungjawabkan dan posisi kita tetap ada di jantung hati TUHAN, tidak bergeser sedikitpun. Inilah sistem penggembalaan yang benar; dengan dibuktikan hadirnya Imam Besar Agung di tengah ibadah itu.
Bukti pertama; dengar-dengaran, bukti kedua; kita ada di jantung hati TUHAN, tidak bergeser sedikitpun. Segala sesuatu tentang keputusan TUHAN disampaikan kepada jantung hati TUHAN. Betapa Yesus bertanggungjawab atas jantung hati-Nya.
 
Tetapi lihat…
Kejadian 37:15-17
(37:15) Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?" (37:16) Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?" (37:17) Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.
 
Setelah Yusuf mencari kesana-kemari tidak menemukan di Sikhem akhirnya oleh karena pertolongan dari Roh El Kudus, Laki - Laki yang lain, orang asing itu jelas pekerjaan Roh Kudus, memberitahukan tentang keberadaan saudara-saudara Yusuf, akhirnya ia mencari ke Dotan sesuai dengan pemberitahuan dari Roh Kudus itu sendiri, dan ia menemukan saudara-saudara Yusuf sedang menggembalakan kambing domba disana.
 
Kejadian 37:18
(37:18) Dari jauh ia telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya.
 
Sekalipun demikian, dengan segala perjuangan yang keras untuk mempersatukan antar penggembalaan Yusuf, dengan penggembalaan saudara-saudaranya, namun ada daya upaya untuk membunuh Yusuf.
 
Kejadian 37:19
(37:19) Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!
 
Saudaranya berkata: “"Lihat, tukang mimpi kita itu datang!”
Perkataan ini menunjukkan bahwa saudara-saudara Yusuf mengecilkan nubuatan tidak menghargai nubuatan karena memang justru karena mimpi itulah kebencian saudara-saudara Yusuf semakin bertambah-tambah kepada Yusuf. Inilah kesukaran yang dialami oleh Yusuf, tatkala TUHAN mengaruniakan anak pertama, ia secepatnya memberi nama Manasye dan itulah tanda kemenangan yang dialami oleh Yusuf atas kejahatan dan kebencian yang terjadi dari pihak saudara-saudaranya kepada Yusuf. Jadi kelahiran anak pertama adalah tanda kemenangan, sukacita besar atas kebencian dari siasat-siasat Setan atas gereja TUHAN. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 

No comments:

Post a Comment