KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 25, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 22 AGUSTUS 2021



IBADAH RAYA MINGGU, 22 AGUSTUS 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 11)
 
Subtema: TANDA-TANDA YANG DAHSYAT DARI NABI-NABI PALSU
 
Pertama-tama saya mengucapkan segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
Tadi kesaksian dari sidang jemaat yang sudah bergabung 6 (enam) bulan lamanya dalam penggembalaan GPT “BETANIA” telah kita dengar bersama-sama, dan marilah kita doakan supaya kehidupannya semakin sungguh-sungguh tergembala dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon. Dan dia sudah merasakan perbedaan antara di luar TUHAN dan di dalam TUHAN; antara kehidupan yang tergembala dan kehidupan yang tidak tergembala; oleh sebab itu, marilah kita saling mendoakan satu dengan yang lain.
 
Tidak lupa juga saya menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, di tanah air, maupun di luar negeri, di manca negara, di mana pun berada.
 
Marilah kita dengan rendah hati menyambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU 13. Sebetulnya, kita sudah memasuki ayat 13 di petang ini; namun, untuk masuk pada ayat 13 bagian A, maka tidak salah jika kita awali pembacaan dari ayat 12 bagian A kembali.
 
Mari kita perhatikan Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi” Binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, itulah nabi-nabi palsu. Mari kita lihat PEKERJAAN DARI NABI-NABI PALSU.
Wahyu 13:12
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Berarti, seluruh pekerjaan binatang pertama, yang keluar dari dalam laut, yakni antikris, dijalankan atau dikerjakan oleh binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, yakni nabi-nabi palsu.
Kemudian, segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru-guru palsu atau pemimpin-pemimpin palsu dipantau dan disaksikan langsung oleh antikris (binatang pertama yang keluar dari dalam laut). Bahkan, tanpa ragu saya mengatakan; pada akhirnya, dunia akan turut menyoroti gerak langkah dan aktivitas dari gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, persis seperti apa yang dialami oleh nabi Daniel, secara khusus Daniel 6:5-6, 21-23.
 
Sekali waktu, dunia akan berubah menjadi gua singa, tepatnya pada saat pembinasa keji, yakni antikris, berdiri di tempat kudus, Bait Suci Allah, di mana mereka akan memerintah dan berkuasa atas dunia ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Hal ini dapat saudara perhatikan dalam 1 Petrus 4:17-18, Matius 24:15.
 
Singkat kata: Pada akhirnya, antikris bersinergi atau bekerja sama dengan nabi-nabi palsu, sebab seluruh kuasa atau pekerjaan dari antikris (binatang yang pertama, yang keluar dari dalam laut) dijalankan oleh nabi-nabi palsu (binatang yang kedua, yang keluar dari dalam bumi).
 
Yesaya 9:14
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor.
-          Kepala dari ular naga merah padam ialah tua-tua dan orang-orang yang terpandang.
-          Kemudian, ekor dari ular naga merah padam ialah nabi yang mengajarkan dusta, itulah nabi palsu.
Jadi, sudah sangat jelas, dari sini kita perhatikan: Kepala dan ekor dari ular naga merah padam itu bekerja sama atau bersinergi.
 
Kita lihat ayat referensi berikutnya di dalam Wahyu 12.
Wahyu 12:1
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Tanda besar di langit, itulah pengantin perempuan mempelai Anak Domba = Gereja TUHAN yang sempurna, tandanya:
1.       Berselubungkan matahari à Kasih dari Allah Bapa.
2.       Bulan di bawah kaki à Korban dari Yesus Kristus, Anak Allah.
3.       Mahkota dari dua belas bintang di atas kepala à Kehidupan yang diurapi oleh TUHAN.
 
Sengaja saya mengajak saudara untuk terlebih dahulu memperhatikan ayat Wahyu 12:1, namun sebetulnya, perhatian kita adalah “kepala dan ekor” yang ada pada ayat 3-4.
Wahyu 12:3-4
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. (12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
 
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit ... Tadi kita sudah melihat “tanda besar di langit”, namun di sini kita melihat; ada “tanda lain di langit”, tetapi tidak besar, sebagai tandingan dari “tanda besar di langit, itulah pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, gereja TUHAN yang sempurna”.
Jadi, ada juga “tanda lain di langit”, tetapi tidak besar, yaitu seekor naga merah padam yang besar:
-          Berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh à Antikris. Jadi, antikris itu adalah kepala dari naga merah padam yang besar.
-          Ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit à Nabi-nabi palsu, sesuai dengan Yesaya 9:14.
 
Kemudian, kalau perhatikan dengan sungguh-sungguh: Kepala dan ekor dari ular naga merah padam mempunyai peran tersendiri.
Kepala”, yakni antikris, sasarannya adalah;
-          mempelai perempuan yang sedang mengandung,
-          kemudian sasaran berikutnya adalah keturunannya -- atau anak yang dilahirkannya --.
Sebagai ayat referensi ialah Wahyu 12:4-5,13-17.
Sedangkan “ekor”, yakni nabi-nabi palsu, sasarannya adalah bintang-bintang di langit, itulah guru-guru atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah TUHAN, itulah gembala-gembala sidang.
Oleh sebab itu, saya sebagai gembala sidang, saya sebagai pemimpin rumah TUHAN harus lebih sungguh-sungguh lagi menyerahkan diri kepada TUHAN. Kalau sidang jemaat bisa menyembah setengah jam, satu jam, maka saya harus bisa berada di kaki salib berjam-jam untuk menikmati kemurahan TUHAN, untuk menantikan pembukaan rahasia Firman; kalau tidak, maka akan diseret oleh ekor naga (nabi-nabi palsu).
Jadi, kepala dan ekor ular naga merah padam itu, ternyata mempunyai peran tersendiri, bukan?
 
Kita lanjut memperhatikan Matius 24, dengan perikop: “Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu
Matius 24:23
(24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
 
Ayat 23 ini jelas berbicara tentang kelompok atau golongan. Kita tidak boleh percaya kepada suatu kelompok atau golongan, karena Pengajaran Pembangunan Tabernakel membawa kita kepada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, tidak boleh dikotak-kotak.
Oleh sebab itu, mulai dari dalam diri kita;
-          mulai dari dalam nikah, sudah harus mencerminkan nikah yang utuh,
-          sampai nikah yang lebih besar, yaitu dalam penggembalaan ini, satu dengan yang lain harus menyatakan diri dalam kesatuan tubuh,
-          dan akhirnya antar kandang penggembalaan, antar organisasi,
-          sampai nanti memuncak antar negara, yang memuncak sampai kepada kafir dan Israel bersatu.
Tanda kesatuan itu dimulai dari nikah; harus dibuktikan, tidak boleh ditutup-tutupi, sebab hal itu akan nampak di dalam kita mengikuti TUHAN, setengah mati nanti kita dalam mengikuti TUHAN. Kehidupan yang ditutup-tutupi, maka ia setengah mati di dalam mengikuti TUHAN.
 
Matius 24:24
(24:24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
 
Mesias-mesias (pemimpin-pemimpin) palsu -- itulah kepala dari ular naga merah padam -- serta nabi-nabi palsu -- itulah ekor dari pada ular naga merah padam -- akan muncul secara bersamaan. Kemudian, mereka akan bekerja sama untuk mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, dengan satu tujuan; sekiranya mungkin, baik kepala maupun ekor, mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Jadi, mereka tidaklah menyesatkan orang yang tersesat, melainkan menyesatkan orang-orang pilihan. Kalau yang tersesat, ia tidak perlu disesatkan; jadi, yang disesatkan oleh kepala dan ekor dari ular naga merah padam adalah orang-orang pilihan, sekiranya mungkin itu terjadi -- mereka sedang berusaha --.
 
Kalau kita pikul salib itu enak, sebab semua akan terkontrol. Bayangkan, kalau kita di luar salib, tidak ada yang kontrol, sehingga kita bebas berbuat apa saja, namun berujung binasa.
 
Mari, kita perhatikan 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN
Jadi, sebelum TUHAN datang, maka terlebih dahulu tampil banyaknya pendurhaka dari orang-orang yang murtad, dan jelas itu adalah antikris.
 
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Kedatangan si pendurhaka, yakni antikris, merupakan pekerjaan dari pada Iblis, ular naga merah padam, yang merupakan kepalanya sendiri. Kemudian, kemunculan dari antikris ini ternyata disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib dan tanda-tanda, serta mujizat-mujizat palsu.
 
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
 
Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat. Nabi-nabi palsu juga ternyata mengadakan tanda-tanda yang dahsyat.
 
-          Tadi, kita sudah melihat, bahwa kepala ular naga merah padam, yakni antikris, mengadakan tanda-tanda yang dahsyat.
-          Dan di sini kita perhatikan: Nabi-nabi palsu, itulah ekor dari ular naga merah padam, juga mengadakan tanda-tanda yang dahsyat.
Jadi, baik “kepala” maupun “ekor” sama-sama mengadakan tanda-tanda yang dahsyat.
 
Berbahagialah, karena kita mempunyai TUHAN Yesus Kristus yang mati di kayu salib; Dia melayani di atas muka bumi ini selama 3.5 (tiga setengah) tahun, Dia tidak sibuk hanya mengadakan mujizat. Tetapi dalam Filipi 2:5-8, sebagai manusia, Ia merendahkan diri serendah-rendahnya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, dengan lain kata; pekerjaan Allah Bapa dieksekusi dan diselesaikan di atas kayu salib.
Kalau hamba TUHAN hanya sibuk mengadakan tanda-tanda heran, itu belum akhir dari pekerjaan TUHAN; tetapi akhir dari pekerjaan TUHAN adalah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
 
Saya tidak mengerti, apakah saudara bisa mengikuti? Tetapi saya berharap, saudara bisa memahami hal ini. Oleh sebab itu, berdoa sungguh-sungguh, supaya TUHAN memberi hikmat. Janganlah kita berusaha untuk mengerti yang lahiriah, tetapi hati TUHAN tidak berusaha untuk kita mengerti; itu terlalu egois namanya.
 
Sekarang, mari kita perhatikan 2 Timotius 3, dengan perikop: “Keadaan manusia pada akhir zaman
Keadaan manusia di akhir zaman, hal itu tertulis dengan dengan jelas di dalam 2 Timotius 3:1-10. Ada 18 (delapan belas) dosa akhir zaman, yang tertulis pada ayat 1-4.
Kemudian, pada ayat 5, mereka menjalankan ibadah Taurat, itulah ibadah yang dijalankan secara daging. Maka, kalau 18 (delapan belas) dosa akhir zaman dibagi 3 (tiga), maka hasilnya adalah 6 (enam). 18 (delapan belas) : 3 (tiga) = 6 (enam). Tiga kali angka 6 (enam), itulah 666 (enam ratus enam puluh enam); itu adalah ibadah Taurat, ibadah daging.
 
Kemudian, pada ayat 6-7, mari kita baca dan perhatikan.
2 Timotius 3:6-7
(3:6) Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, (3:7) yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.
 
Inilah orang yang menjalankan ibadah lahiriah; ingin diajar, tetapi tidak pernah mengenal kebenaran, mengapa? Karena mereka sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu. Hati-hati dengan Kristen semacam ini.
 
Jangan sampai ketika diajar yang baik, namun justru berkata “saya belum tahu ya”. Saya sebagai hamba TUHAN tidak mungkin mengajarkan sidang jemaat tentang hal-hal yang tidak baik, saya pasti sampaikan yang baik; lalu untuk menolaknya, saudara dengan sengaja berkata: “Saya tidak tahu, ya” Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia ingin diajar tetapi tidak sampai kepada kebenaran, tidak sampai masuk sorga.
Itu sebabnya saya sangat berjuang di tengah ibadah dan pelayanan ini untuk memperhatikan sidang jemaat dalam segala perkara, itulah tugas saya. Tugas saya bukanlah untuk menerima amplop persembahan-persembahan, tetapi tugas saya adalah untuk memperhatikan hidup rohani dan nikah dari sidang jemaat. Saya perhatikan diri saya dulu; sesudah itu, saya bisa memperhatikan saudara. Saudara harus mengenal hamba TUHAN yang mau memperhatikan hidup rohani saudara, karena ini urusannya dengan “sorga atau neraka”, “selamat atau binasa”; jadi, jangan saudara berpikir hanya sementara waktu ini. Untuk apa yang sementara waktu ini diperhatikan, tetapi akhirnya binasa?  
 
2 Timotius 3:8-9
(3:8) Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. (3:9) Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.
 
Perhatikan: Yanes dan Yambres adalah gambaran dari nabi-nabi palsu, ekor dari naga merah padam, mereka dapat mengadakan tanda-tanda heran, yaitu tongkat menjadi ular. Jadi, mereka ini menentang Musa, menentang kebenaran; apa yang dilakukan oleh Musa, itu juga yang mereka lakukan. Singkatnya: Menentang Musa (hamba TUHAN) = menentang kebenaran, menentang salib di Golgota.
 
Pendeknya: Nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, sebab nabi-nabi palsu menentang kebenaran, yakni salib di Golgota, kemudian berusaha menyeret bintang-bintang di langit, yaitu hamba-hamba TUHAN yang diurapi.
 
Tadi kita sudah membaca dalam Wahyu 12:4, di mana ekor naga berusaha untuk menyeret sepertiga bintang di langit dan menjatuhkannya ke bumi. Kalau ekor naga dapat menyeret sepertiga bintang di langit dan menjatuhkannya ke bumi, lalu bagaimana dengan sidang jemaat, berapa persen sidang jemaat yang akan diseret oleh ekor naga itu?
Perhatikan: Mana yang lebih kuat; iman rohani dari sidang jemaat atau iman rohani dari pada hamba-hamba TUHAN? Tentu yang lebih kuat adalah iman rohani dari hamba-hamba TUHAN. Lalu, kalau sepertiga (satu dari tiga) bintang di langit diseret oleh ekor naga itu, maka sudah pasti jumlah sidang jemaat akan lebih banyak dijatuhkan ke bumi ini, akan lebih banyak diseret oleh ekor naga merah padam.
-          Kalau bintang di langit; sepertiganya akan diseret oleh ekor naga.
-          Lalu, kalau sidang jemaat, berapa jumlah mereka yang akan diseret? Sudah pasti lebih dari sepertiga.
Di Alkitab, tidak ditentukan berapa jumlah sidang jemaat yang akan diseret oleh ekor ular naga merah padam; oleh sebab itu, saya pun tidak berani menentukan jumlahnya. Tetapi Alkitab berkata: “sangat sedikit sekali orang yang masuk sorga”, sesuai Matius 7:13-14, karena tidak banyak orang yang mengikuti jalan sempit dan pintu sesak, sebab ia lebih suka mengikuti dagingnya, lebih suka mengikuti keinginan pikiran dan hatinya, lebih suka mengikuti maunya sendiri ketimbang mengikuti suara gembala Agung.
 
Ingat dan perhatikan baik-baik; kalau sepertiga (satu dari tiga) bintang di langit diseret oleh ekor naga, lalu bagaimana dengan kondisi sidang jemaat? Camkanlah hal ini dengan sungguh-sungguh. Yang diseret di sini sudah pasti “orang-orang yang percaya”, bukan orang-orang yang di luar, yang tidak mengenal TUHAN Yesus.
Inilah enaknya jika kita tergembala; kita dapat mengerti rencana TUHAN. Kalau hanya satu ayat disampaikan, lalu saudara dipaksa tepuk tangan “diberkati”, saudara pulang dengan tidak membawa apa-apa; nikah tetap begitu saja, tidak ada dalam kesatuan.
 
Mari kita perhatikan JAWABANNYA di dalam 1 Petrus 4.
1 Petrus 4:17
(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Penghakiman itu dimulai pada rumah Allah, dimulai dari diri kita masing-masing, orang yang percaya kepada TUHAN, milik TUHAN. Dan jika penghakiman itu dimulai dari pada kita -- itulah milik Allah yang telah diukur, menurut Wahyu 11:1 --, lalu bagaimanakah akhir hidup orang-orang yang tidak percaya dengan Injil Allah?
Tadi kita sudah melihat bahwa sepertiga bintang di langit diseret oleh ekor naga, lalu bagaimana dengan nasib orang-orang yang tidak percaya dengan Injil Allah?
 
Terlebih dahulu kita akan melihat INJIL ALLAH.
Injil Allah terbagi dalam 2 (dua) bagian:
YANG PERTAMA: Injil Sinoptik, yakni;
1.       Matius.
2.       Markus.
3.       Lukas.
4.       Yohanes.
Injil Sinoptik ini secara khusus menceritakan pribadi Yesus Kristus; Dialah Kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, yang kita nanti-nantikan.
YANG KEDUA: Kisah Para Rasul sampai dengan Kitab Wahyu.
Secara khusus, Injil ini menceritakan tentang keberadaan dari gereja TUHAN, dengan perincian:
1.       Kisah Para Rasul menceritakan tentang lahirnya gereja TUHAN.
2.       Surat Roma sampai dengan Yudas menceritakan tentang perkembangan rohani dari gereja TUHAN.
3.       Sedangkan Kitab Wahyu menceritakan tentang kedewasaan gereja TUHAN, itulah Yerusalem baru, pengantin perempuan, yang berhias berdandan untuk suaminya, itulah milik kepunyaan Allah yang telah diukur oleh TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: 1 Petrus 4:17 ini menceritakan bahwa penghakiman itu dimulai pada rumah Allah, dimulai pada diri anak-anak TUHAN, milik kepunyaan TUHAN. Lalu, bagaimana kesudahan mereka yang tidak percaya kepada Injil Allah, yang tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, lalu yang tidak mengalami perkembangan sampai dewasa rohani?
Itulah Injil Allah yang dibagi 2 (dua):
1.       Injil Sinoptik, yang secara khusus menceritakan Yesus Kristus, Kepala Gereja.
2.       Kisah Para Rasul sampai Wahyu, yang secara khusus menceritakan 3 (tiga) bagian dari keberadaan gereja; lahirnya gereja, perkembangan gereja, sampai kedewasaan gereja untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Namun bagi mereka yang yang tidak percaya kepada Injil Allah -- yang tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, lalu yang tidak mengalami perkembangan sampai dewasa rohani -- ialah yang akan mengalami ujian dari “kepala” dan “ekor” ular naga merah padam.
Lalu, bagaimana dengan nasib mereka yang tidak percaya kepada Injil Allah, yang tidak percaya kepada Kristus Kepala, yang tidak lahir baru, yang tidak mengalami perkembangan sampai dewasa rohani; bagaimana nasibnya?
 
Jangan saudara hanya berpikir “enak-enak” sekarang. Hati-hati, saudara harus mengerti apa yang saya katakan di kemudian hari. Lebih baik sekarang menyesal, dari pada nanti menyesal, tetapi sudah terlambat. Mungkin sekarang ini saudara sedang menggerutu kepada saya karena Firman yang saya sampaikan ini, tetapi nanti saudara akan paham apa yang saya maksud ini.
 
1 Petrus 4:18
(4:18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?
Jika orang benar (rumah TUHAN) yang sudah sampai kepada kedewasaan rohani hampir-hampir tidak diselamatkan, lalu bagaimana dengan yang tidak dewasa, yang tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala? Bagaimana dengan orang yang fasik, orang sombong, yang bertahan dengan dosanya?
Renungkanlah hal ini. Jangan saudara berpikir dan mengharapkan ibadah dari gereja lama; ibadah kita ini beda, sebab kita digembalakan oleh Pengajaran Tabernakel, kita digiring sampai kepada kedewasaan rohani, melewati jalan sempit dan pintu sesat.
 
Jika orang benar, rumah Allah, itulah milik kepunyaan TUHAN hampir-hampir tidak diselamatkan, bagaimana dengan nasib orang Kristen, yakni yang disebut orang fasik dan orang berdosa?  Kristen, tetapi fasik (sombong); Kristen, tetapi bertahan dengan dosanya, bertahan dengan tabiat dagingnya; bagaimana dengan nasib mereka?
Orang yang benar saja, hampir tidak selamat; milik TUHAN saja hampir tidak selamat; lalu bagaimana dengan nasib orang Kristen yang tetap dengan dosa kesombongan (fasik), bagaimana dengan nasib orang Kristen yang bertahan dengan dosa dagingnya?
Itulah yang saya tanyakan di atas tadi; kalau ekor naga tadi menyeret sepertiga, lalu kalau sidang jemaat berapa persen? Alkitab tidak menentukan, tetapi dari sini kita bisa melihat gambaran bagaimana dengan nasib orang Kristen yang bertahan dengan dosa kefasikan, dosa sombong, yang bertahan dengan tabiat dagingnya.
 
2 Tesalonika 2:9-11
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,
 
Kemunculan dari kepala dan ekor dari ular naga merah padam, ternyata disertai dengan;
-          rupa-rupa perbuatan ajaib,
-          tanda-tanda heran dan mujizat palsu,
-          dengan rupa-rupa atau ragam tipu daya jahat,
terhadap orang-orang yang harus binasa, yang akhirnya percaya akan dusta.
Jadi, kalau saudara datang di tengah ibadah hanya mengagumi mujizat, ini adalah tanda akan binasa; begitu salib disodorkan untuk dipikul, ia langsung mundur (murtad) dari salib, lama kelamaan ia akan mendurhaka dan berontak. Pertama-tama berontak terhadap gembala, lalu berontak kepada nabi, sampai akhirnya berontak kepada Yesus Kristus; cara kerja Setan itu perlahan, namun pasti.
Maka, kita tidak sadari, bahwa ternyata keadaan 30 (tiga puluh) tahun yang lalu dengan sekarang itu jauh berbeda; dosa yang terjadi pada 30 (tiga puluh) tahun yang lalu dengan sekarang itu berbeda. Tetapi perjalanan itu seperti panah dari jam dinding; perlahan, namun pasti, dan ternyata sudah menunjuk petang hari, di mana dosa sudah semakin memuncak. Dan oleh karena dosa, dunia menjadi gelap gulita.
 
Kembali saya sampaikan: Kemunculan dari kepala dan ekor dari ular naga merah padam, ternyata disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda heran dan mujizat palsu, dengan rupa-rupa atau ragam tipu daya jahat, terhadap orang-orang yang harus binasa. Siapakah orang-orang yang harus binasa? Yakni orang-orang yang tidak mengasihi dan tidak menerima kebenaran yang sejati, yaitu salib di Golgota.
 
Sesungguhnya, kalau kita perhatikan ayat 10: Dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Sesungguhnya, salib di Golgota itu berkuasa dan dapat menyelamatkan mereka, kalau mereka mau memikul salib, tetapi mereka tidak mau menerima dan tidak mau mengasihi, mereka hanya suka mujizat saja, menolak diajar salib, dan ujung-ujungnya itu semua diizinkan TUHAN.
 
Yesaya 9:14-15
(9:14) Tua-tua dan orang yang terpandang, itulah kepala, dan nabi yang mengajarkan dusta, itulah ekor. (9:15) Sebab orang-orang yang mengendalikan bangsa ini adalah penyesat, dan orang-orang yang dikendalikan mereka menjadi kacau. 
 
Orang-orang yang mengendalikan bangsa ini -- itulah kepala dan ekor ular naga merah padam -- adalah penyesat. Jadi, kepala dan ekor ular naga merah padam berusaha untuk menyesatkan bangsa-bangsa, sehingga semua orang menjadi kacau dan murtad.
 
Yesaya 9:16
(9:16) Sebab itu Tuhan tidak bersukacita karena teruna-teruna mereka, dan tidak sayang kepada anak-anak yatim dan janda-janda mereka, sebab sekaliannya mereka murtad dan berbuat jahat, dan setiap mulut berbicara bebal. Sekalipun semuanya ini terjadi, murka-Nya belum surut, dan tangan-Nya masih teracung.
Akhirnya, orang-orang yang kacau -- karena disesatkan oleh kepala dan ekor ular naga merah padam -- menjadi murtad; baik janda-janda, baik yatim piatu, teruna-teruna juga akan murtad, mundur dari TUHAN. Dan dalam keadaan kacau itu, itulah kesempatan bagi kepala dan ekor naga merah padam itu untuk mengendalikan semua penduduk bumi, seantero dunia ini.
 
Covid-19 dan varian-varian yang lainnya sedang mengguncang dunia ini. Setelah dunia diguncang, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah kacau balau. Pemerintahan kacau, ekonomi kacau, politik kacau, ujung-ujungnya nikah dan rumah tangga pun menjadi kacau; itulah kesempatan bagi kepala dan ekor untuk mengendalikan semua bangsa, “mau membeli atau tidak?
Kalau bukan hikmat TUHAN, siapa yang bisa menyatakan kemurahan TUHAN kepada kita? Pengetahuan manusia, sederet gelar di pundak belum sempurna untuk memperoleh keselamatan.
 
MENGAPA “KEPALA” DAN “EKOR” ULAR NAGA MERAH PADAM MENYESATKAN BANGSA-BANGSA DI BUMI?
2 Timotius 3:8
(3:8) Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.
Titus 1:15-16
(1:15) Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. (1:16) Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
 
Bagi orang suci semuanya suci; pakaiannya suci, perbuatannya suci, tangannya suci, kendaraannya pun suci, pekerjaannya suci, mulutnya suci, semuanya suci, pikiran dan hatinya suci; itulah orang suci.
Tetapi bagi orang najis, yang melacur kepada perkara lahiriah, yang melayani hanya karena harta kekayaan, karena motif-motif lain, itulah orang tidak beriman kepada TUHAN, maka suatu pun tidak ada yang suci, sebab yang penting baginya hanyalah uang, hanya perkara lahiriah.
 
Berkali-kali orang-orang yang hamil di luar nikah datang untuk meminta diberkati; saya tidak langsung menerimanya, saya terlebih dahulu memberikan pertanyaan kepada mereka. Pertanyaan pertama dari saya: Sudah pernah menikah sebelumnya? Kalau mereka berkata “belum”, berarti mereka lulus pertanyaan pertama.
Pertanyaan kedua: Sesudah diberkati, apakah anda mau tergembala sungguh-sungguh? Kalau mereka hanya mau meminta “petikan nikah”, silahkan cari hamba TUHAN di luar sana. Saudara tidak bisa sogok saya berapa milyar pun; saudara bisa cari hamba TUHAN di luar sana.
Saya punya dasar untuk mengatakan hal itu; setelah diberkati, nyawa mereka kelak dituntut oleh TUHAN, sesuai dengan apa yang tertulis dalam Yehezkiel 33. Jangan sampai setelah mereka diberkati, namun akhirnya mereka tidak tergembala; maka kelak saya akan dituntut oleh TUHAN.
Tetapi kalau memang dia berjanji mau tergembala, tidak usah bayar, sebab petikan nikah itu “tidak untuk dibayar”, asal tergembala sungguh-sungguh. Yang ditunggu TUHAN adalah hati kita, bukan uang yang banyak.
 
Kesimpulan dari pembacaan 2 Timotius 3:8 dan Titus 1:15-16 ialah baik nabi palsu (itulah ekor), maupun antikris (itulah kepala), ternyata akal mereka telah bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Itu sebabnya mereka berusaha untuk menyesatkan bangsa-bangsa, karena ternyata baik kepala maupun ekor; akal mereka telah bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Iman yang tidak tahan uji itu adalah iman kaleng-kaleng, iman abal-abal.
Itu sebabnya, baik kepala maupun ekor menyesatkan seantero dunia ini, karena ternyata akal mereka sudah bobrok dan iman mereka tidak tahan uji, sehingga terpaksa melacur kepada perkara lahiriah di tengah ibadah dan pelayanan, karena ia tidak kuat menderita. Dari pada menderita, lebih baik melacur, itu adalah dosa kenajisan dari perempuan Babel.
 
2 Korintus 10:16
(10:16) Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.
 
Di tengah-tengah pemberitaan Injil, Rasul Paulus tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai oleh hamba-hamba TUHAN lain di tengah ibadah pelayanannya, di daerah kerja yang dipatok untuk mereka; tidak serobot sidang jemaat.
 
2 Korintus 10:17
(10:17) "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
 
Kalau mau bermegah, bermegahlah di dalam TUHAN. Jangan sampai kita bermegah atas kelebihan-kelebihan yang kita punya. Kalau pun memiliki gelar tinggi, ya puji TUHAN, tidak perlu bermegah atas itu. Kalau pun mempunyai jabatan, tidak usah bermegah atas itu semua. Bermegahlah di dalam TUHAN.
 
Mengapa kita harus bermegah di dalam TUHAN, tepatnya di dalam salib?
2 Korintus 10:18
(10:18) Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
 
Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji. Orang yang suka memuji dirinya, ia tidak tahan uji; itulah kepala dan ekor ular naga merah padam, yang tidak tahan uji.
Melainkan orang yang dipuji TUHAN, itulah yang tahan uji. Orang yang bermegah dengan salib, itulah yang tahan uji dan itulah yang dipuji TUHAN.
 
Kalau hanya bermegah dengan berkat keberkatan, bermegah dengan berhasil keberhasilan, bermegah dengan berkat-berkat lahiriah, bermegah dengan mujizat, sensasi-sensasi, tetapi tidak bermegah dengan salib, maka orang seperti ini tidaklah tahan uji. Yang tahan uji ialah yang dipuji TUHAN. Siapa yang dipuji TUHAN? Itulah mereka yang bermegah dengan salib.
Jangan sampai nama kita “Puji Astuti”, tetapi tidak dipuji TUHAN. Mohon maaf bagi pemirsa yang bernama “Puji Astuti”, biarlah kiranya saudara tahan uji.
 
Jadi, barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam TUHAN; itulah pribadi Rasul Paulus, ia tidak bermegah karena keberhasilan yang dia capai. Mengapa? Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji TUHAN, yakni; orang yang bermegah di dalam salib Kristus, bukan yang bermegah atas kelebihan-kelebihannya, bukan bermegah karena keberhasilannya, bukan juga bermegah karena mujizat-mujizat dan sensasi.
 
Kalau kita lemah dan tidak berdaya, biarlah kita menyerah kepada TUHAN. Jangan sampai kita sudah lemah dan tidak berdaya, namun kita tidak mau menyerah. Jangan bermegah dengan kelebihan; jangan bertahan dengan kesombongan, sebab itu bukanlah orang yang tahan uji.
 
Mari kita lihat Mazmur 10.
Mazmur 10:2
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
Orang fasik -- tepatnya antikris -- giat memburu orang yang memikul salib, tetapi pada akhirnya, mereka sendiri akan terjebak dengan segala rancangan mereka yang mereka kerjakan, secara khusus selama 3.5 (tiga setengah) tahun, sebab sesudah itu, nafas Allah akan menghembuskan mereka semua dan akhirnya binasa.
 
Mazmur 10:3
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
Orang fasik (antikris) memuji-muji keinginan hatinya, mengapa? Mereka memuji-muji keinginan hatinya, karena antikris ini loba, serakah, tamak, cinta uang di tengah ibadah dan pelayanan mereka.
Jadi, mereka itu hanya bermegah dengan yang lahiriah, bukan bermegah terhadap salib Kristus; dan orang semacam ini suka memuji diri.
 
Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Dengan batang hidung ke atas (dengan kesombongan), mereka berkata: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikiran dari antikris, sehingga mereka berusaha untuk memuji-muji diri sendiri, memuji-muji rancangan sendiri, memuji-muji keinginan hati sendiri; dan orang yang semacam ini tidaklah tahan uji.
Yang tahan uji ialah yang dipuji TUHAN, yang bermegah dengan salib. Kalau seseorang tidak kuat dalam memikul salib, maka ia tidaklah tahan uji; percayalah.
 
BANDINGKAN DENGAN ORANG YANG TAHAN UJI; dia akan menyangkal dirinya dan memikul salibnya, dengan lain kata; bermegah dalam kelemahan.
2 Korintus 10:17-18
(10:17) "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (10:18) Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
 
Orang yang tahan uji adalah orang yang dipuji TUHAN à Orang yang bermegah di dalam TUHAN.
 
Lebih rinci tentang “bermegah di dalam TUHAN”
2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
 
Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, dan pada saat itulah, kepadanya dipercayakan oleh TUHAN:
1.       Penglihatan-penglihatan.
2.       Penyataan-penyataan.
Itu adalah suatu kelebihan yang luar biasa.
 
Diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, kalau dikaitkan dengan pelajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci.
Tabernakel terdiri dari 3 (tiga) daerah atau 3 (tiga) tingkatan:
-          Daerah pertama atau tingkatan pertama ialah HALAMAN.
-          Daerah kedua atau tingkatan kedua ialah RUANGAN SUCI.
-          Daerah ketiga atau tingkatan ketiga ialah RUANGAN MAHA SUCI.
 
Pada saat diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, pada saat itulah Rasul Paulus menerima hal-hal yang luar biasa, yang tidak diterima oleh kebanyakan hamba-hamba TUHAN, yaitu penglihatan-penglihatan dari TUHAN.
Secara khusus, dalam Ibrani 9, Rasul Paulus melihat sesuatu yang luar biasa, di mana cawan emas (ukupan emas) sudah berada di dalam Ruangan Maha Suci; untung dia melihat itu, sehingga kita tahu ukuran ibadah kita harus memuncak sampai doa penyembahan.
Setelah dia melihat itu, dia ceritakan kepada sidang jemaat di Korintus, dan hari ini, Rasul Paulus dalam tulisannya kepada sidang jemaat di Korintus, menceritakan penglihatan itu, bahwasanya ibadah harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, yang juga dia ceritakan kepada orang Ibrani.
Siapa yang bisa memahami bahwa puncak ibadah adalah doa penyembahan, kalau bukan Pengajaran Tabernakel? Jadi, jangan sampai saudara berkata “saya tidak tahu”, hati-hati. Saya mau tanya: Siapa yang menentukan Ibadah Raya pada hari Minggu? Ketentuan itu bukan dari sorga, bukan? Ketentuan itu manusia yang membuat; tetapi kita harus yakin bahwa 3 (tiga) macam ibadah pokok adalah kemurahan bagi kita, supaya terjadi step by step;
-          dari iman, itulah Ibadah Pendalaman Alkitab;
-          kemudian naik “pengharapan”, itulah Ibadah Raya Minggu (penuh dengan Roh Kudus);
-          sampai akhirnya memuncak kepada Ibadah Doa Penyembahan, itulah kasih dari sorga.
Jadi, harus ada tahapannya; masakan dari nol langsung memuncak, itu tidak mungkin. Itu sebabnya, Tabernakel ini disebut “miniatur sorgawi”, sebab Yesus adalah Tabernakel sejati. Yesuslah pusaka kita, sorga kita.
 
Kemudian, yang dilihat oleh Rasul Paulus adalah dia menerima penyataan-penyataan dari TUHAN, lalu diceritakan kepada jemaat di Korintus.
Apa itu penyataan-penyataan? Itu berbicara tentang hubungan intim, hubungan dalam nikah yang suci, disebut juga dengan nyanyian baru, yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain, kecuali orang yang melangsungkan hubungan intim itu dengan TUHAN, lewat doa penyembahan.
 
Setelah empat belas tahun melayani TUHAN, barulah Rasul Paulus menceritakannya kepada sidang jemaat di Korintus, dan hal ini pun diceritakan kepada kita pada malam hari ini; siapa kita yang bisa mengerti tentang suasana sorga, itulah tingkat tiga? Ini adalah kemurahan yang luar biasa.
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel adalah kelebihan, adalah hak kesulungan bagi kita semua. Lalu, bagaimana respon kita setelah menerima hak kesulungan yang luar biasa ini? Bagaimana sikap kita di hadapan TUHAN?
 
2 Korintus 12:5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
Atas orang itu aku hendak bermegah ... Saat dia dalam suasana rohani, dimensi lain, di mana dia diangkat ke tingkat yang ketiga, Rasul Paulus bermegah untuk yang rohani, tetapi atas diriku sendiri, yang lahiriah (jasmani) fana, aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Rasul Paulus hanya bermegah atas kelemahan-kelemahan, bukan atas dosa.
Kelemahan yang dimaksud di sini adalah salib; sengsara salib itu adalah kelemahan-kelemahan; jadi, bukan kelemahan karena dosa.
 
2 Korintus 12:6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.
Bermegah dalam hal kelebihan, bermegah dalam hal yang jasmani, bermegah dalam hal yang sifatnya daging, itu adalah perbuatan bodoh. Itu sebabnya, Rasul Paulus tidak bermegah atas kelebihannya, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadanya lebih dari apa yang mereka lihat atau yang mereka dengar dari Rasul Paulus.
 
Jadi, Rasul Paulus ini berkata-kata sesuai dengan perbuatannya, dengan lain kata; perbuatannya sesuai dengan perkataannya. Jangan sampai kita berkata-kata, tetapi tidak sesuai dengan perbuatan kita.
Kalau saya berkata menyembah tiga jam, empat jam, maka saya harus benar melakukannya. Masakan saya berkata “menyembah tiga jam”, tetapi ternyata saya tidak menyembah tiga jam; itu adalah dusta. Kalau saya bilang “empat jam”, berarti saya harus benar menyembah empat jam. Dan saya lakukan itu, supaya saya bisa mendapatkan pembukaan Firman sehingga saudara bisa menikmatinya dan mengerti rencana TUHAN; saudara harus mengerti itu.
Sekarang, kita sudah menerima “kelebihan” ini, lalu bagaimana selanjutnya; apakah harus menyombongkan diri? Jangan. Oleh sebab itu, bermegahlah atas kelemahan, bermegah atas salib.
 
2 Korintus 12:7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Supaya Rasul Paulus jangan meninggikan diri atas kelebihan-kelebihan yang dia terima dari TUHAN, ketika dia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga -- disebut juga Firdaus --, maka atas seizin TUHAN, ia diberi suatu duri dalam daging.
 
Misalnya:
-          Kalau suami melihat isteri belum tunduk, ya sudah; itu seizin TUHAN, supaya kita sebagai suami jangan berlaku sombong.
-          Atau sebaliknya, jika isteri melihat suami belum hidup sesuai Firman, tidak berlaku bijaksana di dalam hal mengasihi isteri, itu adalah duri dalam daging, supaya isteri tetap rendah hati.
Bermegahlah dalam kelemahan (sengsara salib), itulah yang tahan uji, bukan yang dipuji yang tahan uji. Bukan yang bermegah dalam kelebihan, bukan yang bermegah dalam keberhasilan, bukan yang bermegah atas berkat yang tahan uji, tetapi yang dipuji TUHAN-lah yang tahan uji. Biarlah kita semua menjadi suatu kehidupan yang dipuji TUHAN, itulah kehidupan yang bermegah dengan salib.
Kalau kita sungguh-sungguh memiliki roh Maria, maka kita dapat sungguh-sungguh menikmati kemurahan TUHAN.
 
Duri dalam daging -- secara khusus -- yang dialami oleh Rasul Paulus adalah seorang utusan Iblis untuk menggocoh dia, supaya dia jangan meninggikan diri. Duri dalam daging itu terjadi atas seizin TUHAN. Kalau tiba-tiba ada sesuatu perkara yang terjadi di luar pemikiran kita, itu bisa saja terjadi diizinkan oleh TUHAN, sebab TUHAN mau mendidik kita semua.
Saya banyak sekali dididik oleh TUHAN supaya tetap dalam keadaan rendah hati, bermegah dengan kelemahan (sengsara salib).
 
2 Korintus 12:8
(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Secara manusiawi, Rasul Paulus sudah tiga kali memohon kepada TUHAN supaya duri dalam daging itu tercabut; itu wajar, itu manusiawi. Kalau ditusuk duri, kita pasti merasa “sakit”, lalu pada saat kita memohon supaya tusukan duri itu ditarik, itu manusiawi; tetapi, harus sadar kembali, eling-eling TUHAN Yesus.
 
2 Korintus 12:9
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Bermegah terhadap salib, itu adalah kasih karunia TUHAN, itu adalah kemurahan TUHAN bagi kita semua, sebab justru ketika kita bermegah dalam kelemahan, ketika kita bermegah atas salib, maka kuasa TUHAN sempurna atas kita semua. Akhirnya, Rasul Paulus berkata: Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku, turun atas Rasul Paulus.
 
Kalau tidak bermegah dengan kelemahan, kalau tidak bermegah atas salib, maka orang semacam ini tidak kuat, ia tidak memiliki kuasa yang besar, walaupun mujizat terjadi di tengah ibadah dan pelayanannya. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, biarlah kita bermegah dalam kelemahan, bermegah dengan salib, supaya kita rendah hati, supaya kita kuat.
 
Perhatikan kalimat: Terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Siapa yang mendambakan kuasa Kristus turun atas kita masing-masing? Jika saudara mendambakan kuasa Kristus turun atas saudara, maka buktikanlah mulai dari hari ini. Jangan sedikit-sedikit cengeng, bersungut-sungut, ngomong di belakang, salahkan si A, salah si B, buktikanlah bahwa saudara adalah pribadi yang kuat, bermegahlah dalam salib. Hai kehidupan yang dipuji, bermegahlah dalam salib, tidak usah banyak ngomel, diam saja, supaya kuasa Kristus menjadi naungan kita masing-masing.
 
Kalau kita mau berlindung di bawah naungan kuasa manusia, maka manusia siapa yang bisa melindungi saudara? Pada usia 70 (tujuh puluh) tahun, manusia akan mati, lalu manusia mana yang bisa melindungi saudara? Manusia siapa yang bisa melindungi saudara, apalagi kalau besok uangnya sudah habis. Pada masa aniaya antikris, uang itu tidak berlaku. Tetapi biarlah kiranya kuasa Kristus turun menjadi naungan bagi kita masing-masing, sampai kepada kesudahan dunia ini.
Bermegahlah dalam salib Kristus. Kalau pun ada duri, ya diam saja; jangan terlalu banyak menuntut. TUHAN bisa saja berkata: “salahmu saja banyak kok”, tetapi TUHAN tidak ada tuntut kita. Ayo, miliki akal yang sehat.
 
2 Korintus 12:10
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
 
Akhirnya, Rasul Paulus berkata: Aku senang dan rela ...
1.       di dalam kelemahan,
2.       di dalam siksaan,
3.       di dalam kesukaran,
4.       di dalam penganiayaan ,
5.       dan kesesakan,
oleh karena salib Kristus, sebab jika aku lemah, jika bermegah dalam kelemahan, maka aku kuat, menjadi strong girl, strong men. Bersyukurlah bahwa kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya.
 
Sekarang, kita akan melihat “cara mengenal kepala dan ekor naga”. Bukankah enak kalau kita tergembala? Tidak mungkin kita bisa mengenal “kepala” dan “ekor” kalau bukan TUHAN yang mengajari kita. Jangan beribadah independen, tetapi beribadah itu harus “tergembala”. Di dalam pemerintahan ada independen, tetapi dalam tergembala tidak ada independen; semuanya digembalakan oleh Gembala Agung. Jangan pernah ada yang merasa diri bisa; jangan memuji diri, sebab engkau tidak tahan uji.
 
CARA MENGENAL KEPALA DAN EKOR NAGA.
Kita akan memperhatikannya dalam Wahyu 17, dengan perikop: “Penghakiman atas Babel”, penghakiman atas pelacur besar yang melayani karena cinta uang.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
 
Adapun binatang yang telah kaulihat itu;
-          telah ada, itulah bintang di langit,
-          namun tidak ada, dijatuhkan ke dalam lobang jurang maut, sesuai Wahyu 9,
-          tetapi akhirnya, ia akan muncul dari jurang maut dan menjadi antikris.
Telah “ada”, kemudian “tidak ada”, namun “ada”, muncul (tampil) sebagai antikris, dan ia menuju kepada kebinasaan sesudah berkuasa 3.5 (tiga setengah) tahun lamanya.
 
Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, yang namanya tidak terdaftar di sorga, akan heran. Mereka heran, “hebat ya, ada - tidak ada - lalu muncul lagi menjadi antikris, hebat ya”, ditambah lagi mujizat kesembuhan diadakan “hebat ya”.
Mereka heran ketika melihat bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi; ini “kepala” dan kuasanya, yang juga akan dikerjakan oleh “ekor”. Lalu, bagaimana kita dapat mengenali “kepala” dan “ekor” ini?
 
Wahyu 17:9
(17:9) Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
Yang penting adalah akal pikiran diisi penuh (mengandung) hikmat dari sorga. Kalau akal ini tidak diisi penuh dengan hikmat dari sorga, maka tidak mungkin kita bisa mengenal “kepala” dan “ekor” ular naga merah padam. Tidak mungkin kita tahu “yang ada”, “tidak ada”, lalu “muncul lagi”. Siapa yang dapat mengetahuinya? Oleh sebab itu, yang terpenting adalah akal ini diisi oleh hikmat sorgawi, itulah pembukaan Firman.
Jadi, jangan saudara mencari Firman yang “begitu begitu” saja; akhirnya, kita pun mengembara, tidak menetap dalam satu penggembalaan, dan berujung binasa, sebab orang yang mengembara tidak akan selamat.
 
Jadi, kita harus “tergembala”, sebab di atas rumput itulah kita menantikan TUHAN, lalu kita duduk di tanah, merendahkan diri serendah-rendahnya; di situlah kita menantikan TUHAN. Jadi, enak; sementara kita menantikan TUHAN, kita terus sibuk dengan pekerjaan TUHAN. Ketika TUHAN datang, namun kita sibuk dengan dunia, maka habislah kita, kemudian berkata: “tidak ada tiga macam ibadah pokok” Loh, padahal sudah jelas ayatnya dari Kejadian sampai Wahyu. Jadi, dibutuhkan kerendahan di hati.
 
TUHAN tahu segala pergumulan kita. Kalau ada duri, menangis saja di kaki salib, maka nanti TUHAN tolong. Mau ekonomi, keuangan, nikah rumah tangga, soal anak, soal pekerjaan, soal apa saja, TUHAN tahu, TUHAN tidak pernah tuntut kita. Yang TUHAN tuntut adalah hati kita; pikul saja salib itu supaya kita kuat, sebab itu adalah naungan dan perlindungan bagi kita semua.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk. Hati-hati, kalau ibadah itu sudah ditunggangi oleh soal kenajisan (percabulan), ibadah yang sudah dialihkan kepada prosperity (teori kemakmuran), bicara berhasil keberhasilan, berkat keberkatan, tinggalkan itu. Oleh sebab itu, yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat.
 
Dari mana hikmat datang? Dari mana akal ini mengandung hikmat? Dari mana pikiran ini ada hikmat sorgawi?
1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
 
-          Orang-orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran, mujizat.
-          Orang-orang Yunani -- yang bukan orang Yahudi --, itulah bangsa kafir, mencari hikmat. Begitulah orang dunia; berusaha mencari hikmat, menjadi orang yang terpandai, terpelajar, terpandang, cendikiawan.
Itulah pemikiran orang Yahudi dan orang Yunani. Lalu, bagaimana sikap dari Rasul Paulus terhadap keadaan dari pada Yahudi dan Yunani?
Sekalipun Yahudi mempunyai keinginannya dan Yunani mempunyai keinginannya, tetapi Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan; ia tidak mengikuti (tidak terpengaruh) era, tidak ikut zaman, tidak ikut situasi. Ketika orang sedang sibuk dengan pelayanan yang memakai tamborin, yang memakai baju sexy, namun Rasul Paulus tidak demikian. Ketika orang sedang sibuk dengan cara rubuh-rubuh, namun Rasul Paulus tidak ikut seperti itu. Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan dan tidak ikut zaman, tidak ikut arus dunia, dia tetap memberitakan salib.
 
-          Untuk orang-orang Yahudi, berita salib adalah sandungan besar.
-          Untuk orang bukan Yahudi (bangsa Yunani), yang hanya mencari hikmat, berita salib adalah suatu kebodohan.  Jika setiap hari ibadah, itu dianggap kebodohan. Jika di tengah-tengah ibadah ada banyak korban yang dipersembahkan, itu dianggap kebodohan. Kalau orang dunia terlalu pandai, maka ia akan menganggap bahwa ibadah ini adalah kebodohan.
Tetapi Rasul Paulus tidak peduli -- dan saya pun belajar untuk itu -- karena yang memelihara Rasul Paulus adalah TUHAN Yesus, bukan dari jumlah banyak sedikitnya jemaat.
Dari dahulu saya sudah hadapi jalan kaki sampai akhirnya kita berkumpul di sini, kita tetap dipelihara oleh TUHAN. Ini bukan berbicara soal kesombongan, tetapi saya mau menindiskan diriku kepada iman, bukan kepada yang lain-lain.
 
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
 
Untuk mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi (kafir), Kristus yang disalibkan adalah:
1.       Kekuatan Allah.
2.       Hikmat Allah.
Jadi, hikmat itu datangnya dari salib Kristus. Hikmat tidak datang dari yang lain-lain. Hikmat sorgawi berbeda dengan hikmat dunia.
Untuk itulah kita dipanggil dan selanjutnya dipakai oleh TUHAN, yaitu untuk mempermalukan hikmat dunia. Biarlah kita bodoh karena salib, tetapi dipakai oleh TUHAN untuk mempermalukan hikmat dunia.
 
Kita sudah melihat “kepala” dan “ekor” dari ular naga merah padam. Bagaimana untuk mengetahuinya? Yang terpenting adalah akal yang mengandung hikmat. Di pikiran ini janganlah hanya ada perkara lahiriah saja.
Bagaimana kita mau tahu sorga? Maka, akal ini harus mengandung hikmat sorgawi. Oleh sebab itu, sudah seyogianya kita senantiasa memikirkan salib di Golgota.
 
Wahyu 13:13
(13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
 
Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat ... Tadi, kita sudah memperhatikan; baik “kepala” mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, maupun “ekor” juga mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, di mana ekornya menyeret sepertiga bintang di langit. Kalau ekornya menyeret sepertiga bintang, lalu bagaimana dengan nasib orang Kristen yang bertahan dengan kesombongannya, yang berkutat dengan dosanya? Kalau sepertiga bintang di langit diseret, lalu bagaimana dengan sidang jemaat? Saya kira akan lebih banyak persenannya.
 
Kemudian, kalau kita perhatikan Wahyu 13 bagian B: Bahkan nabi-nabi palsu menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Dan hal ini akan kita perhatikan, jika TUHAN izinkan, di minggu yang akan datang; kita akan melihat bagaimana demonstrasi dari pada “ekor”, itulah nabi-nabi palsu, ketika mereka menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Mari kita berdoa untuk pemberitaan Firman di minggu yang akan datang; baik juga sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, marilah kita berdoa, bahkan saya juga meminta doa dari umat TUHAN yang senantiasa tekun mengikuti Ibadah Raya Minggu, digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming video internet; Youtube, Facebook.
Bantu doa; bagaimana kita melihat demonstrasi yang akan dikerjakan oleh ekor naga merah padam, itulah binatang kedua yang keluar dari dalam bumi, itulah nabi-nabi palsu, menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment