KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 26, 2021

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 AGUSTUS 2021



 IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 AGUSTUS 2021
 
KITAB KOLOSE
(Seri:157)
 
Subtema: PEKERJAAN PENDAMAIAN KARENA YESUS KEPALA
 
Segala puji dan segala hormat, selayaknya kita naikkan hanya bagi TUHAN yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah perhimpunan ibadah doa penyembahan di malam ini.
Saya juga tidak lupa menyapa sidang jemaat Tuhan yang ada di Bandung, di Malaysia, bahkan umat Tuhan yang setia dalam ketekunan ibadah doa penyembahan yang digembalakan oleh GPT BETANIA Serang dan Cilegon, Banten, baik di dalam negeri tanah air Sabang sampai Merauke maupun di luar negeri, di mancanegara, di tiap-tiap negara, dimanapun anda berada.
 
Marilah kita berdoa, kita mohonkan segala kemurahan Tuhan supaya kiranya Firman Tuhan keluar, yakni terjadi pembukaan Firman yang akan meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Mengingat hari ini adalah hari yang jahat, antikris sudah berada di ambang pintu, yang disebut juga kehidupan yang murtad dan pendurhaka. Sesudah itu barulah Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
Biarlah kiranya kita senantiasa tekun dalam TIGA MACAM IBADAH POKOK, bahkan ibadah itu yang akan memuncak sampai DOA PENYEMBAHAN. Sebab manakala kita senantiasa berada di dalam rumah Tuhan, di rumah Allah Yakub, maka Yesus akan tampil sebagai Kepala Gereja, Kepala Rumah Tuhan yang memimpin ibadah kita dan tampil sebagai Imam besar Agung melayani berdoa dan memperdamaikan dosa kita.
 
Kita bersyukur kepada Tuhan, Dialah sarana yang di jadikan oleh Tuhan untuk membawa kita sampai kepada kehidupan yang kekal, keselamatan yang sudah di sediakan oleh Tuhan bagi kita umat manusia.
 
 
Marilah kita sambut Firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan, yang di tulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Dengan perikop: “Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga”
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Pendeknya;
-          Seorang suami harus tahu untuk mengasihi istrinya dengan benar.
-          Kemudian seorang suami dilarang untuk berlaku kasar terhadap istrinya.
 
Lebih rinci tentang keberadaan tentang seorang suami di dalam 1 Petrus.
1 Petrus 3:7
(3:7) Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
 
Seorang suami juga di tuntut untuk; berlaku bijaksana terhadap istrinya.
 
Yesus Kristus adalah kepala Gereja dan Mempelai Pria Sorga, Dialah suami dalam kebenaran dan dalam keadilan, berarti; Tuhan Yesus adalah suami yang berlaku BIJAKSANA kepada Gereja Tuhan.
 
Terkait Kebijaksanaan maka kita akan baca di dalam Daniel 12.
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
 
Orang-orang bijaksana = bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala = bersinar terang di dalam kegelapan.
Adapun tugas dari orang-orang bijaksana: Menuntun banyak orang kepada kebenaran.
 
Maka dari itu, kita harus berdoa dan menaikkan permohonan kepada Tuhan supaya kiranya Tuhan mengirimkan hikmat, akal budi, dan kebijaksanaan, lewat pembukaan rahasia Firman Allah yang murni dan benar, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita di bumi ini.
Tujuannya adalah; untuk menuntun, untuk menggiring, bahkan untuk menggembalakan hidup rohani kita sampai kepada kebenaran yang sejati, yang sekarang duduk di sebelah kanan Allah yang maha besar. Seperti tuntutan dari injil Matius 6:33.
 
Sebagaimana Rasul Paulus terhadap sidang jemaat di Korintus, dengan perikop: “Israel sebagai suatu peringatan.
1 Korintus 10:14-15
(10:14) Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala! (10:15) Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!
 
Singkat kata; sebagai seorang yang bijaksana, Rasul Paulus menghimbau dan mengingatkan sidang jemaat di Korintus supaya mereka menjauhkan diri mereka dari penyembahan berhala.
 
Pada 15b, Rasul Paulus berkata: “Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan”. Kita hubungkan pada 1 Korintus 10:19.
1 Korintus 10:19-20
(10:19) Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? (10:20) Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. (10:21) Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.
 
Maksud Rasul Paulus adalah; bahwa persembahan bangsa Israel adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas menghimbau sidang jemaat di Korintus; agar mereka jangan bersekutu dengan roh-roh jahat seperti bangsa Israel selama 40 tahun dalam perjalanan di Padang Gurun.
Ternyata..Sekalipun bangsa Israel menjadi suatu barisan jemaat yang di pimpin oleh Musa atau menjadi rombongan yang nampaknya beribadah kepada Allah di padang gurun, namun kenyataannya; persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat bukan kepada Allah.
 
Ini suatu tindakan yang sangat di sayangkan karena persembahan mereka bukan kepada Allah melainkan kepada roh-roh jahat. Mengapa hal itu bisa terjadi?
 
Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat….tidak dapat minum dari cawan Tuhan atau beribadah melayani yang di hubungkan dengan Salib, tetapi dalam kesempatan yang lain bersekutu dengan roh-roh jahat.
 
Kita tidak dapat mendapatkan bagian dalam perjamuan Tuhan atau kita tidak dapat melakukan kehendak Allah Bapa di Surga apabila dalam kesempatan yang lain bersekutu dengan roh-roh jahat. Jadi, dalam satu sisi melakukan hal yang baik dan satu sisi yang lain melakukan hal yang tidak baik.
Itu tidak bisa di lakukan secara serentak, oleh sebab itu Rasul Paulus juga di dalam hal menjalankan rencana-rencana pelayanannya di hadapan Tuhan, juga tidak melakukan secara serentak atau secara serampangan.
Kita tidak dapat untuk hidup suci, namun di kesempatan yang lain melakukan hal yang jahat. Itu tidak bisa di lakukan secara bersamaan.
 
Mari kita melihat persekutuan bangsa Israel dengan roh-roh jahat di padang gurun selama 40 tahun pada 1 Korintus 10.
1 Korintus 10:6-18
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya kita jangan menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada suatu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
 
Adapun persekutuan bangsa Israel terhadap roh-roh jahat selama 40 tahun di padang gurun, antara lain:
1.       Pada ayat 6: Bangsa Israel menginginkan hal-hal yang jahat.
2.       Pada ayat 7: Bangsa Israel menyemah berhala.
3.       Pada ayat 8: Bangsa Israel melakukan percabulan.
4.       Pada ayat 9: Bangsa Israel mencobai TUHAN.
5.       Pada ayat 10: Bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan TUHAN.
 
Kita kembali mengikuti penjelasan dari hal yang ke-2, yaitu: Bangsa Israel menyembah berhala.
Adapun peristiwa tersebut tertulis dengan jelas pada kitab Musa yang kedua, yaitu  Keluaran 32:1-35.
Adapun Keluaran 32:1-35 menurut pembagiannya, antara lain:
a.        Ayat 1-6 tentang lembu emas.
b.       Ayat 7-14 tentang murka Allah kepada bangsa Israel.
c.        Ayat 15-20 tentang 2 (dua) loh batu yang dipecahkan.
d.       Ayat 21-29 tentang Musa marah kepada Harun, abangnya.
e.        Ayat 30-35 tentang Musa berdoa untuk bangsa Israel.
 
Kita masih mengikuti penjelasan tentang: MUSA BERDOA UNTUK BANGSA ISRAEL.
Namun terlebih dahulu kita membaca atau memeriksa pada Keluaran 32:31-32; ini bagian terakhir tentang lembu emas tuangan.
Keluaran 32:30-31
(32:30) Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa  besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian  karena dosamu itu." (32:31)  Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
 
Singkat kata dari apa yang sudah di baca; Musa tampil menghadap Allah untuk mengadakan pendamaian karena dosa besar yang telah di perbuat oleh bangsa Israel, yaitu: berhala lembu emas, itu dosa besar. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya; karena pekerjaan meninggalkan ibadah dan pelayanan, karena kesibukan lalu meninggalkan ibadah dan pelayanan, karena pendidikan, karena bisnis, dll. Itu adalah merupakan penyembahan berhala, termasuk kekerasan di hati itu juga merupakan penyembahan berhala, jadi sementara penyembahan berhala adalah DOSA BESAR di hadapan Tuhan, itu bukan dosa biasa. Jadi jangan sampai kita meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena sesuatu, itu dosa besar dan apapun alasannya; itu sebabnya pada ayat sebelumnya Tuhan izinkan Bani Lewi untuk mendapat kesempatan melayani Tuhan, tetapi dengan syarat harus menyandang pedang roh itulah Firman Allah, supaya membunuh tabiat daging dari orang-orang yang terdekat, tidak kompromi terhadap tabiat daging dari orang-orang terdekat; baik tabiat daging dari saudaranya, tabiat daging dari temannya, tabiat daging dari tetangganya, bahkan di dalam Kitab ulangan, tabiat daging dari anak laki-laki, maupun tabiat daging dari anak perempuan, bahkan tabiat daging dari orang tuapun harus di bunuh dengan pedang roh.
Anak harus hormat kepada orang tau, tetapi tabiat dagingnya harus di bunuh dengan pedang roh. Sehingga dengan demikian dia layak untuk melayani Tuhan, layak untuk melayani pekerjaan Tuhan.
 
Jadi singkat kata; Dosa penyembahan berhala itu merupakan dosa besar bukan dosa biasa. Untuk itulah Musa tampil di hadapan ALLAH untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa besar yang telah di perbuat oleh bangsa Israel.
 
Dengan perikop: “Kristus pengantara kita”
Pengantara, berarti ; menjadi pendamaian terhadap dosa. Imam-imam adalah pengantara antara Allah dengan manusia, demikian juga Kristus sebagai Imam besar adalah pengantara bagi kita, Dia akan mengadakan pendamaian terhadap dosa.
1 Yohanes2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
 
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa...Firman Allah yang di tuliskan oleh karena ilham Roh Kudus di sampaikan, tujuannya adalah; supaya kita semua tidak berbuat dosa.
Namun jika seorang berbuat dosa...mengapa kalimat ini ada? karena Roh itu penurut, tetapi daging lemah, sehingga apabila seorang berbuat dosa kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa yaitu Yesus Kristus yang adil, Ia adalah pendamaian untuk segala dosa manusia, bahkan untuk dosa dunia.
 
Memang tugas dari seorang imam, apalagi seorang pemimpin di dalam rumah Tuhan itulah Gembala sidang adalah untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa dari sidang jemaat yang di layani, sesuai dengan suratan tahbisan 1 Timotius 3:3.
Memang tahbisan dari seorang hamba Tuhan, tahbisan dari seorang imam, tahbisan dari seorang penilik, tahbisan dari seorang diaken, adalah; kepada Tuhan bukan kepada perkara-perkara lahiriah, bukan untuk memuji diri atau bermegah terhadap perkara lahiriah.
 
Pendeknya; Sebagai pengantara Yesus Kristus memperdamaikan dosa kita bahkan dosa seantero dunia.
 
Dengan perikop: “Pelayanan untuk pendamaian”
2  Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus  telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
 
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus  telah mendamaikan kita dengan Allah dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada hamba Tuhan Rasul Paulus. Bahkan mendamaikan dunia dengan Allah oleh Kristus.
 
Sebagai  pengantara Kristus telah:
-          Mendamaikan manusia dengan Allah, memperdamaikan dosa manusia dengan Allah.
-          Bahkan mendamaikan dosa dunia dengan Allah.
Jadi bukan hanya memperdamaikan dosa manusia, tetapi bahkan memperdamaikan dosa dunia dengan ALLAH.
 
Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami...Kepada seorang hamba Tuhan, kepada seorang imam, juga di percayakan berita pendamaian itu; kepada seorang imam, kepada seorang penilik, kepada seorang diaken, kepada seorang pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang.
Singkat kata; Allah telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada Rasul Paulus dan kepada rasul-rasul lainnya.
Pendeknya; sebagai utusan-utusan Kristus hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan, imam-imam, hendaklah membawa berita pendamaian = membawa berita salib. Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian itu di atas kayu salib, membawa berita pendamaian = membawa berita salib, dan itu di tegaskan di dalam 1 Petrus 2:9. Dengan perikop: “Yesus Kristus batu penjuru”
 
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib;
 
Kamulah bangsa yang terpilih = imamat yang rajani = bangsa yang kudus = umat kepunyaan Allah sendiri.
Adapun tugas, adalah; memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, itulah karya di Golgota.
Jadi memberitakan salib Kristus dimanapun berada itu tugas dari seorang imamat rajani, tugas dari seorang imam-imam, pelayan Tuhan, diaken-diaken, penilik-penilik atau pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang. Hendaklah kita membawa berita salib dimanapun kita berada, baik dalam perkataan maupun perbuatan, tanda salib itu harus ada. Jangan kita terlalu mudah untuk berucap kata-kata hanya karena tidak sesuai dengan hati, dan jangan juga kita dengan mudah bertindak dengan tindakan yang tidak berkenan kepada Tuhan, dan juga karena tidak sesuai dengan hati. Yang pasti tugas dari seorang imam, tugas dari seorang pelayan Tuhan, tugas dari seorang pemimpin rumah Tuhan itulah gembala sidang, adalah; membawa berita salib, membawa berita pendamaian dimanapun berada dan dalam situasi kondisi apapun, supaya kita layak di mata Tuhan, layak dan berkenan kepada Tuhan. Jangan kita disebut imamat rajani, pelayan Tuhan tapi tidak membawa berita salib dan pendamaian, itu adalah suatu hal yang tidak masuk akal.
 
Kita harus belajar untuk melakukan apa yang di inginkan oleh Tuhan; belajar melakukan apa yang baik, apa yang benar, apa yang suci, apa yang mulia, kepada Tuhan. Belajar terus, jangan pernah berhenti untuk belajar, terus belajar, karena saya pribadi pun terus belajar, setiap saat, setiap hari saya belajar dan saya juga selalu di ajar oleh situasi, kondisi, keadaan yang ada dan saya juga mau belajar supaya berkenan dan semakin nyata pemakaian Tuhan, supaya di atas segalanya nama TUHAN dipermuliakan dan kita betul-betul ada di dalam rencana Allah yang besar.
 
Kita akan perhatikan 1 Petrus 1, jadi tugas dari imamat rajani milik kepunyaan Allah sendiri memberitakan perbuatan yang besar dari Dia itulah salib di Golgota; baik perkataan di tandai dengan salib, perbuatan juga di tandai dengan darah salib, bahkan dari ujung rambut sampai ujung kaki semuanya di tandai dengan darah salib, walaupun demikian tidak perlu tawar hati.
1 Petrus 1:9-11
(1:9) karena kamu telah telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. (1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
 
karena kamu telah telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu... Tujuan iman adalah keselamatan jiwa, jadi tujuan iman bukan perkara lahiriah, bukan berkat jasmani, datang ke ibadah bukan untuk melihat tanda-tanda heran ataupun mencari sensasi dari seorang hamba Tuhan; tetapi tujuan iman adalah keselamatan jiwa. Maka didalam pengikutan kita, kita sudah seharusnya mentahbiskan diri ini kepada iman, bukan mentahbiskan diri kepada perkara lahiriah atau berkat-berkat lahiriah.
 
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, bahkan nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagi manusia pada masa ini. Jadi nabi-nabi tidak berbuat tentang bilur-bilur Yesus tetapi nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan yang berasal dari kasih karunia, kemurahan Tuhan yang akan dinyatakan bagi manusia  pada masa sekarang.
Apabila bilur-bilur Yesus yang memberi kesembuhan itu bagian dari keselamatan, jadi keselamatan bukan bagian dari bilur-bilur yang memberi kesembuhan tetapi bilur-bilur yang memberi kesembuhan adalah bagian dari keselamatan; itu sebabnya nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia, tentang salib di Golgota sumber kasih karunia, sumber kemurahan. Supaya cara pikir kita berubah jangan menggunakan cara pikir yang lama . Mujizat oleh karena bilur-bilur yang memberi kesembuhan itu Puji Tuhan, karena memang itu harus terjadi tetapi nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan, tentang kasih karunia yang bersumber dari salib Golgota yang memberi keselamatan jiwa, itu yang di teliti dan diselidiki oleh nabi-nabi, jadi jangan sibuk dengan perkara yang lain di tengah ibadah pelayanan dan di dalam sebuah penggembalaan.
 
Nabi-nabi meneliti keselamatan itu sesuai dengan pimpinan Roh El-Kudus, sesuai pimpinan Roh kudus yang menguasai nabi-nabi Tuhan tersebut, bukan menurut kehendak daging, bukan menurut pengertian manusia sendiri, karena di dalam 2 Petrus 1:20, adalah:
2 Petrus 1:20
(1:20) Yang pertama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
 
Tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri...Firman tidak boleh di tafsir-tafsir, tetapi ayat menerangkan ayat, ayat menjelaskan ayat, sesuai dengan ilham Roh Kudus. Sebab tidak pernah nubuat di hasilkan dengan kehendak manusia tetapi oleh dorongan Roh Kudus, hamba-hamba Tuhan, nabi-nabi Tuhan, berbicara atas nama Tuhan. Jangan sampai menyampaikan Firman Tuhan sesuai dengan pengertiannya sendiri akibatnya banyak yang salah dan sesuai dengan keadaan, situasi dan kondisi, JANGAN TIDAK BOLEH.
Seorang hamba Tuhan meneliti dan menyelidiki Firman nubuatan itu harus dengan pimpinan Roh Tuhan, tetapi kalau di sampaikan hanya karena sesuai dengan situasi dan kondisi, kemudian di sampaikan hanya sesuai dengan pengertian manusia daging, itu bukan hamba Tuhan yang di pakai oleh Tuhan, itu adalah hamba Tuhan yang AMBISIUS di dalam melayani Tuhan.
Bahkan Roh Kudus telah bersaksi kemudian...Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh KristusMeneliti sesuai dengan pimpinan Roh Kudus, sesuai dengan pengaruh Roh Kudus itu yang menguasai mereka; bahkan Roh Tuhan memberikan kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus.
 
Jadi sebelum Yesus mati di atas kayu salib untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian dosa manusia dan dosa seantero dunia, Roh Kudus sudah memberi tahu tentang segala penderitaan yang akan menimpa Yesus Kristus, Roh Kudus sudah memberikan kesaksian segala penderitaan yang akan di alami oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, Jauh sebelum Yesus mati di atas kayu salib, jauh sebelum Yesus menderita di atas kayu salib, Roh Kudus itu sudah bersaksi kepada nabi-nabi tentang penderitaan yang akan di alami oleh Yesus supaya manusia dapat  mengalami pendamaian terhadap dosa, bahkan dunia ini mengalami pendamaian terhadap dosa.
 
Maka sudah sangat jelas bahwasanya sentral dari sebuah ibadah, sentral dari sebuah pelayanan adalah salib di Golgota dan tidak boleh lari dari hal itu. Dan Roh yang sama juga bersaksi tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah penderitaan yang di alami oleh Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib, jadi di balik salib ada kemuliaan tujuannya; supaya umat manusia tidak berputus asa, jangan rendah diri. Namun di balik kemuliaan ada salib supaya umat manusia tidak menjadi pribadi yang sombong, tidak menjadi pribadi yang suka bermegah terhadap kelebihan-kelebihan, tidak menjadi pribadi yang suka memuji diri sebab orang yang memuji diri tidak tahan uji, tetapi orang yang di puji Tuhanlah yang tahan uji, orang yang bermegah terhadap kelemahan, orang yang bermegah terhadap salib itulah yang tahan uji .
Jika seorang hamba Tuhan sibuk bermegah dalam kelebihan, sibuk memuji diri, sibuk berbicara tentang berkat, sibuk berbicara soal keberhasilan = memuji diri; orang yang memuji diri tidak tahan uji. Kalau andaikata orang tersebut tahan uji pasti sangkal diri pikul salib, tetapi karena tidak tahan uji terpaksa bermegah dengan kelebihan tetapi tidak mendapat pujian dari TUHAN.
 
Singkat kata; nabi-nabi bernubuat tentang keselamatan oleh penebusan dan pendamaian yang di kerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib.
 
1 Petrus 1:12
(1:12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
 
Seorang hamba Tuhan yang di pimpin dan di kuasai oleh Roh Tuhan, ia di utus untuk menyampaikan berita Injil dan itulah berita PENDAMAIAN, mengapa? karena berita itu ingin sekali diketahui oleh para malaikat-malaikat.
 
Perlu sekali di ketahui ; seorang imamat rajani atau seorang hamba Tuhan di utus membawa berita pendmaian bukan untuk melayani dirinya sendiri, berarti membawa berita pendamaian = rela menderita.
Inilah berita pendamaian yang ingin diketahui oleh para malaikat-malaikat, tetapi berita pendamaian itu tidak di sampaikan untuk para malaikat-malaikat tetapi di sampaikan untuk kita umat manusia bahkan untuk seantero dunia, oleh sebab itu kalau malaikat berbuat dosa langsung berubah menjadi setan dan sementara waktu di simpan di dalam gua untuk menantikan penghukuman kekal, kematian kekal dan di lemparkan ke dalam api neraka untuk selama-lamanya mati binasa. Oleh sebab  itu jangan di gua-gua, jangan suka menyembunyikan dosa .
 
Seorang hamba Tuhan yang di utus untuk membawa berita pendamaian bukan untuk melayani dirinya sendiri, berarti membawa berita pendamaian sudah harus rela MENDERITA. Melayani itu harus rela korban, jangan melayani hanya tampil di mimbar tetapi tenaga, pikiran, waktu, harta, kekayaan, uangnya tidak korban itu tidak imam namanya tetapi seorang hamba Tuhan yang di urapi di tengah pengutusannya dia harus rela menderita itu korban pendamaian.
Yesus datang ke dalam dunia ini untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib = rela menderita
 
Secepatnya kita hubungkan hal itu di dalam 2 Korintus 5.
2 Korintus 5:19-21
(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
 
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena manusia dan dosa seantero dunia supaya didalam Yesus Kristus kita dibenarkan oleh Allah ini adalah kasih karunia, inilah keselamatan yang di selidiki oleh para nabi, inilah yang semestinya diberitakan di tengah ibadah dan pelayanan untuk mendapatkan keselamatan, keselamatan yang kita terima itu adalah kasih karunia dan kemurahan oleh darah salib Kristus di Golgota.
 
Itulah keadaan seorang hamba Tuhan, dipercayakan untuk membawa berita pendamaian berarti menjadi korban untuk mendamaikan dosa manusia Dia yang harus menjadi korban.
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita dan dosa dunia supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.Untuk memperdamaikan dosa manusia maka seorang imam harus menjadi korban, rela menderita itu adalah imam. Kalau belum sampai jangkauan pikiran kita ke sana segeralah belajar dulu untuk mempraktekkan Firman sampai pengertian itu ada dalam akal ini, pengertian indah itu di kandung oleh akal, jadi jangan sembarang melayani, dan jangan sakit hati. Tetapi kalau hanya untuk tampil-tampil saya kira tidak layak untuk melayani Tuhan. Seorang hamba Tuhan, seorang imam di dalam hal mengerjakan pendamaian itu sudah seharusnya rela menderita untuk memperdamaikan dosa sesama harus rela berkorban, rela menderita; jangan sampai sebaliknya kita membuat orang lain menderita, melayani tapi orang lain menderita itu tidak benar, itu tidak pendamaian terhadap dosa tetapi merusak damai.
 
Tugas dari seorang imam “mengadakan pendamaian terhadap dosa” berarti, rela berkorban, rela menderita, yang penting dosa orang lain diperdamaikan kepada Allah.
Terkhusus kepada Imam; biarlah pengertian itu sampai melekat supaya tidak terkaget-kaget dalam pelayanannya.
 
Ibrani 2:13-18
(2:13) dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: “Sesungguhnya. inilah Aku dan anak-anak yang telah berikan Allah kepada-Ku.” (2:14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut; (2:15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (2:16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (2:17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (2:18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
 
“Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,”...Yesus anak Allah.
Singkat kata; Allah memberikan kepercayaan yang teramat besar kepada Yesus Kristus, sehingga dengan demikian Ia harus mati di atas kayu salib, untuk:
a.        Memusnahkan pekerjaan iblis yang berkuasa atas maut.
b.       Untuk membebaskan manusia yang terdiri dari darah dan daging dan dari perhambaan dosa.
 
Ini suatu tanggung jawab yang besar, sebab pada ayat 13; “Aku menaruh kepercayaan kepadanya” Yesus anak Allah dan lagi; sesungguhnya inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku. Jadi kepercayaan ALLAH kepada Anak adalah suatu tanggung jawab yang besar supaya seantero dunia ini selamat, karena Dia harus mengerjakan penebusan, pendamaian dosa di atas kayu salib
Jadi kepercayaan Tuhan kepada seorang hamba Tuhan semakin banyak maka tanggung jawabnya semakin besar; jangan sampai banyak pelayanan tapi dosa semakin bertambah-tambah, jangan sampai hal itu terjadi sebagaimana dalam Hosea 8:11.
 
Bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang TERDIRI DARI DARAH DAN DAGING, yang masih ditandai dengan kelemahan.
Jadi berita pendamaian itu betul-betul sangat ingin di ketahui oleh para malaikat-malaikat tetapi berita pendamaian tidak berlaku untuk malaikat, kecuali untuk keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging yang masih ditandai dengan kelemahan. Kalau malaikat satu kali berbuat dosa langsung berubah menjadi setan tetapi keturunan Abraham yang terdiri dari darah dan daging sungguh luar biasa, perhatian Tuhan, belas kasihan Tuhan luar biasa.
 
Berarti Ibrani 2:16 = Petrus 1:11-12, malaikat-malaikat Sorgawi penasaran dengan berita pendamaian karena sebetulnya mereka ingin sekali manakala jatuh dalam dosa masih mendapatkan pengampunan, tetapi mereka tidak memiliki wadah, sebaliknya manakala manusia jatuh dalam dosa ada wadah untuk menampung yaitu darah salib Kristus. Manusia terdiri dari darah dan daging; ada wadah untuk menampung darah Yesus Kristus, ada wadah untuk menampung kasih yang penuh dengan pengampunan, berarti; manusia sangat istimewa bagi Allah dan lebih berharga dari para malaikat.
 
Jadi manusia lebih berharga di mata Tuhan, oleh sebab itu kita harus menjunjung tinggi korban Kristus darah salib (simbiosis mutualisme) saling menghargai, kalau kita di permuliakan oleh Tuhan kita juga harus menjunjung tinggi korban, hargai darah salib, tampung darah salib sebanyak-banyaknya, tampung kasih dalam pengampunan yang besar karena kita berharga di mata Tuhan.
Kita adalah wadah dari darah salib, kita adalah wadah dari pengampunan kasih, itu tanda kita mulia di mata Tuhan.
 
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya...Tuhan harus menjadi manusia, dari sorga turun ke dunia dan sebagai manusia Ia merendahkan diri di atas kayu salib supaya Ia menjadi sebagai Imam Besar Agung, Ia menaruh belas kasihan dan setia kepada Allah untuk mengadakan pendamaian dosa kita dan dosa seantero dunia.
Jadi penebusan dan pendamaian yang di kerjakan oleh Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung di latarbelakangi oleh:
a.        Belas kasihan kepada keturunan Abraham yang di tandai dengan darah dan daging.
b.       Di pandang setia kepada Allah.
 
Jadi seorang imam sudah seharusnya memiliki roh yang senantiasa mau menaruh belas kasihan. Perhatian dan belas kasihan kepada sesama, tidak boleh egois.
Saya juga belajar untuk memperhatikan bukan saja diri saya tetapi saudara-saudara (sidang jemaat) saya perhatikan dan saya belajar untuk terus memperhatikan supaya semakin nyata pemakaian Tuhan, menaruh Roh belas kasih. Jangan lupa roh belas kasih itu penting, jangan melayani karena ambisi, tetapi milikilah roh belas kasihan karena kita juga hidup oleh karena kemurahan Tuhan dan perlakukanlah orang lain sebagaimana Tuhan memperlakukan kita dengan belas kasihan.
 
Belajar untuk setia dalam perkara kecil supaya kita juga di percaya dalam perkara yang lebih besar. Kita tidak mungkin setia dalam perkara besar kalau tidak setia dalam perkara kecil, kita harus terlebih dahulu buktikan untuk setia dalam perkara kecil, jangan menginginkan sesuatu yang besar sebelum membuktikan diri untuk setia dalam perkara kecil, percayalah ini sering banyak orang salah pengertian; ingin hal yang besar tapi dalam perkara yang kecil tidak setia, lupa!
 
Saudara ingat ini suatu rumus yang sangat menarik, kita dapat menolong mereka yang dicobai namun karena sudah terlebih dahulu menderita karena pencobaan, kalau kita sudah terlebih dahulu menderita cobaan maka tentu saja seorang imam dapat menolong mereka yang dicobai.
Kalau setan mencobai manusia tidak tanggung-tanggung, kalau tidak dapat menguasai diri hati panas itu bisa hancur-hancuran, nikah rumah tangga juga bisa hancur-hancuran. Bantu doa supaya saya juga bisa dapat menolong mereka yang menderita karena pencobaan, kita semua harus saling mendoakan; itu sebabnya setia rabu pukul 19.00 malam ada Biston keluarga, Rumah tangga. Di situ kesempatan untuk saling mendoakan jangan sampai kita jauh dari Biston keluarga karena itu sangat penting, kita satu dengan yang lain harus saling mendoakan.
 
Ibrani 3, dengan perikop: “Yesus lebih tinggi dari Musa.
Pada Keluaran 32 Musa tampil di hadapan Allah untuk mengadakan pendamaian atas dosa besar yang di perbuat oleh Israel; itulah berhala lembu emas. Pada pasal ini juga akan di jelaskan begitu, biarlah kiranya kita SETIA.
 
Ibrani 3:1-3
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan -Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
 
Kita semua yang sekarang berada dalam ibadah dan pelayanan dengan lain kata yang sudah mendapat panggilan sorgawi PANDANGLAH YESUS jangan pandang yang lain-lain, sebab:
-          Dia adalah Rasul yang di akui untuk memberitakan hal-hal yang akan datang, itulah kemuliaan kekal sorgawi.
-          Dia adalah Imam Besar yang kita akui untuk mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa manusia dan dosa dunia.
Oleh sebab itu yang sudah mendapatkan bagian panggilan dalam sorgwai pandanglah Yesus, jangan pandang yang lain; kalau kita pandang yang lain apalagi kalau untuk di jadikan sebagai barometer kita ini nanti mudah sekali lemah. Kalau perkara lahiriah di jadikan dasar kita untuk melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan ini sama seperti rumah yang di bangun di atas dasar pasir, tidak tahan uji, sebab itu pandanglah Yesus.
 
Mengapa kita mengakui Yesus sebagai Rasul dan Imam yang Besar Agung? sebab Dia setia kepada Allah seperti Musa setia dalam segenap rumah TUHAN (Tabernakel) Jangan pandang yang tidak setia, jangan pandang yang tidak kekal.
 
Ibrani 3:4
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
 
Singkat kata; Yesus terlebih besar dari pada Musa, walaupun Musa setia dalam rumah TUHAN (Tabernakel).
 
Ibrani 3:5
(3:4) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian. (3:5) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
 
Perbedaan antara Musa dan Yesus Kristus:
-          Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian.
-          Yesus Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai, tubuh-Nya, rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah hidup kita.
 
Orang bisa saja setia dalam segenap rumah TUHAN menjadi pelayan dalam rumah TUHAN, tetapi dia tidak akan mungkin dapat melakukan seperti apa yang dilakukan Yesus Anak Allah, mengepalai tubuh-Nya.
Yesus datang ke dunia ini bukan untuk dilayani, karena Dia bukan pemalas, Dia datang bukan untuk menjadi pengangguran, bayangkan kalau Dia datang sebagai pengangguran, serigala dan burung bekerja aktif , kalau sampai serigala dan burung menjadi kepala atas tubuh, maka Anak Manusia  tidak mempunyai tempat untuk  meletakkan kepala-Nya atas tubuh.
Dia setia untuk mengepalai rumah Tuhan, sekalipun  tubuh Kristus yang bermacam corak, karakter, perangai, tabiat-tabiat manusia, Yesus tetap setia mengepalai tubuh-Nya yang bermacam corak ini, ada yang; egois, merasa diri hebat, merasa diri mampu, susah ditegur, pemalas, tetapi sekalipun bermacam corak, Dia setia mengepalai rumah-Nya, tubuh-Nya.
Adakalanya seorang yang terdekat, tidak sesuai dengan di hati, maka sangat menjengkelkan sekali, dan itu baru kepada seseorang, tetapi lihat Yesus Anak Allah setia kepada Dia untuk mengepalai rumah-Nya, tubuh-nya yang bermacam corak, perangai, dan tabiat.
 
Musa seorang hamba Tuhan yang paling lembut di atas muka bumi ini, sampai hari ini tidak ada yang bisa menandingi kerendahan hati dan kelemah lembutan Musa, tetapi sekali waktu Musa lepas kontrol, dia memukul batu karang, tidak sesuai kehendak Tuhan karena memang keluar air banyak jemaat dipuaskan tetapi tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya Musa tidak setia. Tetapi Yesus Kristus setia sebagai Kepala atas tubuh-Nya  yang bermacam corak. inilah yang diharapkan Tuhan dari seorang imam, jangan hanya sibuk memikirkan dirinya, tabiat orang terdekat dengan dia. Kalau sudah tergembala jangan lagi sibuk dengan tabiat dari orang terdekat mu, terutama seorang imam, maka kejarlah kasih, damai, kesetiaan bersama-sama dengan orang yang berseru-seru kepada Tuhan dengan hati nurani yang murni.
Musa melayani tetapi dia bisa juga terpancing emosi, tetapi Yesus setia kepada Allah untuk menjadi Kepala atas tubuh-Nya yang bermacam corak ragam ini.
 
Dengan perikop: “Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang baru.
 
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang:  Ia telah melintasi kemah  yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini,-- (9:12 ) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus   bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,   tetapi dengan membawa darah-Nya   sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
 
Yesus telah mengadakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa, bukan dengan darah domba jantan dan darah anak lembu tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Ini jelas dan dengan itu Dia mendapat kelepasan KEKAL; ini jelas berbicara tentang penyerahan diri dan dengan demikian Ia dapat mengerjakan penebusan dan pendamaian terhadap dosa. Yesus adalah Tabernakel sejati, jadi Ia tidak perlu membawa darah lembu emas dan darah domba jantan tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri, ini berbicara tentang PENYERAHAN DIRI sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah.
 
Dengan perikop: “Ketekunan.
Ibrani 10:19
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
 
Mengalami perobekan daging = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kehendak Allah.
Ia lah Imam Besar Agung, Ia lah kepala rumah Tuhan yang setia kepada Tuhan. Jadi, sebagai Imam Besar Agung, sebagai kepala rumah Tuhan yang setia untuk mengepalai tubuh-Nya, berarti Dia membawa tubuh-Nya sampai pada kemuliaan kekal, karena Dia sudah mengalami perobekan daging dengan demikian jalan yang baru akan terbuka untuk kita boleh berada di dalam kerajaan atau kemuliaan KEKAL wujudnya Wahyu 8:3-4.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 
 
 

No comments:

Post a Comment